Categories
Istanbul

2023 Terkabul ke Istanbul (terakhir)

TERKABUL  KE  ISTANBUL (hari terakhir)

fx. wikan indrarto & b. sari prasetyati

Setelah menembus Efesus, kami segera mengikuti International Conference on Medical & Health Science 2023, untuk Selasa dan Rabu, 6 dan 7 Juni 2023 di Uranus Istanbul Topkapi, Zeytinburnu, Turkey, sebelum mengakhiri petualangan di Istanbul yang menawan.

Pembicara konferensi yang cukup menarik untuk diingat antara lain adalah Dr. Jewel Ahmed Chowdhury (CEO at Bangladesh Medical Science Dhaka, Bangladesh) yang mengupas neuroscience untuk masyarakat dari negara terbelakang, Prof. Adelinda Araújo Candeias (School of Health and Human Development at Universidade de Évora Évora, Portugal) yang mengapas pentingnya pendekatan layanan ibu hamil untuk meningkatkan kualitas hidup bayi prematur di kawasan miskin perkotaan. Juga Dr. Nasir Mustafa (Assistant Professor Pathology Anatomy at Istanbul Gelisim University, Istanbul, Turkey) yang menjelaskan peran pemeriksaan patologi anatomi dalam memperbaiki luaran kemoterapi pasien anak dengan kanker solid dan Prof. Mohamed M Maie (CEO at Malaq Maye Ltd Mogadishu, Somalia) yang menguraikan peran jaminan kesehatan sosial di fasilitas kesehatan non pemerintah di negara berkembang.

Setelah sesi istirahat seminar, kami segera bergegas melanjutkan petualangan menikmati selat Bosporus yang memisahkan Turki bagian Eropa dan bagian Asia, menghubungkan Laut Marmara dengan Laut Hitam. Selat ini memiliki panjang 30 km, dengan lebar maksimum 3.700 meter pada bagian utara, dan minimum 750 meter antara Anadoluhisarı dan Rumelihisarı. Kedalamannya bervariasi antara 36 sampai 124 meter.

Jembatan Bosporus yang memiliki panjang 1.074 meter dan diselesaikan pada 1973 dan disebut juga sebagai Jembatan Martir 15 Juli.
Kapal pesiar untuk wisata penyebarangan yang bersandar di tepi selat Bosporus

Saat ini terdapat 3 buah jembatan utama yang menyebrangi Selat Bosporus, yang pertama adalah Jembatan Bosporus yang memiliki panjang 1.074 meter dan diselesaikan pada 1973 dan disebut juga sebagai Jembatan Martir 15 Juli. Yang kedua, Jembatan Fatih Sultan Mehmet dengan panjang 1.090 meter dan diselesaikan pada 1988 sekitar 5 km sebelah utara jembatan pertama. Sejak bulan April 2007, sistem pencahayaan LED yang sepenuhnya terkomputerisasi dengan warna dan pola yang berubah, dikembangkan oleh Philips, menerangi jembatan ini pada malam hari. Jembatan Yavuz Sultan Selim, juga disebut Jembatan Bosporus Ketiga adalah sebuah proyek untuk membangun sebuah jembatan untuk kendaraan bermotor dan kereta di sepanjang Bosporus, di sebelah utara dua jembatan yang telah ada. Jembatan tersebut berada di antara Garipçe di Sarıyer di sisi Eropa dan Poyrazköy di Beykoz di sisi Asia yang mulai dibangun pada 29 Mei 2013. Kami melihat ketiga jembatan tersebut secara bergantian, dengan menggunakan taksi kuning dan diselingi berjalan kaki menyusuri selat Bosphorus, melihat banyak kapal bersandar, warga yang berolahraga lari, bersepda atau berjalan kaki, juga memancing di dekat jembatan pertama.

Sepanjang sisi selat Bosporus dilengkapi beteng pertahanan yang tinggi megah dan aman dari serangan musuh
Pemandangan lansekap Istanbul terdiri dari kubah masjid, selat Bosphorus yang banyak kapal yang lalu lalang dan burung camar

Setelah puas menikmati ciri khas Istanbul, yaitu pemandangan lansekap kubah banyak masjid, selat Bosphorus yang tenang dengan banyak kapal yang lalu lalang dan burung camar yang selalu terbang rendah, kami segera menikmati kemegahan Istana Topkapı yang merupakan kediaman resmi Sultan Utsmaniyah selama lebih dari 600 tahun (1465-1856). Pembangunan istana ini dimulai pada tahun 1459 atas perintah Sultan Mehmed II atau Sultan Mehmed Sang Penakluk. Kompleks istana terdiri dari empat lapangan utama dan banyak bangunan-bangunan kecil. Pada puncaknya, istana ini dihuni oleh 4.000 orang. Selain sebagai tempat tinggal kerajaan, istana digunakan untuk acara-acara kenegaraan dan hiburan kerajaan. Sekarang menjadi daya tarik wisata dan berisi peninggalan suci penting dari dunia Muslim, termasuk pedang dan jubah Nabi Muhammad.

Papan nama di gerbang depan Hagia Sophia sebagai Masjid Agung Istanbul
Sisi belakang Hagia Sophia yang berhadapan dengan Istana Topkapi di Istanbul

Istana yang terletak di atas lahan seluas kurang lebih 700.000 m² pada tahun-tahun pendiriannya, sekarang tinggal menjadi seluas 80.000 m². Kemegahan Istana Topkapi memudar pada akhir abad ke-17 karena pada tahun 1856, Sultan Abd-ul-Mejid I memindahkan kediamannya ke Istana Dolmabahçe. Setelah jatuhnya Utsmaniyah pada tahun 1921, Istana ini dijadikan museum berdasarkan dekret pemerintah tanggal 3 April 1924. Istana ini merupakan bagian dari “Wilayah Bersejarah Istanbul”, yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO. Selain itu, Istanbul juga dikenal dengan julukan Kota Segala Kota, karena di masa lampau, Istanbul telah menorehkan sejarah sebagai kota, sekaligus pusat peradaban dunia.

Gerbang utama Istana Topkapı yang dijaga Tentara Nasional Turki bersennjata laras panjang, dahulu istana ini merupakan kediaman resmi Sultan Utsmaniyah selama lebih dari 600 tahun (1465-1856).
Ruang pejaga di halaman depan Istana Topkapi yang dibangun pada tahun 1459 atas perintah Sultan Mehmed II atau Sultan Mehmed Sang Penakluk Konstantinopel

Selanjutnya dengan berjalan kaki menyeberang jalur tram T1, kami mengunjungi Basilica Cistern (Yerebatan Sarnıcı) atau “Istana Bawah Tanah”) yang terbesar dari beberapa ratus waduk atau tangki air kuno yang terletak di bawah kota Istanbul, Turki. Tangki air ini terletak 150 meter barat daya Hagia Sophia di semenanjung bersejarah Sarayburnu, dibangun pada abad ke-6 pada masa pemerintahan Kaisar Bizantium Justinian I. Pada hari ini hanya disimpan dengan sedikit air, untuk akses publik di dalam ruang.

Tangki bawah tanah ini disebut Basilika, seperti sebutan untuk sebuah gereja yang sangat besar, karena terletak di bawah alun-alun umum yang besar, Basilika Stoa, di Bukit Pertama Konstantinopel. Basilika itu dibangun selama Zaman Romawi Awal antara abad ke-3 dan ke-4 sebagai pusat komersial, hukum dan seni. Basilika dibangun kembali oleh Kaisar Illus setelah kebakaran pada tahun 476. Basilika juga berisi taman yang dikelilingi barisan tiang yang menghadap ke Hagia Sophia. Kaisar Konstantinus mulai membangunnya yang kemudian diperbesar oleh Kaisar Justinianus setelah kerusuhan Nika tahun 532, dengan 7.000 budak terlibat dalam pembangunan waduk. Waduk yang diperbesar menyediakan sistem penyaringan air untuk kebutuhan Istana Agung Konstantinopel sampai kepada keluarga Sultan di Istana Topkapi setelah penaklukan Utsmaniyah pada tahun 1453 hingga zaman modern.

Basilica Cistern (Yerebatan Sarnıcı) atau “Istana Bawah Tanah”) yang terbesar dari beberapa ratus waduk atau tangki air kuno yang terletak di bawah kota Istanbul.
Belanja pisang segar di pasar dekat hotel, sebelum pulang ke Indonesia

Keberadaan waduk tersebut akhirnya dilupakan oleh banyak orang kecuali penduduk setempat yang masih menimba air hingga, pada tahun 1565, musafir Prancis Petrus Gyllius meninggalkan catatan perjalanan sedang mendayung di antara tiang-tiang dan melihat ikan berenang di air di bawah perahu. Renovasi telah dilakukan pada waduk bawah tanah megah yang berasal dari abad ke-6 ini, yang juga disebut Istana Sunken, berupa waduk terbesar dari era Bizantium Istanbul yang ada sampai saat ini. Lokasi ini menjadi lebih dikenali berkat penggemar James Bond pada film, ‘From Russia with Love’ yang mengambil gambar di situ. Ruang bawah tanah memiliki lebih dari 330 kolom marmer dan granit, yang paling terkenal adalah dua kepala Medusa. Ini merupakan situs yang wajib dikunjungi karena pemandangan yang ikonik seperti Hagia Sophia dan Istana Topkapi dalam tur Istanbul.

Setelah belanja pisang di pasar dekat hotel, makan siang dan check out Sultanahmet Inn Hotel, Kucukayasofya mahallesi, Akburcak sokak, no 23, Istanbul, Turkey, kami segera menuju Bandara Istanbul yang terletak di distrik Arnavutköy di sisi Eropa kota, sebagai pengganti dari Bandara Atatürk mulai 6 April 2019. Bandara ini melayani lebih dari 64 juta penumpang pertahun dan menjadikannya bandara tersibuk di Eropa dan bandara tersibuk ke-7 di dunia dalam hal total lalu lintas penumpang. Selain itu, dengan melayani lebih dari 48 juta penumpang internasional, bandara ini menjadi yang tersibuk ke-5 di dunia dalam hal lalu lintas penumpang internasional menurut nilai lalu lintas ACI World.

Pintu masuk penumpang Bandara Istanbul yang melayani lebih dari 64 juta penumpang pertahun, baik domestik maupun internasional 
Bandara Istanbul, Turki sebagai peraih Readers’ Choice Awards mengambil mahkota posisi pertama dari Bandara Changi Singapura tahun 2022.

Karena Bandara Atatürk dikepung oleh kota di tiga sisi dan laut Marmara di sisi lain, bandara tersebut tidak dapat berkembang untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat. Diputuskan untuk membangun bandara baru yang jauh dari pusat kota Istanbul. Bandara ini memiliki kapasitas untuk melayani 200 juta penumpang per tahun dan menjadikannya bandara terbesar di dunia. Biaya proyek diperkirakan €7 miliar, tanpa memperhitungkan biaya pembiayaan. Perusahaan Arsitek Grimshaw yang berbasis di London memimpin tim desain, yang sebagian besar terdiri dari arsitek Inggris. Dibantu Arsitek Haptic yang berbasis di Norwegia dan arsitek Turki Fonksiyon dan TAM/Kiklop. Peresmian bandara berlangsung pada 29 Oktober 2018 dengan menara pengawas berbentuk bunga nasional Turki, tulip.

Bandara Istanbul Turki ini dipilih sebagai bandara terbaik sedunia tahun 2022 oleh pembaca Conde Nast Traveler, sebuah majalah perjalanan dan gaya hidup mewah yang berbasis di New York dan London. Dalam survei tahunan Readers’ Choice Awards dari majalah tersebut, Bandara Istanbul mengambil mahkota posisi pertama dari Bandara Changi Singapura, yang menempati posisi kedua. Kami merasakan keramahan petugas bandara, kenyamanan berjalan kaki dan mengisi waktu saat menunggu esawat dan transit, dalam suasana yang akrab karena saling berdekatan.

Kami segera mencari Pintu A2 untuk boarding pk. 19 menggunakan EK 122 Boeing 777 ER Emirates yang akan membawa kami meninggalkan Istanbul, Turki kembali ke Indonesia tercinta. Disampaikan banyak terimakasih kepada segenap pihak, yang tidak dapat kami sebutkan satu demi satu, karena telah mendukung sepenuhnya dan membaca selengkapnya petualangan ‘Terkabul ke Istanbul’ ini.

Sekian, terimakasih dan sampai bertemu kembali dalam petuangan selanjutnya. Berkah Dalem.

Ditulis di ruang tunggu A2 Bandara Istanbul, Turki sambil leyeh-leyeh kelelahan dan disebarkan dari Terminal 3 Bandara Dubai, UEA.

Categories
Istanbul

2023 Menembus Efesus

TERKABUL  KE  ISTANBUL (2)

MENEMBUS  EFESUS
fx. wikan indrarto & b. sari prasetyati

Setelah melakukan registrasi peserta di International Conference on Medical & Health Science 2023, untuk Selasa dan Rabu, 6 dan 7 Juni 2023 di Uranus Istanbul Topkapi, Zeytinburnu, Turkey, kami segera melanjutkan petualangan ke Efesus, sehari sebelum acara.

Senin malam, 5 Juni 2023 kami segera bergegas menuju ke Terminal Bus Esenler (Esenler Otogarı), yang merupakan terminal bus sentral dan terbesar untuk layanan bus antarkota di Istanbul, Turki. Terminal bertingkat ini menampung rata-rata sekitar 15.000 bus, 600.000 penumpang per hari, dengan sekitar 5.000 orang pegawai terminal. Terminal ini terletak di sisi Eropa İstanbul, seluas 242.000 m2 yang menjadikannya terminal bus terbesar di Eropa tenggara dan di Turki, bahkan terbesar ketiga di dunia. Kami naik bis Kamil Koç yang tiketnya sudah kami pesan sejak di Yogyakarta, memiliki karyawan 8.000 orang dan didirikan sejak 1926, dilengkapi armada bis muda yang terdiri dari 1.100 bis, memberikan layanan yang nyaman, aman, higienis, dan lengkap kepada penumpangnya. Armada bis Kamil Koç terdiri dari merek Mercedes-Benz, Temsa buatan Mitsubishi, Setra buatan Daimler AG Jerman, dan MAN juga buatan Jerman. Ada sistem ventilasi canggih, sehingga suhu dan kelembapan ideal dapat disesuaikan sepanjang perjalanan, memastikan distribusi panas yang homogen, dan udara di dalam kendaraan selalu berkualitas tinggi, di semua armada Kamil Koç.

Perjalanan malam ke Efesus kami tempuh dalam kabin bis Kamil Koç merk MAN bersasis NL 202 F (898/A29) buatan Munich, Jerman. MAN handal dalam mesin, termasuk sistem pendingin, knalpot, dan sistem suplai bahan bakar, poros roda depan, termasuk suspensi dan sistem kemudinya. Bis kami adalah MAN TGS Gen 2 40.440 6×6 XL Cab berbahan bakar gas alam, menempuh perjalan ke Izmir sejauh 475 km, selama 7 jam sebagian besar melewati jalan tol yang bagus, rata dan datar. Sepanjang jalan kami diberikan minum pepsi, biscuit dan istirahat 2 kali saat melewati pinggiran kota Yalova, Bursa, Balikesir, Akhisar, Manisa dan akhirnya turun di terminal bis Izmir pada pagi hari.

Perjalanan malam ke Efesus kami tempuh dalam kabin bis Kamil Koç merk MAN bersasis NL 202 F (898/A29) bus berlantai rendah, buatan Munich, Jerman
Rest area di pinggir jalan tol yang kami kunjungi saat bis istirahat di sekitar kota Balikesir, setelah kota Bursa, menuju ke Izmir

Selanjutnya kami meninggalkan Izmir untuk menuju ke terminal bis Selçuk sejauh 81 km, naik mini bus menggunakan Mercedes-Benz Sprinter Transfer Minibus, berkapasitas 14 penumpang, bermesin empat silinder turbo-diesel 2.1 liter, transmisi otomatis tujuh kecepatan yang menggerakkan roda belakang selama hampir 2 jam. Dengan tarif 78 lira dari terminal bis Izmir, kami selingi dengan menjadi pemimpin sidang seminar hasil (semhas) penelitian Mbak Ermita Larosa, NIM : 41190389, mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana (FK UKDW) Yogyakarta dengan judul : Faktor Risiko Diare Pada Balita, bersama pembimbing ke 2 dr. MMA Dewi Lestari, M.Biomed dan penguji dr. Yiska Martelina, M.Sc, Sp.A, menggunakan aplikasi google meet.

Mercedes-Benz Sprinter Transfer Minibus, berkapasitas 14 penumpang, dari Izmir menuju Selçuk
Menjadi pemimpin sidang seminar hasil penelitian Mbak Ermita Larosa, FK UKDW Yogyakarta menggunakan aplikasi google meet, di dalam kabin minu bus meninggalkan izmir

Kami turun di terminal bis Selçuk dan berganti lagi dengan mini bus buatan Peogeot Perancis yang lebih kecil berkapasitas 10 penumpang, untuk turun di Efesus. Dari semua reruntuhan arkeologi di Turki, Efesus adalah yang paling terkenal. Turis dari seluruh dunia datang ke sini untuk menyusuri jalan-jalan Romawi yang terpelihara dengan baik, menatap monumen-monumen besar, dan menyerap inspirasi kuno kota yang kini telah hancur. Pada Injil Perjanjian Baru tertulis pada Kisah Para Rasul Kis. 19:1-8 : ‘Ketika Apolos masih di Korintus, Paulus sudah menjelajah daerah-daerah pedalaman dan tiba di Efesus. Di situ didapatinya beberapa orang murid’. Kepada para murid tersebut Paulus membuat Surat Efesus yang dimuat di dalam Kitab Perjanjian Baru, yang ditulis oleh Paulus ketika dia sedang berada dalam penjara. Paulus menuliskan surat kepada jemaat Efesus, karena kondisi masyarakat Efesus pada saat itu yang masih melakukan penyembahan terhadap para Dewa Yunani, terutama yang disebut Dewi Artemis sebagai dewa kesuburan. Selain itu juga mereka melakukan penyembahan dan tunduk kepada Kaisar Romawi. Melihat keadaan ini tergeraklah hati Paulus untuk mengirimkan suratnya kepada jemaat di Efesus.

Surat ini berisikan nasihat, perintah, dan himbauan untuk hidup dalam Kristus. Dalam surat ini Paulus menekankan Rencana Tuhan agar “Seluruh alam, baik yang di surga maupun yang di bumi, menjadi satu dengan Kristus sebagai kepala” (1:10). Surat ini merupakan seruan kepada umat Tuhan supaya mereka menghayati makna rencana agung dari Tuhan Yang Maha Besar untuk mempersatukan seluruh umat manusia melalui Yesus Kristus. Surat ini diyakini ditulis di akhir musim panas (sekitar Agustus-September) tahun 58 M. Kedatangan Paulus yang pertama dan cukup tergesa-gesa dalam periode 3 bulan ke Efesus dicatat pada Kisah Para Rasul 18:19–21. Karya mewartakan kabar baik yang dimulainya kemudian diteruskan oleh Apolos bersama Akwila dan Priskila. Pada kunjungan kedua di awal tahun berikutnya, Paulus tinggal di Efesus selama “tiga tahun”, karena ia melihat “di sini banyak kesempatan bagiku untuk mengerjakan pekerjaan yang besar dan penting, sekalipun ada banyak penentang.” Dari Efesus, kabar baik Injil menyebar ke luar daerah hampir di seluruh Asia Kecil.

Rencana ekskavasi situs arkeologi Efesus yang sangat luas, berupa bukit-bukit batu
Menuju ke rumah Bunda Perawan Maria, tidak jauh dari Efesus

Sesampainya di Efesus, nuansanya sangat berbeda, kita seperti terbayang kembali ke masa kejayaan Romawi atau Yunani kuno. Reruntuhan gedung-gedung dengan pilar yang tinggi khas Romawi dan Yunani kuno banyak kita lihat di kawasan Efesus ini. Bahkan jalanannya pun masih dirangkai dari bebatuan marmer putih dengan ukuran yang sangat besar. Tiket masuk Efesus cukup mahal bagi kami berdua dan cukup wajar untuk situs yang menjadi UNESCO World Heritage Site. Kami tidak sempat masuk ke situs arkeologis Efesus yang bertarif masuk 200 lira di setiap pos, ditempuh dalam lebih dari 2 jam jalan kaki, dan dalam sengatan matahari yang terik, karena kedua kaki kami sudah kelelahan berjalan kaki di seputaran Istanbul.

Kami memutuskan untuk segera mengunjungi rumah Bunda Perawan Maria, sekitar 7 km dari situs arkeologi Efesus, menggunakan taksi kuning. Kita perlu mengingat tulisan Injil Yohanes,19:25-34: ‘Ketika Yesus tergantung di kayu salib, melihat IbuNya dan para murid yang dikasihi; berkatalah Yesus “Ibu inilah anakMu” dan kepada para murid “Inilah IbuMu”. Kemudian, sejak saat itu para murid menerima Ibu Yesus ke dalam rumah mereka’. Tidak ada catatan resmi tentang rumah Bunda Maria, selain cerita tentang sebuah biara Katolik dan Muslim yang terletak di Gunung Koressos di wilayah Efesus, Selçuk, Turki.

UNESCO World Heritage untuk rumah Bunda Perawan Maria, di Efesus
Tertib antrian sebelum masuk rumah Bunda Perawan Maria

Pada tahun 1821 Suster Anne Catherine Emmerich, seorang biarawati Katolik dari Jerman mengalami fenomena stigmata, yaitu suatu tanda kesakitan fisik yang diyakini berasal dari Tuhan. Dalam sakitnya, Tuhan menyampaikan letak rumah Bunda Maria yaitu di Efesus. Penglihatan ini kemudian disarikan dalam buku yang ditulis oleh Clemens Bentano. Baru pada 1881, seorang pastur Katolik dari Perancis, Abbe Julien Gouyet menemukan sebuah gedung kecil di perbukitan menghadap Laut Aegea di antara reruntuhan Kota Efesus. Berdasarkan buku yang ditulis oleh Bentano, Abbe Julien Gouyet menyimpulkan bahwa gedung kecil tersebut adalah Rumah Bunda Maria.

Gereja Katolik secara resmi tidak pernah menyatakan persetujuan atau penentangan terhadap keotentikan rumah tersebut. Sr. Anne Catherine Emmerich dibeatifikasikan atau dinyatakan sebagai orang suci oleh Paus Yohanes Paulus II pada 3 Oktober 2004. Para peziarah Katolik mengunjungi rumah tersebut berdasarkan kepercayaan bahwa Maria, tinggal di rumah batu tersebut bersama Yohanes dan tinggal disana pasca penyaliban Yesus untuk menyelamatkan diri dari Tentara Romawi, sampai usia 64 tahun saat Bunda Maria diangkat ke sorga (menurut doktrin atau dogma Katolik) atau Dormisi (menurut kepercayaan Ortodoks). Doktrin ini ditetapkan sebagai dogmatis dan tidak dapat berunsur kesalahan oleh Paus Pius XII pada tanggal 1 November 1950 melalui Konstitusi Apostolik Munificentissimus Deus. Konsep Maria diangkat ke surga juga diajarkan oleh Gereja Ortodoks Timur dan gereja-gereja Oriental dan Ortodoks Koptik, di mana hal ini dikenal dengan nama Tidurnya Sang Theotokos.

Pada abad ke-4, telah didirikan bangunan tambahan berupa gereja, untuk melengkapi rumah dan makam yang sudah ada terlebih dulu. Aslinya, rumah terdiri dari 2 lantai, digunakan sebagai tempat menyimpan lilin, tempat tidur dan ruang berdoa. Hanya bagian utama dan kamar dekat altar yang diijinkan ditengok oleh pengunjung. Tampilannya lebih mirip gereja ketimbang rumah, karena memang rumah Bunda Perawan Maria sudah difungsikan sebagai kapel. Biara tersebut telah diberi beberapa Pemberkatan Apostolik kepausan dan kunjungan dari beberapa Paus, peziarahan terawal dilakukan oleh Paus Leo XIII pada 1896, dan yang paling terkini pada 2006 oleh Paus Benediktus XVI.

Tampilannya lebih mirip gereja ketimbang rumah, karena memang rumah Bunda Perawan Maria sudah difungsikan sebagai kapel.
Begitu banyak wisatawan dari berbagai belahan penjuru dunia mengunjungi ataupun berziarah ke Rumah Bunda Perawan Maria.

Kami segera hanyut dalam antrian panjang para peziarah dari seluruh dunia yang hadir menggunakan banyak bis pariwisata, mobil carteran atau taxi ke dalam rumah tersebut. Begitu banyak peziarah dan  wisatawan dari berbagai belahan penjuru dunia mengunjungi ataupun berziarah ke Rumah Bunda Perawan Maria,, bukan hanya yang beragama Kristen atau Katolik, tetapi juga ada wisatawan Muslim. Sebagian pengunjung yang beragama Kristen Ortodoks berdoa di kapel yang berada di dalam bangunan. Sementara pengunjung lain, menuliskan doa-doanya dalam secarik kertas dan menggantungnya di tembok di halaman Rumah Bunda Maria (The Wishing Wall). Wishing Wall yang berlokasi di Meryem Ana atau House of Virgin Mary, Selçuk, Turki, penuh dengan ikatan kertas yang berisi kalimat harapan.

Menuliskan doa-doanya dalam secarik kertas dan menggantungnya di tembok di halaman Rumah Bunda Maria (The Wishing Wall).
Air suci dari Rumah Bunda Perawan Maria di Efesus

Segera kami turun pulang meninggalkan Rumah Bunda Perawan Maria, menyusuri bukit yang indah, jalanan yang padat bis pariwisata dan membayangkan kemegahan kota Efesus yang segera kami tinggalkan. Suku Carians dan Lydia adalah penghuni pertama di wilayah ini dan membangun permukiman yang terbuka langsung ke arah Laut Aegea. Dari abad ke 11 SM dan seterusnya, pemukiman ini dikembangkan oleh kedatangan orang Yunani Ionia, bahkan Efesus berkembang menjadi kota komersial yang hidup. Di bawah Kekaisaran Romawi (abad 1 dan 2 M), kota ini melanjutkan kemakmurannya sebagai ibu kota provinsi Romawi di Asia dan menjadi kota terbesar di Timur setelah Alexandria di Mesir, dengan populasi lebih dari 200.000 jiwa.

Bunda Perawan Maria memberkati segnap pengunjung rumah sucinya
Bukit di belakang kami adalah situs arkeologis Efesus

Terbayang dalam benak kami bahwa St. Paulus berkhotbah di bukit dekat jalan yang kami lalui saat kembali ke Selçuk, dalam perjalanan misinya yang kedua, dan kemudian menghabiskan tiga tahun tinggal di Efesus. St. Paulus juga berkotbah di sebuah tempat suci yang kemudian dibangun gereja utama kota ini, yang selanjutnya didedikasikan untuk St. Yohanes Rasul, bahkan selama Era Byzantine menjadi salah satu pusat ziarah besar di Asia Kecil. Segera kami mampir berkunjung ke situ, sebelum pulang ke Istanbul.

Basilika St. Yohanes  adalah sebuah basilika atau gereja sangat besar di Efesus yang dibangun oleh Kaisar Justinian I pada abad ke-6. Kompleks itu berdiri di atas situs yang diyakini tempat pemakaman Rasul Yohanes. Kompleks basilika berada di lereng Bukit Ayasuluk, tepat di sebelah Masjid İsa Bey, di pusat kota Selçuk, dan sekitar 3,5 km dari Efesus. Saat kami datang ke situ, reruntuhan Basilika St. Yohanes sedang dipugar, dengan panduan adalah satu-satunya sumber yang berasal dari deskripsi oleh Procopius. Di situs itu penduduk asli telah mendirikan sebuah bangunan gereja untuk Rasul Yohanes, yang dinamai “Sang Teolog,” karena sifat Tuhan dijelaskan olehnya dengan cara yang melampaui kekuatan manusia tanpa bantuan. Gereja tersebut dibangunan kembali pada tahun 548 dan selesai pada tahun 565, yang dipimpin oleh uskup Hypatius dari Efesus.

Basilika di atas makam Santo Yohanes Rasul yang sedang direnovasi di lereng Bukit Ayasuluk, Selçuk
Minibus buatan Peogeot Perancis yang membawa kami dari Selçuk ke Efesus

Pada tahun 263 M orang-orang Goth menghancurkan kota Efesus, menyebabkan awal kemunduran yang lambat, sehingga ukuran teritorial kota Efesus secara bertahap berkurang, apalagi terjadi pendangkalan (reklamasi) pelabuhannya, bahkan sekarang bibir pantai Laut Aegea terletak hampir 9 km dari pusat Efesus. Namun, pada abad ke-5, kota ini masih cukup penting untuk menjadi tempat diadakannya Konsili Ekumenis Ketiga (431 M). Penangkapan dan penjarahan Ephesus oleh Bangsa Mongol Tamarlane terbukti menjadi titik akhir kota Efesus. Bahkan setelah itu, sisa-sisa terakhir yang tersisa dari kota Efesus itu menjadi reruntuhan selama konflik sengit antara Seljuk dan Ottoman.

Petualangan kami akhiri dengan kembali naik Mercedes-Benz Sprinter Transfer Minibus menyusuri jalan meninggalkan Efesus menuju Selçuk, dan langsung lanjut ke Izmir dengan penuh kelelahan yang membahagiakan. Dengan berkunjung ke Efesus di daerah Selçuk, Turki, kami seakan dibawa ke masa kejayaan Romawi dan Yunani kuno, karena Efesus adalah kota terbesar ketiga di dunia pada awal tahun masehi selain Roma di Italia dan Athena di Yunani. Saat ini Efesus adalah sisa kota kuno yang sekarang masih terawat dan menjadi salah satu museum outdoor terbesar di dunia. Kenangan tersebut kami bawa dalam lelap tidur di dalam kabin bis Kamil Loc, menempuh perjalanan sejauh  475 km, selama 7 jam pulang menuju ke Istanbul, untuk mengikuti kegiatan ilmiah medis di hari berikutnya.

Bersambung

Rabu pagi, 7 Juni 2023

Ditulis dan disebarkan di Sultanahmet Inn Hotel, Kucukayasofya mahallesi, Akburcak sokak, no 23, Istanbul, Turkey

Categories
Istanbul

2023 Terkabul ke Istanbul (1)

TERKABUL KE ISTANBUL

fx. wikan indrarto & b. sari prasetyati

Pada Minggu, 4 Juni 2023 kami mengudara bersama Fly Emirates dari transit setengah hari di Dubai UEA ke Istanbul, Turki menggunakan pesawat berbadan lebar Boeing 777-300ER EK 121, yang kami tempuh pada pk. 14.20-17.55. Kami berangkat untuk mengikuti International Conference on Medical & Health Science 2023, pada Selasa dan Rabu, 6 dan 7 Juni 2023 di Uranus Istanbul Topkapi, Zeytinburnu, Turkey, kami mengunjungi Istanbul.

Bandara Internasional Istanbul Atatürk (IST) terletak sekitar 24 km di sebelah barat pusat kota. Ini adalah bandara tersibuk keempat di Eropa dengan tiga landasan pacu serta dua terminal penumpang. Bandara Istanbul Turki ini dipilih sebagai bandara terbaik sedunia tahun 2022 oleh pembaca Conde Nast Traveler, sebuah majalah perjalanan dan gaya hidup mewah yang berbasis di New York dan London. Dalam survei tahunan Readers’ Choice Awards dari majalah tersebut, Bandara Istanbul mengambil mahkota posisi pertama dari Bandara Changi Singapura, yang menempati posisi kedua.

Sejak akhir 2021, Turki telah memberlakukan bebas visa bagi wisatawan Indonesia, sehingga kami dapat langsung mengurus bagasi dan mencari taksi bandara dengan cepat. Istanbul layak menjadi gerbang Benua Eropa, karena Turki merupakan 1 negara di 2 benua. Sebagian besar wilayah Turki masuk ke daratan Benua Asia, dan hanya 2 kota saja yang masuk ke dalam wilayah Benua Eropa, salah-satunya Istanbul. Segera terasa nuansa, aroma dan gaya Eropa di Istanbul sejak dari bandara. Tersedia taksi badara Fiat Egea, Fiat Fiorino, Volkswagen Jetta, Toyota Corolla, Renault Megane atau Dacia. Sangat sedikit mobil Jepang dan Korea, tidak seperti yang kami temui di Dubai. Kami berkesempatan menjajal taksi bandara Fiat Egea menuju Sultanahmet Inn Hotel, Kucukayasofya mahallesi, Akburcak sokak, no 23, Istanbul, Turkey dan langsung tertidur pulas di kamar 205.

Kami menginap di Sultanahmet Inn Hotel, Kucukayasofya mahallesi, Akburcak sokak, no 23, Istanbul, Turkey
Suasana sekitar hotel kami penuh dengan rumah makan

Senin, 5 Juni 2023 kami terjaga di pagi buta yang dingin bersuhu 19 derajad untuk bergegas memulai petualangan kami. Dengan berjalan kaki sedikit mendaki, melewati jalanan yang tersusun dari batu sanggat rapi, mengingatkan kami akan kota abadi Roma, ibukota Italia yang jalanan kotanya kami susuri pada Rabu, 9 September 2014 yang lalu, disusun dari batu, bukan aspal. Dari hotel kami berjalan kaki sejauh 400 m menuju Sultanahmet Camii atau Masjid Sultan Ahmed atau yang lebih dikenal dengan sebutan Masjid Biru. Ini adalah sebuah masjid bersejarah peninggalan Kesultanan Utsmaniyah yang berada di distrik Fatih, Istanbul, Turki. Masjid yang menarik banyak pengunjung wisata ini, dibangun pada tahun 1609 dan selesai pada tahun 1616 atau pada masa pemerintahan Sultan Ahmed I. Masjid ini dilapisi oleh ubin berwarna biru yang dilukis menggunakan tangan dan pada malam hari masjid ini memancarkan warna biru saat lampu yang membingkai lima kubah utama masjid, enam minaret, dan delapan kubah pendukung dinyalakan. Masjid ini terletak di seberang Masjid Hagia Sophia dan keduanya masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1985 dengan nama “Area Bersejarah Istanbul”.

