Categories
Healthy Life Jalan-jalan

2024 JELAJAH JEPARA LAGI

2024 JELAJAH  JEPARA  LAGI

Setelah menjelajahi Jepara pada pergantian tahun 2024 yang lalu, kembali kami melakukan perjalanan serupa yang lebih singkat.

baca juga : 2023-2024 JELAJAH JEPARA

Perteuan Gotrah Djojosasmitan di kediaman mbak Anik Surono di Perumahan Safira Waru Blok I No.8, Waru, Baki, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Petualangan ke Jepara yang kedua, kami ber4 (dengan dik Bimoseno dan dik Larasati) dimulai dari Manahan, Surakarta, setelah menghadiri acara Gotrah Djojosasmitan di Waru, Baki, Sukoharjo, Jawa Tengah. Kami menempuh jarak 182 km dari pool Travel Rimba Raya di Manahan Surakarta, untuk menuju Jepara pada Lebaran hari kedua Kamis, 11 April 2024, pk. 13.30. Tujuan kami adalah mengantar dik Laras kembali menemui keluarga William Febuana di Mlonggo, Jepara.

Dengan mas Joni Krisdiman yang menjadi tuan rumah Gotrah Djojosasmitan 2024

Ide awal pendirian bisnis travel Rimba Raya ini berdasarkan pengalaman pribadi owner yakni, M. Rizky Alamsyah, saat  tahun 2014 hingga 2019 menjalani masa kuliah di luar kota dan menjadi pengguna jasa travel. Pada saat itu jasa travel tidak dapat melakukan penjemputan dan pengantaran hingga tujuan akhir penumpang, tetapi hanya penghantaran sampai di pool dalam kota saja. Selain itu, juga jasa travel hanya menyediakan fasilitas apa adanya,  jumlah seat yang banyak, sehingga membuat penumpang merasa tidak nyaman untuk sekedar istirahat selama di perjalanan. Karena itu Travel Rimba Raya saat ini selalu menggunakan kursi penumpang yang besar, agar lebih nyaman dan tidak merasakan pegal-pegal. Kami menikmati fasilitas armada berupa Toyota Hiace premio yang elit. Dilengkapi 8 captain seat, arm rest, legrest, USB port dan air mineral.

Travel Rimba Raya sudah siap di pool Manahan Surakarta untuk menuju ke Jepara, dengan dik Laras yang sedang kurang sehat

Kami diantar oleh dik Bayu Krisnadi dengan Innova D2,5 warna abu-abu menuju pool Travel Rimba Raya diperbatasan Kerten dan Manahan, beberapa saat sebelum acara Gotrah Djojosasmitan ditutup. Segera kami menikmati fasilitas armada dengan jumlah 8 seat yang langsung diguyur hujan, membuat jarak duduk antar penumpang sangat longgar. Fasilitas captain seat dengan arm rest & leg rest yang membuat penumpang dapat duduk dan beristirahat dengan nyaman selama perjalanan. Fasilitas USB port yang dapat menunjang kebutuhan penumpang yang tidak lepas dari mobilephone, sehingga penumpang tidak perlu cemas kehabisan baterai selama perjalanan. Juga Fasilitas air mineral, sehingga penumpang tidak akan dehidrasi selama perjalanan, meski kami ber4 lebih sering tertidur pulas sepanjang perjalanan.

.

Kami turun di perempatan Mlonggo, sekitar 13 km setelah Jepara, untuk dijemput William Febuana  (dulu teman sekelas dik Bimo dan sekarang pacar dik Laras) dengan Honda CRV K 1465 FC tipe kura-kura 2,4 tahun 2011. Julukan kura-kura ini juga pas untuk menggambarkan ketangguhannya melintasi beberapa generasi, karena masih tetap eksis sampai saat ini sudah beredar CR-V Gen6. Honda CR-V Gen 3 ini diproduksi antara 2007 sampai 2012,  berwujud SUV urban yang lebih kalem dan bergaya elegan dan mewah. Setelah mandi sore dan badan bugar, kami segera diajak keluarga William (Bapak Mulyono dan Ibu Harlina) makan malam di Yam Yam Restoran di Jl. Dr. Sutomo, Kauman, Jepara. Ini adalah salah satu tempat makan di Jepara yang sangat nyaman sekali. Di Yam Yam Resto, kita tidak hanya makan bersama keluarga dan relasi, namun juga dapat sekaligus menikmati sensasi lidah. Adapun untuk menu makanan yang disediakan sangatlah beragam, mulai dari menu ala Thailand, pizza, dan banyak lagi ala western, seafood yang enak.

Menikmati sensasi lidah saat makan malam Yam Yam Restoran di Jl. Dr. Sutomo, Kauman, Jepara

Setelah kenyang makan di Yam Yam Restoran Jepara, kami segera menuju ke Kura-Kura Ocean Park, sebuah wahana wisata keluarga yang terletak di Pantai Kartini, Jepara. Wahana ini diresmikan pada 22 Februari 2011 oleh Bupati Jepara. Bangunan ini terdiri dari 2 lantai, dengan lantai satu sebagai taman laut dengan akuarium yang berisi berbagai spesies ikan dan penyu. Sementara itu, lantai 2 sebagai wahana pendukung dari Kura-kura Ocean Park terdiri dari Spa Fish, Aquarium, Mini Theater dan Lounge, serta Kolam Sentuh. Malam itu Kura-Kura Ocean Park dipadati banyak pengunjung yang menikmati pemandangan malam taman laut, dengan desain penyu sebagai bangunan utamanya. Kura-Kura Ocean Park terletak di dalam kawasan Pantai Kartini yang kami tempuh selama 20 menit perjalanan darat dari pusat Kota Jepara. Bentuk kura-kura memang sengaja dipilih untuk menegaskan Jepara sebagai tempat pembudidayaan penyu sisik.

Kura-Kura Ocean Park yang besar menjulang di dalam kawasan Pantai Kartini Jepara pada malam hari yang ramai pengunjung

Taman laut yang terdiri dari dua lantai ini sangat unik. Di dalam beberapa akuarium yang ada di tempat ini, tersimpan kekayaan fauna Indonesia. Tidak hanya fauna yang hidup di air asin, taman wisata ini juga memiliki koleksi fauna yang hidup di air tawar. Di tempat tersebut sebenarnya ada bagian yang dinamakan terowongan misteri bawah laut. Oleh karena malam itu sudah tutup, kami tidak mampu berjalan di terowongan ini untuk menyaksikan aneka biota laut yang ada di sisi kiri dan kanan terowongan. Kami juga tidak mampu naik ke lantai 2 untuk  melihat pemandangan akuarium dari atas. Pada hal Kura-Kura Ocean Park ternyata juga memiliki kolam khusus bagi para pengunjung yang ingin menyentuh langsung ikan dan kura-kura tawar yang jinak. Sayang sekali, malam itu kami tidak dapat memberi makan ikan-ikan tawar. Pada hal, melihat ikan-ikan yang bergerombol memperebutkan makanan menjadi pemandangan yang menarik

Patung Kura-Kura Ocean Park yang gagah menjulang di dalam kawasan Pantai Kartini Jepara, bila dilihat dari atas

Jumat, 12 April 2024 pagi  setelah sarapan, kami mulai menjelajah sisi barat laut teritorial Kabupaten Jepara. Dari Desa Karangbendo, Kecamatan Mlonggo kediaman Bapak Mulyono dan Ibu Harlina kami menyusuri jalan raya kabupaten yang bagus melewati Desa Bondo, Kecamatan Bangsri untuk menuju PLTU Tanjung Jati Jepara. Desa Bondo mengingatkan kita akan awal mula penyebaran agama Kristen di sekitar Gunung Muria, sampai berdirinya Gereja Injil di Tanah Jawa (GITJ). Gereja Injili di Tanah Jawa (disingkat GITJ) adalah kelompok gereja Kristen Protestan beraliran menonit di Indonesia yang berpusat di Pati, Jawa Tengah. Wilayah pelayanannya cukup luas yakni meliputi sebagian Jawa Tengah dan beberapa daerah transmigran di Sumatra.

GITJ Kedungpenjalin Jepara

GITJ berdiri pada tanggal 30 Mei 1940 dari hasil penginjilan yang dilakukan oleh Pieter Janz dari Doopsgezinde Zendings-Vereniging (DZV) Belanda, yang dibantu oleh seorang penginjil pribumi bernama Kiai Ibrahim Tunggul Wulung. Semula GITJ hanya berada di sekitar wilayah Gunung Muria, tetapi kemudian berkembang ke Semarang, Salatiga, Yogyakarta, dan Sumatra. Jumlah GITJ saat ini mencapai  120 gereja (data pada 2022) dengan 68.205 jiwa. Jumlah Pendeta: 91 orang; Pendeta Emiritus: 24 orang; Pembantu Pendeta: 17 orang. Jumlah pelayan lainnya: 2.307 orang (Guru Injil, Penatua, Diaken, Guru Sekolah Minggu). Selain itu, kepersonaliaan saat ini adalah Ketua Umum: Pdt. Ch. Teguh Sayoga, S.Th., M.A., M.Pd.K. Sekretaris Umum: Pdt. Edi Cahyono, S.Th., M.A.C.E. Bendahara Umum: Iskandar M.Z., S.E.

Banyak sekali bangunan GITJ yang kami lihat dalam perjalanan yang diantar William Febuana dengan CR-V Kura-kura tersebut, bahkan mungkin setiap RW punya gereja sendiri. Saking banyaknya gereja membuat kami ingat tentang sejarah GITJ di wilayah Jepara dan sekitarnya tidak dapat dilepaskan dari karya Kiai Ibrahim Tunggul Wulung (1800-1885) dan para pengikutnya yang membentuk komunitas Kristen Jawa Merdeka di daerah Bondo, Banyutowo, Dukuhseti dan Tegalombo sejak tahun 1850-an. Dalam pelayanannya sekitar 30 tahun, Tunggul Wulung memiliki pengikut kurang lebih sekitar 1.000 orang, jauh lebih besar dibandingkan dengan pelayanan misi Pieter Anthoni Janzs dari badan misi DZV (Doopgesinde Zendings Vereeniging) yang mulai bekerja di Jepara dan sekitarnya tahun 1852.

Bupati Jepara Dian Kristiandi hadir pada peresmian makam Tunggul Wulung, di desa Bondo, Bangsri, Jepara, Selasa (29/03/2022)

Setelah Tunggul Wulung wafat pada tahun 1885, komunitas Kristen Jawa yang didirikannya lambat laun menggabungkan diri dengan jemaat DZV. Selanjutnya misi di daerah Jepara dan sekitarnya banyak dilaksanakan oleh Pieter Janzs dari DZV dan beberapa tokoh lokal, seperti Pasrah Karso dan Pasrah Noeriman. Dengan ijin dari Pemerintah Hindia Belanda, Jansz membuka desa-desa baru, di antaranya: Kedung penjalin, Margoredjo, Bumi Hardjo, dan Pakis Swawal. Karena pengaruh kebijakan politik Etis yang diterapkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada awal tahun 1900-an, maka kegiatan misi juga diarahkan ke dalam bentuk layanan pendidikan dan kesehatan. Dengan demikian banyak tenaga pengajar dan medis yang dihasilkan dari desa-desa Kristen, sampai terbentuknya RS Kristen Tayu di Kabupaten Pati yang legendaris. Dalam perkembangan selanjutnya, tenaga-tenaga pengajar dan medis ini banyak yang tersebar ke kota di mana kekristenan belum berkembang di sana. Selain itu karena banyak pemuda-pemuda Kristen dari desa yang belajar ke kota, sehingga kekristenan mulai mengalir ke perkotaan. Dari sinilah sebenarnya awal dari terbentuknya GITJ Jepara.

Saat berada di Desa Bondo, Tunggul Wulung ditemui oleh Radin Abas, seorang santri yang tengah keluar berkelana mencari ilmu dan jati diri. Belakangan Radin Abas masuk Kristen dengan nama Kiai Sadrach, yang kelak diingat sebagai figur intelektual Kristen Jawa dengan latar belakang pengetahuan agama dan kebudayaan Jawa. Seiring usianya yang kian senja, sejak 1875 Ibrahim Tunggul Wulung tinggal di sekitar Gunung Muria sampai tutup usia pada 1885. Ketika ia mati, jumlah pengikut Kristen di desa tersebut mencapai 1.058 orang. Pasca kematiannya, tak semua jemaat mengikuti warisan pemikiran Ibrahim Tunggul Wulun. Dari Desa Bondo yang bersejarah tersebut, kami segera menyusuri jalan pedesaan menuju ke PLTU Tanjung Jati B.

.

Terletak di ujung paling utara pulau Jawa tepatnya di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, berdiri PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) Tanjung Jati B yang merupakan salah satu pembangkit PLN untuk memenuhi kebutuhan listrik sistem interkoneksi Jawa-Bali, bahkan memegang peran sentral dalam sistem interkoneksi tersebut. Hingga triwulan III 2019, PLTU berkapasitas 4 x 710 MW (kapasitas terpasang) dengan daya mampu 4×660 MW ini memiliki kesiapan produksi listrik atau Equivalent Availability Factor (EAF) hingga 93,6% selama setahun, naik dari tahun lalu sebesar 89,8%.

PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) Tanjung Jati B dengan latar depan sawah subur di Jepara

Pembangkit ini paling produktif se-Indonesia, kemampuan produksi PLTU Tanjung Jati B diatas rata-rata kemampuan (pembangkit) lainnya, dengan kapasitas 10% kebutuhan listrik Jawa-Bali, sehingga mampu berkontribusi pada penjualan sebesar 12% kebutuhan listrik Jawa-Bali. PLTU Tanjung Jati B menjadi tulang punggung kelistrikan Jawa-Bali sejak pertama kali beroperasi pada tahun 2006. Adapun besaran 12% adalah setara dengan kebutuhan listrik sekitar 5 juta pelanggan rumah tangga.

PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) Tanjung Jati B di tepi pantai dengan banyak kapal tongkang pembawa material batubara di sekitarnya

.

Kami sangat kagum dengan megahnya PLTU tersebut yang kami ambil gambarnya dari sisi depan dengan sawah yang menghijau dan sisi belakang dengan laut yang membiru. Indah sekali. Saat ini sedang dibangun 2 (dua) pembangkit baru yaitu unit 5 dan 6, masing-masing berkapasitas 1000MW, sehingga membuat PLTU Tanjung Jati dapat menjadi yang terbesar se Asia Tenggara. Tahun 2015, PLTU Tanjung Jati B kembali memenangkan Asean Energy Awards dalam kategori pengelolaan batubara. Di sisi pengelolaan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat, PLTU Tanjung Jati B juga telah mendapatkan pengakuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berupa Proper Hijau enam kali berturut-turut sejak tahun 2013.

