Categories
Istanbul

2020 Pahlawan COVID-19

World Humanitarian Day 2020: Theme, Significance, Celebration

PAHLAWAN  COVID-19

fx. wikan indrarto*)

Setiap tanggal 19 Agustus dirayakan sebagai Hari Kemanusiaan Sedunia (World Humanitarian Day) untuk memberikan penghargaan kepada para pahlawan kemanusiaan di garis depan. Di tengah pandemi COVID-19 global, para penyalur bantuan, pekerja kemanusiaan, dan petugas kesehatan tetap bekerja keras dan memberikan layanan kepada orang yang paling rentan di dunia, dengan semua risiko buruknya. Apa yang mengagumkan?

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2020/05/16/2020-covid-19-untuk-semua/

.

Pada Hari Kemanusiaan Sedunia 2020, segenap warga dunia menghormati semua orang yang telah bekerja keras sebagai petugas kemanusiaan. Banyak warga yang bekerja di komunitas mereka sendiri, yang berusaha luar biasa keras untuk membantu wanita, pria, dan anak-anak, yang hidupnya dilanda krisis kemanusiaasn, bencana alam, dan pandemi global COVID-19.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2018/08/20/2018-hari-kemanusiaan-sedunia/

.

Tahun 2019 yang lalu adalah tahun yang paling kejam dalam catatan kemanusiaan, dengan 483 orang pahlawan kemanusiaan diserang kelompok bersenjata, 125 orang tewas, 234 orang luka-luka dan 124 orang diculik. Data ini merupakan peningkatan 18 persen dalam jumlah korban dibandingkan dengan tahun 2018. Lonjakan serangan terhadap petugas kesehatan tercatat pada tahun 2019, termasuk serangan terhadap petugas medis di Suriah dan penembakan pekerja medis dalam penanganan wabah Ebola di Republik Demokratik Kongo (DRC). Sebagian besar serangan bersenjata terjadi di Suriah, diikuti oleh Sudan Selatan, Kongo, Afghanistan, dan Republik Afrika Tengah. Mali dan Yaman sama-sama mengalami dua kali lipat serangan bersenjata yang besar dari tahun sebelumnya. PBB mengutuk serangan ini, dan menyerukan hukuman bagi para pelaku serangan bersenjata dan keadilan bagi para penyintas, karena pekerja bantuan kemanusiaan tidak boleh menjadi target serangan. Dalam beberapa pekan terakhir bulan Agustus 2020 ini saja, serangan keji telah menewaskan pekerja bantuan kemanusiaan dan kesehatan di Niger dan Kamerun, dan sejak awal pandemi COVID-19, sejumlah petugas kesehatan diserang oleh kelompok bersenjata di seluruh dunia.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2020/07/10/2020-bukan-obat-covid-19/

.

Dedikasi, ketekunan, dan pengorbanan diri para pahlawan kehidupan nyata ini, terwujud saat mereka menanggapi pandemi COVID-19. Saat ini terjadi peningkatan besar dalam kebutuhan kemanusiaan yang dipicu pandemi. Penerima bantuan kemanusiaan adalah para pengungsi atau pasien. Para anggota organisasi masyarakat sipil dan petugas kesehatan telah memberikan makanan, tempat tinggal, perawatan kesehatan, perlindungan dan harapan bagi para korban di tengah konflik bersenjata, pengungsian, bencana alam, dan penyakit mematikan seperti COVID-19.

.

Namun demikian, pada pandemi COVID-19 ini para pekerja kemanusiaan sedang diuji lebih berat dan tidak seperti sebelumnya, berjuang dengan pembatasan pergerakan yang belum pernah terjadi selama ini, dan sumber daya yang tidak mencukupi karena kebutuhan melebihi sumber daya dan dana. Bahkan terlalu sering, para petugas kemanusiaan itu mempertaruhkan nyawa mereka sendiri, untuk menyelamatkan nyawa orang lain. Petugas kesehatan yang turun tangan untuk memerangi COVID-19, berada dalam ancaman besar tertular COVID-19 dari para pasien yang ditanganinya.

.

Merujuk data dari wabah SARS (Severe acute respiratory syndrome) tahun 2002 dan 2003, WHO menyebut 21 persen kasus dalam epidemi waktu itu dialami pekerja medis. Pola serupa muncul juga di kalangan pekerja medis yang menangani pasien COVID-19. Pada 2 April 2020 di Italia, lebih dari 6.200 orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 adalah pekerja medis. Di Spanyol, persentasenya 12 persen. Pada awal Maret lalu, China memperkirakan sekitar 3.300 pekerja medis mereka telah tertular virus corona. Artinya, antara 4-12 persen kasus COVID-19 akan dialami dokter, perawat dan orang-orang di garis terdepan penanganan virus berbahaya tersebut, termasuk di Indonesia.

.

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) pada hari Selasa 4 April 2020 melaporkan adanya 74 orang dokter dari seluruh Indonesia, yang meninggal akibat positif dan suspek COVID-19. Dalam rangka HUT 75 Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI, Presiden Joko Widodo memberikan bintang jasa negara kepada 53 Orang Penerima Tanda Jasa dan Kehormatan 2020, Termasuk Dokter yang gugur karena ganasnya pandemi COVID-19. Penerima Bintang Jasa Pratama dari negara adalah Dr. Djoko Judodjoko, SpB, Prof. DR. Dr. Bambang Sutrisna, Dr. Exsenveny Lalopua, MKes, Dr. Bartholomeus Bayu Satrio Kukuh Wibowo, Dr. Heru Sutantyo, dan Dr. Wahyu Hidayat, SpTHT. Sedangkan penerima Bintang Jasa Nararya dari negara adalah Dr. Hadio Ali Khazatsin, SpS, Dr. Adi Mirsa Putra, SpTHT-KL, Drg. Umi Susana Widjaja, Drg. Gunawan Oentaryo, Drg. Anna Herlina Ratnasari, Drg. Amutavia Pancarsari Artsianti Putri, dan Drg. Yuniarto Budi Santosa.