Masjid Sultan Ahmed atau yang lebih dikenal dengan sebutan Masjid Biru.
Hagia Sophia yang memiliki arsitektur luar biasa khas Byzantium, dipisahkan taman dengan air mancur indah dengan Masjid Sultan Ahmed

Selanjutnya kami meninggalkan Masjid Sultan Ahmed dan menyeberang melewati taman dengan air mancur indah menuju ke Hagia Sophia yang memiliki arsitektur luar biasa khas Byzantium, serta memiliki perjalanan sejarah yang panjang dari tahun 537 M, yang memiliki lebar 73 m, panjang 82 m, dan tinggi 55 m. Hagia Sophia pada awalnya adalah sebuah bangunan gereja pada abad ke-6 (532–537) yang dibangun oleh Kaisar Bizantium Yustinianus Agung. Awalnya merupakan katedral terbesar yang pernah dibangun di dunia selama hampir seribu tahun, hingga terselesaikannya pembangunan Katedral Sevilla (1507) di Spanyol.

Gereja pertama yang dibangun pada tanah tersebut dikenal sebagai “Gereja Agung” atau dalam bahasa Latin “Magna Ecclesia” dikarenakan ukurannya yang sangat besar, bila dibandingkan dengan gereja pada saat itu di kota Konstantinopel. Gereja ini diresmikan pada 15 Februari 360 pada masa pemerintahan Kaisar Konstantinus II oleh Uskup Arian, Eudoxius dari Antiokia, didirikan di sebelah istana kekaisaran dan gereja ini berperan sebagai gereja utama dari Kekaisaran Romawi Timur. Sebelum menjadi Masjid Hagia Sophia yang sekarang ini, bangunan indah tersebut pernah berfungsi sebagai :

a) Katedral Ortodoks Yunani, tahun 537 M.

b) Katedral Katolik Roma, tahun 1204 – 1261.

c) Masjid pada masa Kesultanan Utsmani, tahun 1453-1931.

d) Museum di masa Presiden Mustafa Kemal Ataturk, tahun 1931.

e) Masjid, tahun 2020.

Pada tahun 2007, politikus Yunani, Chris Spirou mencanangkan gerakan internasional untuk memperjuangkan Hagia Sophia atau sekarang disebut Aya Sofya kembali menjadi Gereja Ortodoks Yunani. Di sisi lain, beberapa seruan dari beberapa pejabat tinggi, khususnya Wakil Perdana Menteri Turki, Bülent Arınç, menuntut Aya Sofya untuk digunakan kembali sebagai masjid pada November 2013. Akhirnya pada tanggal 10 Juli 2020, Pengadilan Tinggi Turki membatalkan keputusan 1943 yang mengubah status Aya Sofia menjadi museum. Seiring dengan keputusan tersebut, pada tanggal yang sama Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan mengeluarkan dekrit yang berisi “Hagia Sophia kembali ke fungsinya semula sebagai tempat ibadah umat Islam. Ibadah pertama dilakukan mulai 24 Juli 2023. Meskipun telah beralih-fungsi sebagai masjid, Aya Sofia tetap terbuka untuk umum yang ingin berkunjung.

Beli simit, menu lokal untuk sarapan pagi di halaman Hagia Sophia
Tram jalur T 1 di Istanbul yang modern dan akan kami coba naiki

Terdapat menu kuliner Turki yang menantang rasa, yaitu Manti, Dondurma, Baklava, Kumpir, Simit, Kofte, Menemen, dan Kebab. Kami segera membeli simit, sebuah roti bakar berlapis coklat di halaman Hagia Sophia untuk sarapan dan lanjut naik tram jalur T1. Kami naik dari halte Sultanahmet, lanjut ke Gulhane, Sirkeci, Eminonu dan turun di Karakoy untuk menikmati Galata Tower atau Menara Galata (Galata Kulesi dalam Bahasa Turki). Ini adalah sebuah menara batu abad pertengahan yang terletak dibagian utara Tanduk Emas. Menara Galata yang dibangun tahun 1717 pada saat Dinasti Ottoman ini juga merupakan salah satu landmark kota Istanbul yang paling mencolok, karena tingginya kerucut silinder tertutup yang mendominasi langit dan panorama kota Istanbul Lama. Tinggi menara ini adalah 66 meter dengan diameter 16 meter yang didirikan sebagai menara pengawas pertahanan kota. Pada tahun 1794 masa pemerintahan Sultan Selim III, atap menara yang terbuat dari timah dan kayu, juga tangga rusak parah akibat kebakaran. Bertahun-tahun kemudian, pada 1965-1967, pada periode Republik Turki, bentuk atap asli dikembalikan dan interior kayu menara digantikan oleh struktur beton.

Selanjutnya kami kembali naik trem jalur T1 menuju halte Tophkane, Findikli dan turun di akhir tujuan, yaitu Kabatas. Tujuan kami adalah Istana Dolmabahçe yang megah berdidi di pinggiran pantai Bosphorus, berfungsi sebagai pusat administrasi utama Kekaisaran Ottoman dari tahun 1856 hingga 1887 dan dari tahun 1909 hingga 1922, dengan Istana Yıldız digunakan sementara, saat renovasi.

Tram T1 melintas di dekat Hagia Sophia yang ikonik
Selat Bosphorus yang memisahkan benua Asia dan Eropa dihubungkan oleh Jembatan Galata

Pembangunan Istana Dolmabahçe diperintahkan oleh Sultan Ottoman ke-31, yaitu Abdülmecid I, dan dibangun antara tahun 1843 dan 1856. Sebelumnya, Sultan dan keluarganya tinggal di Istana Topkapi, tetapi karena Topkapi dirasa kurang dalam hal gaya kontemporer, kemewahan, dan kenyamanan dibandingkan dengan istana raja-raja Eropa, maka Sultan Abdülmecid memutuskan untuk membangun sebuah istana modern baru, di dekat lokasi bekas Istana Beşiktaş Sahil yang dihancurkan. Biaya konstruksi sebesar lima juta lira atau 35 ton emas, setara dengan $1,62 miliar pada Februari 2019. Jumlah ini sekitar seperempat dari pendapatan pajak tahunan, bahkan menjadi beban besar pada keuangan negara dan berkontribusi terhadap memburuknya situasi keuangan Kekaisaran Ottoman, yang akhirnya gagal bayar pada Oktober 1875. Sejak itu, Turki disebut “pesakitan Eropa” (Sick man of Europe) karena keuangannya dikontrol ketat oleh kekuatan Eropa. “Pesakitan Eropa” adalah cap yang diberikan kepada negara Eropa yang sedang mengalami kemunduran atau kesulitan ekonomi. Istilah ini pertama kali digunakan pada pertengahan abad ke-19 untuk mendeskripsikan Kesultanan Utsmaniyah di Turki yang sangat tertinggal, bila dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya pada masa itu.

Masjid dan Istana Dolmabahçe di kejauhan itu berdiri megah di tepi selat Bosphorus yang indah
Banyak kapal melintas di selat Bosphorus yang memisahkan benua Asia dan Eropa

Istana Dolmabahçe ini adalah rumah bagi enam Sultan sejak 1856, ketika pertama kali dihuni, sampai penghapusan kekhalifahan pada tahun 1924 dan sultan terakhir yang tinggal di sini adalah Khalifah Abdülmecid Efendi. Undang-undang yang mulai berlaku pada 3 Maret 1924 mengalihkan kepemilikan istana kepada Republik Turki yang baru. Mustafa Kemal Atatürk, pendiri dan Presiden pertama Republik Turki, menggunakan istana sebagai tempat tinggal presiden selama musim panas dan menghabiskan hari-hari terakhir perawatan medisnya di istana ini, di mana ia meninggal pada 10 November 1938.

Gerbang Istana Dolmabahçe Istanbul yang indah, mahal dan membuat bangkrut Ottoman Turki
Stadion Besiktas JK atau Vodafone Park yang dirancang oleh Bünyamin Derman dari arsitek DB Turki

Kami segera menyeberang jalan besar dari Istana Dolmabahçe untuk menikmati stadion Besiktas. Tim sepak bola klub ini adalah salah satu tim terbesar di Turki yang profesional dan didirikan pada tahun 1903, bahkan merupakan klub olahraga pertama di Turki. Klub ini terakhir kali memenangkan Liga Super Turki pada musim 2008-2009, juga mencatatkan raihan gelar ganda setelah memenangi Piala Turki. Selain itu, Besiktas JK adalah tim Turki paling sukses di ajang UEFA dan memiliki rivalitas tradisional dengan Fenerbahce dan Galatasaray dalam derby Istanbul yang sarat emosi, apalagi kalau dimainkan di stadion Besiktas JK atau Vodafone Park yang memiliki kapasitas sekitar 41.188 penonton sepak bola. Pada 14 Agustus 2019, stadion ini menjadi tuan rumah Piala Super UEFA 2019 dan diikuti oleh juara bertahan dari dua kompetisi utama antarklub Eropa, yakni Liga Champions UEFA dan Liga Eropa UEFA. Pertandingan ini mempertemukan dua perwakilan dari Inggris, yakni Liverpool sebagai juara Liga Champions UEFA 2018–2019 dan Chelsea sebagai juara Liga Eropa UEFA 2018–2019. Pertandingan yang diadakan di Vodafone Park Istanbul, Turki, pada 14 Agustus 2019 dimenangkan oleh Liverpool. Pembangunan Stadion Besiktas JK atau Vodafone Park dimulai pada 2 Juni 2013, menghabiskan biaya sekitar $ 80 juta, dirancang oleh Bünyamin Derman dari arsitek DB. Stadion baru ini dirancang agar “selaras dengan pemandangan alam dan bersejarah Selat Bosphorus, jika dilihat dari laut.

Selanjutnya kami naik taksi menuju ke Lapangan Taksim atau Taksim Meydanı, yang terletak di Istanbul sisi Eropa, adalah tempat wisata dan distrik yang terkenal akan restoran, toko, dan hotelnya. Taksim dianggap sebagai jantung Istanbul modern, dan merupakan stasiun utama jaringan Istanbul Metro. Lapangan Taksim juga merupakan tempat berdirinya Monumen Republik (Cumhuriyet Anıtı) yang dibuat oleh Pietro Canonica dan diresmikan pada tahun 1928. Monumen ini mengenang lima tahun perayaan pendirian Republik Turki pada tahun 1923 setelah Perang Kemerdekaan Turki.

Suasana Lapangan Taksim dengan Tram tradisonal dan bersejarah bagi Istanbul
Pusat perbelanjaan Istiklal Caddesi di Old Istanbul yang indah dan khas Eropa tempo dulu

Setelah mengagumi kemegahan Lapangan Taksim dan heroisme pahlawan Turki pada Monumen Republik, kami segera menyusuri pusat perbelanjaan sepanjang jalan utama yang disebut Istiklal Caddesi. Hanya dengan berjalan kaki menyusuri jalanan tersebut, mata kita akan dimanjakan oleh view arsitektur bangunan klasik, tinggi menjulang, terawat baik, bersejarah, serta sangat beragam. Kemegahan Istiklal Caddesi mengingatkan kita akan sejarah penaklukan kota Konstantinopel, yang digagas oleh Mehmed II untuk mulai merevitalisasi kota tersebut, yang sejak saat itu juga disebut sebagai Istanbul. Ia mendorong kembalinya mereka yang telah melarikan diri dari kota selama pengepungan, memukimkan kembali kaum Muslim, Yahudi, dan Kristen dari bagian lain Anatolia. Sang sultan mengundang orang dari seluruh Eropa ke ibukotanya, membentuk suatu masyarakat kosmopolitan yang bertahan hingga sebagian besar periode Utsmaniyah. Mehmed II memperbaiki infrastruktur kota yang rusak, mulai membangun Grand Bazaar dan Istana Topkapı yang menjadi kediaman resmi sang sultan.

Dinasti Utsmaniyah dengan cepat mentransformasi kota tersebut dari sebuah kubu pertahanan Kristen menjadi suatu simbol budaya Islam. Dinasti Utsmaniyah mendirikan kekhalifahan pada tahun 1517 dan Istanbul menjadi ibukota kekhalifahan selama empat abad berikutnya. Masa pemerintahan Suleiman yang Luar Biasa (Suleiman the Magnificent) dari tahun 1520 sampai 1566 merupakan suatu periode yang secara khusus memiliki prestasi arsitektural dan seni yang sangat besar. Mimar Sinan sebagai kepala arsitek merancang beberapa bangunan ikonik di kota tersebut seiring dengan perkembangan seni miniatur, kaligrafi, kaca patri, dan keramik Utsmaniyah, yang semuanya dapat dinikmati di Istiklal Caddesi.

Gereja Santo Antonius dari Padua, yang merupakan sebuah basilika dan gereja terbesar dari Gereja Katolik Roma di Istanbul, Turki.
Kubah menjulang tinggi di Gereja Santo Antonius dari Padua gereja terbesar dari Gereja Katolik Roma di Istanbul, Turki.

Kami terus saja berjalan kaki menyusuri Istiklal Caddesi sampai di Gereja Santo Antonius dari Padua, yang merupakan sebuah basilika dan gereja terbesar dari Gereja Katolik Roma di Istanbul, Turki. Terletak di İstiklal Avenue No. 171 di distrik Beyoğlu. Dibandingkan dengan Katedral Roh Kudus (1846) di distrik Harbiye, St. Louis dari Prancis (1581) dan Santa Maria Draperis di Beyoğlu, Sts. Peter dan Paul (1841) di Galata, Gereja Asumsi di Kadıköy, Santo Stefanus di Yeşilköy dan Gereja Bakırköy di Bakırköy, maka Gereja Santo Antonius dari Padua adalah salah satu gereja Katolik paling penting di Istanbul.

Gereja St Antonius pertama dibangun tahun 1725 untuk melayani komunitas Italia yang tinggal di Istanbul. Awal abad ke-20, bangunan dihancurkan karena pembangunan jalur tram di sepanjang Istiklal Caddesi.  Renovasi dirancang oleh arsitek Giulio Mongeri Edoardo de Nani ini prosesi peletakan batu pertama dilakukan 1906 dan selesai dibangun tahun 1912. Gereja St Antonius berdiri di antara masjid, sinagog dan katedral Ortodoks. Gereja Katolik Roma terbesar di Istanbul ini terletak di area turistik Taksim di Istiklal Caddesi.

perjamuan di Emaus dan pembaptisan Tuhan, menghias interior Gereja Santo Antonius dari Padua, di Istanbul, Turki.
Gereja St Antonius Padua Istanbul bergaya neo-Gothic dan Tuscan-Lombard Italia, yang dipenuhi karya seni

Gereja St Antonius menjadi contoh arsitektur gaya neo-Gothic dan Tuscan-Lombard Italia, yang dipenuhi karya seni. Di halaman depan berdiri patung kayu berlapis emas St. Antonius, karya Luigi Bresciani. Sementara dua mozaik yang menggambarkan perjamuan di Emaus dan pembaptisan Tuhan, menghias interior gereja. Gereja St Antonius melayani misa kudus dalam empat bahasa di hari berbeda, yaitu Bahasa Inggris, Turki, Italia dan Polandia. Pelayanan ini untuk memfasilitasi komunitas penganut Katolik Roma dari berbagai bangsa yang bermukim di Istanbul.

Selanjutnya kami naik taksi Fiat Egea menyeberang selat Bhosporus untuk menuju ke Gereja Katedral Santo Georgius (bahasa Turki: Aya Yorgi Kilisesi) adalah gedung katedral utama Gereja Ortodoks Yunani yang masih digunakan di Istanbul, kota terbesar di Turki yang dulunya bernama Konstantinopel, ibu kota Kekaisaran Bizantin sampai dengan tahun 1453. Sejak sekitar tahun 1600, gereja ini menjadi takhta Kebatrikan Oikumene Konstantinopel, kebatrikan senior Gereja Ortodoks Yunani yang dihormati sebagai pemimpin spiritual umat Kristen Ortodoks Timur sedunia. Gereja yang dibaktikan kepada Santo Georgius ini merupakan tempat penyelenggaraan sejumlah ibadat penting dan tempat Batrik Oikumene memberkati minyak suci (miron) pada hari Kamis yang suci dan agung, bilamana diperlukan. Karena itulah gereja ini juga disebut “Gereja Kebatrikan Mur Agung”. Dahulu kala, Batrik Oikumene memberkati seluruh minyak suci yang akan digunakan Gereja-Gereja Ortodoks di seluruh dunia. Kini pemberkatan minyak suci dilakukan oleh masing-masing kepala Gereja otokefalos.

Renovasi interior dalam Gereja St Antonius Padua di Istanbul yang dirancang oleh arsitek Giulio Mongeri Edoardo de Nani
Gereja Katedral Santo Georgius adalah gedung katedral utama Gereja Ortodoks Yunani berkubah biru di ketinggian bukit Istanbul, menghadap ke Selat Bosphorus

Selanjutnya kami naik taksi lagi menuju ke Hotel Uranus Topkapi, Merkezefendi, Mevlana Cd. No: 112/1, 34015 Zeytinburnu İstanbul, tempat acara seminar diadakan. Kami melakukan registrasi ulang di lokasi acara. Selanjutnya kami beristirahat di lobi hotel untuk memimpin seminar proposal (simpro) penelitian mbak Elsa Febriana Boko Putri, NIM : 41190411, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana (FK UKDW) Yogyakarta dengan judul  : “Hubungan Paritas Ibu Terhadap Berat Badan Lahir Bayi”, bersama pembimbing 2 dr. Christiane Marlene Sooai, M. Biomed dan dr. Eduardus Raditya Kusuma Putra, SpOG sebagai dosen penguji, melalui aplikasi googlemeet.

Hotel Uranus Topkapi, İstanbul lokasi acara seminar yang akan kami ikuti
Seminar proposal penelitian menggunakan aplikasi googlemeet untuk mbak Elsa Febriana Boko Putri, FK UKDW Yogaykarta

Setelah selesai memimpin simpro, kami segera melanjutkan menikmati keindahan Istanbul yang sebelumnya dikenal sebagai Konstantinopel, yang merupakan sebuah kota terbesar di Turki, berfungsi sebagai pusat ekonomi, budaya, dan sejarah negara. Kota ini dikelilingi oleh selat Bosporus, batas antara benua Eropa dan Asia, dan merupakan salah satu kota di Eropa yang terpadat, sekaligus menjadi kota terbesar ke-15 di dunia.

Kota ini awalnya didirikan sebagai pusat ibu kota Bizantium pada abad ke-7 oleh pemukim Yunani dari Megara. Lalu pada tahun 330, kaisar Bizantium–Konstantinus Agung–menjadikan kota ini sebagai ibu kota kekaisarannya, awalnya kota ini dinamai sebagai Roma Baru (Nova Roma) dan kemudian diganti menjadi Konstantinopel untuk mengenang pendiri Bizantium. Kota ini lalu berkembang menjadi tempat keberadaan mercusuar di Jalur Sutra, sekaligus sebagai salah satu kota terpenting dalam sejarah.

Kota ini berfungsi sebagai ibu kota kekaisaran selama hampir 1600 tahun, yaitu selama periode Bizantium awal (330–1204), Latin (1204–1261), Bizantium akhir (1261–1453), dan Kekaisaran Ottoman (1453–1922). Kota ini memainkan peran kunci dalam kemajuan agama Kristen selama zaman Bizantium, sebelum berpindah tangan ke Islam setelah Penaklukan Konstantinopel pada tahun 1453 oleh Mehmed Sang Penakluk (Mehmed the Conqueror, the Father of Conquest atau Fâtih Sultan Mehmed), terutama setelah menjadi pusat Kesultanan Utsmaniyah pada tahun 1517. Pada tahun 1923, setelah Perang Kemerdekaan Turki, Ankara menggantikan kota ini sebagai ibu kota Republik Turki yang baru dibentuk. Kemudian pada tahun 1930, nama kota ini secara resmi diubah menjadi Istanbul, dari yang sebelumnya bernama Konstantinopel. Istanbul telah dinobatkan sebagai Ibu kota Kebudayaan Eropa, menjadikannya kota kedelapan yang paling banyak dikunjungi di dunia. Istanbul adalah rumah bagi beberapa Situs Warisan Dunia UNESCO, dan menjadi tuan rumah bagi kantor pusat banyak perusahaan Turki, menyumbang lebih dari tiga puluh persen perekonomian negara, termasuk saat Recep Tayyip Erdoğan menjadi wali kota Istanbul dari tahun 1994 hingga 1998. Setelah menjabat sebagai Perdana Menteri Turki dari tahun 2003 hingga 2014, selanjutnya menjabat sebagai Presiden Turki ke-12 sejak 2014 sampai 2028 kelak.

Sultan Mehmedin Ruyasi dari Ottoman Turki bergelar Mehmed sang Penakluk Kota Konstantinopel tahun 1453
Recep Tayyip Erdoğan yang memenangi Pilpres Turki sampai 3 kali

Kami segera berjalan kaki sejauh 850 m dari Uranus Hotel menuju The Panorama 1453 Historical Museum (Museum Sejarah Panorama 1453), di Merkez Efendi Mahallesi, Topkapı Kültür Park İçi Yolu, 34015 Zeytinburnu İstanbul, yaitu museum sejarah di Istanbul yang dibuka pada 31 Januari 2009. Di dalam museum ditampilkan penaklukan kota Konstantinopel, ibu kota Kekaisaran Bizantium, oleh pasukan Sultan Ottoman Mehmed sang Penakluk (Mehmed the Conqueror), pada tanggal 29 Mei 1453. Museum ini terletak dekat dengan titik di mana Ottoman menerobos tembok kota. Pameran utamanya adalah lukisan “panorama” 360°, (juga dikenal sebagai Cyclorama) dari medan perang pada saat tembok dibobol, memberikan kesan kepada pengunjung bahwa mereka sedang berdiri di tengah pertempuran. Lukisan itu dibuat dan disajikan sedemikian rupa sehingga pengunjung seolah-olah berada di tengah-tengah ruang yang sangat besar, bukan sebuah lingkaran yang hanya berdiameter 38m. Efek suara menambah ilusi, ada suara tembakan senjata, teriakan tentara dan band militer yang bermain untuk mendesak pasukan musuh. Museum ini dirancang atas ide Hashim Citizen, dibuka pada tanggal 31 Januari 2009, dan menghabiskan biaya $5 juta.

Cyclorama dirancang atas ide Hashim Citizen di The Panorama 1453 Historical Museum Istanbul
Sisa tembok kota Konstantinopel yang tebal dan kuat seperti dilukiskan oleh Steven Runciman pada: A History of the Crusades

Konstantinopel ditaklukkan oleh Sultan Ottoman Mehmed sang Penakluk (Mehmed the Conqueror) Utsmani pada 29 Mei 1453. Banyak catatan yang merekam kejadian itu, walaupun beberapa ditulis sekian lama setelah peristiwa tersebut terjadi dan masing-masing menyatakan sebagai catatan yang mendekati aslinya. Baik Yunani, Italia, Slavia, Turki, dan Rusia, semuanya memiliki versi mereka masing-masing yang mungkin sulit untuk disatukan. Salah satu versi cerita tersebut adalah yang ditulis sejarawan kontemporer Inggris bernama Steven Runciman yang dikenal karena bukunya yang berjudul A History of the Crusades.

Kami segera membayangkan kehebatan pertempuran itu dengan menyaksikan bekas tembok kota yang dirusak, sebelum masuk ke stasiun Topkapi di jalur Trem T1 untuk kembali ke hotel. Kami melewati halte Pazartekke, Capa Sehremini, Findikzade, Haseki, Yusufpasa, Aksaray, Laleli, Bayazit, Cemberlitas dan turun di Sultanahmet. Selanjutnya kami kembali ke kamar hotel untuk bersitirahat.

Bersambung

Senin malam, 6 Juni 2023

Ditulis dan disebarkan di Sultanahmet Inn Hotel, Kucukayasofya mahallesi, Akburcak sokak, no 23, Istanbul, Turkey

Categories
Istanbul

2023 Dibuai Dubai

DIBUAI  DUBAI

fx. wikan indrarto & b. sari prasetyati

Selepas WHO mencabut status pandemi COVID-19 pada Jumat 5 Mei 2023, kami segera bersiap melanglang buana. Perjalanan terakhir kami pada 25-31 Mei 2019 saat menjelajahi Vietnam dan Kamboja di Indochina, dan segera kami bergegas merencakan untuk ikut International Conference on Medical & Health Science, 6 – 7 Juni 2023, di Hotel Mercure Istanbul Topkapi, Istanbul, Turkey. Perjalanan tersebut diawali dengan menengok dik Larasati (si bungsu) di Bandung dan sowan ibu di Pamulang, serta dilengkapi dengan singgah (transit) sekejap di Dubai, di Uni Emirat Arab pada Sabtu, 3 Juni 2023, dengan menggunakan pesawat milik maskapai penerbangan Emirates.

Emirates adalah sebuah maskapai penerbangan yang berpusat di Bandara Internasional Dubai, Uni Emirat Arab. Maskapai Emirates juga merupakan maskapai penerbangan terbesar di Timur Tengah, yang mengoperasikan lebih dari 3.600 penerbangan per minggu dari hubnya di Terminal 3 Bandara Internasional Dubai. Meskipun terdampak pandemi COVID-19 dan maskapai lain berjuang untuk bertahan dari kebangkrutan, pada Januari 2022 Emirates tetap mampu mengoperasikan armada sebanyak 254 pesawat penumpang dan 10 pesawat kargo yang dioperasikan oleh Emirates SkyCargo. Emirates mengoperasikan armada terbanyak pesawat terbesar di dunia Airbus A380 dan Boeing 777, dengan satu A319 sebagai jet eksekutif.

Pesawat super jumbo A380-800 yang terbesar di dunia milik Emirates telah mendarat untuk pertama kalinya di Indonesia, tepatnya di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Kamis sore, 1 Juni 2023. Kami tidak naik pesawat tersebut, tetapi berkesempatan menikmati Emirates Airline EK 0357, sebuah Boeing 777-300ER Jet Sabtu sore, 3 Juni 2023 dari Terminal 3  Jakarta Soekarno Hatta menuju Terminal 3 Dubai Intl, selama 8 jam menempuh jarak 4.078 Miles. Boeing 777 adalah sebuah pesawat penumpang sipil berbadan lebar bermesin ganda jarak jauh yang dibuat oleh Boeing Commercial Airplanes di AS. Ciri unik dari 777 adalah enam roda pendaratan per set di setiap roda pendaratan utama, badan pesawat (fuselage) yang bundar sempurna, dan “tailcone” belakang yang menyerupai mata pisau. Boeing 777 dibuat untuk menjadi pengganti Boeing 747, namun lebih efisien dan menjadi pesawat twinjet (mesin ganda) terbesar di dunia. Emirates, maskapai nasional UEA adalah operator terbanyak pesawat Boeing 777-300ER (Extended Range), dengan mesin buatan General Electric GE90-115B yang merupakan mesin pesawat dengan gaya dorong terkuat di dunia. Pesawat Boeing 777 ini sudah dilengkapi dengan sistem kemudi fly-by-wire, yang biasanya dipakai hanya pada pesawat tempur.

Kami mendarat dengan selamat di Dubai Sabtu, 3 Juni 2023 pk. 22.30 waktu setempat. Dubai adalah kota terpadat di negara Uni Emirat Arab dan merupakan ibukota Emirat Dubai. Kota ini terletak di sepanjang pantai tenggara Jazirah Arab dan di selatan teluk Persia. Dubai adalah salah satu tujuan pariwisata paling populer di dunia, sehingga memiliki hotel bintang lima terbanyak kedua di dunia, dan juga bangunan tertinggi di dunia, Burj Khalifa.

Uni Emirat Arab (disingkat UEA) adalah sebuah negara keemiran di Asia Barat. Negara ini terletak di sebelah timur Jazirah Arab dan berbatasan dengan Oman dan Arab Saudi, dan memiliki perbatasan maritim di Teluk Persia dengan Qatar dan Iran. Abu Dhabi adalah ibu kota negara ini, sementara Dubai menjadi kota yang paling padat penduduk. UEA terbentuk atas federasi dari tujuh emirat, yaitu Abu Dhabi, Ajman, Dubai, Fujairah, Ras al-Khaimah, Sharjah dan Umm al-Qaiwain. Zayed bin Sultan Al Nahyan, penguasa Abu Dhabi dan presiden pertama negara itu, yang dilanjutkan oleh Syekh Mohammed bin Zayed bin Sultan Al Nahyan GCMG (lahir 11 Maret 1961), sehari-hari dikenal dengan inisial MBZ, adalah Presiden ke-3 UEA sekarang, Penguasa Abu Dhabi dan Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Uni Emirat Arab. Pada tahun 2019, The New York Times menobatkannya sebagai penguasa Arab paling kuat dan salah satu orang paling berkuasa di Bumi. Dia juga dinobatkan sebagai salah satu dari 100 Orang Paling Berpengaruh tahun 2019 menurut Time. Namanya diabadikan sebagai jalan tol layang Jakarta Cikampek di Indonesia. Keberadaan Dubai sudah ada selama 150 tahun sebelum pembentukan UEA. Dubai yang kami kunjungi memiliki populasi terbesar dan merupakan emirat terbesar kedua menurut luas wilayahnya, setelah Abu Dhabi. Dubai telah dipimpin oleh dinasti Al Maktoum sejak 1833 dan pemimpinnnya saat ini, Mohammed bin Rashid Al Maktoum, juga menjabat sebagai Perdana Menteri dan Wakil Presiden UEA.

Setelah pengurusan ijin masuk dengan visa elektronik yang telah kami siapkan sejak dari Yogyakarta di konter imigrasi beres, kami segera mendapat SIM card 1 GB gratis untuk penggunaan internet selama 24 jam dengan ucapan ‘welcome to the happy Emirate’. Kami segera bergegas ke Saffron Hotel – Al Rigga Road, Behind ADCB Bank, di tengah kota Dubai, sebelum ganti hari. Rencana kami menggunakan Metro Red Line dari Airport Terminal 3 Dubai selama 9 menit  dengan 4 perhentian gagal, karena Metro terakhir meluncur pk. 23. Kami segera menggunakan taxi bandara berupa Toyota Innova D 2,4 keluaran tahun 2022, bertarif 36 dirham untuk sampai di hotel kami. Segera kami terlelap di kamar 307 Saffron Hotel.

Minggu, 4 Juni 2023 setelah sarapan, kami segera mengunjungi Gereja Katolik Santa Maria di 247 Oud Metha Rd, Umm Hurair 2, Dubai. Kami menggunakan aplikasi Uber dan mendapatkan SUV Terbaru Toyota Grand Highlander yang belum pernah kami lihat di Indonesia dengan kabin lapang, bermesin 2.500 cc hybrid, dengan All Wheel Drive (AWD) yang elite. Kami berdoa dan mengucap syukur atas semua anugerah yang kami terima. “Gereja paroki terbesar di dunia adalah gereja St Maria di Dubai. Ini memiliki sekitar 300.000 umat paroki,” begitu bunyi cuitan, twitrer Sachin Jose@Sachinettiyil, pada Sabtu, 21 Mei 2022, pukul 22.12 WIB. Paroki St Maria di Kota Dubai bermula dari tahun 1883 ketika komunitas Katolik yang pada awalnya dilayani oleh imam dari Bahrain, dirasa ada kebutuhan agar ada seorang imam atau pastor yang secara permanen tinggal di Dubai. Oleh karena itu Pater Barnabas memohon ijin kepada Syekh Rashid yang bijaksana dan baik hati, dengan meminta sebuah area untuk rumah ibadah. Permintaan segera diberikan dan pada tahun 1965 Pastor Eusebio Daveri tiba di Dubai, untuk memulai membuat persiapan mendirikan sebuah bangunan gereja.

Toyota Grand Highlander warna putih yang elite dan bermesin 2.500 cc hybrid
Gereja Katolik Santa Maria di 247 Oud Metha Rd, Umm Hurair 2, Dubai.

Dari kunjungan pemimpin Gereja Katolik, Paus Fransiskus selama 3 hari ke UEA, 3-5 Februari 2019, terungkap sedikitnya 8 fakta penting tentang kehidupan umat Katolik di negara kaya minyak ini, berdasarkan laporan Arabian Gazette, Reuters, dan Al Jazeera.

  1. Gereja Katolik pertama dibangun tahun 1965 dan hubungan diplomatik antara Vatikan dan UEA resmi dimulai pada 2007.
  2. Asosiasi Gereja Kristen pertama di UEA berdiri tahun 1968.
  3. Ada 76 bangunan gereja, 9 di antaranya gereja Katolik.
  4. Pada Juni 2017, Abu Dhabi mengganti nama masjid paling terkemuka di negara itu dari Masjid Mohamed bin Zayed (MBZ) menjadi Masjid Maryam, Mother of Jesus.
  5. Pemerintah UEA berkomitmen tentang toleransi dan kebebasan beragama dengan memberikan lahannya untuk pembangunan sejumlah gereja, tempat beribadah dan pemakaman bagi yang berbeda keyakinan.
  6. Semua warga negara dengan berbeda etnis, agama, dan kelompok ras tinggal secara rukun di UEA.
  7. Dari sekitar 9 juta orang yang tinggal di UEA, 1 juta di antaranya adalah penganut Katolik.
  8. UEA merupakan salah satu negara Teluk Persia yang paling tidak membatasi ibadah umat Kristen di tempat ibadah atau gereja dengan lisensi khusus.

Selanjutnya kami mengunjungi Masjid Jumeirah, yang menjadi masjid kebanggaan warga Dubai karena statusnya sebagai masjid nasional. Masjid dengan kapasitas 1.200 jamaah ini adalah satu-satunya masjid, bukan saja di Dubai, tapi juga di Uni Emirat Arab, yang boleh dimasuki kalangan nonmuslim.

Masjid satu-satunya di Uni Emirat Arab, yang boleh dimasuki nonmuslim.  

Masjid Jumeirah mulai dibangun pada tahun 1976 dengan gaya Fatimiyah tradisional yang berasal dari Suriah dan Mesir dan diresmikan pada tahun 1979. Masjid Agung Jumeirah adalah hadiah dari Almarhum Sheikh Rashid bin Saeed Al Maktoum, mantan Penguasa Dubai dan ayah dari Penguasa Dubai saat ini Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum. Dikatakan bahwa itu adalah masjid yang paling banyak difoto di seluruh Dubai.

