Categories
Istanbul

2020 Sisi Buruh Dokter

SEJARAH HARI INI 1 Mei Diperingati sebagai Hari Buruh atau May Day ...

SISI  BURUH  DOKTER

fx. wikan indrarto*)

Hari Pekerja Internasional atau Hari Buruh tahun 2020 terjadi saat pandemi COVID-19, dengan pelemahan ekonomi di banyak sektor bisnis yang merugikan buruh. Peringatan Hari Buruh diinisiasi oleh gerakan buruh internasional (The Second International Comunist and Socialists) di Paris, Perancis tahun 1889, diselenggarakan pada setiap May Day (1 Mei). Tanggal 1 Mei tersebut dipilih untuk memperingati protes keras di Haymarket Square Chicago, USA pada 1-4 Mei 1886, terkait jam kerja buruh, yaitu tidak boleh melebihi 8 jam sehari. Bagaimanakah dokter harus bersikap?

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2019/06/26/2019-hukum-bagi-dokter/

.

Organisasi global para buruh adalah ILO (International Labour Organization) yang didirikan pada tahun 1919 sebagai bagian Persetujuan Versailles setelah Perang Dunia I. Permasalahan dokter juga telah ditangani oleh ILO, misalnya rekomendasi no 69 tahun 1944, yaitu ‘Medical Care Recommendation’, yang berisi aturan tentang bukti rahasia, sertifikat medis, pelanggaran moral, dan hak privasi pasien. Hal yang terbaru ditangani ILO adalah ‘Direct Request of the Convention’ pada 2017, terkait  ‘Freedom of career medical officers of the armed forces to leave the service’, yang intinya adalah bahwa dokter militer dan kepolisian diizinkan untuk bekerja juga sebagai dokter swasta.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2019/05/13/2019-peran-lengkap-dokter/

.

Dokter adalah profesi medis yang sebenarnya dapat bekerja secara mandiri. Namun demikian, sebagian besar dokter di Indonesia adalah juga seorang pekerja di sebuah fasilitas kesehatan (faskes), baik primer seperti klinik maupun sekunder seperti RS. Dengan demikian, sebagian besar dokter juga adalah seorang buruh atau kelas pekerja, termasuk 4.883 Dokter Praktek Perorangan Mandiri dan para dokter yang bekerja di 2.086 faskes sekunder dan tersier (RS) pada era JKN (Jaminan Kesehatan Nasional). Namun demikian, upah atau jasa medis dokter dengan pembiayaan menggunakan sistem kapitasi di faskes primer maupun case-mix di faskes sekunder, sangat mungkin tidak mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78/2015 tentang Pengupahan, sehingga dirasakan sangat memberatkan dokter. Selain itu, komponen jasa pelayanan dokter, dibandingkan komponen pembiayaan yang lain adalah komponen tersering yang mungkin dipotong, apabila pencairan dana lebih kecil daripada klaim yang diajukan kepada BPJS Kesehatan.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2019/07/31/2019-tantangan-jkn/

.

Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang 29 tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran, yaitu Pasal 1 butir 12 dan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) pada Kamis, 26 April 2018, ditegaskan bahwa Ikatan Dokter Indonesia (IDI) adalah satu-satunya organisasi profesi kedokteran yang sah di Indonesia. Peran pengurus IDI adalah pendampingan anggota, sehingga para dokter dapat menghadirkan praktek kedokteran yang beretika, bermutu dan legal.

.

Dengan demikian, pendampingan para dokter dalam aspek finansial atau pengupahan tentu masih sangat sulit, karena tidak tersedianya serikat pekerja bagi para dokter. Oleh sebab itu, peran tersebut layak diakomodir oleh IDI, meskipun sebenarnya merupakan organisasi profesi, bukan serikat pekerja para dokter. PB IDI telah mulai melakukannya dengan mendesak pemerintah dan DPR, agar segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program JKN, melalui acara debat publik JKN di Gedung Stovia Jakarta pada hari Sabtu, 28 April 2018.

.

PB IDI menghimbau untuk terjadinya peningkatan premi (iuran) peserta JKN, karena sudah tidak sesuai dengan nilai keekonomian. Perjuangan IDI yang lain adalah agar tarif paket INA-CBG pada faskes swasta, seharusnya tidak sama dengan pada faskes milik pemerintah, karena sebenarnya RS pemerintah sudah menikmati subsidi negara sekitar 30%. Selain itu, PB IDI juga berperan untuk melindungi para dokter Indonesia dari serbuan dokter asing. Perpres Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA) telah juga dikritisi, agar para dokter Indonesia dapat terlindungi secara ‘fair’, adil dan bermartabat.

.

Pada era pandemi COVID-19 ini, PB IDI juga telah menyuarakan pandangan para dokter, sebagai pekerja profesional. Wafatnya dr. Kartono Muhammad, Ketua Umum Pengurus Besar (Ketum PB) IDI periode 1985-88 dan 1991-94, menyusul 25 orang dokter lainnya yang wafat karena infeksi virus corona di masa pandemi COVID-19 ini, sangat memperihatinkan. Pada Sabtu, 1 Februari 2020 PB IDI mendesak agar dilakukan proses karantina bagi WNI yang pulang dari Wuhan, China. Pada Senin, 16 Maret 2020 mendesak agar identitas PDP COVID-19 dibuka untuk umum, dalam rangka mempermudah proses ‘tracing’ dan memutus rantai penularan penyakit. Pada Jumat, 20 Maret 2020 mengusulkan adanya karantina wilayah, dan Sabtu, 28 Maret 2020 meminta jaminan pemenuhan APD (Alat Pelindung Diri) bagi dokter dan tenaga medis yang menangani COVID-19, juga adanya larangan mudik, agar penularan COVID-19 dapat lebih cepat dihentikan.

.