.

World Humanitarian Day 2020 - GWP

Hari Kemanusiaan Sedunia 19 Agustus dirancang untuk memberikan penghormatan yang setinggi-tingginya, bagi para petugas kesehatan dan relawan kemanusiaan yang telah gugur, diculik atau terluka saat mereka bertugas, juga para pahlawan COVID-19. Selain itu, juga memotivasi panggilan baru untuk relawan penerus dalam gerakan #NotATarget. Pada prinsipnya, hari tersebut adalah momentum perayaan manusia membantu sesamanya (people helping people), termasuk dari ancaman ganasnya COVID-19.

.

Sudahkah kita secara pribadi ataupun berkelompok, berbuat sesuatu untuk sesama kita?

Sekian

Yogyakarta, 23 Agustus 2020

*) Dokter spesialis anak, Alumnus S3 UGM, pernah menjadi relawan kesehatan saat bencana erupsi Gunung Merapi di Yogyakarta. WA: 081227280161,

Categories
Istanbul

2020 Polio Liar dan COVID-19

Polio (Poliomyelitis) - YouTube

POLIO  LIAR  DAN  COVID-19

fx. wikan indrarto*)

Pada hari Selasa, 25 Agustus 2020, sebanyak 47 negara di kawasan Afrika mendapatkan sertifikasi bebas virus polio liar. Apa yang dapat dipetik untuk menuju dunia bebas COVID-19?

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2020/08/04/2020-bebas-cacar-dan-covid-19/

.

Komisi Sertifikasi WHO mengesahkan Wilayah Afrika sebagai daerah bebas virus polio liar, setelah empat tahun berturut-turut tanpa kasus. Dengan tonggak sejarah ini, lima dari enam wilayah global, yang mewakili lebih dari 90% populasi dunia, sekarang sudah bebas dari virus polio liar. Dengan ini akan mampu menggerakkan dunia lebih dekat untuk mencapai pemberantasan polio global. Saat ini hanya tingal dua negara di seluruh dunia, yang masih terus mengalami penularan virus polio liar, yaitu Pakistan dan Afghanistan.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2019/11/08/2019-basmi-polio-liar/

.

Pada 30 tahun yang lalu, virus polio liar melumpuhkan lebih dari 350.000 anak di lebih dari 125 negara setiap tahun. Pada Jumat, 4 Januari 2019, virus polio telah dipukul mundur hingga kurang dari 30 kasus yang dilaporkan pada tahun 2018 di hanya dua negara, yaitu Afghanistan dan Pakistan. Dengan demikian dunia kita telah berdiri di puncak kesuksesan bidang kesehatan masyarakat yang pernah terjadi sebelumnya, yaitu pemberantasan global penyakit infeksi kedua pada manusia, setelah cacar, dalam sejarah global.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2019/01/16/2019-akhiri-polio/

.

Kepemimpinan dan inovasi yang kuat berperan penting dalam menghentikan virus polio liar di wilayah Afrika. Berbagai negara berhasil mengoordinasikan upaya mereka untuk mengatasi tantangan utama dalam mengimunisasi anak, seperti pergerakan populasi tingkat tinggi, konflik bersenjata dan ketidakamanan yang membatasi akses ke layanan kesehatan, juga kemampuan virus untuk menyebar dengan cepat dan menyebar melintasi perbatasan negara.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2020/07/23/2020-vaksinasi-saat-pandemi-covid-19/

.

Selain itu, kemurahan hati yang berkelanjutan dan komitmen bersama dari para donatur, termasuk pemerintah, sektor swasta, lembaga multilateral, dan organisasi filantropi, untuk mencapai dunia bebas polio dengan kucuran dana yang besar. GPEI terdiri dari WHO, Rotary International, CDC AS, UNICEF, Bill & Melinda Gates Foundation dan Gavi (Aliansi Vaksin). Semuanya berhasil membantu membangun infrastruktur kesehatan kawasan Afrika, menjangkau lebih banyak anak daripada sebelumnya, dengan pemberian vaksin polio dan mengalahkan virus polio liar.

.

Poliomyelitis (Penyakit Virus Polio) » Info Infeksi Emerging Kementerian  Kesehatan RI

Sumber daya dan keahlian yang digunakan untuk menghilangkan virus polio liar, telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kesehatan masyarakat Afrika. Selain itu, juga telah membentuk sistem respons atas wabah. Program pemberantasan polio telah memberikan manfaat kesehatan yang luas bagi komunitas lokal di Afrika, mulai dari terbentuknya respons terhadap wabah, termasukpandemi COVID-19, hingga memperkuat layanan imunisasi rutin terhadap penyakit infeksi lain, yang dapat dicegah dengan vaksin.

.

Meskipun ini adalah pencapaian yang luar biasa, kita tidak boleh berpuas diri. Komitmen berkelanjutan untuk memperkuat imunisasi dan sistem kesehatan di kawasan Afrika sangat penting untuk melindungi dan menghilangkan virus polio liar. Selain itu, juga untuk mengatasi penyebaran virus polio yang diturunkan dari vaksin tipe 2 (cVDPV2), yang masih beredar dan digunakan di 16 negara di kawasan tersebut. Pada kantong wilayah dengan kekebalan yang rendah, berarti jenis virus tersebut masih terus menjadi ancaman dan risikonya diperbesar oleh gangguan dalam layanan vaksinasi karena pandemi COVID-19, yang membuat masyarakat lebih rentan terhadap wabah cVDPV2.

.