Arsitektur interior masjid memiliki ciri-ciri Islam dengan banyak kolom sebagai struktur pendukung di bagian dalam, yang dikenal sebagai desain hypostyle. Bagian dalam masjid dipengaruhi oleh arsitektur kerajaan Fatimiyah yang berasal dari abad ke-9 Mesir, didesain atau diisi dengan warna biru dan kuning. Masjid ini memiliki puncak kubah yang tinggi membuat ruangan menjadi luas. Eksterior masjid memiliki fasad yang elegan yang dibangun dengan batu pasir merah muda dan potongan marmer lainnya. Sisi lain dari masjid ini berada di jalan ramai yang ditumbuhi pohon palem, yang menjadikannya tempat fotografi yang sempurna bagi penggemar foto. Masjid Jumeirah memiliki kebijakan yang disebut “Open Minds. Open Doors” yang menawarkan kepada non-Muslim untuk datang mengunjungi masjid. Kebijakan tersebut berusaha untuk “menghilangkan penghalang antara orang-orang dari kebangsaan yang berbeda dan meningkatkan kesadaran akan budaya, adat istiadat, dan agama di Uni Emirat Arab”.

Selanjutnya kami mencapai Dubai Frame yang memiliki bentuk yang tak biasa, yaitu bingkai foto. Sengaja dibangun di Zabeel Park, Dubai Frame menjadi batasan antara Old Dubai dan New Dubai. Dari luar, Dubai Frame tampak begitu berkilau karena berlapis emas. Dibangun dalam waktu 5 tahun, Dubai Frame menghabiskan dana hingga Rp 925 miliar, terdiri dari dua menara yang terbuat dari kaca transparan setinggi 150 meter yang dihubungkan dengan jembatan sepanjang 93 meter di tingkat atas. Ukurannya yang sangat besar membuat Dubai Frame resmi menjadi bangunan terbesar dunia dengan bentuk bingkai.

Dubai Frame yang unik menjadi ikon megah dan landmark arsitektur

Dubai Frame merupakan salah satu proyek unik yang dikembangkan oleh Pemerintah Kota Dubai, yang menjadi ikon megah dan landmark arsitektur. Spot bingkai foto terbesar ini memiliki keterkaitan dengan budaya pada masa lampau dan masa kini, disebut Dubai Frame atau “Berwaz Dubai.” Di satu sisi, pemandangan dan gedung-gedung pencakar langit di Jalan Sheikh Zayed dapat dinikmati, yang menjadi simbol Dubai yang modern. Di sisi lain kawasan Berwaz, dapat dilihat kawasan Deira, Umm Hurair dan Karama, yang menjadi simbol kota tua Dubai.

Lantai dasar didesain untuk menghadirkan museum yang menceritakan kisah perjalanan pembangunan kota Dubai. Selain itu, ada galeri yang mencerminkan kota tua Dubai menggunakan teknologi terkini dengan gambar 3D yang menciptakan nuansa tertentu, yang akan menjelaskan perkembangan kota Dubai. Pengunjung akan disuguhkan dengan pengalaman berikutnya di lantai Sky Deck yang menggambarkan Dubai masa kini. Di sisi lain lantai mezzanine, pengunjung dapat mengunjungi Future Dubai Gallery. Konsep galeri ini menghadirkan imajinasi kota Dubai 50 tahun dari sekarang dengan menciptakan kota metropolis virtual melalui proyeksi interaktif dan teknologi virtual reality (VR).

Selanjutnya kami menuju ke Museum of the Future di Dubai (MOTF) di pusat kota Dubai yang resmi diluncurkan dan dibuka untuk umum mulai 22 Februari 2022. Berlokasi di Sheikh Zayed Road, museum yang didirikan oleh Dubai Future Foundation ini memiliki desain bangunan asimetris, seperti cincin, berlapis baja dan kaca, yang tampak begitu futuristik. Bahkan, seperti dikutip dari situs Visit Dubai, Museum of the Future masuk ke dalam daftar 14 museum terindah di dunia versi National Geographic.

Burj Khalifa (‘Menara Khalifa’) setinggi 828 meter, sebelumnya disebut Burj Dubai

Kami segera bergegas menuju ke Burj Al Arab. Hotel tertinggi keempat di dunia dan menjadi salah satu landmark Dubai. Untuk mendapat foto dengan latar belakang gedung ini, kawasan beach walk Palm Jumeirah bisa jadi salah satu alternatif. Burj al-Arab (“Menara Arab”) adalah sebuah hotel mewah yang didesain oleh Tom Wright, mencapai ketinggian 321 meter dan adalah bangunan tertinggi yang sepenuhnya digunakan sebagai hotel. Bangunan ini berdiri di sebuah pulau buatan yang berada 280 m lepas pantai di Teluk Persia. Burj al-Arab dimiliki oleh Jumeirah.

Burj Al Arab dari samping yang indah tetapi semakin sulit difoto, karena sudah ada beberapa bangunan lain di sekitarnya
Burj Al Arab difoto dari depan, tidak nampak kalau berdiri gagah di sebuah pulau reklamasi

Hotel ini sering disebut sebagai hotel bintang tujuh. Hal ini dianggap sebuah hiperbola oleh orang di bidang pariwisata, tetapi juga dapat dilihat sebagai cara untuk “mengalahkan” hotel-hotel lain yang menyebut hotelnya bintang enam. Sayangnya, hampir seluruh sistem peringkat hotel di dunia memiliki batas bintang lima. Menurut situs resmi Burj al-Arab, hotel ini adalah sebuah “hotel deluks bintang lima”.

Konstruksi Burj al-Arab dimulai tahun 1994 dan dibuka untuk pengunjung pada 1 Desember 1999. Rancangannya mengambil bentuk layar sebuah dhow, kapal tradisional Dubai. Dekat dengan puncaknya, terdapat sebuah helipad dan restoran Al Muntaha, yang berarti ‘Tertinggi’ dalam bahasa Arab, di sisi seberangnya yang ditahan oleh kantilever di atas laut. Salah satu elemen yang unik adalah dinding atrium yang menghadap ke pantai, terbuat dari kain fiberglass yang dilapisi Teflon. Interiornya didesain oleh Khuan Chew.

Burj Khalifa (‘Menara Khalifa’) diresmikan pada 4 Januari 2010 setinggi 828 meter di mana Tom Cruise bergelantungan di salah satu sisi luar gedung.

Selanjutnya kami melaju ke Burj Khalifa (‘Menara Khalifa’), sebelumnya bernama Burj Dubai, adalah sebuah gedung pencakar langit di Dubai yang diresmikan pembukaannya pada 4 Januari 2010. Ketinggian pencakar langit ini adalah 828 meter (2.717 kaki) yang menjadikannya bangunan tertinggi di dunia yang pernah dibuat oleh manusia. Melewati ketinggian Taipei 101 sebagai bangunan tertinggi di dunia, melewati ketinggian CNN Tower sebagai struktur bebas (tanpa penyangga) tertinggi di dunia, dan dari Menara KVLY-TV di Blanchard, North Dakota, AS sebagai struktur tertinggi di dunia. Rekor lainnya adalah lift tercepat di dunia dengan kecepatan 60 km/jam, bangunan dengan paling banyak lantai, yaitu 160 (sebelumnya Menara Willis dan World Trade Center dengan 110 lantai, dan atrium lobi tertinggi di dunia, setinggi 180 meter. Produser film Mission: Impossible – Ghost Protocol (2011) pun mengambil adegan syuting di sini di mana Tom Cruise bergelantungan di salah satu sisi luar gedung.

Setelah puas berkeliling dan dibuai keindahan kota kosmopolitan Dubai menggunakan taksi Toyota Hybrid All New Camry yang tampil lebih agresif tapi tetap mewah, karena didukung platform TNGA (Toyota New Global Architechture) dan mengusung tagline Outclass Elegance, kami segera menuju ke Terminal 3 Bandara Internasional Dubai (DXB), yang terletak sekitar 9 mil (15 km) dari Burj Khalifa. Selanjutnya kami menggunakan layanan cerdas di konter imigrasi tanpa petugas, untuk duduk manis menunggu pesawat berbadan lebar Boeing 777-300ER Emirates EK 121, yang akan terbang pk. 14.20 ke Istanbul Turki.

Bersambung

Minggu, 4 Juni 2023 ditulis di Gate B18 Terminal 3 Bandara Internasional Dubai (DBX) dan disebarkan dari Sultanahmet Inn & Siesta Hotel, Istanbul, Turki

Categories
Istanbul

2023 Campak yang tercampakkan

Waspada Komplikasi yang Terjadi Akibat Campak Jerman

CAMPAK  YANG  TERCAMPAKKAN

fx.wikan indrarto*)

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan Indonesia telah mencatat 3.341 total kasus campak sepanjang 2022 di 223 kabupaten dan kota dari 31 provinsi di Indonesia. Jumlah tersebut meningkat 32 kali lipat dibanding kasus yang tercatat pada tahun sebelumnya. Apa yang mencemaskan?

.

Tulisan ini dimuat di Harian Nasional Kompas Rabu, 1 Februari 2023, halaman 4 : https://www.kompas.id/baca/opini/2023/01/30/campak-yang-tercampakkan

.

Penyebab meningkatnya kasus campakn karena sudah 2 tahun berturut-turut Indonesia tidak bisa mencapai target cakupan imunisasi campak dalam pelayanan imunisasi rutin, terkait pandemi COVID-19. Secara global campak dicatat oleh WHO dan CDC juga melonjak di seluruh dunia, mencapai jumlah kasus tertinggi yang dilaporkan dalam 23 tahun. Kasus campak di seluruh dunia meningkat menjadi 869.770 pada 2020, jumlah tertinggi yang dilaporkan sejak tahun 1996. Kematian akibat campak global juga naik hampir 50 persen sejak 2016.

.

Setelah kemajuan global yang stabil dari 2010 hingga 2016, jumlah kasus campak yang dilaporkan meningkat secara bertahap hingga 2019. Membandingkan data 2020 dengan rekor terendah dalam kasus campak yang dilaporkan pada 2016, hal ini mencerminkan kegagalan imunisasi campak tepat waktu dengan dua dosis, sebagai pendorong utama peningkatan kasus dan kematian karena penyakit campak. Hal ini menggambarkan bahwa imunisasi campak telah tidak diprioritaskan atau sudah dicampakkan.

.

Wabah campak terjadi ketika orang yang tidak kebal dari virus, terinfeksi campak dan menyebarkan penyakit tersebut ke populasi yang tidak diimunisasi atau diimunisasi tidak lengkap. Untuk mengendalikan campak dan mencegah wabah dan kematian, diperlukan cakupan imunisasi campak dengan 2 dosis harus mencapai 95 persen dan dipertahankan di tingkat nasional dan lokal. Cakupan imunisasi campak atau MR dosis pertama telah stagnan secara global selama lebih dari satu dekade di antara 84 dan 85 persen. Cakupan MMR atau MR dosis kedua terus meningkat, tetapi sekarang tertahan hanya 71 persen. Cakupan imunisasi campak 2 dosis masih jauh di bawah 95 persen atau lebih, yang dibutuhkan untuk mengendalikan campak, mencegah wabah dan kematian.

Infografis KLB Campak Anak | Republika Online

Meskipun kasus campak yang dilaporkan lebih rendah pada tahun 2020, berbagai upaya untuk mengendalikan pandemi COVID-19 telah mengakibatkan terganggunya imunisasi untuk mencegah dan meminimalkan wabah campak. Pada November 2020, secara global lebih dari 94 juta anak berisiko kehilangan vaksin karena kampanye imunisasi campak dihentikan di 26 negara, karena pandemi COVID-19. Pada hal, banyak dari negara tersebut sedang mengalami wabah campak. Dari negara-negara dengan rencana kampanye imunisasi campak 2020 yang ditunda, hanya delapan (Brasil, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, Nepal, Nigeria, Filipina, dan Somalia) yang melanjutkan kampanye setelah sempat terjadi penundaan awal.

.

Sebelum ada pandemi COVID-19, dunia bergulat dengan krisis campak, dan wabah campak itu belum sepenuhnya hilang. Sistem dan layanan kesehatan sedang terganggu oleh pandemi COVID-19 di banyak negara, yang menjadi penyebab kegagalan pengendalian campak dan harus segera ditangani. Para pemimpin, petugas medis, dan tenaga kesehatan masyarakat di semua negara yang terkena dampak dan berisiko, diwajibakan memastikan bahwa vaksin campak tersedia. Dengan demikian dapat diberikan dengan aman, tepat waktu, dan merata, serta orangtua atau pengasuh anak memahami manfaat vaksin campak yang telah terbukti mampu menyelamatkan jiwa. Pada 6 November 2020, WHO dan UNICEF telah mengeluarkan seruan bersama untuk tindakan darurat dalam pencegahan dan penanggulangan wabah campak.

.

Virus campak dengan mudah menginfeksi anak, remaja dan orang dewasa yang tidak kebal, karena sangat menular. Infeksi campak tidak hanya merupakan tanda cakupan imunisasi campak yang buruk, tetapi juga penanda bahwa layanan kesehatan penting mungkin tidak menjangkau populasi yang paling berisiko. Upaya kolektif segera harus dilakukan untuk menjangkau anak dengan vaksinisasi campak sekarang, tidak perlu menunggu adanya kebijakan pelonggaran pembatasan perjalanan karena pandemi COVID-19 dan peningkatan pergerakan populasi.

.

Campak - patofisiologi, diagnosis, penatalaksanaan - Alomedika

Fakta bahwa wabah campak terjadi pada tingkat tertinggi yang pernah kita lihat dalam satu generasi sangat mencemaskan, karena sebenarnya telah tersedia vaksin yang aman, hemat biaya, dan terbukti ampuh. Tidak boleh ada anak yang meninggal karena penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin, termasuk campak. Pandemi COVID-19 terbukti berkontribusi pada peningkatan jumlah kasus campak dan kematian. Campak tidak mengenal batas, dan sangat penting bagi kita untuk bekerja sama dalam memimunisasi lebih banyak anak, dan melanjutkan perjuangan melawan penyakit yang dapat dicegah ini.

Berdasarkan data Kemenkes RI pada Jumat, 20 Januari 2023 terdapat 34 kabupaten dan kota dari 12 Provinsi yang telah menetapkan campak sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), yaitu Aceh, Sumatra Barat, Sumatra Utara, Riau, Jambi, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua. Pada hal Presiden RI Joko Widodo menargetkan bahwa pada tahun 2020 yang lalu, Indonesia seharusnya bebas penyakit campak dan rubella pada acara pencanangan imunisasi Measles Rubella (MR) di MTsN 10 Sleman, DIY Selasa, 1 Agustus 2017. Target Presiden Jokowi tentu sulit terwujud, kalau kita masih mencampakkan imunisasi campak.

Sudahkah kita bertindak bijak dengan segala cara untuk meningkatkan cakupan imunisasi campak bagi balita di sekitar kita?

Sekian

Yogyakarta, 25 Januari 2023

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih, Lektor di FK UKDW Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA : 081227280161

Categories
anak COVID-19 dokter Istanbul kanker UHC vaksinasi

2023 Hari Pendengaran

Hari Pendengaran Sedunia 2022, Guru Besar UI: Kasus Bayi Lahir Tuli 1 per  1.000 Kelahiran di Indonesia

HARI  PENDENGARAN  DUNIA 2023

fx. wikan indrarto*)

Hari Pendengaran Dunia (World Hearing Day) dirayakan pada Jumat, 3 Maret 2023 dengan tema : Peduli Telinga dan Pendengaran untuk Semua! Kita diingatkan akan pentingnya mengintegrasikan perawatan telinga dan pendengaran di fasilitas kesehatan primer, sebagai komponen penting dari cakupan kesehatan semesta atau UHC (universal health coverage). Apa yang menarik?

.

Pada tahun 2050, hampir 2,5 miliar orang diproyeksikan akan mengalami gangguan pendengaran pada tingkat tertentu dan setidaknya 700 juta akan membutuhkan rehabilitasi fungsi pendengaran. Lebih dari 1 miliar orang dewasa muda berisiko mengalami gangguan pendengaran permanen yang sebenarnya dapat dihindari, karena praktik kebiasaan mendengarkan yang tidak aman. Investasi tambahan tahunan sekitar US $ 1,40 per orang diperlukan untuk meningkatkan layanan perawatan telinga dan pendengaran secara global. Selama periode 10 tahun investasi, program ini menjanjikan pengembalian hampir US $16 untuk setiap dolar AS yang diinvestasikan.

.

juga dimuat di : https://www.kompas.id/baca/opini/2023/01/10/peduli-telinga-dan-pendengaran

.

Penyebab gangguan pendengaran adalah multi faktorial pada periode yang berbeda sepanjang rentang hidup. Pada periode prenatal, terdapat faktor genetik, yaitu gangguan pendengaran herediter dan non-herediter dan infeksi intrauterin dari ibu masuk ke janin, seperti virus rubella dan CMV (sitomegalovirus). Pada periode perinatal adalah asfiksia lahir (kekurangan oksigen pada saat lahir), hiperbilirubinemia (ikterus parah pada periode neonatal), berat badan lahir rendah (BBLR), morbiditas perinatal lainnya dan komplikasi penatalaksanaannya.

.

baca juga :https://dokterwikan.com/2022/03/07/2022-pendengaran-sehat/

.

Pada masa anak dan remaja adalah infeksi telinga kronis (otitis media supuratif kronis), pengumpulan cairan di telinga (otitis media nonsupuratif kronis), meningitis dan infeksi lainnya. Sedangkan pada usia dewasa dan lanjut berupa penyakit kronis, merokok, otosklerosis, degenerasi sensorineural terkait usia, dan gangguan pendengaran sensorineural mendadak

.

Faktor yang terdapat sepanjang rentang hidup seperti impaksi serumen (kotoran telinga yang menetap), trauma atau benturan pada telinga atau kepala, suara atau bunyi keras, obat ototoksik, bahan kimia ototoksik terkait pekerjaan, kekurangan gizi, infeksi virus dan kondisi telinga lainnya, onset tertunda atau gangguan pendengaran genetik progresif, dan dampak gangguan pendengaran yang tidak tertangani.

.

Jika tidak ditangani, gangguan pendengaran berdampak pada banyak aspek kehidupan. Di negara berkembang, banyak anak dengan gangguan pendengaran seringkali tidak dapat mengenyam pendidikan formal. Orang dewasa dengan gangguan pendengaran juga memiliki tingkat pengangguran yang jauh lebih tinggi. Di antara mereka yang bekerja, persentase yang lebih tinggi dari orang dengan gangguan pendengaran berada di tingkat pekerjaan dengan gaji yang lebih rendah dibandingkan dengan tenaga kerja umum. WHO memperkirakan bahwa gangguan pendengaran yang tidak tertangani menimbulkan biaya global tahunan sebesar US$ 980 miliar. Ini termasuk biaya yang dihabiskan dalam sektor layanan kesehatan (tidak termasuk biaya alat bantu dengar), biaya dukungan pendidikan, hilangnya produktivitas, dan biaya sosial. Pada hal 57% dari beban biaya ini harus ditanggung oleh negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Pencegahan gangguan pendengaran sangat penting sepanjang hidup, dari periode prenatal dan perinatal hingga usia yang lebih tua. Pada anak hampir 60% gangguan pendengaran disebabkan oleh penyebab yang dapat dihindari, yang dapat dicegah melalui penerapan langkah intervensi kesehatan masyarakat. Demikian pula, pada orang dewasa, penyebab gangguan pendengaran yang paling umum, seperti paparan suara keras dan obat ototoksik, sebenarnya dapat dicegah.

Strategi yang efektif untuk mengurangi gangguan pendengaran pada berbagai tahap kehidupan meliputi imunisasi, praktik pengasuhan anak yang baik, konseling genetik, identifikasi dan pengelolaan kondisi telinga yang umum. Selain itu, juga program konservasi fungsi pendengaran di tempat kerja untuk paparan kebisingan dan bahan kimia, strategi mendengarkan yang aman untuk mengurangi paparan suara keras di tempat rekreasi, dan penggunaan obat yang rasional untuk mencegah gangguan pendengaran ototoksik.

Identifikasi dini gangguan pendengaran dan penyakit telinga adalah kunci penatalaksanaan yang efektif. Program ini membutuhkan skrining sistematis untuk mendeteksi gangguan pendengaran dan penyakit telinga. Program ini sebaiknya dilakukan pada bayi baru lahir, bayi, anak usia pra sekolah dan usia sekolah. Selain itu, juga pada orang yang terpapar kebisingan atau bahan kimia di tempat kerja, pasien yang menerima obat ototoksik dan kemlompok usia lanjut.

Penilaian pendengaran dan pemeriksaan telinga dapat dilakukan di fasilitas kesehatan primer, rumah sakit dan layanan komunitas. Alat seperti aplikasi “hearWHO” dan solusi berbasis teknologi lainnya memungkinkan untuk uji saring penyakit telinga dan gangguan pendengaran. 

https://cdn.who.int/media/images/default-source/health-topics/deafness-and-hearing-loss/hearwho-banner-with-qr-code.tmb-1366v.png?sfvrsn=37b879bf_6

Aplikasi ‘hearWHO’ yang saat ini hanya tersedia dalam bahasa Inggris, Spanyol dan Mandarin, memiliki kompatibilitas pada perangkat iOS dan Android, serta didasarkan pada teknologi digit-in-noise yang tervalidasi. Aplikasi ini memberi masyarakat umum akses ke uji saring pendengaran untuk memeriksa status pendengaran dan memantaunya dari waktu ke waktu. Aplikasi ini mudah digunakan, dapat menampilkan hasil pemeriksaan, dan menyimpan status pendengaran dari waktu ke waktu. Aplikasi ini sangat direkomendasikan bagi mereka yang sering mendengarkan musik keras melalui perangkat audio pribadi, dan dapat digunakan oleh tenaga kesehatan untuk menyaring orang di komunitas untuk gangguan pendengaran dan merujuk mereka untuk tes diagnostik di RS, jika mereka gagal dalam skrining.

Unik, Alasan Tanggal 3 Maret menjadi Hari Kesehatan Telinga dan Pendengaran  Nasional | Medicalogy

Momentum Hari Pendengaran Dunia (World Hearing Day) 2023 mengingatkan kita bahwa masalah telinga dan fungsi pendengaran, merupakan salah satu masalah yang paling sering ditemui di masyarakat. Sebenarnya lebih dari 60% dari masalah ini dapat didiagnosis dan ditangani di fasilitas kesehatan primer. Untuk itu, integrasi perawatan telinga dan fungsi pendengaran ke dalam layanan kesehatan primer dimungkinkan, melalui pelatihan tenaga kesehatan dan pembangunan infrastruktur kesehatan. Integrasi semacam itu akan bermanfaat bagi masyarakat dan membantu negara bergerak menuju tujuan UHC. 

Apakah kita sudah melakukannya?

Sekian

Yogyakarta, 28 Desember 2022

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Lektor FK UKDW, Alumnus S3 UGM.

Categories
anak COVID-19 Healthy Life Istanbul Jalan-jalan vaksinasi

2023 Sepak Bola dan Flu

Jadwal Lengkap Fase Grup Piala Dunia 2022 Qatar - Victory News - Halaman 4

SEPAK  BOLA  DAN  FLU

fx. wikan indrarto

Jutaan orang telah menonton Piala Dunia FIFA 2022 Qatar secara langsung di stadion atau nonton bareng di TV, sangat mungkin berisiko lebih tinggi terkena flu dan menyebarkannya. Apalagi segera disusul dengan Piala Mitsubishi Electric AFF 2022 saat Tim Nasional Indonesia masuk babak semifinal. Pastikan kita tahu cara melindungi diri sendiri dan orang lain.

.

Sebelum Piala Dunia diadakan pertama kali, influenza telah menyerang pemain sepak bola, manajer, dan penonton. Pada tahun 1918, pandemi influenza yang dikenal sebagai “Flu Spanyol” menginfeksi sekitar 500 juta orang. Saat itu masyarakat dipaksa untuk menerapkan tindakan luas, membatasi pertemuan besar, termasuk menonton olahraga seperti pertandingan sepak bola. Lebih dari seabad  kemudian, sebanyak satu miliar orang, baik penonton maupun pemain sepak bola profesional, masih terkena influenza musiman setiap tahun, dan dapat menyebabkan penyakit parah atau bahkan kematian.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2019/10/16/2019-sepak-bola-sehat/

.

Gejala klinis influnza adalah demam, batuk (biasanya kering), sakit kepala, nyeri otot dan persendian, sakit tenggorokan dan pilek. Batuknya dapat parah dan bertahan 2 minggu atau lebih. Kebanyakan orang pulih dalam waktu seminggu tanpa memerlukan tindakan medis. Jika salah satu pesepakbola profesional terkena flu, mungkin tidak akan diijinkan bermain, meskipun mungkin tidak akan sakit parah. Namun demikian, bagi sebagian penonton sepak bola, terkena influenza menimbulkan ancaman rawat inap atau bahkan kematian yang jauh lebih serius. Penonton yang berisiko tinggi mengalami komplikasi influenza meliputi ibu hamil pada setiap tahap kehamilan, orang lanjut usia (berusia lebih dari 65 tahun), orang dengan kondisi medis kronis, tenaga kesehatan; dan anak usia 6 bulan sampai 5 tahun.

.

Indonesia vs Vietnam pada Semifinal Leg 1 Piala AFF 2022 - Tenggulang Baru
.

Jika kita menonton sepak bola bulan Januari 2023, baik secara langsung bersama ratusan atau ribuan orang lainnya di dalam stadion, atau nobar di TV bersama keluarga dan teman, sangat mungkin berisiko lebih tinggi terkena flu atau menularkannya ke orang lain. Hal ini karena, seperti halnya COVID-19, influenza tumbuh subur di ‘tiga C’: ruang tertutup, tempat ramai, dan kontak dekat (closed spaces, crowded places, and close contact). Influenza dapat menyebar dengan cepat di antara para penonton sepakbola ketika seorang penonton yang terinfeksi batuk atau bersin, menyebarkan tetesan virus ke udara.

.

Influenza musiman adalah infeksi saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh virus influenza yang beredar di seluruh belahan dunia. Terdapat 4 jenis virus influenza musiman, yaitu tipe A, B, C dan D. Virus influenza A dan B beredar dan menyebabkan wabah penyakit musiman.

.

Virus influenza A selanjutnya diklasifikasikan menjadi subtipe sesuai dengan kombinasi hemagglutinin (HA) dan neuraminidase (NA), protein pada permukaan virus. Saat ini yang beredar pada manusia adalah virus influenza subtipe A(H1N1) dan A(H3N2). A(H1N1) juga ditulis sebagai A(H1N1)pdm09 karena menyebabkan pandemi pada tahun 2009 dan kemudian menggantikan virus influenza A(H1N1) musiman yang telah beredar sebelum tahun 2009. Hanya virus influenza tipe A yang diketahui menyebabkan pandemi .

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2019/03/20/2019-lawan-influenza/

.

Virus influenza B tidak diklasifikasikan menjadi subtipe, tetapi dapat dipecah menjadi garis keturunan. Virus influenza tipe B yang beredar saat ini termasuk dalam garis keturunan B/Yamagata atau B/Victoria. Virus influenza C terdeteksi lebih jarang dan biasanya menyebabkan infeksi ringan, sehingga tidak menyebabkan gangguan kesehatan masyarakat. Sedangkan virus influenza D terutama menyerang ternak dan tidak diketahui menginfeksi atau menyebabkan penyakit pada manusia.

.

Derajad penyakit berkisar dari ringan hingga berat dan bahkan kematian. Rawat inap dan kematian terjadi terutama di antara kelompok risiko tinggi. Di seluruh dunia, epidemi tahunan ini diperkirakan mengakibatkan sekitar 3 hingga 5 juta kasus penyakit parah, dan sekitar 290.000 hingga 650.000 kematian. Di negara industri kebanyakan kematian karena influenza terjadi pada orang berusia 65 tahun atau lebih. Epidemi dapat mengakibatkan tingginya tingkat ketidak hadiran para pekerja, siswa di sekolah dan hilangnya produktivitas. Efek epidemi influenza musiman di negara berkembang tidak sepenuhnya diketahui, tetapi penelitian memperkirakan bahwa 99% kematian pada anak di bawah usia 5 tahun dengan infeksi saluran pernapasan bawah terkait influenza ditemukan di negara berkembang.

.

Sebagian besar kasus influenza manusia didiagnosis secara klinis. Namun, selama periode aktivitas influenza rendah dan di luar situasi epidemi, infeksi virus pernapasan lainnya, mis. rhinovirus, virus syncytial jalan napas, parainfluenza dan adenovirus juga dapat hadir sebagai Influenza-like Illness (ILI) yang membuat diferensiasi klinis influenza dari patogen lain menjadi sulit.

Pasien dengan derajat penyakit klinis parah atau progresif terkait dengan infeksi virus influenza yang dicurigai atau dikonfirmasi, yaitu sindrom klinis pneumonia, sepsis atau eksaserbasi penyakit bawaan kronis, harus diobati dengan obat antivirus sesegera mungkin. Obat inhibitor neuraminidase (yaitu oseltamivir) harus diberikan sesegera mungkin (idealnya, dalam waktu 48 jam setelah timbulnya gejala) untuk memaksimalkan manfaat terapeutik. Pemberian obat juga harus dipertimbangkan pada pasien yang datang kemudian dalam perjalanan penyakit. Pengobatan dianjurkan untuk minimal 5 hari, tetapi dapat diperpanjang sampai ada perbaikan klinis yang memuaskan.

.

Kortikosteroid tidak boleh digunakan secara rutin, kecuali diindikasikan untuk alasan lain (misalnya: asma dan kondisi spesifik lainnya); karena telah dikaitkan dengan pembersihan virus yang berkepanjangan, imunosupresi yang menyebabkan superinfeksi bakteri atau jamur. Semua virus influenza yang beredar saat ini resisten terhadap obat antivirus adamantane (seperti amantadine dan rimantadine), dan karenanya tidak direkomendasikan untuk monoterapi.

.

Cara paling efektif untuk mencegah penyakit ini adalah vaksinasi. Vaksin yang aman dan efektif tersedia dan telah digunakan selama lebih dari 60 tahun. Kekebalan dari vaksinasi berkurang dari waktu ke waktu, sehingga vaksinasi tahunan dianjurkan untuk melindungi terhadap influenza. Vaksin influenza inaktif yang disuntikkan paling sering digunakan di seluruh dunia.

.

WHO merekomendasikan vaksinasi influenza tahunan untuk ibu hamil pada setiap tahap kehamilan, anak balita, orang lanjut usia (berusia lebih dari 65 tahun), individu dengan kondisi medis kronis, dan petugas kesehatan. Rekomendasi WHO terus berkembang tentang komposisi vaksin (trivalen) yang menargetkan 3 jenis virus paling representatif yang beredar (dua subtipe virus influenza A dan satu virus influenza B) pada 2013-2014. Selanjutnya komponen ke-4 direkomendasikan menjadi vaksin kuadrivalen yang mencakup virus influenza B ke-2 selain virus dalam vaksin trivalen, dan diharapkan memberikan perlindungan yang lebih luas. Sejumlah vaksin influenza inaktif dan vaksin influenza rekombinan tersedia dalam bentuk injeksi. Vaksin influenza hidup yang dilemahkan tersedia dalam bentuk semprotan hidung.

.

Selain vaksinasi influenza dan pengobatan antivirus, manajemen kesehatan masyarakat berupa protokol kesehatan ketat, sebaiknya dilakukan. Yaitu mencuci tangan secara teratur, etika batuk dengan menutup mulut dan hidung. Selain itu, juga isolasi mandiri dini bagi mereka yang merasa tidak enak badan, demam dan memiliki gejala influenza lainnya, menghindari kontak dekat dengan orang sakit, dan menghindari menyentuh mata, hidung, atau mulut. Apalagi saat kita menonton sepakbola di stadion, ataupun nobar dengan banyak teman.

Sudahkah kita semua sehat?

Sekian

Yogyakarta, 4 Januari 2023

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Lektor FK UKDW, Alumnus S3 UGM, penggemar gol dalam sepakbola, WA: 081227280161.

Categories
dokter Healthy Life Istanbul Jalan-jalan

2022 ACEH

Muktamar IDI ke 31 di Banda Aceh Cenvention Hall

ACEH

(hari ke 1)

fx. wikan indrarto

Perjalanan kami ke Aceh pada Selasa, 22 Maret 2022 untuk mengikuti Muktamar IDI (Ikatan Dokter Indonesia) ke 31 di Banda Aceh. Kami naik KA Bandara dari Stasiun Tugu Yogyakarta, menempuh waktu 40 menit, berangkat pk. 5 dan berhenti di Stasiun Wates saja. Kereta api Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) dengan warna interior kabin dominan hijau putih, berpenggerak diesel electric KRDE buatan INKA Madiun, yang mulai beroperasi pada 6 Mei 2019. Kami menikmati pemandangan indah sawah dan kebun di sekitar rel, dalam remang pagi yang perlahan benderang. Sambutan dengan bahasa Indonesia, Inggris dan Jawa keromo hinggil, disampaikan oleh crew yang diselingi suara mesin diesel yang menyelinap, karena kabin kurang kedap, apalagi di gerbong paling depan. Perjalanan melambat sedikit di sekitar Stasiun Kedundang, karena jalur berbelok tajam ke kiri, keluar dari jalur utama sisi selatan Jawa. Jalur baru ini adalah murni layang, di atas sawah subur yang bulir padinya mulai menguning di sekitar Bandara YIA.

Pemberian mandat sebagai Utusan IDI Cabang Kota Yogyakarta
ke Muktamar IDI ke 31 di Banda Aceh
Stasiun KA Bandara yang indah, modern dan nyaman di Lantai 2 Bandara YIA Kulon Progo, DIY

Bergabung dengan rombongan IDI Wilayah DIY & IDI Cabang se DIY
di Bandara YIA Kulon Progo DIY

Kontingen IDI Wilayah DIY ke Muktamar IDI ke 31 Banda Aceh meliputi 23 orang, termasuk perwakilan MKKI, IDI Cabang dan pendamping. Kami terdiri dari dr. Muhammad Rosadi (MKKI), dr. Betty Juliastuti (Sleman), dr. Tri Kusumo Bawono, SE (Kota), dr. Fx. Wikan Indrarto (Kota), dr. Riska Novriana (Kota), dr. Sagiran (Bantul), dr. Tri Ermin Fadlina (Bantul), dr. Dewi Irawaty (DIY), dr. Banu Krisna (KP), dr. Melly (KP), dan dr. Rita Ivana Ariyani (KP). Juga dr. Diah Prasetyorini (GK), dr. Joko Murdiyanto (DIY), dr. Moch. Any Ashari (DIY), drg. Dyah Ekowati Ratnasari (peninjau), dr. Tri Widjaja (DIY), dr. Moch Junaidy (DIY), dr. Hernawan Koco Sungkana (Sleman), dr. Rino Rusdiono (Sleman), dr. Desi Arijadi (Sleman), dr. Abdul Latief (Kota), dr. Nuryasin Kurniawan (DIY), dan dr. Agus Wiyono (KP).

Masih mengantuk di dalam kabin kereta api ke Bandara YIA buatan INKA Madiun, Jawa Timur
Dr. Tri Kusumo Bawono, SE dan Dr. Riska Novriana yang harus kembali ke rumah dulu, karena jas IDI tertinggal, dan kena tilang elektronik, karena melanggar lampu bangjo, demi mengejar kereta api ke Bandara YIA buatan INKA Madiun

Setelah berfoto dengan seragam IDI abu2, jas IDI hijau dan blangkon gaya Sunan Kalijogo yang dilengkapi sulur kain dari mondolan, kami segera naik ke badan pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID 6371. Penerbangan berangkat dari Yogyakarta International Airport pada pukul 07:10 menuju Padang Minangkabau International Airport, dan kami akan turun di terminal 2 Bandara Soekarno Hatta Tangerang, Banten. Ini adalah penerbangan codeshare dengan Lion Air  JT6371, sebuah pesawat Airbus A320 Neo, yang kini menguasai pangsa pasar 60 persen dibandingkan dengan pesawat sejenis, yaitu keluaran Boeing seri 737 Max. Pesawat Airbus A320 ini unggul karena menggabungkan teknologi sharklets, mesin baru yang hemat bahan bakar, dan inovasi kabin terbaru, dengan penggunaan bahan bakar 20 persen lebih hemat per kursi. Di dalam kabin pesawat yang didatangkan pada Selasa, 6 Februari 2020 itu, kami terbang bersama Bapak Muhajir Effendi Menko Kesra RI dan Bapak Hariyadi Suyuti Walikota Yogyakarta. Sesuai aturan protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19, untuk penerbangan kurang dari 2 jam tidak diizinkan membuka masker, sehingga roti dan air mineral Batik Air dibagikan untuk dibawa penumpang turun.

Setelah mendarat di Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno Hatta Tangerang, Banten, kami naik Innova dan Hi Ace, karena shuttle dan kereta bandara belum beroperasi lagi, menuju ke Terminal 3, untuk pindah pesawat dengan menunggu hampir 3 jam. Kami naik pesawat Garuda Indonesia yang saat ini beroperasi hanya dengan 125 pesawat, yang mencakup pesawat sewa dan pesawat milik Garuda Indonesia, termasuk 6 pesawat jenis A330-300 milik sendiri. Kami naik Garuda A330-300 GA 146 dari Jakarta menuju Bandara Sultan Iskandar Muda di Kabupaten Aceh Besar sekitar 24 km dari Banda Aceh. Pesawat Airbus A330 bermesin ganda (twinjet), untuk penerbangan  jarak menengah hingga jauh berkapasitas, besar, berbadan lebar. Pesawat ini dirakit di Toulouse Blagnac, Perancis. Kami sepesawat dengan Prof. dr. Ilham Oetama Marsis, SpOG Ketua purna PB IDI, dr. Daeng M. Faqih, MH Ketua PB IDI sekarang, teman2 dari IDI Wilayah Jawa Barat, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Jambi, Papua dan Jawa Tengah.

Rombongan IDI Wilayah DIY saat tiba di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Aceh Besar, langsung disambut hangat
Pengalungan syal khas Aceh oleh Bapak Ir. Helvizar Ibrahim, MSi, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Aceh untuk Dr. Tri Kusumo Bawono, SE
Laporan penyambutan kontingen IDI Wilayah DIY oleh jajaran Dinas Koperasi dan UMKM Aceh
Ucapan selamat datang dan semangat sukses dari Bapak Ir. Helvizar Ibrahim, MSi, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Aceh

Setelah mendarat, kami mendapat sambutan luar biasa dari LO segenap 38 institusi dinas tingkat Propinsi Aceh, untuk masing-masing IDI Wilayah se Indonesia. Semua dikoordinasikan oleh dr. Taqwaallah, MKes mantan Kepala Dinas Kesehatan yang sekarang menjabat Sekda Aceh. Kontingan IDI Wilayah DIY disambut khusus oleh Dinas Koperasi dan UMKM Aceh, dengan pengalungan syal khas Aceh oleh Bapak Ir. Helvizar Ibrahim, MSi, Kepala Dinas Koperasi Aceh. Sambutan para pegawai dinas tingkat Propinsi Aceh kepada segenap dokter peserta Muktamar IDI adalah hal baru dan sangat inspiratif bagi IDI. Para pejabat dan ASN di Aceh menyambut para dokter sebagai tamu dengan sangat santun, hormat dan penuh dedikasi.

Dari Bandara Iskandar Muda di Kabupaten Aceh Besar, kami diantar oleh 6 mobil (Nissan Terra dan Toyota Innova G) plat merah milik Dinas Koperasi dan UMKM Aceh menuju warung kopi Solong di Jl. T. Iskandar 13 Ulee Kareng, Banda Aceh yang didirikan oleh H. Muhammad Saman, atau lebih dikenal Abu Amad Solong, pada tahun 1974 yang racikan kopinya sudah beliau temukan sejak 1969.

Bergaya sesaat keluar gerbang Bandara Sultan Iskandar Muda Aceh, di depan gedung terminal penumpang yang bergaya kubah masjid
Melihat cara menyaring kopi Di Coffee Solong Jl. T. Iskandar 13 Aceh. Makanya kopinya bersih tanpa ampas dan enak sekali
Menunggu pesanan kopi robusta di Coffee Solong Jl. T. Iskandar 13 Aceh
Kue khas Aceh teman minum kopi di Coffee Solong Jl. T. Iskandar 13 Aceh

Kopi Solong “Jasa Ayah” adalah salah satu kedai yang paling ramai dikunjungi oleh para pecinta kopi baik lokal atau pun turis domestik, bahkan para turis mancanegara. Kopi di kedai ini terkenal karena warnanya yang sangat pekat, rasanya yang nikmat, aromanya yang sangat wangi, dan kopi yang hampir tanpa ampas. Kopi yang disajikan disaring dengan menggunakan saringan khusus berulang kali baru kemudian disajikan ke gelas-gelas. Hal ini lah yang membuat kopi-kopi yang disajikan tersebut hampir tidak memiliki ampas, dan sangat kental.

Kami memesan kopi sanger, singkatan sama-sama ngerasa, kombinasi kopi robusta dengan susu sehingga berwarna coklat muda dengan cita rasa mantab. Kopi robusta ada 7 pilihan, sedangkan kopi arabica ada 14 pilihan rasa. Setelah menikmati kue timpan dan kue jala khas Aceh, kami dikenyangkan juga dengan mie Aceh yang pedas dan penuh rempah. Selanjutnya kami check in di Hotel Arabia kamar 221, Jl. Khairil Anwar 55 Peunayong, Banda Aceh, sekamar dengan dr. Tri Kusumo Bawono, SE. Setelah mandi dan sholat maghrib malam ini kami menghadiri malam keakraban bagi peserta Muktamar IDI ke 31 di Stadion Harapan Bangsa atau Stadion Lhong Raya. Ini adalah sebuah stadion sepak bola di Kota Banda Aceh, yang juga merupakan markas klub sepak bola Persiraja Banda Aceh yang bermain di LIGA 1 Indonesia. Stadion ini dibangun pada tahun 1997 dan mengalami renovasi setelah bencana Gempa bumi Samudra Hindia 2004 dengan dana bantuan bersumber dari FIFA. Stadion Harapan Bangsa memiliki kapasitas 45.000 tempat duduk. 

Sebagian kontingen IDI Wilayah DIY sebelum masuk stadion untuk Muktamar IDI ke 31
Kontingen IDI Wilayah DIY saat Welcome Dinner Muktamar IDI ke 31 
di Stadion Harapan Bangsa Banda Aceh

Malam ini kami menghadiri ‘Welcome Dinner’ atau dalam Bahasa Aceh disebut ‘Pemulia Jamee’, berupa Penyambutan oleh Bapak Ir. H. Nova Iriansyah, M.T, Gubernur Aceh dan penyerahan ‘IDI Award’ yang dilaksanakan di Stadion Harapan Bangsa. Acara meriah ini dikoordinasikan oleh Ketua Panitia, dr. Nasrul Musadir, SpS(K), FINA menerapkan protokol kesehatan ketat dan syariat lokal, sehingga tempat duduk peserta wanita dan pria dipisahkan. Sambil makan malam dengan protokol kesehatan agak longgar, acara dibuka dengan tari saman khas Aceh yang rancak, dinamis dan kompak. Lanjut drama kolasal perjuangan Pahlawan Nasional Cut Nyak Dien melawan kolonial VOC Belanda. Kata wasiatnya terus menggema keras, ‘Aku Cut Nyak Dien perempuan Aceh yang tetap merdeka, tidak tunduk kepada siapapun’.

Acara dilanjutkan sapaan hangat oleh Bapak Sandiaga Uno Menparekraf RI secara zoom, yang ditampilkan dalam layar besar. Beliau menyambut baik dimulainya wisata berbasis MICE (Meetings, Incentives, Conferencing, Exhibitions) oleh IDI di Banda Aceh, yang didorong untuk menjadi tulang punggung pendapatan daerah dari sektor pariwisata. Selain itu, Bapak Menteri juga mengingatkan adanya 1,2 juta wisatawan ‘health tourism’ dari Indonesia pergi ke Malaysia. IDI didorong untuk mengembangkan wisata kesehatan di rumah sendiri, di seluruh tanah air Indonesia. Beliau mengapresiasi IDI yang terus berada di garda terdepan dalam mengatasi pandemi COVID-19 dan diharapkan tetap menjadi panglima dalam momentum kebangkitan ekonomi dan pariwisata kesehatan.

Bersama Bapak R. Iwan Soenaryo Sasmono, ketua komunitas pencinta sepeda onthel Aceh.
Karpet merah menyambut tamu pada Welcome Dinner Muktamar IDI ke 31
di Stadion Harapan Bangsa Aceh Banda Aceh
Sebagian kontingen IDI Wilayah DIY di dalam stadion Harapan Bangsa untuk welcome diner Muktamar IDI ke 31 di Banda Aceh
Utusan IDI Cabang Kota Yogyakarta di dalam stadion Harapan Bangsa untuk welcome diner Muktamar IDI ke 31 di Banda Aceh

Kami sempat menggunakan ‘mobile toilet’ VVIP kepresidenan, yang sangat elite, modern, dan hanya ada 2 buah di seluruh Indonesia, dan di parkir pada areal jogging track Stadion Harapan Bangsa, yang dikelola dalam pimpinan Bapak R. Iwan Soenaryo Sasmono, ketua komunitas pencinta sepeda onthel yang tergabung dalam Gari Awak Awai (GAA) Koetaradja Aceh. Sebelum acara selesai, kami bertiga rombongan IDI Cabang Kota Yogyakarta pamit undur diri, untuk menikmati sebuah tempat guna mengenang peristiwa 26 Desember 2004, sekaligus simbol kebangkitan warga Aceh, yaitu Museum Tsunami. Dibangun pada 2008, museum ini dibuka untuk umum pada 2011, yang merupakan hasil rancangan Bapak Ridwan Kamil, saat ini Gubernur Jawa Barat, yang kala itu masih berprofesi sebagai arsitek, dan memenangkan sayembara tingkat internasional yang diadakan oleh Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nangroe Aceh Darussalam (BRR NAD), bersama Ikatan Arsitek Indonesia (IAI).

Meski dalam remang malam, kami masih dapat merasakan kesedihan dan kemudian semangat kebangkitan warga Aceh. Selanjutnya kami mengunjungi situs tsunami lainnya, yaitu sebuah kapal di atas rumah di kampung Lampulo, Banda Aceh. Kapal itu menjadi saksi bisu bencana alam gempa bumi dan tsunami yang melanda Aceh dan sekitarnya pada 26 Desember 2004. Kapal dengan panjang 25 meter dan lebar 5,5 meter ini memiliki berat 20 ton itu, terseret arus air laut sekitar 1 km dari tempat semulanya di Sungai Krueng, Aceh, akibat musibah besar itu.


Kapal yang hanyut 1 km dan terdampar, karena bencana alam gempa bumi dan tsunami
di kampung Lampulo, Banda Aceh
Pantai Ulee Lheue sekitar 7 kilometer dari Kota Banda Aceh,
yang merupakan pantai paling eksotis di malam hari.
Masjid Raya Baiturrahman yang merupakan peninggalan Kerajaan Aceh
Berfoto dalam pengaturan cahaya senter HP di Masjid Raya Baiturrahman

Setelah berfoto dalam pengaturan cahaya senter HP yang penuh seni ‘lighting’ di situ, kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Ulee Lheue sekitar 7 kilometer dari Kota Banda Aceh, yang merupakan pantai paling eksotis di malam hari. Dengan seni ‘lighting’ dari lampu mobil Toyota Innova G dan senter HP, kembali kami berfoto penuh gaya sampai puas. Selanjutnya kami mengunjungi Masjid Raya Baiturrahman, yang merupakan peninggalan Kerajaan Aceh dan menjadi simbol agama, budaya, dan perjuangan masyarakat Aceh. Masjid besar dan indah ini tidak hanya menjadi pusat kegiatan keagamaan dan saksi kejayaan Kerajaan Aceh, tetapi juga pernah dijadikan markas pertahanan rakyat terhadap serangan penjajah Belanda. Masjid Raya Baiturrahman dibangun oleh Sultan Iskandar Muda, raja Aceh periode 1607-1636, pada 1612. Malam itu kami akhiri perjalanan keliling lantai suci masjid dengan berfoto lagi, sampai kami menjadi kelaparan. Akhirnya kami makan malam nasi goreng kambing muda khas Aceh di RM Daus Jl. TP Polem 87 Banda Aceh, di areal China Town Aceh dekat sebuah kelenteng. Banyak teman dokter dari IDI Cabang lainnya yang juga sedang makan malam menjelang RM itu tutup.

makan malam nasi goreng kambing muda di RM Daus Jl. TP Polem 87 Banda Aceh

Dalam kekenyangan yang penuh, kami kembali ke Hotel Arabia, melewati Kantor Kodim Iskandar Muda yang gagah dengan sebuah gereja di sampingnya, yang akan kami kunjungi hari selanjutnya.

Selasa malam, 22 Maret 2022. Ditulis di kamar 221 Hotel Arabia, Jl. Khairil Anwar 55 Banda Aceh

ACEH

(hari ke 2)

Rabu, 23 Maret 2022 kami nyaris tidak dapat tidur nyenyak, karena kombinasi, kelelahan, kegembiraan dan peningkatan metabolisme tubuh setelah menelan habis, tetes terakhir kopi sanger di Solong Coffee Jl. T. Iskandar 13 Ulee Kareng Banda Aceh. Dalam semangat pagi yang terkumpul, kami dijemput oleh Bapak Hafiz Adriadi, SE menggunakan mobil Toyota Innova G abu-abu tahun 2016 BL 1053 JP, mobil dinas Kabid PLUT (Pusat Layanan Usaha Terpadu) Dinas Koperasi dan UKMK Propinsi Aceh, untuk mengikuti acara Muktamar IDI (Ikatan Dokter Indonesia) ke 31 yang diselenggarakan di Banda Aceh Convention Hall (BACH) di Jl. T. Panglima Nyak Makam, Kota Baru, Banda Aceh. Acara besar ini mengambil tema : Peran strategis IDI dalam membangun kemandirian dan meningkatkan ketahanan bangsa.

Sepanjang jalan dalam kota Banda Aceh, kita akan melihat hal yang cukup aneh, yaitu tidak ada trotoar buat pejalan kaki di atas gorong pembuangan air hujan. Mungkin karena medan tanahnya yang sangat datar dari ujung ke ujung dan tidak ada pejalan kaki yang melintas sesuai dengan survei, bahwa warga Indonesia adalah yang paling malas berjalan kaki. Para peneliti di Universitas Stanford AS pada Agustus 2018 menggunakan data menit per menit dari 700.000 orang yang menggunakan Argus, sebuah aplikasi pemantau aktivitas pada telepon seluler mereka. Aplikasi Argus memang kurang populer di Indonesia, dibandingkan Strava, Samsung Health, Huawei Health ataupun keluaran Kemenkes RI. Hasilnya, orang di Hong Kong menempati urutan teratas dalam daftar penduduk paling rajin berjalan kaki, sebanyak 6.880 langkah setiap hari. Adapun penduduk paling malas sedunia adalah orang Indonesia yang berada pada posisi terbuncit dengan mencatat 3.513 langkah per hari.

utusan IDI Cabang Kota Yogyakarta bergaya di depan Kantor Gubernur Aceh yang gagah, luas, dan artistik

Kami bertiga (dengan dr. Tri Kusumo Bawono, SE dan dr. Rizka Novriana) adalah utusan IDI Cabang Kota Yogyakarta yang sempat berfoto gaya dengan jaga jarak, di depan gedung megah Kantor Gubernur Aceh. Sejak dari lokasi itu, bendera putih lambang IDI berkibar berulang ditiup angin dan bunga papan besar berderet berdiri gagah, mengucapkan selamat dan sukses atas terselenggaranya acara besar ini, sampai di gedung artistik islami modern, Banda Aceh Convention Hall (BACH) yang kami tuju. Sangat berbeda dengan even nasional para dokter yang dipenuhi mobil rental industri farmasi, BACH justru dipenuhi mobil plat merah dari ASN, TNI dan Polri, sebagai LO segenap IDI Wilayah se Indonesia. Bangunan BACH sempat memprihatinkan secara struktural, arsitektural dan elektrikal, karena kurangnya penggunaan dan perawatan. Oleh karena belum jelas kepemilikannya antara Pemkot Banda Aceh dan Pemprov Aceh, bangunan yang rampung dikerjakan pada tahun 2018 itu sempat lama tidak digunakan. Pada hal pemerintah sudah menghabiskan anggaran sekitar Rp. 70 miliar lebih dari sumber dana otonomi khusus atau otsus. Semua fasilitas penunjang gedung sudah tersedia, seperti AC portable, sound system portable, hingga genset terbaik di seluruh Banda Aceh.

Anggota IDI Cabang Kota Yogyakarta bersiap untuk bergaya di lobi Hotel Arabika, Banda Aceh

Banda Aceh merupakan sebuah kotamadya dan ibukota dari provinsi Aceh, provinsi paling utara di Pulau Sumatera. Sebagai pusat pemerintahan yang mulai 2014 bukan disebut Propinsi Nangroe Aceh Darussalam lagi, tetapi hanya Propinsi Aceh saja, Banda Aceh menjadi pusat kegiatan ekonomi, politik, sosial, dan budaya, bahkan juga kota Islam yang paling tua di Asia Tenggara, karena Banda Aceh merupakan ibu kota dari Kesultanan Aceh Darussalam berdiri pada abad ke-14.  Dari batu nisan Sultan Firman Syah, didapat keterangan bahwa Kesultanan Aceh beribu kota di Kutaraja. Setelah Kerajaan Belanda menyatakan perang terhadap Kesultanan Aceh Darussalam pada 26 Maret 1873, Belanda mengirimkan gelombang pertama agresi militernya terhadap Kesultanan Aceh. Pada 12 April 1873 istana Mahmud Syah di Kotaraja (Banda Aceh) berhasil diduduki Belanda. Meski demikian perlawanan rakyat Aceh bukan berarti berakhir, malah dalam penyerbuan ke Masjid Raya Banda Aceh, Belanda justru bernasib sial. Mayor Jenderal Johan Harmen Rudolf Kohler yang mengomandani ekspedisi pasukan KNIL ke Aceh harus meregang nyawa akibat ditembak ‘sniper’ Aceh di halaman masjid. Oleh karena terjadi evakuasi besar-besaran pasukan Aceh keluar dari Banda Aceh, maka kemenangan dirayakan oleh Jenderal Jan Van Swieten dengan memproklamasikan jatuhnya kesultanan Aceh dan mengubah nama Banda Aceh menjadi Kuta Raja. Setelah masuk dalam pangkuan Pemerintah Republik Indonesia, baru sejak 28 Desember 1962 nama kota ini kembali diganti menjadi Banda Aceh.

Kami segera mengikuti rangkaian acara seremonial pembukaan Muktamar, yang diatur oleh EO Satu Langit dari Jakarta dan EO lokal PT AMI Banda Aceh. Ketua Panitia dr. Nasrul Musadir, SpS(K), FINA melaporkan bahwa pada Muktamar IDI ke 31 kali ini, dihadiri oleh dokter utusan  408 dari total 485 IDI Cabang se Indonesia, yaitu 1.723 orang dokter. Para dokter utusan IDI Cabang yang tidak hadir, setelah dikonfirmasi oleh panitia ternyata karena tidak ada dana operasional dan para dokter pengurus IDI Cabang tersebut lebih memilih untuk terus tanpa henti, melanjutkan pengabdiannya sebagai dokter, terutama di lokasi T3 (Tertinggal, Terluar dan Terpencil) Indonesia. Maka dari itu, panitia muktamar berbiaya Rp. 1,4 M ini sangat berharap agar muktamirin bukan berproses untuk mencari pimpinan pengurus IDI yang terkuat, tetapi yang terbesar pengabdiannya untuk bangsa dan negara kita. Selanjutnya dr. Nasrul menceritakan runtutan kegiatan, sejak melaporkan ide keinginan untuk menjadi tuan rumah Muktamar IDI kepada Gubernur Aceh. Waktu itu jawaban Gubernur Aceh adalah tegas, di luar dugaan dan tidak dapat ditawar, bahwa tugas para dokter  Aceh adalah membawa Muktamar IDI ke Banda Acah, karena even itu sangat penting bagi masyarakat Aceh. Katakan apa yang diperlukan, pasti akan didukung penuh oleh Pemprov Aceh, termasuk penggunaan gedung BACH pertama kali untuk acara MICE di masa pandemi COVID-19 dan sekretariat panitia berlokasi di Bapelkes, bahkan diadakan jamuan makan malam oleh setiap kepala dinas.

Selanjutnya para muktamirin IDI Cabang se Indonesia disuguhi video perjuangan berjudul ‘Dokter untuk Bangsa’. Digambarkan perjuangan para dokter Indonesia, sejak dr. Soetomo mendirikan Boedi Oetomo 1908, perjuangan dr. Fuziah dokter puteri Aceh pertama sampai dr. Zaini Abdulah sebagai Gubernur NAD. Kami juga diajak mengenang dr. Farid Husain, SpB seorang dokter yang meninggal dunia karena ganasnya COVID-19, dan seorang tokoh perdamaian di Aceh sebagai salah seorang anggota delegasi pemerintah Indonesia dalam perundingan dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Helsinki, Finlandia pada tahun 2005. Perundingan yang dimediasi oleh Martti Ahtisaari ini berhasil mewujudkan Kesepakatan Helsinki yang ditandatangani pada 15 Agustus 2005. Dengan kesepakatan ini, Konflik Aceh yang telah berlangsung 30 tahun diakhiri. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia gerakan separatis diselesaikan dengan solusi politik yang komprehensif. Video ditutup dengan penampilan nama 751 orang dokter Indonesia yang gugur dan menjadi pahlawan COVID-19.

Setelah menyaksikan beberapa tarian Aceh, dr. Daeng Muhamad Faqih, MH Ketua Umum PB IDI mengapresiasi Muktamar kali ini sebagai suguhan kearifan lokal, tidak hanya dalam aspek kuliner dan kesenian, tetapi juga semangat, komitmen dan penghormatan terhadap tamu. Dengan tetap menerapkan prokes semaksimal mungkin, diharapkan Muktamar tidak hanya kumpul fisik dan membuat gerakan mewujudkan peran yang lebih, untuk memproduksi ide dan gagasan yang baik bagi bangsa dan negara, dengan menunjung tinggi marwah dan etika dokter. Terlebih gap kompetensi dokter Indonesia dengan LN harus dikurangi, terutama dalam memberikan layanan wisata kesehatan, yang diharapkan dapat dimulai dari Serambi Mekah.

Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Bapak Ir. Nova Iriansyah, MT Gubernur Aceh, di depan Kejati, Pangdam, Kapolda, Rektor Universitas Syahkuala dan Universitas Islam Ar-Raniry, Sekda, Bupati dan Walikota se Aceh. Beliau menyambut para dokter se Indonesia sebagai tamu mulai di Aceh, karena para dokter adalah pahlawan COVID-19 yang membantu masyarakat luas melawan pandemi. Komunitas dokter disanjungnya sebagai pendamping rakyat Aceh, saat mengalami tantangan terbesar gangguan keamanan pembunuhan, gempa bumi hebat, tsunami menghanyutkan dan pandemi COVID-19. Beliau juga menyebut Muktamar IDI sebagai anugerah bagi Aceh, karena ribuan putera puteri terbaik bangsa, yaitu para dokter hadir serentak di tanah Aceh, dan menjadi torehan sejarah. Beliau juga berharap bahwa peran inovatif IDI yang melahirkan produk berkualitas, untuk pengembangan profesi dan etik kedokteran akan dikenang, karena dirumuskan di Aceh.

Sambutan puncak disampaikan oleh Presiden RI Bapak Joko Widodo dari ruang kredensial Istana Merdeka Jakarta melalui video rekaman. Bapak Presiden dengan suaranya yang tegas dan wajahnya yang nampak lelah, memberikan apresiasi untuk dokter Indonesia di manapun bertugas, yang telah membantu masyarakat menghadapi pandemi COVID-19. Itulah mengapa Indonesia mampu masuk menjadi negara yang berhasil mengendalikan pandemi COVID-19, dengan menggencarkan vaksinasi dan menerapkan protokol kesehatan. Presiden berharap dalam Muktamar IDI akan dihasilkan perbaikan sistem kesehatan, mengenali desrupsi yang memengaruhi, dan mewujudkan pelayanan medis yang prima. Selain itu, dalam Muktamar IDI diharapkan terjadi juga transformasi sistem pendidikan kedokteran, yang harus dapat dipercepat untuk menghasilkan dokter Indonesia yang kompeten, patriotik, dan berdedikasi. Kita juga diharapkan mengenang para dokter yang telah meninggal karena COVID-19, agar menjadi motivasi bagi para dokter yang terus mengabdi bagi negeri.

Presiden Jokowi memberikan sambutan pembukaan Muktamar IDI ke 31 Di Banda Aceh

Setelah sambutan Presiden Jokowi,  maka 10 pimpinan daerah dan IDI yang hadir segera naik ke atas panggung untuk membunyikan kendang secara bersama, sebagai simbolis pembukaan Muktamar IDI ke 31 di Banda Aceh. Setelah rangkaian seremonial pembukaan selesai, para peserta melanjutkan makan siang di ruang basement BACH. Selanjutnya kami mengikuti ‘lunch symposium’ bertopik “Co Formulation Insulin’ untuk Diabetis Mellitus (DM) dengan pembicara Dr. dr. Tjokorde Gde Dalem Pemayun, SpPD-KEMD, FINASIM daru FK UNDIP Semarang teman bertugas di RSUD Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah tahun 2000 dan dr. Hindra Zufry, SpPD-KEMD dari Aceh. Sampai sekarang sekitar 70% pasien DM belum terkontrol, dengan kadar HbA1c >7,2 karena terlambat memulai pemberian insulin, yang sudah ditemukan sejak 100 tahun lalu. Untuk mencegah kelainan ketovaskuler pada DM yang belum terkontrol secara lebih awal, maka hiperglikemi pandrial justru harus ditangani lebih cepat, tidak hanya basal. Maka proses inisiasi dan perubahan jenis insulin untuk kontrol glikemik, perlu dipertimbangkan menggunakan ‘co formulation insulin’. Insulin campuran ini terdiri dari aspart 30% yang bekerja cepat dan degludec 70% yang bekerja panjang. Co formulation insulin dapat diberikan 1x saja sehari setelah makan besar, lebih praktis, mudah dan dapat mengatasi hiperglikemia prandial sekaligus basal.

Sebelum memasuki sesi sidang organisasi, selanjutnya kami melakukan ‘city tour’ ke Museum Tsunami yang dibuka untuk umum mulai tahun 2011, buah rancangan Bapak Ridwal Kamil, Gubernur Jawa Barat sekarang, yang waktu itu berprofesi sebagai arsitek. Rancangan Museum Tsunami Aceh ini memenangkan sayembara tingkat internasional yang diselenggarakan oleh Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nangroe Aceh Darussalam. Setelah berfoto secara bergantian dwngan para pengunjung lain, termasuk para dokter peserta Muktamar IDI di gerbang Museum Tsunami, kami segera memasuki lorong tsunami berair turun di kiri kanan dinding, yang mengesankan suara hening untuk pengunjung. Kemudian kami memasuki ruang sumur doa, yang memuat 3.600 nama para korban tsunami, sedalam 30 meter, dab bagian paling atas terdapat lafadz Allah, untuk mengingatkan Allah sebagai sumber dan asal kehidupan. Kemudian kami memasuki lorong kebingungan, dengan mendaki di suatu lorong yang tidak jelas, untuk mengkondisikan para penyintas tsunami yang penuh kebingungan dan kecemasan. Selanjutnya kami menyeberangi jembatan persahabatan, yang memuat ucapan terima kasih dan salam perdamaian, dalam setiap bahasa nasional negara yang memberikan donasi untuk rekonstruksi Aceh. Di dalam bangunan museum yang berbentuk seperti kapal, terdapat prasasti yang bertuliskan daftar 49 palang merah dari seluruh dunia, yang telah memberikan bantuan penyelamatan korban. Pada tanggal 26 Desember 2004, Banda Aceh dilanda gelombang pasang tsunami yang diakibatkan oleh gempa 9,2 Skala Richter di Samudera Hindia. Bencana ini menelan ratusan ribu jiwa penduduk dan menghancurkan lebih dari 60% bangunan kota ini. Selanjutnya kami mengunjungi situs tsunami lainnya, yaitu sebuah kapal di atas rumah di kampung Lampulo, Banda Aceh. Kapal itu menjadi saksi bisu bencana alam gempa bumi dan tsunami yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004. Kapal dengan panjang 25 meter dan lebar 5,5 meter ini memiliki berat 20 ton terseret sekitar  1 km dari tempat semulanya di Sungai Krueng, dekat pantai Ulee Lheue.

Teras Banda Aceh Convention Hall (BACH) tempat acara Muuktamar IDI ke 31
Menikmati keindahan Museum Tsunami Banda Aceh
Santai sejenak di teras Banda Aceh Convention Hall (BACH)
Kontingen IDI Wilayah DIY saat Welcome Dinner Muktamar IDI ke 31 
di Stadion Harapan Bangsa Banda Aceh

Dari situ kami menuju Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh untuk menemani dr. Tri Kusumo Bawono menjalankan sholat. Kami parkir di areal basement, naik ke atas di halaman depan masjid dan mengagumi payung beroenggerak elektrik peneduh umat. Gubernur Aceh Zaini Abdullah menggelar peluncuran payung tersebut di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, pada Senin, 13 Februari 2017 yang menyerupai payung yang dipasang di Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi. Setelah selesai shalat ashar, kami kemudian bergegas ke Gereja Katolik Hati Kudus Jl. Pangeran Diponegoro, Peunayong, Banda Aceh, yang berjarak sekitar 700 m dari Masjid Raya Baiturrahman. Teman dr. Tri Kusumo Bawono, SE dan dr. Rizka Novriana ikut kami ke gereja tersebut dalam hujan yang  tiba-tiba datang. Salah satu potret nyata toleransi kehidupan beragama juga nampak pada bangunan tua Gereja Katolik Hati Kudus yang berdiri kokoh ditengah kota Banda Aceh, di samping Markas Kodam Iskandar Muda dan merupakan salah satu bangunan yang menjadi Ikon kota Banda Aceh. Gereja yang bernaung di bawah Keuskupan Agung Medan ini berdiri pada tahun 1946. Namun demikian, salah satu jejak keberadaan umat Katolik di Aceh adalah catatan tentang dua orang biarawan yang terbunuh pada tahun 1638. Keduanya merupakan biarawan dari Ordo OCD atau Ordo Karmel Tak Berkasut. Kedua biarawan yang terbunuh tersebut adalah Pastor Dionisius A. Nativite, OCD dan Bruder Redemptus A. Kruse, OCD dari Perancis. Keduanya dibunuh pada 27 November 1638 oleh Tentara Aceh saat Kerajaan Aceh dipimpin Sultan Iskandar Tani yang menggantikan Sultan Iskandar Muda. Kedua biarawan ini dibunuh karena tidak mau menyangkal iman mereka sebagai pengikut Kristus. Ia dibeatifikasi oleh Paus Leo XIII pada 1900 dan Gereja Katolik Dunia mengenang kedua biarawan ini sebagai Martir dari Indonesia.

Ikut Dr. Tri Kusuma Bawono, SE yang sedang sholat di Masjis Baiturrahman Aceh
Berdoa sejenak di dalam Gereja Hati Kudus Banda Aceh
Bersama-sama ke Gereja Hati Kudus Jl. Pangeran Diponegoro, Banda Aceh
Ikon Kota Banda Aceh
Peta Aceh terpahat di museum Tsunami
Museum Tsunami rancangan Bapak Ridwan Kamil, sekarang Gubernur Jawa Barat
Kapal itu terseret arus air laut saat tsunami sekitar 1 km dari tempat semulanya di Sungai Krueng

Selanjutnya kami berjalan melewati RSUD dr. Zainoal Abidin Banda Aceh yang merupakan Rumah Sakit Pendidikan Utama Fakultas Kedokteran Universitas Syah Kuala Banda Aceh. Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam, Irwandi Yusuf, Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Dr. Norbert Baas, dan Wakil Senior pertama KfW (Bank Pembangunan Jerman) untuk wilayah Asia dan Eropa, Uwe Ohls, meresmikan renovasi RS Zainoel Abidin Banda Aceh yang rusak terdapat tsunami dan berbiaya Rp. 418,5 M, pada hari Sabtu, 23 Januari 2010. Nama dr. Zainal Abidin digunakan pada RS Aceh karena merupakan nama direktur atau pendiri rumah sakit itu pada tahun 1950.

Sore itu di ruang sidang utama Muktamar IDI ke 31 di BACH Banda Aceh telah memutuskan beberapa hal penting. Misalnya tata tertib muktamar yang cukup alot untuk diputuskan, laporan pertanggungjawaban pengurus lama, dan para calon ketua yang siap dipilih untuk organisasi pelengkap IDI, yaitu MPPK atau Majelis Pengembangan Pelayanan Keprofesian (dr. Farhat dan dr. Ika Prasetya Wijaya), MKEK atau Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (dr. Djoko Widyarto, dr. Eka Mulyana, dr. Nasser, dan dr. Pukovisa Prawiroarjo), dan MKKI atau Majelis Kelegium Kedokteran Indonesia (dr. Ferdiansyah dan dr. Setyo Widi Nugroho). Yang lebih seru adalah gerakan senyap promosi dan kampanye para calon Ketua Umum PB IDI yang akan dipilih, yaitu dr. Abraham Andi Padlan Patarai, MKes, dr. Ahmad Fariz Malvia Zamzam Zein, SpPD, MM, dr. Mahesa Paranadipa Maikel, MH, dr. Slamet Budiharto, SH, MHKes, dan dr. Zul Asdi, SpB, MKes.

