Categories
anak bayi prematur dokter Healthy Life Pendukung ASI vaksinasi

2024 Hari Pendengaran Dunia

HARI  PENDENGARAN  DUNIA  2024

fx. wikan indrarto

Hari Pendengaran Dunia Minggu, 3 Maret 2024 mengambil tema mewujudkan perawatan telinga dan fungsi pendengaran bagi semua orang. Hal ini disebabkan karena gangguan pendengaran atau “kecacatan yang tidak terlihat”, bukan hanya karena tidak adanya gejala yang terlihat, tetapi lebih karena gangguan ini telah lama mendapat stigma di masyarakat dan diabaikan oleh para pembuat kebijakan. Bagaimana sebaiknya?

.

Kampanye Hari Pendengaran Dunia tahun 2024 lebih fokus pada aksi mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh kesalahan persepsi masyarakat, dan pola pikir yang menstigmatisasi melalui peningkatan kesadaran, dengan berbagi informasi untuk masyarakat dan tenaga kesehatan. Kampanye ini memiliki beberapa tujuan. Pertama, mengatasi kesalahan persepsi umum terkait masalah pendengaran. Kedua, memberikan informasi yang akurat dan berbasis bukti untuk mengubah persepsi masyarakat mengenai masalah telinga dan pendengaran. Dan ketiga, menyerukan semua negara untuk mengatasi kesalahan persepsi dan pola pikir stigmatisasi terkait gangguan pendengaran.

.

Secara global, lebih dari 80% kebutuhan layanan medis atas telinga dan pendengaran masih belum terpenuhi. Kesalahpahaman masyarakat yang mengakar dan pola pikir yang menstigmatisasi, merupakan faktor utama yang membatasi upaya pencegahan dan penanganan gangguan pendengaran. Lebih dari 1 miliar orang dewasa muda berisiko mengalami gangguan pendengaran permanen yang sebenarnya dapat dihindari, karena praktik mendengarkan yang tidak aman. Diperlukan investasi tambahan tahunan sekitar US$ 1,40 per orang untuk meningkatkan layanan medis gangguan pendengaran secara global. Selama periode 10 tahun ke depan, investasi ini menjanjikan pengembalian hampir US$ 16 untuk setiap dolar AS yang dikeluarkan. Lebih dari 5% populasi dunia – atau 430 juta orang – memerlukan rehabilitasi untuk mengatasi gangguan pendengaran yang mereka alami, termasuk 34 juta anak. Diperkirakan pada tahun 2050, lebih dari 700 juta orang, atau 1 dari setiap 10 orang, akan mengalami gangguan pendengaran.

.

Prevalensi gangguan pendengaran meningkat seiring bertambahnya usia, di antara mereka yang berusia lebih dari 60 tahun, lebih dari 25% terkena tuli yang melumpuhkan. Seseorang yang tidak mampu mendengar sebaik orang normal, ambang pendengaran 20 dB atau lebih baik pada kedua telinga, dikatakan mengalami gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran dapat bersifat ringan, sedang, berat, atau sangat berat (tuli). Tuli adalah gangguan pendengaran yang lebih besar dari 35 desibel (dB). Hampir 80% orang tuli tinggal di negara berpendapatan rendah dan menengah. Hal ini dapat mempengaruhi satu telinga atau kedua telinga dan menyebabkan kesulitan dalam mendengar percakapan atau suara keras.

.

Penyebab gangguan pendengaran dapat ditemui sepanjang masa kehidupan. Penyebab pada periode sebelum melahirkan meliputi faktor genetik termasuk gangguan pendengaran herediter dan infeksi intrauterin, seperti rubella dan infeksi sitomegalovirus. Pada periode perinatal meliputi asfiksia neonatal (kekurangan oksigen pada saat lahir) dan hiperbilirubinemia (penyakit kuning parah), berat badan lahir rendah, dan morbiditas perinatal lainnya.

Pada masa anak dan remaja gangguan pendengaran dapat disebabkan oleh infeksi telinga kronis (otitis media supuratif kronis), pengumpulan cairan di telinga (otitis media nonsupuratif kronis), meningitis dan infeksi lainnya. Pada dewasa dan lanjut usia dapat disebabkan oleh penyakit kronis, merokok, otosklerosis, degenerasi sensorineural terkait usia, dan gangguan pendengaran sensorineural mendadak. Sedangkan faktor yang terjadi sepanjang rentang hidup manusia meliputi impaksi serumen (kotoran telinga), trauma pada telinga atau kepala suara keras/suara keras, obat-obatan ototoksik, bahan kimia ototoksik yang berhubungan dengan pekerjaan, kekurangan gizi, infeksi virus dan kondisi telinga lainnya, gangguan pendengaran genetik yang tertunda atau progresif.

.

Banyak penyebab gangguan pendengaran dapat dihindari melalui strategi kesehatan masyarakat dan intervensi klinis yang diterapkan sepanjang hidup. Pencegahan gangguan pendengaran sangat penting, mulai dari periode prenatal dan perinatal hingga usia lanjut. Pada anak hampir 60% gangguan pendengaran disebabkan oleh penyebab yang dapat dicegah melalui penerapan langkah sederhana bidang kesehatan masyarakat. Demikian pula, sebagian besar penyebab umum gangguan pendengaran pada orang dewasa, seperti paparan suara keras dan obat-obatan ototoksik, sebenarnya dapat dicegah.

Strategi efektif untuk mengurangi gangguan pendengaran pada berbagai tahap kehidupan meliput beberapa hal. Yang utama dalah imunisasi lengkap pada bayi, praktik pengasuhan ibu untuk anak yang baik, konseling genetik, dan pengelolaan penyakit telinga yang umum. Selain itu, juga program konservasi pendengaran di tempat kerja untuk kebisingan dan paparan bahan kimia dan strategi mendengarkan musik yang aman untuk mengurangi paparan suara bising.

Strategi lainnya adalah pemeriksaan skrining untuk semua bayi baru lahir berupa pemeriksaan gangguan pendengaran pada usia 0-28 hari dengan OAE (otoacoustic emissions). Selain itu juga sekaligus dilakukan skrining gangguan penglihatan pada bayi prematur saat usia 2-4 minggu dengan pemeriksaan mata, skrining hipotiroid kongenital pada usia 48-72 jam dengan pemeriksaan darah pada tumit kaki, dan skrining penyakit jantung kritis bawaan pada usia usia <24 jam dengan pemeriksaan pulse oxymetry.

.

Skrining pendengaran bayi baru lahir sebenarnya termasuk skrining rutin, karena beberapa hal. Pertama, gangguan pendengaran pada bayi dan anak sulit diketahui sejak awal. Kedua, adanya periode kritis perkembangan pendengaran dan berbicara, yang dimulai dalam 6 bulan pertama kehidupan dan terus berlanjut sampai usia 2 tahun. Ketiga, bayi yang mempunyai gangguan pendengaran bawaan atau didapat yang segera diintervensi sebelum usia 6 bulan, pada usia 3 tahun sangat mungkin akan mempunyai kemampuan berbahasa normal, dibandingkan bayi yang baru diintervensi setelah berusia 6 bulan.

.

Ini adalah kriteria bayi yang lebih berisiko mengalami gangguan pendengaran dan lebih memerluan pemeriksaan skrining, yaitu riwayat keluarga dengan gangguan pendengaran, kelainan bawaan bentuk telinga dan kelainan tulang tengkorak-muka, Infeksi janin ketika dalam kandungan (infeksi toksoplasmosis, rubella, sitomegalovirus, herpes). Selain itu, juga Sindrom tertentu seperti sindrom Down, berat lahir kurang dari 1.500 gram, Bayi yang mengalami kesulitan bernapas segera setelah lahir, perawatan di NICU, dan penggunaan obat tertentu yang bersifat toksik terhadap saraf pendengaran.

.

Momentum Hari Pendengaran Dunia (World Hearing Day) 2024 mengingatkan kita bahwa masalah telinga dan fungsi pendengaran, merupakan salah satu masalah yang paling sering diabaikan di masyarakat. Pemeriksaan skrining pendengar pada bayi baru lahir akan mampu menemukan “kecacatan yang tidak terlihat”, bukan hanya karena tidak adanya gejala yang nampak, tetapi juga mampu mencegah gangguan pendengarn pada bayi, agar tidak lagi menjadi stigma di masyarakat dan diabaikan oleh para pembuat kebijakan kesehatan.

Apakah kita sudah melakukannya?

Categories
anak bayi prematur dokter Healthy Life Pendukung ASI sekolah

2023 Gawai dan Bicara pada Anak

Waspada, Kecanduan Gawai Ancam Anak-anak -

GAWAI  DAN  BICARA  PADA  ANAK

fx. wikan indrarto*)

Pengaruh gawai atau gadget pada perkembangan bicara anak adalah negatif. Mari kita mencegah ‘speech delay’ dengan menggunakan gawai secara tepat. Apa yang perlu dicermati?

.

baca juga : https://www.kompas.id/baca/opini/2023/07/14/gawai-dan-kemampuan-bicara-pada-anak

.

Kata gawai dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti kerja, pekerjaan, alat atau perkakas. Gawai digunakan untuk suatu perangkat elektronik yang memiliki model penggunaan cukup praktis dan fungsi khusus, untuk mempermudah berbagai pekerjaan manusia, sebagai alat komunikasi, ataupun media hiburan. Sedangkan menurut Kemdikbud RI, gawai adalah alat atau perkakas yang dapat menunjang pekerjaan dan komunikasi dengan menghadirkan teknologi terbaru, yang dapat membantu aktivitas manusia menjadi lebih mudah.