Aksi unjuk rasa para buruh di Indonesia direncanakan akan mengusung sejumlah tuntutan, yang berkaitan dengan bencana global wabah COVID-19. Paling tidak terkait Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau dirumahkan tanpa uang pesangon dan haknya sebagai karyawan. Selain itu, juga hak untuk mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR). Namun demikian, Markas Besar Kepolisian RI melarang adanya segala bentuk aksi dalam peringatan Hari Buruh pada Jumat, 1 Mei 2020 di tengah pandemi COVID-19.

.

Momentum Hari Buruh setiap tanggal 1 Mei, sebenarnya juga mengingatkan kita semua, bahwa para dokter adalah juga kelas pekerja. Pengurus IDI sebaiknya juga tetap menyuarakan secara lantang, keprihatinan dalam aspek pengupahan atau finansial dan proteksi bagi para dokter di Indonesia, terhadap dokter asing dan ganasnya COVID-19, yang saat ini belum diakomodasi secara baik. Namun demikian, para dokter sebagai pekerja atau memiliki sisi buruh, tetap konsisten akan melanjutkan karya kemanusiaan dan profesionalitasnya, dalam ikut menangani pandemi COVID-19.

Sudahkah kita bertindak bijak?

Sekian

Yogyakarta, 29 April 2020

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih, Lektor di FK UKDW Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA : 081227280161

Categories
Istanbul

2020 Hari Malaria Sedunia

SEJARAH HARI INI Peringatan Hari Malaria Sedunia 2019, Pesan WHO ...

HARI  MALARIA  SEDUNIA  2020

fx. wikan indrarto*)

Pada Hari Malaria Sedunia (World Malaria Day) Sabtu, 25 April 2020, dipromosikan “bebas malaria dimulai dari saya” (zero malaria starts with me). Ini adalah sebuah kampanye yang melibatkan segenap warga global, yang bertujuan untuk menjaga malaria agar tetap tinggi dalam agenda politik, memobilisasi sumber daya tambahan, dan memberdayakan masyarakat untuk mengambil tindakan dalam pencegahan dan perawatan malaria. Apa yang sebaiknya dilakukan?

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2019/06/30/2019-bebas-malaria/

.

Kita tahu bahwa melalui kepemimpinan negara dan aksi kolektif, kita dapat secara radikal mengurangi penderitaan dan kematian akibat malaria. Antara tahun 2000 dan 2014, jumlah kematian terkait malaria telah turun 40% di seluruh dunia, dari sekitar 743.000 menjadi 446.000.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2019/05/03/2019-vaksin-malaria/

.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, kemajuan tersebut terbukti terhenti. Menurut laporan malaria terakhir (World Malaria Report 2019), tidak ada prestasi global dalam mengurangi infeksi baru selama periode 2014 hingga 2018. Dan hampir sama banyak orang meninggal akibat malaria pada 2018 dibandingkan tahun sebelumnya.

.

Diperlukan tindakan mendesak untuk kembali ke jalur prestasi dan dengan mengatasi tantangan di setiap negara yang paling terkena dampak malaria. Kampanye “bebas malaria” melibatkan semua anggota masyarakat: para pemimpin politik yang mengendalikan keputusan dan anggaran kebijakan pemerintah; perusahaan sektor swasta yang akan mendapat manfaat dari tenaga kerja bebas malaria; dan masyarakat yang terkena dampak malaria, yang keterlibatan dan kepemilikan intervensi pengendalian malaria sangat penting untuk keberhasilan.

.

Karena COVID-19 menyebar dengan cepat ke seluruh dunia, ada kebutuhan mendesak untuk secara agresif mengatasi virus corona yang baru sambil memastikan bahwa penyakit pembunuh lainnya, seperti malaria, tidak diabaikan. WHO mendesak semua negara untuk memastikan kesinambungan layanan malaria dalam era pandemi,dengan praktik terbaik untuk melindungi petugas kesehatan dan masyarakat.

.

Selama pandemi COVID-19, komunitas malaria harus tetap berkomitmen untuk mendukung pencegahan infeksi malaria, penyakit dan kematian melalui layanan manajemen kasus dan pencegahan, sambil mempertahankan lingkungan yang aman untuk pasien, klien dan staf. Kematian karena malaria dan komorbiditasnya (anemia, kurang gizi, dll) Harus terus dicegah.

.

Telah diterbitkan sebuah panduan teknis khusus untuk intervensi malaria, termasuk pencegahan infeksi, perawatan dan pengobatan malaria. Selain itu, juga pemeriksaan laboratorium, layanan klinis, dan rantai pasokan obat, selama masa pandemi COVID-19 yang melelahkan ini. Negara endemis malaria di seluruh dunia telah melaporkan kasus COVID-19. Di Wilayah Afrika yang merupakan lebih dari 90% beban malaria global, 37 negara telah melaporkan kasus penyakit ini pada 25 Maret 2020. Dari jumlah tersebut, 10 negara melaporkan penularan penyakit lokal.

.

Dalam beberapa hari terakhir, ada laporan tentang penangguhan program penggunaan kelambu atau ‘insecticide-treated net’ (ITN) dan penyemprotan ruangan atau ‘ indoor residual spraying’ (IRS) di beberapa negara Afrika, karena kekhawatiran paparan COVID-19. Pada hal, penangguhan kampanye semacam itu akan membuat banyak populasi rentan berisiko lebih tinggi terkena malaria, terutama anak balita dan wanita hamil.

.

WHO sangat mendorong semua negara untuk tidak menunda perencanaan atau implementasi kegiatan pengendalian vektor nyamuk malaria, termasuk kampanye ITN dan IRS, sambil memastikan bahwa layanan ini dilakukan dengan menggunakan praktik terbaik, untuk melindungi dokter, pekerja kesehatan dan masyarakat dari infeksi COVID-19. Modifikasi strategi distribusi ITN dan pelaksanaan IRS yang direncanakan mungkin diperlukan untuk meminimalkan penularan COVID-19. ‘Alliance for Malaria Prevention’ telah memberikan panduan berharga untuk program pengendalian malaria nasional, khususnya distribusi ITN pelaksanaan IRS dalam masa pandemi COVID-19.

