Categories
Istanbul

2012 Petualangan di Karimunjawa

 

PETUALANGAN  DI  KARIMUNJAWA 2012

fx. wikan indrarto*)

 

Kami berangkat dari Yogyakarta dengan sebuah mobil travel L300 hari Jumat, 28 Desember 2012 pk. 16.05. Di tengah guyuran hujan lebat dan angin kencang, kami melaju di kepadatan arus lalu lintas liburan akhir tahun. Setelah menginap semalam di Hotel Pandanaran Semarang, kami lanjutkan perjalanan ke Pulau Karimunjawa dengan naik KMC (Kapal Motor Cepat) Kartini I di kelas bisnis bertarif Rp. 133.000/seat. Kami berangkat dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.

 

Karimunjawa adalah kepulauan di Laut Jawa yang termasuk dalam teritorial Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Dengan luas daratan ±1.500 hektare dan perairan ±110.000 hektare, Karimunjawa kini dikembangkan menjadi pesona wisata Taman Laut yang mulai banyak digemari wisatawan lokal maupun mancanegara. Berdasarkan legenda yang beredar di masyarakat lokal kepulauan, Pulau Karimunjawa ditemukan oleh Sunan Muria. Legenda itu berkisah tentang Sunan Muria yang prihatin atas kenakalan putranya, Amir Hasan. Dengan maksud mendidik, Sunan Muria kemudian memerintahkan putranya untuk pergi ke sebuah pulau yang nampak “kremun-kremun” (kabur) dari puncak Gunung Muria agar si anak dapat memperdalam dan mengembangkan ilmu agamanya. Karena tampak “kremun-kremun” maka dinamakanlah pulau tersebut Pulau Karimun.

 

 1.Tanjungmas  2. KMC Kartini

Gerbang Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, langkah awal petulangan

KMC Kartini, kapal cepat milikPemerintah Propinsi Jawa Tengah

 

Sabtu, 29 Desember 2012 pk. 9, dan mendarat pk. 14.30. Di kapal yang berkapasitas 150 kursi yang nyaris penuh penumpang, terbagi dalam kelas ekskutif, bisnis dan ekonomi tersebut, kami berbaur bersama dengan para turis domistik yang nampak elit. Kamera digital canggih, gadget seri terbaru, dan kostum yang mereka kenakan, mencerminkan hal tersebut. Dalam guncangan ombak besar, cukup banyak penumpang yang menjadi mabuk laut.

 

 3.KMC Kartini2  4. Karimunjawa
Dalam kabin kelas bisnis KMC Kartini Idari Semarang ke karimunjawa Gerbang Karimunjawa, gagah dan ramah,siap menyambut wisatawan

 

Kami menginap di Wisma Mangrove, sekitar 2 km dari dermaga, dengan diantar dalam mobil Suzuki Carry dan pemandu wisata lokal. Di wisma yang sedang dalam proses pembangunan tersebut, ada 5 bungalow yang semuanya dipenuhi para tamu. Para pelancong sebagian besar datang dalam paket tour 3 hari 2 malam, dan hanya sedikit sekali yang datang secara persona, karena sulitnya akomodasi pribadi di luar paket.

 

 6. Bungalow  7. Mangrove
Santai di teras Mangrove In,salah satu bungalow di Karimunjawa

Hutan mangrove, lebat dengan tanaman bakau di depan bungalow Mangrove In

 

Sejak tanggal 15 Maret 2001, Karimunjawa ditetapkan oleh pemerintah Jepara sebagai Taman Nasional. Karimunjawa adalah rumah bagi terumbu karang, hutan bakau, hutan pantai, serta hampir 400 spesies fauna laut, di antaranya 242 jenis ikan hias. Beberapa fauna langka yang berhabitat disini adalah elang laut dada putih, penyu sisik, dan penyu hijau. Tumbuhan yang menjadi ciri khas Taman Nasional Karimunjawa yaitu dewadaru (Crystocalyx macrophyla) yang terdapat pada hutan hujan dataran rendah. Ombak di Karimunjawa tergolong rendah dan jinak, dibatasi oleh pantai yang kebanyakan adalah pantai pasir putih halus.

DSC02070

Masakan khas Karimunjawa, adalah Pindang Serani, Bakso Ikan Ekor Kuning, Tongseng Cumi, Siomay Tongkol, dan Sambal Serapah. Setelah makan siang menu ikan laut goreng dan sop kepala ikan lokal yang langsung kami habiskan, kebugaran kami segera pulih. Kami lanjutkan dengan jalan-jalan santai ke hutan mangrove (bakau) di sekitar wisma. Sore harinya kami berjalan-jalan keliling Pulau Karimunjawa, melihat alun-alun, dermaga pelabuhan rakyat, hunting foto, menikmati sunset, kompleks kantor dan instansi pemerintah tingkat Kecamatan Karimunjawa. Geliat industri pariwisata sejak tahun 2009 yang lalu, telah mengubah banyak sendi kehidupan masyarakat tradisional Karimunjawa yang maritim, menjadi semakin beragam.