.

Ketrampilan berbicara dan berinteraksi sosial adalah hal yang sangat penting pada perkembangan anak. Hal ini karena dengan berinteraksi sosial dua arah, anak belajar dua hal, yaitu ‘recasting’ dan ‘expansion’. ‘Recasting’ artinya si anak belajar mengucapkan sesuatu dengan mengulang apa yang lawan bicaranya ucapkan. Misalnya, saat ibu mengatakan “sayur,” anak mengulang perkataan ibu dengan mengucap “sayul,” dan ibu sebaiknya membetulkan cara pengucapan anak, “Saaaa yuuuurrrr.” Anak tentu mencoba lagi mengulang apa yang diucapakan ibu, meskipun mungkin tetap salah. Yang terpenting bukan apakah yang diucapkan anak salah atau benar, melainkan anak sudah mencoba dan mengetahui ‘kebenaran’ dari yang ibu katakan. Kalaupun masih salah, itu mungkin karena otot motorik anak yang belum sempurna atau ada penyebab lain.

.

Pada ‘expansion’ anak memberikan respons dari kata atau kalimat yang diucapkan lawan bicaranya, serta mengungkapkan ide atau isi hatinya. Anak menggunakan kesempatan ini untuk menggunakan perbendaharaan kata yang sudah dimiliki, tidak sekadar menjawab dengan tatapan, lambaian tangan, atau anggukan saja.

.

Jika anak lebih lama berinteraksi dengan gawai dibandingkan orang di sekitarnya, maka ‘recasting’ dan ‘expansion’ tidak terjadi dan perkembangan komunikasi anak akan terhambat. Hal ini karena anak tidak belajar berkomunikasi dua arah, tetapi hanya satu arah saja. Dampak lain yang mungkin dialami anak adalah keterlambatan bicara atau ‘speech delay’. Tentu saja bukan gawai yang menjadi penyebab keterlambatan bicara anak, melainkan waktu yang digunakan terlalu lama yang memengaruhi anak dalam belajar berkomunikasi. Sebaliknya, gawai jika digunakan dengan bijak, justru dapat menjadi media belajar anak. Misalnya saja, pada anak dengan gangguan autisme yang terhambat konsentrasinya, dengan menonton tayangan atau main game di gawai mereka jadi lebih mudah belajar untuk fokus.

.

Menyoal Larangan Pemakaian Gawai pada Anak Generasi Internet

.

Dr. Catharine M Sambo, Sp.A dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (2016) memberikan panduan pencegahan terlambat bicara pada anak. Kuncinya adalah stimulasi perkembangan yang baik dan ketepatan waktu dalam menemukan tanda awal penyimpangan perkembangan anak. Stimulasi perkembangan bicara dan bahasa seharusnya dilakukan sejak dini. Contoh kegiatannya adalah membaca dengan suara jelas, mangajak bayi dan anak bercakap–cakap, memberi respon terhadap ocehan bayi dengan kata–kata sederhana, menjawab pertanyaan, atau bernyanyi. Gawai dan televisi bukan metode stimulasi yang baik.

Selain itu, batasi ‘screen time’ anak. ‘Screen time’ adalah waktu yang digunakan untuk menggunakan komputer, menonton televisi, ataupun bermain video games. Berbagai ahli menganjurkan ‘screen time’ tidak lebih dari 2 jam setiap hari, untuk anak yang berusia lebih dari 2 tahun. Hal ini tidak sehat, dan waktu yang dihabiskan dengan menyendiri memandangi layar gawai, lebih baik digunakan untuk bergaul dengan teman sebaya ataupun melakukan aktivitias fisik.

.

Komunikasi adalah perilaku di mana pembicara dan pendengar bertukar informasi melalui dialog. Sementara itu, arus informasi di gawai hanya satu arah, sehingga gawai tidak sesuai sebagai sarana komunikasi bagi anak yang sedang belajar berbicara. Selain itu, ilustrasi atau gambar pada gawai merupakan rangsangan visual cepat yang melibatkan perubahan objek setiap menit, hal ini tidak membantu perkembangan kognitif pada anak, apabila dibandingkan dengan aktivitas menggambar. Selain itu, anak yang terlalu sering menggunakan gawai akan memiliki kuantitas dan kualitas interaksi dengan orang lain, yang kurang.

.

Faktor yang menyebabkan gangguan perkembangan bicara sangat kompleks dan belum teridentifikasi secara jelas, mungkin terkait pola asuh, jenis kelamin, faktor genetik, dan faktor lingkungan. Beberapa penelitian tentang dampak penggunaan gawai dalam perkembangan bicara pada balita dapat menjadi peringatan penting bagi orang tua untuk bijak dalam menggunakan gawai.

Yulsyofriend, Anggraini, Yeni, dan Anwar (2021) dari FKM Unair Surabaya melaporkan penelitiannya yang berjudul ‘Dampak Gawai Terhadap Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini’. Sesuai dengan tujuan utama pendidikan anak usia dini adalah untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak, dengan cara memberikan stimulus berupa kegiatan bermain yang menyenangkan dan mampu mengintegrasikan kemampuan anak usia dini secara optimal. Namun demikian, penggunaan gawai berdampak terhadap keterlambatan berbicara pada anak, hal ini disebabkan karena gawai menghambat komunikasi langsung terhadap lingkungan sekitar.

.

Laporan pada Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini dengan judul ‘Pengaruh gawai Bagi Kemampuan Bahasa Anak Usia Dini’ (Suryaningsih, 2021),  melaporkan pengaruh gawai bagi kemampuan Bahasa Anak Usia Dini, terutama dimasa Pandemi COVID-19. Pembelajaran sekolah pada masa Pandemi COVID-19 mengharuskan anak menggunakan gawai. Dengan subjek penelitian adalah anak usia 4-6 tahun berjumlah 25 anak yang menggunakan gawai untuk pembelajaran kelas online, melihat video pembelajaran dari guru, dan melihat youtube dengan durasi sekitar 2-4 jam perhari. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa penggunaan gawai sangat membantu perkembangan Bahasa pada Anak Usia Dini dengan dampingan orang tua yang mengarahkan serta membatasi penggunaan gawai dalam sehari maksimal 3 jam.

.

Laporan lain berjudul ‘Hubungan Penggunaan Gawai dengan Keterlambatan Bahasa pada Anak’, ditulis oleh Fernandez dan Lestari pada jurnal ilmiah Sari Pediatri Vol 21, No 4 (2019). Saat menggunakan gawai, teknologi yang dapat menyebabkan ketergantungan penggunanya, anak menjadi kurang interaktif dan komunikatif. Hal ini menyebabkan anak-anak mengalami keterlambatan perkembangan bahasa. Penelitian pada anak berusia 15 hingga 36 bulan di Manado, Sulut periode Februari hingga April 2018. Ada hubungan yang signifikan antara intensitas penggunaan gawai lebih dari 2 jam dan keterlambatan bahasa (p=0,034), sementara tidak ada hubungan bermakna antara frekuensi penggunaan gawai lebih dari 2 hari per minggu dan keterlambatan bahasa (p=0,144).

Gawai memang sangat berpengaruh terhadap kemampuan interaksi sosial pada anak, karena anak menjadi lebih sering menghabiskan waktunya untuk bermain gawai, dibandingkan bermain bersama dengan teman-teman sebayanya. Namun demikian, tetap ada dampak positif gawai bagi anak. Misalnya memudahkan belajar keterampilan baru dari game edukatif, mengakses informasi, baik dari teks ataupun berbagai video, asalkan tidak lebih dari 3 jam sehari, pada anak lebih dari 4 tahun. 

Apakah kita sudah bijak?

Sekian

Yogyakarta, 12 Juli 2022

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih, Lektor FK UKDW, Alumnus S3 UGM, Ketua IDI Cabang KotaYogyakarta, 2016-2019).

Categories
anak bayi prematur dokter Healthy Life Pendukung ASI

2023 Menjaga Hidup Bayi Prematur

Perawatan bayi yang lahir prematur di rumah - LuviZhea

MENJAGA  HIDUP  BAYI  PREMATUR

fx. wikan indrarto*)

ringkasan tulisan ini telah dimuat di Harian Nasional Kompas Digital pada Rabu, 31 Mei 2023

baca juga : https://www.kompas.id/baca/opini/2023/05/29/menjaga-hidup-bayi-prematur

Pada Selasa, 9 Mei 2023 WHO melaporkan bahwa secara global dari setiap 10 bayi yang lahir, terdapat 1 bayi prematur (lahir sebelum usia 37 minggu kehamilan) dan setiap 40 detik, 1 bayi tersebut meninggal. Tingkat kelahiran prematur tidak berubah dalam dekade terakhir di wilayah mana pun di dunia. Dampak konflik bersenjata, perubahan iklim, dan pandemi COVID-19 meningkatkan risiko kematian bayi prematur di manapun. Apa yang sebaiknya dilakukan?

.

Kelahiran prematur menjadi penyebab utama kematian anak, terhitung lebih dari 1 dari 5 dari semua kematian anak terjadi sebelum ulang tahun ke-5 mereka. Bayi prematur dapat menghadapi konsekuensi kesehatan seumur hidup, dengan kemungkinan peningkatan kecacatan dan keterlambatan perkembangan. Hanya 1 dari 10 bayi sangat prematur (<28 minggu) bertahan hidup di negara berpenghasilan rendah, dibandingkan dengan lebih dari 9 dari 10 bayi di negara berpenghasilan tinggi. Ketidaksetaraan yang menganga terkait dengan ras, etnis, pendapatan, dan akses ke perawatan berkualitas menentukan kemungkinan kelahiran prematur, kematian, dan kecacatan, bahkan di negara berpenghasilan tinggi. Asia Selatan dan Afrika sub-Sahara memiliki tingkat kelahiran prematur tertinggi, dan bayi prematur di wilayah tersebut juga menghadapi risiko kematian tertinggi. Secara bersama-sama, kedua wilayah ini menyumbang lebih dari 65% kelahiran prematur secara global.