Setelah puas dan bangga melihat kemegahan PLTU Tanjung Jati B, segera kami kembali pulang ke rumah keluarag William Febuana, sambil mampir beli buah pisang segar di pasar Bendo. Makan siang kami di rumah diselingi guyonan segar, sambil menghabiskan menu sea food yang pedas dan lezat. Setelah beristirahat sejenak, kami segre amenjelajah Pantai Pailus, sekitar 2 km dari rumah.

Eyang Kakung Sutarni, ayah kandung Ibu Harlina, usia 88 tahun yang tinggal di bibir Pantai Pailus, Mlonggo Jepara.

Kami sowan Eyang Kakung Sutarni, ayah kandung Ibu Harlina, usia 88 tahun yang tinggal di bibir pantai. Pantai Pailus adalah garis pantai yang landai di Desa Karanggondang, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara yang menjadi salah satu tempat wisata baru yang layak dikunjungi wisatawan. Pantainya yang masih perawan dan relatif masih bersih serta alami. Pantai Pailus dikelola warga setempat, sehingga warung, penyewaan ban dalam, dan perahu wisata dikelola oleh warga desa sendiri, sehingga pengunjung serasa berada di pantai pribadi. Pantai yang seperti inilah yang sangat dicari oleh wisatawan terutama wisatawan. Karena wisatawan lebih suka wisata pantai perawan, sehingga warga Desa Karanggondang membuat peraturan yang isinya melarang siapapun yang membuat bangunan di Kawasan Pantai Pailus, dan pelanggaran didenda dengan jumlah sesuai ukuran bangunan tersebut. Hal ini dilakukan supaya para wisatawan yang sangat mendambakan wisata pantai yang sunyi bersih alami dan perawan bisa berdatangan ke Pantai Pailus. Secara tidak langsung para wisatawan tersebut masuk kampung-kampung untuk membeli makan minum maupun menginap di Desa Karanggondang, sehingga meningkatkan ekonomi warga Desa Karanggondang.

Setelah puas minum air kelapa muda dan makan gorengan hangat, baik pisang, tempe maupun bakwan, kami segera pamit pulang. Jumat, 12 April 2024 pk. 17.15 kami kembali menikmati kenyamaman Travel Rimba Raya yang elit, dari pertigaan Mlonggo, Jepara untuk pulang ke Yogyakarta. Hanya kami bertiga, karena dik Laras akan diantar William Febuana kembali ke Bandung malam itu, untuk melanjutkan rotasi klinik (ko0ass) di Bagian Mata di RS Emanual Bandung.

Bergaya di sebelah rumah Eyang Kakung Sutarni, ayah kandung Ibu Harlina, usia 88 tahun yang tinggal di bibir pantai Pailus, Mlonggo, Jepara.

Pamit pulang di halaman rumah kepada Bapak Mulyono dan Ibu Harlina di Mlonggo, Jepara, untuk kembali ke Timoho Yogyakarta

Travel Rimba Raya yang kami naiki berupa minivans terbaru dari Toyota, Hiace Premio berkapasitas 12-penumpang dibekali juga dengan transmisi 6-Speed Manual. Sistem keamanannya dibekali Power Door Locks. Hiace Premio memakai mesin serupa dengan Fortuner, yaitu turbo diesel berkode 1GD-FTV 4-silinder VNT Intercooler dengan kapasitas 2.800 cc. Mesin ini menghasilkan tenaga 177 ps pada 3.400 rpm dan torsi maksimum 420 Nm pada 1.400 hingga 2.600 rpm. Laju Travel Rimba Raya membelah kemacetan arus Lebaran 2024 membawa kami 5 jam perjalanan yang nyaman, meski diguyur hujan lebat. Kami mendarat di rumah Timoho menjelang pk. 23, yang tersu dilanjutnya memanjatkan puji syukur atas semua petualangan yang kami lalui.

Viva Rainha De Jepara pada jendela Travel Rimba Raya yang menggambarkan kejayaan dan keberanian Ratu Kalinyamat, pahlawan wanita dari Jepara

Sampai bertemu dalam petulangan selanjutnya

Categories
anak COVID-19 dokter Healthy Life resisten obat tuberkulosis

2024 Hari TB Dunia

HARI  TUBERKULOSIS  DUNIA 2024

fx. wikan indrarto

Tema Hari Tuberkulosis (TBC atau TB) Sedunia 2024 : ‘Yes! Kita bisa mengakhiri TBC!’. Kampanye ini menyampaikan harapan agar kita kembali ke jalur yang benar untuk membalikkan keadaan terpuruk, dalam melawan epidemi TB. Diperlukan 3 hal pokok, yaitu kepemimpinan dengan komitmen tinggi, peningkatan investasi, dan penerapan rekomendasi WHO yang baru dengan lebih cepat. Bagaimana melakukannya?

.

Hari TB Dunia diadakan setiap tanggal 24 Maret untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak buruk TB dalam bidang kesehatan, sosial dan ekonomi, juga untuk meningkatkan upaya mengakhiri epidemi TB global. Pada 24 Maret 1882 Dr. Robert Koch menemukan penyebab penyakit TB, yaitu bakteri Mycobacterium tuberculosis. Pada saat Dr. Koch mengumumkan penemuannya di Berlin, waktu itu TB mewabah di seluruh Eropa dan Amerika, bahkan menyebabkan kematian 1 dari setiap 7 orang penderitanya. Kemajuan yang telah kita dapatkan, 75 juta nyawa telah terselamatkan sejak tahun 2000 melalui upaya global untuk mengakhiri TB. Namun demikian, masih ada 10,6 juta orang terserang TB dan 1,3 juta orang meninggal karena TB pada tahun 2022 yang lalu.

.

Menyusul komitmen yang dibuat oleh para Kepala Negara pada pertemuan Tingkat Tinggi PBB pada tahun 2023 untuk mempercepat kemajuan dalam mengakhiri TB, fokus tahun 2024 ini beralih untuk mewujudkan komitmen tersebut menjadi tindakan nyata. Juga untuk membantu banyak negara dalam meningkatkan akses terhadap pengobatan pencegahan TB, WHO merekomendasikan untuk meningkatkan penerapan pengobatan pencegahan TB secepatnya. Selain itu, investasi sumber daya, dukungan, perawatan dan informasi yang berkelanjutan sangat penting untuk memastikan akses universal terhadap perawatan TB dan penelitian medis untuk mencapai Cakupan Kesehatan Semesta atau Universal Health Coverage (UHC).

.

Penerapan rekomendasi WHO yang baru dengan lebih cepat seharusnya dilakukan. Target jangak pendek rekomendasi tersebut adalah tersedianya lebih banyak investasi untuk pengobatan pencegahan TB, pemberian rejimen pengobatan TB yang lebih pendek, tes molekuler cepat untuk diagnostik infeksi TBC, dan inovasi alat medis digital.

.

Pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi TB pada individu yang terpapar dan untuk menghentikan perkembangan dari infeksi TB ke arah TB aktif (sakit TB). Sasaran prioritas pemberian TPT sesuai rekomendasi WHO adalah populasi anak dan remaja yang berisiko tinggi menderita TB, yaitu anak dan remaja dengan HIV/AIDS, kontak serumah dengan pasien TB paru yang terkonfirmasi bakteriologis, pasien imunokompromais selain HIV (misalnya kanker, dialisis, mendapat kortikosteroid jangka panjang, persiapan transplantasi organ) dan bersekolah atau tinggal di asrama, di lapas dan rumah singgah, tempat penitipan anak (daycare), pengguna narkoba, dll.

Syarat pemberian TPT TB adalah tidak sakit TB, tidak ada kontraindikasi TPT, misalnya hepatitis akut atau kronis, neuropati perifer (jika menggunakan isoniazid), konsumsi alkohol biasa atau berat, dan terdapat bukti infeksi TB baik secara in vivo (uji kulit tuberkulin) ataupun in vitro (Interferon Gama Release Essay = IGRA). Rejimen obat untuk TPT TB tersedia lebih banyak pilihan, misalnya 6H (Isoniazid selama 6 bulan), 3RH (Rifampisin & Isoniazid selama 3 bulan), 3HP (Rifapentin & Isoniazid selama 3 bulan untuk usia >2 tahun), 4R (Rifampisin selama 4 bulan),  dan 1HP (Isoniazid & Rifapentin selama 1 bulan untuk usia >2 tahun). 

.

Untuk menegakkan diagosis TB, sebelum ini dilakukan dengan pemeriksaan bakteriologis dari spesimen dahak pasien. Belajar dari PCR COVID-19 saat pandemi, sekarang pemeriksaan tes cepat molekuler (TCM) justru diprioritaskan, antara lain pemeriksaan Nucleic Acid Amplification Test/NAAT (misalnya Xpert MTB/RIF) dan Line Probe Assay/LPA (misalnya Hain GenoType). Pemeriksaan TCM mempunyai nilai diagnostik yang lebih baik daripada pemeriksaan mikroskopis dahak, tetapi masih di bawah uji biakan. Saat ini TCM direkomendasikan sebagai alat diagnosis utama untuk penegakan diagnosis TB (terkonfirmasi bakteriologis). Namun demikian, hasil negatif TCM tidak menyingkirkan diagnosis TB pada anak dan remaja.

.

Pemberian rejimen pengobatan TB sesuai rekomendasi WHO harus semakin digencarkan. Paduan pemberian Obat Anti TB (OAT) pada anak dan remaja jenis rejimen pertama adalah 2RHZ 4RH (2 bulan Rifampisin, Isoniazid dan pirazinamid dilanjutkan 4 bulan Rifampisin dan Isoniazid) untuk TB paru tidak terkonfirmasi bakteriologis, TB kelenjar intratoraks tanpa obstruksi saluran respiratori dan TB kelenjar. Rejimen kedua adalah 2RHZE 4RH (2 bulan Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamid dan Ethambutol dilanjutkan 4 bulan Rifampisin dan Isoniazid) untuk kasus TB paru pada remaja usia ≥15 tahun tanpa memandang klasifikasi dan tingkat keparahan.  Dalam hal ini untuk kasus TB paru terkonfirmasi bakteriologis, TB paru kerusakan luas, TB paru dengan HIV, TB ekstra paru, kecuali TB milier, meningitis TB, dan TB tulang. Rejimen ketiga adalah 2RHZE 10 RH (2 bulan Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamid dan Ethambutol dilanjutkan 10 bulan Rifampisin dan Isoniazid) untuk kasus TB paling berat, yaitu meningitis TB, TB tulang, dan TB paru milier. 

.

Momentum Hari Tuberkulosis (TB) Dunia Minggu, 24 Maret 2024 mengingatkan kita semua agar berinvestasi untuk mengakhiri TB dan menyelamatkan lebih banyak pasien. Selain itu, kita semua wajib menerapkan rekomendasi WHO yang baru dengan lebih cepat, baik dalam aspek diagnosis dengan TCM, terapi pencegahan (TPT) TB laten dan pengobatan TB sampai tuntas, untuk mengakhiri epidemi TB global.

Sudahkah kita bijak?

Sekian

Yogyakarta, 23 Maret 2024

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Alumnus S3 UGM.

Categories
anak bayi prematur dokter Healthy Life Pendukung ASI vaksinasi

2024 Hari Pendengaran Dunia

HARI  PENDENGARAN  DUNIA  2024

fx. wikan indrarto

Hari Pendengaran Dunia Minggu, 3 Maret 2024 mengambil tema mewujudkan perawatan telinga dan fungsi pendengaran bagi semua orang. Hal ini disebabkan karena gangguan pendengaran atau “kecacatan yang tidak terlihat”, bukan hanya karena tidak adanya gejala yang terlihat, tetapi lebih karena gangguan ini telah lama mendapat stigma di masyarakat dan diabaikan oleh para pembuat kebijakan. Bagaimana sebaiknya?

.

Kampanye Hari Pendengaran Dunia tahun 2024 lebih fokus pada aksi mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh kesalahan persepsi masyarakat, dan pola pikir yang menstigmatisasi melalui peningkatan kesadaran, dengan berbagi informasi untuk masyarakat dan tenaga kesehatan. Kampanye ini memiliki beberapa tujuan. Pertama, mengatasi kesalahan persepsi umum terkait masalah pendengaran. Kedua, memberikan informasi yang akurat dan berbasis bukti untuk mengubah persepsi masyarakat mengenai masalah telinga dan pendengaran. Dan ketiga, menyerukan semua negara untuk mengatasi kesalahan persepsi dan pola pikir stigmatisasi terkait gangguan pendengaran.

.

Secara global, lebih dari 80% kebutuhan layanan medis atas telinga dan pendengaran masih belum terpenuhi. Kesalahpahaman masyarakat yang mengakar dan pola pikir yang menstigmatisasi, merupakan faktor utama yang membatasi upaya pencegahan dan penanganan gangguan pendengaran. Lebih dari 1 miliar orang dewasa muda berisiko mengalami gangguan pendengaran permanen yang sebenarnya dapat dihindari, karena praktik mendengarkan yang tidak aman. Diperlukan investasi tambahan tahunan sekitar US$ 1,40 per orang untuk meningkatkan layanan medis gangguan pendengaran secara global. Selama periode 10 tahun ke depan, investasi ini menjanjikan pengembalian hampir US$ 16 untuk setiap dolar AS yang dikeluarkan. Lebih dari 5% populasi dunia – atau 430 juta orang – memerlukan rehabilitasi untuk mengatasi gangguan pendengaran yang mereka alami, termasuk 34 juta anak. Diperkirakan pada tahun 2050, lebih dari 700 juta orang, atau 1 dari setiap 10 orang, akan mengalami gangguan pendengaran.

.

Prevalensi gangguan pendengaran meningkat seiring bertambahnya usia, di antara mereka yang berusia lebih dari 60 tahun, lebih dari 25% terkena tuli yang melumpuhkan. Seseorang yang tidak mampu mendengar sebaik orang normal, ambang pendengaran 20 dB atau lebih baik pada kedua telinga, dikatakan mengalami gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran dapat bersifat ringan, sedang, berat, atau sangat berat (tuli). Tuli adalah gangguan pendengaran yang lebih besar dari 35 desibel (dB). Hampir 80% orang tuli tinggal di negara berpendapatan rendah dan menengah. Hal ini dapat mempengaruhi satu telinga atau kedua telinga dan menyebabkan kesulitan dalam mendengar percakapan atau suara keras.