Keberhasilan Afrika melawan polio liar telah menunjukkan kepada dunia bahwa kemajuan dalam menghadapi beberapa tantangan kesehatan global terbesar adalah hal yang mungkin, dan dapat digunakan untuk menanggapi wabah pandemi COVID-19 yang mematikan. Misalnya, penemuan kasus aktif dari rumah ke rumah terbukti menjadi strategi yang mendukung program pemberantasan virus polio, dan memvaksinasi semua kontak akan membantu memerangi penyebaran virus polio. Demikian pula, pengawasan, penemuan kasus, pemeriksaan, pelacakan kontak, karantina, dan kampanye dalam komunikasi massal untuk menghilangkan informasi yang salah, adalah hal yang penting untuk mengendalikan COVID-19.

.

Tahap pertama yang penting adalah menciptakan dan menjamin ketersedian vaksin COVID-19 yang cukup, dan mampu menjangkau banyak orang di tempat yang sulit. Mengatasi keragu-raguan atas kehandalan vaksin, juga merupakan tantangan besar dalam menghentikan penyebaran COVID-19. Untuk itu, adanya akses ke informasi dan pendidikan kesehatan masyarakat yang akurat sangatlah penting, untuk memastikan bahwa warga masyarakat memiliki pengetahuan, bukan termakan berita bohong, dalam menjaga diri mereka sendiri dan orang lain di sekitarnya.

.

Momentum sertifikasi Wilayah Afrika sebagai daerah bebas virus polio liar, setelah empat tahun berturut-turut tanpa kasus, mengingatkan kita akan relevansinya untuk mengatasi pandemi COVID-19. Intinya adalah adanya solidaritas semua lintas sektor secara global plus ilmu pengetahuan dalam wujud vaksin, yang akan menghasilkan solusi.

Sudahkah kita siap?

 

Sekian

Yogyakarta, 27 Agustus 2020

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Lektor FK UKDW, Alumnus S3 UGM, WA: 081227280161.

Categories
Istanbul

2020 Resesi Rumah Sakit

RESESI  RUMAH  SAKIT

fx. wikan indrarto*)

Pandemi COVID-19 telah menyebabkan resesi di banyak negara, karena laju pertumbuhan ekonominya negatif. Pada kondisi resesi daya beli masyarakat menurun, pengangguran meningkat, dan krisis kesehatan karena COVID-19 itu sendiri, belum juga dapat diatasi. Apa yang harus dilakukan oleh rumah sakit (RS)?

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2019/01/31/2019-paska-rumah-sakit/

.

Pemerintah Indonesia menyatakan pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2020 adalah -4,3 persen. Kunjungan pasien rawat jalan ke RS dan penggunakan tempat tidur rawat inap di RS, juga dapat menurun hebat, bahkan sampai tinggal sepertiga dari biasanya. Beberapa hal penting perlu diambil oleh RS, agar lebih siap menghadapi resesi mulai dari sekarang. Yang pertama harus dilakukan adalah melakukan revisi RAB (Rencana Anggaran Belanja) dan kalau perlu RENSTRA (Rencana Stretegis), dalam sebuah dialog oleh segenap sektor RS secara terpimpin. RAB dan RENSTRA adalah pedoman kerja semua karyawan RS, yang harus direvisi dan disesuaikan karena terjadinya resesi ini, sehingga harus mencakup banyak ide brilian di luar rutinitas.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2020/06/06/2020-langkah-sehat-paska-pandemi-covid-19/

.

Langkah cepat selanjutnya adalah merumuskan peningkatan pemasukan dan menurunkan pengeluaran finansial secara terpadu. Layanan atau bisnis RS yang paling dibutuhkan oleh pasien dan pelanggan, harus segera ditentukan dan dijual. Kemas layanan tersebut sebagai komoditas dagangan secara cepat dan maksimal, dengan menggunakan aplikasi dan kemudahan teknologi informasi.

.

Kebutuhan akan layanan non vital, seperti kosmetik medis, tentu sebaiknya tidak menjadi prioritas pengembangan RS saat ini. Sebaliknya, tes skrining dan diagnosis COVID-19 harus disiapkan sebaik mungkin, karena itu merupakan kebutuhan mendesak oleh para pelanggan RS, termasuk pelaku perjalanan. Pengemasan secara sederhana, mudah dan menarik untuk tes COVID-19 bukan berarti memanfaatkan resesi yang sering dituduh tidak etis, tetapi memenuhi kebutuhan pelanggan secara jitu. Pilihlah metode tes yang paling handal, cepat, tidak ribet, dan kalau mungkin sehari jadi. Untuk hal ini, memang kadang perlu kerjasama dengan laboratorium di luar RS yang ditunjuk oleh pemerintah setempat.

.

Langkah berikutnya adalah meningkatkan kepercayaan pasien dan pelanggan, bahwa RS dengan semua perangkatnya adalah tetap aman, layanan terjaga bermutu dan harga terjangkau. Para dokter spesialis dan jenis layanan dengan pasien yang relatif banyak dan selama ini menguntungkan, harus diberikan prioritas untuk segera kembali berpraktek seperti sediakala. Prosedur tindakan medis yang memberikan keuntungan finansial besar dan tingkat kemanan tinggi, harus menjadi prioritas untuk segera dipulihkan. Penyesuaian jadwal layanan tertentu yang memiliki banyak pasien, perlu diperpanjang dan disebar secara distributif, agar tidak terjadi penumpukan pasien dan kontak minimal.

.

Langkah sulit tetapi penting adalah tinjauan PPK (Panduan Praktek Klinik), yang digunakan oleh para dokter spesialis dan petugas profesional kesehatan yang terkait. Segera lakukan pemanggilan untuk segenap dokter, agar duduk bersama merumuskan ulang PPK, CP (Clinical Pathways) dan kolaborasi antar profesi kesehatan, dalam layanan pasien dengan paradigama ‘pasien kita’, bukan lagi ‘pasien saya’. Dengan demikian, layanan pasien yang diberikan tidak akan boros sumber daya, efisien, efektif dan seragam. Apalagi untuk tatalaksana pasien COVID-19, yang prosedur pembayara ke RS untuk pembiayaannya masih belum lancar.