Malam harinya setelah sholat maghrib, kami diundang makan di Paopia Garden, Cafe and Resto Jl. Prof. Ali Hasyimi Pango Raya Ulee Kareng Banda Aceh. Bapak Ir. Helvizar Ibrahim, MSi, Kepala Dinas KopUKM Propinsi Aceh sebagai LO, mengundang para dokter peserta Muktamar IDI dari IDI Wilayah DIY sebanyak 22 orang dalam acara peumulia jame (makan malam bersama) dengan pejabat eselon 3. Setelah menyampaikan sambutan selamat datang yang disertai penyerahan oleh-oleh bakpia kukus dan batik khas Yogyakarta oleh dr. Joko Murdiyanto, SpAn, MKes sebagai Ketua IDI Wilayah DIY, acara segera dilanjutkan dengan foto dan makan malam bersama. Dalam pembicaraan hangat sembari makan, Bapak Helvizar yang menyambut kami sebagai saudara tua karena Yogyakarta dan Aceh sesama daerah istimewa, beliau menjelaskan peran besar DinkopUKM dalam mendampingi para petani kopi Gayo di Aceh Tengah yang kopinya murni dan bercita rasa mantab, bahkan mampu menembus Starbucks, yang merajai 30 persen pasar kopi dunia. Starbucks Corporation yang berkantor pusat di Seattle, Washington, AS didirikan oleh Jerry Baldwin, Gordon Bowker, dan Zev Seigl yang membuka gerai Starbucks pertama di tahun 1971, di Pike Place Market di Seattle, Amerika Serikat. Awalnya, perusahaan ini hendak diberi nama Pequod yang diambil dari nama kapal pemburu Moby-Dick, tetapi nama ini ditolak oleh sejumlah pendiri pendamping. Perusahaan ini akhirnya diberi nama sesuai nama mualim satu kapal Pequod, Starbuck. Pendampingan DinkopUKM Aceh didukung penuh oleh Menteri Koperasi RI Bapak Teten Masduki yang penggila kopi sungguh, mampu meningkatkan ekonomi petani, menjaga kualitas biji kopi dan mengembangkan kebun kopi Gayo yang merupakan jenis kopi arabika, yang sejak abad 17 sudah terkenal di berbagai belahan dunia. Kopi ini di produksi di daerah Aceh Tengah tepatnya di dataran tinggi Gayo, sebagai pusat perkebunan dan produksi kopi terbaik di dunia. Selain itu, Bapak Helvizar yang bijaksana juga menjelaskan komoditas nilam (Pogostemon Cablin, Benth) yang merupakan salah satu dari sembilan komoditi unggulan Aceh yang telah digadang-gadang untuk menjadi komoditas investasi dan ekspor utama Aceh, sebagai bahan utama parfum di Perancis.  

Makan malam di Paopia Garden Ulee Kareng Banda Aceh dengan Bapak Ir. Helvizar Ibrahim, MSi

Pesan moral yang utama dari Bapak Helvizar malam itu adalah agar dokter di Indonesia tidak kalah dibandingkan dokter di Penang, Malaysia yang telah menangani batu empedu anggota keluarganya. Kesan positif yang perlu ditiru oleh dokter di Indonesia adalah kinerja dokter dan perawat di Penang yang cekatan, responsif, kolaboratif antar dokter spesialis, memberikan kesempatan kepada pasien untuk memperoleh opini kedua dari dokter lain, tarif layanannya yang diketahui secara pasti sebelum tindakan, dan terjangkau. Sungguh pesan moral yang tidak mudah dilaksanakan oleh para dokter Indonesia tercinta.

Rabu malam, 23 Maret 2022, ditulis di kamar 221 Hotel Arabia, Jl Khairil Anwar 55 Banda Aceh

ACEH

(hari ke 3)

Kamis, 24 Maret 2022 kami mengikuti rangkaian acara Muktamar IDI (Ikatan Dokter Indonesia) ke 31 sebagai utusan IDI Cabang Kota Yogyakarta secara penuh, yaitu 4 orang yang terdiri dari dr. Tri Kusumo Bawono, SE, dr. Riska Novriana, dr. Abdul Latief dan saya. Pagi ini kami akan mengikuti kuliah umum dan dilanjutkan menjelajahi wilayah baru.

Provinsi Aceh memiliki 23 kabupaten kota yang terdiri dari 18 kabupaten dan 5 kota, dengan luas wilayah sebesar 57.956,00 km2. Kondisi teritorial Aceh ini berbeda dengan apa yang dilukiskan oleh Karl Friedrich May di tahun 1899 dalam bukunya yang cukup laris ‘Dan Damai Di Bumi!’.  Penulis fiksi Winnetou dan Old Shatterhand berkebangsaan Jerman tersebut antara Maret 1899 dan Juli 1900, berkelana ke negeri-negeri Timur: Mesir, Pakistan, Sri Lanka, Malaya, dan Sumatera, yaitu ke Aceh. Karl May berlayar dengan kapal Coen yang dilukiskannya sebagai besar, indah, berkecepatan tinggi dengan teknologi mutakhir (tenaga uap) pada zamannya. Dari Penang, Karl May berlabuh di bandar Uleelheu di daratan Aceh, dan sebelumnya kapal singgah di Edi (mungkin maksudnya Idi), Lo-semaweh (Lhokseumawe), dan Segli (Sigli), yang waktu itu telah menjadi bandar kosmopolit. Justru sekarang ternyata telah terjadi degradasi bandar-bandar besar tersebut di Aceh.

Di pesisir pantai digambarkan oleh Karla May telah dibangun pos-pos militer Belanda untuk penyerangan ke pedalaman Aceh. Agaknya, kala itu Sultan Aceh sudah menyingkir ke wilayah pedalaman. Bandar Uleelheu jauh lebih ramai, dibandingkan bandar lainnya. Karl May selanjutnya naik trem menuju Kota Raja (sekarang Banda Aceh), dan menginap di Hotel Rosenberg. Untuk melakukan perjalanan di dalam kota tersedia kereta kuda poni, yang berlari kencang dan kuat. Karl May mengatakan betapa orang Melayu sangat sayang dalam merawat kudanya. Keunikan lain adalah trem Aceh merupakan satu-satunya yang berorientasi untuk kepentingan perang. Tidak seperti di Jawa yang pengadaannya diperoleh melalui pembelian, lahan untuk jalur rel trem di Aceh berasal dari bekas teritorial Kesultanan Aceh yang berhasil direbut dan dikuasai pasukan Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger (KNIL). Sebagai hasil dari aneksasi wilayah, lahan-lahan itu disahkan kepemilikannya menjadi aset langsung Angkatan Darat Tentara Kerajaan Hindia Belanda melalui hukum militer. Tujuan Karl May ke Aceh, sebenarnya untuk membebaskan sahabatnya, sebuah keluarga Amerika, dari penyanderaan oleh orang Melayu di pedalaman Aceh, pegunungan Bukit Barisan yang sangat mungkin Takengon, dengan tebusan sebesar 50.000 gulden. Di antara karya May, Dan Damai di Bumi, berbeda dari buah pena lainnya, yaitu serial Winnetou di daratan Amerika ataupun Kara Ben Namsi di tanah Arab. Novel ini tak lagi bertumpu pada data dan informasi pustaka, melainkan buah perjalanan nyata Karl May ke negeri-negeri Timur.

Pelabuhan Ulee Lheue saat ini yang pernah dikunjungi Friedrich May di tahun 1899
Kabin kelas ekonomi di dalam lambung Kapal Bahari Express meninggalkan Pelabuhan Ulee Lheule, Banda Aceh
KM Cepat Express Bahari 2F menyeberangkan kami ke Pulau We
Tugu Nol KM Indonesia di Kota Sabang yang kami kunjungi
Kabin kelas ekskutif di dalam lambung Kapal Bahari Express meninggalkan Pelabuhan Balohan Sabang untuk kembali ke Pelabuhan Ulee Lheule, Banda Aceh

Pagi itu kami ber 22 orang dokter dari IDI Wilayah DIY dan segenap IDI Cabang se DIY meluncur ke Uleelheu, sebuah pelabuhan penyeberangan yang dikunjungi Karl May, untuk menuju Kota Sabang di Pulau Weh. Sabang adalah salah satu kotamadya di Aceh, yang teritorialnya berupa kepulauan di seberang utara pulau Sumatra, dengan Pulau Weh sebagai pulau terbesar. Kota Sabang merupakan zona ekonomi bebas Indonesia, dan sering disebut sebagai titik paling barat Indonesia, tepatnya di Pulau Rondo. Dengan luas 122,1 km² yang berkontur pegunungan subur, telah dilukiskan pertama kali sekitar tahun 301 Sebelum Masehi, oleh seorang Ahli bumi Yunani, Ptolomacus, yang berlayar ke arah timur dan berlabuh di sebuah pulau tak terkenal di mulut selat Malaka. Kemudian dia menyebut dan memperkenalkan pulau tersebut sebagai Pulau Emas di peta para pelaut.

Di Pelabuhan Uleelheu yang padat penumpang peserta Muktamar IDI ke 31 dari berbagai Wilayah se Indonesia, kami berbaris teratur memasuki lambung Kapal Cepat milik Perusahaan Express Bahari yang rutin melayari rute Pelabuhan Uleelheue Banda Aceh dengan pelabuhan Balohan Sabang. Dalam perjalanan membelah laut lepas tersebut, kami juga mengikuti talkshow virtual dari Banda Aceh Convention Hall (BACH), tempat Muktamar IDI diselenggarakan dan bertema ‘Dokter Indonesia Mandiri & Berdaulat di Negeri Sendiri’. Acara live dan virtual tersebut menampilkan pembicara handal, yaitu Dr. dr. Muhammad Yamin, Sp.JP (K), Sp.PD, FACC, FSCAI, dr. HN. Nazar, Sp.B, FINACS, MH.Kes, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D, AAK, Dr. (H.C.) Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, dan Dr. Sofyan A. Djalil, S.H., M.A., M.ALD.

Kami jadi teringat saat Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka Muktamar ke-29 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di Istana Wapres, Jakarta, pada Rabu, 11 November 2015. Waktu itu Kalla pun menyinggung sejumlah masalah dan tantangan yang dihadapi oleh pemerintah dalam memperbaiki sektor kesehatan di Indonesia. Menurut Wapres, beberapa hal yang mempengaruhi sektor kesehatan di Indonesia, antara lain perihal layanan, keuangan, infrastruktur dan politik. Saat bukan lagi sebagai Wapres RI tetapi sebagai Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), pagi itu Jusuf Kalla mengungkapkan bahwa dunia kesehatan dan kedokteran di Indonesia, yang saat ini sudah mengalami banyak perubahan. Pelayanan kesehatan kini bersaing pada kualitas layanan medis termasuk dokter, teknologi, serta hospitality-nya. Jadi persaingannya bukan hanya persaingan kemampuan atau kompetensi dokter saja. Untuk itu penting bagi fasilitas kesehatan untuk mengembangkan jenis layanan medis oleh dokter, secara kreatif, inovatif dan terus menerus.

Dalam menjawab tantangan pemerataan, baik sisi ketersediaan sarana dan prasarana, maupun tenaga dokter, pada kesempatan tersebut pagi tadi, Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti juga mengatakan pentingnya peningkatan kualitas layanan dokter, yang telah menjadi fokus tantangan dalam penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Saat ini pengelolaan Program JKN-KIS sudah banyak berubah dan semakin baik. Dari sisi layanan, berbagai inovasi berbasis digital terus dikembangkan mulai dari antrean online, pelayanan konsultasi dokter secara online melalui telekonsultasi, monitoring status kesehatan peserta JKN-KIS yang memiliki penyakit kronis. BPJS Kesehatan juga berkomitmen untuk terus memperhatikan cashflow rumah sakit dan kesejahteraan dokter serta tenaga kesehatan. Selain itu, saat ini juga tengah dibahas perubahan tarif layanan kesehatan, baik kapitasi di FKTP maupun tarif di rumah sakit, sambil tetap memperhatikan skenario keberlangsungan program agar tetap terjaga. Pada saat penjelasan virtual Prof. Ali Gufron Mukti tersebut membuat kami lebih optimis mengabdi negeri, tepat kami mampu mendarat dengan selamat di Pelabuhan Balohan Sabang.

Gerbang selamat datang di Kota Sabang, sebelum ke Tugu Nol KM
Rujak aneka buah yang kami santap di seputaran Tugu KM Nol di Kota Sabang

Sabang di pulau Weh adalah pulau paling barat Indonesia yang berjarak sekitar 14 mil atau 50 menit pelayaran Kapal Cepat dari Pelabuhan Uleelheu, Banda Aceh. Pulau itu memiliki sekitar 40 ribu penduduk dan Sabang pernah menjadi kawasan perdagangan bebas, hingga akhirnya ditutup pada 1986. Perjalanan darat di Sabang kami lalui menggunakan mobil Toyota Hi Ace dan Mitsubhisi Colt Diesel untuk menuju Monumen Nol Kilometer Indonesia di ujung utara pulau Weh. Titik kilometer nol ini juga populer dengan sebutan Tugu Kilometer Nol yang terletak di Desa Iboih, Kecamatan Sukakarya, Sabang. Butuh waktu satu jam berkendara dari pusat kota Sabang, dengan disuguhi panorama indah Pulau Weh, yaitu medan jalan terjal naik turun, jalan berkelak-kelok, vegetasi hutan tropis, bentangan pantai, dan pulau-pulau kecil. Kami mencapai Tugu kilometer nol yang berupa bangunan bercat putih dengan tinggi sekitar 43,6 meter di atas permukaan laut. Di puncak tugu ini terdapat patung Garuda yang mencengkeram perisai yang membentuk angka nol. Juga ada rencong yang merupakan senjata khas Aceh, sebagai simbol perjuangan rakyat Aceh dalam memerdekakan Indonesia. Tugu kilometer nol memiliki empat pilar penyangga yang berarti simbol batas-batas negara Indonesia, yakni Sabang sampai Merauke, dan Miangas hingga Rote. Tugu kilometer nol diresmikan pada 9 September 1997 oleh Bapak Try Sutrisno, yang pada saat itu menjabat wakil presiden RI. Tepat dua minggu usai peresmian, Bapak B.J. Habibie yang kala itu menjabat menteri riset dan teknologi menambahkan prasasti yang berisi penjelasan tentang kilometer nol. Yang utama adalah penjelasan  bahwa penetapan posisi geografis kilometer nol telah diuji oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi menggunakan Global Positioning System (GPS). Setelah puas berfoto penuh gaya, baik pribadi maupun kelompok, yang saling bergantian dengan pengunjung lainnya, kami hapus lapar dengan membeli kuliner lokal, yaitu pisang goreng krispi dan rujak aneka buah, termasuk yang diambil seekor monyet liar saat ditinggal foto oleh dr. Betty Juliastuti, SpAn, teman kami utusan IDI Cabang Sleman, DIY.

Tugu kilometer nol yang diresmikan pada 9 September 1997 oleh Bapak Wakil Presiden RI Try Sutrisno
Tugu kilometer nol dengan empat pilar sebagai simbol batas negara Indonesia
Patung Garuda yang mencengkeram perisai berbentuk angka nol

Setelah mampir sebentar di Pantai Teupin Layeu Iboih, Sabang yang merupakan arena snorkling indah, dangkal dan dekat garis pantai, kami segera kembali ke Banda Aceh. Pelayaran menggunakan Kapal Cepat Express Bahari berakhir di pelabuhan penyeberangan Uleelheu dalam cuaca mendung. Kami segera merapat ke Banda Aceh Convention Hall (BACH), untuk berpencar mengikuti Muktamar IDI ke 31. Kami terbagi ke dalam sidang komisi A sampai F, MKEK dan MKKI, dengan tidak ada utusan IDI Wilayah DIY ke sidang MPPK. Setelah mengikuti rangkaian sidang yang humanis, dialogis dan terstruktur lebih rapi dibandingkan Muktamar IDI sebelum-sebelumnya, kami segera menikmati udara sore Banda Aceh yang menantang stamina.

Pantai Teupin Layeu Iboih, Sabang arena snorkling indah dan dangkal
Gerbang dermaga Pantai Teupin Layeu Iboih, Kota Sabang, untuk snorkling yang menantang

Udara sore Banda Aceh seolah menantang pendapat pengamat ekonom Aceh, Dr. Taufik Abdul Rahim, pada Selasa, 22 Maret 2022. Taufik dari Universitas Muhammadiyah Aceh menerangkan alokasi APBA untuk Muktamar IDI, sangat menyayat hati dan miris, karena organisasi profesi yang sarat dengan kelimpahan serta kelebihan dana yang semestinya memberikan sumbangan sebahagian hartanya untuk kehidupan rakyat Aceh yang miskin dan termiskin di Sumatera (15,34%). Selain itu, tantangan lainnya adalah masih banyaknya pengangguran dan bertambahnya pengangguran sebagai dampak selama pandemi Covid-19, bahkan mencapai  sekitar 280 ribu orang, disamping akumulasi pengangguran selama ini ditambah dengan pengangguran usia kerja sekitar 800 ribu lebih. Juga kondisi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Aceh masih sangat jauh dari realitas sejahtera dan makmur yang sesungguhnya. Tantangan tersebut sebaiknya dijawab sesuai seruan Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman, agar menguntungkan bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Ribuan dokter dari seluruh Nusantara datang ke Banda Aceh saat Muktamar IDI, pasti akan membuat UMKM laris manis. Di mana aneka ragam jajanan lokal hingga suvenir pasti jadi sasaran. Para dokter peserta pastinya akan menjajaki lokasi-lokasi wisata, menjajal kuliner, dan membawa pulang cenderamata asal negeri Serambi Mekkah. Inilah yang dinamakan dengan multiplier effect, karena dokter yang datang ke Banda Aceh pasti akan menghabiskan uangnya di kota ini. Wali kota pun meminta agar masyarakat menyambut baik, dan memberikan nuansa nyaman dan aman bagi tamu yang hadir di ‘Kota Gemilang’. Buatlah para dokter terkesan, karena telah datang di Ibukota Provinsi Aceh ini, sebagaimana dikenal dengan daerah yang menjunjung tinggi nilai syariat, dan dengan adat ‘pemulia jamee’, atau memuliakan tamu.

Tugu peringatan makam Mayor Jenderal Johan Harmen Rudolf Köhler yang ditembak mati di halaman Masjid Raya Baiturrahman

Sore itu saat teman2 sedang menjalani ibadat sholat dan beristirahat sejenak di Hotel Arabia, kami pribadi mengunjungi Kerkhof Peucut, yang merupakan kuburan serdadu Belanda (KNIL), yang tewas pada Perang Aceh dalam rentang tahun 1873 hingga 1904. Dengan diantar Bapak Hafiz Adriadi, SE menggunakan mobil Toyota Innova G abu-abu tahun 2016 BL 1053 JP, mobil dinas Kabid PLUT (Pusat Layanan Usaha Terpadu) Dinas Koperasi dan UKMK Propinsi Aceh, kami bermenung di pemakaman militer Belanda terbesar yang berada di luar teritorial Negeri Belanda dengan luas mencapai 3,5 hektare. Kompleks kuburan militer Belanda semacam ini banyak tersebar di wilayah Indonesia, tetapi di Aceh merupakan komplek kuburan yang paling luas dengan jumlah korban ± 2.200 tentara. Kerkhof Peucut ini terletak di pusat kota Banda Aceh, dan sekarang menjadi objek wisata menarik, khususnya bagi wisatawan mancanegara, terutama wisatawan asal Belanda. Selain tentara Belanda, tentara KNIL dari suku Jawa, Batak, Ambon dan pribumi Aceh juga dimakamkan di Kerkhof Peucut ini, termasuk juga makam putra Sultan Iskandar Muda, Meurah Popok yang tewas dihukum rajam oleh ayahandanya karena dituduh berzina pada tahun 1636. Tokoh militer Belanda yang dimakamkan di Kerkoff Peucut misalnya Mayor Jenderal Johan Harmen Rudolf Köhler yang ditembak mati di halaman Masjid Raya Baiturrahman, Johannes Ludovicius Jakobus Hubertus, dan W.B.J.A. Scheepens.

Kerkoff Peucut yang luas berada di samping Gedung Museum Tsunami Aceh yang berdiri gagah dan artistik
Kerkoff Peucut adalah makam korban perang di Missigit Raija Baiturrahman Aceh, termasuk prajurit KNIL dari Jawa

Korban perang terbanyak terjadi pada pertempuran di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, yang saat itu disebut Missigit Raija pada tahun 1873. Terdapat nama tentara KNIL dari Jawa pada perang tersebut seperti Darman, Djojosasmito, dan Goenasetja. Bahkan di tahun 1879 ada nama Jawa Poijo, Prodjodjojo, Sariman, Singosasmito, Kromowidjojo, Sarijo, Wongsodikromo, dan Ketowirjo. Tentara Jawa yang meninggal tahun 1897 ada Wirodrono, Wongsotaruno, Samadi, Mangoenpawiro, dan Ronodrikromo. Nama-nama khas leluhur dari Jawa tersebut menghentakkan hening, sedih dan tercenung, karena rasanya itu adalah awal mula konflik Jawa melawan Aceh di akhir abad 19. Konflik selanjutnya yang terjadi di Aceh disebabkan oleh beberapa hal yang lebih luas, yaitu perbedaan pendapat tentang hukum Islam, ketidakpuasan atas distribusi sumber daya alam Aceh, dan peningkatan jumlah orang Jawa di Aceh. Dalam konflik tersebut, GAM (Gerakan Aceh Merdeka) melalui tiga tahapan, yaitu tahun 1977, 1989, dan 1998 menyatakan perang. Sebelumnya, pada 4 Desember 1976, pemimpin GAM, Hasan di Tiro bersama beberapa pengikutnya melayangkan perlawanan terhadap pemerintah RI. Perlawanan tersebut mereka lakukan di perbukitan Halimon di kawasan Kabupaten Pidie. Sejak saat itu, konflik antara pemerintah RI dengan GAM terus berlangsung. Bersyukurlah bahwa Tuhan Yang Maha Baik memberkati kita semua karena selanjutnya, tanggal 27 Februari 2005, GAM dan pemerintah RI memulai tahap perundingan di Vantaa, Finlandia. Pada 17 Juli 2005, setelah berunding selama 25 hari, tim perunding Indonesia berhasil mencapai kesepakatan damai dengan GAM di Vantta, Finlandia.

Penandatanganan kesepakatan damai dilangsungkan pada 15 Agustus 2005. Proses perdamaian selanjutnya dipantau oleh tim yang bernama Aceh Monitoring Mission (AMM) yang beranggotakan lima negara ASEAN. Semua senjata GAM yang berjumlah 840 diserahkan kepada AMM pada 19 Desember 2005. Kemudian, pada 27 Desember, GAM melalui juru bicara militernya, Sofyan Dawood, menyatakan bahwa sayap militer Tentara Neugara Aceh (TNA) telah dibubarkan secara formal. Dengan demikian, pertikaian, konflik dan luka lama antara Indonesia, khususnya Jawa dan Aceh, layak sekedar diingat, agar tidak akan pernah terjadi lagi dan justru kerjasama keduanya semakin padu, padan dan lancar jalan, dalam bingkai NKRI harga mati.

Gedung Bank Indonesia Jl Cut Mutia No. 15 Banda Aceh
Jeritan anak yang mendapat vaksinasi campak paska tsunami Aceh

Semangat itulah yang mendorong kami penuh daya dan kekuatan, malam itu kembali masuk venue Banda Aceh Convention Hall (BACH) tempat Muktamar IDI ke 31 diselenggarakan. Malam itu kami mengikuti sidang pleno pembahasan berbagai rekomendasi hasil sidang Komisi A sampai F. Juga keterpilihan dr. Djoko Widyarto dari IDI Wilayah Jawa Tengah, sebagai Ketua Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK). Pemilihan Ketua MKKI (Majelis Kelegium Kedokteran Indonesia) dan MPPK (Majelis Pengembangan Pelayanan Keprofesian) yang akan menjadi satu kesatuan dengan Ketua Umum Pengurus Besar (Ketum PB) IDI, sampai saat catatan ini digoreskan masih belum diselenggarakan. Setelah mencicipi nasi goreng kotak khas Aceh dari RM Daus Jl. TP Polem 87 Banda Aceh dan kopi solong di meja panitia, kami melawan lelah dengan melanjutkan ‘city tour’ untuk menikmati kemegahan Gedung Bank Indonesia Aceh. Gedung yang merupakan bangunan berarsitektur kolonial peninggalan pemerintah Hindia Belanda, terletak di Jalan Cut Mutia No. 15, Kota Banda Aceh. Bangunan ini diresmikan pada 2 Desember 1918 dan dulu dikenal sebagai kantor cabang De Javasche Bank sebelum diambil alih oleh BI pada 1 Juli 1953. Gedung ini terletak ditengah kota, tidak jauh dari pusat perekonomian pasar Aceh dan di bagian depan arah timur terdapat sungai Krueng Aceh. Secara fisik, bangunan ini memperlihatkan arsitektur Kolonial yang digabungkan dengan arsitektur bangunan tropis. Bagian atapnya berbentuk kerucut dan limas dengan jendela. Hampir seluruh dinding bangunan ini terdapat ventilasi, baik di lantai dasar maupun di lantai atas. Bangunan ini diapit oleh dua menara, yang menunjukkan arsitektur bangunan pemerintah yang didirikan pada masa Kolonial Belanda. Setelah puas berfoto dengan latar belakang gedung indah tersebut, kami melanjutkan perjalanan ke Monumen Seulawah atau yang disebut juga Monumen Replika Pesawat Seulawah RI 001, yang berbentuk pesawat. Pesawat tersebut merupakan replika dari pesawat pertama milik Indonesia, yang dibeli dengan bantuan dana dari rakyat Aceh secara sukarela. Monumen Seulawah terletak di Lapangan Blang Padang, Kecamatan Baiturrahman, yang hanya terletak 1 km saja dari pusat kota Banda Aceh. Monumen ini didirikan dengan tujuan untuk mengenang perlawanan rakyat Aceh dalam melawan Belanda pada agresi militer tahun 1948. Pesawat berjenis Dakota DC-3 ini memiliki panjang 19,66 meter dan rentang sayap 28,96 meter, yang saat itu mampu terbang hingga kecepatan 346 km/jam. Selain berjasa dalam perjuangan Indonesia meraih kedaulatan, pesawat ini juga merupakan cikal bakal maskapai penerbangan sipil di Indonesia. Pada jaman itu, pesawat RI 001 ini berperan dalam mengangkut senjata, mengantar perjalanan Presiden Soekarno dalam membangkitkan semangat para pemuda, dan membantu menyebarkan berita perjuangan kedaulatan Indonesia ke berbagai daerah hingga ke Markas PBB di New York AS.

Penutup acara kami menjelang tengah malam yang hujan itu, dengan dr. M. Junaidy Heriyanto, SpB FINACS dari IDI Wilayah DIY, diantar menuju RM BARDI di Jl. Residen Danu Broto, Lamlagang, Banda Aceh. Kami mencoba objektif dengan menerima tantangan untuk berani merasakan kelezatan mie goreng balap Aceh, yang tidak terlepas dari bumbu yang diracik dari daun atau biji ganja (canabis). Jenis narkotika yang paling banyak disalahgunakan di dunia adalah ganja. Menurut UNODC, sebanyak 192 juta penduduk dunia menggunakan ganja. Sedangkan berdasarkan hasil survei BNN pada tahun 2019, terdapat 65,5 persen penyalahguna narkotika di Indonesia menggunakan ganja. Sisanya penyalahgunaan narkotika dari jenis methamphetamine (sabu), ekstasi, pil koplo dan obat-obatan dari golongan benzodiazepine. Ganja atau dikenal juga dengan chimeng, berupa tumbuhan berbunga dari famili Cannabaceae yang biasanya tumbuh di daerah pegunungan tropis, dengan ketinggian di atas seribu meter di atas permukaan laut. Daunnya berbentuk menjari dan bunganya kecil-kecil dengan dompolan di ujung ranting. Di Indonesia, ganja banyak tumbuh di daerah pegunungan dalam Propinsi Aceh. Maka dari itu, di Aceh daun dan biji ganja secara umum digunakan oleh penduduk lokal sebagai bahan tambahan dalam kopi atau penyedap masakan. Masakan yang ditambahkan daun ganja dipercaya dapat meningkatkan nafsu makan. Pengunaan ganja untuk bumbu masakan adalah sesuatu yang “umum” untuk dimasukkan ke dalam masakan daging, terutama kare, karena dapat menaikkan rasa gurih. Komposisi utama dari bumbu halus hidangan ini adalah cabai merah, kunyit, jintan, kapulaga, merica dan bawang putih, yang membuat rasa bumbu ini memiliki nuansa berbeda saat di dalam mulut. Apalagi sambil mendengarkan pengalaman baru, seru, dan saru oleh dr. Tri Kusumo Bawono, SE saat melayani para pasien ISK, PSK, gay, HIV dan COVID-19.

Malam ini mulut kami terus berkomat-kamit merasakan sisa-sisa sensasi mie Aceh rasa chimeng (ganja) yang menggoda, sambil berkemas untuk check out hotel, kembali ke Yogyakarta pagi ini

Terimakasih kami haturkan, spesial kepada Bapak Ir. Helvizar Ibrahim, MSiP Kepala Dinas KopUKM Propinsi Aceh dan segenap jajarannya, yang telah memfasilitasi kontingan IDI Wilayah DIY menjelajah sensasi Aceh yang jauh lebih banyak dibandingkan yang dilaporkan ini. Mohon maaf, belum tentu bersambung dengan laporan berikutnya.

Kamis menjelang Jumat dini hari, 24 Maret 2022, ditulis di kamar 221 Hotel Arabia, Jl. Khairil Anwar 55 Banda Aceh

ACEH

(hari ke 4 – terakhir)

Jumat, 25 Maret 2022 merupakan hari ke 4 kami menghadiri Muktamar IDI (Ikatan Dokter Indonesia) ke 31 di Banda Aceh Convention Hall (BACH). Pagi itu kami bergabung dengan rombongan IDI Cabang Bantul DIY dan dijemput oleh Bapak Syukri, driver yang menggunakan mobil dinas Kabid Kelembagaan DinkopUKM Aceh. Kami mengikuti kuliah umum oleh Ketua DPD RI, Bapak AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, yang mengajak Ikatan Dokter Indonesia (IDI) membantu pemerintah menyiapkan dan menata roadmap ketahanan nasional sektor kesehatan. Menurut LaNyalla, upaya tersebut harus dilakukan dengan memperkuat kedaulatan sebagai bangsa terlebih dahulu, sesuai tema kuliah umum : Nasionalisme Dalam Tubuh Dokter Indonesia Sebagai Dasar Ketahanan Nasional. Menurut LaNyalla, sebagai sebuah bangsa, amat penting untuk memperkuat ketahanan di sektor strategis, salah satunya adalah sektor kesehatan, selain sektor pangan, pendidikan dan pertahanan keamanan. Dan untuk memperkuat ketahanan di sektor kesehatan harus dilakukan dengan menelaah persoalan yang ada di hulu, bukan sekedar persoalan yang ada di hilir.

Bergaya sejenak sebelum mulai acara kuliah umum oleh Ketua DPD RI, Bapak AA LaNyalla Mahmud Mattalitti

Setelah itu, kami bergabung dengan dr. Sagiran, dr. Tri Ermin Fadlila, dr. Agus Suyono dan dr. Nuryasin Kurniawan segera bergegas menuju Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) untuk naik pesawat mendahului pulang ke Yogyakarta. Setelah dilanda Tsunami pada 26 Desember 2004, bandara SIM ini telah direnovasi dan memiliki landasan pacu sepanjang 3.000 meter yang mampu menampung pesawat berbadan lebar. Pada 9 Oktober 2011 sebuah Boeing 747-400 berhasil melakukan take off dan landing, yang membuktikan bahwa bandara ini bisa dijadikan tempat transit bagi perusahaan penerbangan internasional.

Sambil mengurus proses check in penumpang, kami memantau perkembangan dinamika Muktamar IDI ke 31, termasuk terpilihnya Dr. dr. Ika Prasetya Wijaya, Sp.PD, KKV sebagai Ketua Majelis Pengembangan Pelayanan Keprofesian (MPPK), dr. Djoko Widiyarto KS, DHM, MHKes. sebagai Ketua Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK), dan Dr. dr. Setyo Widi Nugroho, SpBS(K), sebagai Ketua Majelis Kelegium Kedokteran Indonesia (MKKI). Selain itu, kami juga mengenang dukungan Ketua MPR RI, Bapak Bambang Soesatyo untuk penyelenggaraan Muktamar IDI ke-31 di Kota Banda Aceh. Dirinya berharap, penyelenggaraan Muktamar IDI dapat membuat organisasi IDI semakin solid, sehingga dapat terus bersinergi dengan pemerintah menuju visi Indonesia Sehat 2045, dengan mewujudkan peningkatan kualitas kesehatan dan gizi masyarakat. Mulai dari peningkatan usia harapan hidup, hingga pengendalian berbagai penyakit menular. Karenanya, berbagai persoalan yang dihadapi oleh para dokter harus dapat diselesaikan sedini mungkin, seperti menyangkut pemerataan distribusi dokter di seluruh Indonesia, meningkatkan kualitas daya saing dokter Indonesia melalui peraturan hukum terkait, hingga meningkatkan kesejahteraan dan keselamatan dokter dan tenaga kesehatan lainnya di seluruh Indonesia.

Ber 4 menjadi utusan IDI Cabang Kota Yogyakarta dalam Muktamar IDI ke 31di Banda Aceh
Dr. Tri Kusumo Bawono, SE mewakli segenap anggota IDI Cabang Kota Yogyakarta memberikan suara pada pemilihan Ketua Umum PB IDI terpilih

Kami akan naik Batik Air ID 6897 pk. 11.30 menuju ke Bandara Soekarno Hatta Tangerang Banten. Kami naik pesawat jenis Boeing 737-800 NG, bagian dari 28 pesawat Batik Air yang terdiri atas Boeing 737-900ER, Boeing 737-800NG dan Airbus A320 CEO. Seluruh pesawat Batik Air memiliki fasilitas hiburan inflight entertainment system berteknologi tinggi melalui sistem aplikasi. Penumpang dapat menikmati hiburan seperi film Hollywood, film lokal, dan musik dalam perjalanan,  menggunakan HP masing2. Boeing 737 Next Generation yang kami naiki adalah pesawat terbang berbadan sempit yang didukung oleh dua mesin jet dan diproduksi oleh Boeing Commercial Airplanes, AS. Diluncurkan pertama kali pada tahun 1993 sebagai turunan generasi ketiga dari Boeing 737 Classic, yaitu seri 300, 400, dan 500.