.

WHO, UNICEF, UNFPA dan PMNCH menyerukan tindakan berikut untuk meningkatkan perawatan bagi ibu dan bayi baru lahir, termasuk mengurangi risiko dari kelahiran prematur. Pertama, peningkatan investasi dengan mememobilisasi sumber daya internasional dan domestik untuk mengoptimalkan layanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, memastikan perawatan medis berkualitas tinggi tersedia kapan dan di manapun dibutuhkan. Kedua, implementasi yang dipercepat untuk memenuhi target negara demi kemajuan melalui penerapan kebijakan nasional yang selqalu diperbaharui untuk perawatan ibu dan bayi baru lahir. Ketiga, integrasi lintas sektor dengan mempromosikan investasi ekonomi yang lebih cerdas, dengan pembiayaan bersama lintas sektor. Keempat, inovasi bentuk layanan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan secara lokal, untuk mendukung peningkatan kualitas perawatan medis dan pemerataan akses layanan.

.

Perawatan Metode Kanguru (PMK) segera dan langsung, akan mengurangi risiko sepsis pada bayi kecil dan prematur, seperti dimuat dalam jurnal medis, eClinicalMedicine. Pada bayi baru lahir yang rentan ini, PMK langsung  yang menggabungkan kontak kulit ibu dan bayi dengan pemberian ASI eksklusif, mampu mengurangi risiko sepsis sebesar 18%, kematian terkait sepsis sebesar 36%, dan kematian secara keseluruhan sebesar 25%. Hal ini sesuai dengan rekomendasi WHO terbaru yang dikeluarkan pada Selasa, 15 November 2022. Intinya penerapan kontak antar kulit ibu dan bayi sesegera mungkin, untuk meningkatkan kelangsungan hidup bayi kecil dan prematur, yaitu lahir lebih awal (sebelum usia 37 minggu kehamilan) atau berat badan kurang (di bawah 2,5 kg saat lahir). Pedoman tersebut menyarankan agar kontak kulit ibu dan bayi, yang dikenal sebagai PMK harus dimulai segera setelah bayi lahir, tanpa periode awal apapun, termasuk penempatan bayi di dalam inkubator. Ini menandai perubahan signifikan dari panduan praktek klinik sebelumnya, karena adanya manfaat klinik yang sangat besar dengan memastikan ibu dan bayi prematur dapat tetap dekat, tanpa dipisahkan, setelah lahir.

baca juga : https://dokterwikan.com/2020/11/14/2020-steroid-untuk-bayi-prematur/

Pedoman tersebut juga memberikan rekomendasi untuk memastikan dukungan emosional dan finansial, dari institusi tempat bekerja bagi keluarga dengan bayi yang sangat kecil dan prematur. Hal ini disebabkan karana dalam kondisi tersebut, keluarga sangat mungkin dapat menghadapi stres dan kesulitan finansial luar biasa, karena tuntutan pengasuhan bayi yang intensif dan kecemasan keluarga karena adanya gangguan kesehatan bayi.

.

“Bayi prematur seharusnya dapat bertahan hidup, berkembang, dan berperan mengubah dunia, oleh sebab itu setiap bayi harus diberi kesempatan hidup,” kata Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO. Panduan ini menunjukkan bahwa meningkatkan luaran klinis atau hasil akhir untuk bayi mungil ini tidak selalu tentang obat ataupun alat kesehatan paling canggih, tetapi dapat juga dengan memastikan akses ke perawatan kesehatan esensial yang berpusat pada kebutuhan keluarga. Sebagian besar bayi prematur dapat diselamatkan melalui tindakan yang sederhana, mudah, dan hemat biaya termasuk perawatan medis berkualitas baik pada periode sebelum, selama dan setelah kelahiran. Intervensi medis utama berupa pencegahan dan pengelolaan penyakit infeksi umum, juga PMK selama berjam-jam dengan ibu atau ayah, dan pemberian ASI eksklusif.

.

Bayi Prematur Juga Bisa Sehat! Ini Faktanya - Mama's Choice

Karena bayi prematur kekurangan lemak tubuh, banyak yang mengalami masalah dalam mengatur suhu tubuh mereka sendiri saat lahir, dan seringkali membutuhkan alat bantu napas atau ventilator. Untuk bayi seperti ini, rekomendasi WHO yang sebelumnya adalah adanya periode awal pemisahan bayi dari ibu, dengan kondisi bayi pertama kali distabilkan dalam inkubator atau kotak penghangat. Ini akan memakan waktu rata-rata sekitar 3-7 hari. Namun demikian, banyak penelitian menunjukkan bahwa memulai PMK segera setelah lahir justru mampu menyelamatkan lebih banyak nyawa, mengurangi risiko infeksi dan hipotermia, bahkan mampu meningkatkan pemberian nutrisi terbaik bagi bayi.

.

Pelukan pertama ibu tidak hanya penting secara emosional, tetapi juga sangat bermakna untuk meningkatkan peluang kelangsungan hidup dan hasil klinik kesehatan bayi kecil dan prematur. Setelah pandemi COVID-19, kita semua semakin paham bahwa banyak ibu yang tidak perlu dipisahkan dari bayinya, karena pemisahan tersebut justru dapat menjadi bencana besar bagi kesehatan bayi baru lahir prematur atau kecil. Pedoman WHO yang baru menekankan perlunya memberikan perawatan bagi keluarga dan bayi prematur sebagai satu kesatuan, dan memastikan orang tua mendapatkan dukungan terbaik, terlebih saat periode waktu yang sering membuat stres dan cemas.

.

Meskipun rekomendasi baru ini ditujukan khusus di wilayah dan negara yang lebih miskin, yang mungkin tidak memiliki akses ke peralatan medis berteknologi tinggi, atau bahkan pasokan listrik yang dapat diandalkan, rekomendasi WHO yang baru tersebut juga relevan untuk negara dengan pendapatan tinggi. Hal ini merupakan tantangan untuk memikirkan kembali bagaimana sistem perawatan intensif neonatal, dengan memastikan ibu dan bayi prematur yang baru lahir dapat bersama-sama setiap saat, tidak dipisahkan dalam ruang perwatan di RS yang berbeda.

.

Menyusui langsung secara eksklusif sangat dianjurkan untuk meningkatkan hasil klinik kesehatan bayi prematur dan bayi berat lahir rendah, bahkan terbukti lebih mampu mengurangi risiko infeksi dibandingkan dengan pemberian susu formula. Jika ASI tidak tersedia, ASI donor adalah alternatif terbaik, meskipun ‘formula prematur’ dapat digunakan jika tidak ada ASI donor. Berdasarkan umpan balik dari keluarga yang dikumpulkan melalui lebih dari 200 penelitian, pedoman ini juga mendukung peningkatan dukungan emosional dan finansial untuk ibu. Cuti dari pekerjaan untuk kedua orang tua diperlukan untuk merawat bayi prematur. 

.

Prematuritas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang mendesak harus diatasi. Sudahkah kita bertindak bijak dengan segala cara, untuk menjaga bayi prematur di sekitar kita agar tetap hidup?

Sekian

Yogyakarta, 19 Mei 2023

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih, Lektor di FK UKDW Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA : 081227280161

Categories
anak COVID-19 dokter Healthy Life Pendukung ASI UHC

2022 Pekan Menyusui Dunia

20 Link Twibbon Gratis-Tema Hari/Pekan ASI Sedunia-1 hingga 7 Agustus 2021  | Buletin Islam

PEKAN  MENYUSUI  DUNIA  2022

fx. wikan indrarto*)

Pekan Menyusui Dunia (World Breastfeeding Week) 1 sampai 8 Agustus 2022 mengangkat tema : Berperan Lebih untuk Menyusui. Mendidik dan Mendukung (Step up for Breastfeeding, Educate and Support). Pada pekan tersebut akan fokus pada penguatan kapasitas semua pihak yang harus berperan melindungi, mempromosikan dan mendukung proses menyusui di berbagai lapisan masyarakat. Apa yang sebaiknya dilakukan?

.

Para pihak atau aktor yang terkait dengan proses menyusui harus membentuk rantai dukungan yang hangat (warm chain of support for breastfeeding). Aktor yang menjadi sasaran dalam hal ini termasuk pemerintah, sistem kesehatan, tempat kerja, keluarga, dan masyarakat luas, akan diberi informasi, dididik, dan diberdayakan untuk memperkuat kapasitas mereka, dalam menyediakan dan mempertahankan lingkungan yang ramah menyusui bagi ibu, di seluruh dunia pasca pandemi COVID-19.

.

Menyusui adalah kunci untuk strategi pembangunan berkelanjutan pasca-pandemi COVID-19, karena mampu meningkatkan pemenuhan gizi, memastikan ketahanan pangan dan mengurangi ketidaksetaraan antar dan di setiap wilayah dalam sebuah negara. Tema tersebut menyoroti hubungan antara menyusui dan nutrisi yang baik, ketahanan pangan dan pengurangan kesenjangan. Kampanye Rantai Hangat menempatkan pasangan ibu-bayi sebagai inti kegiatan. Program ini berusaha menghubungkan berbagai aktor di sektor kesehatan, komunitas, dan tempat kerja ibu untuk memberikan perawatan yang berkesinambungan selama 1.000 hari pertama bayi.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2022/03/21/2022-asi-dan-covid-19/

.

