Categories
anak Healthy Life Jalan-jalan Pendukung ASI sekolah

2022 Cegah kegemukan

Cara Mencegah Obesitas pada Anak, Bagaimana Caranya?

CEGAH KEGEMUKAN

fx. wikan indrarto*)

Mempercepat tindakan untuk menghentikan obesitas


Lebih dari 1 miliar orang di seluruh dunia mengalami obesitas. Jumlah ini masih terus bertambah, bahkan WHO memperkirakan pada tahun 2025, sekitar 167 juta orang, baik dewasa dan anak, akan jadi sakit karena kelebihan berat badan atau obesitas. Apa yang mencemaskan?

.

Obesitas adalah penyakit yang mempengaruhi sebagian besar sistem dan organ tubuh, dari jantung, hati, ginjal, sendi, sampai sistem reproduksi. Dampaknya berupa penyakit tidak menular (PTM), seperti diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, hipertensi dan stroke, kanker, serta masalah kesehatan mental. Orang dengan obesitas juga tiga kali lebih mungkin dirawat di rumah sakit karena COVID-19. Kunci untuk mencegah obesitas adalah bertindak sejak dini, idealnya bahkan sebelum bayi lahir. Nutrisi yang baik selama kehamilan, diikuti dengan pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan dan terus menyusui sampai usia 2 tahun, adalah langkah yang terbaik untuk semua bayi dan anak.

.

Kegemukan dan obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan. Indeks massa tubuh (BMI) adalah indeks sederhana dari berat badan-untuk-tinggi yang umum digunakan untuk mengklasifikasikan kelebihan berat badan dan obesitas. Untuk anak balita kelebihan berat badan adalah berat badan untuk tinggi badan lebih besar dari 2 standar deviasi di atas median Standar Pertumbuhan Anak WHO, dan obesitas lebih besar dari 3. Pada anak dan remaja berusia antara 5-19 tahun kelebihan berat badan adalah BMI lebih besar dari 1 standar deviasi di atas median Pertumbuhan WHO dan obesitas lebih besar dari 2.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2021/03/03/2021-tumpas-obesitas/

.

Penyebab mendasar dari obesitas dan kelebihan berat badan adalah ketidakseimbangan energi antara kalori yang dikonsumsi dan kalori yang dikeluarkan. Secara global, hal tersebut telah terjadi karena pertama, adanya peningkatan asupan makanan padat energi yang tinggi lemak dan gula. Kedua, penurunan aktivitas fisik karena semakin banyak bentuk pekerjaan yang menetap, perubahan moda transportasi, dan peningkatan urbanisasi. Keduanya, yaitu perubahan pola makan dan aktivitas fisik seringkali merupakan hasil dari perubahan lingkungan dan sosial yang terkait dengan pembangunan dan kurangnya kebijakan yang mendukung pada sektor kesehatan, pertanian, transportasi, perencanaan kota, lingkungan, pengolahan makanan, distribusi, pemasaran, dan pendidikan.

.

Obesitas pada anak dikaitkan dengan kemungkinan obesitas, kematian dini, dan kecacatan yang lebih tinggi di masa dewasa. Namun selain peningkatan risiko di masa depan, anak obesitas mengalami kesulitan bernapas, peningkatan risiko patah tulang, hipertensi, penanda awal penyakit kardiovaskular, resistensi insulin dan efek psikologis. Kegemukan dan obesitas, serta penyakit tidak menular yang terkait, sebagian besar dapat dicegah. Lingkungan dan masyarakat yang mendukung sangat penting dalam membentuk pilihan masyarakat, dengan menjadikan pilihan makanan yang lebih sehat dan aktivitas fisik yang teratur sebagai pilihan yang paling mudah diakses, tersedia dan terjangkau.

Cara Mengatasi dan Mencegah Obesitas pada Anak - Rumah Sakit Karanggede  Sismamedika

Pada tingkat keluarga, orang tua dapat dapat melakukan pembatasan asupan energi dari total lemak dan gula pada anak. Juga meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, serta kacang-kacangan, biji-bijian. Dan jangan lupa untuk mendorong anak melakukan aktivitas fisik secara teratur (60 menit sehari untuk anak-anak dan 150 menit dalam seminggu untuk remaja dan orang dewasa).