.

Penyebab gangguan pendengaran dapat ditemui sepanjang masa kehidupan. Penyebab pada periode sebelum melahirkan meliputi faktor genetik termasuk gangguan pendengaran herediter dan infeksi intrauterin, seperti rubella dan infeksi sitomegalovirus. Pada periode perinatal meliputi asfiksia neonatal (kekurangan oksigen pada saat lahir) dan hiperbilirubinemia (penyakit kuning parah), berat badan lahir rendah, dan morbiditas perinatal lainnya.

Pada masa anak dan remaja gangguan pendengaran dapat disebabkan oleh infeksi telinga kronis (otitis media supuratif kronis), pengumpulan cairan di telinga (otitis media nonsupuratif kronis), meningitis dan infeksi lainnya. Pada dewasa dan lanjut usia dapat disebabkan oleh penyakit kronis, merokok, otosklerosis, degenerasi sensorineural terkait usia, dan gangguan pendengaran sensorineural mendadak. Sedangkan faktor yang terjadi sepanjang rentang hidup manusia meliputi impaksi serumen (kotoran telinga), trauma pada telinga atau kepala suara keras/suara keras, obat-obatan ototoksik, bahan kimia ototoksik yang berhubungan dengan pekerjaan, kekurangan gizi, infeksi virus dan kondisi telinga lainnya, gangguan pendengaran genetik yang tertunda atau progresif.

.

Banyak penyebab gangguan pendengaran dapat dihindari melalui strategi kesehatan masyarakat dan intervensi klinis yang diterapkan sepanjang hidup. Pencegahan gangguan pendengaran sangat penting, mulai dari periode prenatal dan perinatal hingga usia lanjut. Pada anak hampir 60% gangguan pendengaran disebabkan oleh penyebab yang dapat dicegah melalui penerapan langkah sederhana bidang kesehatan masyarakat. Demikian pula, sebagian besar penyebab umum gangguan pendengaran pada orang dewasa, seperti paparan suara keras dan obat-obatan ototoksik, sebenarnya dapat dicegah.

Strategi efektif untuk mengurangi gangguan pendengaran pada berbagai tahap kehidupan meliput beberapa hal. Yang utama dalah imunisasi lengkap pada bayi, praktik pengasuhan ibu untuk anak yang baik, konseling genetik, dan pengelolaan penyakit telinga yang umum. Selain itu, juga program konservasi pendengaran di tempat kerja untuk kebisingan dan paparan bahan kimia dan strategi mendengarkan musik yang aman untuk mengurangi paparan suara bising.

Strategi lainnya adalah pemeriksaan skrining untuk semua bayi baru lahir berupa pemeriksaan gangguan pendengaran pada usia 0-28 hari dengan OAE (otoacoustic emissions). Selain itu juga sekaligus dilakukan skrining gangguan penglihatan pada bayi prematur saat usia 2-4 minggu dengan pemeriksaan mata, skrining hipotiroid kongenital pada usia 48-72 jam dengan pemeriksaan darah pada tumit kaki, dan skrining penyakit jantung kritis bawaan pada usia usia <24 jam dengan pemeriksaan pulse oxymetry.

.

Skrining pendengaran bayi baru lahir sebenarnya termasuk skrining rutin, karena beberapa hal. Pertama, gangguan pendengaran pada bayi dan anak sulit diketahui sejak awal. Kedua, adanya periode kritis perkembangan pendengaran dan berbicara, yang dimulai dalam 6 bulan pertama kehidupan dan terus berlanjut sampai usia 2 tahun. Ketiga, bayi yang mempunyai gangguan pendengaran bawaan atau didapat yang segera diintervensi sebelum usia 6 bulan, pada usia 3 tahun sangat mungkin akan mempunyai kemampuan berbahasa normal, dibandingkan bayi yang baru diintervensi setelah berusia 6 bulan.

.

Ini adalah kriteria bayi yang lebih berisiko mengalami gangguan pendengaran dan lebih memerluan pemeriksaan skrining, yaitu riwayat keluarga dengan gangguan pendengaran, kelainan bawaan bentuk telinga dan kelainan tulang tengkorak-muka, Infeksi janin ketika dalam kandungan (infeksi toksoplasmosis, rubella, sitomegalovirus, herpes). Selain itu, juga Sindrom tertentu seperti sindrom Down, berat lahir kurang dari 1.500 gram, Bayi yang mengalami kesulitan bernapas segera setelah lahir, perawatan di NICU, dan penggunaan obat tertentu yang bersifat toksik terhadap saraf pendengaran.

.

Momentum Hari Pendengaran Dunia (World Hearing Day) 2024 mengingatkan kita bahwa masalah telinga dan fungsi pendengaran, merupakan salah satu masalah yang paling sering diabaikan di masyarakat. Pemeriksaan skrining pendengar pada bayi baru lahir akan mampu menemukan “kecacatan yang tidak terlihat”, bukan hanya karena tidak adanya gejala yang nampak, tetapi juga mampu mencegah gangguan pendengarn pada bayi, agar tidak lagi menjadi stigma di masyarakat dan diabaikan oleh para pembuat kebijakan kesehatan.

Apakah kita sudah melakukannya?

Categories
anak COVID-19 dokter Healthy Life vaksinasi

2024 Dengue Global

DENGUE  GLOBAL

fx. wikan indrarto*)

Kejadian Demam Berdarah Dengue (Dengue atau DBD) secara global telah meningkat tajam selama dua dekade terakhir, sehingga menimbulkan tantangan kesehatan masyarakat yang besar. Apa yang mencemaskan?

Dari tahun 2000 hingga 2019, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendokumentasikan peningkatan sepuluh kali lipat kasus yang dilaporkan di seluruh dunia, meningkat dari 500.000 menjadi 5,2 juta. Tahun 2019 menandai puncak yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan kasus-kasus yang dilaporkan menyebar di 129 negara. Setelah terjadi sedikit penurunan kasus antara tahun 2020-2022 akibat pandemi COVID-19 dan tingkat pelaporan yang lebih rendah, pada tahun 2023, terjadi peningkatan kasus dengue secara global, yang ditandai dengan peningkatan signifikan dalam jumlah, skala, dan peningkatan kasus secara simultan, juga terjadinya beberapa wabah, menyebar ke wilayah yang sebelumnya tidak terkena dengue.

.

baca juga : 2022 Waspada Dengue

Afrika merupakan salah satu dari empat wilayah teratas yang paling terkena dampak dengue. Wabah telah dilaporkan di 15 dari 47 negara termasuk Benin, Burkina Faso, Cape Verde, Chad, Pantai Gading, Ethiopia, Ghana, Guinea, Mali, Mauritius, Niger, Nigeria, São Tomé dan Principe, Senegal dan Togo. Beban penyakit dengue di Afrika belum dipahami dengan baik karena 3 hal. Pertama, kemiripan gejala klinis dengue yang umum dan tidak spesifik, dengan malaria dan penyakit demam tropis lainnya. Kedua, terbatasnya kapasitas laboratorium untuk melakukan deteksi dan konfirmasi dengue secara tepat waktu, yang sangat penting untuk mendeteksi dan melaporkan kasus serta mencegah penyebarannya. Dan ketiga, pengawasan yang tidak memadai dan pelaporan kasus yang terbatas, terutama untuk dengue ringan.

Dengue di Amerika pada 1 Januari 2023 sampai 11 Desember 2023, total 4,1 juta kasus dugaan dengue, termasuk 6.710 kasus parah, dan 2.049 kematian (CFR 0,05%) dilaporkan terjadi di 42 negara di Amerika. Brasil telah melaporkan jumlah kasus suspek tertinggi per 100.000 penduduk di kawasan ini (1.359 kasus), diikuti oleh Peru (813 kasus), dan Meksiko (179 kasus). Dalam hal dengue berat, Kolombia melaporkan kasus terbanyak (1504), diikuti oleh Brasil (1474), Meksiko (1272), Peru (1065), dan Bolivia (640).

Dengue di Timur Tengah menyebabkan epidemi dengue pertama kali dilaporkan pada tahun 1998, dan sejak itu, frekuensi dan penyebaran geografisnya meningkat, dengan wabah terjadi di sembilan negara endemik. Di antaranya adalah negara yang rapuh terkena dampak konflik seperti Afghanistan, Pakistan, Sudan, Somalia, dan Yaman. Wabah ini diperburuk karena gangguan layanan kesehatan (Sudan), sistem kesehatan yang rapuh (Afghanistan, Somalia, Sudan, Pakistan dan Yaman), perpindahan penduduk secara massal, infrastruktur air dan sanitasi yang buruk, dan bencana alam yang berulang seperti banjir yang melanda Somalia, Sudan, Pakistan, dan Yaman, serta gempa bumi di Afghanistan.

.

Dengue bukan endemik di Eropa dan sebagian besar kasus terkait dengan perjalanan ke daerah lain. Namun demikian, sejak tahun 2010 terdapat laporan mengenai kasus asli di sejumlah negara Eropa, termasuk Kroasia, Perancis, Israel, Italia, Portugal dan Spanyol. Pada tahun 2018, tahun dengan data terlengkap yang tersedia, total 2.500 kasus dengue dilaporkan melalui mekanisme pengumpulan data pengawasan tahunan regional dengan Jerman, Perancis, dan Inggris menyumbang sebagian besar kasus dan ini merupakan kasus impor. Namun, perlu dicatat bahwa kelengkapan data masih menjadi tantangan.

.

Di kawasan Asia Tenggara, 10 dari 11 Negara Anggota merupakan endemis virus dengue. Pada tahun 2023, beberapa negara, termasuk Bangladesh dan Thailand, telah melaporkan lonjakan kasus dengue. Secara khusus, India, Myanmar, Sri Lanka dan Thailand termasuk dalam 30 negara dengan tingkat endemis tertinggi di dunia. Thailand mengalami peningkatan kasus dengue lebih dari 300% pada tahun 2023. Angka kematian (CFR) di Bangladesh meningkat dari 0,45% menjadi 0,52%, sedangkan di Thailand meningkat menjadi 0,11%, 0,04% di Nepal hingga tertinggi 0,72% di Indonesia. Penting untuk menafsirkan nilai-nilai ini dengan hati-hati karena adanya variasi dalam definisi kasus yang digunakan di berbagai negara.

.

Wilayah Pasifik Barat terus menghadapi tingginya dengue, dengan lebih dari 500.000 kasus dengue dan 750 kematian di Australia, Kamboja, Tiongkok, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Vietnam. Negara yang paling terkena dampaknya adalah Filipina (CFR 0.34%) dan Vietnam (CFR: 0.02%). Di Fiji ada 11.522 kasus pada tahun 2023, mencerminkan peningkatan sebesar 37%.

Virus dengue (DENV) memiliki empat serotipe (DENV-1, DENV-2, DENV-3, DENV-4). Infeksi oleh satu serotipe memberikan kekebalan jangka panjang terhadap serotipe yang sama, dan hanya kekebalan sementara terhadap serotipe lainnya, tetapi infeksi sekunder dengan serotipe berbeda, justru akan  meningkatkan risiko dengue menjadi berat. Infeksi dengue paling sering tidak menunjukkan gejala atau hanya menyebabkan penyakit demam ringan. Namun, beberapa kasus akan berkembang menjadi demam berdarah dengue berat, terjadi syok, pendarahan hebat, atau kerusakan organ parah, dan bahkan kematian pasien. Tahap ini sering dimulai setelah demam hilang dan didahului dengan tanda bahaya sebagai peringatan dini, seperti sakit perut yang hebat, muntah terus-menerus, gusi berdarah, penumpukan cairan, lesu atau gelisah, dan pembesaran hati.

.

Tidak ada pengobatan khusus untuk infeksi dengue. Namun, deteksi dini dan akses terhadap layanan kesehatan yang tepat, untuk manajemen kasus dapat mengurangi angka kematian, begitu juga dengan deteksi cepat kasus dengue berat dan rujukan tepat waktu ke fasilitas kesehatan tersier. Kebanyakan penderita dengue memiliki gejala ringan atau tanpa gejala dan akan membaik dalam 1-2 minggu. Anak yang terinfeksi dengue untuk kedua kalinya mempunyai risiko lebih besar mengalami dengue berat. Gejala dengue berat seringkali muncul setelah demamnya hilang seperti sakit perut yang hebat, muntah berulang, napas cepat, gusi atau hidung berdarah, kelelahan umum, gelisah, darah dalam muntahan atau tinja, mengeluh sangat haus, kulit pucat dan dingin. Kasus dengue dengan gejala parah ini harus segera mendapatkan perawatan atau rujukan yang sesuai.

.

Inisiatif Arbovirus Global adalah rencana strategis terpadu untuk mengatasi dengue dan penyakit arbovirus yang ditularkan melalui nyamuk,  dengan potensi epidemi dan pandemi, yang fokus pada pemantauan risiko, pencegahan pandemi, kesiapsiagaan, deteksi dan respons, serta membangun koalisi mitra. Selain itu, juga mendukung semua negara anggota melalui penguatan pengawasan epidemiologi dan entomologi, diagnosis laboratorium dan pengawasan genom, manajemen klinis, komunikasi risiko dan keterlibatan komunitas, pengawasan dan pengendalian vektor, juga re-organisasi pelayanan kesehatan.

.

Yang tidak kalah penting adalah berbagi pedoman manajemen kasus dan pelatihan klinis, untuk dokter dan petugas kesehatan melalui webinar. Pengembangan pedoman WHO untuk manajemen klinis dan diagnosis dengue, chikungunya, Zika, dan demam kuning yang terus berlangsung, yang periode pertama akan selesai pada pertengahan tahun 2024. WHO telah menyelenggarakan kursus virtual pembelajaran mandiri selama 20 jam, mengenai manajemen klinis dengue dalam bahasa Spanyol dan Inggris, yang berfokus pada identifikasi prediktor awal terjadinya penyakit parah (tanda bahaya dengue) dan mencegah perkembangan kasus dengue menjadi beat dan bahkan kematian pasien. Kursus ini telah melatih lebih dari 312.000 dokter, termasuk para dokter Indonesia, sejak diluncurkan pada bulan September 2020.

.