Mempromosikan praktik perawatan kesehatan yang mendukung keberhasilan menyusui selalu menjadi fokus kita semua, terutama di bidang peningkatan kapasitas dan cakupan menyusui secara eksklusif. Sejak 2009, WABA mempromosikan Inisiatif Ramah Bayi yang Diperluas atau ‘the Expanded Baby Friendly Initiative’ (EBFHI) yang diluncurkan oleh WHO/UNICEF dan ini kemudian menjadi dasar konseptual untuk Rantai Dukungan Hangat untuk Menyusui.

.

Kode Internasional Pemasaran Pengganti ASI (The International Code of Marketing of Breastmilk Substitutes) atau Kode dibuat untuk melindungi dan mempromosikan menyusui dengan memastikan penggunaan yang tepat dari susu formula sebagai pengganti ASI bila diperlukan, dan praktik pemasaran yang etis. Untuk menghidupkan kembali dan memperkuat pemantauan berkelanjutan dan penilaian berkala terhadap Kode tersebut, Jaringan untuk Pemantauan Global atau ‘the Network for Global Monitoring and Support for Implementation of the International Code of Marketing of Breast-milk Substitutes and Subsequent relevant World Health Assembly Resolutions’ (NetCode) telah mengembangkan perangkat berisi protokol, panduan, dan alat yang relevan. Salah satunya adalah untuk melindungi rantai dukungan yang hangat untuk menyusui (the warm chain of support for breastfeeding).

.

Pada Jumat, 28 April 2022 WHO melaporkan tingkat yang mengejutkan dari pemasaran susu formula, yang ditujukan sebagai pengganti ASI. Laporan yang merinci praktik pemasaran eksploitatif yang digunakan oleh industri susu formula bayi senilai US$ 55 miliar, menunjukkan orang tua, terutama ibu, secara diam-diam dan terus-menerus menjadi sasaran ‘marketing online’.

Pekan Menyusui Sedunia 2021: Dukungan lebih besar untuk ibu menyusui di  Indonesia dibutuhkan di tengah pandemi COVID-19

Laporan WHO tersebut berjudul ‘cakupan dan dampak strategi pemasaran digital untuk mempromosikan pengganti ASI’ (scope and impact of digital marketing strategies for promoting breast-milk substitutes), telah menguraikan teknik pemasaran digital yang dirancang untuk mempengaruhi keputusan yang dibuat keluarga baru, tentang cara memberi makan bayi mereka. Melalui perangkat aplikasi, kelompok pendukung virtual atau ‘klub bayi’, influencer media sosial berbayar, program promosi dan kompetisi, serta forum atau layanan konsultasi, perusahaan susu formula telah membeli atau mengumpulkan informasi pribadi, dan mengirimkan promosi yang bersifat personal kepada ibu hamil dan ibu baru.

.

Negara harus meningkatkan langkah yang lebih luas dalam mendukung ibu untuk menyusui secara eksklusif. Komponen aktor hangat lainnya, yaitu sistem kesehatan, tempat kerja, keluarga, dan masyarakat luas juga wajib berperan serta, dalam mendukung ibu menyusui dan mengatasi hebatnya pemasaran susu formula sebagai pengganti ASI. Susu formula adalah bagian dari produk berisiko lainnya seperti tembakau, alkohol atau barang tidak sehat yang mengutamakan omset penjualan, di atas pertimbangan kesehatan dan kesejahteraan bayi.

Sudahkah kita bijak?

Sekian

Yogyakarta, 17 Juli 2022

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih, Lektor FK UKDW Yogyakarta, Alumnus S3 UGM.

Categories
anak antibiotika COVID-19 dokter Healthy Life Pendukung ASI UHC

2022 Menekan Angka Kematian Bayi

Dinkes Aceh Jaya | Berita Angka Kematian Bayi (AKB) di Aceh Jaya tahun 2020  menurun dibandingkan tahun 2019

MENEKAN  KEMATIAN  BAYI

fx. wikan indrarto*)

Data kematian anak terbaru mengungkapkan bahwa, kita masih berada di luar jalur untuk memenuhi target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) terkait kesehatan anak. Laporan United Nations Inter-agency Group for Child Mortality Estimation (IGME) Rabu, 22 Desember 2021 mengungkapkan kebutuhan mendesak untuk berinvestasi dalam perbaikan data dan layanan medis untuk menekan kematian bayi baru lahir dan anak. Apa yang harus diperbaiki?

.

Menurut laporan tersebut, lebih dari 50 negara tidak akan memenuhi target kematian balita pada tahun 2030, dan lebih dari 60 negara akan kehilangan target kematian neonatal. Pada sepanjang tahun 2020 terdapat kematian pada lebih dari 5 juta anak sebelum ulang tahun kelima mereka dan 2,2 juta anak dan remaja berusia 5 hingga 24 tahun. Dunia masih kehilangan terlalu banyak nyawa anak karena penyebab yang sebagian besar dapat dicegah, seringkali karena sistem kesehatan yang belum tertata dan kekurangan dana apalagi selama pandemi COVID-19.

.

Laporan IGME PBB juga menekankan bahwa data terbaru dan dapat diandalkan tentang kematian anak dan remaja tetap tidak tersedia untuk sebagian besar negara di dunia, terutama untuk negara berpenghasilan rendah, dengan pandemi COVID-19 telah menimbulkan tantangan tambahan untuk meningkatkan ketersediaan dan kualitas data. Hanya sekitar 60 negara, terutama yang berpenghasilan tinggi, yang memiliki Sistem Pencatatan dan Statistik yang berfungsi dengan baik, yang menghasilkan data kematian berkualitas tinggi yang tepat waktu.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2021/10/14/2021-keselamatan-pasien-bayi/

.

Peningkatan kematian bayi saat pandemi COVID-19 terjadi di lebih dari 80 negara, setengahnya adalah negara berpenghasilan rendah atau menengah. Diperlukan data yang berkualitas lebih baik, agar pemantauan dapat lebih lengkap tentang faktor apapun yang terkait dengan kematian bayi dan anak. Laporan tersebut memperingatkan bahwa karena data yang tersedia berkategori buruk, karakteristik dasar bayi, anak dan remaja pada tahun 2021 tetap tidak diketahui secara detail dan pasti. Misalnya, hipotesis bahwa pandemi COVID-19 dapat memengaruhi kematian anak secara berbeda menurut kelompok usia dan status sosial ekonomi. Data yang tepat waktu dan akurat serta pemantauan ketat, harus tersedia untuk menjawab hipotesis tersebut dan memahami dampak jangka panjang dari COVID-19 pada bayi, anak dan remaja.

.

Saat pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung, semua anak terus menghadapi krisis yang sama seperti yang mereka alami selama beberapa dekade sebelumnya, yaitu tingkat kematian yang sangat tinggi dan peluang hidup yang buruk, tetapi terjadi sangat tidak adil. Pada tren saat ini, lebih dari 48 juta anak di bawah 5 tahun akan meninggal sebelum tahun 2030, setengah dari mereka adalah bayi baru lahir. Lebih dari setengah dari kematian ini (57%) terjadi di sub-Sahara Afrika (28 juta), dengan 25 persen lainnya terjadi di Asia Selatan (12 juta). Memenuhi target SDG di 54 negara yang keluar jalur akan mencegah 8 juta kematian balita antara tahun 2021 dan 2030 dan mengurangi jumlah tahunan kematian balita menjadi 2,5 juta pada tahun 2030.

Afrika dan Asia Selatan Jadi Penyumbang Angka Kematian Bayi Tertinggi

Secara global, penyebab kematian bayi baru lahir adalah prematuritas, berat lahir rendah, infeksi berat (sepsis), asfiksia (tidak mampu segera bernapas spontan saat lahir), dan trauma kelahiran, yang mencapai hampir 80% kematian bayi. Pada hal, dua pertiga dari kematian bayi tersebut, sebenarnya dapat dicegah. Terdapat 4 buah intervensi medis untuk bayi prematur yang murah, mudah dan sangat efektif, tetapi belum umum digunakan di banyak negara berkembang, yaitu steroid, Kangaroo Mother Care (KMC), antibiotika, dan kunjungan rumah.

.


Suntikan steroid yang diberikan pada ibu dalam persalinan sebelum waktunya (prematur), dapat membantu mempercepat pengembangan paru-paru janin dalam rahim. Dengan biaya hanya US $ 1, dua dosis suntikan steroid dapat menyelamatkan bayi prematur, dari risiko terjadinya gangguan pernapasan beberapa hari setelah mereka lahir. Penyakit membran hyalin, karena ketidakmatangan paru-paru bayi yang dapat dicegah dengan suntikan steroid, adalah penyebab tersering gangguan pernapasan dan kematian pada bayi prematur. Suntikan steroid secara global pada ibu dalam persalinan prematur, diperkirakan dapat mencegah 400.000 kematian bayi prematur setiap tahunnya. Di negara berpenghasilan tinggi, steroid telah digunakan sejak tahun 1990-an dan diperkirakan 95% ibu dalam persalinan prematur telah menerima suntikan steroid. Sebaliknya, di negara berpenghasilan rendah dan menengah, diperkirakan hanya 5% ibu yang telah menerima suntikan steroid ini.

.


KMC adalah sebuah metode yang terinspirasi dari kanguru, binatang asli Australia yang melompat sambil menggendong anaknya di depan perut. Dengan menggunakan teknik ini, bayi prematur yang mungil ditempelkan lekat kulit-ke-kulit di dada ibu, bapak, atau nenek. Hal ini membuat bayi hangat dan terlindungi. Termoregulasi atau menjaga kehangatan sangat penting untuk mencegah tubuh bayi yang mungil, kehilangan panas badan dengan cepat. Hipotermi (penurunan suhu tubuh) tersebut, membuat mereka sangat rentan terhadap penyakit, infeksi, dan kematian. Selain itu, metode ini juga dapat memudahkan memberikan ASI ekslusif dan secara global diprediksi dapat mencegah 450.000 kematian bayi prematur setiap tahun. KMC digagas sebagai solusi karena keterbatasan jumlah inkubator di Kolombia, Amerika Latin sehingga banyak bayi dipaksa untuk berbagi inkubator yang tersedia. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat kematian bayi yang mendapatkan KMC sama atau lebih rendah, dibandingkan bayi dalam inkubator. Meskipun KMC sudah dikembangkan sejak tahun 1967, tetapi penyebaran informasinya sangat lambat, meskipun efektivitas, keamanan, dan manfaatnya telah terbukti.

.


Antibiotika dapat menyelamatkan nyawa bayi, misalnya amoksisilin untuk mengobati pneumonia. Pneumonia pada bayi baru lahir, dapat diatasi dengan amoksisilin dosis terbagi dalam 5 hari, dengan biaya juga hanya sekitar US $ 1. Selain itu, antibiotika lainnya yang diberikan sejak dini, dapat digunakan untuk melawan sepsis neonatal atau infeksi bakteri serius. Pneumonia dan sepsis adalah penyebab kematian bayi baru lahir di banyak negara berkembang.

.


Kunjungan rumah oleh petugas kesehatan yang terampil segera setelah lahir, merupakan strategi kesehatan yang dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup bayi. Kunjungan rumah harus dilakukan pada hari pertama dan ketiga kehidupan bayi baru lahir, dan jika mungkin, kunjungan ketiga harus dilakukan sebelum akhir minggu pertama atau hari ketujuh kehidupan. Selama kunjungan rumah, petugas kesehatan harus mempromosikan ASI eksklusif, membantu menjaga bayi agar tetap hangat dengan kontak kulit-ke-kulit antara ibu dan bayi, melakukan perawatan tali pusar dan kulit, menilai tanda klinis tentang masalah kesehatan bayi yang serius, dan membantu keluarga untuk mencari perawatan medis segera, jika diperlukan.

.

SDGs menyerukan diakhirinya kematian bayi baru lahir yang dapat dicegah, dengan target semua negara memiliki tingkat kematian neonatal 12 atau lebih sedikit per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Semoga kita mampu memberikan steroid, menerapkan Kangaroo Mother Care (KMC), menyuntikkan antibiotika, dan melakukan kunjungan rumah, untuk menekan kematian bayi di sekitar kita, meskipun pandemi COVID-19 belum juga usai.

Sekian

Yogyakarta, 28 Februari 2022

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Lektor FK UKDW, Alumnus S3 UGM, WA: 081227280161,

Categories
anak COVID-19 dokter Healthy Life Jalan-jalan Pendukung ASI resisten obat sekolah UHC

2022 Hari Makanan Sehat Dunia

Top] 25 World Food Safety Day 2022: Quotes, Slogans, Images, Pictures,  Photo, Poster, Wallpaper

Tulisan ini juga dimuat di link :

https://news.detik.com/kolom/d-6114206/beban-penyakit-bawaan-makanan

HARI  MAKANAN  SEHAT  SEDUNIA  2022

fx. wikan indrarto*)

Hari Keamanan Pangan Sedunia (World Food Safety Day) pada Selasa, 7 Juni 2022 adalah gerakan memobilisasi tindakan untuk mencegah, mendeteksi dan mengelola risiko penyakit yang ditularkan melalui makanan dan meningkatkan derajat kesehatan manusia. Tema peringatan adalah makanan yang lebih aman, kesehatan yang lebih baik (safer food, better health). Apa yang harus dilakukan?

.

Makanan yang aman adalah salah satu penjamin paling penting untuk kesehatan yang baik. Makanan yang tidak aman adalah penyebab banyak penyakit (foodborne illnesses), gangguan pertumbuhan dan perkembangan, defisiensi mikronutrien, penyakit tidak menular atau menular dan penyakit mental. Secara global, satu dari sepuluh orang terkena penyakit bawaan makanan setiap tahunnya. Diperkirakan 600 juta (hampir 1 dari 10 orang di dunia) jatuh sakit setelah makan makanan yang terkontaminasi dan 420.000 meninggal setiap tahun, mengakibatkan hilangnya 33 juta tahun hidup sehat (DALYs). Bahkan dana sebesar US$ 110 miliar hilang setiap tahun dalam produktivitas dan biaya pengobatan akibat makanan yang tidak aman, di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Pada anak balita menyebabkan 40% dari beban penyakit bawaan makanan, dengan 125.000 kematian setiap tahun.

.

Penyakit bawaan makanan biasanya bersifat menular atau beracun dan disebabkan oleh bakteri, virus, parasit atau zat kimia yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang terkontaminasi. Bakteri Salmonella, Campylobacter dan enterohaemorrhagic Escherichia coli adalah beberapa patogen bawaan makanan yang paling umum yang mempengaruhi jutaan orang setiap tahun, kadang-kadang dengan derajat klinis yang parah dan fatal. Gejala klinisnya dapat berupa demam, sakit kepala, mual, muntah, sakit perut dan diare. Bakteri tersebut sering berada pada telur, daging unggas dan produk lain yang berasal dari hewan, susu mentah, daging unggas mentah atau setengah matang, dan air minum, susu yang tidak dipasteurisasi, daging yang kurang matang, serta buah dan sayuran segar yang terkontaminasi.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2020/10/13/2020-makanan-sehat-saat-covid-19/

Infeksi bakteri Listeria dapat menyebabkan keguguran pada ibu hamil atau kematian bayi baru lahir. Listeria ditemukan dalam produk susu yang tidak dipasteurisasi dan berbagai makanan siap saji dan dapat tumbuh pada suhu dingin. Bakteri Vibrio cholerae dapat menginfeksi orang melalui air atau makanan yang terkontaminasi. Gejala klinisnya adalah sakit perut, muntah dan diare berair yang banyak, yang dengan cepat menyebabkan dehidrasi parah dan bahkan kematian. Beras, sayuran, bubur millet dan berbagai jenis makanan laut telah terkait dengan wabah kolera.

.

Beberapa virus dapat ditularkan melalui konsumsi makanan. Norovirus dan Virus Hepatitis A dapat ditularkan melalui makanan dan dapat menyebabkan penyakit hati dan menyebar biasanya melalui makanan laut mentah atau setengah matang, atau produk mentah yang terkontaminasi. Beberapa parasit, seperti trematoda, cacing pita seperti Echinococcus spp, atau Taenia spp, Ascaris, Cryptosporidium, Entamoeba histolytica atau Giardia, memasuki tubuh melalui makanan atau kontak langsung dengan hewan air atau tanah dan produk tanaman segar.

.

World Food Safety Day 2022 | CareOurEarth

Beban penyakit bawaan makanan (foodborne illnesses) terhadap kesehatan masyarakat dan ekonomi sering kali diremehkan karena pelaporan yang kurang. Selain itu, juga adanya kesulitan untuk membuktikan hubungan sebab akibat antara kontaminasi makanan dan penyakit atau kematian yang diakibatkannya. Laporan WHO tahun 2015 tentang perkiraan beban global penyakit bawaan makanan menyajikan perkiraan pertama beban penyakit yang disebabkan oleh 31 agen bawaan makanan (bakteri, virus, parasit, racun, dan bahan kimia) di tingkat global. Ternyata lebih dari 600 juta kasus penyakit bawaan makanan dan 420.000 kematian dapat terjadi dalam setahun. Beban penyakit bawaan makanan menimpa secara tidak proporsional pada kelompok dalam situasi rentan dan terutama pada anak balita, dengan beban tertinggi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

.

Laporan Bank Dunia 2019 tentang beban ekonomi penyakit bawaan makanan menunjukkan bahwa, total kerugian produktivitas yang terkait dengan penyakit bawaan makanan di negara berpenghasilan rendah dan menengah, diperkirakan mencapai US$ 95,2 miliar per tahun. Selain itu, biaya tahunan untuk mengobati penyakit bawaan makanan diperkirakan mencapai US$ 15 miliar.

.

Pasokan makanan yang aman mendukung kesehatan ekonomi nasional, berkontribusi pada ketahanan pangan dan gizi, dan mendukung pembangunan berkelanjutan. Pada hal, urbanisasi dan perubahan kebiasaan konsumen telah meningkatkan jumlah orang yang membeli dan makan makanan yang disiapkan di tempat umum. Selain itu, globalisasi telah memicu meningkatnya permintaan konsumen akan variasi makanan yang lebih luas, mengakibatkan rantai makanan global yang semakin kompleks dan panjang. Perubahan iklim juga diprediksi berdampak pada keamanan pangan.

.

Setiap pemerintah harus menjadikan keamanan pangan sebagai prioritas kesehatan masyarakat, dengan menyusun kebijakan dan menerapkan sistem keamanan pangan yang efektif. Momentum Hari Keamanan Pangan Sedunia (World Food Safety Day) pada Selasa, 7 Juni 2022 mengingatkan kita akan peran penting negara dalam menjamin ketersediaan makanan yang aman dan sehat.

Sekian

Yogyakarta, 6 Juni 2022

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Lektor FK UKDW, Alumnus S3 UGM, WA: 081227280161

Categories
anak Healthy Life Jalan-jalan Pendukung ASI sekolah

2022 Cegah kegemukan

Cara Mencegah Obesitas pada Anak, Bagaimana Caranya?

CEGAH KEGEMUKAN

fx. wikan indrarto*)

Mempercepat tindakan untuk menghentikan obesitas


Lebih dari 1 miliar orang di seluruh dunia mengalami obesitas. Jumlah ini masih terus bertambah, bahkan WHO memperkirakan pada tahun 2025, sekitar 167 juta orang, baik dewasa dan anak, akan jadi sakit karena kelebihan berat badan atau obesitas. Apa yang mencemaskan?

.

Obesitas adalah penyakit yang mempengaruhi sebagian besar sistem dan organ tubuh, dari jantung, hati, ginjal, sendi, sampai sistem reproduksi. Dampaknya berupa penyakit tidak menular (PTM), seperti diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, hipertensi dan stroke, kanker, serta masalah kesehatan mental. Orang dengan obesitas juga tiga kali lebih mungkin dirawat di rumah sakit karena COVID-19. Kunci untuk mencegah obesitas adalah bertindak sejak dini, idealnya bahkan sebelum bayi lahir. Nutrisi yang baik selama kehamilan, diikuti dengan pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan dan terus menyusui sampai usia 2 tahun, adalah langkah yang terbaik untuk semua bayi dan anak.

.

Kegemukan dan obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan. Indeks massa tubuh (BMI) adalah indeks sederhana dari berat badan-untuk-tinggi yang umum digunakan untuk mengklasifikasikan kelebihan berat badan dan obesitas. Untuk anak balita kelebihan berat badan adalah berat badan untuk tinggi badan lebih besar dari 2 standar deviasi di atas median Standar Pertumbuhan Anak WHO, dan obesitas lebih besar dari 3. Pada anak dan remaja berusia antara 5-19 tahun kelebihan berat badan adalah BMI lebih besar dari 1 standar deviasi di atas median Pertumbuhan WHO dan obesitas lebih besar dari 2.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2021/03/03/2021-tumpas-obesitas/

.

Penyebab mendasar dari obesitas dan kelebihan berat badan adalah ketidakseimbangan energi antara kalori yang dikonsumsi dan kalori yang dikeluarkan. Secara global, hal tersebut telah terjadi karena pertama, adanya peningkatan asupan makanan padat energi yang tinggi lemak dan gula. Kedua, penurunan aktivitas fisik karena semakin banyak bentuk pekerjaan yang menetap, perubahan moda transportasi, dan peningkatan urbanisasi. Keduanya, yaitu perubahan pola makan dan aktivitas fisik seringkali merupakan hasil dari perubahan lingkungan dan sosial yang terkait dengan pembangunan dan kurangnya kebijakan yang mendukung pada sektor kesehatan, pertanian, transportasi, perencanaan kota, lingkungan, pengolahan makanan, distribusi, pemasaran, dan pendidikan.

.

Obesitas pada anak dikaitkan dengan kemungkinan obesitas, kematian dini, dan kecacatan yang lebih tinggi di masa dewasa. Namun selain peningkatan risiko di masa depan, anak obesitas mengalami kesulitan bernapas, peningkatan risiko patah tulang, hipertensi, penanda awal penyakit kardiovaskular, resistensi insulin dan efek psikologis. Kegemukan dan obesitas, serta penyakit tidak menular yang terkait, sebagian besar dapat dicegah. Lingkungan dan masyarakat yang mendukung sangat penting dalam membentuk pilihan masyarakat, dengan menjadikan pilihan makanan yang lebih sehat dan aktivitas fisik yang teratur sebagai pilihan yang paling mudah diakses, tersedia dan terjangkau.

Cara Mengatasi dan Mencegah Obesitas pada Anak - Rumah Sakit Karanggede  Sismamedika

Pada tingkat keluarga, orang tua dapat dapat melakukan pembatasan asupan energi dari total lemak dan gula pada anak. Juga meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, serta kacang-kacangan, biji-bijian. Dan jangan lupa untuk mendorong anak melakukan aktivitas fisik secara teratur (60 menit sehari untuk anak-anak dan 150 menit dalam seminggu untuk remaja dan orang dewasa).

.

Di tingkat masyarakat, penting untuk mendukung individu dalam mengikuti rekomendasi di atas, melalui implementasi berkelanjutan dari kebijakan berbasis bukti dan berbasis populasi yang membuat aktivitas fisik teratur dan pilihan makanan yang lebih sehat tersedia, terjangkau dan mudah diakses oleh semua orang, terutama bagi yang termiskin. individu. Contoh dari kebijakan tersebut adalah pajak atas minuman manis dengan gula.

.

Industri makanan dapat memainkan peran penting dalam mempromosikan diet sehat dengan mengurangi kandungan lemak, gula, dan garam makanan olahan. Juga memastikan bahwa pilihan yang sehat dan bergizi tersedia dan terjangkau bagi semua konsumen. Regulasi negara harus mencakup pembatasan pemasaran makanan tinggi gula, garam dan lemak, terutama makanan yang ditujukan untuk anak dan remaja. Selain itu, juga memastikan ketersediaan pilihan makanan sehat dan mendukung praktik aktivitas fisik secara teratur di tempat kerja.

Pada kesempatan Hari Obesitas Sedunia 4 Maret 2022, semua negara harus berbuat lebih banyak untuk membalikkan krisis kesehatan yang dapat diprediksi dan dicegah ini. Langkah efektif harus segera diambil, termasuk membatasi pemasaran makanan dan minuman tinggi lemak, gula dan garam kepada anak, mengenakan pajak pada minuman manis, dan menyediakan akses yang lebih baik ke makanan sehat yang terjangkau. Setiap kota perlu menyediakan ruang bagi semua warganya, termasuk anak untuk berjalan kaki ke sekolah, bersepeda, dan rekreasi yang aman, dan guru di sekolah perlu mengajarkan kebiasaan sehat kepada anak sejak dini.

.

Sudahkah kita bijak mensikapi bahaya obesitas ?

Sekian

Yogyakarta, 4 Maret 2022

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Lektor FK UKDW, Alumnus S3 UGM, WA: 081227280161

Categories
antibiotika COVID-19 dokter Healthy Life Jalan-jalan Pendukung ASI sekolah UHC

2022 Hari Kesehatan Dunia

Hari Kesehatan Sedunia 2022: Sejarah dan Tema Peringatan

Tulisan ini juga dimuat di Harian Kedaulatan Rakyat Yogyakarta Minggu, 17 April 2022, halaman 8

HARI  KESEHATAN  SEDUNIA  2022

fx. wikan indrarto*)

Setiap tanggal 7 April, dirayakan sebagai Hari Kesehatan Sedunia (World Health Day). Pada tahun 2022 ini kita diajak menciptakan dunia dengan udara yang bersih, air dan makanan tersedia untuk semua. Juga kebijakan ekonomi difokuskan pada aspek kesehatan dan kesejahteraan warga. Selain itu, setiap kota dapat ditinggali dengan nyaman, karena warganya memiliki kendali atas kesehatan diri dan kesehatan bumi ini.

.

Tema peringatan tahun 2022 : planet kita adalah kesehatan kita (our planet, our health). Di tengah pandemi COVID-19, planet kita yang tercemar akan meningkatkan penyakit seperti kanker, asma, dan gangguan jantung. WHO memperkirakan bahwa lebih dari 13 juta kematian di seluruh dunia setiap tahun, disebabkan oleh penyebab atau faktor lingkungan hidup yang sebenarnya dapat dihindari. Ini termasuk krisis iklim yang merupakan satu-satunya ancaman kesehatan terbesar yang dihadapi umat manusia, bahkan krisis perubahan iklim juga merupakan krisis kesehatan.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2022/01/09/2021-momentum-kesehatan/

.

Keputusan politik, sosial, dan komersial yang tidak bijaksana akan mendorong krisis iklim dan kesehatan. Lebih dari 90% orang menghirup udara tidak sehat akibat pembakaran bahan bakar fosil, terutama untuk kendaraan bermotor. Dunia yang memanas akan memungkinkan nyamuk terbang untuk menyebarkan penyakit Dengue lebih jauh dan lebih cepat daripada sebelumnya. Gangguan cuaca ekstrem, degradasi lahan dan kelangkaan air menggusur orang dan menurunkan derajad kesehatan mereka. Plastik ditemukan di dasar lautan terdalam dan gunung tertinggi, bahkan telah memasuki rantai makanan kita. Sistem yang menghasilkan makanan dan minuman yang diproses dengan cepat saji dan tidak sehat mendorong gelombang obesitas, meningkatkan kanker dan penyakit jantung. Bahkan juga menghasilkan sepertiga dari emisi gas rumah kaca global.

.

Sementara pandemi COVID-19 menunjukkan kepada kita kekuatan teknologi kedokteran dalam meredamnya, tetapi sekaligus juga menyoroti ketidaksetaraan pemberian layanan medis di hampir seluruh dunia. Pandemi COVID-19 telah mengungkapkan kelemahan di semua bidang masyarakat dan menggarisbawahi urgensi menciptakan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan dan adil. Desain ekonomi saat ini mengarah pada distribusi pendapatan, kekayaan, dan kekuasaan yang tidak merata, sehingga masih terlalu banyak orang yang hidup dalam kemiskinan. Pembanganunan ekonomi ke depan sebaiknya memiliki tujuan kesejahteraan manusia, kesetaraan dan keberlanjutan ekologis. Tujuan ini diterjemahkan ke dalam investasi jangka panjang, anggaran kesejahteraan, perlindungan sosial, strategi hukum dan fiskal.