Sepanjang penerbangan yang diselingi makan siang nasi hangat dan kari ayam, yang kami santap dengan menerapkan protokol kesehatan, jadi teringat tentang Festival Kopi kemarin. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh dalam menyambut rombongan dokter peserta Muktamar IDI menyelenggarakan Festival Kopi Kutaraja 2022 di Taman Budaya Aceh, pada hari Kamis, 24 Maret 2022. Sebagian warga Aceh mempunyai cara unik dalam menyeruput kopi, salah satunya saat menyeruput kopi dengan posisi gelas terbalik atau biasa disebut Kopi Khop, kopi khas dari Meulaboh Aceh Barat. Kopi ini rasanya menjadi incaran utama para dokter yang hadir di Festival Kopi Kutaraja 2022.

Setelah transit sekitar 1 jam, kami melanjutkan penerbangan dari Bandara Soetta Tangerang, Banten menggunakan Batik Air Airbus A320. Pesawat Airbus A320 Neo milik Batik Air memiliki kapasitas penumpang 156 orang dengan konfigurasi 12 penumpang bisnis dan 144 penumpang ekonomi. Pesawat ini memiliki model kursi teranyar dengan jarak lebih longgar hingga 30 inci. Seat Batik Air adalah model terbaru dengan teknologi paling anyar yang kami nikmati sampai mendarat di Bandar Udara Internasional Yogyakarta yang dibangun di Kapanéwon Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Bandar udara ini menggantikan Bandar Udara Internasional Adisutjipto yang sudah tidak mampu lagi menampung kapasitas penumpang dan pesawat. Bandar udara ini berdiri di tanah seluas 600 hektar dan diperkirakan menelan biaya Rp. 9 triliun. Bandara ini akan memiliki terminal seluas 210.000 meter persegi dengan kapasitas 20 juta penumpang per tahun. Selain itu, bandar udara tersebut memiliki hanggar seluas 371.125 meter persegi yang direncanakan bakal sanggup menampung hingga sebanyak 28 unit pesawat. Bandara ini juga, bisa menampung pesawat berbadan lebar, seperti B777, B747, A380, untuk penerbangan internasional jarak jauh.

Sambil menunggu proses pengambilan bagasi dari perut pesawat Batik Air Airbus A320, kami mengikuti perkembangan terkini Muktamar IDI ke 31 di Banda Aceh Convention Hall (BACH), terutama beredarnya rekaman video di media sosial, tentang berlakunya sanksi etik medis pemecatan permanen dari anggota IDI kepada Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto, SpRad-KI, terkait terapi cuci otak atau DSA (Digital Subtraction Angiography). DSA sebenarnya adalah pemeriksaan gambar lumen (permukaan bagian dalam) pembuluh darah, termasuk arteri, vena dan serambi jantung. Gambar ini diperoleh dengan menggunakan mesin Sinar-X bantuan komputer yang rumit. Media kontras khusus atau ‘dye’ (cairan bening dengan kepadatan tinggi) biasanya disuntikkan agar aliran darah ke kaki, jantung, otak, atau organ tubuh lainnya mudah dilihat dan dilakukan tindakan medis lanjutan, bila terdapat sumbatan. Pengenceran sumbatan dalam pembuluh darah otak dengan metode DSA, telah mengawali terbentuknya kontroversi etik medis oleh dr. Terawan. Selain itu, dr. Terawan juga memimpin tim yang mengembangkan vaksin nusantara berbahan dasar sel denritik, untuk melawan ganasnya pandemi COVID-19 secara personal. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyebut vaksin Nusantara adalah vaksin terapi yang penggunaannya tidak membutuhkan izin BPOM, karena bukan vaksin yang seperti biasa, tetapi dapat dilakukan sebagai uji klinik berbasis pelayanan, hanya di fasilitas pelayanan. Kasus ini juga tidak kalah dilematis dalam aspek kontroversi etika kedokteran yang sanksinya sudah berketetapan organisasi, bukan sekedar aspek mutu atau Evidence Based Medicine (EBM), yang masih diperdebatkan.

Ketegangan ringan dalam sesi sidang organisasi pada Muktamar IDI ke 31, sehingga tim keamanaan dari Polda Aceh datang untuk mengantisipasi gangguan proses keberlanjutan sidang.

Adegan viral di media sosial lainnya adalah pada sesi sidang pembahasan tata tertib pemilihan Ketua Umum PB IDI, saat ada seorang dokter yang meminta berbicara, tetapi tidak diberi kesempatan lagi oleh pimpinan sidang, karena sudah berulang kali berbicara dan sidang ditutup. Maka adegan naik ke atas panggung Mukatamar IDI yang diikuti oleh dokter yang lain, sehingga petugas keamanan dari Polda Aceh juga ikut naik ke atas panggung meredakan suasana dan mencegah ekskalasi gangguan keberlanjutan sidang. Adegan ini viral di media sosial yang menyebabkan persepsi luas, liar dan lugas. Untunglah kesejawatan antar dokter muktamirin dapat terus dijungjung tinggi, sampai pada tahap pemilihan dan dr. Slamet Budiharto, SH, MH akhirnya terpilih sebagai Ketua Umum PB IDI terpilih (Presiden Elect) dengan memperoleh 418 suara, untuk mendampingi Ketua Umum PB IDI dr. Moh Adib Khumaidi, Sp.OT, dalam kepengurusan ke depan. Selamat bertugas, demi marwah IDI dan pengabdian kepada negeri yang lebih baik.

Terimakasih

-wikan

IDI Cabang Kota Yogyakarta

Jumat malam, 25 Maret 2022.

Ditulis di rumah Timoho Regency A4 depan kantor walikota Yogyakarta, dalam lelah raga sepulang dari Aceh

Categories
Istanbul

2019 Ke Indochina selama 7 hari

INDOCINA

fx. wikan indrarto

2019 Hari pertama di Indochina

Saat kami mendarat Bandar Udara Internasional Noi Bai (HAN)
di Hanoi, ibu kota dari Vietnam

Petualangan ke Indochina hari pertama.

Kami awali petualangan dengan Grab Car pada hari Sabtu pagi, 25 Mei 2019 ke Bandara Adisucipto Yogyakarta. Kami terbang menggunakan pesawat Garuda GA 203 menuju Jakarta dan berganti pesawat Vietnam Airlines VN 630 jenis Airbus A 321, menuju Terminal 1 Ho Chi Minh City, Vietnam. Pesawat Airbus 321 adalah pesawat penumpang komersial jarak dekat sampai menengah yang diproduksi oleh Airbus. A321 merupakan pesawat penumpang pertama dengan sebuah sistem kendali ‘fly-by-wire digital’, di mana pilot mengendalikan penerbangan melalui penggunaan sinyal elektronik dan bukan secara mekanik dengan hendel dan sistem hidraulik. Kelompok pesawat A320 (yang termasuk A318, A319, A320, dan A321, serta pesawat jet bisnis ACJ) adalah satu-satunya kelompok pesawat berbadan sempit (narrow-body) yang diproduksi Airbus.

Awal petulangan kami dimulai
dari Terminal3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten

Penerbangan dari Terminal 3 Ultimate yang luas, mentereng, dan modern di Bandara Soekarno Hatta Cengkareng, Jakarta, Indonesia (CGK) menuju ke terminal 2 Tan Son Nhat International Airport Ho Chi Min City (SGN), Vietnam yang berjarak 3.945,6 km, memakan waktu sekitar 3 jam 10 menit (tanpa transit). Oleh karena penerbangan kami menuju ke arah utara dan berada pada wilayah atau zona waktu yang sama, otomatis tidak ada selisih atau perbedaan waktu antara kedua kota ini.

Siap2 boarding di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten

Setelah transit sekitar 2 jam, selanjutnya dari Terminal 1 domistik kami terbang ke Hanoi yang berjarak 1.727 km, menggunakan pesawat Vietnam Airlines VN 272 Airbus 350 dan mendarat di Terminal 1 Noi Bai International Airport, Hanoi, ibukota Vietnam. Penerbangan domistik ini menggunakan pesawat Vietnam Airlines yang lebih besar, lebih baru dan lebih nyaman, dibandingkan pesawat dari Jakarta. Pesawat Airbus A350 XWB (eXtra Wide Body) adalah keluarga pesawat jet berbadan lebar yang sedang dikembangkan oleh produsen pesawat Eropa, yaitu Airbus. A350 akan menjadi pesawat Airbus pertama dengan struktur kedua sayap pesawat dibuat dari polimer yang diperkuat serat karbon. Pesawat ini dapat membawa 270-350 penumpang di tempat duduk kelas tiga, tergantung pada varian.

Pesawat A350 pertama kali diumumkan pada tahun 2004 untuk menyaingi pesawat Boeing 787. Airbus awalnya merespon efisiensi yang dicanangkan Boeing, dengan menawarkan sebuah upgrade A330 dengan penggunaan mesin baru dan perbaikan aerodynamis, untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar. Hasil pertama A350 tampak hampir sama dengan A330 secara eksternal tetapi pada dasarnya pesawat ini adalah sebuah desain baru dan hanya memiliki 10% commonality (kesamaan suku cadang) dengan Airbus sebelumnya.

Setelah terbang pada ketinggian 11.888 m, berkecepatan 908 km/jam, kami mendarat pk. 21.44. Bandara Noi Bai International Airport, Hanoi, dibuka pada Agustus 2006 ini berjarak 28 mil (45 km) dari pusat kota. Segera kami mengingat sejarah Vietnam yang dimulai sejak abad 11 SM yang sampai abad 10 Masehi, mayoritas berada di bawah kekuasaan kekaisaran Tiongkok. Tahun 939 M, Vietnam merdeka secara politis, dan mulai menggunakan Champa sebagai nama negara. Masa setelah ini dianggap sebagai masa pembangunan identitas kebangsaan Vietnam.

Ibukota Vietnam adalah Hanoi (dahulu berfungsi sebagai ibukota Vietnam Utara), sedangkan kota terbesar dan terpadat adalah Kota Ho Chi Minh (dahulu dikenal sebagai Saigon). Kemiskinan, berdasarkan jumlah penduduk yang hidup dengan pendapatan di bawah $1 per hari, telah menurun secara drastis dan sekarang lebih sedikit daripada di Tiongkok, India dan Filipina. Sebagai hasil dari langkah reformasi tanah (land reform), Vietnam sekarang adalah produsen kacang cashew terbesar dengan pangsa 1/3 dari kebutuhan dunia, dan eksportir beras kedua terbesar di dunia setelah Thailand. Vietnam memiliki persentasi tertinggi atas penggunaan lahan untuk kepentingan cocok tanam permanen, 6,93%, daripada negara-negara lain di Sub-wilayah Mekong Raya (Greater Mekong Subregion). Selain beras, kunci ekspor adalah kopi, teh, karet dan produk-produk perikanan.

Mampir sebentar di konter Vietnam Airlines di Ho Chi Min, Vietnam

Hanoi memiliki perkiraan populasi 3.500.800 jiwa (1997), adalah ibukota Vietnam dan dulunya ibu kota Vietnam Utara dari 1954 hingga 1976. Kota ini terletak di tepi kanan Sungai Merah. Hanoi menjadi ibukota Vietnam pada abad ke-7. Namanya yang berasal dari bahasa Mandarin, Đông Kinh, menjadi Tonkin dan dipakai bangsa Eropa ke seluruh wilayah Vietnam. Hanoi dijajah Prancis tahun 1873 dan diserahkan kepadanya sepuluh tahun kemudian. Ia menjadi ibukota Indochina Prancis setelah 1887.

Hanoi dijajah Jepang pada 1940, dan dibebaskan tahun 1945, ketika ia menjadi pusat pemerintahan Vietnam. Dari 1946 hingga 1954, Hanoi menjadi lokasi perlawanan sengit antara Prancis dan tentara Vietnam. Sejak itu, Hanoi menjadi ibukota Vietnam Utara. Selama Perang Vietnam sarana transportasi Hanoi terganggu oleh pengeboman jembatan dan rel kereta api, namun dengan cepat dapat diperbaiki. Setelah perang berakhir, Hanoi menjadi ibukota seluruh wilayah Vietnam ketika Vietnam bagian Utara dan Selatan bersatu pada 2 Juli 1976.

Bandar Udara Internasional Noi Bai (HAN) di Hanoi, ibu kota dari Vietnam, adalah bandara terbesar di bagian utara negara tersebut. Bandara ini berjarak 28 mil (45 km) dari pusat kota. Waktu perjalana dari pusat kota adalah sekitar 30-45 menit. Bandara yang dibuka pada Agustus 2006 ini memiliki landasan pacu baru sepanjang 3,800 meter dari beton dan landasan yang lebih tua sepanjang 3,200 meter. Jarak antara kedua landasan pacu hanya 250 meter, sehingga bandara ini hanya memiliki kapasitas maksimum sebanyak 10 juta penumpang per tahun, sesuai dengan peraturan keamanan dari International Civil Aviation Organisation safety regulations.

Kami memerlukan waktu tempuh perjalanan ke ‘Hanoi Old Quarter’ di pusat kota menggunakan taksi berargometer, sekitar 1,5 jam dengan tariff 357 dong. Malam ini kami menginap di The Pearl Hotel Hanoi, Vietnam, yang beralamat di 6 Bao Khanh lane, Hang Trong ward, Hoan Kiem distr, Hanoi City, Vietnam. Hotel ini berjarak 27,6 km dari Noi Bai International Airport Hanoi.

Sabtu tengah malam, 25 Mei 2019

Kamar 307 The Pearl Hotel Hanoi, Vietnam.

(bersambung secepatnya)

2019 Hari Kedua di Indochina

Minggu, 26 Mei 2019 kami awali dengan ikut Misa Kudus Minggu pagi di Gereja Katedral Santo Yosep Hanoi, yang hanya 5 menit berjalan kaki dari hotel kami. Gereja Katedral Santo Joseph yang terletak di Jl. Nha Chung no 40, Hanoi, adalah bangunan katedral Katolik Roma dengan gaya neo-gothic, yang dibangun pada era kolonial Perancis. Pada tahun 1882, setelah tentara Perancis menaklukkan Hanoi, katedral mulai dibangun oleh para misionaris asal Spanyol yang telah menyebarkan agama Katholik di Vietnam sejak 1679, dan selesai pada tahun 1886. Katedral dan area Nha Chung dibangun di atas tanah yang sebelumnya milik pagoda Bao Thien, yang dibangun di bawah dinasti Ly.

Interior Katedral Santo Yosep Hanoi, Vietnam

Arsitektur dengan kubah katedral mengikuti gaya dan desain Gothic Katedral Paris. Panjangnya 64,5m, lebar 20,5m dengan dua menara lonceng setinggi 31,5m. Meskipun penampilan katedral, dari pintu, kaca jendela berwarna-warni, hingga lukisan religius untuk dekorasi mengikuti gaya Barat, bagian interior utama didekorasi dengan cara Vietnam dengan dua warna khas kuning dan merah. Sebaliknya, dinding depan sama sekali tidak pernah dicat, sampai sekarang. Di bagian luar, di depan katedral ada patung Bunda Maria.

Dinding depan Katedral Santo Yoseph Hanoi Vietnam sama sekali tidak pernah dicat, sampai sekarang.

Katedral Santo Yoseph adalah salah satu bangunan yang paling megah di Hanoi, yang berada di dekat Danau Hoan Kim dan Pagoda Ngoc Son. Interior gereja dilengkapi dengan meubel dan ornamen kuno, hingga menjadikan Katedral ini layaknya sebuah museum. Misa Kudus Natal pertama diselenggarakan di katedral pada tahun 1887. Sejak itu, katedral selalu penuh sesak dengan ratusan orang termasuk orang Kristen dan non-Kristen pada akhir pekan atau selama liburan keagamaan seperti Natal.

‘The 422nd International Conference on Medical & Health Science’ (ICMHS) 2019.

Setelah sarapan, kami menghadiri ‘The 422nd International Conference on Medical & Health Science’ (ICMHS) 2019. Konferensi ini dibuka pada hari Minggu pagi, 26 Mei 2019 dan diselenggarakan di lantai 10 The Pearl Hotel Hanoi, Vietnam, yang beralamat di 6 Bao Khanh lane, Hang Trong ward, Hoan Kiem distr, Hanoi City, Vietnam.

Keynote speech diberikan oleh Prof. Louann Bierlam Palmir, dari School of Medicine, Western Michigan University, United States of America. Pemaparan selanjutnya tentang perbaikan kawasan untuk menekan penularan Malaria oleh Dr. Harpuniat Singh, Senior Assistant Professor, Guru Nanak Dev Engineering College, Ludhiana, Punjab, India. Materi paling rumit adalah kolaborasi insinyur dan dokter, dalam menciptakan alat ‘incubator transport’ untuk bayi baru lahir yang kecil dan premature, oleh Dr. Hainam El Sayed El Sharnaby, dari Higher Institute for Engineering and Technology in Beheria, Mesir. Pengalaman menarik dipaparkan oleh Dr. Idoko Ari Syaddaq, dari Department of Biochemistry, Federal University Dutsinma, Katsina state, Nigeria, terkait alat sederhana untuk pemantauan hipoglikemi dan hiperbilirubinemi, pada bayi baru lahir dengan asfiksia neonatal.

Diskusi tidak kalah seru dipandu oleh Prof. Prayuth Chusirin dari Faculty of Education, KhonKaen University, KhonKaen, Thailand, untuk pendampingan belajar di rumah, pada anak balita dengan riwayat sakit berulang sejak bayi baru lahir. Materi yang membuat kami pusing adalah paparan Prof. Araza Idrus, dari Department of Pediatric, National Defence University of Malaysia, Malaysia, terkait kecenderungan autism pada anak dari keluarga pedesaan.

Setelah lelah mengikuti jalannya diskusi, kami dan siapapun yang datang ke Hanoi, segera ingat akan tokoh hebat Ho Chi Minh dan Vo Nguyen Giap. Tokoh terakhir lahir 25 Agustus 1911 dan meninggal 4 Oktober 2013, pada umur 102 tahun adalah seorang jenderal dan wakil perdana menteri Vietnam. Jenderal besar ini berhasil gemilang dalam pertempuran hebat di Dien Bien Phu dan perang Vietnam.

Pagoda tempat sebagian besar rakyat Vietnam berdoa

Sebaliknya, gerilyawan Viet Minh di bawah Jenderal Vo Nguyen Giap, sanggup mengitari dan mengepung pasukan Prancis sampai pecah pertarungan sengit di darat. Viet Minh menduduki daerah perbukitan di sekitar Dien Bien Phu, dan mampu menembak ke bawah secara akurat ke posisi-posisi pasukan Prancis. Pada akhirnya Viet Minh berhasil merebut basis pertahanan Prancis dan memaksa Prancis menyerah.

Kecerdikan strategi Jenderal besar Vo Nguyen Giap, yang waktu bertempur bersama anak buahnya hanya mengenakan sandal jepit dari ban bekas, menginspirasi kekuatan, keuletan, dan ketangguhan bangsa Vietnam. Hal itu juga Nampak dalam penyelenggaraan ‘The 422nd International Conference on Medical & Health Science’ (ICMHS) 2019.

Gerbang Museum Ho Chi Minh di Hanoi, Vietnam, yang megah menjulang

Sore itu kami segera ganti kostum, untuk mengenang Ho Chi Minh dan Vo Nguyen Giap. Hồ Chí Minh (19 Mei 1890 – 2 September 1969 pada umur 79 tahun) adalah seorang tokoh revolusi dan negarawan Vietnam, yang kemudian menjadi Perdana Menteri (1954) dan Presiden Vietnam Utara (1954–1969). Selain itu, Ho Chi Minh merupakan salah satu politisi yang paling berpengaruh pada abad-20, akrab dipanggil Bác Hồ (paman Hồ). Untuk pertama kalinya setelah 30 tahun meninggalkan Vietnam, Ho Chi Minh kembali ke negaranya pada tahun 1941 dan mendirikan Liga untuk Kemerdekaan Vietnam (Viet Nam Doc Lap Dong Minh atau Viet Minh). Liga tersebut terdiri dari para nasionalis Vietnam dan kelompok komunis yang mendukung kemerdekaan Vietnam. Ketika itu, Viet Minh berjuang melawan kolonial Prancis dan Jepang yang saat itu sedang menduduki Vietnam. Pada akhir Perang Dunia II, Ho memimpin Viet Minh untuk secara bergerilya menguasai kota-kota besar di Vietnam. Pada 2 September 1945, bertempat di Lapangan Ba Dinh Hanoi, Ho Chi Minh mendeklarasikan kemerdekaan Republik Demokrasi Vietnam dan dia menjabat sebagai presiden pertama.

Patung seukuran asli tokoh besar Ho Chi Minh, di museumnya di Hanoi, Viet Nam

Kami segera memesan Grab Car bertarif 30 Dong menuju Museum Ho Chi Minh yang dibangun pada 1990-an, itu didedikasikan untuk almarhum pemimpin Vietnam Ho Chi Minh dan perjuangan revolusioner Vietnam melawan kekuatan asing. Museum Ho Chi Minh mendokumentasikan kehidupan Ho Chi Minh, dengan 8 topik kronologis. Yang pertama, dari tahun 1890 hingga 1910 mencontoh asuhannya, kota kelahirannya dan masa mudanya. Topik kedua menyangkut sepuluh tahun ke depan di mana Ho Chi Minh berkeliling dunia untuk menemukan cara untuk menyelamatkan negara dari kolonialisme. Tiga topik berikutnya, mencakup 1920-1945, menggambarkan bagaimana Ho Chi Minh telah menerjemahkan pengaruh idealisme Marxisme dan Leninisme ke dalam pendirian partai Komunis Vietnam dan berjuang untuk kemerdekaan nasional. Dari 1945 hingga 1969, yang merupakan kerangka waktu yang digambarkan dalam topik 6 dan 7, pahlawan nasional terutama dibahas dalam kehidupan politiknya sampai ia meninggal. Museum ini adalah koleksi artefak, miniatur dan berbagai hadiah yang dikumpulkan secara nasional dan internasional. Ada juga deskripsi yang ditulis dalam bahasa Inggris dan Prancis, serta tur berpemandu berdasarkan permintaan.

Jasad tokoh besar Ho Chi Minh bersitirahat di Mausoleumnya di Hanoi, Vietnam

Selanjutnya kami mengunjungi Mausoleum Ho Chi Minh. Mausoleum atau makam besar ini ternyata tutup sebelum tengah hari, sehingga kami hanya dapat mengambil gambarnya di luar. Di peristirahatan sang pahlawan itulah sisa-sisa dari jasad Ho chi Minh disemayamkan.

menikmati senja dengan makan mie berkuah hangat
di tepi Danau Hoan Kiem, Hanoi, Viet Nam.

Selanjutnya kami kembali ke hotel untuk berganti kostum olah raga dan menikmati senja di tepi Danau Hoan Kiem. Danau ini merupakan tempat yang asyik untuk bersantai dan berkeliling menikmati pemandangan alam kota yang alami dan indah. Banyak masyarakat Hanoi yang sedang piknik, bersantai, bermain dan bercengkrama dengan keluarga dan sahabat. Hoan Kiem sendiri memiliki arti pedang yang dikembalikan. Konon katanya, ada kura-kura sakti yang menghuni danau tersebut dan memberikan sebuah pedang Thuan Thien, kepada kaisar sebagai senjata untuk melawa penjajahan China dan mengusirnya dari Vietnam. Setelah terbebas dari China, kaisar mengembalikan pedang tersebut kepada kura-kura sakti di danau tersebut.

Jalan2 sore di sekitar Danau Hoan Kiem, di pusat kota Hanoi, Viet Nam

Jembatan Huc dari kayu yang bercat merah tampak indah dengan hiasan lampu pada malam hari. Setelah membayar tiket 30.000 dong, kami menyusuri jembatan Huc menuju ke Pagoda Tran Quoc, di tengah Danua Hoan Kiem. Pagoda Tran Quoc (Chua Tran Quoc) merupakan kuil Budha tertua di Hanoi. Pertama kalinya dibangun pada masa kekuasaan Kaisar Ly Nam Dee, antara tahun 544 hingga 548. Pada saat itu, pagoda ini bernama Khai Quoc dan masih terletak di tepi Sungai Merah (Red River). Pada tahun 1615, pagoda ini kemudian dipindahkan ke sebuah pulau kecil yang bernama Kim Ngu yang berarti “golden fish”. Dengan daratan utama Hanoi, pulau ini dan Pagoda Tran Quoc dihubungkan oleh sebuah jalan kecil. Selain sebagai tempat ibadah, pagoda ini juga merupakan objek wisata favorit banyak wisatawan.

Jembatan Huc dari kayu yang bercat merah menuju ke Pagoda Tran Quoc,
di tengah Danua Hoan Kiem, hanois, Viet Nam.

Setelah memasuki gelap malam yang diselingi hujan, kami melanjutkan perjalanan di kota tua Hanoi (Hanoi’s Old Quarter). Area ini merupakan sebuah kawasan dengan 36 ruas jalan. Di area sini kita semua dapat berjalan-jalan memandangi indahnya kota Hanoi, sambil berbelanja barang unik atau oleh-oleh khas Vietnam. Yang unik dari tempat ini adalah setiap jalan ‘Hanoi Old Quarter’ ini, diberi nama sesuai dengan nama toko di ujung jalan tersebut. Saking banyaknya ruas jalan, kita bisa seharian berbelanja. Semakin malam, pemandangan ‘Hanoi’s Old Quarter’ semakin cantik dengan lampu-lampu yang kerlap kerlip. Di area itu juga merupakan tempat berkumpul yang populer, bagi banyak anak muda bergaya pop di Hanoi, rumah bagi toko-toko suvenir yang menarik, dan restoran bergaya Barat. Setelah membeli makan malam berupa  Banh Bao Dimsum yang dibungkus daun pisang, oleh-oleh kopi dan bendera Vietnam, kami segera kembali ke kamar hotel, yang tidak jauh dari tepi Danau Hoan Kiem

Minum kopi Viet Nam di ‘Hanoi’s Old Quarter’, pusat kota Hanoi

Minggu malam, 26 Mei 2019

Di kamar 317 The Pearl Hotel Hanoi, Vietnam.

(bersambung)

2019 Hari Ketiga di Indochina

Pendaratan dari Hanoi, Viet Nam pada menjelang gelap
di Seam Reap, Kerajaan Kamboja

Pada hari ketiga itu kami menghadiri ‘The 422nd International Conference on Medical & Health Science’ (ICMHS) 2019. Konferensi ini ditutup pada hari Senin sore, 27 Mei 2019 dan diselenggarakan di Lantai 10 The Pearl Hotel Hanoi, Vietnam, yang beralamat di 6 Bao Khanh lane, Hang Trong ward, Hoan Kiem distr, Hanoi City, Vietnam.

Materi pertama hari kedua konferensi disampaikan oleh Dr. Ntwampe I. 0lpa dari School of Medicine, North-West University, South Africa, terkait pengendalian TB (tuberculosis) di areal padat penduduk di kota besar. Selanjutnya Dr. Emil Suklar, Pediatric Department, Faculty of Medicine, Anadolu University, Turkey, membahas pengendalian obesitas pada remaja. Topik menarik disampaikan oleh  Dr. Shagenori Togashu dari HITACHI Ltd., Research & Development Group, Japan, tentang kerjasama industri dan rumah sakit, dalam menjawab tantangan fasilitas medis terbatas di negara berkembang. Topik sulit disampaikan oleh Prof. Volken Cacek, Faculty of Medicine, Zirve University, Turkey, tentang peran dokter dalam era revolusi industry 4.0 di negara berkembang. Disusul oleh Dr. Shahad Bashir, Ph.D. Marketing graduate from University of Wales, UK, tentang peran tenaga pemasaran untuk pengembangan layanan di RS.

Kami tidak sempat mengikuti diskusi menarik lain yang dipimpin oleh Prof., Dr. Eriki Ananda kumar dan Prof. Mohammed Hussein Bataineh, dari Department of Communication, Faculty of Medicine Yarmouk University Irbid, Jordan. Juga Prof Caesar Joseph Olbromski, The Alexander S. Onassis Public Benefit Foundation Fellow (Athens, Greece), Dr. Hossam Korany Ahmed, SVS College of Medicine, Arasampalayam, Coimbatore, Tamilnadu, India, karena kami harus segera check out hotel, melanjutkan penerbangan ke Kamboja.

Pesawat Vietnam Airlines, VN 837 Airbus A 321
yang menerbangkan kami keluar dari Hanoi, Vietnam

Sebelum acara seremonial penutupan, kami segera menuju Terminal 2 Noi Bai International Airport, Hanoi, Vietnam, dengan melewati jembatan di atas Sungai Merah yang terbaru, yaitu Jembatan Nht Tân di Hanoi, Vietnam. Philips Lighting (Euronext Amsterdam ticker: LIGHT), pemimpin global di bidang pencahayaan, merampungkan ikon pencahayaan jembatan tersebut pada 19 Juli 2017, yang  menyinari jembatan dengan spektrum cahaya warna-warni, yang mengubah tampilan struktur jembatan menjadi karya seni yang senantiasa berganti. Semua orang yang melewati Sungai Merah di kota Hanoi akan menemukan lima warna yang terbentang di jembatan pada malam hari, yang merupakan simbol lima gerbang kuno menuju ibu kota ini. Dibangun pada tahun 2015, jembatan ini merupakan jembatan cable-stayed (jembatan yang ditopang oleh kabel) terpanjang di Vietnam, sebuah teknologi yang lebih canggih dari teknologi suspension bridge (jembatan gantung).

Cabin Pesawat Vietnam Airlines, VN 837 Airbus A 321 yang nyaman dan senyap

Kami diantar Grab Car KIA Picanto bertarif 385 Dong dan bersiap terbang ke Bandar Udara Internasional Angkor, di Siem Reap, bagian barat Kamboja. Penerbangan menggunakan pesawat Vietnam Airlines, memakan waktu 1 jam 40 menit. Siem Reap merupakan ibu kota Provinsi Siem Reap di Kamboja. Kota ini terletak di bagian barat laut negara dan merupakan pusat wisata dan budaya penting di Kamboja, karena menjadi gerbang masuk menuju kawasan purbakala kota Angkor yang terkenal.

Naik tuktuk, kereta yang ditarik sepeda motor,
mengelilingi Seam Reap, Kamboja

Kata Siem Reap berarti ‘Kekalahan Siam’ — kini Thailand— dan merujuk pada permusuhan dan pertumpahan darah selama berabad-abad, peristiwa tersebut diperingati dalam ukiran relief dan monumen di Candi Angkor. Nama ini juga dapat diterjemahkan sebagai ‘Kegemilangan Siam’, karena, selama 500 tahun sebelum peperangan, kota ini menjadi perlintasan dari Kamboja kuno menuju Siam.

Gerbang depan Candi Angkor (Angkor Wat)
yang sudah hampir gelap ditelan malam

Pada 1901 École Française d’Extrême Orient (EFEO) memulai ekskavasi Angkor dengan mendanai ekspedisi memasuki Siam dan Bayon. Pada 1907 Angkor, yang telah direbut dari Siam dengan paksa, dikembalikan kepada Kamboja. EFEO bertanggung jawab membersihkan situs purbakala ini dari cengkeraman hutan, dan pada tahun yang sama wisatawan pertama tiba di Angkor, sejumlah 200 orang wisatawan yang tinggal di Angkor selama tiga bulan. Angkor kembali diselamatkan dari hutan dan mendapat perhatian dunia.

Patung singa dan ular cobra di Candi Angkor bagian depan,
dalam senja hampir gelap

Pada saat ditemukan oleh penjelajah Prancis pada abad ke-19, Siem Reap hanyalah berupa desa sederhana. Dengan dikuasainya Angkor oleh Prancis pada 1907, Siem Reap mulai berkembang dan menerima gelombang wisatawan pertamanya. Grand Hotel d’Angkor dibuka tahun 1929 dan candi-candi di Angkor menjadi salah satu daya tarik pariwisata Asia utama hingga akhir 1960-an. Tokoh pesohor seperti Charlie Chaplin dan Jackie Kennedy, adalah mereka yang pernah mengunjungi Angkor. Pada 1975, sebagian besar penduduk kota Siem Reap, bersama seluruh penduduk kota lainnya di Kamboja, terbantai oleh komunis Khmer Merah, sisanya menyelamatkan diri dan mengungsi ke pedesaan.

Kampanye stop malaria resisten obat, di areal Greater Mekong,
yang mencakup Seam Ream, Kerajaan Kamboja.

Siem Reap memiliki bangunan tua kolonial dan arsitektur China di sekitar lingkungan bekas kolonial Prancis dan di sekitar Pasar Lama. Di kota ini terdapat Candi Angkor yang besar, gedung pertunjukan yang menggelar pagelaran tari tradisional Apsara, pusat cindera mata, pengrajin kain sutra, sawah pedesaan, desa nelayan, dan suaka burung di dekat danau Tonle Sap. Itulah yang menarik kami untuk datang melihat.

Angkor Wat yang sedang direnovasi,
menjelang gelap ditelan malam di Siem Reap, Kamboja

Kami mendarat di Angkor Internaitonal Airport Siem Reap sudah menjelang gelap. Aplikasi Grab versi Vietnam mengalami kendala saat kami ubah ke versi Kamboja. Juga aplikasi PassApp Taxi milik Kamboja, sore itu terkendala proses downloadnya. Oleh sebab itu kami segera menyewa tuktuk, sebuah sepeda motor yang menarik seperti kereta bagi penumpang, yang merupakan kendaraan penumpang khas Kamboja. Mata uang USD digunakan dalam transaksi di seluruh Kerajaan Kamboja, sehingga kami tidak perlu menukarkan uang lokal.

Makan malam menu lokal Kamboja di The Red Angkor Restourant, Seam Reap.

Beruntung, siluet sore Candi Angkor yang megah masih dapat tertangkap kamera kami. Meskipun sedang dlakukan pemugaran besar-besaran, kami masih sempat mengambil gambar Candi Angkor atau sering disebut Angkor Wat, dari berbagai sisi. Sebelum gelap benar, kami segera bergegas masuk kota Seam Reap, untuk mencapai hotel kami.