DSC02098

Listrik dari PLTD hanya menyala pk. 17.30 sore sampai pk. 6 hari berikutnya. Sepanjang siang tidak ada aliran listrik. Makan malam hari pertama bermenu kepiting asam manis, terlalu banyak untuk kami habiskan sekeluarga. Untung masih tersisa untuk 4 pelancong dari Malang yang menginap di ‘homestay’ sebelah rumah dan kelaparan karena jatah makan malamnya terlewat tidak diantar oleh guidenya. Banyak rumah penduduk menjadi ‘homestay’ dan segala keperluan pelancong ditangani oleh pihak yang saling berbeda. Pengemudi mobil rental, konsumsi, penginapan sederhana, persewaan ‘life jacket’ atau alat snorkeling, awak perahu pelayaran ke pulau lain, guide di darat dan guide di laut, adalah sekedar contoh berbagai profesi baru yang dapat menjadi pilihan warga aseli Pulau Karimunjawa dalam industri pariwisata ini. Investor dari luar pulau, pada umumnya berperan sebagai pemilik sekitar 5 hotel, 15 buah mobil rental, 7 buah bungalow, peralatan menyelam (diving), dan kamera bawah air.

 

 IMG_1319  IMG_1315

Gaya mas Yudhi di bawah permukaan air

Foto bawah air dengan kamera khusus

 

Karimunjawa terletak di Laut Utara, utara Jepara, Jawa Tengah. Kepulauan ini terdiri dari 27 pulau. Pulau yang berpenghuni adalah Karimunjawa, Kemujan, Nyamuk, Parang, dan Genting. Sedangkan pulau yang tidak berpenghuni adalah Menjangan Besar, Menjangan Kecil dan 20 pulau lainnya. Hari kedua Minggu, 30 Desember 2012 kami menuju Pulau Tengah untuk berjemur, berenang, snorkeling, hunting foto, keliling pulau, dan bermain pasir. Perjalanan diikuti juga oleh suami isteri orang India yang sudah 5 tahun bekerja di Surabaya, dan 2 orang kakak beradik mahasiswa UPN dan UII Yogyakarta, yang digabung dengan kami. Kami semua menikmati snorkeling di areal sekitar Pulau Tengah yang memiliki beberapa lokasi terumbu karang indah, yang dipandu guide merangkap awak kapal.

 

 DSC02123  9. Snorkeling
Mr. dan Mrs. Abraham dari Mumbai India, teman sepetualangan ke pulau Dik Larasati snorkeling dan bergaya,berani sendiri sampai menjauh dari kapal

 

Setelah makan siang menu ikan bakar yang dibawa dari Pulau Karimunjawa dan dibakar oleh awak kapal, saat kami bermain dipantai pasir putih Pulau Tengah. Setelah kenyang, petualangan dilanjutkan dengan berlayar ke Pulau Cilik untuk bermain pasir lagi. Pulau ini hanyalah hamparan pasir putih dan beberapa pohon bakau. Sore harinya kami menuju Pulau Menjangan Kecil untuk snorkeling dan foto di dalam air saat menyelam, sebuah pengalaman atraktif yang belum pernah kami alami seumur hidup.

 

 10. Pulau Pasir  11. Bakar ikan

Pulau Cilik yang hanya berupa hamparan pasir putih, lembut dan nyaman diinjak

Makan siang menu ikan bakar masak sendiri di Pulau Menjangan Kecil

 

Malam harinya ‘city tour’ kunjungan ke ‘souvenir shop’ dan alun-alun Karimunjawa. Sayangnya, jalan rayanya sangat buruk karena banyak lobang di semua ruas jalan, sehingga sopir harus waspada dan penumpang jadi terguncang-guncang. Para pedagang soevenir telah ditata rapi dalam 10 buah kios berukuran 3×3 meter, tidak jauh dari alun-alun, yang sangat ramai dikunjungi oleh para pelancong domistik, Taiwan, Jerman, dan India seturut bahasanya yang terucap, sampai pk. 22. Sovenir berupa T-shirt bergambar, tongkat kayu berukir, pernik-pernik berbahan baku kerang dan biota laut lainnya. Para pembeli hilir mudik datang dengan mobil atau sepeda motor rental, bahkan berjalan kaki dari ‘homestay’ di sekitarnya.