.

Dalam masa resesi dan daya beli pasien menurun, maka sebagian besar pasien yang datang ke RS diprediksi adalah pasien dalam jaminan asuransi, termasuk peserta program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) oleh BPJS Kesehatan, bukan atas biaya sendiri. Sistem pembiayaan pasien secara paket layanan dalam regulasi INA CBGs, yang tentu juga diikuti oleh para penjamin biaya lainnya, memerlukan PPK dan CP yang wajib ditaati oleh para dokter spesialis, agar tidak terjadi selisih bayar negatif, klaim tunda, ataupun gagal klaim yang akan merugikan RS secara finansial.

.

Promosi dan edukasi oleh tim RS kepada masyaratkat luas harus menjadi corong RS, untuk menarik kembali kepercayaan pasien. Penggunaan aplikasi media sosial, media massa ‘mainstream’, baik radio, televisi maupun cetak, harus dioptimalkan, dengan menampilkan para dokter spesialis yang memiliki nilai jual tinggi dan favorite. Tulisan opini, siaran ‘heath talk’ secara ‘live’, webinar ataupaun advertorial, harus dikemas oleh tim promosi RS secara tertata.

.

Langkah penting untuk menurunkan pengeluaran RS, efisiensi biaya dan menjaga agar karyawan tidak sakit, tentu tidak mudah. Investasi RS yang dapat ditunda, harus digeser. Kegiatan seremonial RS yang bersifat rutin dan kurang perlu, harus dibatalkan. Skrining kesehatan bagi para karyawan harus lebih ketat, APD bagi petugas RS harus disiapkan digunakan secara disiplin sesuai kriteria. SDM dengan faktor risiko dan penyakit komorbid, dapat dialihkan untuk bekerja di rumah (WFH) atau dilakukan pergeseran personil. Kontrak karya dengan pihak ketiga dapat ditinjau ulang dan pekerjaaannya dialihkan kepada karyawan RS.

.

Pandemi COVID-19 telah menyebabkan resesi bagi RS. Langkah penting adalah menyatukan mental semua karyawan RS dalam siaga resesi, bukan lagi suasana kerja biasa. Selanjutnya merumuskan peningkatan pemasukan dan menurunkan pengeluaran finansial RS secara terpadu, agar layanan bagi pasien dapat terus terlaksana dan RS dapat berkembang dengan baik.

.

Sudahkah kita siap?

Sekian

Yogyakarta, 9 Agustus 2020

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Lektor FK UKDW, Alumnus S3 UGM, WA: 081227280161,

Categories
Healthy Life

2020 Hari Remaja Internasional

International Youth Day 2020: History, Significance of The Day And ...

HARI REMAJA INTERNASIONAL

fx. wikan indrarto*)

Pada Rabu, 12 Agustus 2020 WHO dan UNESCO merayakan Hari Remaja Internasional (International Youth Day) dan memberikan penghargaan kepada remaja di seluruh dunia yang menunjukkan ketangguhan, aksi kolektif, dan kreativitas mereka dalam melawan pandemi COVID-19. Apa yang perlu dilakukan?

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2020/05/29/2020-rokok-covid-19-dan-remaja/

.

Banyak remaja menjadi sukarelawan untuk mendukung komunitas mereka, saat mengahadapi pandemi COVID-19. Banyak dokter, petugas kesehatan dan pelajar yang semuanya masih muda telah mendukung layanan COVID-19 oleh rumah sakit, pusat penelitian, dan klinik. Para pemuda lainnya bekerja kreatif atas inisiatif sendiri, untuk memberikan advokasi dan komunikasi risiko. Misalnya memproduksi acara radio komunitas dan media sosial, serta sumber belajar literasi informasi untuk melawan disinformasi dan mempromosikan pendidikan sebaya, melakukan survei tentang wawasan perilaku untuk menginformasikan strategi melawan COVID-19, menerjemahkan dan menyebarkan informasi kesehatan masyarakat, terutama mencuci tangan secara online.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2019/01/18/2019-remaja-sehat/

.

Tema Hari Remaja Internasional 2020 adalah Keterlibatan Remaja untuk Aksi Global (Youth Engagement for Global Action), berupaya untuk meningkatkan keterlibatan remaja di tingkat lokal, nasional dan global dalam memperkaya kehidupan bersama. Tujuan IYD 2020 adalah untuk  memungkinkan keterlibatan remaja dalam kehidupan di sekitarnya secara lebih inklusif, bahkan sampai aksi global.

.

International Youth Day - US

Namun demikian, lebih dari 1,1 juta remaja berusia 10-19 tahun meninggal  dan tidak mampu terlibat dalam kehidupan sekitar pada tahun 2016, atau sekitar lebih dari 3.000 orang setiap hari, sebagian besar karena penyebab yang dapat dicegah atau diobati, bukan karena penyakit infeksi seperti pandemi COVID-19. Kecelakaan lalu lintas adalah penyebab utama kematian di kalangan remaja pada 2016.

.

Selain data kematian tersebut, setengah dari semua gangguan kesehatan mental pada usia dewasa dimulai pada usia 14, tetapi kebanyakan kasus tidak terdeteksi dan tidak diobati. Sekitar 1,2 miliar orang atau 1 dari 6 populasi dunia, adalah remaja berusia 10 hingga 19 tahun. Sebagian besar sehat, tetapi masih ada banyak kematian dini, penyakit, dan cedera di kalangan remaja. Penyakit dapat menghambat kemampuan mereka untuk tumbuh dan berkembang, hingga tidak mencapai potensi penuh mereka. Penggunaan alkohol atau tembakau, kurangnya aktivitas fisik, hubungan seks tanpa pengaman dan atau paparan kekerasan, dapat membahayakan tidak hanya kesehatan mereka saat ini, tetapi juga kesehatan mereka sebagai orang dewasa, dan bahkan kesehatan anak-anak mereka di masa depan.

.

Cidera yang tidak disengaja adalah penyebab utama kematian dan kecacatan di kalangan remaja. Pada 2016, lebih dari 135.000 remaja meninggal akibat kecelakaan lalu lintas. Banyak dari mereka yang meninggal adalah pengguna jalan yang rentan, termasuk pejalan kaki, pengendara sepeda atau pengguna kendaraan bermotor roda dua . Di banyak negara, undang-undang keselamatan jalan perlu dibuat lebih komprehensif, dan penegakan hukum semacam itu perlu diperkuat. Lebih lanjut, pengemudi muda membutuhkan nasihat tentang cara mengemudi dengan aman, sementara undang-undang yang melarang mengemudi di bawah pengaruh alkohol dan obat perlu diberlakukan secara ketat, di antara semua kelompok umur. Kadar alkohol dalam darah harus ditetapkan lebih rendah untuk pengemudi muda daripada untuk orang dewasa. Direkomendasikan lisensi lulus untuk pengemudi pemula dengan toleransi nol untuk pemabuk.

.

Depresi adalah salah satu penyebab utama penyakit dan kecacatan di kalangan remaja, dan bunuh diri adalah penyebab utama kedua kematian pada remaja. Kekerasan, kemiskinan, penghinaan dan perasaan tidak dihargai dapat meningkatkan risiko mengembangkan masalah kesehatan mental. Membangun keterampilan hidup pada anak-anak dan remaja dan memberi mereka dukungan psikososial di sekolah dan lingkungan masyarakat lainnya dapat membantu mempromosikan kesehatan mental yang baik. Program untuk membantu memperkuat ikatan antara remaja dan keluarga mereka juga penting. Jika masalah muncul, mereka harus dideteksi dan dikelola oleh petugas kesehatan yang kompeten dan peduli.

.

Kekerasan antar pribadi atau kelompok adalah penyebab utama kematian ketiga pada remaja secara global. Ini menyebabkan hampir sepertiga dari semua kematian remaja pria di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Secara global, hampir satu dari tiga gadis remaja berusia 15-19 tahun (84 juta) telah menjadi korban kekerasan emosional, fisik dan atau seksual yang dilakukan oleh suami atau pasangannya.

.

Momentum Hari Remaja Internasional (International Youth Day) Rabu, 12 Agustus 2020 seharusnya digunakan untuk mempromosikan perilaku sehat pada remaja dan mengambil langkah untuk melindungi remaja dari risiko kesehatan. Hal tersebut sangat penting untuk mengurangi angka kematian remaja dan pencegahan masalah kesehatan pada masa dewasa. Selain itu, melibatkan remaja dalam aksi pemutusan rantai penularan COVID-19 yang berbahaya, adalah salah satu kebijakan penting untuk meningkatkan ketangguhan, aksi kolektif, dan kreativitas remaja.

Sudahkah kita bertindak?

Sekian

Yogyakarta, 11 Agustus 2020

*) Dokter spesialis anak RS Panti Rapih, Lektor di FK UKDW Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA : 081227280161

Categories
Istanbul

2020 Kota Sehat

Sebanyak 11 Kecamatan di Depok Siap Ikut Verifikasi Kota Sehat ...

KOTA  SEHAT

fx. wikan indrarto*)

Ringkasan tulisan ini dimuat di koran nasional Harian Kompas Senin, 24 Agustus 2020, halaman 6, kolom opini :

https://kompas.id/baca/opini/2020/08/24/kota-sehat-2/?utm_source=kompasid&utm_medium=whatsapp_shared&utm_content=sosmed&utm_campaign=sharinglink

.

Pandemi COVID-19 menekankan pentingnya jarak fisik yang aman antar warga saat beraktivitas di semua kota, sehingga dapat dipastikan bahwa kesehatan manusia menjadi pertimbangan utama dalam perencanaan dan pembangunan kota. Apa yang perlu dicermati?
.

baca juga : https://dokterwikan.com/2020/08/04/2020-bebas-cacar-dan-covid-19/

.

Banyak kota menghadapi ancaman kesehatan, karena perencanaan kota dan wilayah yang lemah. Penyakit menular berkembang sangat pesat di berbagai kota yang penuh sesak warga, atau di mana tidak ada akses yang memadai ke fasilitas air bersih dan sanitasi. Selain itu, hidup di lingkungan yang tidak sehat telah menyebabkan kematian pada 12,6 juta orang pada tahun 2012 dan polusi udara membunuh 7 juta orang pada tahun 2016. Namun demikian, saat ini hanya ada 1 dari 10 kota di dunia yang memenuhi standar untuk udara dan hidup sehat.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2020/06/06/2020-langkah-sehat-paska-pandemi-covid-19/

.

Idealnya setiap kota direncanakan untuk standar hidup dan kerja bagi warganya yang memadai, pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, pembangunan sosial, kelestarian lingkungan, dan konektivitas yang lebih baik. Namun demikian, inti dari semua perencanaan tersebut, sebenarnya bermuara pada peningkatan derajad kesehatan, kesejahteraan fisik, dan mental bagi warga kota.

.

Lebih dari setengah populasi dunia sekarang tinggal di kota, dan pada tahun 2050 diperkirakan akan meningkat menjadi 70 persen dari populasi manusia. Namun demikian, 75 persen infrastruktur di berbagai kota yang akan dibangun dengan pendekatan aspek kesehatan, saat ini belum dapat dibangun terkait kontraksi pertumbuhan ekomoni, karena dampak pandemi COVID-19. Kesempatan ini memberikan peluang untuk membangun kawasan perkotaan yang transformatif, terutama saat dunia memiliki kesadaran yang lebih besar, tentang hubungan antara ruang publik dan derajad kesehatan warga.

.

Menuju Kota Sehat, Kota yang Ekonominya Maju - Semua Halaman ...

Hal ini disebabkan karena aspek kesehatan dan kesejahteraan warga merupakan aset kota yang paling penting. Namun demikian, saat ini sebagian besar dari 4,2 miliar orang yang tinggal di kota, sekitar setengah dari jumlah manusia, masih cukup menderita, karena lingkungan perumahan dan sarana transportasi umum yang tidak memadai, juga sanitasi, pengelolaan limbah, dan kualitas udara yang buruk. Bentuk polusi lainnya yang mengganggu warga kota, seperti kebisingan, kontaminasi air dan tanah, kurangnya ruang untuk berjalan kaki, bersepeda, dan kehidupan aktif, juga menjadikan kota sebagai pusat epidemi penyakit tidak menular dan pendorong perubahan iklim.

.

Akibatnya, banyak kota saat ini dan kota di masa depan menghadapi tiga beban kesehatan. Pertama, penyakit menular seperti HIV AIDS, tuberkulosis, pneumonia, demam berdarah, dan diare yang menjadi lebih sulit diatasi, apalagi saat ini ada COVID-19 yang sangat mudah menular. Kedua, penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, stroke, asma dan penyakit pernapasan lainnya, kanker, diabetes dan depresi, semakin banyak muncul. Dan ketiga, tindak kekerasan dan cedera, termasuk kecelakaan lalu lintas di jalan, juga semakin mungkin terjadi.

.

Sejak 2010 Pemerintah Kota Istanbul, Turki telah membuat kota yang lebih mudah dinavigasi oleh pejalan kaki (traffic-calming measures), koneksi yang lebih baik ke tepi laut, dan lintasan pemantauan menyusuri jalan raya. Bahkan di banyak kota padat penduduk, desain ulang perkotaan dapat membawa manfaat, seperti di New York AS, yang membuat jalur pejalan kaki sebagai bagian dari jalan utama. Taman terbuka di plaza telah meningkatkan keselamatan di jalan dan juga perkembangan bisnis lokal, karena warga dapat lebih mudah mengakses area tersebut.

.

Accra adalah salah satu kota urbanisasi tercepat di Afrika, yang membuatnya menjadi kota yang ideal untuk menjadi pilot model UHI (Urban Health Initiative). Accra adalah ibu kota sekaligus kota terbesar Ghana, Afrika dan terletak di bagian selatan Ghana dengan jumlah penduduk 1.970.400 jiwa. Accra didirikan oleh suku Ga pada abad ke-15, sebagai pusat perdagangan bagi bangsa Portugal. Pemerintah Kota Accra memiliki proyek sektor transportasi (termasuk jalur pejalan kaki dan pesepeda), pengelolaan limbah padat (termasuk pembakaran limbah terbuka), energi (terutama rumah tangga), dan perencanaan kota (termasuk ruang hijau publik). Kebijakan ini termasuk perubahan cara kota mengelola limbah padat, juga menghilangkan minyak tanah dan arang sebagai bahan bakar utama dalam memasak, karena sangat polutif. Selain itu, juga mendorong orang untuk berhenti mengendarai mobil pribadi dan beralih menggunakan transportasi umum, berjalan kaki atau bersepeda. Dengan demikian Ghana mendapat keuntungan besar menuju mitigasi perubahan iklim. Keterlibatan masyarakat untuk menginspirasi perubahan perilaku dan membangun momentum politik untuk perubahan kebijakan, telah terjadi di Accra.

.

Sebuah usulan pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke lokasi lainnya, telah didiskusikan sejak Presidenan Soekarno, yaitu ke Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Pada 7 Mei 2019 Presiden Joko Widodo mengusulkan pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur. Pembangunan ibukota Indonesia ataupun revitalisasi kota lainnya, seharusnya sesuai kriteria kota sehat menurut UHI (Urban Health Initiative) bagi warganya, juga agar dapat ikut berperan memutus rantai penularan COVID-19, dengan menjamin pelaksanaan protokol kesehatan dapat dilakukan di semua sisi kota.

.


Sudahkah kita bijak?

Sekian

Yogyakarta, 9 Agustus 2020

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih, Lektor di FK UKDW Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, warga sebuah kota kecil, WA: 081227280161

Categories
Istanbul

2020 Dokter Merdeka

HARI PAHLAWAN: Kisah Pengabdian Dokter Moewardi hingga Hilang ...

DOKTER   MERDEKA

fx. wikan indraro*)

Moewardi adalah seorang dokter yang turut memberikan sambutan setelah Soewirjo, wakil wali kota Jakarta saat itu, pada momentum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Dr. Moewardi membacakan sebuah teks, yang kini kita kenal dengan nama ‘Undang-Undang Dasar 1945’, sebelum Bung Karno, Sang Proklamator membacakan naskah Proklamasi.  Apa yang sebaiknya dilakukan oleh dokter dalam mengisi kemerdekaan?
.

baca juga : https://dokterwikan.com/2019/08/14/2019-dokter-proklamasi/

.

Dr. Moewardi lahir di Pati, Jawa Tengah di tahun 1907 dan lulusan School Tot Opleiding Voor Indische Artsen (STOVIA), cikal bakal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta. Dia kemudian melanjutkan pendidikannya dengan mengambil semacam spesialisasi  di sekolah Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT). Selain menjadi dokter, Moewardi juga aktif berorganisasi pada Barisan Pelopor, bahkan pernah menjadi Pemimpin Umum Pandu Kebangsaan (Kepanduan Bangsa Indonesia), cikal bakal PRAMUKA yang berperan dalam pendidikan karakter pemuda.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2020/05/29/2020-dokter-pancasila/

.