Kami menginap di kamar 504 Cheathata Angkor Hotel, Siem Reap, Kamboja, sebuah daerah wisata dengan banyak sekali wisatawan, sebagai mana Kuta dan Legian di Bali, Indonesia.

Senin malam, 27 Mei 2019.

-wikan

(bersambung)

2019 Hari keempat di Indochina

Gerbang Angkor Wat Temple di Siem Riep, Kerajaan Kamboja

Setelah menghadiri ‘The 422nd International Conference on Medical & Health Science’ (ICMHS) 2019 yang diselenggarakan di The Pearl Hotel Hanoi, Vietnam, kami melanjutkan terbang ke Siem Reap, Kamboja, untuk menikmati keindahan dan kemegahan Candi Angkor Wat. Pada tahun 1907 Angkor direbut dari Siam (sekarang Thailand) secara paksa oleh kolonial Perancis dan dikembalikan kepada Kamboja. Lembaga ilmiah di Perancis, yaitu École Française d’Extrême Orient (EFEO) membersihkan Candi Angkor yang merupakan situs purbakala dari cengkeraman hutan dan akhirnya mendapat perhatian dunia.

Antrian pertama pembelian tiket masuk areal Candi Angkor Wat
yang buka pk. 5 dini hari

Selasa pagi buta, 28 Mei 2019 kami terbangun di kamar 504 Cheathata Angkor Hotel, Siem Reap, Kamboja, untuk bergabung bersama banyak sekali turis dari berbagai negara, untuk menikmati matahari terbit di seputaran Angkor Wat. Kami naik tuktuk yang malam sebelumnya mengantar kami ke hotel. Kami segera berdiri paling depan, di loket pembelian tiket masuk areal Angkor Wat, yang buka pk. 5. Dengan membayar $37 untuk setiap orang dalam paket wisata 1 hari, kami mendapat tiket yang disertai foto wajah masing-masing pengunjung.

Wajah kami terlihat di dalam tiket masuk areal Angkor Wat,
untuk pemeriksaan keamanan

Angkor Wat adalah sebuah gugus bangunan candi di Kamboja yang merupakan salah satu monumen keagamaan terbesar di dunia. Candi yang berdiri di atas areal seluas 1.626.000 m2 ini mula-mula dibangun sebagai candi agama Hindu Kerajaan Khmer, yang dibaktikan untuk dewa Wisnu, namun lambat laun berubah menjadi candi agama Buddha menjelang akhir abad ke-12. Angkor Wat dibangun oleh Raja Khmer Suryawarman II pada permulaan abad ke-12 di Yaśodharapura, ibu kota Kemaharajaan Khmer, sebagai candi negara sekaligus tempat persemayaman abu jenazahnya. Berbeda dari raja-raja pendahulunya yang berbakti kepada dewa Siwa, Raja Suryawarman II justru membangun Angkor Wat untuk dibaktikan kepada dewa Wisnu. Sebagai candi yang paling terawat di kawasan percandian Angkor, Angkor Wat merupakan satu-satunya candi yang masih menjadi pusat keagamaan penting semenjak didirikan. Mahakarya langgam klasik arsitektur Khmer ini telah menjadi salah satu lambang negara Kamboja, ditampilkan pada bendera negara Kamboja, dan menjadi daya tarik wisata utama negara itu.

Siluet Candi Angkor Wat di Siem Reap, Kamboja sebelum matahari terbit

Pintu masuk samping timur, menuju areal tengah Candi Angkor Wat
di Siem Reap, Kerajaan Kamboja

Angkor Wat (bahasa Khmer: “candi kota”) adalah sebuah gugus bangunan candi di negara Kamboja yang merupakan salah satu monumen keagamaan terbesar di dunia. Candi yang berdiri di atas situs seluas 1.626.000 m2, Angkor Wat memadukan dua rancangan pokok arsitektur candi Khmer, yakni rancangan candi gunungan dan rancangan candi berserambi. Angkor Wat dirancang sebagai lambang Gunung Meru (kahyangan dewa-dewi Hindu) yang dikelilingi tiga undak bangunan serambi persegi panjang, dan masih dipagari lagi dengan tembok luar sepanjang 3,6 km (2,2 mil) berikut sebuah parit sepanjang lebih dari 5 km (3 mil). Di tengah-tengah gugus bangunan candi ini, menjulang menara-menara yang membentuk tatanan quinquncia (tatanan lima objek yang membentuk lambang tapak dara, salah satunya terletak pada titik persilangan). Berbeda dari kebanyakan candi yang bertebaran di kawasan percandian Angkor, candi ini dibangun menghadap ke arah barat; para peneliti berbeda pendapat sehubungan dengan makna dari perbedaan ini. Angkor Wat dikagumi karena kemegahan dan keselarasan arsitekturnya, luasnya bidang yang dihiasi relief dangkal, dan sekian banyak sosok dewata yang terukir pada tembok-temboknya.

Berbagi lokasi dengan pengunjung lainnya,
mengambil gambar siluet Candi Angkor Wat yang megah
Para pengunjung Candi Angkor Wat berjajar di tepi kolam,
untuk mengambil gambar bayangan siluet candi dalam air kolam

Seperti sebuah kolam renang raksasa
di dalam Candi Angkor Wat Siem Reap, Kamboja
Perjumpaan yang meneguhkan
dengan seorang biksu muda Khmer yang optimistik dan berwajah teduh
di areal Candi Angkor Wat, Siem Reap, Kamboja

Angkor Wat terletak 5,5 km di sebelah utara kota modern Siem Reap. Candi ini juga berada tidak jauh di sebelah selatan dan agak ke timur dari bekas ibu kota Khmer yang berpusat di candi Baphuon. Angkor Wat sendiri berlokasi di kawasan percandian Angkor, dan juga merupakan candi paling selatan dari antara candi-candi lainnya di kawasan tersebut.

Puncak kedua stupa suci Candi Angkor Wat, Kamboja
yang tinggi menjulang, sangat indah dipandang
Gerbang belakang yang megah saat akan keluar areal situs Candi Angkor Wat,
untuk menuju situs Candi Bayon, di Siem Reap, Kamboja

Selanjutnya kami mengunjungi Bayon yang merupakan candi agung Kerajaan Khmer di dalam kawasan Angkor. Dibangun pada akhir abad ke-12 hingga awal abad ke-13, candi yang kaya ukiran ini adalah candi agung resmi kerajaan yang bersifat Buddha Mahayana, yang dibangun atas prakarsa Raja Jayawarman VII. Candi Bayon berdiri menjulang tepat di pusat ibu kota milik Jayawarman VII Angkor Thom. Setelah Jayawarman wafat, candi ini kerap diubah fungsinya menjadi candi Hindu dan Buddha Theravada sesuai keinginan raja berikutnya.

Wajah berukuran raksasa dengan ekspresi yang tenang, teduh, dan anggun,
terukir pada menara candi Bayon

Wajah para raja berukuran raksasa
terukir pada menara-menara candi Bayon, dekat Angkor Wat
Candi Bayon, di belakang Candi Angkor Wat dengan stupa yang khas,
yaitu sangat tinggi menjulang

Ciri utama candi Bayon adalah terdapat banyak wajah berukuran raksasa dengan ekspresi yang tenang, teduh, dan anggun, terukir pada menara-menara candi yang mengelilingi puncak utama. Candi ini juga terkenal dengan dua set bas relief yang menampilkan kombinasi antara mitologi, sejarah, serta adegan sehari-hari pada masa Kerajaan Angkor, yang menggambarkan candi ini sebagai “sebuah perwujudan paling mengagumkan dari gaya barok” dalam Arsitektur Khmer, apabila dibandingkan dengan gaya klasik Angkor Wat.

Kampanye basmi malaria yang telah resisten obat anti malaria standar,
di Greater Mekong, termasuk di Siem Reap

Tokoh pesohor seperti Charlie Chaplin dan Jackie Kennedy, adalah mereka yang pernah mengunjungi Angkor Wat dan kami tidak mau kalah. Setelah puas menikmati kemegahannya, selanjutnya kami mengenang Dr. Beat Richner (13 Maret 1947 – 9 September 2018) adalah seorang dokter spesialis anak dari Swiss, pemain cello dan pendiri rumah sakit anak di Kamboja. Dia menciptakan Yayasan Kantha Bopha di Zurich pada tahun 1992 dan menjadi kepalanya. Saat bekerja untuk Palang Merah Swiss, ia dikirim ke Kamboja di mana ia bekerja di Rumah Sakit Anak Kantha Bopha di Phnom Penh pada tahun 1974 dan 1975. Rumah sakit ini dinamai untuk mengenang HRH Samdach Preah Ang Mechas Norodom Kantha Bopha (1948– 1952), yang merupakan putri Raja Norodom Sihanouk dan meninggal pada usia yang sangat muda.

.

Siamray dengan tuktuk pribadinya, setia mengantar kami
keliling areal arkeologi Candi Angkor Wat

Ketika Khmer Merah menyerbu Kamboja, Richner terpaksa kembali ke Swiss di mana ia melanjutkan pekerjaannya di Rumah Sakit Anak Zurich. Pada Desember 1991, Richner kembali ke Kamboja dan menyaksikan kehancuran yang terjadi setelah konflik antara Khmer Merah dan Vietnam. Dia diminta untuk membuka kembali dan membangun kembali Kantha Bopha oleh pemerintah Kamboja. Menciptakan Yayasan Kantha Bopha pada Maret 1992, Richner secara resmi kembali ke Kamboja untuk memulai rekonstruksi dan Kantha Bopha dibuka kembali pada November 1992. Sejak itu, yayasan telah mendanai perluasan Rumah Sakit Anak Kantha Bopha untuk berkembang menja lima rumah sakit, termasuk di Siem Reap.

Mengagumi dedikasi Dr. Beat Richner
yang mendirikan RS Anak Kantha Bopha III Siem Reap, Kamboja

Sebanyak 5 buah Rumah sakit Kantha Bopha merawat sekitar setengah juta anak per tahun tanpa biaya, termasuk untuk sekitar 100.000 anak yang sakit parah dan harus dirawat inap. Ensefalitis Jepang, malaria, demam berdarah dengue, dan tipus sering terjadi, yang bahkan sering diperburuk oleh adanya infeksi tuberkulosis (TB) sebelumnya. TB adalah pembunuh nomor satu bagi anak di Kamboja dan lebih dari 80% dari semua perawatan anak di Kamboja, dilayani oleh jaringan rumah sakit Kantha Bopha. Operasional rumah sakit terutama didanai oleh sumbangan individu filantropis di Swiss. Biaya operasional pada tahun 2006, saat terjadi lonjakan kasus malaria, mencapai US $ 17 juta. Sejak Yayasan dimulai pada tahun 1991, dilaporkan telah mengumpulkan US $ 370 juta. Selain perawatan medis, rumah sakit juga menyediakan Pendidikan Vokasi Pascasarjana Internasional, yaitu Akademi Pediatri Kantha Bopha yang dimulai pada tahun 2009. Program ini mencakup kuliah dan kursus tentang pediatri umum, infektologi, imunologi dan pencitraan diagnostik. Program kursus juga mencakup pengenalan ke dalam organisasi dan manajemen rumah sakit anak dan fasilitas bersalin di negara tropis yang miskin.

.

Bersiap naik bis Giant Ibis yang eksklusif buatan Hyundai
meninggalkan Siem Reap menuju Phnom Penh, Kamboja

Setelah puas menikmati kemegahannya, selanjutnya kami naik bis Giant Ibis, menuju Phnom Pehn, ibukota Kerajaan Kamboja. Menempuh perjalanan 323 km, kami perlu waktu 6 jam dalam bis ekskutif buatan Hyundai, Korea. Sepanjang perjalanan kami melewati jalan raya yang mulus, tertata dan datar. Rasanya tidak ada jalan mendaki dan menurun di darata Komboja. Kendaraan yang lewat pada umumnya berukuran besar, tidak ada yang berminat dengan kendaraan kecil. Camry, Prius, Fortuner, Pajero, Highlander, Land Cruiser, Navara, Alphard, Hi Lux dan H1, adalah kendaraan besar yang lalu lalang di sepanjang jalan di Kamboja.

Menikmati pemandangan kawasan Kamboja yang luas,
dari dalam cabin bis Giant Ibis ke Phnom Penh

Sepanjang mata memandang, masih banyak areal tanah kosong, rumah dibangun dengan halaman yang luas, dan jalan yang lebar dengan warna tanah kemerahan. Panoramanya mirip dengan wilayah Kalimantan Tengah, yang masih jarang penduduk. Meskipun medannya tidak berat karena hanya datar, tetapi warga Kamboja lebih senang menggunakan mobil dengan kapasitas mesin yang besar, yang biasanya diiperuntukkan bagi medan berat.

Museum Genosida Tuol Sleng pada malam hari
untuk mengenang kekejaman Khmer Merah di Phnom Pehn, Kamboja

Kami turun di garasi bis Giant Ibis, di pinggiran kota Phnom Penh, dilanjutkan naik tuktuk keliling kota dalam sore hari menjelang malam yang sedikit gerimis. Dengan cepat kami mengunjungi Museum Genosida Tuol Sleng, Monumen Kemerdekaan, Patung Raja Norodom Sihanouk, dan Istana Kerajaan Kamboja, karena hari keburu malam dan hujan semakin lebat. Selanjutnya kami check in di hotel dan berniat mengulangi lagi kunjungan ke tempat tersebut pagi hari, sebelum melanjutkan perjalanan ke Vietnam.

.

Monumen Kemerdekaan Kamboja di waktu malam,
di tengah simpang jalan yang ramai di Phnom Phen

Ditulis di dalam kamar 304 King Grand Boutique Hotel, 18 Street 258, Phnom Penh, Cambodia, The Kingdom of Wisdom

Selasa malam, 28 Mei 2019.

-wikan

(bersambung)

2019 Hari kelima di Indochina

Setelah selesai menghadiri ‘The 422nd International Conference on Medical & Health Science’ (ICMHS) 2019 yang diselenggarakan di The Pearl Hotel Hanoi, Vietnam, kami melanjutkan terbang ke Siem Reap, Kamboja, untuk menikmati keindahan Candi Angkor Wat. Dengan menggunakan bis antar kota berkapasitas 41 tempat duduk ‘Giant Ibis3’, kami meninggalkan Siem Reap, untuk menuju Phnom Penh, ibukota  dan kota terbesar di Kamboja. Kota ini memiliki penduduk sekitar 1 juta jiwa, sementara seluruh penduduk Kamboja adalah 11,4 juta jiwa.

Phnom Penh terletak di tepi Sungai Mekong, yang merupakan sungai utama di daratan Asia dengan panjang 4.200 km yang berasal dari dataran tinggi Tibet Cina. Sungai ini melintasi Kamboja dari Utara ke Selatan dengan panjang total 486 km dan melewati Phnom Penh, sebagai persimpangan sungai untuk sumber air minum dan ekosistem kota.

Didirikan pada tahun 1434, kota ini terkenal karena arsitektur yang indah, sejarah dan atraksi kebudayaannya. Phnom Penh pernah dikenal sebagai “Mutiara Asia”, dan dianggap sebagai salah satu kota peninggalan kolonial Prancis yang terindah, yang pernah dibangun sebagai kota di seluruh Indocina pada tahun 1920. Saat ini masih ada sejumlah bangunan kolonial Prancis yang tersebar di sepanjang jalan-jalan utama, mekipun Phnom Penh telah berkembang menjadi pusat negara, pusat industri, perekonomian, keamanan, dan politik Kamboja. Phnom Penh, bersama dengan Siem Reap dan Sihanoukville adalah tujuan wisata domestik dan global yang signifikan untuk Kamboja.

Mengunjungi Universitas Ilmu Kesehatan di Phnom Pehn,
Kerajaan Kamboja di waktu malam

Malam itu kami menginap di kamar 304 King Grand Boutique Hotel, Phnom Penh, Kamboja, dan terbayang kesedihan mendalam tentang para korban yang diabadikan di Museum Genosida Tuol Sleng, yang baru saja kami kunjungi. Museum di pusat kota Phnom Penh tersebut merupakan bekas sebuah Kamp Konsentrasi pada masa rezim Komunis Khmer Merah berkuasa di Kamboja, pada tahun 1975-1979. Kamp Konsentrasi ini dibangun oleh Pol Pot, pemimpin Khmer Merah, untuk menyingkirkan orang-orang yang tidak sepaham dengannya. Pol Pot berusaha kembali ke perekonomian agraris dan karena itu menewaskan banyak orang yang dianggap sebagai musuh, “malas”, atau secara politik terdidik. Banyak penduduk, termasuk mereka yang kaya dan berpendidikan, dievakuasi dari kota dan dipaksa untuk melakukan kerja paksa di bidang pertanian di pedesaan sebagai ”manusia baru“.

Gerbang depan Museum Genosida Tuol Sleng di Phnom Pehn,
salah satu tempat yang mengerikan di Kamboja

Bangunan sekolah ‘Tuol Svay Prey High School’ diambil alih oleh pasukan Pol Pot dan diubah menjadi 21S- kamp penjara, di mana para musuh politik Pol Pot ditahan dan disiksa. Nama Tuol Sleng merupakan Bahasa Khmer yang berarti “Bukit Pohon Beracun”. Bekas sekolah tinggi yang sekarang menjadi Museum Genosida Tuol Sleng, merupakan tempat penyiksaan oleh pasukan Khmer Merah yang menyimpan alat, perangkat dan foto para korban. Perkiraan jumlah kematian akibat kebijakan Khmer Merah, termasuk penyakit dan kelaparan, berkisar 1,7-2,5 juta dari penduduk Kamboja sekitar 8 juta. Pada tahun 1979, pasukan komunis Vietnam menyerbu Republik Demokratik Kampuchea dan menggulingkan rezim Khmer Merah.

Gerbang belakang Museum Genosida Tuol Sleng di Phnom Pehn
yang gelap, mencekam, dan mengerikan

Perang Kamboja-Vietnam adalah konflik yang terjadi antara Republik Sosialis Vietnam dan Kamboja. Perang ini dimulai dengan invasi dan pendudukan Vietnam terhadap Kamboja dan penurunan Khmer Merah dari kekuasaan. Konflik ini juga mengemukakan bagaimana perpecahan Tiongkok-Soviet telah merusak pergerakan komunis. Partai Komunis Vietnam memihak kepada Uni Soviet, sementara Partai Komunis Kamboja tetap setia dengan Republik Rakyat Tiongkok.

.

Monumen lambang kejayaan bangsa Khmer di pusat kota Phnom Pehn, Kamboja

Perang ini dimulai dengan kekhawatiran Republik Demokratik Kampuchea yang pada saat itu di bawah pimpinan Pol Pot, akan meluasnya pengaruh Vietnam setelah kemenangan Vietnam pada Perang Vietnam. Kekhawatiran ini didasarkan atas keinginan Vietnam untuk menyatukan kawasan Indochina dalam suatu negara di bawah kekuasaan Vietnam. Dibawah kekhawatiran tersebut, pasukan Republik Demokratik Kampuchea melancarkan aksi untuk menetralisir tentara Vietnam di sekitar perbatasan Vietnam-Kamboja. Atas aksinya, Vietnam membalas dengan melancarkan invasi melawan Republik Demokratik Kampuchea yang menyebabkan keruntuhannya, yang kemudian diganti oleh negara boneka Vietnam, Republik Rakyat Kamboja. Pendudukan Vietnam berakhir setelah tekanan internasional serta reformasi politik Vietnam. Tentara Vietnam terakhir keluar Kamboja pada tahun 1992.

Kami juga jadi ingat tentang seorang wartawan Kamboja Dith Pran, yang menciptakan istilah “ladang pembantaian” (The Killing Fields) setelah melarikan diri dari rezim Khmer Merah. Sebuah film yang dirilis tahun 1984 berjudul sama, yaitu ‘The Killing Fields’, menceritakan kisah Dith Pran, dimainkan oleh seorang survivor Kamboja Haing S. Ngor, dan perjalanannya untuk melarikan diri dari kematian di kamp.

Monumen Kemerdekaan Kamboja di tengah kota Phnom Penh saat malam hari.

Malam sebelum ke hotel, kami juga sempat mengunjungi Monumen Kemerdekaan di Phnom Penh, yang dibangun pada tahun 1958 untuk memperingati kemerdekaan Kamboja dari Prancis pada 1953. Monumen tersebut berdiri di persimpangan Norodom Boulevard dan Sihanouk Boulevard. Monumen tersebut membentuk stupa berbentuk teratai, yang gayanya tampak pada candi Khmer besar di Angkor Wat dan situs sejarah Khmer lainnya. Monumen Kemerdekaan dirancang oleh arsitek modern Kamboja yang sangat berpengaruh, yaitu Vann Molyvann.

Patung perunggu Raja Norodom Sihanouk,
di pusat kota Phnom Pehn yang malam dan hujan

Selain itu, kami juga sempat berfoto dalam hujan, untuk melihat patung Raja Norodom Sihanouk, yang diciptakan sebagai peringatan 1 tahun meninggalnya sang raja. Peresmian patung perunggu raja Sihanouk tersebut dilangsungkan pada hari Jumat, 11 September 2013. Patung setinggi 100 kaki seharga sekitar 1,2 juta dollar AS, menggambarkan Raja Norodom Sihanouk sebagai sosok yang melekat di hati rakyatnya. Paling tidak hal itu terlihat dari tetap membanjirnya warga yang menjenguk perabuan jenazahnya di Istana Kerajaan. Saat peresmian patung itu, Perdana Menteri Hun Sen dan raja Kamboja saat ini, Norodom Sihamoni hadir. Norodom Sihanouk wafat pada 15 Oktober 2012 karena serangan jantung di Beijing, China. Sihanouk berjasa membuat Kamboja tetap dalam keadaan damai sejak merdeka dari Perancis pada 1953.

Peta jalan program pemberantasan malaria di Kamboja pada 1953.

Kami jadi teringat bahwa Professor Nicholas White dari Oxford University di Inggris menerbitkan surat terbuka di jurnal kesehatan ‘The Lancet Infectious Diseases.’ Surat yang terbit pada hari Rabu, 25 September 2017 berisi tentang sebuah varian malaria baru, yang telah menyebar di wilayah barat Kamboja. Parasit malaria mutan terbaru itu kebal terhadap segala macam obat berbasis artemisin, obat utama melawan malaria yang dipakai oleh dokter di seluruh dunia. Malaria baru tersebut bahkan sudah menyebar dari kawasan barat Kamboja, menuju daerah timur laut Thailand, selatan Laos, hingga Selatan Vietnam (Greater Mekong).

Kami jadi teringat bahwa Professor Nicholas White dari Oxford University di Inggris menerbitkan surat terbuka di jurnal kesehatan ‘The Lancet Infectious Diseases.’ Surat yang terbit pada hari Rabu, 25 September 2017 berisi tentang sebuah varian malaria baru, yang telah menyebar di wilayah barat Kamboja. Parasit malaria mutan terbaru itu kebal terhadap segala macam obat berbasis artemisin, obat utama melawan malaria yang dipakai oleh dokter di seluruh dunia. Malaria baru tersebut bahkan sudah menyebar dari kawasan barat Kamboja, menuju daerah timur laut Thailand, selatan Laos, hingga Selatan Vietnam (Greater Mekong).

Pemeriksaan parasitologi malaria di Kamboja

Di beberapa wilayah Kamboja, tingkat resistensi pasien mencapai 60 persen dan sepertiga penangangan malaria di sana dinyatakan gagal. Walau mengkhawatirkan, varian malaria terbaru ini masih jauh dari Benua Afrika. Malaria baru ini akan mematikan, jika sampai menyeberang Samudra Hindia, karena setiap tahun 90 persen dari 212 juta kasus malaria seluruh dunia, terjadi di Benua Hitam Afrika. Ironisnya, kasus malaria yang disebarkan oleh nyamuk, sebetulnya mengalami penurunan beberapa tahun terakhir. Desember 2015, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan sejak tahun 2000 terdapat penuruan kasus malaria minimal 70 persen di lebih dari setengah negera yang terjangkit penyakit berbahaya ini. Secara keseluruhan, jumlah kasus malaria menurun sampai 40 persen sementara tingkat kematian turun 66 persen di benua Afrika dalam kurun waktu yang sama.

Mari kita bantu program stop malaria di Kamboja

Di Kamboja terjadi 45.991 kasus malaria pada 2017, di mana angka tersebut meningkat 95 persen dari 23.627 kasus pada tahun sebelumnya, seperti yang dijelaskan oleh Huy Rekol, direktur Pusat Nasional untuk Parasitologi, Entomologi dan Pengendalian Malaria Kamboja. Peningkatan kasus malaria tahun 2017 yang luar biasa, mungkin berhubungan dengan perubahan iklim dan jatuhnya tanggal kadaluarsa kelambu berinsektisida. Tahun 2016 cuaca telah berubah dengan musim hujan yang berkepanjangan, yang kondusif bagi pembiakan nyamuk. Faktor lainnya adalah kelambu berinsektisida, yang telah didistribusikan ke orang-orang yang tinggal di daerah rawan malaria, telah kehilangan efisiensinya setelah digunakan selama tiga tahun. Kami menjadi agak sulit tidur membayangkan semua hal yang terjadi tersebut malam itu ada di sekitar kami.

Gerbang depan Istana Kerajaan Kamboja atau National Royal Palace,
yang sedang direnovasi di pusat kota Phnom Pehn.

Rabu pagi, 29 Mei 2019 untunglah kami dapat bangun pagi untuk berjalan kaki sekitar 5 menit dari hotel, guna melihat Istana Kerajaan Kamboja atau National Royal Palace. Istana megah dan besar ini berfungsi sebagai kediaman resmi Raja Kamboja dan keluarga kerajaan. Nama lengkap dalam bahasa Khmer adalah Preah Barum Reachea Veang Chaktomuk Serei Mongkol. Para raja Kamboja telah menghuni istana ini sejak dibangun pada tahun 1860-an, dengan pengecualian istana sempat kosong karena keluarga kerajaan pergi mengungsi, mengasingkan diri  ke Perancis dan China, ketika negara jatuh dalam kekacauan, akibat berkuasanya rezim Khmer Merah.

.

Panorama pertemuan Sungai Tonle Sap dan Sungai Mekong
yang disebut Chaktomuk di pagi hari, di tegah kota Phnom Penh, Kamboja

Istana ini dibangun setelah Raja Norodom memindahkan ibukota kerajaan dari Oudong ke Phnom Penh pada pertengahan abad ke-19. Istana ini dibangun secara bertahap di atas benteng kuno yang disebut Banteay Kev. Istana ini menghadap ke arah Timur dan terletak di tepi barat dari cabang pertemuan Sungai Tonle Sap dan Sungai Mekong yang disebut Chaktomuk (Sansekerta:catur mukkha yang berarti empat muka), sebuah kiasan untuk dewa Brahma yang memiliki empat muka menghadap empat penjuru.

Gerbang King Grand Boutique Hotel, Phnom Penh, Kamboja, yang artistik

Rabu siang, 29 Mei 2019 kami meninggalkan King Grand Boutique Hotel, Phnom Penh, Kamboja, untuk naik bis lagi menuju Ho Chi Min City Vietnam. Pemeriksaan imigrasi dilakukan oleh Otoritas Imigrasi Kamboja di Kota Bavet dan bis berhenti di gedung tempat pos pemeriksaan paspor Kamboja berada. Setelah dipindai sidik jari dan stempel tanggal keluar wilayah Kamboja, para penumpang naik bis lagi menuju pos pemeriksaan pintu masuk perbatasan Vietnam di Kota Moc Bai. Paspor semua penumpang dikumpulkan oleh awak bis dan kita menunggu di areal pertokoan duty free untuk makan siang. Selesai makan, para penumpang diantar k epos pemeriksaan dan harus turun dari bus dengan membawa semua tas perbekalan, untuk dipindai dalam mesin x-ray dan pemeriksaan paspor oleh petugas imigrasi Vietnam.

Bis yang mengantar kami meninggalkan Phnom Pehn, Kamboja
dan memasuki Ho Chi Min, Vietnam

Memasuki territorial Vietnam, jalan dan pemandangan alam sekitarnya sangat berbda, karena lebih padat penduduk, maju dan modern. Setelah total 6 jam menempuh jarak 230,4 km melewati jalan nasional AH1/NR1, selanjutnya kami menginap di Ho Chi Min City.

Ditulis di Kamar 602 Anpha Boutique Hotel, Ho Chi Minch City Vietnam

Rabu malam, 29 Mei 2019.

-wikan

(bersambung)

2019 Hari Keenam di Indochina

Setelah selesai menghadiri ‘The 422nd International Conference on Medical & Health Science’ (ICMHS) 2019 yang diselenggarakan di Hanoi, Vietnam, kami melanjutkan terbang ke Siem Reap, Kamboja. Setelah menempuh jalur darat dari Siem Reap menuju Phnom Penh, ibukota Kamboja, kami berlanjut menuju ke kota Ho Chi Minh di Vietnam.

Kota Ho Chi Minh adalah kota terbesar di Vietnam dan terletak dekat delta Sungai Mekong. Dahulu namanya Prey Nokor dalam bahasa Khmer dan saat itu, kota ini merupakan pelabuhan utama Kamboja, yang kemudian ditaklukkan oleh bangsa Vietnam pada abad ke-16. Namanya kemudian berubah menjadi Saigon, hingga berakhirnya perang Vietnam, dan dijadikan ibu kota koloni Prancis yang disebut Cochinchina, dan pernah menjadi ibu kota Vietnam Selatan dari tahun 1954 hingga 1975, saat berkecamuknya Perang Vietnam.

Sejarah Kota Ho Chi Minh dimulai sebagai sebuah desa nelayan kecil dengan nama Prey Nokor. Pada 1623, Raja Chey Chettha II dari Kamboja (1618-1628) mengizinkan pengungsi-pengungsi Vietnam melarikan diri dari perang saudara Trinh-Nguyen di Vietnam untuk menetap di wilayah Prey Nokor, dan membangun sebuah rumah adat di Prey Nokor dan akhirnya dikenal sebagai Saigon. Setelah ditaklukkan pasukan colonial Perancis pada 1859, kota ini dipengaruhi oleh Prancis selama pendudukan mereka atas Vietnam, dan sejumlah bangunan bergaya klasik kota ini mencerminkan pengaruh tersebut. Akibatnya Saigon sempat dijuluki sebagai “Mutiara dari Timur Jauh” (Hòn ngọc Viễn Đông) atau “Paris di Timur” (Paris Phương Đông).

Kamis dini hari, 30 Mei 2019 kami berjalan kaki dari hotel menuju Gereja Katederal Notre Dame of Saigon, untuk mengikuti misa harian pagi di Basilika Notre-Dame Saigon, yang secara resmi bernama Basilika Bunda Konsepsi Imakulata, yang terletak di pusat kota Ho Chi Minh City, Vietnam. Dibangun dengan arsitek Jules Bourard oleh kolonialis Perancis antara tahun 1863 dan 1880, gereja bergaya Gotic Romanesque murni tersebut memiliki dua menara lonceng dengan tinggi 58 meter, dan dibuka untuk umum pada 11 April 1880.

Sebelum misa kudus harian dimulai
di Basilica Notre Dame of Saigon di Ho Chi Min City, Vietnam

Gereja Katolik Roma tersebut dibangun untuk pelayanan keagamaan bagi para serdadu kolonialis Prancis. Gereja pertamanya dibangun di Jalan Ngo Duc Ke, yang merupakan sebuah pagoda Vietnam pada masa perang. Uskup Lefevre memutuskan untuk membuat pagoda tersebut menjadi sebuah gereja. Pada tahun 1960, Paus Yohanes XXIII meresmikan keuskupan Katolik Roma di Vietnam dan melantik uskup agung untuk Hanoi, Huế dan Saigon, yang sejak itu katedral tersebut diberi nama Katedral Pemimpin Saigon. Pada 1962, Paus Yohanes XXIII memberikannya status basilika dan disebut Basilika Katedral Notre-Dame Saigon, yang saat ini membawahi 203 paroki. Luar biasa banyak.

Kantor Pos Pusat Saigon (sekarang Ho Chi Mon City)
yang dirancang setengah tenggelam dan setengah  timbul

Setelah puas berdoa dan berfoto di situ, kami segera menyeberang jalan ke sebelah kiri geraja, yang terdapat Kantor Pos Sentral Saigon, yaitu kantor pos terbesar di Vientam. Gedung ini memiliki arsitektur Eropa Barat yang berkombinasi dengan arsitektur Timur dan dibangun dari tahun 1886 sampai 1891. Perancangan gedung kantor Pos ini dibuat oleh arsitek Perancis, Gustave Eiffel, yang terkenal  dengan perancangan menara Eiffel di Paris Perancisdan Patung Liberty di New York AS, yang keduanya telah kami kunjungi sebelumnya. Setelah 23 tahun digunakan, arsitek Villedieu dan Foulhoux merancang pengembangan bangunan yang baru. Ciri khas dan yang luar biasa indahnya dari gedung tiga lantai ini, dirancang setengah tenggelam dan setengah  timbul. Kalau dilihat dari luar terlihat jendela berbentuk lengkung, jam besar di atas pintu utama dan bendera  merah berbintang kuning Vietnam yang berkibar-kibar di tengah-tengah angin. Pagi itu kantor pos belum buka, sehingga kami hanya dapat berfoto di luarnya saja.

.

Jendela berbentuk lengkung, jam besar di atas pintu utama dan bendera  merah berbintang kuning Vietnam di Kantor Pos Pusat Saigon, Ho Chi Min City

Kalau seandainya kami dapat masuk gedung itu, tentu saja kami akan dapat mengagumi lukisan peta Vietnam Selatan dan Kamboja dengan judul ‘Lignes telegraphiques du Sud Vietnam et Cambodge’ (Telegraphic lines of Southern Vietnam and Cambodia) dan lukisan peta kota Saigon dengan judul ‘Saigon et ses environs’ (Sai Gon and its environment), kedua lukisan tersebut menggambarkan kondisi tahun 1892. Selain itu, juga lukisan wajah tokoh besar Ho Chi Minh, yang terpampang di tengah dinding bagian dalam bangunan. Selanjutnya kami berjalan kaki sejauh 300 m menuju Balai Kota (City Hall), sebuah bangunan indah yang awalnya adalah Hotel de Ville Saigon. City Hall ini dibangun pada tahun 1902 hingga 1908, pada masa penjajahan Perancis. Yang menarik di Balai Kota ini ialah lampu-lampu di bagian luar gedung, yang dinyalakan pada malam hari, karena memberikan iluminasi cahaya sangat unik. Selain itu, kami juga menikmati bagian taman dan patung ‘Uncle Ho’ yang berdiri gagah di seberang bangunan utama.