DSC02071

Pada hari terakhir, Senin, 31 Desember 2012, kami menuju pulau Menjangan Kecil dari dermaga rakyat, untuk melihat penangkaran ikan hiu, turun ke kolam, hunting foto dengan ikan hiu sambil berenang. Pulau Tanjung Gelan adalah pulau terakhir yang dikunjungi untuk mandi sinar matahari (sunbathing) dan hunting foto di atas batu pinggir pantai dengan view pohon kelapa.

 

 12. Kolam Hiu  DSC02109
Berenang ketakutan di tengah ikan hiuyang hilir mudik mengelilingi kami

Gaya berdua dengan batu megalitikum di Pulau Tanjung Gelen, Karimunjawa

 

Moda transportasi paling umum yang digunakan untuk ke Pulau Karimunjawa adalah kapal dari Semarang dan Jepara. Dari Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, kapal Kartini I (kapal cepat) berangkat setiap Sabtu pukul 9 pagi ke Karimunjawa dan kembali dari Karimunjawa setiap Minggu siang, dengan lama penyebrangan 2-3 jam, saat cuaca cerah di bulan April sampai September. Dari Pelabuhan Pantai Kartini, Jepara terdapat feri penyeberangan Kapal Muria yang berangkat setiap 2 hari sekali, lama penyeberangan kapal ekonomi ini sekitar 6 jam pelayaran. Ada juga KMC Bahari yang dapat menempuh jarak tersebut dalam waktu hanya 2 jam. Jalur udara dapat ditempuh dari Bandara Ahmad Yani, Semarang menuju Bandar Udara Dewa Daru di Pulau Kemujan dengan pesawat sewa jenis CASSA 212, yang disediakan oleh PT. Wisata Laut Nusa Permai (Kura-Kura Resort). Waktu tempuh kurang lebih 30 menit.

 

 13 KMC Bahari  5.Ferry Jepara
KMC Bahari di dermaga Pantai Kartini, saat mendarat di Pelabuhan Jepara

Kapal Muria, feri penyeberangan dari Jepara ke Karimunjawa

 

Menjelang jadwal makan siang, kami pulang ke Jepara dengan menggunakan KMC Bahari Express dengan tarif Rp. 84.000/kursi. Kapal berangkat pk. 12 dan mendarat di Pelabuhan Jepara pk. 14.05. Dilanjutkan dengan perjalanan darat menggunakan travel L300 berangkat dari Jepara pk. 14.30, diselingi makan siang nasi ayam. Sebelum pulang ke Yogyakarta, kami sempatkan wisata di Semarang Kota Tua yang legendaris. Kami sempatkan berfoto di ‘Gereja Blenduk’, yaitu Gereja Kristen Imanuel yang berkubah merah bata, berbentuk seperti perut buncit (Jawa : blenduk), dan dibangun tahun 1879. ‘Gereja Blenduk’ ini telah lama menjadi salah satu ‘ikon’ yang dibanggakan segenap warga kota Semarang. Setelah berfoto sejenak, kami sempatkan mampir dan berdoa di Gereja Gedangan, yang berlokasi tidak jauh dari gereja Blenduk. Gereja ini adalah kediaman Mgr. Albertus Soegiyopranoto, SJ, uskup pribumi pertama dan pahlawan Nasional Indonesia. Di gereja katolik dalam artistektur Barok yang legendaris dan dibangun tahun 1894 tersebut, kami berdoa dan mengucap syukur, atas semua penyertaan Tuhan dalam wisata kali ini.

 

 Gereja Mblenduk  15 Gereja Gedangan
Gereja Blenduk, salah satu ikonKota Lama Semarang

Di dalam Gereja Katolik Gedangan, tempat shooting film ‘Soegiyo’ karya sineas terkenal Garin Nugroho

 

Kami sampai di rumah Yogyakarta Senin, 31 Desember 2012 menjelang pk. 22, dalam tetesan hujan gerimis yang tidak pernah berhenti, sejak menjelang masuk Secang. Disampaikan terima kasih, atas segenap bantuan, perhatian dan dukungan yang sepenuhnya, sehingga wisata Karimunjawa 2012 ini dapat berlangsung dengan baik.

 

 

sekian

Yogyakarta, Selasa, 1 Januari 2013.

*) pelancong Jawa berdana cekak.

DSC02106

By Fx Wikan Indrarto

Dokter Fx Wikan Indrarto

2 replies on “2012 Petualangan di Karimunjawa”

Terimakasih dokter Wikan, perjalanan yang sgt menarik dan historical sbg pembanding pengalaman kami sekeluarga thn 2024 ini dan pengalaman saya pribadi kesana thn 2004/2005 bersama tmn2 jaman listrik terbatas pula. Sehat selalu dokter Wikan dan klg..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *