Categories
Istanbul

2020 Pekan Menyusui Sedunia

Berita Pekan Asi Sedunia Terbaru Hari Ini - Celebrity Breaking ...

PEKAN MENYUSUI  SEDUNIA  2020

fx. wikan indrarto*)

Pekan Menyusui Dunia (World Breastfeeding Week) dirayakan setiap tahun mulai tanggal 1 hingga 7 Agustus, untuk mendorong pemberian Air Susu Ibu (ASI) dan meningkatkan kesehatan bayi di seluruh dunia. Apa yang perlu dicermati?

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2019/07/29/2019-pekan-menyusui-sedunia/

.

Pekan Menyususi Sedunia tahun 2020 dirayakan dengan tema dukung menyusui untuk bumi yang lebih sehat (support breastfeeding for a healthier planet). Perayaan tahun 2020 ini akan fokus pada dampak pemberian makan bayi pada lingkungan dan perubahan iklim. Selain itu, juga untuk keharusan melindungi, mempromosikan dan mendukung pemberian ASI untuk kesehatan bumi dan penghuninya. Tema ini selaras dengan kampanye SDG 2030 tentang hubungan antara menyusui dan perubahan lingkungan atau iklim global.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2020/02/27/2020-iklim-buruk-bagi-anak/

.

Peringatan ini dimotori oleh ‘The World Alliance for Breastfeeding Action’ (WABA) atau Aliansi Dunia untuk Menyusui, yang menerapkan pendekatan (the warm chain approach) kerja sama lintas sektor terkait masalah lingkungan dalam menekankan hubungan antara menyusui dan lingkungan. Inti utama kampanye adalah menyusui sebagai keputusan cerdas atas iklim (a climate-smart decision) untuk meningkatkan kesehatan bumi dan para penghuninya.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2020/06/06/2020-langkah-sehat-paska-pandemi-covid-19/

.

Natalie Shenker, Research Associate in the Faculty of Medicine, Imperial College London dan Amy Brown, Professor of Child Public Health, Swansea University di Inggris, telah menuliskan hasil penelitian tentang hubungan menyusui dan perubahan iklim. Menyusui hanya mengeluarkan sedikit sumber daya alam, seperti air atau tanah, tidak menghasilkan emisi karbon, dan minim atau nol limbah. Menyusui selama enam bulan menghemat 95-153 kg CO₂e (carbon dioksida ekuivalen) per bayi, dibandingkan dengan pemberian susu formula. Apabila semua bayi di Inggris diberikan ASI selama enam bulan saja, maka penghematan emisi karbon setara dengan yang dihasilkan oleh 50.000 sampai 77.500 mobil di jalan raya selama setahun.

.

Susu formula bubuk memerlukan sekitar 4.700 liter air per kilo susu. Selain itu, susu formula menggunakan bahan tambahan seperti minyak kelapa sawit untuk kebutuhan mineral dan vitamin bagi pertumbuhan bayi. Pada hal, pencabutan sementara keanggotaan Nestlé, sebuah industri multinasional susu formula, dari Perkumpulan untuk Sawit Berkelanjutan (Roundtable on Sustainable Palm Oil) memperlihatkan adanya masalah dalam keberlanjutan produksi pangan global.

.

Sebenarnya hanya ada 40-50 pabrik pengolahan susu formula di seluruh dunia. Namun demikian, jumlah air yang diperlukan untuk pengangkutan mulai dari bahan susu mentah ke pabrik pengolahan, hingga ke tangan konsumen di seluruh dunia memang belum diketahui pasti, tetapi jelas sangat besar. Susu formula bubuk membutuhkan air yang dipanaskan hingga suhu 70°C agar steril dan aman dikonsumsi oleh bayi, sehingga hal ini menyerap sumber daya alam sangat besar. Di Inggris, perkiraan biaya energi untuk mendidihkan air saat menyiapkan susu formula bagi bayi di tahun pertama kehidupannya, setara dengan mengeluarkan lebih dari 1,5 juta kilogram karbon dioksida. Belum lagi sampah yang dihasilkan dari 550 juta kaleng susu formula, 86.000 ton logam, dan 364.000 ton kertas yang dibuang ke TPA setiap tahunnya.

.