.

Selamat Hari Kesehatan Sedunia 2022 - Yayasan Gastroenterologi Indonesia

Sembilan dari sepuluh orang menghirup udara yang tercemar. Polusi udara telah membunuh 13 orang setiap menitnya karena kanker paru-paru, penyakit jantung dan stroke. Sebaiknya segera berhenti membakar bahan bakar fosil seperti minyak, batu bara, dan gas alam, karena menyebabkan polusi udara. Polusi nitrogen dioksida dapat memperburuk penyakit pernapasan, terutama asma. Sistem transportasi umum yang terencana dengan baik, termasuk jalan kaki dan bersepeda yang aman, dapat meningkatkan kualitas udara, mengurangi perubahan iklim, dan memberikan manfaat kesehatan tambahan.

.

Perubahan iklim merupakan ancaman bagi kesehatan manusia karena meningkatnya suhu bumi dan terjadi banjir, bahkan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk seperti Dengue, menyebar lebih luas dan menempatkan 2 miliar orang tambahan pada risiko infeksi dengue. Sekitar 3,6 miliar orang kekurangan toilet yang aman secara global. Kotoran manusia yang tidak diolah merusak ekosistem dan kesehatan manusia. Bahkan 2 miliar orang kekurangan air minum yang aman secara global dan 829.000 orang meninggal karena penyakit diare setiap tahun yang disebabkan oleh air yang tercemar dan sanitasi yang buruk. Diperlukan perlindungan terhadap sumber air baku dengan mencegah masuknya limbah dan bahan kimia ke danau, sungai, atau air tanah kita.  Selain itu, juga perlu  mengelola limbah medis dengan aman, karena luka tertusuk jarum suntik yang dibuang dapat menyebabkan Hepatitis B, C dan penyakit menular lainnya.

.

Tembakau membunuh lebih dari 8 juta orang setiap tahun dan sangat adiktif. Ini adalah faktor risiko utama untuk kanker, gangguan jantung, dan penyakit paru-paru. Sekitar 600 juta pohon ditebang untuk menghasilkan 6 triliun batang rokok setiap tahun, juga mengurangi udara bersih yang kita hirup. Selain tembakau dapat menyebabkan kematian, menanam tembakau juga membahayakan planet ini, sehingga kita perlu menjaga tubuh dan lingkungan bebas dari tembakau.

.

Momentum Hari Kesehatan Sedunia (World Health Day) pada Kamis, 7 April 2022 dan pandemi COVID-19 mengingatkan kita akan pentingnya  berinvestasi dalam bidang kesehatan sebagai motor pembangunan. Negara tidak perlu memilih prioritas untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan keadilan sosial di satu sisi. Atau di sisi lainnya meliputi pembangunan masyarakat yang berkelanjutan, ketahanan pangan dan nutrisi yang memadai, mengatasi perubahan iklim, atau menggenjot roda ekonomi. Semua hasil penting ini ternyata berjalan seiring, tidak terpisahkan, dan saling terkait (hand in hand), dalam menciptakan planet kita yang lebih sehat dan semakin adil (our planet, our health).

 Sudahkah Anda terlibat membantu?

Sekian

Yogyakarta, 4 April 2022

*) Dokter spesialis anak di RS RS Panti Rapih Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, Lektor FK UKDW, WA: 081227280161,

Categories
anak COVID-19 dokter Healthy Life Pendukung ASI UHC

2022 Atasi Stunting

Mencegah Stunting pada Anak - Rumah Sakit Panti Rapih

ATASI  STUNTING

fx. wikan indrarto

Ringkasan tulisan ini telah dimuat di e-paper Media Indonesia

https://epaper.mediaindonesia.com/detail/atasi-stunting

Stunting atau kerdil pada anak disebabkan oleh kekurangan asupan nutrisi secara kronis. Hal ini karena akses terhadap makanan bergizi seimbang belum merata, terutama pada ibu hamil. Padahal faktor utama terjadinya stunting adalah kurangnya asupan gizi anak pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu sejak janin sampai anak usia 2 tahun. Apa yang perlu dilakukan?

.

Wilayah dengan stunting tertinggi berada di kawasan tengah dan timur Indonesia seperti Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua. Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota pada 153.228 balita, angka stunting secara nasional mengalami penurunan sebesar 1,6 persen per tahun dari 27,7 persen tahun 2019 menjadi 24,4 persen tahun 2021. Hanya 5 provinsi yang menunjukkan kenaikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa implementasi dari kebijakan pemerintah mendorong percepatan penurunan stunting di Indonesia telah memberi hasil yang cukup baik. Saat ini, prevalensi stunting di Indonesia lebih baik dibandingkan Myanmar (35%), tetapi masih lebih tinggi dari Vietnam (23%), Malaysia (17%), Thailand (16%) dan Singapura (4%).

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2021/01/03/2020-wasting-pada-anak-2/

.

Secara individual, terdapat 6 langkah pencegahan stunting oleh seorang ibu hamil dan bayinya, yaitu pemeriksaan kehamilan secara rutin, penuhi asupan nutrisi, penambahan konsumsi zat besi, asam folat dan yodium, menerapkan pola hidup bersih dan sehat, pemberian ASI dan MP-ASI sesuai usia bayi, dan kontrol tumbuh kembang bayi secara teratur. Setiap ibu perlu mendapatkan perhatian khusus melalui strategi intervensi nutrisi. Sejak seorang anak perempuan memasuki masa remaja sampai saat terjadi kehamilan, diperlukan peningkatan penggunaan makanan menu lokal seperti telur dan ikan air tawar, harus lebih ditingkatkan guna mencegah ibu terkena malnutrisi.

.

Kemudian setelah bayi dilahirkan, perlu adanya Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dalam satu jam kelahiran, termasuk memberikan kolostrum (makanan pertama untuk bayi baru lahir yang keluar dari payudara ibu sebelum ASI). Pemberian ASI eksklusif sangat penting untuk memastikan bahwa bayi selama enam bulan pertama kehidupannya terpenuhi kebutuhan nutrisinya. Kontrol teratur tumbuh kembang bayi, adalah hal penting untuk mengenali dan mengatasi stunting sejak awal. Sebaiknya setiap bulan pada bayi 0 sampai 12 bulan, setiap 3 bulan ketika anak berusia 1 sampai 3 tahun, dan setiap 6 bulan ketika anak berusia 3 sampai 6 tahun. Selain pemantauan tumbuh kembang itu, juga dengan pemberian imunisasi dasar sesuai  jadwal dan emudian pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) sesuai usia bayi, keduanya adalah hal penting lainnya untuk mencegah dan mengatasi stunting.

.

Gejala stunting yang perlu dicermati meliputi berat badan anak tidak naik, cenderung turun, atau lebih rendah dibanding anak seusianya. Tinggi badan anak lebih pendek dari anak seusianya. Pertumbuhan tulang tertunda, perkembangan tumbuh terhambat dan anak lebih mudah terkena infeksi. Anak stunting berisiko tidak mampu mencapai potensi idealnya, termasuk dalam aspek akademik, lebih mungkin mengalami kemunduran intelektual, dan kelak akan mengidap penyakit degeneratif, seperti kanker dan diabetes. Hal ini disebabkan karena kebutuhan zat gizi mikro dan makro dalam tubuh anak tidak terpenuhi secara maksimal, sehingga pembentukan fungsi sel tubuh dan lainnya tidak sempurna.

TATA KELOLA KEPERAWATAN KOMUNITAS CEGAH STUNTING DENGAN PENDEKATAN KELUARGA

Secara komunal non individual, untuk masyarakat luas diperlukan formula program percepatan dalam penurunan stunting, dengan intervensi berbasis keluarga berisiko stunting. Fokusnya adalah penyiapan kehidupan berkeluarga, pemenuhan asupan gizi, perbaikan pola asuh, peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan, juga peningkatan akses air minum dan sanitasi. 

.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021, prevalensi stunting saat ini masih berada pada angka 24,4 persen atau 5,33 juta balita. Saat ini di beberapa daerah capaian prevalensi sudah dibawah 20% namun masih belum memenuhi target dari RPJMN tahun 2024 sebesar 14%. Bahkan seandainyapun sdh tercapai 14% bukan berarti Indonesia sudah bebas stunting tetapi target selanjutnya adalah menurunkan angka stunting sampai kategori rendah atau dibawah 2,5 persen. Prevalensi stunting ini telah mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya. Akan tetapi, Presiden RI Joko Widodo menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen di tahun 2024. Untuk mencapai target 14 persen, maka setiap tahunnya perlu terjadi penurunan sekitar 3 persen. Diperlukan upaya inovasi, agar terjadi penurunan sekitar 3 sampai 3,5 persen per tahun. Sehingga tercapai target 14 persen tahun 2024 sesuai dengan target Presiden berdasarkan RPJMN bisa tercapai.

.