.

Di tingkat masyarakat, penting untuk mendukung individu dalam mengikuti rekomendasi di atas, melalui implementasi berkelanjutan dari kebijakan berbasis bukti dan berbasis populasi yang membuat aktivitas fisik teratur dan pilihan makanan yang lebih sehat tersedia, terjangkau dan mudah diakses oleh semua orang, terutama bagi yang termiskin. individu. Contoh dari kebijakan tersebut adalah pajak atas minuman manis dengan gula.

.

Industri makanan dapat memainkan peran penting dalam mempromosikan diet sehat dengan mengurangi kandungan lemak, gula, dan garam makanan olahan. Juga memastikan bahwa pilihan yang sehat dan bergizi tersedia dan terjangkau bagi semua konsumen. Regulasi negara harus mencakup pembatasan pemasaran makanan tinggi gula, garam dan lemak, terutama makanan yang ditujukan untuk anak dan remaja. Selain itu, juga memastikan ketersediaan pilihan makanan sehat dan mendukung praktik aktivitas fisik secara teratur di tempat kerja.

Pada kesempatan Hari Obesitas Sedunia 4 Maret 2022, semua negara harus berbuat lebih banyak untuk membalikkan krisis kesehatan yang dapat diprediksi dan dicegah ini. Langkah efektif harus segera diambil, termasuk membatasi pemasaran makanan dan minuman tinggi lemak, gula dan garam kepada anak, mengenakan pajak pada minuman manis, dan menyediakan akses yang lebih baik ke makanan sehat yang terjangkau. Setiap kota perlu menyediakan ruang bagi semua warganya, termasuk anak untuk berjalan kaki ke sekolah, bersepeda, dan rekreasi yang aman, dan guru di sekolah perlu mengajarkan kebiasaan sehat kepada anak sejak dini.

.

Sudahkah kita bijak mensikapi bahaya obesitas ?

Sekian

Yogyakarta, 4 Maret 2022

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Lektor FK UKDW, Alumnus S3 UGM, WA: 081227280161

Categories
anak COVID-19 UHC vaksinasi

2022 Pekan Imunisasi Dunia

Peringati Pekan Imunisasi Dunia 2022, Kemenkes Bersama GSK Indonesia Ajak  Keluarga Lengkapi Imunisasi Anak - Ayo Bandung

PEKAN  IMUNISASI  DUNIA

fx. wikan indrarto*)

Sabtu, 16 April 2022 menandai dimulainya Pekan Imunisasi Dunia 2022, di tengah pandemi COVID-19 yang masih terus meningkat di beberapa wilayah. Dengan tema ‘Vaksin membawa kita lebih dekat’  (vaccines bring us closer), momentum ini menunjukkan bagaimana vaksinasi menghubungkan kita dengan banyak orang, tujuan, dan membantu meningkatkan kesehatan semua orang, di mana pun sepanjang hidup.

.

Pada hari tersebut juga diluncurkan rencana baru yang berani, yaitu Agenda Imunisasi 2030, yang merupakan strategi global baru yang ambisius, untuk memaksimalkan dampak penyelamatan nyawa manusia dengan vaksin. Jika dilaksanakan sepenuhnya, Agenda Imunisasi 2030 dapat mencegah lebih dari 50 juta kematian selama dekade berikutnya.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2019/09/10/2019-informasi-vaksinasi/

Vaksin adalah salah satu penemuan paling hebat, kuat dan transformatif dalam sejarah ilmu kedokteran. Berkat vaksin, penyakit cacar sekarang sudah ada dalam buku sejarah dan tinggal menjadi kenangan, penyakit polio telah didorong ke ambang pemberantasan, dan penyakit yang dulu ditakuti karena mematikan seperti difteri, tetanus, dan meningitis, sekarang mudah dicegah. Selain itu, jenis vaksin baru terus mampu menekan angka kejadian penyakit. Dalam 15 tahun terakhir, vaksin baru telah disetujui digunakan untuk mencegah kanker serviks, malaria dan Ebola. Dan sekarang vaksin COVID-19 yang aman dan efektif telah dikembangkan dalam sangat waktu singkat, untuk membawa kita lebih dekat dalam mengakhiri pandemi.