Kemunculan dengue dan penyebarannya yang belum pernah terjadi sebelumnya di seluruh dunia, terkait dengan berbagai faktor penting. Yaitu faktot lingkungan meliputi perubahan distribusi dan adaptasi vektor nyamuk Aedes aegypti, meningkatnya urbanisasi yang tidak terencana, perubahan iklim, dan ko-sirkulasi beberapa serotipe virus. Faktor sistem layanan kesehatan meliputi kerapuhan di tengah ketidakstabilan politik dan keuangan, tantangan dokter dalam diagnosis klinis karena gejala yang tidak spesifik, kapasitas laboratorium yang tidak memadai, terjadi secara bersamaan dengan COVID-19, dan tidak adanya obat khusus. Faktor masyarakat meliputi perilaku dan persepsi risiko belum baik, kesadaran dan perilaku mencari layanan kesehatan masih rendah, kurangnya pendekatan yang berpusat pada masyarakat, keterlibatan dan mobilisasi masyarakat dalam kegiatan pengendalian vektor masih rendah, kurangnya kapasitas pengawasan dan pengendalian vektor,  kurangnya koordinasi antar pemangku kepentingan, kekurangan dana, rendahnya minat pendonor sukarela, dan pergerakan manusia dalam skala besar.

.

baca juga : 2023 Vaksin Dengue

Tantangan ini diperparah dengan terbatasnya persediaan penting untuk program pencegahan dan pengendalian, reagen di laboratorium untuk tes diagnostik, dan perlunya pelatihan berkelanjutan bagi dokter dan petugas kesehatan lainnya. Untuk mengatasi tantangan ini memerlukan pendekatan terpadu multidisiplin dan multisektoral, terutama di tingkat nasional untuk mencapai tujuannya dalam mengurangi dampak terhadap kesehatan masyarakat. Pengendalian vektor yang efektif adalah kunci pencegahan dan pengendalian dengue dengan 3M, harus mencakup Menutup bak air, Menguras air KM dan Menimbun benda berpotensi menampung air. Juga ditambah pemberian larvasida dalam air yang tidak diminum dengan dosis yang tepat, penggunaan kelambu berinsektisida, dan kadang penyemprotan insektisida.

Penyebaran nyamuk yang mengandung bakteri Wolbachia mampu menurunkan kasus dengue sebesar 77,1 persen. Selain itu, jumlah perawatan di rumah sakit akibat dengue juga mengalami penurunan sebanyak 86 persen. Nyamuk Wolbachia tidak mengurangi populasi nyamuk Aedes aegypti, tetapi dengan adanya nyamuk ini, akan menekan penyebaran virus dengue yang terbawa oleh nyamuk Aedes aegypti, sehingga metode penyebaran nyamuk ini menjadi pelengkap dari program 3M.

Sudahkah kita siap melawan Dengue?

Sekian

Yogyakarta, 15 Januari 2024

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA: 081227280161.

Categories
anak COVID-19 dokter Healthy Life vaksinasi

2024 HAPUS POLIO

Ringkasan tulisan ini telah dimuat di harian nasional Kompas versi digital :

https://app.komp.as/DCvr2yodF6QNo8aw5

Sudut lain dari tulisan ini juga telah dimuat di portal nasional detik.com :

https://news.detik.com/kolom/d-7154465/mewujudkan-bebas-polio-2026

HAPUS  POLIO

fx. wikan indrarto*)

Kabupaten Klaten Jawa Tengah telah ditetapkan oleh Kemenkes RI sebagai daerah berstatus kejadian luar biasa (KLB) polio pada 22 Desember 2023. Hal itu menyusul temuan kasus polio pada anak di Kecamatan Manisrenggo, Klaten. Kondisi anak perempuan berumur enam tahun yang terjangkit polio itu saat ini terus membaik.

Anak perempuan itu mengalami gejala polio sepulang dari bepergian ke Sampang, Madura, Jawa Timur. Empat hari setelah kembali ke Klaten, anak tersebut tiba-tiba demam. Setelah demam turun, anak itu mengalami penurunan kekuatan pada kakinya atau kelumpuhan. Akhirnya anak tersebut dirujuk ke RSUP dr Sardjito Yogyakarta. Bahaya apa yang mengancam?

.

Polio adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh infeksi virus. Penyakit ini menyerang sistem saraf, dan dapat menyebabkan kelumpuhan tungkai secara total dalam hitungan jam. Virus ini ditularkan oleh orang-ke-orang yang menyebar terutama melalui rute faecal-oral (dari anus ke mulut) atau yang lebih jarang, oleh jalur umum misalnya, air atau makanan yang terkontaminasi, dan berkembang biak di usus. Gejala klinis awal adalah demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan pada leher dan nyeri pada tungkai. Tidak ada obat untuk penyakit polio dan hanya dapat dicegah. Vaksin polio yang diberikan berulang kali, dapat melindungi anak seumur hidup.

.

Polio (poliomielitis) terutama menyerang anak balita, bahkan hampir 1 dari 200 infeksi polio akan menyebabkan kelumpuhan otot yang menetap atau ireversibel. Di antara mereka yang lumpuh, 5% hingga 10% mati ketika otot-otot pernapasan mereka menjadi tidak mampu bergerak. Infeksi virus polio liar telah menurun lebih dari 99% sejak tahun 1988, dari sekitar 350.000 kasus, menjadi 29 kasus yang dilaporkan pada tahun 2018. Dari 3 jenis virus polio liar (tipe 1, tipe 2, dan tipe 3), virus polio liar tipe 2 diberantas pada tahun 1999 dan tidak ditemukan kasus virus polio liar tipe 3 sejak kasus terakhir yang dilaporkan di Nigeria pada bulan November 2012.

.

baca juga : 2020 Polio Liar dan COVID-19

.

Pemberantasan polio memerlukan cakupan imunisasi yang tinggi di seluruh dunia, untuk memblokir penularan virus yang sangat menular ini. Sayangnya, banyak anak masih kehilangan kesempatan mendapatkan vaksinasi karena berbagai alasan, termasuk kurangnya infrastruktur, lokasi terpencil, perpindahan penduduk, konflik bersenjata, gangguan keamanan dan penolakan terhadap vaksinasi. Oleh karena virus ini sangat menular, kegagalan untuk memberantas virus polio liar di Klaten, dapat saja mengakibatkan kebangkitan penyakit polio. Bahkan kalkulasi dapat saja mencapai sebanyak 200.000 kasus baru di seluruh dunia setiap tahun, dalam 10 tahun ke depan.

Pada tahun 1994, Benua Amerika disertifikasi bebas polio, diikuti oleh Pasifik Barat pada tahun 2000 dan Eropa pada Juni 2002. Pada hal 27 Maret 2014, Asia Tenggara, termasuk Indonesia, telah disertifikasi bebas polio. Bebas polio berarti bahwa penularan virus polio liar telah terputus di wilayah yang membentang dari Indonesia ke India. Prestasi ini menandai lompatan ke depan yang signifikan dalam pemberantasan global, dengan 80% populasi dunia sekarang tinggal di daerah bebas polio.

.

Lebih dari 16 juta orang anak tetap dapat berjalan hari ini, yang seharusnya lumpuh. Selain itu, diperkirakan 1,5 juta kematian anak juga telah dicegah, melalui pemberian vitamin A yang bersamaan dengan imunisasi polio. Pemodelan ekonomi telah menemukan bahwa pemberantasan dengan imunisasi polio untuk melawan virus terakhir, akan menghemat setidaknya US $ 40-50 miliar, sebagian besar di negara berpenghasilan rendah.

.

Di banyak negara lain, kepemimpinan dan inovasi yang kuat telah berperan penting dalam menghentikan penyebaran virus polio liar. Banyak negara berhasil mengoordinasikan upaya mereka untuk mengatasi tantangan utama dalam meningkatkan cakupan imunisasi dasar pada anak. Misalnya mobilitas populasi yang tinggi, konflik bersenjata, aliran anti vaksin, dan ketidak amanan wilayah dari konflik bersenjata, yang membatasi akses ke layanan imunisasi. Selain itu, juga kemampuan virus polio untuk menyebar dengan cepat dan melintasi perbatasan wilayah bahkan negara.

.

Sumber daya dan keahlian yang digunakan untuk menghilangkan virus polio liar, telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kesehatan masyarakat luas. Selain itu, juga telah membentuk sistem respons atas wabah polio. Program pemberantasan polio telah memberikan manfaat kesehatan yang luas bagi komunitas lokal di banyak wilayah, mulai dari terbentuknya respons terhadap wabah, hingga memperkuat layanan imunisasi rutin terhadap penyakit infeksi lain, yang dapat dicegah dengan vaksin.

.

Dari penyelidikan epidemiologi terjadinya KLB polio pada 7 November 2022 di Kabupaten Pidie, Aceh, selain cakupan imunisasi polio yang rendah, didapati juga faktor perilaku hidup bersih dan sehat penduduk yang masih kurang. Di antaranya masih ada penduduk yang menerapkan buang air besar (BAB) terbuka di sungai. Meskipun tersedia jamban di beberapa rumah, lubang pembuangan jamban langsung mengalir ke sungai, sementara air sungai dipakai sebagai sumber aktivitas penduduk, termasuk tempat bermain anak-anak. Intervensi kesehatan masyarakat berdasarkan data epidomiologi ini tidak boleh diabaikan, yaitu mengatasi penyebab cakupan imunisasi polio yang rendah, meningkatkan perilaku masyarakat dalam hidup sehat, dan membangun infrastruktur limbah rumah tangga yang lebiuh higenis. Namun demikian, data epidemiologi di Klaten dan Sampang untuk KLB Polio Klaten kali ini belum disimpulkan.

.

Saat ini pemerintah sudah melakukan sejumlah tindakan awal yang penting. Termasuk melakukan pelacakan untuk mencari kasus lumpuh layuh lain di sekitar tempat tinggal kasus, pengambilan sampel tinja di wilayah terdampak untuk dilakukan pemeriksaan, memeriksa sampel air di tempat pembuangan limbah, dan survei cepat cakupan imunisasi. Juga dilakukan ‘outbreak respond’ imunisasi polio untuk 118.600 anak akan menjadi sasaran penerima imunisasi pada Subpekan Imunisasi Nasional secara serentak di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, ditambah Kabupaten Sleman di DIY yang berbatasan dengan Kabupaten Klaten, dengan prioritas wilayah Madura Jawa Timur. Vaksin yang akan digunakan adalah vaksin polio tetes (OPV) sebanyak 2 tetes mulut, yang akan dimulai Senin, 15 Januari 2024. Vaksinasi polio dilakukan dua tahap, yaitu untuk tahap pertama ditargetkan selesai satu minggu, selanjutnya diulang lagi minimal satu bulan berikutnya, dengan target cakupan 95% anak secara merata pada setiap tingkatan. Selain itu, juga dilakukan imunisasi rutin untuk meningkatkan cakupan imunisasi polio menggunakan vaksin suntikan, yaitu Inactive Polio Vaccine (IPV), bukan vaksin tetes atau Oral Polio Vaccine (OPV).

.

Pandemi COVID-19 memberikan pelajaran yang sangat berharga dalam mengatasi penyakit menular yang mematikan. Misalnya, pelacakan kasus (tracing) berupa penemuan kasus aktif dari rumah ke rumah, terbukti menjadi strategi yang jitu dalam mendukung program pengendalian COVID-19. Vaksinasi semua kontak erat bahkan dengan dosis booster telah membantu meningkatkan kekebalan tubuh melawan virus COVID-19 yang sangat mudah menular. Demikian pula, pengawasan, penemuan kasus, pemeriksaan, pelacakan kontak, karantina, dan kampanye dalam komunikasi massal untuk menghilangkan informasi yang salah, adalah hal yang penting untuk mengendalikan COVID-19. Semua hal baik tersebut seharusnya juga diterapkan untuk mengatasi munculnya virus polio liar di Pidie Aceh.

.

Pembelajaran lain dari pandemi COVID-19 adalah menjamin ketersedian vaksin yang cukup dan mampu menjangkau banyak orang di tempat yang sulit. Juga mengatasi keragu-raguan atas kehandalan vaksin, karena juga merupakan tantangan besar dalam menghentikan penyebaran COVID-19. Selain itu, adanya akses ke informasi dan pendidikan kesehatan masyarakat yang akurat sangatlah penting, untuk memastikan bahwa warga masyarakat memiliki pengetahuan, bukan termakan berita bohong terkait vaksin COVID-19, dalam menjaga diri mereka sendiri dan orang lain di sekitarnya. Hal serupa seharusnya juga dilakukan untuk memberikan imunisasi polio menggunakan Inactive Polio Vaccine (IPV) sebagai ‘outbreak respond’ di Aceh dan meningkatan cakupan imunisasi polio sebagai paket imunisasi dasar, untuk semua balita di seluruh Indonesia.

Target dunia, termasuk Indonesia, adalah pemberantasan atau eradikasi polio pada tahun 2026. Oleh sebab itu KLB polio di Klaten perlu disikapi secara tepat menggunakan pembelajaran kita dalam mengatasi pandemi COVID-19. Intinya adalah adanya kepemimpinan yang tegas, solidaritas semua lintas sektor, dan ilmu pengetahuan dalam wujud vaksin handal seperti IPV, yang disertai intervensi kesehatan masyakarat yang tegas dan cepat.

Sudahkah kita siap?

Sekian

Yogyakarta, 5 Januari 2024

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA: 081227280161.

Categories
anak COVID-19 dokter Healthy Life vaksinasi

2023 Penangan COVID-18 pascapandemi

PENANGAN COVID-19  PASCA  PANDEMI

fx. wikan indrarto

Tulisan ini dimuat di Harian Nasional Kompas edisi cetak halaman 7 Kolom Opini pada hari Kamis, 23 November 2023.

https://www.kompas.id/baca/opini/2023/11/22/penanganan-covid-19-pascapandemi

Pada Jumat, 10 November 2023 WHO telah memperbaharui pedoman penanganan dan terapi COVID-19, setelah stetatus pandemi dicabut. Pedoman ini adalah rekomendasi untuk pasien dengan COVID-19 yang tidak parah, yang merupakan pembaruan ke-13. Apa yang menarik?

.