Menyusui dan pemberian ASI menekan siklus ovulasi ibu, membantu mengurangi jumlah anggota keluarga, dan menjaga keluarga tetap sehat. Hal ini mampu menjaga sumber daya bumi agar tidak cepat habis dari dampak yang ditimbulkan oleh penambahan julah manusia secara cepat. Selain itu, ibu yang tidak menyusui bayi biasanya siklus haid akan lebih cepat terjadi. Perempuan di Inggris rata-rata menggunakan 264 pembalut dan tampon setiap tahunnya. Menyusui dapat menurunkan permintaan akan serat katun, plastik polietilena, dan bahan lainnya yang digunakan untuk memproduksi pembalut dan tampon.

.

Dampak lingkungan terkait hubungan menyusui dan perubahan iklim di Indonesia belum ada data resminya. Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 menunjukkan secara umum angka pemberian ASI eksklusif untuk bayi berusia kurang dari enam bulan mencapai 52%. Selain meningkat sekitar 11% dibandingkan riset serupa pada 2012, capaian ini memenuhi target minimal 50% yang ditetapkan dalam rencana pembangunan nasional lima tahun terakhir, tetapi belum dikaitkan dengan dampak lingkungan.

.

Namun demikian, sumber data yang sama juga memperlihatkan bahwa persentase pemberian ASI eksklusif ini menurun seiring dengan pertambahan usia anak. Untuk anak usia di bawah satu bulan persentasenya lumayan tinggi, 67%. Angka ini berkurang menjadi 55% pada anak usia 2-3 bulan, dan anjlok lagi hanya 38% pada anak usia 4-5 bulan. Hal ini berarti angka pemberian ASI eksklusif sebesar 52% sebenarnya merupakan capaian semu, karena belum menggambarkan persentase bayi di seluruh Indonesia yang benar-benar memperoleh ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupannya, tanpa asupan lain seperti susu formula (susu pengganti ASI buatan pabrik), pisang, air tajin, dan makanan/minuman lainnya.

.

Momentum Pekan Menyusui Dunia (World Breastfeeding Week) tanggal 1 hingga 7 Agustus 2020, juga mengingatkan kita akan pentingnya memberikan dukungan bagi semua ibu untuk menyusui secara eksklusif, agar bumi kita lebih sehat (support breastfeeding for a healthier planet).

.

Apakah kita sudah bertindak bijak?

Sekian

Yogyakarta, 12 Juli 2020

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih, Lektor di FK UKDW Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA: 081227280161

Categories
Istanbul

Hello world!

Welcome to WordPress. This is your first post. Edit or delete it, then start writing!

Categories
Istanbul

2020 Hari Hepatitis Sedunia

Hari Hepatitis Sedunia - Tribunnewswiki.com Mobile

HARI  HEPATITIS  DUNIA 2020

fx. wikan indrarto*)

Hari Hepatitis Sedunia (World Hepatitis Day) dirayakan pada hari Selasa, 28 Juli 2020. Tanggal 28 Juli dipilih untuk menghormati ulang tahun pemenang hadiah Nobel bidang kedokteran 1976, Profesor Baruch Samuel Blumberg, penemu virus hepatitis B (HBV) dan vaksin hepatitis B pertama. Apa yang sebaiknya kita sadari?

.

baca juga : 2019 Menumpas Hepatitis

.

Infeksi HBV pada orang dewasa hanya akan menyebabkan hepatitis kronis pada kurang dari 5% kasus, sedangkan 20-30% orang dewasa yang terinfeksi kronis akan berkembang menjadi sirosis dan atau kanker hati. Sebaliknya, infeksi pada usia bayi dan anak usia dini, justru lebih berbahaya karena akan menyebabkan hepatitis kronis pada sekitar 95% kasus. Selain itu, sekitar 30–50% anak yang terinfeksi sebelum usia 6 tahun mengalami infeksi kronis.

.

baca juga : 2018 Kendalikan Hepatitis

.

Infeksi HVB kronis dapat diobati dengan pil obat antivirus (oral). Pengobatan ini dapat memperlambat perkembangan menjadi sirosis, mengurangi kejadian kanker hati, dan meningkatkan kelangsungan hidup jangka panjang. Hanya sebagian kecil, yaitu sekitar 10% dari orang dengan infeksi HVB kronis yang mampu menjalani pengobatan menggunakan tenofovir atau entecavir, sebagai obat yang paling kuat untuk menekan VHB. Protokol terapi ini jarang menyebabkan resistensi obat dibandingkan dengan obat lain, mudah dikonsumsi (1 pil sehari), dan memiliki sedikit efek samping, sehingga hanya memerlukan pemantauan terbatas.