Pemerintah akan memperkuat percepatan penurunan stunting melalui langkah-langkah intervensi kesehatan masyarakat melalui Puskesmas dan Posyandu, pada ibu sejak sebelum hamil sampai sesudah melahirkan. Untuk sebelum kelahiran akan dilakukan program pendistribusian tablet tambah darah (TTD) untuk remaja putri, program tambahan asupan gizi untuk bu hamil kurang gizi kronik, melengkapi puskesmas dengan alat USG untuk mempertajam identifikasi ibu hamil. Kemudian untuk pasca kelahiran juga dilakukan program untuk mendukung pemenuhan konsumsi protein hewani balita, merevitalisasi proses rujukan balita weight faltering dan stunting ke puskesmas dari rumah sakit, serta merevitalisasi, melengkapi, mendegitalisasi alat ukur di seluruh Posyandu di Indonesia yang jumlahnya sekitar 240 ribu. Selain itu juga dilakukan revitalisasi proses rujukan balita weight faltering dan stunting ke Puskesmas dari rumah sakit, Penambahan dana bantuan operasional kesehatan (BOK) Puskesmas untuk terapi gizi, perubahan aturan BPJS mengenai stunting di RS agar dapat diberikan penjaminan biaya layanan, serta peningkatan  imunisasi dasar dari 12 menjadi 14 jenis imunisasi.

.

Bagaimana sikap kita?

Sekian

Yogyakarta, 30 Maret 2022

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Lektor FK UKDW, Alumnus S3 UGM, WA: 081227280161, e-mail : fxwikan_indrarto@yahoo.com

Categories
anak dokter Healthy Life Pendukung ASI

2022 Dampak Pemasaran Susu Formula

Saat Pandemi Covid-19, Produsen Susu Formula Langgar Kode Pemasaran WHO -  wartabuana

DAMPAK  PEMASARAN  SUSU  FORMULA

fx. wikan indrarto*)

Lebih dari separuh (51%) orang tua dan ibu hamil terpapar pemasaran susu formula yang agresif. WHO dan UNICEF Selasa, 22 Februari 2022 melaporkan secara rinci praktik eksploitatif yang dilakukan oleh industri susu formula senilai $55 miliar, mengorbankan nutrisi anak, dan melanggar komitmen internasional. Laporan berjudul Bagaimana pemasaran susu formula mempengaruhi keputusan kita tentang pemberian makan bayi (How marketing of formula milk influences our decisions on infant feeding), mengacu pada survei di delapan negara. Apa yang mencemaskan?

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2018/07/16/2018-susu-kental-manis/

Laporan tersebut menemukan bahwa teknik pemasaran industri susu formula mencakup menelphon pelanggan secara gencar dan invasif, membentuk jaringan tanya jawab interaktif, menyalurkan bantuan, promosi, pembagian hadiah, dan bahkan mempengaruhi pelatihan dan rekomendasi dokter dan petugas kesehatan. Promosi yang gencar didengungkan kepada orang tua dan petugas kesehatan seringkali menyesatkan, tidak berdasar secara ilmiah, dan melanggar ‘the International Code of Marketing of Breast-milk Substitutes’ atau Kode Internasional Pemasaran Pengganti ASI, yaitu perjanjian penting yang disahkan oleh Majelis Kesehatan Dunia pada tahun 1981 untuk melindungi ibu dari tindakan agresif praktik pemasaran oleh industri makanan bayi.

.

“Laporan ini menunjukkan dengan sangat jelas bahwa pemasaran susu formula tetap tidak dapat diterima, menyesatkan dan agresif,” kata Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO. Peraturan tentang larangan pemasaran eksploitatif harus segera diadopsi dan ditegakkan untuk melindungi kesehatan bayi. Survei pada 8.500 orang tua dan ibu hamil, dan 300 petugas kesehatan di beberapa kota di Bangladesh, Cina, Meksiko, Maroko, Nigeria, Afrika Selatan, Inggris dan Vietnam, menunjukkan bahwa promosi pemasaran susu formula menjangkau 84% dari semua ibu di Inggris, 92% ibu di Vietnam, dan 97% ibu di Cina, yang memungkinkan akan meningkatkan kemungkinan mereka memilih susu formula.

.

Bernas.id | Para Ibu Dibuat Heboh dengan Video Bahaya Susu Formula untuk  Bayi

“Pesan yang salah dan menyesatkan tentang pemberian susu formula adalah penghalang besar untuk menyusui, yang kami tahu terbaik untuk bayi dan ibu,” kata Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell. Dunia membutuhkan kebijakan, dan undang-undang untuk memastikan bahwa ibu dilindungi dari praktik pemasaran susu formula yang tidak etis, memiliki akses ke informasi dan dukungan yang mereka butuhkan, untuk membesarkan bayi mereka secara optimal.

.

Industri susu formula mengklaim produknya dapat memecahkan masalah umum pada bayi, memposisikan dirinya sebagai teman dan penasihat tepercaya, sehingga menarik perhatian, memainkan kecemasan ibu dan meningkatkan keraguan diri. Sikap positif ibu terhadap susu formula berkorelasi dengan paparan mereka terhadap pemasaran produk. Selain itu, ketakutan dan keraguan yang sering ibu ungkapkan tentang menyusui, serupa dan mencerminkan tema pemasaran.

.

Di semua negara ibu menyatakan keinginan yang kuat untuk menyusui secara eksklusif, mulai dari 49% ibu di Maroko hingga 98% di Bangladesh. Namun laporan tersebut merinci bagaimana iklan berkelanjutan yang menyesatkan justru memperkuat mitos tentang menyusui dan ASI, dan merusak kepercayaan ibu pada kemampuan mereka untuk menyusui dengan sukses. Mitos tersebut antara lain perlunya susu formula pada hari-hari pertama setelah kelahiran, ASI yang tidak mencukupi untuk nutrisi bayi, bahan susu formula terbukti meningkatkan perkembangan atau kekebalan anak, susu formula membuat bayi kenyang lebih lama, dan bahwa kualitas ASI menurun seiring waktu.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2018/01/15/susu-dan-tifus/

Pada hal, menyusui dalam satu jam pertama kelahiran, diikuti dengan menyusui eksklusif selama enam bulan dan terus menyusui hingga dua tahun, justru merupakan garis pertahanan yang paling kuat terhadap semua bentuk kekurangan gizi anak, termasuk kurus ataupun obesitas. Menyusui juga bertindak sebagai vaksin pertama bayi, melindungi bayi dari banyak penyakit infeksi yang umum pada masa anak. Meningkatkan menyusui dapat mencegah sekitar 800.000 kematian anak balita dan 20.000 kematian ibu karena kanker payudara setiap tahun.

Namun secara global, hanya 44% bayi berusia kurang dari 6 bulan yang diberi ASI eksklusif. Tingkat pemberian ASI secara global telah meningkat sangat sedikit dalam dua dekade terakhir, sementara penjualan susu formula meningkat lebih dari dua kali lipat dalam waktu yang hampir bersamaan. Apalagi selama pandemi COVID-19, industri susu formula menabur keraguan ibu yang terduga atau terkonfirmasi COVID-19, mendistorsi ilmu pengetahuan kedokteran untuk melegitimasi klaim ilmiah yang salah dan tidak lengkap, misalnya dengan rumus kimia sedekat, setara atau lebih tinggi dari ASI. Pada hal ASI dan menyusui memiliki sifat unik yang tidak dapat direplikasi dengan susu formula buatan.

.

Yang lebih mengkhawatirkan, laporan tersebut mencatat bahwa sejumlah besar dokter dan petugas kesehatan di semua negara, telah didekati oleh industri makanan bayi untuk mempengaruhi rekomendasi mereka kepada para ibu, melalui hadiah, bonus, sampel gratis, pendanaan untuk penelitian, pertemuan ilmiah, acara profesi dan konferensi medis, bahkan juga komisi dari penjualan, yang secara langsung berdampak pada pemilihan makanan bayi. Bahkan lebih dari sepertiga ibu yang disurvei mengatakan bahwa, seorang petugas kesehatan telah merekomendasikan merek susu formula tertentu kepada mereka.

.

Untuk mengatasi tantangan ini, maka setiap pemerintah, dokter, petugas kesehatan, dan industri makanan bayi untuk berkolaborasi mengakhiri pemasaran susu formula yang eksploitatif, dan segera secara sepenuhnya menerapkan dan mematuhi persyaratan Kode. Hal ini termasuk pertama, mengesahkan, memantau dan menegakkan hukum untuk mencegah promosi susu formula, sesuai dengan Kode Internasional, termasuk melarang klaim nutrisi dan kesehatan yang dibuat berlebihan oleh industri susu formula. Kedua, berinvestasi dalam kebijakan dan program untuk mendukung menyusui, termasuk cuti ibu dan ayah yang tetap dibayar memadai sesuai dengan standar internasional, dan memastikan dukungan menyusui bagi semua ibu yang berkualitas tinggi.

.

Ketiga, meminta industri susu formula untuk secara terbuka berkomitmen sepenuhnya mematuhi Kode dan resolusi Majelis Kesehatan Dunia. Keempat, melarang petugas kesehatan menerima sponsor dari perusahaan yang memasarkan susu formula untuk bayi dalam bentuk beasiswa, penghargaan, hibah, dana pertemuan ilmiah atau sponsor acara.

.

Negara harus meningkatkan langkah yang lebih luas untuk mendukung ibu dan  keluarga, termasuk dukungan untuk menyusui, layanan kehamilan dan persalinan yang mendukung ASI, cuti hamil dan melahirkan yang sesuai, dan divestasi perusahaan yang mengeksploitasi keluarga melalui pemasaran produk susu formula yang tidak etis. Pemasaran susu formula adalah simbol dari pemasaran produk berisiko lainnya seperti tembakau, alkohol atau barang tidak sehat yang mengutamakan omset penjualan, di atas pertimbangan kesehatan dan kesejahteraan.

Sudahkah kita bijak?

Sekian

Yogyakarta, 13 Maret 2022

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih, Lektor FK UKDW Yogyakarta, Alumnus S3 UGM.