.

Panduan ini menyarankan untuk meningkatkan jumlah tempat cuci tangan dan sabun di semua lokasi IRS, pemeriksaan kesehatan, terutama  suhu badan pada pagi hari untuk semua anggota tim IRS, menambahkan persediaan masker N-95 dan APD (Alat Pelindung Diri) sebelum memasuki lokasi IRS; dan sering menyeka permukaan yang disentuh, misalnya pegangan pintu, pagar, kendaraan, dan lainnya.

.

Di beberapa negara memang sempat terjadi gangguan dalam rantai pasokan logistik malaria esensial, seperti kelambu berinsektisida yang tahan lama, tes diagnostik cepat dan obat antimalaria, karena kebijakan penguncian atau ‘lockdown,’ termasuk penangguhan impor dan ekspor barang terkait pandemi COVID-19. Diperlukan tindakan terkoordinasi untuk memastikan ketersediaan alat pengendalian malaria utama, terutama di berbagai negara dengan beban penyakit malaria yang tinggi. Selain itu, perlu disadari bahwa upaya untuk membatasi penyebaran COVID-19, tidak boleh membahayakan akses ke layanan pencegahan, diagnosis, dan pengobatan malaria.

.

Momentum Hari Malaria Sedunia Sabtu, 25 April 2020 dengan tema “bebas malaria dimulai dengan saya” (Zero malaria starts with me), diharapkan dapat memicu penurunan angka kematian karena malaria. Penurunan angka kejadian malaria terbesar telah terjadi di Asia Tenggara (-54%), Afrika (-40%) dan Timur Tengah (-10%), tetapi penurunan angka kematian karena malaria telah melambat sejak 2015. Pada pandemi COVID-19, obat anti malaria klorokuin telah bermanfaat dalam memperbaiki luaran klinis pasien.

.

Sudahkah kita bijak?

Sekian

Yogyakarta, 22 April 2020


Rumah Sakit Anak Kantha Bopha di Siem Reap, Kerajaan Kamboja yang merawat pasien anak dengan malaria resisten obat di Great Mekong, yang kami kunjungi pada hari Selasa siang, 28 Mei 2019.

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih, Lektor di FK UKDW Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA: 081227280161

Categories
Istanbul

2020 Pekan Imunisasi Sedunia

Panduan Imunisasi Dasar Lengkap yang Perlu Diperhatikan Orangtua

PEKAN  IMUNISASI  DUNIA  2020

fx. wikan indrarto*)

Pekan Imunisasi Dunia (World Immunization Week) diadakan pada hari Jumat, 24 hingga 30 April 2020, yang bertujuan untuk mempromosikan penggunaan vaksin dalam layanan imunisasi, untuk melindungi orang dari segala usia terhadap penyakit. Imunisasi telah terbukti mampu menyelamatkan jutaan nyawa setiap tahun, dan secara luas diakui sebagai salah satu intervensi kesehatan paling sukses dan hemat biaya di dunia. Apa yang harus kita lakukan?

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2018/07/24/2018-senjang-imunisasi/

.

Tema tahun ini adalah #VaccinesWork for All. Kampanye ini akan fokus pada bagaimana vaksin  dan orang yang terkait, baik dalam proses mengembangkan, memberikan dan menerimanya, semua adalah pahlawan kemanusiaan, yang bekerja untuk melindungi kesehatan semua orang, di mana saja berada. Paling tidak ada 3 tujuan penting.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2017/07/03/etika-imunisasi/

.

Pertama, menunjukkan manfaat vaksin untuk kesehatan anak, masyarakat, dan dunia, dengan informasi yang mudah diterima. Kedua, menunjukkan bagaimana imunisasi rutin merupakan dasar untuk sistem kesehatan yang kuat, serta membantu terwujudnya cakupan kesehatan semesta atau ‘Universal Health Couverage’ (UHC). Ketiga, memenuhi kebutuhan pemberian imunisasi sambil mengatasi kesenjangan, termasuk melalui peningkatan investasi dalam penciptaan vaksin baru dan pemberian imunisasi rutin. Mengingat bahwa tahun 2020 adalah Tahun Perawat dan Bidan Internasional (the International Year of the Nurse and the Midwife), kita semua wajib memberikan dukungan  kepada perawat dan bidan, untuk peran penting mereka sebagai pahlawan kesehatan (vaccine champions) dalam memberikan vaksinasi awal untuk calon orang tua bagi generasi baru.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2020/04/03/2020-layanan-medis-non-covid-10/

.

Namun demikian, ternyata masih ada hampir 20 juta anak di dunia saat ini, yang tidak mendapatkan vaksin yang mereka butuhkan. Pesan kunci pada Pekan Imunisasi Dunia 2020 yang istimewa ini adalah kita membutuhkan bantuan pahlawan imunisasi di manapun berada, untuk menjangkau 1 dari 10 anak, yang sampai sekarang masih tidak memiliki akses ke layanan imunisasi.  Pada semua usia, vaksin mampu menyelamatkan nyawa, bahkan vaksin melindungi anak kita dan vaksin juga melindungi kita semua sebagai orang dewasa, dari ancaman penyakit menular. Vaksin mampu memberikan tambahan makna dalam kehidupan, yaitu masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak kita.

.

Kita semua wajib memastikan bahwa vaksin telah menjangkau semua orang yang paling membutuhkannya. Bahkan kita semua diundang untuk dapat menjadi Pahlawan Vaksin (Vaccine Heroes). Caranya adalah dengan memastikan kita dan keluarga kita telah divaksinasi tepat waktu dan setiap saat diperbaharui. Selain itu, sebelum melakukan perjalanan ke suatu daerah endemis penyakit menular, kita diharapkan memastikan pemberian vaksin untuk melindungi terhadap penyakit infeksi di tempat tujuan. Menjadi juara vaksin (be a vaccine champion) juga perlu dilakukan, yaitu dengan cara menjelaskan kepada setiap orang di sekitar kita tentang manfaat vaksin. Dalam hal ini perlu penekanan bahwa vaksin mampu menyelamatkan hidup, membantu anak agar dapat belajar dan bertumbuh, karena kemampuan vaksin mencegah penyakit infeksi serius, menghindari cacat dan kematian.