.

Pada hari Rabu, 13 April 2022 lalu Yayasan WHO meluncurkan kampanye penggalangan dana global baru yang disebut Go GiveOne, untuk memberi setiap orang kesempatan dalam memainkan peran mereka untuk membantu memvaksinasi warga dunia. Go GiveOne bertujuan untuk melibatkan 50 juta orang dalam berkontribusi, dan terbuka untuk semua orang, individu dan organisasi dari semua negara. Uang yang terkumpul akan disumbangkan ke COVAX untuk membeli vaksin COVID-19 bagi warga dunia, dimulai dari mereka yang paling membutuhkannya.

Pada saat pandemi COVID-19 ini sekitar 60 program kampanye imunisasi ditangguhkan di 50 negara. Itu berarti sekitar 228 juta anak saat ini menjadi rentan terhadap penyakit mematikan non COVID-19, yang sebenarnya dapat dicegah dengan vaksin seperti campak, demam kuning, dan polio. Program kampanye campak adalah yang paling terpengaruh, mencapai 23 program kampanye yang ditunda, bahkan selama lebih dari satu tahun. Selain program kampanye yang ditargetkan untuk mencegah atau menanggapi pandemi COVID-19, layanan imunisasi rutin anak juga terus terganggu di lebih dari sepertiga negara pada kuartal pertama tahun 2021. Gangguan ini merupakan peningkatan yang signifikan dari tahun lalu dan kesenjangan dalam cakupan vaksinasi sudah memiliki konsekuensi serius di dunia nyata. Wabah campak yang mematikan telah terjadi di beberapa negara, termasuk Republik Demokratik Kongo, Pakistan dan Yaman. Dan risiko wabah campak meningkat di tempat lain, karena semakin banyak anak yang kehilangan vaksin yang sangat mereka butuhkan.

.

WHO, UNICEF, Gavi, dan mitra lainnya bekerjasama dengan berbagai negara untuk memastikan bahwa layanan imunisasi rutin harus dipulihkan dengan cepat dan aman. Namun demikian, kita tidak boleh lupa bahwa sebelum pandemi COVID-19, hampir 20 juta anak kehilangan kesempatan mendapatkan vaksin yang menyelamatkan jiwa setiap tahun. Dengan demikian kita tidak hanya harus mengembalikan layanan imunisasi kembali ke jalurnya, tetapi melakukan lebih baik dari sebelumnya.

.

Agenda Imunisasi 2030 adalah strategi global baru yang ambisius untuk memaksimalkan dampak penyelamatan nyawa dengan vaksin selama dekade berikutnya. Tujuannya adalah untuk mempertahankan hasil yang diperoleh dengan susah payah dalam program imunisasi, menghindari kemunduran, dan mencapai lebih banyak lagi, dengan tidak meninggalkan seorang anakpun, dalam situasi apapun atau pada tahap kehidupan apapun. Jika dilaksanakan sepenuhnya, Agenda Imunisasi 2030 dapat mencegah lebih dari 50 juta kematian selama dekade berikutnya, 75 persen di antaranya terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah.

Pekan Imunisasi Dunia 2022: Imunisasi Lengkap di Indonesia Menurun Selama  Pandemi Covid-19 Halaman all - Kompas.com

Terdapat 4 hal penting yang hartus dilakukan. Pertama, meminta para pemimpin dunia, komunitas kesehatan, dan pembangunan global untuk membuat komitmen baru yang berani untuk memajukan strategi ini. Kedua, menyerukan kepada semua negara untuk mengembangkan dan mengimplementasikan rencana nasional yang sejalan dengan Agenda Imunisasi 2030, dan meningkatkan investasi untuk membuat imunisasi dapat diakses oleh semua warga negara. Ketiga, meminta lembaga donor dan pemerintah untuk meningkatkan investasi dalam penelitian, pengembangan, dan pengiriman vaksin, yang berfokus pada kebutuhan populasi yang kurang terlayani. Dan keempat, menyerukan kepada industri vaksin dan ilmuwan untuk terus mempercepat penelitian dan pengembangan, memastikan pasokan vaksin yang terjangkau secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan global, dan menerapkan pelajaran dari pandemi COVID-19 ke penyakit menular lain.