.

baca juga : 2019 Obat dan Alat Diagnostik Baru

.

Obat entecavir tidak lagi memiliki hak paten, sehingga sejak 2017 semua negara berpenghasilan rendah dan menengah telah dapat secara legal mendapatkan entecavir generik. Demikian juga obat tenofovir tidak lagi dilindungi oleh hak paten di mana pun di dunia. Harga rata-rata tenofovir generik yang dipra-kualifikasi WHO di pasar internasional turun dari US $ 208 per tahun menjadi US $ 32 per tahun pada 2016.

.

Tema Hari Hepatitis Sedunia tahun 2020 ini adalah “masa depan bebas-hepatitis,” dengan fokus yang kuat untuk mencegah penularan HBV dari ibu kepada bayi baru lahir. Pada 28 Juli 2020 WHO menerbitkan rekomendasi baru tentang pencegahan penularan virus dari ibu ke anak. HBV dapat dicegah pada bayi baru lahir melalui penggunaan vaksin yang aman dan efektif, yaitu memberikan perlindungan 98-100% terhadap hepatitis B.

.

Vaksin hepatitis B yang ditemukan oleh Profesor Baruch Samuel Blumberg adalah metode andalan untuk pencegahan hepatitis B. Blumberg adalah seorang ilmuwan terkemuka di NASA Lunar Science Institute, Moffett Field, California, USA. Semua bayi seharusnya diberikan vaksin hepatitis B sesegera mungkin setelah lahir, lebih baik dalam waktu 24 jam pertama kelahiran. Imunisasi hepatitis B pada bayi baru lahir telah meningkat secara global dengan perkiraan cakupan (dosis ketiga) 84% pada tahun 2017. Rendahnya prevalensi infeksi HBV kronis pada anak di bawah 5 tahun, diperkirakan hanya 1,3% pada tahun 2015, dapat dikaitkan dengan meluasnya penggunaan vaksin hepatitis B.

.

Jadwal rutin pemberian 3 dosis vaksin hepatitis B, yaitu dosis pertama (monovalen) diberikan saat lahir dan dosis kedua dan ketiga (vaksin monovalen atau kombinasi) diberikan bersamaan dengan dosis pertama dan ketiga diphtheria, pertusis (batuk rejan), dan tetanus (vaksin DTP). Dapat juga ditambahkan jadwal 4 dosis, di mana dosis lahir monovalen diikuti oleh 3 dosis vaksin monovalen atau kombinasi, yang biasanya diberikan bersamaan dengan vaksinasi rutin untuk bayi dan pemantauan kesehatan lainnya.

.

Seri vaksin lengkap menginduksi tingkat antibodi pelindung di lebih dari 95% bayi, anak dan dewasa muda. Perlindungan berlangsung setidaknya 20 tahun dan mungkin bahkan seumur hidup. Dengan demikian, tidak ada rekomendasi vaksinasi booster untuk orang yang telah menyelesaikan jadwal vaksinasi 3 dosis.

.

Semua orang yang tidak divaksinasi sebelumnya, harus menerima vaksin jika mereka tinggal di negara yang endemisitas hepatitis B rendah atau sedang. Vaksin hepatitis B ini memiliki catatan keamanan dan efektivitas yang sangat baik. Sejak 1982, lebih dari 1 miliar dosis vaksin hepatitis B telah digunakan di seluruh dunia. Di banyak negara di mana 8-15% anak digunakan untuk menjadi terinfeksi kronis dengan virus hepatitis B, vaksinasi telah mengurangi tingkat infeksi kronis menjadi kurang dari 1% di antara anak yang diimunisasi.

.