.

Pada era pandemi ini, COVID-19 telah menyebar ke sebagian besar negara di dunia. Hal yang cukup membingungkan, dampak penyakit ini berbeda di berbagai negara. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh aspek norma budaya, upaya mitigasi, dan infrastruktur kesehatan. Ternyata perbedaan luaran klinis secara nasional akan dampak COVID-19, berhubungan dengan kebijakan nasional yang berbeda, sehubungan dengan vaksinasi Bacillus Calmette-Guérin (BCG) untuk mencegah penyakit tuberkulosis (TBC).

.

Sebuah penelitian telah membandingkan sejumlah besar kebijakan beberapa  negara tentang vaksinasi BCG, dengan morbiditas dan mortalitas untuk COVID-19. Ditemukan bahwa beberapa negara tanpa kebijakan nasional vaksinasi BCG, yaitu Italia, Nederland, Belgia, dan AS, telah lebih parah terkena dampaknya, dibandingkan dengan negara yang menerapkan kebijakan imunisasi BCG secara nasional dan telah berlangsung lama. Sebaliknya, negara yang terlambat menerapkan kebijakan imunisasi nasional tentang BCG, misalnya Iran, Lebanon, dan Brasil yang menerapkan baru pada tahun 1984, memiliki angka kematian yang relatif tinggi.

.

Selain itu, Aaron Miller dan teman-teman dari New York Institute of Technology, USA yang menuliskan laporannya pada  medRxiv dan terbit online pada 24 Maret 2020, juga menemukan bahwa vaksinasi BCG mengurangi jumlah kasus COVID-19 yang dilaporkan di suatu negara. Kombinasi penurunan morbiditas dan mortalitas tersebut, membuat vaksinasi BCG menjadi alat baru yang potensial dalam memerangi ganasnya pandemi COVID-19.

.

Momentum Pekan Imunisasi Dunia (World Immunization Week) 24-31 April 2020, juga mengingatkan para petugas kesehatan di manapun. Hendaknya pada setiap tindakan pemeriksaan atas pasien, dijadikan kesempatan untuk melakukan edukasi dan pencatatan (check-in) tentang layanan imunisasi yang telah diberikan. Hal ini dilakukan tidak hanya untuk pasien anak, tetapi juga untuk para pasien remaja, dewasa, dan lansia, termasuk vaksinasi BCG yang menjadi intervensi medis potensial dalam memerangi ganasnya pandemi COVID-19 yang melelahkan ini.

.

Apakah kita sudah bertindak bijak?

Sekian

Gerbang BC (British Columbia) Children Hospital di 4480 Oak Street Vancouver, Kanada yang memberikan layanan imunisasi untuk semua jenis vaksin yang diperlukan anak. Kami mengunjunginya pada hari Kamis pagi yang cerah, 18 Agustus 2018

.

Disusun di Yogyakarta, 18 April 2020

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih, Lektor di FK UKDW Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA : 081227280161

Categories
Istanbul

2020 Mendampingi Anak Berpuasa

Ketika Si Kecil Mulai Berpuasa | Siapkan Ramadhanmu

MENDAMPINGI  ANAK  BERPUASA

fx. wikan indrarto*)

Puasa merupakan salah satu rukun Islam yang harus dipenuhi oleh setiap umat muslim yang sudah akil baliq. Sebelum usia akil baliq, orangtua sebaiknya mulai mencoba mengajari dan mendampingi anak untuk berpuasa, sesuai dengan usia anak, meskipun pada era pandemi COVID-19. Apa yang sebaiknya dilakukan?

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2020/03/27/2020-tendangan-covid-19/

.

Aturan puasa menurut agama Islam adalah tidak mamasukkan sesuatu (makanan dan minuman) melalui mulut, sejak pagi waktu imsak sampai sore saat terdengar azan Maghrib. Pada umumnya di Indonesia puasa berlangsung antara 10-12 jam. Sesungguhnya, makanan yang kita makan dapat mempertahankan kadar gula dalam darah untuk beraktivitas sampai dengan 4 jam. Setelah itu, apabia tidak ada masukan nutrisi tubuh mulai memecah cadangan gula yang ada di dalam hati. Dalam kurun waktu 16 jam sejak makan terakhir, apabila tetap tidak ada nutrisi yang masuk dan cadangan gula semakin menipis, tubuh akan memecah lemak dan protein, untuk tetap mempertahankan metabolisme tubuh. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa berpuasa sampai 10 – 12 jam tidak akan menyebabkan tubuh terganggu. Tubuh akan melakukan adaptasi dengan baik, yaitu dengan menggunakan cadangan nutrisi yang ada dalam tubuh, serta memperlambat metabolisme yang ada.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2019/07/15/2019-hari-anak-nasional-indonesia/

.

Menurut Dr. Titis Prawitasari dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa puasa dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk memelihara tubuh agar selalu dalam kondisi fit. Pada waktu berpuasa, metabolisme tubuh cenderung melambat, tetapi menjadi lebih efisien, insulin yang berguna untuk memasukkan gula yang dihasilkan dari makanan yang kita konsumsi pun menjadi lebih sensitif. Puasa juga terbukti dapat menurunkan tingkat stress oksidatif dan inflamasi yang akan mencederai sel dalam tubuh sehingga secara tidak langsung turut mencegah terjadinya kanker, meningkatkan kerja sistem imun, serta mencegah terjadinya penuaan dini. Selain itu, puasa sangat baik digunakan sebagai sarana pembelajaran bagi anak-anak dalam mengendalikan diri dan disiplin.

.