Saat Bung Karno menjadi Presiden dan hendak menyusun Kabinet, Moewardi mendapat tawaran langsung dari Bung Karno untuk menjabat sebagai Menteri Pertahanan, namun dia menolak karena hendak meneruskan kariernya sebagai dokter.  Dr. Moewardi tetap menjalankan tugasnya sebagai dokter, walaupun tetap aktif di berbagai organisasi kenegaraan. Saat Sekolah Tinggi Kedokteran kelanjutan dari STOVIA di Jakarta dipindah Solo, Jawa Tengah pada 4 Maret 1946 Dr. Moewardi berperan dalam pendirian Sekolah Tinggi Kedokteran di RS Jebres (sekarang RSUP Dr. Moewardi) Solo untuk bagian klinis, dan pada 5 Maret 1946 di RS Tegalyoso (sekarang RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro) di Klaten untuk bagian pre-klinis.

.

Dokter Indonesia dalam mengisi kemerdekaan saat pandemi COVID-19 sekarang ini, seharusnya tidak hanya melakukan pengobatan (agent of treatment), tetapi juga menjadi agen perubahan (agent of change) dan agen pembangunan (agent of development). Profesi dokter jaman sekarang sangat dipengaruhi oleh program besar JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) yang diterapkan mulai 1 Januari 2014, termasuk dalam pengelolaan pasien COVID-19. Perubahan drastis dalam sistem pembiayaan pasien pada era JKN ini, diduga telah menyebabkan perubahan besar pada alur pikir dan tindakan medik oleh dokter. Selain itu, pembatasan kebebasan profesi dokter sebagai ‘agent of treatment’ dalam pengambilan keputusan medik pada pelayanan pasien, sering kali menimbulkan penolakan dalam diam bagi banyak dokter, atas sistem JKN yang dirasakan belum adil. Para dokter seharusnya mengisi kemerdekaan dan mewujudkan baktinya untuk negeri, dengan menyumbangkan pemikiran, niat baik dan kompetensinya, demi terwujudnya sistem JKN di Indonesia yang lebih baik, adil, dan manusiawi.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2018/12/06/2018-bisnis-medis-dokter/

.

Sepanjang tahun 2019 yang lewat, sebagain besar dokter di Indonesia telah menghabiskan energinya untuk berbagai hal yang terkait kedokteran, tetapi bukan hal yang utama. Permasalahan dalam program JKN dan DLP (Dokter Layanan Primer), semuanya berdimensi sosial, politik, hukum, keuangan, dan bahkan kebijakan. Selain bukan ‘patognomonik’ atau khas profesi dokter, topik tersebut hanya menyebabkan terjadinya perbantahan antar dokter. Para dokter Indonesia rasanya akan menjadi lengah, kurang siap dan tergagap saat menghadapi tantangan nyata di bidangnya sendiri, yang selama ini kurang mendapat perhatian sepadan. Salah satu yang harus segera diperbaiki adalah merdeka dalam kebersamaan mengembangkan iptekdok (ilmu pengetahuan kedokteran) terkini, termasuk dalam penanganan medis dan pencegahan dengan vaksinasi untuk COVID-19. Penelitian, uji klinis dan penulisan di jurnal ilmiah internasional oleh para dokter tentang COVID-19, rasanya belum dilakukan secara optimal. Apalagi kebersamaan dalam rekayasa penciptaan vaksin COVID-19, bukan sekedar uji klinis fase ke 3 calon vaksin inactivated SARS-CoV-2 yang dikembangkan Sinovac Biotech Ltd. Beijing, China.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2020/08/04/2020-bebas-cacar-dan-covid-19/

.

Dalam Bahasa Latin ‘Duco, Ducere, Duxi, Ductus’ yang merupakan asal kata dokter, berarti memimpin atau mempertimbangkan, maka wajar saja kalau dokter memiliki kewajiban memimpin warga bangsa. Selain itu, dokter juga wajib mengajak mempertimbangkan hal yang terbaik tentang keberagaman, kemajemukan dan kebhinekaan kita. Tentunya demi terwujudnya Indonesia sebagai rumah bersama segenap anak bangsa, seperti yang dirumuskan oleh segenap pendiri bangsa. Hal ini dapat dimulai oleh dokter secara merdeka, berupa ikut serta secara aktif meredam perpecahan paham dan munculnya pendapat yang sangat keras di sekitar kehidupan para dokter, baik di lingkup keluarga maupun komunitas pekerjaan. Para dokter dapat juga memanfaatkan luasnya pergaulan, mahirnya iptek dan besarnya pengaruh atau kewibawaan profesi. Selain itu, juga menggalang kebersamaan dengan segenap pihak yang memiliki keprihatinan serupa, agar potensi perpecahan dan intoleransi dapat diredam.

.

Kiprah Dr. Moewardi dalam momentum proklamasi kemerdekaan 1945 memberikan inspirasi kepada para dokter Indonesia di jaman sekarang. Hendaklah para dokter tidak sekedar menjalankan praktek medis, tetapi juga merdeka untuk terlibat dalam kehidupan berbangsa, demi keamanan dan kemajuan negara. Dirgahayu negeriku, jayalah dokter Indonesia.

.

Sekian

Yogyakarta, 11 Agustus 2020

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Lektor FK UKDW, Alumnus S3 UGM, WA: 081227280161, e-mail : fxwikan_indrarto@yahoo.com

Categories
Istanbul

2020 Konseling Menyusui Eksklusif

Apapun Masalah Menyusui Moms, Jangan Ragu Temui Konselor Laktasi ...