.

Pandemi COVID-19 telah mengakibatkan cakupan imunisasi rutin lengkap di Indonesia menjadi rendah. Untuk mengejar kekurangan cakupan tersebut pemerintah menyelenggarakan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) dalam rangka pekan imunisasi dunia 2022.

Sekitar 800 ribu anak di seluruh Indonesia berisiko lebih besar tertular penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin seperti difteri, tetanus, campak, rubella, dan polio. Berdasarkan data rutin terbaru Kementerian Kesehatan RI cakupan imunisasi dasar lengkap telah menurun secara signifikan sejak awal pandemi COVID-19, dari 84,2% pada tahun 2020 menjadi 79,6% pada tahun 2021.

Penurunan cakupan imunisasi rutin baru-baru ini disebabkan oleh berbagai faktor termasuk gangguan rantai pasokan, aturan pembatasan kegiatan, dan berkurangnya ketersediaan tenaga kesehatan, yang menyebabkan penghentian sebagian layanan vaksinasi pada puncak pandemi COVID-19.

Agenda Imunisasi 2030 telah dikembangkan oleh WHO, UNICEF, Gavi dan banyak mitra lainnya, dapat menutupi kekurangan dalam program layanan imunisasi rutin, mendukung pemulihan global dari pandemi COVID-19, dan memastikan tidak ada anak yang terlewat, untuk menerima kehebatan vaksin yang mampu menyelamatkan nyawa anak di sekitar kita.

.

Apakah kita sudah bertindak bijak?

Sekian

Yogyakarta, 18 April 2022

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih, Lektor di FK UKDW Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA : 081227280161

Categories
antibiotika COVID-19 dokter Healthy Life Jalan-jalan Pendukung ASI sekolah UHC

2022 Hari Kesehatan Dunia

Hari Kesehatan Sedunia 2022: Sejarah dan Tema Peringatan

Tulisan ini juga dimuat di Harian Kedaulatan Rakyat Yogyakarta Minggu, 17 April 2022, halaman 8

HARI  KESEHATAN  SEDUNIA  2022

fx. wikan indrarto*)

Setiap tanggal 7 April, dirayakan sebagai Hari Kesehatan Sedunia (World Health Day). Pada tahun 2022 ini kita diajak menciptakan dunia dengan udara yang bersih, air dan makanan tersedia untuk semua. Juga kebijakan ekonomi difokuskan pada aspek kesehatan dan kesejahteraan warga. Selain itu, setiap kota dapat ditinggali dengan nyaman, karena warganya memiliki kendali atas kesehatan diri dan kesehatan bumi ini.

.

Tema peringatan tahun 2022 : planet kita adalah kesehatan kita (our planet, our health). Di tengah pandemi COVID-19, planet kita yang tercemar akan meningkatkan penyakit seperti kanker, asma, dan gangguan jantung. WHO memperkirakan bahwa lebih dari 13 juta kematian di seluruh dunia setiap tahun, disebabkan oleh penyebab atau faktor lingkungan hidup yang sebenarnya dapat dihindari. Ini termasuk krisis iklim yang merupakan satu-satunya ancaman kesehatan terbesar yang dihadapi umat manusia, bahkan krisis perubahan iklim juga merupakan krisis kesehatan.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2022/01/09/2021-momentum-kesehatan/

.