Menu makanan yang tepat untuk sahur dan berbuka puasa sangat banyak sekali pilihan, bahkan sangat menggiurkan untuk dicoba. Pada umumnya menu berbuka puasa tersebut berupa makanan atau minumam yang manis. Hal itu sebetulnya sejalan dengan tubuh yang memerlukan peningkatan kadar gula darah dengan cepat, dalam waktu singkat setelah berpuasa. Jangan lupa pula perbanyak minum karena selama berpuasa tubuh sedikit mengalami dehidrasi. Hal ini ditandai dengan semakin sedikit kita buang air kecil di waktu siang hari.

.

Pada waktu saur dan berbuka, sangat penting untuk menyediakan makanan yang seimbang yang mengandung nutrisi lengkap: karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Pada waktu berbuka puasa, kita memerlukan makanan dengan indeks glikemik tinggi yang dapat meningkatkan kadar gula dengan cepat dalam waktu singkat, contohnya: manisan buah, buah dalam kaleng, semangka, donat, kentang, nasi dan roti. Sebaliknya makanan dengan indeks glikemikrendah, yang dapat mempertahankan kadar gula darah lebih lama, dianjurkan dikonsumsi saat sahur. Contohnya makanan dengan indeks glikemik sedang hingga rendah adalah: beras merah, ubi, kacang hijau, oatmeal, roti gandum, apel, jeruk, dan pisang. Selain itu, perlu diperhitungkan pula kemampuan mempertahankan rasa kenyang (fullness) yang biasa didapat dari protein (lauk-pauk baik hewani maupun nabati), lemak dan serat. Kombinasi antara ketiganya dengan makanan lain dapat menurunkan nilai indeks glikemiknya, tetapi meningkatkan rasa kenyang.

.

Pada anak, terutama yang lebih kecil, sering kali terdapat kecenderungan sulit untuk bangun pagi saat sahur, tetapi hal ini umumnya hanya terjadi pada masa awal bulan puasa. Kesulitan ini berangsur-angsur menghilang seiring terbiasanya anak dengan jadwal yang ada. Untuk itu, dapat dicoba untuk mulai dengan puasa tidak penuh (6-8 jam) dahulu dan perlahan ditingkatkan menjadi berpuasa hingga azan Maghrib tiba. Jenis makanan padat saat sahur dan berbuka, sebenarnya tidak perlu berbeda dengan makanan sehari-hari. Namun demikian, seharusnya tetap memperhatikan pilihan menu agar terpenuhi kebutuhan nutrisinya secara seimbang.

.

Menurut dr. Raehanul Bahraen (Pimred Kesehatan Muslim) pada buku “Fikh Kesehatan Kontemporer Puasa Ramadhan”, suntikan melalui otot (intra muscular) misalnya suntik vaksinasi pada anak, TIDAK membatalkan puasa. Sebagian orang salah paham tentang bau mulut, yang benar bahwa bau mulut orang yang berpuasa berasal dari uap perut yang naik ke atas, bukan dari rongga mulut. Sehingga anak yang berpuasa disarankan tetap berkumur, menggosok gigi atau membersihkan gigi dan mulut, ketika berpuasa. Anak penderita asma yang menggunakan obat inhaler dan nebulizer yang merupakan terapi hirupan, TIDAK membatalkan puasa, demikian juga anak dengan rhinitis alergi yang menggunakan obat tetes dan semprot hidung, TIDAK membatalkan puasa. Untuk anak yang menderita epilepsi, jika sedang kambuh dan terjadi serangan kejang, puasanya dapat dibatalkan.

.

Para orang tua diharapkan selalu memberi variasi makanan dalam hal bentuk, rasa, dan bahan dasarnya. Selain itu, orang tua juga diharapkan tetap mendampingi anak dalam proses pengobatan atas penyakit anaknya. Dengan demikian anak tetap berselera untuk makan sahur dan berbuka puasa, juga tetap sehat untuk menjalani ibadah puasa sebulan dengan penuh.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2020/03/23/2020-solid-lawan-covid-19/

.

Pada era pandemi COVID-19 ini, orang tua juga wajib mengajari dan mendampingi anak untuk terlibat dalam memutus rantai penularan COVID-19. Hal sederhana tetapi penting untuk diajarkan adalah rajin cuci tangan, hindari menyentuh wajah, etika batuk dan bersin, jaga jarak aman, dan tetap sholat dan tinggal di rumah saja.

Sudahkah kita bertindak bijak ?

Sekian

Yogyakarta, 22 April 2020

*) dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Lektor FK UKDW, Alumnus S3 UGM, WA: 081227280161.

Categories
Istanbul

2020 Konser Warga Global

together-at-home-landscape

KONSER  WARGA  GLOBAL

fx. wikan indrarto*)

Konser ‘One World: Together At Home’ adalah sebuah acara televisi global yang akan mengudara pada hari Sabtu, 18 April 2020. Tujuannya adalah meningkatkan dukungan untuk semua dokter dan petugas kesehatan dalam melawan pandemi COVID-19. Acara ini akan disiarkan untuk menghadirkan pengalaman nyata dari dokter, perawat, dan keluarga pasien di seluruh dunia, selama menangani pasien COVID-19. Apa yang menarik?

.

baca juga https://dokterwikan.wordpress.com/2020/04/03/2020-layanan-medis-non-covid-10/

.

Didukung oleh mitra perusahaan global ‘COVID-19 Solidarity Response Fund’, siaran khusus ini juga akan mengkoordinasikan badan amal lokal dan regional, untuk menyediakan makanan, tempat tinggal, dan perawatan kesehatan bagi mereka yang paling membutuhkan bantuan.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2020/03/27/2020-tendangan-covid-19/

.

Siaran bersejarah akan dipandu oleh Jimmy Fallon dari ‘The Tonight Show,’ Jimmy Kimmel dari ‘Jimmy Kimmel Live’ dan Stephen Colbert dari ‘The Late Show with Stephen Colbert.’ Sesame Street Juga siap membantu menyatukan dan menginspirasi kita semua, untuk mengambil tindakan dukungan dalam perang global melawan COVID-19.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2020/04/09/2020-tendangan-covid-19-2/

.