WHO masih merekomendasikan pemakaian masker sebagai alat utama melawan COVID-19. Penggunaan masker tetap direkomendasikan untuk masyarakat dalam situasi tertentu, misalnya di dalam areal RS, terlepas dari situasi epidemiologi wilayah setempat, mengingat penyebaran COVID-19 secara global saat ini masih ada. Penggunaan masker disarankan dilakukan setelah seseorang terpapar COVID-19, ketika seseorang mengidap atau mencurigai dirinya mengidap COVID-19, ketika seseorang berisiko tinggi terkena COVID-19 parah, dan bagi siapa saja yang berada di ruangan yang ramai, tertutup, atau berventilasi buruk. Sebelumnya, rekomendasi WHO tentang masker didasarkan pada situasi epidemiologi wilayah setempat.

.

Rekomendasi juga tentang pengurangan masa isolasi mandiri pasien COVID-19. Untuk pasien dengan gejala, pedoman baru menyarankan isolasi 10 hari sejak hari timbulnya gejala. Sebelumnya, WHO menyarankan agar pasien dipulangkan dari RS 10 hari setelah timbulnya gejala, ditambah setidaknya tiga hari tambahan sejak gejalanya hilang. Bagi mereka yang dinyatakan positif COVID-19 tetapi tidak menunjukkan tanda atau gejalaapa pun, WHO kini menyarankan isolasi cukup 5 hari saja, tidak harus selama 10 hari seperti rekomendasi sebelumnya. Pasien dapat dipulangkan dari isolasi di RS lebih awal, jika hasil tesnya negatif pada tes cepat berbasis antigen. Isolasi terhadap orang yang mengidap COVID-19 merupakan langkah penting dalam mencegah orang lain tertular. Hal ini dapat dilakukan di rumah atau di fasilitas khusus, seperti rumah sakit atau klinik.

.

baca juga : 2023 Pedoman Baru Melawan COVID-19

.

Bukti menunjukkan bahwa orang yang tidak memiliki gejala klinis, jauh lebih kecil kemungkinannya untuk menularkan virus, dibandingkan mereka yang memiliki gejala. Meskipun tingkat kepastiannya sangat rendah, bukti juga menunjukkan bahwa orang yang dipulangkan pada hari ke 5 setelah timbulnya gejala, berisiko menularkan penyakit masih tiga kali lebih banyak, dibandingkan mereka yang dipulangkan pada hari ke 10.

.

Varian virus COVID-19 yang ada saat ini cenderung menyebabkan penyakit yang lebih ringan sementara tingkat kekebalan tubuh lebih tinggi karena vaksinasi, sehingga telah mampu menurunkan risiko penyakit parah dan kematian bagi sebagian besar pasien. Panduan WHO terbaru mencakup tingkat risiko memerlukan rawat inap di rumah sakit, pada pasien dengan COVID-19. Perkiraan risiko akan membantu dokter dan tenaga profesional layanan kesehatan untuk mengidentifikasi pasien yang berisiko tinggi, sedang, atau rendah untuk dirawat inap di rumah sakit, dan mendapatkan pengobatan sesuai dengan pedoman WHO.

.

Risiko tinggi dirawat inap adalah orang yang mengalami imunosupresi jika tertular COVID-19, dengan perkiraan tingkat rawat inap sebesar 6%. Kategori risiko sedang mencakup orang yang sebelumnya dianggap berisiko tinggi, termasuk orang lanjut usia berusia di atas 65 tahun dan atau mereka yang memiliki kondisi penyakit kronis seperti obesitas, diabetes, penyakit paru obstruktif kronik, penyakit ginjal atau hati, kanker, dan penyandang disabilitas, dengan perkiraan tingkat rawat inap sebesar 3%. Sedangkan risiko rendah adalah orang yang tidak termasuk dalam kategori risiko tinggi atau sedang untuk dirawat di rumah sakit (0,5%). Kebanyakan orang berisiko rendah.

.

Pengobatan untuk orang terinfeksi COVID-19 yang tidak parah direkomendasikan menggunakan kombinasi nirmatrelvir dengan ritonavir (juga dikenal dengan merek dagangnya ‘Paxlovid’), yaitu orang yang berisiko tinggi dan sedang untuk dirawat di rumah sakit. Rekomendasi tersebut menyatakan bahwa nirmatrelvir-ritonavir dianggap sebagai pilihan terbaik bagi sebagian besar pasien yang memenuhi syarat, mengingat manfaat terapeutiknya, kemudahan pemberiannya, dan lebih sedikit kekhawatiran mengenai potensi bahayanya. Nirmatrelvir-ritonavir pertama kali direkomendasikan WHO pada April 2022. Jika nirmatrelvir-ritonavir tidak tersedia untuk pasien berisiko tinggi dirawat di rumah sakit, WHO menyarankan penggunaan molnupiravir atau remdesivir. Namun demikian,  molnupiravir dan remdesivir tidak boleh digunakan untuk pasien dengan risiko sedang, mengingat potensi bahayanya lebih besar daripada manfaat. Bahkan bagi orang yang berisiko rendah untuk dirawat di rumah sakit, WHO tidak merekomendasikan terapi antivirus jenis apa pun. Gejala seperti demam dan nyeri dapat diatasi dengan obat analgesik seperti parasetamol.

.

WHO juga merekomendasikan untuk tidak menggunakan antivirus baru (VV116) pada pasien, kecuali dalam uji klinis. Sebaliknya, rekomendasi  penggunaan ivermectin untuk pasien dengan COVID-19 yang tidak parah tetap berlaku. WHO terus menyarankan bahwa pada pasien dengan COVID-19 yang parah atau kritis, ivermectin hanya boleh digunakan dalam uji klinis saja. WHO memberikan rekomendasi yang kuat dua obat lain untuk  COVID-19, yaitu sotrovimab dan casirivimab-imdevimab. Obat antibodi monoklonal ini kurang atau berkurang aktivitasnya melawan varian virus yang beredar saat ini. Saat ini terdapat 6 pilihan pengobatan yang terbukti untuk pasien COVID-19, tiga pilihan pengobatan mencegah rawat inap pada orang yang berisiko tinggi dan tiga pilihan pengobatan yang menyelamatkan nyawa pasien dengan penyakit parah atau kritis. Kecuali kortikosteroid, akses terhadap obat yang lain masih belum memuaskan secara global.

.

Sudahkah kita bertindak bijak dalam pengobatan COVID-19 paska pandemi?

Sekian

Yogyakarta, 18 November 2023

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA: 081227280161

Categories
dokter Healthy Life Jalan-jalan

2023 PALANGKA RAYA

PALANGKARAYA
fx. wikan indrarto

Kesempatan mengunjungi ulang Palangkaraya, Kota Cantik ibukota Kalimantan Tengah, datang dengan penuh semangat. Pertama kali kami datang menginjakkan kaki di Palangkaraya pada hari Selasa, 5 Januari 2000 sebelum menjalani penempatan sebagai dokter spesialis anak di RSUD Dr. Soemarno Sosroatmojo Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah. Kali kedua berangkat Minggu siang, 15 Oktober 2023 kami menggunakan Boeing 737NG Batik Air dari New Yogyakarta Airport, disambung Airbus A320 Batik Air dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Tjilik Riwut. Kami mendarat menjelang malam hari, dengan penerbangan terakhir yang dilayani di bandara tersebut.

dengan pak Ja’far asli Labuanbajo Flores dari Mitra Konsultan, menunggu terbang di New Yogyakarta Airport.
mendarat di Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya

Kami dijemput oleh Dr. Anto Fernando Abel, Kepala Seksi Pelayanan Medis RSUD dr Doris Sylvanus di Bandara Tjilik Riwut, sebagai penumpang terakhir yang keluar dari area kedatangan. Kami langsung diajak menuju ke Le SARAI resto, sebuah rumah makan legendaris untuk para pejabat negara, yang berlokasi di Jl. MH. Thamrin No D/7 Menteng, Pahandut, Palangka Raya, untuk makan malam menu lokal yang khas banget, yaitu ikan patin bakar.

dengan Dr. Anto Fernando Abel menunggu menu ikan patin bakar di Le SARAI resto Palangkaraya

Ikan patin yang lezat memiliki berbagai bagian tubuh dengan pesona rasa masing-masing. Pertama yakni bagian kepalanya yang unik karena kepala berukuran lebih kecil dibandingkan bagian tubuhnya yang justru lebih besar. Kepala ikan ini sangat enak dalam sop khusus yang mampu melegakan tenggorokan.
Kedua yakni bagian tubuh, yang juga unik pada ikan patin ini yakni memiliki ukuran badan yang cukup besar, daging lezat dan banyak lemak yang mudah dipisahkan saat disantap. Terakhir yakni sirip yang pada ikan ini memiliki banyak sirip yakni berjumlah enam buah.

Ikan patin yang disinyalir berasal dari sungai Mahakam Kalimantan Timur dan sungai Musi Sumatera Selatan ini, dikenal luas masyarakat karena dibudidayakan dalam keramba di sungai Kahayan yang memutari Kota Palangkaraya. Ikan yang memiliki rasa daging lezat dan gurih ini, memiliki nilai jual yang sangat tinggi dan menjadi ladang usaha yang menggiurkan, apalagi membudayakannya pun sangat mudah dan tidak memerlukan perlakuan khusus. Setelah kenyang dan puas merasakan gurihnya daging ikan patin, kami segera menuju dan menginap di Hotel Amaris Palangkaraya.

Senin, 16 Oktober 2023 kami bangun pagi untuk mengikuti perayaan ekaristi harian di Katedral Santa Maria pada pk. 5.15. Kami berjalan kaki sejauh 650 m dari Hotel Amaris, menuju gereja megah di Jl. Tjilik Riwut Palangkaraya. Gereja Katedral Paroki Santa Maria Palangka Raya adalah Gereja Katolik Roma yang menjadi pusat Keuskupan Palangka Raya. Di dalam katedral ini terdapat tahta uskup Keuskupan Palangka Raya dan di jalan samping katedral terdapat makan Mgr. Johanes Aloysius Husin, MSF, uskup pertama. Katedral ini bersebelahan dengan Masjid Baitus Syuja sebagai bukti toleransi antar umat beragama di Palangkaraya.

akan mengikuti perayaan ekaristi harian pagi di Katedral Santa Maria Palangkaraya
makam Mgr. JA. Hussin, MSF uskup Palangka Raya pertama di samping Katedral Santa Maria

Gedung gereja pertama diresmikan pada 3 Maret 1963 dengan imam yang bertugas pertama kali di situ adalah R.D. Patris Alu Tampu. Sedangkan paroki Katedral Palangka Raya merupakan hasil pemekaran dari Paroki Santo Matius, Kuala Kapuas pada 3 Maret 1963 di mana saat itu masih termasuk dalam wilayah Keuskupan Banjarmasin. Salah satu pendorong terjadinya pemekaran adalah permintaan dari Gubernur Tjilik Riwut agar ada seorang pastor (yaitu Pastor Karl Klein M.S.F., pastor paroki pertama) yang menetap untuk membantu membangun Palangka Raya sebagai ibu kota provinsi.

gedung gereja Katedral Santa Maria lama yang sudah dialih fungsikan menjadi gedung serbaguna dan menjadi cagar budaya di Palangkaraya

Bangunan gereja katedral dibangun bersebelahan dengan gereja lama yang saat ini digunakan sebagai Gedung Serbaguna Tjilik Riwut, yang sudah ditetapkan sebagai cagar budaya. Katedral ini diresmikan pada 21 Maret 1999 oleh Administrator Apostolik Keuskupan Palangka Raya Mgr. Florentius Sidot O.F.M.Cap.

Setelah sarapan di Hotel Amaris, selanjutnya kami mengisi pelatihan internal OPPE (On going Profesional Practice Evaluation) atau penilaian profesional berkelanjutan bagi para dokter di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangkaraya. Pelatihan selama 2 hari tersebut diikuti oleh 35 orang dokter dan 25 orang tenaga kesehatan lain di Aula 2 lantai 2 RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangkaraya, yang dibuka resmi oleh PLT Direktur Bp. Ady Fatria, SKep Ners dan dikoordinasikan oleh Dr. Anto Fernando Abel Kasi Yanmed. Pada kesempatan itulah kami sempat bernostalgia dengan Dr. Yudi Ambeng, SpU Ketua Komite Medik dan dr. Nuch Sabunga, Sp. THT-KL, yang keduanya pernah bersama-sama kami saat bertugas di Kuala Kapuas pada tahun 2000.

bersama PLT Direktur RSUD dr Doris Sylvanus Palangkaraya, Bapak Ady Fatria, SKep, Ners

Sejarah RSUD dr Doris Sylvanus dimulai pada tahun 1959 dengan adanya kegiatan klinik di rumah bapak Abdul Gapar Aden, Jl Suta Negara No 447 yang dikelolanya sendiri dibantu oleh isterinya , ibu Lamus Lamon. Nama dr. Doris Sylvanus diambil daru seorang dokter pertama asli Kalimantan Tengah. RSUD dr. Doris Sylvanus di Jalan Tambun Bungai, Pahandut, Palangkaraya, merupakan rumah sakit umum milik daerah tipe B yang saat ini sudah menjadi rumah sakit pendidikan, setelah Universitas Palangkaraya (UPR) membuka Fakultas Kedokteran (FK). RSUD Dr. Doris Sylvanus saat ini mampu memberikan pelayanan medis oleh dokter umum, spesialis, dan sub spesialis, serta ditunjang dengan fasilitas medis yang memadai, bahkan diproyeksikan menjadi rumah sakit rujukan untuk Kalimantan Tengah. Pelatihan internal OPPE dalam koordinasi oleh Mitra Konsultan Yogyakarta di RS ini, diselenggarakan dalam rangka menyiapkan diri menghadapi proses akreditasi pada bulan Desember 2023.

para dokter peserta pelatihan OPPE bersama PLT Direktur RSUD dr Doris Sylvanus Palangkaraya
bersama PLT Direktur RSUD dr Doris Sylvanus Palangkaraya dan para perawat peserta pelatihan OPPE

Setelah pelatihan OPPE hari pertama untuk segenap dokter dan tenaga kesehatan lainnya di RSUD dr Doris Sylvanus Palangkaraya selesai, kami punya waktu agak longgar. Selanjutnya kami menikmati cantiknya kota Palangka Raya, sebagai ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah. Kota ini memiliki luas wilayah 2.853,12 km² dan jumlah penduduk pada pertengahan tahun 2023 sebanyak 302.310 jiwa, dengan kepadatan penduduk rata-rata 110 jiwa/km². Secara administratif, Kota Palangka Raya terdiri atas 5 kecamatan, yakni: Pahandut, Jekan Raya, Bukit Batu, Sabangau, dan Rakumpit. Komposisi penduduk berdasarkan agama meliputi Islam adalah mayoritas 70,66%, Kristen 27,95%, terdiri dari protestan 25,96% dan katolik 1,99%. Ada juga Hindu Kaharingan 1,21% sebagai agama asli penduduk setempat dan Buddha 0,17%. Bahasa yang digunakan masyarakat adalah Indonesia, Dayak, dan Banjar dengan plat nomer kendaraan adalah KH

Kota ini dibangun pada tahun 1957 (UU Darurat No. 10/1957 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah) dari hutan belantara yang dibuka melalui Desa Pahandut di tepi Sungai Kahayan. Sebagian wilayahnya masih berupa hutan, termasuk hutan lindung, konservasi alam serta Hutan Lindung Tangkiling. Pada saat kota ini mulai dibangun, Presiden Soekarno merencanakan Palangkaraya sebagai ibu kota negara di masa depan, menggantikan Jakarta.

Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849, wilayah Dayak Besar termasuk daerah ini bagian dari dalam zuid-ooster-afdeeling berdasarkan Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, No. 8. Terbentuknya Provinsi Kalimantan Tengah melalui proses yang cukup panjang sehingga mencapai puncaknya pada tanggal 23 Mei 1957 dan dikuatkan dengan Undang-undang Darurat Nomor 10 tahun 1957, yaitu tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah.

Tiang pertama pembangunan Kota Palangka Raya dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia pada saat itu, Soekarno pada tanggal 17 Juli 1957 dengan ditandai peresmian Monumen atau Tugu Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah di Pahandut. Monumen yang mempunyai beberapa makna. Pertama, angka 17 melambangkan hikmah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Kedua, tugu api berarti api tak kunjung padam, semangat kemerdekaan dan membangun. Ketiga, pilar yang berjumlah 17 berarti senjata untuk berperang. Keempat, segi Lima Bentuk Tugu melambangkan Pancasila mengandung makna Ketuhanan Yang Maha Esa.

Tugu Ibukota Propinsi Kalteng berjumlah 17 tiang di titik nol Palangkaraya, dengan Patung Soekarno di kejauhan

Bapak Tjilik Riwut sebagai Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah yang pertama pada tanggal 23 Desember 1959 oleh Menteri Dalam Negeri.

Wacana pemindahan ibu kota atau pusat pemerintahan berkembang di setiap masa pemerintahan. Dalam buku berjudul ‘Soekarno & Desain Rencana Ibu Kota RI di Palangkaraya’ karya Wijanarka disebutkan, dua kali Bung Karno mengunjungi Palangka Raya, Kalimantan Tengah — untuk melihat langsung potensi kota itu menjadi pusat pemerintahan. Wacana pemindahan ibu kota Indonesia ke Kota Palangka Raya juga pernah diungkapkan Presiden pertama RI Soekarno. Saat meresmikan Palangka Raya sebagai ibu kota Provinsi Kalteng pada 1957, Soekarno ingin merancang menjadi ibu kota negara.

jembatan Kahayan yang bercahaya warna merah bersama sesama Alumni JB chapter Kalteng di Palangkaraya


Setelah menikmati keindahaan kota, kami segera kembali ke hotel. Senin malam, 16 Oktober 2023 setelah selesai memberikan pelatihan OPPE hari pertama untuk para dokter di RSUD dr Doris Sylvanus, kami segera disambut teman-teman alumni SMA Kolese de Britto Yogyakarta (JB). Ada mas Hariatmoko JB 95, mas Fajar JB 99, mas Pasu JB 97 dan mas Eri JB 11 teman sekelas mas Yudhi, anak sulung kami. Kami semua langsung menuju Taman Pasuk Kameloh yang merupakan taman kota Palangka Raya yang letaknya di tepi Sungai Kahayan. Taman ini menjadi salah satu taman favorit bagi warga Palangka Raya untuk bersantai, meski ramai ketika menjelang sore hari.

di titik nol Kota Palangkaraya bersama teman2 Alumni JB chapter Kalteng

Daya tarik taman ini adalah patung burung enggang yang menjadi ciri khas tersendiri dari taman ini. Burung Enggang merupakan salah satu hewan yang ikonik bagi kehidupan Suku Dayak. Burung ini memiliki makna sebagai satu tanda kedekatan masyarakat Dayak dengan alam sekitarnya. Taman ini merupakan spot foto menarik, karena posisi taman yang berada di bawah lengkungan panjang Jembatan Kahayan menuju Gunung Mas, sehingga akan memberikan keindahan lansekap tersendiri. Apalagi arsitektur taman dan bangunan didesain apik untuk menarik pengunjung.

jembatan Kahayan terlihat tinggi melengkung dari dalam Taman Pasuk Kameloh, Palangkaraya

Jembatan Kahayan yang berada persis di atas Taman Pasuk Kameloh membuat taman terlihat lebih indah, apalagi ada permainan lampu warna warni pada malam hari sepanjang lengkung baja jembatan tersebut.

Setelah puas berfoto bersama, kami segera menuju Bundaran Burung yang berlokasi di Jl. RTA Milono kilometer 5 Palangkaraya sangat terkenang, karena kami bertiga (anak kami yang sudah lahir baru si sulung, mas Yudhi) sempat foto di situ, sebelum berangkat penempatan di RSUD Kuala Kapuas tahun 2000.

Bundaran Burung Palangkaraya bersama mas Yudhistira (anak sulung) pada Kamis, 5 Januari 2000 sebelum berangkat ke Kuala Kapuas.

Tugu di bunderan ini menampilkan patung burung enggang atau bahasa lokal disebut burung tingang, sebagai ikon Kota Palangkaraya. Bundaran burung berada di persimpangan jalan arah ke Jl. Adonis Samad dan Jl. Soekarno, juga jalan menuju arah Kelurahan Kereng Bengkirai. Bundaran burung tampak menarik dan indah, karena di sekitarnya dibangun taman. Bahkan di dekat Bundaran Burung juga dibangun sebuah Masjid Besar yang diberinama Masjid Kubah Kecubung, dengan kubah berwarna ungu seperti bunga kecubung.

Bundaran Burung Palangkaraya dengan Masjid Kecubung dengan sesama Alumni JB chapter Kalteng

Setelah puas berfoto sesama manuk JB dan burung enggang, kami segera menuju ke markas Alumni JB chapter Kalteng, yaitu Bakmi Jogja dab Anjar di Bukit Tunggal, Jekan Raya, Palangka Raya. Mas Anjar JB 93 membuka usaha Bakmi Jawa di halaman rumahnya, yang menjadi titik kumpul alumni JB, termasuk saat menyiapkan baksos bertepatan dengan lustrum ke 15 SMA JB pada 23 Agustus 2023. Acara meriah tersebut dihadiri oleh Presiden Alumni JB, mas Alex Arab JB93.

tahta apostolik di dalam Katedral Santa Maria Palangkaraya
penutupan pelatihan OPPE ditandai pemberian penghargaan dari PLT Direktur RSUD dr Doris Sylvanus Palangkaraya

Selasa, 17 Oktober 2023 adalah hari kedua (terakhir) pelatihan OPPE bagi para dokter di RSUD dr Doris Sylvanus Palangkaraya. Pelatihan ditutup secara resmi oleh PLT Direktur RSUD, dan dilanjutkan dengan foto dan makan siang bersama. Menu favorit siang itu adalah ikan patin dan sayur batang pohon kelapa sawit. Selanjutnya kami menikmati lagi suana kota dengan mencicipi es durian, ketan hitam dan alpukat beraroma khas Kabupaten Katingan yang sangat menyolok dan mengundang selera. Dr. Theodorus Atmadja, MM, dokter senior dan mantan Wadir Pendidikan RSUD dr Doris Sylvanus Palangkaraya yang menjadi fasilitator kami menikmati durian yang luar biasa lezat, sebelum kami beristirahat siang di hotel.

Bersama segenap dokter peserta pelatihan OPPE di RSUD dr Doris Sylvanus Palangkaraya
Bersama Dr. Theodorus Atmadja dan Dr. Anto Fernando Abel menikmati es durian khas Katingan, dicampur ketan hitam dan alpukat yang menggugah selera, di RM Kampung Baru Palangkaraya

Selasa sore, 17 Oktober 2023 setelah bangun tidur siang, kami diajak minum teh sore oleh teman kuliah di FK UGM Yogyakarta, yaitu Dr. Sigit Riyarto, MKes. Kami berdua mengobrol di Night Waltz Coffee di Jl. RTA Milono, Menteng, Jekan Raya, Palangka Raya, menu cappuccino dan teh tarik, dilengkapi kentang goreng dan tahu genjrot. Saat ini beliau menjabat sebagai Direktur RS Siloam Palangka Raya (SHPR), yaitu RS yang didukung dengan alat medis yang lengkap, dokter yang handal dan professional di bidangnya, dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan dengan kualitas International, serta mengurangi angka rujukan pasien ke daerah lain. RS ini beralamat di jl. RTA. Milono KM. 4 No. 425, Langkai, Pahandut, Kota Palangka Raya. Setelah itu kami mengikuti acara makan malam penutupan acara pelatihan, didampingi Dr. Anto Fernando Abel di Chinese Restaurant Hotel M Bahalap di Jl. RTA Milono dan lanjut tidur nyenyak.

Ngeteh dan ngopi di Night Waltz Coffee di Jl. RTA Milono, Menteng, Jekan Raya, Palangka Raya bersama Dr. Sigit Riyarto, MKes, teman kuliah di FK UGM yang menjadi Direktur RS Siloam Palangkaraya
menikmati menu bebek peking bersama Dr. Anto Fernando Abel dan pak Ja’far di Chinese Restaurant Hotel M Bahalap di Jl. RTA Milono Palangkaraya

Rabu pagi, 18 Oktober 2023 setelah selesai mengikuti perayaan ekaristi di Katedral Santa Maria, kami berjalan kaki menikmati kegagahan patung Tjilik Riwut di Bunderan Besar Palangkaraya. Marsekal Pertama TNI-AU dari satuan elite Korps Pasukan Khas (Paskhas) Tjilik Riwut dengan bangga selalu menyatakan diri sebagai “orang hutan” karena lahir dan dibesarkan di belantara Kalimantan. Ketika masih belia, ia tiga kali mengelilingi pulau Kalimantan hanya dengan berjalan kaki serta menaiki perahu dan rakit. Setelah menamatkan pendidikan dasarnya di kota kelahirannya, selanjutnya melanjutkan pendidikannya di Sekolah Perawat di Purwakarta dan Bandung.

Monumen Tjilik Riwut di Bundaran Besar Palangkaraya

Tjilik Riwut adalah salah satu putra Dayak dari Suku Dayak Ngaju yang menjadi anggota KNIP. Perjalanan dan perjuangannya kemudian melampaui batas-batas kesukuan untuk menjadi salah satu pejuang bangsa. Penetapannya sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden RI No. 108/TK/Tahun 1998 pada tanggal 6 November 1998 merupakan wujud penghargaan atas perjuangannya pada masa kemerdekaan dan pengabdiannya dalam membangun Kalimantan Tengah.

mengenang rumah Tjilik Riwut di Palangkaraya yang telah menjadi cagar budaya

Setelah selesai menuntut ilmu di Pulau Jawa, Tjilik Riwut diterjunkan ke Kalimantan oleh Pangeran Muhammad Noor, Gubernur Borneo saat itu sebagai pelaksana misi Pemerintah Republik Indonesia yang baru saja terbentuk. Dengan menghubungi berbagai suku Dayak di berbagai pelosok Kalimantan untuk menyatukan kehendak suku Dayak, sekitar 185.000 rakyat yang terdiri dari 142 sub suku Dayak, 145 kepala kampung, 12 kepala adat, 3 panglima, 10 patih, dan 2 tumenggung dari pedalaman Kalimantan, yang bersumpah setia kepada pemerintah RI secara adat di hadapan Presiden Sukarno di Gedung Agung Yogyakarta pada 17 Desember 1946.

mampir rumah pribadi Pahlawan Nasional Tjilik Riwut di Palangkaraya

Selain itu, Tjilik Riwut telah berjasa memimpin pasukan MN 1001 yang berhasil melaksanakan operasi penerjunan pasukan payung pertama dalam sejarah Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, pada tanggal 17 Oktober 1947. Tanggal ini seterusnya ditetapkan sebagai Hari Pasukan Khas TNI-AU. Waktu itu, pemerintah RI masih berada di Yogyakarta dan pangkat Tjilik Riwut adalah Mayor TNI.

Setelah perang usai, Tjilik Riwut aktif di pemerintahan dan menjadi Gubernur Kalimantan Tengah. Sebelumnya menjadi Wedana Sampit serta Bupati Kotawaringin, menjadi koordinator masyarakat suku-suku terasing untuk seluruh pedalaman Kalimantan, dan terakhir sebagai anggota DPR RI.

Tjilik Riwut juga seorang jurnalis yang mengasah keterampilan menulisnya semasa dia bergabung dengan Sanusi Pane di Harian Pembangunan. Tjilik Riwut telah menulis sejumlah buku mengenai Kalimantan yaitu: Makanan Dayak (1948), Sejarah Kalimantan (1952), Maneser Panatau Tatu Hiang (1965, stensilan, dalam bahasa Dayak Ngaju), dan Kalimantan Membangun (1979).

Pada hari Senin tanggal 17 Agustus 1987, yang bertepatan dengan Hari Kemerdekaan RI, Tjilik Riwut meninggal di usia 69 tahun setelah dirawat di Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin, karena menderita penyakit liver atau hepatitis. Ia dikebumikan di Makam Pahlawan Sanaman Lampang, Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Namanya kini diabadikan untuk bandar udara yaitu Bandar Udara Tjilik Riwut dan jalan utama di Palangka Raya.

Setelah berswafoto dengan latar belakang patung Tjilik Riwut yang terlihat lebih pendek dan lebih gemuk dibandingkan fotonya, kami segera berjalan kaki menuju Tugu Soekarno. Monumen Tugu Soekarno merupakan salah satu tempat wisata bersejarah yang diresmikan oleh presiden RI pertama, Soekarno pada tanggal 17 Juli 1957. Tugu ini untuk menandai dimulainya pembangunan kota Palangka Raya.

Tugu Soekarno yang sedang direnovasi. Tetap nampak berwibawa dalam memberikan perintah.