Patung ‘Uncle Ho’ yang berdiri gagah
di seberang bangunan utama Balai Kota Saigon yang artistik

Oleh karena impor sepeda motor murah, maka jumlah sepeda motor telah meningkat hingga sekitar 3 juta. Ditambah lebih dari 400.000 mobil yang memadati jalan-jalan arteri kota ini, membuat jalanan macet dan udara terpolusi. Bila Beijing dikenal sebagai “Kota Sepeda”, maka Kota Ho Chi Minh dapat disebut “Kota Sepeda Motor.” Setelah kami mengunjungi Balai Kota Vietnam dan kemudian sarapan di hotel, kami menyewa sepeda motor paket sehari seharga $10. Sejak itu, kami melakukan uji adrenalin dan bergabung dengan para pengendara sepeda motor yang merajai semua jalan di sepanjang kota Ho Chi Min, termasuk para pengendara ojek aplikasi Grab yang berseragam hijau dan Goviet yang berseragam merah. Goviet adalah anak usaha Go Jek yang asli Indonesia. Lalu lintas di Ho Chi Min sangat menantang, sebab sangat teratur dalam ketidakteraturan. Selain laju kendaraan berada di lajur kanan jalan yang sering kali kami lupa setelah berbelok, juga setiap lampu hijau menyala, jangan berharap hanya kita yang melaju, sebab banyak pengendara motor dan mobil dari arah lain, termasuk yang melawan arus, pada saat yang sama juga ikut melaju.

Balai Kota Ho Chi Min, Viet Nam semula adalah Hotel de Ville Saigon
yang dibangun pada tahun 1908.

Tujuan kami yang pertama adalah Istana Reunifikasi yang megah dan bersejarah. Istana Merdeka atau Istana Reunifikasi (Dinh Thống Nhất) dibangun di situs bekas Istana Raja Norodom yang merupakan ‘landmark’ kota Saigon, Vietnam. Istana ini dirancang oleh arsitek Ngô Viết Thụ, dengan gaya arsitektur yang memadukan gaya modern dan tradisional Vietnam, serta merupakan rumah dinas dan tempat kerja Presiden Vietnam Selatan, selama Perang Vietnam. Di istana itulah Presiden Vietnam Selatan Nguyen Van Thieu mundur dan menyerahkan kekuasaan ke tangan Wapres Tran Van Huong, sebelum kabur pada 25 April 1975. Pada dini hari 30 April 1975, tentara Vietnam Utara menyerang dan hanya mendapati perlawanan ringan dari lawan. Kemudian sejumlah tank AD Vietnam Utara menabrak pintu gerbang Istana Presiden dan sekaligus mengakhiri perang Vietnam, karena akhirnya Vietnam Selatan menyerah.

Gerbang Istana Reunifikasi (Dinh Thống Nhất) yang terbuka di Saigon,
dahulu ditabrak tank Tentara Vietnam Utara

Jenderal Duong Van Minh mengaku kalah dan menyerah kepada Koloner Bui Tin dari AD Vietnam Utara. Sebelumnya Duong Van Minh mengambil alih kekuasaan dari Presiden Tran Van Huong yang baru berkuasa selama satu hari. “Anda tak perlu khawatir. Di antara bangsa Vietnam tidak ada yang menang atau kalah. Hanya bangsa Amerika yang kalah,” kata Kolonel Bui Tin kepada Jenderal Dong Van Minh. “Jika Anda seorang patriot, anggap saat ini sebagai saat bahagia. Perang di negara kita sudah berakhir,” tambah Bui Tin (29 Desember 1927 – 11 Agustus 2018). Di istana itulah tempat berakhirnya perang berdarah yang panjang, menewaskan setidaknya tiga juta orang Vietnam, dan kami sempatkan berfoto di depan gerbang yang dulu ditabrak tank AD Vietnam Utara, yang masih utuh sampai sekarang.

Cuplikan doa persatuan bangsa Vietnam
di dinding Basilica Notre Dame of Saigon di pusat kota Ho Chi Min City

Selanjutnya kami mengunjungi Sr. Astrid, CB biarawati Konggregasi Carolus Borromeus dari Manado, Indonesia yang sejak sebulan ditugaskan di tanah misi Vietnam. Bantuan aplikasi Google maps, sangat membantu kami menemukan rumah biara Sr. Astrid, CB di Distrik 7, meskipun pada kondisi padat rumah tinggal agak kurang presisi. Sustser yang bergelar megister pendidikan dini tersebut, ditugaskan untuk membuka TK, yang sangat sulit birokrasi dalam sistem pemerintahan komunis. Penyelenggaraan pendidikan dasar, menengah dan tinggi di seluruh daratan Vietnam hanya boleh dilakukan oleh pemerintah, sedangkan pihak swasta termasuk gereja, hanya diijinkan mengoperasionalkan TK. Dalam bidang kesehatan, layanan RS dan klinik rawat inap juga hanya boleh dilakukan oleh pemerintah. Pihak swasta dan gereja yang sempat mengoperasionalkan klinik rawat jalan, juga diincar untuk ditutup. Biaya layanan pendidikan dan kesehatan mendapatkan subsidi besar, sehingga warga hanya membayar sangat murah untuk kedua layanan negara tersebut.

Sowan Sr. Astrid, CB
misionaris asal Manado, Sulawesi Utara di tanah misi Vietnam

Selanjutnya kami segera memacu sepeda motor ke Cu Chi Tunnels yang merupakan tempat wisata terowongan tentara di Vietnam, yang terletak di luar Kota Saigon. Cu Chi Tunnels ini dibuat pada masa perang antara Vietnam dan Amerika Serikat. Terowongan ini sengaja dibuat sempit supaya hanya orang Vietnam yang kecil-kecil saja yang dapat masuk. Cu Chi Tunnels merupakan tempat pertahanan gerilyawan Vietnam pada waktu itu, tetapi sekarang ini Cu Chi Tunnels menjadi tempat wisata yang terkenal di Vietnam. Kami mengambil jalan yang berbeda saat pulang dari Cu Chi, agar dapat merasakan lebih banyak sensasi berkendara di Vietnam. Saat hujan sangat lebat turun, kami beruntung sudah sempat masuk Big C, sebuah hypermarket di pinggiran kota Ho Chi Min, agar terhindar dari hujan dan dapat membeli oleh-oleh khas Vietnam. Selanjutnya kami masuk gerai KFC, untuk mengisi batere HP secara gratis, karena penggunaan aplikasi Google maps ternyata menghabiskan energi HP dengan cepat, pada hal kami tidak punya power bank.

Gerbang Cu Chi Tunnels tempat wisata terowongan tentara di Vietnam,
yang terletak di luar Kota Saigon

Tantangan kedua adalah saat ban sepeda motor belakang kempes, di keramaian jalanan yang ganas di Distrik 4 kota Ho Chi Min, saat hujan sudah reda dan bertepatan dengan jam pulang kantor. Untung saja tambal ban tubeless tidak jauh dari kami, sehingga laju motor dapat segera dilakukan lagi.

Tambal ban tubeless di Distrik 3 pusat kota Ho Chi Min, Viet Nam

Kami segera menuju ‘War Remnant Museum War’ atau Museum Sisa Perang yang menyimpan berbagai macam koleksi peninggalan Perang Indo-China I melawan Perancis dan Perang Vietnam melawan AS. Adapun barang-barang yang dipamerkan di museum ini, antara lain perlengkapan perang Amerika Serikat, yaitu helikopter UH-1, tank M-48 Patton, berbagai jenis bom dan rudal, dokumentasi kekejaman dan penyiksaan yang terjadi selama perang, serta beberapa karya seni (artwork) yang menyerukan anti peperangan. Meskipun tampak mengerikan dan seram, namun hal tersebut tetap merupakan sebuah bukti nyata peninggalan perang, yang memiliki nilai sejarah tinggi, dan menjadi sebuah pelajaran, agar perang serupa tidak boleh terulang kembali. Perang Vietnam terlukis sadis dalam film ‘The Deer Hunter’ karya Michaal Cimino (1978) dan ‘Apocalypse Now’ karya Francis Ford Coppola (1979). Selain itu, film-film karya Oliver Stone, di antaranya berjudul ‘Platoon’, ‘Born on the fourth of July’, serta  ‘Heaven and Earth’, juga menggambarkan perang besar itu.

.

Gerbang ‘War Remnant Museum War’ atau Museum Sisa Perang
yang mengingatkan tentang perdamaian di pinggiran kota Ho Chi Min, Viet Nam

Malam itu kami segera mandi dan melanjutkan memicu adrenalin dalam ganasnya lalu lintas jalan menuju Distrik 7, untuk menghadiri undangan pertemuan warga Indonesia yang beragama Katolik di kota Ho Chi Min. Kami tidak kesulitan menemukan Apartemen Riverside yang mewah di dekat Sungai Mekong, tempat acara berlangsung, dalam waktu tempuh 30 menit. Setelah Misa Kudus Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga, segera kami bergabung dalam makan malam bersama, menu campuran Indonesia dan Vietnam, sehingga kami dapat kembali menyantap makanan kegemaran, yaitu kerupuk.

Kegembiraan warga Indonesia di Apartemen Riverside
di dekat Sungai Mekong di Ho Chi Minch City Vietnam

Malam itu kami segera berkemas di Kamar 602 Anpha Boutique Hotel, Ho Chi Minch City Vietnam, karena pagi berikutnya harus kembali ke Indonesia.

Ditulis di kursi 30C dalam kabin pesawat Airbus A 321 Vietnam Air, yang terbang dalam ketinggian jelajah 10.668 m dalam kecepatan 864 km/jam, menuju Jakarta.

Jumat siang, 31 Mei 2019

-wikan

(Bersambung)

2019 Hari Ketujuh di Indochina

(terakhir).

Kedatangan kami di Bandar Udara Internasional Noi Bai (HAN) di Hanoi,
ibu kota dari Vietnam

Setelah selesai menghadiri ‘The 422nd International Conference on Medical & Health Science’ (ICMHS) 2019 yang diselenggarakan di The Pearl Hotel Hanoi, Vietnam, kami melanjutkan terbang ke Siem Reap. Selanjutnya naik bis ke Phnom Penh, di Kamboja, serta kembali memasuki teritorial Vietnam, untuk menjelajah kota Ho Chi Minh.

Keynote speech diberikan oleh Prof. Louann Bierlam Palmir, dari School of Medicine, Western Michigan University, United States of America. Pemaparan selanjutnya tentang perbaikan kawasan untuk menekan penularan Malaria, kolaborasi insinyur dan dokter, dalam menciptakan alat ‘incubator transport’ untuk bayi baru lahir yang kecil dan premature, dan alat sederhana untuk pemantauan hipoglikemi dan hiperbilirubinemi, pada bayi baru lahir dengan asfiksia neonatal.

Diskusi tidak kalah seru dipandu oleh Prof. Prayuth Chusirin dari Faculty of Education, KhonKaen University, KhonKaen, Thailand, untuk pendampingan belajar di rumah, pada anak balita dengan riwayat sakit berulang sejak bayi baru lahir, kecenderungan autism pada anak dari keluarga pedesaan,  pengendalian TB (tuberculosis) di areal padat penduduk di kota besar, membahas pengendalian obesitas pada remaja,  kerjasama industri dan rumah sakit, dalam menjawab tantangan fasilitas medis terbatas di negara berkembang. Topik sulit disampaikan oleh Prof. Volken Cacek, Faculty of Medicine, peran dokter dalam era revolusi industri 4.0 di negara berkembang, dan peran tenaga pemasaran untuk pengembangan layanan di RS.

Denyut yang kami rasakan adalah nadi Republik Sosialis Vietnam dengan ibukota Hanoi dan kota terbesarnya Hồ Chí Minh Citu, yang saat ini dipimpin oleh Sekjen Partai Komunis dan sekligus Presiden Vietnam, yaitu Nguyễn Phú Trọng. Vietnam merdeka dari Perancis pada 2 September 1945, mencapai kesepakatan Jenewa yang membagi menjadi Utara dan Selatan pada 21 Juli 1954, Jatuhnya Saigon (ibukota Vietnam Selatan) pada 30 April 1975, dan terjadi reunifikasi kedua Vietnam pada 2 Juli 1976. Area total Vietnam sekarang seluas 331,212 km2 dengan jumlah penduduk pada tahun 2016 diperkirakan sebanyak 94,569,072 jiwa, dan menjadi negara terpadat nomor 13 di dunia. Vietnam termasuk di dalam grup ekonomi “Next Eleven”, GDP Vietnam tumbuh sebesar 8.17% pada tahun 2016, negara dengan pertumbuhan tercepat kedua di Asia Timur dan pertama di Asia Tenggara. Pada akhir tahun 2017, mencapai rekor tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir sebesar 8.44%.

Foto both di lokasi ‘The 422nd International Conference on Medical & Health Science’ (ICMHS) 2019 yang diselenggarakan di The Pearl Hotel Hanoi, Vietnam

Sayang sekali, kami tidak sempat mengikuti diskusi menarik lain yang dipimpin oleh Prof., Dr. Eriki Ananda kumar dan Prof. Mohammed Hussein Bataineh, dari Department of Communication, Faculty of Medicine Yarmouk University Irbid, Jordan. Juga Prof Caesar Joseph Olbromski, The Alexander S. Onassis Public Benefit Foundation Fellow (Athens, Greece), Dr. Hossam Korany Ahmed, SVS College of Medicine, Arasampalayam, Coimbatore, Tamilnadu, India, karena kami harus segera check out hotel, melanjutkan penerbangan ke Kamboja. Sedangkan ketokohan yang kami jumpai dan menginspirasi kami adalah peran Ho Cho Min, Jendral Vo Nguyen Giap, Kolonel Bui Tin, dan Dr. Beat Richner.

Gerbang Museum Ho Chi Minh di Hanoi, Viet Nam

Hồ Chí Minh (19 Mei 1890 – 2 September 1969 pada umur 79 tahun) adalah seorang tokoh revolusi dan negarawan Vietnam, yang kemudian menjadi Perdana Menteri (1954) dan Presiden Vietnam Utara (1954–1969). Selain itu, Ho Chi Minh merupakan salah satu politisi yang paling berpengaruh pada abad-20, akrab dipanggil Bác Hồ (paman Hồ) di Vietnam. Untuk pertama kalinya setelah 30 tahun meninggalkan Vietnam, Ho Chi Minh kembali ke negaranya pada tahun 1941 dan mendirikan Liga untuk Kemerdekaan Vietnam (Viet Nam Doc Lap Dong Minh atau Viet Minh). Liga tersebut terdiri dari para nasionalis Vietnam dan kelompok komunis yang mendukung kemerdekaan Vietnam. Ketika itu, Viet Minh berjuang melawan kolonial Prancis dan Jepang yang saat itu sedang menduduki Vietnam. Pada akhir Perang Dunia II, Ho memimpin Viet Minh untuk secara bergerilya menguasai kota-kota besar di Vietnam.

Pada 2 September 1945, bertempat di Lapangan Ba Dinh, Ho Chi Minh mendeklarasikan kemerdekaan Republik Demokrasi Vietnam dan dia menjabat sebagai presiden pertama. Ho Chi Minh dikenal sebagai pribadi yang rendah hati, hemat, berpakaian santai, berbicara dengan tenang, jarang kehilangan kesabaran, dan sering berbicara dengan penduduk, terutama anak-anak. Sebelum meninggal, Ho berpesan agar tubuhnya dikremasi dan abunya disebarkan tanpa publikasi. Namun, ketika Ho meninggal pada 2 September 1969 pukul 9.47 pagi, di usia 79 tahun, jasad Ho diawetkan dan diletakkan dalam mausoleum Ho Chi Minh, di Lapangan Ba Dhin, Hanoi dan terbuka untuk publik. Para pihak yang bertikai di seluruh Vietnam sepakat untuk mengadakan gencatan senjata selama 72 jam untuk mengenang Ho yang meninggal akibat serangan jantung. Ho meninggal tepat 25 tahun setelah dia mendeklarasikan kemerdekaan Vietnam dari Prancis dan hampir enam tahun sebelum pasukannya berhasil menyatukan Vietnam Utara dan Selatan di bawah paham komunis. Ho Chi Minh merupakan pahlawan terbesar bagi bangsa Vietnam karena jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan dan penyatuan Vietnam.

Gerbang Pagoda di Hanoi untuk mengenang jasa besar Jendral Vo Nguyen Giap

Tokoh berikutnya adalah Vo Nguyen Giap (lahir 25 Agustus 1911 – meninggal 4 Oktober 2013 pada umur 102 tahun) yang merupakan seorang Jenderal dan wakil perdana menteri Vietnam. Arsitek kemenangan Vietnam terhadap pasukan colonial Perancis adalah Jenderal Vo Nguyen Giap, yang memimpin tentara gerilya memakai sandal jepit dari ban bekas, menyeret artileri di wilayah pegunungan, mengepung dan menghancurkan pasukan Perancis di Dien Bien Phu pada 1954. Kemenangan itu tak hanya membuat Vietnam merdeka, tapi juga menghapus kolonialisme di seluruh Indochina.

Jenderal yang dijuluki Napeleon Merah itu memimpin pertempuran panjang satu dekade, yaitu Perang Vietnam, yang menelan korban  58 ribu tentara Amerika Serikat dan sekitar 3 juta penduduk sipil dan militer Vietnam. Hasil akhir peperangan ini sekali lagi menunjukkan ketabahan dan keuletan rakyat Vietnam. Hanya di Vietnam-lah Amerika sebagai negara super power pernah  kalah dengan telak dan lari kocar kacir meninggalkan medan perang. Jasa Vo nguyen Giap lain yang akan dikenang dunia adalah keberhasilannya menduduki Kamboja untuk menghentikan pembantaian masal yang dilakukan Khemer Merah di bawah kepemimpinan Pol Pot, yang telah mengeksekusi 3 juta dari penduduk kamboja yang wakktu itu berjumlah 7 juta jiwa. Giap meninggal dengan tenang di Hanoi tanggal 4 Oktober 2013 dalam usia 102 tahun.

Tokoh berikutnya adalah Kolonerl Bui Tin. Pada dini hari 30 April 1975, tentara Vietnam Utara menyerang dan hanya mendapati perlawanan ringan dari lawan. Kemudian sejumlah tank AD Vietnam Utara menabrak pintu gerbang Istana Presiden di Saigon dan sekaligus mengakhiri perang Vietnam, karena akhirnya Vietnam Selatan menyerah. Jenderal Duong Van Minh Panglima Tertinggi Tentara Vietnam Selatan mengaku kalah dan menyerah kepada Koloner Bui Tin dari AD Vietnam Utara. Sebelumnya Duong Van Minh mengambil alih kekuasaan dari Presiden Tran Van Huong, yang baru berkuasa selama satu hari.

Kenangan saat tank AD Vietnam Utara menabrak pintu gerbang Istana Presiden di Saigon dan sekaligus mengakhiri perang Vietnam

“Anda tak perlu khawatir. Di antara bangsa Vietnam tidak ada yang menang atau kalah. Hanya bangsa Amerika yang kalah,” kata Kolonel Bui Tin kepada Jenderal Dong Van Minh. “Jika Anda seorang patriot, anggap saat ini sebagai saat bahagia. Perang di negara kita sudah berakhir,” tambah Bui Tin (29 Desember 1927 – 11 Agustus 2018). Di istana itulah tempat berakhirnya perang berdarah yang panjang, menewaskan setidaknya tiga juta orang Vietnam, dan kami sempatkan berfoto di depan gerbang yang dulu ditabrak tank AD Vietnam Utara, yang masih utuh sampai sekarang. Kolonel Bui Tin menginspirasi kita semua bahwa dengan terjadinya persatuan bangsa Vietnam, menjadikannya sadar bahwa musuh bersama mereka adalah pihak luar.

Tokoh terakhir yang meginspirasi adalah Dr. Beat Richner (13 Maret 1947 – 9 September 2018), yang merupakan seorang dokter spesialis anak dari Swiss, yang mendirikan beberapa Rumah Sakit Anak Kantha Bopha di Kamboja. Rumah sakit ini dinamai untuk mengenang HRH Samdach Preah Ang Mechas Norodom Kantha Bopha (1948– 1952), yang merupakan putri Raja Norodom Sihanouk dan meninggal pada usia yang sangat muda. Sebanyak 5 buah Rumah sakit Kantha Bopha merawat sekitar setengah juta anak per tahun tanpa biaya, termasuk untuk sekitar 100.000 anak yang sakit parah dan harus dirawat inap. Ensefalitis Jepang, malaria, demam berdarah dan tipus sering terjadi, yang bahkan sering diperburuk oleh adanya tuberkulosis (TB). TB adalah pembunuh nomor satu bagi anak di Kamboja dan lebih dari 80% dari semua perawatan anak di Kamboja, dilayani di oleh jaringan rumah sakit Kantha Bopha. Operasional rumah sakit terutama didanai oleh sumbangan individu filantropis di Swiss. Biaya operasional pada tahun 2006, saat terjadi lonjakan kasus malaria, mencapai US $ 17 juta. Sejak Yayasan dimulai pada tahun 1991, dilaporkan telah mengumpulkan US $ 370 juta.

Rumah Sakit Anak Kantha Bopha di Siem Riep, Kamboja
berdiri atas jasa Dr. Beat Richner dari Swiss

Sensasi liburan arkeologis yang baru saja kami nikmati, adalah Candi Angkor Wat di Siem Reap, Kamboja dan Basilica Notre Dame of Saigon di Ho Chi Min. Angkor Wat adalah sebuah gugus bangunan candi di Kamboja yang merupakan salah satu monumen keagamaan terbesar di dunia. Candi yang berdiri di atas areal seluas 1.626.000 m2 ini mula-mula dibangun sebagai candi agama Hindu Kerajaan Khmer, yang dibaktikan untuk dewa Wisnu, namun lambat laun berubah menjadi candi agama Buddha menjelang akhir abad ke-12. Angkor Wat dibangun oleh Raja Khmer Suryawarman II pada permulaan abad ke-12 di Yaśodharapura, ibu kota Kemaharajaan Khmer, sebagai candi negara sekaligus tempat persemayaman abu jenazahnya. Berbeda dari raja-raja pendahulunya yang berbakti kepada dewa Siwa, Raja Suryawarman II justru membangun Angkor Wat untuk dibaktikan kepada dewa Wisnu. Sebagai candi yang paling terawat di kawasan percandian Angkor, Angkor Wat merupakan satu-satunya candi yang masih menjadi pusat keagamaan penting semenjak didirikan.

Prasasti Candi Angkor Wat yang megah menjulang di Siem Reap, Kamboja

Angkor Wat (bahasa Khmer: “candi kota”) adalah sebuah gugus bangunan candi di negara Kamboja yang merupakan salah satu monumen keagamaan terbesar di dunia. Candi yang berdiri di atas situs seluas 1.626.000 m2, Angkor Wat memadukan dua rancangan pokok arsitektur candi Khmer, yakni rancangan candi gunungan dan rancangan candi berserambi. Angkor Wat dirancang sebagai lambang Gunung Meru (kahyangan dewa-dewi Hindu) yang dikelilingi tiga undak bangunan serambi persegi panjang, dan masih dipagari lagi dengan tembok luar sepanjang 3,6 km (2,2 mil) berikut sebuah parit sepanjang lebih dari 5 km (3 mil). Angkor Wat terletak 5,5 km di sebelah utara kota modern Siem Reap. Candi ini juga berada tidak jauh di sebelah selatan dan agak ke timur dari bekas ibu kota Khmer yang berpusat di candi Baphuon.

Saigon Notre-Dame Basilica di Hochi Min City, Vietnam

Bangunan bersejarah yang sangat menarik bagi kami adalah Saigon Notre-Dame Basilica yang merupakan sebuah Cathedral atau gereja besar yang ada di Ho Chi Minh City, Vietnam. Gereja ini dibangun pada tahun 1863 hingga 1880 pada masa Kolonial Perancis. Bangunan ini memiliki dua buah tower dengan tinggi 58 meter, di mana hamper semua materialnya termasuk material gereja sendiri didatangkan dari Perancis. Meskipun juga digunakan beberapa material lokal untuk melakukan renovasi gereja akibat peperangan. Status Basilica sendiri dianugerahkan oleh Pope John XXIII pada tahun 1962, di mana sebelum itu geraja tersebut bernama Saigon Notre-Dame.

Menjelang misa kudus di Basilika Bunda Konsepsi Imakulata, Ho Chi Min City
yang dibangun oleh kolonialis Perancis di Viet Nam

Bangunan gereja ini memiliki gaya arsitektur Romanesque, peletakan batu pertama dilakukan pada tahun 1863 dan pebangunannya selesai tahun 1880, dengan tinggi 60 m, dan dibuka untuk umum pada 11 April 1880. Arsitek Jules Bourard membuatnya sangat menarik, sehingga seringkali digunakan para wisatawan asing sebagai tempat untuk berfoto atau mengambil gambar. Basilika Notre-Dame Saigon yang secara resmi bernama Basilika Bunda Konsepsi Imakulata. Dibangun oleh kolonialis Prancis, katedral tersebut memiliki dua menara lonceng, yang memiliki tinggi 58 meter. Setelah penaklukan Prancis atas Cochinchina dan Saigon, Gereja Katolik Roma mendirikan sebuah komunitas dan pelayanan keagamaan untuk para kolonialis Prancis. Gereja pertamanya dibangun di Jalan Ngo Duc Ke pada masa sekarang. Gereja tersebut merupakan sebuah pagoda Vietnam yang diubah pada masa perang. Uskup Lefevre yang memutuskan untuk membuat pagoda tersebut menjadi sebuah gereja. Pada 1960, Paus Yohanes XXIII menadirikan keuskupan Katolik Roma di Vietnam dan melantik uskup agung untuk Hanoi, Huế dan Saigon. Katedral tersebut diberi nama Katedral Pemimpin Saigon. Pada 1962, Paus Yohanes XXIII memberikannya status basilika. Pada masa tersebut, katedral ini disebut Basilika Katedral Notre-Dame Saigon.

Mendarat di Bandara Soekarno Hatta Jakarta, sepulang dari Vietnam,
bersama Romo Ido, SVD

Disampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak, yang telah memberikan dukungan dalam bentuk apapun, sehingga petualangan ke daratan Indochina 2019 ini telah berjalan dengan baik. Sampai bertemu di dalam petualangan selanjutnya yang tidak kalah serunya.

Salam petualangan.

Yogyakarta Jumat malam, 31 Mei 2019

-wikan

(tamat)

Categories
Healthy Life Istanbul

2021 Tangani Hepatitis C

Image result for hepatitis c

TANGANI  HEPATITIS  C

fx. wikan indrarto*)

Pada Rabu, 27 Januari 2021 mulai dikampanyekan akses global ke layanan tes diagnosis dan pengobatan hepatitis C yang lebih terjangkau. Banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah telah mampu menekan jumlah penderita hepatitis C, berkat peningkatan akses ke layanan tes diagnostik dan pengobatan. Apa yang menarik?

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2020/07/27/2020-hari-hepatitis-sedunia/

.


Virus hepatitis B dan C mempengaruhi 325 juta orang di seluruh dunia yang menyebabkan 1,4 juta kematian per tahun, sedangkan sebanyak 2.850.000 orang menjadi terinfeksi baru pada tahun 2017 yang lalu. Hepatitis adalah penyakit menular yang merupakan penyebab kematian atau pembunuh kedua terbesar setelah TBC. Orang yang terinfeksi hepatitis 9 kali lebih banyak daripada HIV, pada hal hepatitis sebenarnya dapat dicegah, diobati, dan bahkan hepatitis C dapat disembuhkan secara tuntas. Namun demikian, ternyata lebih dari 80% penderita hepatitis masih memiliki keterbatasan akses pada layanan pencegahan, pemeriksaan atau tes diagnosis, dan pengobatan.

.

Menurut Jurnalis, Sayoeti, dan Russelly (2014) infeksi virus hepatitis C (HCV) merupakan persoalan yang serius. Penularan infeksi HCV pada anak yang utama adalah melalui transfusi darah atau produk darah yang bertanggung jawab menyebabkan kasus hepatitis C kronis pada anak. Selain itu infeksi HCV pada anak dapat disebabkan oleh transmisi perinatal (vertikal). Infeksi HCV akut dapat berakhir dengan sirosis dan karsinoma hepatoselular setelah dekade ketiga (sekitar 20%), karena progresivitas infeksi HCV lebih lambat dari infeksi hepatitis B virus. Pada umumnya infeksi HCV pada anak bersifat asimptomatik. Karena tidak ada gejala klinis yang jelas pada infeksi HCV, maka diagnosis infeksi HCV pada anak perlu ditegakkan dengan pemeriksaan awal di laboratorium klinis dengan uji serologi, dan bila perlu dilanjutkan dengan uji molekuler pada pasien anak dengan risiko tinggi. 

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2019/03/21/2019-menumpas-hepatitis/

.

Di antara orang yang hidup dengan hepatitis C, sekitar 19% (13,1 juta) mengetahui status infeksi mereka pada tahun 2017, di mana 15% (2 juta) mendapatkan penyembuhan karena pengobatan yang tuntas pada tahun yang sama. Secara keseluruhan, antara tahun 2014 dan 2017, sekitar 5 juta orang telah mengalami penyembuhan dari hepatitis C di seluruh dunia. Namun demikian, pada tahun 2017 sekitar 1,75 juta orang tidak sembuh dan mengalami infeksi hepatitis C kronis. Secara bersama-sama, hepatitis B dan C merupakan jumlah tertinggi infeksi baru pada penyakit menular utama, dibandingkan infeksi HIV dan TBC.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2021/01/29/2021-obat-hiv-baru-untuk-anak/

.

Negara berpenghasilan rendah dan menengah sekarang dapat menyediakan obat sofosbuvir generik dan daclatasvir, yaitu obat antivirus langsung atau ‘Direct Acting Antiviral’ (DAA) yang telah memenuhi kualifikasi WHO, dengan harga hanya US $ 60 per pasien untuk pengobatan 12 minggu. Biaya layanan tes diagnostik cepat Hepatitis C dengan prakualifikasi WHO berkisar antara US $ 1 dan US $ 8 per tes. Bahkan beberapa negara mencapai peningkatan 20 kali lipat dalam jumlah orang yang diobati dengan DAA yang aman dan efektif antara 2015 dan 2018, termasuk di Indonesia. Ada tiga jenis obat DAA yang beredar di Indonesia, yaitu sofosbuvir, simeprevir, dan daclatasvir, sehingga bukan lagi menggunakan obat kombinasi pegylated interferon dan ribavirin.

.

Pada tahun 2018, lebih dari 120 negara telah mengadopsi strategi hepatitis virus nasional, meningkat dari hanya 20 negara pada tahun 2012. Hal ini telah dipercepat sejak penerapan Strategi Sektor Kesehatan Global pertama WHO untuk Hepatitis Virus 2016-2021. Banyak negara juga telah membuat kemajuan dalam meningkatkan komitmen pemerintah, menyusun rencana strategis nasional, menyederhanakan pedoman, serta meningkatkan ketersediaan pilihan tes diagnosis dan pengobatan yang lebih murah dan terjamin kualitasnya.

.

Image result for hepatitis c

Terlepas dari tantangan pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung, kemajuan yang dicapai saat ini termasuk mengesankan, namun sebenarnya rapuh karena akses ke layanan tes diagnosis dan pengobatan hepatitis C belum mencapai tingkat cakupan yang memadai, untuk mencapai tujuan global memberantas virus hepatitis sebagai masalah kesehatan masyarakat utama pada tahun 2030. Secara global, pada akhir tahun 2017, hanya 5 juta atau 7% dari 71 juta orang yang terinfeksi HCV secara kumulatif menerima pengobatan dengan DAA.

.

Oleh karena banyak negara masih terus terbebani berbagai penyakit dan gangguan layanan kesehatan yang disebabkan oleh pandemi COVID-19, sangat penting untuk memastikan bahwa momentum bagus dalam mengatasi hepatitis C tidak hilang. Selain itu, upaya global untuk meningkatkan akses layanan hepatitis C harus dipertahankan dan dipercepat dalam dekade mendatang, sebagai bagian dari upaya yang lebih luas menuju cakupan kesehatan semesta atau ‘Universal Heath Couverage’ (UHC).

.

Tes diagnostik dan DAA yang terjamin kualitasnya terus meningkat ketersediaannya dengan harga yang terus menurun sampai batas terjangkau. Namun demikian, masih banyak negara tidak mampu mengakses harga yang sudah serendah ini. Transparansi pasar yang lebih besar, bersama dengan bimbingan dan berbagi pengalaman dari seluruh dunia dalam memberikan contoh praktis bagi negara lain dan komunitas penderita hepatitis C, diperlukan untuk memperluas akses dan mengatasi hambatan yang ada.

.

Meskipun terjadi penurunan harga obat dan layanan, ketersediaan dan keterjangkauan tes diagnosis tetap menjadi penghalang utama, untuk peningkatan skala pengobatan di beberapa negara berpenghasilan rendah dan menengah. Sangat penting untuk memperluas akses ke layanan tes diagnosis in vitro hepatitis C yang sederhana, terjangkau dan terjamin kualitasnya. Jenis pemeriksaan diagnosis yang umumnya diperlukan adalah anti HCV rapid atau stick, anti HCV EIA, HCV RNA kualitatif ataupun kuantitatif. Dengan demikian akan ada lebih banyak negara yang dapat melakukan pemeriksaan skrining atau menyaring lebih banyak orang, mengidentifikasi pasien Hepatitis C yang membutuhkan pengobatan, dan akhirnya memberikan perawatan yang tepat. 

Image result for obat hepatitis c

Program kerja Kementrian Kesehatan RI untuk mewujudkan masa depan Indonesia yang bebas hepatitis adalah mengkampanyekan lingkungan bersih dan sehat, melakukan deteksi dini Hepatitis C pada kelompok berisiko, dan melakukan pengobatan yang tepat pada penderita Hepatitis C dengan DAA, yaitu sofosbuvir dan daclatasvir gratis untuk semua jenis penjaminan biaya pasien, ditambah dengan upaya meningkatkan akses masyarakat pada layanan kesehatan yang terjangkau.

Sudahkah kita bijak?

Sekian

Yogyakarta, 4 Februari 2021

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih, Lektor di FK UKDW Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA: 081227280161