Keputusan politik, sosial, dan komersial yang tidak bijaksana akan mendorong krisis iklim dan kesehatan. Lebih dari 90% orang menghirup udara tidak sehat akibat pembakaran bahan bakar fosil, terutama untuk kendaraan bermotor. Dunia yang memanas akan memungkinkan nyamuk terbang untuk menyebarkan penyakit Dengue lebih jauh dan lebih cepat daripada sebelumnya. Gangguan cuaca ekstrem, degradasi lahan dan kelangkaan air menggusur orang dan menurunkan derajad kesehatan mereka. Plastik ditemukan di dasar lautan terdalam dan gunung tertinggi, bahkan telah memasuki rantai makanan kita. Sistem yang menghasilkan makanan dan minuman yang diproses dengan cepat saji dan tidak sehat mendorong gelombang obesitas, meningkatkan kanker dan penyakit jantung. Bahkan juga menghasilkan sepertiga dari emisi gas rumah kaca global.

.

Sementara pandemi COVID-19 menunjukkan kepada kita kekuatan teknologi kedokteran dalam meredamnya, tetapi sekaligus juga menyoroti ketidaksetaraan pemberian layanan medis di hampir seluruh dunia. Pandemi COVID-19 telah mengungkapkan kelemahan di semua bidang masyarakat dan menggarisbawahi urgensi menciptakan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan dan adil. Desain ekonomi saat ini mengarah pada distribusi pendapatan, kekayaan, dan kekuasaan yang tidak merata, sehingga masih terlalu banyak orang yang hidup dalam kemiskinan. Pembanganunan ekonomi ke depan sebaiknya memiliki tujuan kesejahteraan manusia, kesetaraan dan keberlanjutan ekologis. Tujuan ini diterjemahkan ke dalam investasi jangka panjang, anggaran kesejahteraan, perlindungan sosial, strategi hukum dan fiskal.

.

Selamat Hari Kesehatan Sedunia 2022 - Yayasan Gastroenterologi Indonesia

Sembilan dari sepuluh orang menghirup udara yang tercemar. Polusi udara telah membunuh 13 orang setiap menitnya karena kanker paru-paru, penyakit jantung dan stroke. Sebaiknya segera berhenti membakar bahan bakar fosil seperti minyak, batu bara, dan gas alam, karena menyebabkan polusi udara. Polusi nitrogen dioksida dapat memperburuk penyakit pernapasan, terutama asma. Sistem transportasi umum yang terencana dengan baik, termasuk jalan kaki dan bersepeda yang aman, dapat meningkatkan kualitas udara, mengurangi perubahan iklim, dan memberikan manfaat kesehatan tambahan.

.

Perubahan iklim merupakan ancaman bagi kesehatan manusia karena meningkatnya suhu bumi dan terjadi banjir, bahkan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk seperti Dengue, menyebar lebih luas dan menempatkan 2 miliar orang tambahan pada risiko infeksi dengue. Sekitar 3,6 miliar orang kekurangan toilet yang aman secara global. Kotoran manusia yang tidak diolah merusak ekosistem dan kesehatan manusia. Bahkan 2 miliar orang kekurangan air minum yang aman secara global dan 829.000 orang meninggal karena penyakit diare setiap tahun yang disebabkan oleh air yang tercemar dan sanitasi yang buruk. Diperlukan perlindungan terhadap sumber air baku dengan mencegah masuknya limbah dan bahan kimia ke danau, sungai, atau air tanah kita.  Selain itu, juga perlu  mengelola limbah medis dengan aman, karena luka tertusuk jarum suntik yang dibuang dapat menyebabkan Hepatitis B, C dan penyakit menular lainnya.

.

Tembakau membunuh lebih dari 8 juta orang setiap tahun dan sangat adiktif. Ini adalah faktor risiko utama untuk kanker, gangguan jantung, dan penyakit paru-paru. Sekitar 600 juta pohon ditebang untuk menghasilkan 6 triliun batang rokok setiap tahun, juga mengurangi udara bersih yang kita hirup. Selain tembakau dapat menyebabkan kematian, menanam tembakau juga membahayakan planet ini, sehingga kita perlu menjaga tubuh dan lingkungan bebas dari tembakau.

.