Tugu Sukarno dibangun berbentuk tugu segi lima yang mengandung makna Ketuhanan yang Maha Esa, 17 pilar yang melambangkan hikmah proklamasi kemerdekaan RI dan senjata untuk berperang, sedangkan Tugu Api melambangkan api semangat yang tak kunjung padam, serta semangat kemerdekaan dan membangun.

Pada tahun 2020 yang lalu, Tugu Soekarno yang merupakan titik nol kota sudah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Kota Palangka Raya. Tugu Soekarno ini terletak di tepi sungai Kahayan, atau sungai Batang Biaju Besar, atau sungai Dayak Besar, atau Groote Daijak-rivier, atau Great Dajak, atau Great Dyacs. Sungai ini membelah kota Palangka Raya dan melintas di 3 kabupate kota, yaitu Kabupaten Gunung Mas, Kota Palangka Raya, dan Kabupaten Pulang Pisau. Sungai ini memiliki panjang lebih dari 600 km, merupakan salah satu sungai utama di Kalimantan Tengah berhulu di Pegunungan Muller, tepatnya di desa Tumbang Mahuroi, Kecamatan Damang Batu, Kabupaten Gunung Mas. Sungai ini bermuara ke Laut Jawa dan hilirnya berada di desa Sei Barunai dan Kiapak, Kecamatan Kahayan Kuala, Kabupaten Pulang Pisau.

di dermaga Rembang Palangkaraya, saat akan naik perahu speedboat menuju Kuala Kapuas Kamis, 5 Januari 2000. Saat ini angkutan penumpang melalui air menyusur Sungai Kahayan sudah tidak ada lagi.

Selanjutnya kami menikmati keindahkan Bundaran Besar berada tepat di jantung Kota Cantik Palangkaraya, tepatnya di depan Rumah Jabatan Gubernur Kalteng, samping Gedung DPRD yang kini berubah fungsi menjadi Gedung KONI, persis di hadapan Gedung Batang Garing Bussines Center dan Palangka Mall.

Rumah Jabatan Gubernur Kalimantan Tengah merupakan simbolisasi Pemerintahan, Gedung DPRD sebagai simbolisasi Suara Rakyat, Gedung Batang Garing Bussines Center adalah Simbolisasi Roda Ekonomi dan Palangka Mall wujud simbolisasi Hiburan Rakyat.

titik nol Palangkaraya menuju ke berbagai arah kota di Kalteng, dengan lengkungan Jembatan Kahayan

Bundaran Besar yang dibangun pada tahun 1957-1959 memiliki desain unik dan kaya makna. Presiden Sukarno sendiri yang membuat Desain Rencana Ibu Kota RI di Palangkaraya, dengan delapan jalan menyilang menuju monumen Bundaran Besar, dengan jari-jari Bundaran berukuran 2 X 45 Meter. Sedangkan jari-jari lingkar monumen berukuran 17 Meter.

Konsep tersebut merupakan simbolisasi Tanggal, Bulan dan Tahun kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Delapan jalan silang tersebut juga memiliki dua makna yaitu menyimbolkan posisi Kota Palangkaraya pada persimpangan delapan rumpun kepulauan yakni Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi, Maluku, Kalimantan, Nusa Tenggara dan Irian Jaya, dan juga simbolisasi delapan sungai besar di Kalimantan Tengah yaitu Barito, Kapuas, Katingan, Mentaya, Seruyan, Kahayan, Arut dan Lamandau.

Rumah Adat Dayak yang gagah dan tinggi menjulang

Rabu siang, 18 Oktober 2023 adalah pencapaian kepuasan memori pribadi tentang Palangkaraya kota yang cantik. Terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu atas semua perannya dalam petualangan kali ini. Segera kami bergegas untuk kembali pulang ke Yogyakarta.

mampir pamit secara virrual kepada Dr. Sigit Riyarto, MKes Direktur RS Siloam Palangkaraya, yang sedang divisitasi oleh inspektorat Head Office, sebelum kembali ke Yogyakarta
siap meninggalkan Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya untuk kembali ke Yogyakarta

Sekian laporan petualangan ke Palangkaraya ini disusun, agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Ditulis dan dikenang di kamar 319 Hotel Amaris Palangkaraya

Disebarkan dari depan gate 6 Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya, sambil menunggu pesawat Citilink menuju Jakarta

Rabu, 18 Oktober 2023

Categories
anak dokter Healthy Life Jalan-jalan UHC

2023 Menu Sehat Saat Menonton Pertandingan

Presiden Jokowi Tonton Langsung Pertandingan Indonesia Vs Argentina

MENU  SEHAT  SAAT  MENONTON  PERTANDINGAN

fx. wikan indrarto*)

Rangkuman tulisan ini telah dimuat di Harian Kedaulatan rakyat Yogyakarta pada hari Minggu, 8 Oktober 2023, di kolom Husada

.

Piala Dunia U-17 yang merupakan turnamen akbar level junior akan diikuti 24 negara pada 10 November-2 Desember 2023, di 4 stadion besar di Indonesia. Belajar dari Piala Dunia 2022 Qatar, perlu diciptakan menu dan lingkungan makanan yang lebih sehat di dalam dan sekitar stadion sepak bola. Apa yang perlu dicermati?

.

Pola makan yang sehat, aman, dan berkelanjutan penting bagi kesehatan, sehingga acara olahraga harus menjadi tempat yang ideal untuk memberi contoh dan mempromosikan pola makan sehat sebagai bagian dari gaya hidup sehat, juga bagi penonton anak. Tingginya visibilitas even besar sepakbola dan olahraga lainnya, merupakan peluang dan memiliki dampak yang lebih besar untuk menjangkau miliaran penggemar di seluruh dunia, sehingga perlu dimanfaatkan untuk menciptakan persepsi positif terhadap makanan dan minuman yang lebih sehat.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2023/01/07/2023-sepak-bola-dan-flu/

.

WHO telah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Masyarakat Qatar dan Fédération Internationale de Football Association (FIFA), untuk mendorong makanan yang lebih sehat di stadion selama Piala Dunia FIFA Qatar 2022. Kolaborasi ini memastikan bahwa lebih dari 30% menu yang disajikan pada acara penting waktu ini memiliki profil nutrisi sehat. Menu tersebut berguna untuk memerangi kelebihan berat badan atau obesitas, serta penyakit tidak menular terkait pola makan, dan untuk mendefinisikan kembali peran acara olahraga dalam upaya ini.

.

Perlu beberapa langkah untuk menciptakan lingkungan makanan yang lebih sehat pada konter penjualan di dalam dan sekitar stadion olahraga. Pertama, meningkatkan penawaran pangan sehat. Kedua, menetapkan harga sewa konter dengan memberi insentif pada pilihan makanan yang lebih sehat. Ketiga, mendorong mempromosikan pilihan makanan yang lebih sehat. Keempat, mengkomunikasikan dan mempromosikan makanan sehat dan pola makan sehat. Dan kelima, membatasi pemasaran makanan dan minuman tinggi lemak, gula atau garam.

.

Langkah tersebut dapat digunakan oleh pemerintah pusat, otoritas lokal, dan pengelola stadion olahraga untuk membuat kebijakan pengadaan dan layanan pangan publik yang sehat, di areal pertandingan olahraga. Langkah tersebut telah diterapkan selama Piala Dunia FIFA Qatar 2022. Waktu itu panitia penyelenggara menetapkan dan melaksanakan target penawaran makanan 30% lebih sehat sepanjang penyelanggaraan Piala Dunia 2022, karena makanan sehat adalah bagian penting dari pengalaman penonton yang dapat dilanjutkan dalam kesehariannya di rumah.

.

Menonton Indonesia vs Argentina Sambil Makan Es Krim Gratis

Mungkin tidak mudah untuk menerapkan kelima tindakan di atas secara cepat atau bersamaan. Panitia penyelenggara pertandingan olahraga memiliki peluang besar untuk menjadi penggerak terbentuknya makanan sehat pada acara olahraga. Melakukan langkah tersebut menjadi ‘win-win solution’ dengan menyediakan lebih banyak pilihan menu, meningkatkan kepuasan penonton, dan memenuhi tanggung jawab sosial untuk mempromosikan gaya hidup sehat. Kriteria makanan sehat pada saat pertandingan olahraga berperan dalam 3 hal. Pertama, mendorong asupan energi yang seimbang untuk mencegah kelebihan berat badan atau obesitas. Kedua, mendorong peningkatan konsumsi makanan sehat, seperti buah, sayur, bijian utuh, kacang, polongan, dan air putih untuk minum. Dan ketiga, membatasi asupan lemak, gula dan garam melalui profil nutrisi yang lebih sehat.

.

Asupan energi seimbang dan ambang batas maksimal telah ditetapkan, untuk mencegah asupan energi yang berlebihan. Tidak ada panduan WHO mengenai kandungan energi per makanan, namun WHO menyarankan untuk membatasi porsi dan kemasan ukuran, untuk mengurangi asupan energi, dan dengan demikian menekan risiko menjadi kelebihan berat badan atau obesitas. Meskipun kebutuhan energi harian bergantung pada faktor individu seperti usia dan tingkat aktivitas, namun demikian acuan asupan energi harian untuk masyarakat umum biasanya ditetapkan sebesar 2.000 kkal, yang mencakup semua makanan dan camilan. Oleh sebab itu, kandungan energi maksimum ditetapkan sebesar 700 kkal untuk makan dan 200 kkal untuk camilan.

.

WHO merekomendasikan konsumsi buah, sayur, bijian, kacang dan polongan, serta air untuk minum. Untuk buah dan sayur dianjurkan asupan harian minimal 400 g (yaitu lima porsi). WHO juga merekomendasikan penggunaan garam beryodium, dengan membatasi asupan lemak tidak sehat, gula dan garam.

.

Ambang batas profil gizi adalah kandungan energi ≤225 kkal/100 g, lemak total ≤8 g/100 g, lemak jenuh ≤3,5 g/100 g, lemak trans ≤1 g/100 g, lemak total dan ≤0,5 g per porsi, gula total ≤9 g/100 g dan garam ≤350 mg/100 g. Menu yang direkomendasikan meliputi makanan panas misalnya pizza, burger, shawarma, jollof, fatayer. Makanan dingin : salad segar, tabbouleh, sandwich, wraps, roti gulung, simit, ciabatta, burrito, dan gulungan sushi. Makanan ringan misalnya lumpia, stik sayur dengan saus. Makanan penutup misalnya buah dan yogurt, serta makanan ringan kemasan misalnya popcorn rendah garam, dan kacang tanpa garam. Sedangkan minuman yang dianjurkan adalah air minum gratis, air dengan rasa tanpa pemanis, susu skim atau susu rendah lemak.

.

Untuk mempromosikan pilihan menu, para penjaja makanan di stadion perlu meningkatkan proporsi buah dan sayur, atau kacang dan polong dalam makanan, yang bertujuan untuk mengurangi porsi atau kandungan lemak tidak sehat, gula dan garam. Misalnya, mengganti lauk kentang goreng dengan pilihan menu lain berbahan dasar sayuran, disertai mengurangi tambahan garam dan gula dalam bumbu. Perlu juga mewaspadai garam tersembunyi dalam soda kue, dan gula bebas yang tersembunyi dalam buah campur dan jus. Untuk meningkatan rasa dan aroma makanan dapat diperoleh dari tumbuhan dan rempah, jus lemon dan sumber alami lainnya, misalnya jamur. Selain itu, juga perlu mengurangi jumlah bumbu berlemak, saus manis atau asin yang ditambahkan atau disediakan sebagai menu pilihan, tetapi justru meningkatkan camilan panggang yang lebih sehat.

Juga minimalkan penggunaan bahan makanan tinggi lemak tidak sehat, gula atau garam, dengan menggunakan minyak sawit sebagai pengganti mentega atau margarin keras. Juga menggunakan tepung gandum sebagai pengganti tepung putih untuk roti dan makanan yang dipanggang, menggunakan produk susu rendah lemak dan sedikit pemanis dalam makanan penutup, dan mengunakan daging tanpa lemak, ikan, dan unggas sebagai pengganti produk daging olahan atau potongan daging berlemak.

.

Selain itu, juga menghindari proses menggoreng, misalnya mengganti hot dog, kentang goreng, dan menu serupa dengan pilihan yang mencakup sayuran, kacang atau bijian. Gantikan makanan penutup yang manis atau berlemak dengan buah segar atau pilihan sehat yang rendah gula dan lemak. Juga mengganti camilan asin dengan sayur stik atau kacang tanpa garam.

.

Berikut adalah beberapa contoh camilan sehat untuk disantap sambil menonton pertandingan sepakbola, juga untuk anak. Misalnya chicken strips tanpa tulang, salad buah, salad sayur, kacang kulit garing, kripik singkong, pisang sea atau rebus, lumpia, bakwan, perkedel kentang, tahu, cokelat, pizza mie pedas, popcorn rasa pedas, atau salmon mentai.

Marilah kita menyiapkan diri menonton Piala Dunia U-17 dengan menu makan dan minum yang sehat di stadion dan sekitarnya. Sudahkah kita bijak?

Sekian

Yogyakarta, 13 September 2023

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih, Lektor FK UKDW Yogyakarta, Alumnus S3 UGM.

Categories
dokter Healthy Life medicolegal UHC

2023 Posisi Baru IDI

Persatuan Dokter Seluruh Indonesia: IDI Juga Ormas | Nasional

POSISI  BARU  IDI

fx. wikan indrarto

Ringkasan tulisan ini telah dimuat di Detik.com, yang merupakan portal media online terbaik di Indonesia yang menjadi favorit masyarakat menurut Similarweb. Menjadi salah satu pionir media berita online di Indonesia, Detik.com menawarkan berita baru setiap detiknya. Media yang didirikan pada tahun 1998 ini menjadi portal berita yang informatif, cepat, dan terkini di Indonesia.

detikNews pada Selasa, 19 Sep 2023 14:00 WIB :

https://news.detik.com/kolom/d-6937516/mengkonkretkan-posisi-baru-idi

UU Kesehatan Undang-undang (UU) Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan yang telah disahkan pada Selasa, 8 Agustus 2023  menempatkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada posisi yang berbeda. Apa yang sebaiknya diposisikan?

.

UU no 17/23 yang baru ini telah mencabut 10 buah UU sebelumnya, yaitu tentang Kebidanan, Kekarantinaan Kesehatan, Keperawatan, Tenaga Kesehatan, Kesehatan Jiwa, Pendidikan Kedokteran, Rumah Sakit, Kesehatan, Praktik Kedokteran, Wabah Penyakit Menular, dan Ordonansi Obat Keras. Posisi dan peran IDI seperti termuat pada UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran yang telah dihapus, tentu saja harus disikapi dengan perubahan posisi.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2023/08/22/2023-komitmen-satu-idi/

.