Program kerja Kementrian Kesehatan RI untuk mewujudkan masa depan Indonesia yang bebas hepatitis B meliputi deteksi dini Hepatitis B pada seluruh Ibu hamil, memberikan Imunisasi Hepatitis B nol (HBO) dalam 24 jam setelah bayi lahir, dan pemberian imunoglobulin atau HBlg pada bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi Hepatitis B, kurang dari 24 Jam setelah kelahiran. Selain itu, juga mengerakan masyarakat yang belum pernah diimunisasi, untuk melakukan imunisasi Hepatitis B secara mandiri, mengerakan masyarakat berswadaya untuk membangun dan menjaga lingkungan bersih dan sehat, melakukan deteksi dini Hepatitis B dan Hepatitis C pada kelompok berisiko lainnya, dan melakukan pengobatan yang tepat pada penderita Hepatitis dengan upaya meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan yang terjangkau.

.

Sudahkah kita bijak?



Golden Gate Bridge adalah jembatan gantung yang memiliki lebar 1,6 km dan panjang 4,8 km, melengkung dan seolah membatasi San Francisco Bay dan Samudra Pasifik di California, Amerika Serikat. Jembatan ini adalah salah satu ‘Keajaiban Dunia Modern’ yang ditetapkan oleh American Society of Civil Engineers dan “jembatan yang paling indah di dunia untuk difoto.” Jembatan ini dibuka pada tahun 1937 dan kami kunjungi pada hari Minggu sore, 21 Agustus 2016

Profesor Baruch Samuel Blumberg penemu virus dan vaksin Hepatitis B adalah seorang ilmuwan terkemuka di NASA Lunar Science Institute, Moffett Field, California, USA. Kantor dan laboratoriumnya hanya sekitar 70 km dari Golden Gate Bridge di San Fransisco yang telah kami kunjungi.

.

Sekian

Yogyakarta, 15 Juli 2020

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih, Lektor di FK UKDW Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA: 081227280161

Categories
Istanbul

2020 Vaksinasi saat pandemi COVID-19

Takut Imunisasi Anak saat Pandemi Corona? Ini Tips dari Dokter ...

VAKSINASI SAAT PANDEMI COVID-19

fx. wikan indrarto*)

Ketika satu penyakit yang mematikan menyebar ke seluruh dunia dan menjadi pandemi seperti COVID-19, upaya vaksinasi bagi bayi dan anak harus terus dilakukan, untuk mencegah berjangkitnya penyakit lain. Apa yang perlu didukung?

.

baca juga : 2020 Layanan Medis Non COVID-19

.

Pada saat pandemi COVID-19 terus menyebar di seluruh dunia, warga didorong untuk tinggal di rumah dan menjaga jarak secara fisik. Banyak layanan masyarakat, termasuk beberapa jenis layanan kesehatan, justru ditiadakan, sehingga risiko wabah penyakit menular akan semakin bertambah. Wabah sebelumnya telah menunjukkan bukti bahwa ketika sistem kesehatan kewalahan, mortalitas akibat penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin dan penyakit lainnya, dapat juga meningkat secara dramatis. Selama wabah Ebola (EVD) tahun 2014-2015 di Afrika Barat, peningkatan jumlah kematian yang disebabkan oleh campak, malaria, HIV AIDS, dan TBC yang disebabkan oleh kegagalan sistem kesehatan negara terdampak, justru melebihi kematian karena Ebola.

.

baca juga : 2020 Pekan Imunisasi Sedunia

.

Pada pertengahan tahun 2020, program vaksinasi pada sekitar 80 juta anak balita secara global telah tertunda, yang sebagian besar disebabkan oleh terbatasnya akses ke layanan kesehatan, rendahnya ketersediaan APD untuk petugas kesehatan, dan ketakutan tertular COVID-19. Namun demikian, semua negara wajib menyeimbangkan ancaman COVID-19 dengan ancaman wabah penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin, dan kematian yang dapat terjadi. Berikut adalah beberapa contoh bagaimana negara bekerja untuk mencapai atau mempertahankan cakupan vaksinasi yang tinggi, di tengah-tengah pandemi COVID-19 global.

.

baca juga : 2019 Informasi Vaksinasi

.