Acara televisi tersebut dikuratori dalam kolaborasi dengan Lady Gaga,  Alanis Morissette, Andrea Bocelli, Billie Eilish, Billie Joe Armstrong dari Green Day, Burna Boy, Chris Martin, David Beckham, Eddie Vedder, Elton John, FINNEAS, Idris dan Sabrina Elba, J Balvin , John Legend, Musgraves Kacey, Keith Urban, Kerry Washington, Lang Lang, Lizzo, Maluma, Paul McCartney, Priyanka Chopra Jonas, Shah Rukh Khan, dan Stevie Wonder.

.

‘One World: Together At Home’ adalah acara televisi dan streaming global, yang dirancang khusus untuk mendukung perang melawan pandemi COVID-19. Acara ini disiarkan langsung pada hari Sabtu, 18 April 2020 pk. 12 GMT, yang mengudara melalui jaringan televisi di ABC, NBC, ViacomCBS Networks, iHeartMedia dan jaringan dan platform Bell Media di Kanada. Secara internasional, BBC One akan menjalankan program pada hari berikutnya, yaitu Minggu 19 April 2020. Penyiaran internasional tambahan lainnya adalah beIN Media Group, MultiChoice Group dan RTE. Siaran virtual ini akan menunjukkan persatuan semua warga global yang terpengaruh oleh COVID-19. Selain itu, juga akan merayakan dan mendukung para dokter dan para petugas kesehatan yang berani melakukan pekerjaan profesional yang menyelamatkan jiwa PDP COVID-19 di garis depan.

.

Hugh Evans, Co-Founder dan CEO Global Citizen, mengatakan, “Saat kami menghormati dan mendukung upaya heroik para dokter dan pekerja kesehatan masyarakat, ‘One World: Together At Home’ bertujuan untuk berfungsi sebagai sumber persatuan dan dorongan dalam perjuangan global untuk mengakhiri COVID-19. Melalui acara musik dan hiburan, warga global akan memberikan apresiasi kepada mereka yang mempertaruhkan kesehatan mereka sendiri, untuk melindungi semua orang dari ganasnya COVID-19.

.

“WHO berkomitmen untuk mengalahkan pandemi COVID-19 dengan ilmu pengetahuan trerbaru, langkah kesehatan masyarakat, dan terus mendukung petugas kesehatan yang berada di garis depan perang ini,” kata Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO. Kita mungkin harus berpisah secara fisik untuk sementara waktu, tetapi kita masih bisa bersatu untuk menikmati musik yang hebat. Konser ‘One World: Together At Home’ merupakan pertunjukan solidaritas yang kuat terhadap ancaman bersama.

.

“Sistem PBB sepenuhnya dimobilisasi untuk mendukung tindakan setiap negara dan mengadvokasi gencatan senjata global. Kami bangga dapat bergabung dengan ‘One World: Together At Home’ untuk membantu menekan transmisi virus, meminimalkan dampak sosial-ekonomi pada komunitas global, dan bekerja sama untuk masa depan,” kata António Guterres, Sekretaris Jenderal PBB. Tidak ada kasus yang lebih besar untuk tindakan kolektif oleh lebih dari 130 negara, selain dari kerja bersama kita dalam perang melawan COVID-19. Kita harus bersama-sama dan kita akan melewati masa sulit ini juga secara bersama-sama.

.

Konser ‘One World: Together At Home’ mengingatkan kita akan ‘Live Aid’, sebuah pergelaran musik rock secara kolosal yang diadakan Sabtu, 13 Juli 1985. Bob Geldof dan Midge Ure yang menginisiasi acara ini untuk mengumpulkan dana bagi penanggulangan bencna kelaparan di Ethiopia. Konser diselenggarakan serentak di Stadion Wembley London, Inggris (dihadiri sekitar 72.000 orang) dan Stadion JFK Philadelphia, AS (dihadiri sekitar 90.000 orang). Selain itu, konser tambahan dilangsungkan di Sydney dan Moskwa. Konser ‘Live Aid’ tercatat dalam sejarah sebagai siaran langsung terbesar dalam sejarah pertelevisian, dengan sekitar 1,9 miliar pemirsa di 150 negara yang menyaksikan tayangan ini secara langsung di televisi.

.

Momentum siaran konser ‘One World: Together At Home’ pada hari Sabtu, 18 April 2020, mendorong agar kita semakin solid bersatu melawan COVID-19, dalam persaudaraan sebagai sesama manusia warga global, dengan saling membantu, menguatkan dan mendampingi.

Sudahkah kita siap?

Sekian



Sydney Opera House (SOH) di Australia yang artistik, monumental, dan mengingatkan kita kepada arsitek Jorn Utzon (1918-2008) yang merancang dan membangunnya pada tahun 1999.

Ella Fitzgerald, Pavarotti, Mikhail Barysnikov, dan Cate Blanchett, pernah konser dan tampil di SOH Concert-Hall yang paling bagus sedunia.

Kami menikmatinya pada hari Minggu pagi yang cerah, 25 Agustus 2013

Yogyakarta, 16 April 2020

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Lektor FK UKDW, Alumnus S3 UGM, WA: 081227280161, e-mail : fxwikan_indrarto@yahoo.com

Categories
Istanbul

2020 Tendangan COVID-19 (2)

Keren! Anak Ronaldo Juga Bisa Lakukan Tendangan Bebas Seperti Sang ...

TENDANGAN  COVID-19 (2)

fx. wikan indrarto*)

FIFA bergabung lagi dengan PBB dan WHO, dalam kampanye Tendangan COVID-19 berikutnya, untuk mendukung kampanye #BeActive yang diluncurkan pada Hari Olahraga dan Pembangunan Internasional PBB (the UN International Day of Sport for Development and Peace). Kampanye ini untuk mendorong semua orang menjadi #HealthyAtHome, saat dunia bersatu dalam perjuangan melawan COVID-19. Apa yang perlu ditendang ulang?

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2020/03/27/2020-tendangan-covid-19/

.