IDI Reborn adalah visi organisasi IDI untuk menuju organisasi profesi dokter yang mandiri, modern, dan akuntable. Juga membawa semangat perubahan dan pembaharuan dalam bingkai kolegialitas teman sejawat dokter, sebagaimaan disampaikan oleh Dr. dr. Moh Adib Khumaidi, SpOT, sebagai Ketua Umum PB IDI. Bentuk konkrit dari perubahan posisi tersebut memang masih dibahas lebih rinci, tetapi paling tidak perlu menjawab berbagai persoalan praktis yang selama ini muncul.

.

Terdapat beberapa hal penting yang dapat dikerjakan oleh pengurus IDI dalam waktu dekat, yaitu sistem mentoring, iuran bukan tunggal, ketrampilan mendengarkan dan mengedukasi, kemudahan bagi dokter diaspora, pengurangan porsi ranah pendidikan dalam P2KB, serta aturan turunan untuk SIP Dokter yang perlu diperjuangkan.

.

Sistem mentoring sebaiknya diperkenalkan untuk menularkan ketrampilan dari para dokter yang telah mapan atau senior, kepada para dokter pra mapan atau yunior. Untuk selanjutnya mentoring seharusnya tidak sekedar dalam aspek mutu medis, etika kedokteran, ilmiah dan iptekdok yang selama ini sudah berjalan dan tidak perlu ditingkatkan, tetapi juga dalam aspek seluk beluk kehidupan dokter yang lebih luas, termasuk karier, pendidikan lanjutan dan peminatan, yang tentunya jauh lebih ditunggu-tunggu oleh para dokter yunior. Para dokter senior hendaknya iklhas dan legowo, saat menularkan ‘trick and tips’ untuk berkembangnya para doktr yunior, bukan yang sebaliknya. Seirama dengan hal itu, perlu juga diberlakukan regulasi baru tentang iuran bagi anggota untuk organisasi IDI, yang sebaiknya tidak memiliki besaran nominal tunggal, karena sering kali memberatkan bagi para dokter pra mapan atau pemula. Fokus kembali pada ranah peningkatan kesejahteraan anggota, sebagaimana telah dilakukan oleh pengurus IDI pada awal berdirinya dulu, layak dilakukan.

.

Belajar dari tingginya penyebab kurang memadainya komuniasi dokter, sebagai faktor penting terjadinya keluhan pasien, sengketa dokter dengan pasien, bahkan tuduhan malpraktek medis, maka ketrampilan mendengarkan keluhan pasien dan mengedukasi pasien, terutama pada saat pasien diharapkan akan menyetujui tindakan medis penting dalam bentuk ‘informed consent’, dipandang sangat perlu dilatihkan oleh para dokter senior. Terkait dengan sulitnya dokter WNI tamatan fakultas kedokteran luar negeri untuk memulai berkarier di Indonesia, karena proses adaptasi di FK PTN yang rumit, berbelit dan sulit, ada baiknya dicetuskan program internship dokter diaspora, sebagai pengganti adaptasi. Program ini tentu saja jauh lebih terjangkau, semakin singkat, tambah pasti dan menyenangkan. Internsip adalah proses pemantapan mutu profesi dokter untuk menerapkan kompetensi yang telah diperoleh selama pendidikan, secara terintegrasi, komprehensif, mandiri serta menggunakan pendekatan kedokteran keluarga, dalam rangka pemahiran dan penyelarasan antara hasil pendidikan dengan praktik di lapangan. Proses ini dapat dilakukan di RS tipe C atau D dan puskesmas untuk dokter umum tamatan luar negeri dan hanya di RS tipe B untuk dokter spesialis.

.

Tugas Ikatan Dokter Indonesia: Sejarah, Fungsi & Dasar Hukum IDI

Poin penting lainnya adalah pengurangan bobot ranah pendidikan dalam P2KB, yang saat ini setara dengan ranah professional, tentu banyak ditunggu oleh para dokter yang selama ini suaranya mungkin terkunci. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB) atau Continuing Professional Development (CPD) adalah upaya pembinaan bersistem bagi profesional tenaga medis, yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, serta mengembangkan sikap agar ia senantiasa dapat menjalankan profesinya dengan baik. Namun demikian, bobot ranah pendidikan yang setara dengan ranah profesional, sehingga cukup sering disalahgunakan, melenceng dan memberatkan, perlu segera dikoreksi.

.

Langkah lainnya adalah peran pengurus IDI dalam mengawal terbitnya aturan turunan dari UU Kesehatan Omnibuslaw, khususnya dalam regulasi penerbitan SIP (Surat Ijin Praktek) Dokter oleh dinas kesehatan tingkat 2 di seluruh Indonesia. Persyaratan rekomendasi IDI untuk terbitnya SIP yang sudah dianulir, sebaiknya diperjuangkan untuk diganti menjadi persyaratan rekredensialing dokter, oleh dinas kesehatan kabupaten atau kota yang wajib melibatkan pengurus IDI tingkat Cabang.

.

Visi IDI Reborn merupakan reposisi setelah mawas diri atas sikap IDI yang pernah terlanjur ‘kemajon’. Diperlukan misi dan aksi nyata IDI dalam waktu dekat, dengan lebih peka atas berbagai kendala dan kesulitan para dokter anggotanya, untuk berkiprah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Semoga berhasil dengan baik.

Sekian

Yogyakarta, 22 Agustus 2023

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Lektor FK UKDW, Alumnus S3 UGM, anggota MKEK IDI Wilayah DIY, NPA IDI : 1401.32378, WA: 081227280161

Categories
anak antibiotika COVID-19 dokter Healthy Life sekolah

2023 Polusi dan Pneumonia

Udara 3 Kota di Indonesia Tidak Sehat dan Berbahaya

POLUSI  DAN  PNEUMONIA

fx. wikan indrarto*)

Ringkasan naskah ini telah dimuat di Harian Nasional Media Indonesia Kamis, 31 Agustus 2023.

https://m.mediaindonesia.com/opini/609327/polusi-dan-pneumonia

Dalam dua pekan terakhir Agustus 2023, Jakarta adalah peringkat pertama sebagai kota dengan polusi udara terburuk di dunia berdasarkan data IQAir. Pada musim kemarau seperti ini juga bertiup angin timur yang kering serta membawa debu dan partikel berbahaya yang lebih banyak. Apa yang mencemaskan?

.

Polusi udara akan meningkatkan risiko anak mengalami pneumonia atau radang paru-paru. Ini adalah satu-satunya penyebab kematian oleh penyakit infeksi terbesar pada pasien dewasa dan anak, termasuk saat pandemi COVID-19 yang lalu. Tidak ada infeksi lain yang menyebabkan beban kematian setinggi ini, sehingga pneumonia bahkan disebut sebagai pembunuh terlupakan selama COP 26, Konferensi Perubahan Iklim PBB yang juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo di Glasgow, Skotlandia. Konferensi tersebut adalah momen penting untuk menyatukan komunitas kesehatan global, memperbaiki kualitas udara dan iklim, untuk mengatasi pneumonia sebagai pembunuh menular terbesar di planet ini.

.

Polusi udara adalah faktor risiko utama kematian akibat pneumonia di semua kelompok umur. Hampir sepertiga dari semua kematian akibat pneumonia disebabkan oleh udara yang tercemar, menewaskan sekitar 749.200 pada tahun 2019. Polusi udara rumah tangga berkontribusi pada 423.000 kematian ini, sementara polusi udara luar ruangan berkontribusi pada 326.000 kematian lainnya.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2021/11/12/2021-hari-pneumonia-sedunia/

.

Bayi atau yang paling muda dan lansia atau yang sangat tua adalah kelompok usia yang paling berisiko. Bayi dan anak lebih rentan terhadap polusi udara rumah tangga, terutama yang tinggal di rumah yang secara teratur menggunakan bahan bakar dan teknologi yang berpolusi, untuk memasak, memanaskan dan penerangan. Sementara polusi udara luar ruangan, terutama dari polutan yang dikeluarkan oleh industri dan asap knalpot mobil, secara tidak proporsional mempengaruhi kesehatan organ pernapasan di antara orang dewasa yang lebih tua.

.

Sembilan puluh persen kematian terkait polusi udara terkonsentrasi di 40 negara berpenghasilan rendah dan menengah. Di banyak negara Afrika, polusi udara menyumbang lebih dari 50 persen dari semua kematian akibat pneumonia. Dan sementara kematian pneumonia akibat polusi udara dalam rumah tangga menurun di Afrika, pada saatyang bersamaan secara tragis justru meningkat sebagai akibat dari polusi udara luar ruangan. Hal serupa ini juga berlaku untuk Asia, termasuk Indonesia.

.

Pneumonia tidak hanya berdampak pada individu anak, tetapi juga saudara kandung yang mungkin tidak lagi dapat bersekolah, karena orang tua mereka merawat anak yang sakit, atau sumber keuangan yang sudah semakin langka, harus dialihkan dari biaya sekolah menjadi untuk membayar biaya pengobatan. Itulah mengapa sangat penting untuk mempromosikan serangkaian praktik kesehatan untuk menghindari pneumonia sejak awal kehidupan anak, yaitu dengan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan, nutrisi yang cukup, dan suplementasi vitamin A.

.

Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan merupakan komponen kunci untuk memperkuat sistem kekebalan bayi. Bayi yang disusui secara eksklusif memiliki risiko infeksi dan penyakit parah, termasuk pnemonia, yang lebih rendah daripada mereka yang kekurangan sumber antibodi penting ini dari ibu. ASI eksklusif dapat menyebabkan penurunan 23% kejadian pneumonia. Bayi antara usia 0-5 bulan yang tidak disusui sama sekali menghadapi risiko kematian akibat pneumonia yang sangat besar, bahkan mencapai 15 kali lebih mungkin meninggal, karena pneumonia daripada bayi yang disusui secara eksklusif.

.

Waspada Pneumonia pada Anak, Akibat Polusi Udara

Nutrisi yang cukup membantu memastikan sistem kekebalan berfungsi dengan baik untuk melindungi anak dari pneumonia, serta penyakit lainnya. Anak yang kekurangan gizi menghadapi risiko penyakit yang lebih tinggi, durasi penyakit yang lebih lama, dan kemungkinan kematian akibat penyakit yang lebih besar. Tanpa akses ke makronutrien yang cukup seperti protein, lemak, dan karbohidrat, dan mikronutrien seperti seng dan vitamin A, anak lebih rentan terhadap pneumonia, dan anak yang bergizi baik memiliki risiko lebih rendah untuk meninggal karena pneumonia.

Selain itu, penggunaan masker sangat penting pada saat ada polusi udara. Namun demikian, WHO dan UNICEF menyarankan anak balita (berusia 5 tahun ke bawah) tidak diwajibkan memakai masker. Hal ini didasarkan pada keselamatan, minat, dan kemampuan anak untuk menggunakan masker secara tepat dengan bantuan minimal. Selain itu, WHO dan UNICEF menyarankan bahwa keputusan untuk mewajibkan penggunaan masker untuk anak yang berusia 6-11 tahun, harus didasarkan pada beberapa faktor terkait, misalnya kemampuan anak untuk menggunakan masker secara aman dan tepat, akses mendapatkan masker, serta tersedianya fasilitas pencucian dan penggantian masker di tempat-tempat tertentu, seperti sekolah dan layanan penitipan anak.

Penggunaan masker untuk anak dari segala usia dengan gangguan perkembangan, difabel atau kondisi kesehatan tertentu lainnya, tidak boleh diwajibkan. Namun demikian, sebaiknya dinilai berdasarkan kasus per kasus oleh orang tua, wali, guru dan atau tenaga medis. Bagaimanapun juga, anak dengan gangguan kognitif dengan kesulitan menoleransi masker, seharusnya tidak diwajibkan memakai masker. Anak tidak boleh memakai masker saat berolahraga atau melakukan aktivitas fisik, seperti berlari, melompat, atau bermain di taman bermain, sehingga tidak mengganggu pernapasan mereka.

Vaksin adalah tindakan pencegahan pneumonia paling penting bagi anak, agar juga membantu keluarga terhindar dari biaya pengobatan dan beban keuangan lainnya akibat sakit. Pneumonia memiliki banyak patogen penyebab, tetapi sebagian besar yang paling mematikan sudah dapat dicegah dengan vaksin terhadap patogen ganas Streptococcus pneumoniae (vaksin pneumokokus), Haemophilus influenzae tipe b (vaksin Hib), pertusis (vaksin DPT), dan campak (MR). Semua vasin tersebut sudah tersedia di Indonesia, dan direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bahkan masuk dalam program imunisasi dasar nasional.

Obat antibiotik amoksisilin saat ini merupakan satu-satunya pengobatan lini pertama yang direkomendasikan untuk pneumonia. Obat ini dapat menyelamatkan nyawa dalam kasus infeksi yang disebabkan oleh bakteri, dan dapat mencegah sebagian besar kematian akibat pneumonia, dengan biaya hanya sekitar USD $ 0,21-0,42 per paket pengobatan. Tablet dispersi amoksisilin adalah terjangkau dan sesuai untuk digunakan pada anak kecil. Namun waktu adalah esensi, karena pengobatan yang tertunda mungkin tidak memadai untuk mencegah dampak yang menghancurkan dari pneumonia, yaitu kematian anak. Perang melawan pneumonia harus dipertimbangkan juga untuk memerangi resistensi antimikroba. Pemberian antibiotik secara tepat untuk mengobati infeksi bakteri yang didiagnosis dengan benar, dapat membantu mengatasi pneumonia yang menjadi masalah global ini. Faktanya adalah lebih banyak anak meninggal karena kurangnya akses ke antibiotik, daripada karena resistensi antibiotik.

Polusi dan musim kemarau tidak hanya mengingatkan kita akan pentingnya memperbaiki kualitas udara dan iklim sesaui COP 26 Glasgow, tetapi juga meningkatkan penggunaan masker secara tepat dan cakupan imunisasi pneumokokus, Hib, DPT, dan MR dalam melawan pneumonia sebagai pembunuh terlupakan.

Sudahkah kita bijak mendampingi anak dari bahaya pneuomonia?

Sekian

Yogyakarta, 14 Agustus 2023

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Lektor FK UKDW, Alumnus S3 UGM, WA: 081227280161