Italia, salah satu negara yang paling terpukul oleh COVID-19 dipaksa untuk mempekerjakan kembali banyak tenaga kesehatannya yang sudah pensiun, ketika kasus COVID-19 menyerang mulai akhir Februari 2020. Selain itu, Italia mempertahankan vaksinasi untuk anak sebagai bagian layanan kesehatan esensial yang tetap harus diselenggarakan, memprioritaskan vaksin dosis pertama, sambil memastikan pencegahan infeksi COVID-19 dengan protokol kesehatan yang ketat, seperti penyediaan waktu dan jarak fisik yang aman di ruang tunggu. Pihak berwenang juga mendata semua anak yang telah kehilangan dosis vaksinasi rutin dan memprioritaskan merek,a segera setelah layanan tersedia lagi.

.

Di Suriah diselenggarakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) pada bulan Juni 2020, untuk menutup kesenjangan vaksinasi pada anak. Selama kampanye PIN, petugas kesehatan memvaksinasi lebih dari 210.100 anak dan mendata status vaksinasi sekitar 900.000 anak, untuk menentukan vaksin selanjutnya yang masih mereka butuhkan. Burkina Faso juga melakukan vaksinasi massal pada bulan Juli 2020, dengan kampanye vaksinasi polio selama 4 hari. Di dua kabupaten di wilayah Centre-East, 174.304 divaksinasi melawan polio dan mempertahankan langkah pengendalian COVID-19.

.

Di 39 negara Amerika Latin dengan pembatasan sosial yang sudah mulai berkurang, layanan vaksinasi yang sempat ditangguhkan di beberapa negara, segera dilanjutkan. Layanan vaksinasi meningkat dari 57% saat puncak pandemi COVID-19 menjadi 79% pada awal Juli 2020. Kemajuan ini difasilitasi dengan menggunakan berbagai pendekatan inovatif, seperti pusat layanan vaksinasi yang bergerak, kampanye gencar vaksinasi, dan vaksinasi di sekolah yang tidak menerapkan pembelajaran jarak jauh, dan bahkan juga langsung di rumah anak (home care).

.

Pada pertengahan Januari 2020, ketika Kamboja mengkonfirmasi kasus COVID-19 pertamanya, juga mengkonfirmasi 84 kasus campak, yang sebenarya sudah jarang terjadi. Bahkan total terdapat 341 kasus campak di seluruh Kerajaan Kamboja, dalam empat bulan pertama tahun 2020. Di komunitas yang berisiko tinggi, petugas kesehatan datang dari pintu ke pintu, bahkan dari perahu ke kapal di sungai Mekong dan berbagai perairan lainnya, untuk memberikan vaksin yang menyelamatkan jiwa bagi anak yang paling rentan.

.

Maladewa dan Sri Lanka telah diverifikasi mampu menghilangkan rubella, penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin, pada awal Juli 2020. Maladewa dan Sri Lanka adalah dua negara pertama di kawasan Asia Selatan dan Tenggara, yang menghilangkan rubella dan campak sebelum target tahun 2023. Di Sri Lanka, klinik kesehatan telah memperpanjang waktu layanan, mengatur jarak fisik yang aman dan membatasi jumlah anak yang dilayani per jam. Petugas kesehatan telah disarankan untuk memvaksinasi semua anak dalam keluarga yang membutuhkan vaksin dan untuk memberikan beberapa vaksinasi kombinasi untuk setiap anak.

.

Di Indonesia layanan vaksinasi harus tetap diupayakan berjalan sesuai jadwal. Pemberian vaksinasi mengikuti prinsip PPI dan menjaga jarak aman 1–2 meter, diupayakan dengan membuat janji temu dan mengatur waktu kunjungan secara bergiliran, agar tidak terjadi penumpukan di ruang tunggu. Apabila vaksinasi anak harus ditunda, maka anak harus didata menggunakan metode pelacakan (defaulter tracking) serta memastikan untuk segera memberikan vaksinasi pada kesempatan layanan selanjutnya, agar tidak ada anak yang tidak terlindungi. Selanjutnya dilakukan perencanaan kegiatan ‘catch up’ vaksinasi untuk anak yang ‘left-out’ ataupun ‘drop-out,’ yang harus dimulai sedini mungkin dengan melakukan ‘sweeping’ dan ‘Drop-Out Follow Up’ (DOFU).

.

Dengan tetap memeberikan vaksinasi rutin, kita akan mampu menekan angka kematian langsung terkait pandemi COVID-19, bahkan juga akan berhasil mengurangi peningkatan angka kematian secara tidak langsung, karena penyakit tidak menular lainnya.