Momentum Hari Kesehatan Sedunia (World Health Day) pada Kamis, 7 April 2022 dan pandemi COVID-19 mengingatkan kita akan pentingnya  berinvestasi dalam bidang kesehatan sebagai motor pembangunan. Negara tidak perlu memilih prioritas untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan keadilan sosial di satu sisi. Atau di sisi lainnya meliputi pembangunan masyarakat yang berkelanjutan, ketahanan pangan dan nutrisi yang memadai, mengatasi perubahan iklim, atau menggenjot roda ekonomi. Semua hasil penting ini ternyata berjalan seiring, tidak terpisahkan, dan saling terkait (hand in hand), dalam menciptakan planet kita yang lebih sehat dan semakin adil (our planet, our health).

 Sudahkah Anda terlibat membantu?

Sekian

Yogyakarta, 4 April 2022

*) Dokter spesialis anak di RS RS Panti Rapih Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, Lektor FK UKDW, WA: 081227280161,

Categories
anak COVID-19 dokter Healthy Life Pendukung ASI UHC

2022 Atasi Stunting

Mencegah Stunting pada Anak - Rumah Sakit Panti Rapih

ATASI  STUNTING

fx. wikan indrarto

Ringkasan tulisan ini telah dimuat di e-paper Media Indonesia

https://epaper.mediaindonesia.com/detail/atasi-stunting

Stunting atau kerdil pada anak disebabkan oleh kekurangan asupan nutrisi secara kronis. Hal ini karena akses terhadap makanan bergizi seimbang belum merata, terutama pada ibu hamil. Padahal faktor utama terjadinya stunting adalah kurangnya asupan gizi anak pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu sejak janin sampai anak usia 2 tahun. Apa yang perlu dilakukan?

.

Wilayah dengan stunting tertinggi berada di kawasan tengah dan timur Indonesia seperti Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua. Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota pada 153.228 balita, angka stunting secara nasional mengalami penurunan sebesar 1,6 persen per tahun dari 27,7 persen tahun 2019 menjadi 24,4 persen tahun 2021. Hanya 5 provinsi yang menunjukkan kenaikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa implementasi dari kebijakan pemerintah mendorong percepatan penurunan stunting di Indonesia telah memberi hasil yang cukup baik. Saat ini, prevalensi stunting di Indonesia lebih baik dibandingkan Myanmar (35%), tetapi masih lebih tinggi dari Vietnam (23%), Malaysia (17%), Thailand (16%) dan Singapura (4%).

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2021/01/03/2020-wasting-pada-anak-2/

.

Secara individual, terdapat 6 langkah pencegahan stunting oleh seorang ibu hamil dan bayinya, yaitu pemeriksaan kehamilan secara rutin, penuhi asupan nutrisi, penambahan konsumsi zat besi, asam folat dan yodium, menerapkan pola hidup bersih dan sehat, pemberian ASI dan MP-ASI sesuai usia bayi, dan kontrol tumbuh kembang bayi secara teratur. Setiap ibu perlu mendapatkan perhatian khusus melalui strategi intervensi nutrisi. Sejak seorang anak perempuan memasuki masa remaja sampai saat terjadi kehamilan, diperlukan peningkatan penggunaan makanan menu lokal seperti telur dan ikan air tawar, harus lebih ditingkatkan guna mencegah ibu terkena malnutrisi.

.

Kemudian setelah bayi dilahirkan, perlu adanya Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dalam satu jam kelahiran, termasuk memberikan kolostrum (makanan pertama untuk bayi baru lahir yang keluar dari payudara ibu sebelum ASI). Pemberian ASI eksklusif sangat penting untuk memastikan bahwa bayi selama enam bulan pertama kehidupannya terpenuhi kebutuhan nutrisinya. Kontrol teratur tumbuh kembang bayi, adalah hal penting untuk mengenali dan mengatasi stunting sejak awal. Sebaiknya setiap bulan pada bayi 0 sampai 12 bulan, setiap 3 bulan ketika anak berusia 1 sampai 3 tahun, dan setiap 6 bulan ketika anak berusia 3 sampai 6 tahun. Selain pemantauan tumbuh kembang itu, juga dengan pemberian imunisasi dasar sesuai  jadwal dan emudian pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) sesuai usia bayi, keduanya adalah hal penting lainnya untuk mencegah dan mengatasi stunting.