Senin, 23 Maret 2020 yang lalu WHO dan FIFA meluncurkan kampanye bersama untuk komunitas sepak bola global, agar melakukan tendangan pertama yang jitu dalam mengatasi COVID-19. FIFA, badan sepak bola internasional, dan WHO, Organisasi Kesehatan Dunia, telah bekerja sama untuk memerangi coronavirus (COVID-19), dengan meluncurkan kampanye kesadaran baru, yang dipimpin oleh pemain sepak bola terkenal di dunia. Kampanye ini akan menyerukan semua orang di seluruh dunia, untuk mengikuti lima tendangan dan langkah kunci, dalam menghentikan penyebaran penyakit mematikan ini.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2020/03/23/2020-solid-lawan-covid-19/

.

Kampanye dengan judul “Pass the message to kick out coronavirus,” mempromosikan lima langkah kunci bagi semua orang untuk melindungi kesehatan mereka sesuai dengan pedoman WHO. Kelima langkah tendangan jitu ini adalah mencuci tangan, etiket batuk, tidak menyentuh wajah, jaga jarak fisik dan tetap tinggal di rumah, jika merasa tidak enak badan .

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2020/04/03/2020-layanan-medis-non-covid-10/

.

Untuk tendangan kedua melawan COVID-19 ini, WHO merekomendasikan semua orang dewasa yang sehat, agar melakukan tendangan dan aktivitas fisik setidaknya 30 menit sehari dan anak-anak setidaknya 60 menit per hari. Tendangan ini sebagai bagian dari kampanye dengan tagar #BeActive dan tetap #HealthyAtHome. Beberapa aktivitas sehat disarankan agar dilakukan  bersamaan dengan segala bentuk rekreasi lainnya, sehingga kita semua nyaman dan tetap sehat di rumah. Misalnya adalah kelas latihan fisik online, tari-tarian ringan, memainkan video game sepak bola, lompat tali, dan melatih kekuatan otot dan keseimbangan.

.

“Kami sangat senang bahwa penggemar sepakbola global mendukung Hari Internasional Olahraga untuk Pembangunan dan Perdamaian, dengan meminta semua orang untuk #BeActive dan tetap sehat di rumah selama masa sulit ini,” kata Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa António Guterres. FIFA telah meminta komunitas sepak bola, yaitu asosiasi anggota dan klub, juga para pemain dan penggemar, untuk menunjukkan dukungan mereka, dengan mengesampingkan persaingan atau rivalitas mereka menjadi solidaritas baru, sehingga dunia dapat mengatasi ganasnya COVID-19.

.

“Lebih dari sebelumnya, terutama sekarang, kesehatan menjadi hal yang utama,” kata Presiden FIFA Gianni Infantino. FIFA dengan senang hati mendukung PBB dan WHO dalam memperkuat tendangan kampanye #BeActive hari ini. FIFA juga mendorong komunitas sepakbola global, agar memainkan peran aktif dalam memastikan tendangan pesan tersebut dipahami secara global. Untuk pertama kalinya, kita semua berada di tim kesebelasan yang sama dan secara bersama-sama, dilandasi dengan semangat tim dan energi positif, kita akan memenangkan pertandingan.

.

“WHO dan PBB dengan bangga bekerja sama dengan FIFA dan pecinta sepak bola di seluruh dunia, untuk mempromosikan pentingnya tendangan dan gerakan aktif bagi kesehatan fisik dan mental,” kata Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO. Kampanye #BeActive mendukung dorongan WHO untuk membantu orang tetap sehat di rumah.

.

Kampanye dimulai dengan tendangan seremonial saat petinggu klub sepak bola Real Madrid CF, FC Barcelona, Liverpool FC dan Manchester United FC meminta para penggemarnya untuk mengesampingkan persaingan mereka dan untuk datang bersama-sama memasuki stadion secara virtual, pada tagar #BeActive dalam mengalahkan COVID-19. Klub lain, termasuk Club América, CD Guadalajara, Beijing Guoan FC, Shanghai Shenhua FC, AC Mohun Bagan, FC Bengal Timur, Melbourne City FC, Sydney FC, City Auckland FC, Tim Wellington FC, CA River Plate, Olympique de Marseille, TP Mazembe, CR Flamengo dan SE Palmeiras, juga akan segera bergabung dengantendangan kampanye ini dalam beberapa hari mendatang.

.

Sebagai bagian dari kampanye tendangan COVID-19, para pemain terkenal di dunia membagikan pesan berikut: “Pada saat ini kita harus tetap bersatu. Kita harus menjaga jarak, tetapi kita tidak kehilangan fokus. Kita dapat menunjukkan solidaritas dengan menjadi aktif secara fisik di rumah, agar tetap sehat.”

.

WHO, PBB, dan FIFA telah berkolaborasi secara erat untuk mempromosikan gaya hidup sehat, melalui sepakbola secara global dan meluncurkan 2 buah kampanye “Tendang keluarkan coronavirus (to kick out coronavirus)” untuk melindungi orang dari ganasnya COVID -19. Oleh sebab itu, marilah kita solid bersatu melawan COVID-19, dengan melakukan 5 jenis tendangan jitu dan aktivitas fisik di rumah, yang akan memapu mengirim COVID-19 keluar dari lapangan bola, dengan tagar #BeActive dan #HealthyAtHome.

.

Sudahkah kita melakukan tendangan?

Sekian

Nissan Stadium di pinggiran kota Yokohama, Jepang, menjadi stadion utama World Cup FIFA Jepang- Korea Selatan 1998, yang kami kunjungi pada hari Rabu sore, 23 Maret 2012

Yogyakarta, 9 April 2020

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Lektor FK UKDW, Alumnus S3 UGM, WA: 081227280161, penonton sepakbola yang setia

Categories
Istanbul

2020 Layanan Medis Non COVID-19

Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk Layanan Medis Belum Optimal ...