.

Sudahkah kita siap?







Salah satu simbol dari kejayaan masa lalu kota Roma di Italia adalah Colosseum (70-80 AD), amphitheatre terbesar di jaman Kekaisaran Romawi . Bangunan tersebut mampu menampung 60.000 penonton, yang kami kunjungi pada hari Kamis pagi yang gerimis, 11 September 2014.

Italia adalah salah satu negara yang paling terpukul oleh pandemi COVID-19 dan memaksa untuk mempekerjakan kembali banyak tenaga kesehatannya yang sudah pensiun, ketika kasus COVID-19 menyerang mulai akhir Februari 2020, termasuk untuk memberikan vaksinasi.

Sekian

Yogyakarta, 23 Juli 2020

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Lektor FK UKDW, Alumnus S3 UGM, WA: 081227280161, e-mail : fxwikan_indrarto@yahoo.com

Categories
Istanbul

pit2an

Categories
Istanbul

2020 Bukan Obat COVID-19

Hydroxychloroquine is Ineffective for Post-Exposure Prophylaxis - REBEL EM  - Emergency Medicine Blog

BUKAN  OBAT  COVID-19

fx. wikan indrarto*)

Sabtu, 4 Juli 2020 WHO merekomendasikan penghentian penggunaan obat hydroxychloroquine dan kombinasi lopinavir dengan ritonavir, untuk penanganan COVID-19. Keputusan tersebut berdasarkan rekomendasi dari Komite Pengarah Solidaritas atau ‘Solidarity Trial’s International Steering Committee’, yang dibentuk WHO untuk menemukan regimen pengobatan pasien COVID-19 yang efektif, saat dirawat di rumah sakit. Apa yang menarik?

.

baca juga : 2020 Dexamethason untuk COVID-19

.

Lebih dari 100 negara telah menyatakan minat untuk berpartisipasi dalam uji klinis kolaboratif internasional. Pada Rabu 3 Juni 2020, lebih dari 3.500 orang pasien COVID-19 telah direkrut di 35 negara, dengan lebih dari 400 rumah sakit secara aktif merekrut pasien, dalam sebuah uji klinis kolaboratif. Hasil uji klinis sementara ini menunjukkan bahwa regimen pengobatan yang mengandung hydroxychloroquine dan kombinasi lopinavir dengan ritonavir, hanya menghasilkan sedikit atau tidak ada pengurangan, dalam tingkat kematian pasien COVID-19 yang dirawat inap di rumah sakit, jika dibandingkan dengan pengobatan standar. Untuk masing-masing obat, hasil sementara memang tidak memberikan bukti kuat akan adanya peningkatan mortalitas. Namun demikian, ada beberapa tanda awal dampak buruk pada keselamatan pasien.

.

baca juga : 2020 Langkah Sehat Paska Pandemi COVID-19

.

Penggunaan hydroxychloroquine dan chloroquine diterima karena umumnya aman untuk digunakan pada pasien dengan penyakit autoimun atau malaria. Bahkan sejumlah perhimpunan profesi dokter di Indonesia  pada hari Jumat, 5 Juni 2020 pernah mengeluarkan rekomendasi penggunaan hydroxychloroquine atau klorokuin fosfat untuk pasien COVID-19.

.

Kelima perhimpunan profesi dokter Indonesia itu antara lain Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Kumpulan perhimpunan dokter itu melayangkan surat rekomendasi penggunaan hydroxychloroquine atau klorouin fosfat ke Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo, dan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih.

.

Rekomendasi penggunaan hydroxychloroquine atau klorokuin fosfat untuk pasien COVID-19, berisi 5 hal penting. Pertama, pemberian hydroxychloroquine untuk penatalaksanaan COVID-19 di Indonesia masih dapat dilakukan dengan dosis sesuai protokol tatalaksana COVID-19 dari lima organisasi profesi. Kedua, untuk pasien COVID-19 anak dengan kondisi berat-kritis, pemberian hydroxychloroquine harus dengan pemantauan dan pertimbangan khusus. Ketiga, pemberian hydroxychloroquine tidak dianjurkan kepada pasien COVID-19 yang berusia lebih dari 50 tahun dan tidak diberikan pada pasien kritis yang masih dalam keadaan syok dan aritmia. Keempat, memperhatikan komorbid (penyakit penyerta), terutama komorbid kardiovaskular, perlu adanya penjelasan informasi terkait indikasi dan efek samping obat yang mungkin dapat terjadi, sebelum diberikan obat hydroxychloroquine. Pasien yang mendapatkan hydroxychloroquine perlu dipantau secara ketat interval QT dari EKG, sesuai protokol tatalaksana COVID-19 dari lima organisasi profesi. Kelima, hydroxychloroquine tidak diberikan kepada pasien COVID-19 rawat jalan.