.

Gejala stunting yang perlu dicermati meliputi berat badan anak tidak naik, cenderung turun, atau lebih rendah dibanding anak seusianya. Tinggi badan anak lebih pendek dari anak seusianya. Pertumbuhan tulang tertunda, perkembangan tumbuh terhambat dan anak lebih mudah terkena infeksi. Anak stunting berisiko tidak mampu mencapai potensi idealnya, termasuk dalam aspek akademik, lebih mungkin mengalami kemunduran intelektual, dan kelak akan mengidap penyakit degeneratif, seperti kanker dan diabetes. Hal ini disebabkan karena kebutuhan zat gizi mikro dan makro dalam tubuh anak tidak terpenuhi secara maksimal, sehingga pembentukan fungsi sel tubuh dan lainnya tidak sempurna.

TATA KELOLA KEPERAWATAN KOMUNITAS CEGAH STUNTING DENGAN PENDEKATAN KELUARGA

Secara komunal non individual, untuk masyarakat luas diperlukan formula program percepatan dalam penurunan stunting, dengan intervensi berbasis keluarga berisiko stunting. Fokusnya adalah penyiapan kehidupan berkeluarga, pemenuhan asupan gizi, perbaikan pola asuh, peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan, juga peningkatan akses air minum dan sanitasi. 

.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021, prevalensi stunting saat ini masih berada pada angka 24,4 persen atau 5,33 juta balita. Saat ini di beberapa daerah capaian prevalensi sudah dibawah 20% namun masih belum memenuhi target dari RPJMN tahun 2024 sebesar 14%. Bahkan seandainyapun sdh tercapai 14% bukan berarti Indonesia sudah bebas stunting tetapi target selanjutnya adalah menurunkan angka stunting sampai kategori rendah atau dibawah 2,5 persen. Prevalensi stunting ini telah mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya. Akan tetapi, Presiden RI Joko Widodo menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen di tahun 2024. Untuk mencapai target 14 persen, maka setiap tahunnya perlu terjadi penurunan sekitar 3 persen. Diperlukan upaya inovasi, agar terjadi penurunan sekitar 3 sampai 3,5 persen per tahun. Sehingga tercapai target 14 persen tahun 2024 sesuai dengan target Presiden berdasarkan RPJMN bisa tercapai.

.

Pemerintah akan memperkuat percepatan penurunan stunting melalui langkah-langkah intervensi kesehatan masyarakat melalui Puskesmas dan Posyandu, pada ibu sejak sebelum hamil sampai sesudah melahirkan. Untuk sebelum kelahiran akan dilakukan program pendistribusian tablet tambah darah (TTD) untuk remaja putri, program tambahan asupan gizi untuk bu hamil kurang gizi kronik, melengkapi puskesmas dengan alat USG untuk mempertajam identifikasi ibu hamil. Kemudian untuk pasca kelahiran juga dilakukan program untuk mendukung pemenuhan konsumsi protein hewani balita, merevitalisasi proses rujukan balita weight faltering dan stunting ke puskesmas dari rumah sakit, serta merevitalisasi, melengkapi, mendegitalisasi alat ukur di seluruh Posyandu di Indonesia yang jumlahnya sekitar 240 ribu. Selain itu juga dilakukan revitalisasi proses rujukan balita weight faltering dan stunting ke Puskesmas dari rumah sakit, Penambahan dana bantuan operasional kesehatan (BOK) Puskesmas untuk terapi gizi, perubahan aturan BPJS mengenai stunting di RS agar dapat diberikan penjaminan biaya layanan, serta peningkatan  imunisasi dasar dari 12 menjadi 14 jenis imunisasi.

.

Bagaimana sikap kita?

Sekian

Yogyakarta, 30 Maret 2022

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Lektor FK UKDW, Alumnus S3 UGM, WA: 081227280161, e-mail : fxwikan_indrarto@yahoo.com