 LAYANAN  MEDIS  NON  COVID-19

fx. wikan indrarto*)

Saat ini kita wajib mempertahankan layanan medis dasar, selama pandemi COVID-19. Hal ini disebabkan karena pandemi COVID-19 sangat membebani sistem kesehatan nasional di seluruh dunia. Meningkatnya permintaan yang cepat terhadap fasilitas kesehatan, APD (Alat Pelindung Diri), dokter, dan petugas layanan kesehatan lainnya, terbukti mengancam sistem kesehatan menjadi kewalahan dan tidak dapat beroperasi secara efektif. Apa yag sebaiknya dilakukan?

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2020/03/27/2020-tendangan-covid-19/

.

Wabah sebelumnya telah menunjukkan bukti bahwa ketika sistem kesehatan kewalahan, mortalitas akibat penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin dan penyakit lainnya, dapat juga meningkat secara dramatis. Selama wabah Ebola (EVD) tahun 2014-2015 di Afrika Barat, peningkatan jumlah kematian yang disebabkan oleh campak, malaria, HIV / AIDS, dan TBC yang disebabkan oleh kegagalan sistem kesehatan negara terdampak, justru melebihi kematian karena Ebola.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2020/03/23/2020-solid-lawan-covid-19/

.

Hingga 2014, wabah penyakit virus Ebola paling luas dalam sejarah berlangsung di sejumlah negara di Afrika Barat. Wabah ini menewaskan banyak orang, dengan angka kematian yang dilaporkan mencapai 71%. Wabah ini berawal di Guinea pada bulan Desember 2013 dan kemudian menyebar ke Liberia dan Sierra Leone. Wabah yang tidak terlalu luas, sekitar dua belas kasus, juga terjadi di Nigeria, dan satu kasus di Senegal. Infeksi sekunder terhadap tenaga medis terjadi di Amerika Serikat dan Spanyol, meskipun tidak sampai menyebar lebih luas. Satu kasus juga terjadi di Mali. Wabah Ebola yang tidak berhubungan dengan wabah utama juga tercatat di Republik Demokratik Kongo.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2019/12/05/2019-campak-lagi/

.

“Pertahanan terbaik terhadap wabah apapun, adalah sistem kesehatan nasional yang kuat,” tegas Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. Pandemi COVID-19 mengungkapkan betapa rapuhnya banyak sistem dan layanan medis di dunia, sehingga memaksa banyak negara untuk membuat pilihan sulit, tentang cara terbaik memenuhi kebutuhan rakyat mereka.

.

Setiap negara, wilayah dan fasilitas kesehatan wajib menyeimbangkan tuntutan langsung atas pandemi COVID-19, dengan tetap mempertahankan pemberian layanan medis dasar, dan mengurangi risiko runtuhnya sistem kesehatan yang telah ada. Ini termasuk serangkaian tindakan untuk mengatur kembali, dan mempertahankan akses ke layanan kesehatan esensial yang berkualitas tinggi untuk semua warga masyarakat.

.

Beberapa contoh layanan medis dasar yang penting dan tetap harus berjalan normal, meliputi : vaksinasi rutin untuk bayi dan balita, layanan kesehatan reproduksi, termasuk perawatan selama kehamilan dan persalinan, perawatan bayi, anak dan orang lanjut usia yang sakit. Juga pengelolaan kondisi kesehatan mental serta penyakit tidak menular, bahkan juga penyakit menular umum seperti HIV, DBD, malaria dan TB. Selain itu, rawat inap kritis di ICU, manajemen kondisi kesehatan masyarakat yang darurat, layanan penunjang medik seperti pemeriksaan pencitraan untuk diagnostik dasar, layanan laboratorium klinik, dan layanan bank darah.

.

Sistem kesehatan yang terorganisir dan dipersiapkan dengan baik, dapat terus memberikan akses yang adil untuk pemberian layanan medis yang penting selama keadaan darurat, membatasi kematian langsung, dan menghindari peningkatan kematian secara tidak langsung. Hal penting lainnya adalah memberikan informasi dan data terbaru, yang membutuhkan komunikasi transparan dan keterlibatan banyak pihak. Dengan demikian, kebutuhan medis dasar bagi masyarakat tetap dapat terpenuhi dan pengendalian risiko infeksi juga dapat dilakukan.

.

Ketika sistem dan fasilitas kesehatan kewalahan, mortalitas langsung dari wabah dan kematian tidak langsung dari kondisi yang dapat dicegah dan diobati dengan vaksin, justru meningkat secara dramatis. Imunisasi adalah layanan medis esensial yang mungkin terkena dampak pandemi COVID-19 saat ini. Gangguan pada layanan imunisasi, bahkan untuk periode yang hanya singkat, akan menghasilkan peningkatan jumlah individu yang rentan, dan meningkatkan kemungkinan penyakit infeksi, seperti campak. Penting untuk merencanakan vaksinasi segera pada anak yang terlewatkan, ketika startegi jaga jarak secara fisik telah dicabut. Sebaiknya juga terjadi penangguhan yang bersifat sementara, untuk kampanye vaksinasi massal di tempat umum. Selain itu, juga melakukan penilaian risiko yang cermat, sebelum memberikan vaksinasi selama wabah, dengan perhatian pada langkah-langkah perlindungan yang tepat, untuk menghindari penularan virus COVID-19.

.

Mari kita tetap solid bersatu melawan COVID-19, dengan terus memberikan layanan medis non COVID-19 yang penting. Dengan ini kita semua akan mampu menekan angka kematian langsung terkait COVID-19, bahkan juga akan berhasil mengurangi peningkatan angka kematian secara tidak langsung, karena penyakit campak, malaria, HIV / AIDS, TBC dan penyakit tidak menular lainnya.

Sudahkah kita siap?

Sekian

Indian Gate di pusat kota New Delhi, India, yang mengalami gangguan pada sistem kesehatan nasional karena pandemi COVID-19

Yogyakarta, 19 Maret 2020

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Lektor FK UKDW, Alumnus S3 UGM, WA: 081227280161, e-mail : fxwikan_indrarto@yahoo.com