.

Keputusan WHO tentang penghentian penggunaan obat hydroxychloroquine dan kombinasi lopinavir dengan ritonavir ini, hanya berlaku untuk pelaksanaan uji klinis dalam koordinasi Tim Solidaritas, pada pasien COVID-19 yang dirawat inap di rumah sakit. Namun demikian, hal ini tidak mempengaruhi penelitian lain untuk obat yang sama, yaitu regimen pengobatan yang mengandung hidroksi kloroquine ataupun kombinasi lopinavir dengan ritonavir, pada pasien COVID-19 yang tidak dirawat inap di rumah sakit, atau sebagai profilaksis pra atau pasca pajanan untuk COVID-19. Hasil uji klinis Tim Solidaritas sekarang sedang disiapkan untuk tahap publikasi peer-review.

.

Sebulan sebelumnya, yaitu pada hari Rabu, 17 Juni 2020, WHO mengumumkan bahwa sebuah bagian dari penelitian payung tentang hydroxychloroquine (HCQ) oleh ‘Solidarity Trial’ untuk menemukan pengobatan COVID-19 yang efektif, sedang dihentikan. Keputusan tersebut diambil berdasarkan bukti dari kajian Tim Solidaritas, yaitu uji klinis di Inggris (UK’s Recovery trial) dan tinjauan Cochrane terhadap bukti lain, tentang hidroksi kloroquine. Data menunjukkan bahwa hydroxychloroquine tidak menghasilkan pengurangan mortalitas pasien COVID-19 yang dirawat inap di rumah sakit, jika dibandingkan dengan pengobatan standar.

.

Keputusan untuk menghentikan penggunaan hydroxychloroquine dalam uji Solidaritas, tidak berlaku untuk penggunaan atau evaluasi hydroxychloroquine dalam profilaksis pra atau pasca pajanan, pada pasien yang terpajan COVID-19. Uji Solidaritas adalah uji klinis internasional untuk membantu menemukan pengobatan yang efektif untuk COVID-19, yang diluncurkan oleh WHO dan para mitra. Diharapkan bahwa satu atau lebih rejimen pengobatan dalam uji klinis tersebut, akan menghasilkan peningkatan luaran klinis pada pasien COVID-19 dan menyelamatkan nyawa. Uji coba lain sedang berlangsung di seluruh dunia selain Uji Solidaritas.

.

Rekomendasi WHO pada Sabtu, 4 Juli 2020 tentang penghentian penggunaan obat hydroxychloroquine dan kombinasi lopinavir dengan ritonavir, untuk penanganan pasien COVID-19 di RS, perlu dicermati. Kelima perhimpunan profesi dokter Indonesia perlu segera menerjemahkan rekomendasi tersebut, dalam protokol pengelolaan pasien COVID-19, yang masih juga belum berhasil dikendalikan di beberapa propinsi.

Sudahkah kita bijak?


Patung ‘Christ the Redeemer’ yang besar rancangan Insinyur Brasil, Heitor da Silva Costa (1873-1947) di puncak gunung Corcovado, Rio de Janeiro, Brasil kami kunjungi pada hari Rabu siang, 19 November 2015.

Hingga Selasa, 7 Juli 2020, di Brasil terdapat lebih dari 1,6 juta kasus yang dikonfirmasi COVID-19 dan lebih dari 65.000 kematian. Dengan angka ini, Brasil tercatat sebagai negara dengan jumlah kasus COVID-19 tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Presiden Bolsonaro berulang kali tampil di depan umum tanpa masker saat menyapa para pendukungnya, diduga menjadi penyebab peningkatan kasus COVID-19 di Brasil.

Sekian

Yogyakarta, 9 Juli 2020

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih, Lektor di FK UKDW Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA: 081227280161