KONSELING  MENYUSUI  EKSKLUSIF
fx. wikan indrarto*)

Tema Pekan Menyusui Sededunia (World Breastfeeding Week) 1 sampai 7 Agustus 2020 adalah “Mendukung menyusui untuk bumi yang lebih sehat”. Sejalan dengan tema ini Direktur Eksekutif UNICEF Henrietta H. Fore dan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyerukan kepada semua pemerintah untuk melindungi dan mempromosikan akses ibu ke layanan konseling menyusui oleh konselor yang terampil. Apa yang penting?

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2020/07/31/2020-pekan-menyusui-sedunia/

.

Menyusui secara eksklusif memberikan awal terbaik bagi setiap bayi dalam kehidupannya. Ini memberikan manfaat dalam aspek kesehatan, nutrisi dan emosional untuk bayi dan ibu. Selain itu, menyusui juga merupakan bagian dari sistem pangan berkelanjutan. Namun demikian, meskipun menyusui adalah proses alami, ternyata hal itu tidak selalu mudah. Ibu menyusui membutuhkan dukungan dari banyak pihak, untuk memulai dan mempertahankan menyusui secara eksklusif.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2020/08/02/2020-penghambat-asi-eksklusif/

.

Layanan konseling oleh petugas konselor yang terampil dapat memberikan dukungan menyusui, informasi, saran, dan jaminan yang ibu butuhkan, dalam memberi makan bayi secara optimal. Konseling menyusui dapat membantu ibu membangun kepercayaan diri, dengan tetap menghormati keadaan dan pilihan masing-masing ibu. Konseling dapat memberdayakan ibu dalam mengatasi tantangan dalam menyusui secara eksklusif. Selain itu, juga dapat mencegah praktik pemberian makan dan perawatan bayi yang kurang tepat, sehingga dapat mengganggu pemberian ASI eksklusif, seperti air gula, madu, makanan, dan pengganti ASI yang sebenarnya tidak perlu untuk bayi.

.

Meningkatkan akses ke layanan konseling menyusui oleh petugas konselor yang terampil untuk mendukung menyusui, terbukti dapat memperpanjang durasi menyusui secara eksklusif. Hal ini sangat manfaat untuk kesehatan bayi, pemulihan ibu, dan ekonomi keluarga. Data menunjukkan bahwa peningkatan cakupan pemberian ASI eksklusif dapat menyelamatkan nyawa 820.000 bayi setiap tahun, menghasilkan pendapatan tambahan US $ 302 miliar secara global.

.

Konselor menyusui yang terampil dapat disediakan oleh berbagai failitas persalinan dan kesehatan. Bahkan dapat juga melalui kunjungan rumah (homecare) atau program komunitas, baik secara langsung atau jarak jauh. Selama pandemi COVID-19, perlu digunakan solusi inovatif untuk memastikan bahwa akses ke layanan penting ini tidak terganggu dan bahwa keluarga terus menerima konseling menyusui yang mereka butuhkan. Inilah sebabnya mengapa UNICEF dan WHO menyerukan kepada semua pemerintah untuk:

.

Pertama, berinvestasi dalam menyediakan layanan konseling menyusui oleh konselor yang terampil. Memastikan ketersediaan layanan konseling menyusui yang terampil untuk setiap ibu, memang akan membutuhkan peningkatan pembiayaan, baik untuk program menyusui dan peningkatan pemantauan, maupun implementasi kebijakan, program, dan layanannya.

.

Kedua, melatih petugas kesehatan, yaitu dokter, bidan dan perawat, untuk memberikan konseling menyusui yang terampil kepada ibu dan keluarga. Pastikan bahwa konseling tersedia sebagai bagian dari layanan kesehatan dan konsultasi gizi secara rutin yang mudah diakses oleh ibu.

.

Ketiga, berkolaborasi dengan masyarakat sipil dan organisasi petugas profesional kesehatan, dalam membangun sistem kolaboratif yang kuat untuk penyediaan layanan konseling yang tepat. Dan keempat, melindungi para petugas kesehatan dari pengaruh promosi industri makanan bayi.

.

Melalui komitmen, aksi bersama dan kolaborasi, kita semua wajib memastikan bahwa setiap ibu memiliki akses ke layanan konseling menyusui, yang akan memberdayakannya untuk memberikan ASI sebagai awal terbaik dalam hidup bayi. Beberapa faktor pendukung keberhasilan menyusui secara eksklusif adalah dukungan tenaga kesehatan, termasuk konselor menyusui, keluarga, atasan di tempat ibu bekerja, dan teman kerja. Selain itu, juga pengetahuan ibu yang baik tentang ASI, motivasi diri sendiri untuk bersikap positif dan riwayat keberhasilan memberikan ASI eksklusif pada anak sebelumnya.

.

Sebaliknya, beberapa faktor penghambat keberhasilan menyusui secara eksklusif antara lain promosi susu formula dan ibu khawatir ASI tidak cukup. Peran konselor menyusui sangat besar, untuk juga menghilangkan faktor penghambat keberhasilan menyusui lainnya, seperti melihat iklan susu formula yang intens, persepsi bahwa susu formula setara dengan ASI bahkan lebih baik dari ASI, kegagalan ibu memberikan ASI eksklusif pada anak sebelumnya maupun ibu baru atau bayi sulung.

.

Momentum Pekan Menyusui Dunia (World Breastfeeding Week) tanggal 1 hingga 7 Agustus 2020, juga mengingatkan kita akan pentingnya layanan konseling menyusui, sesuai rekomendasi UNICEF dan WHO. Layanan ini akan memberikan dukungan bagi semua ibu untuk menyusui secara eksklusif, agar bumi kita lebih sehat (support breastfeeding for a healthier planet).

.

Sudahkah kita siap?

Sekian

Yogyakarta, 28 Juli 2020

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Lektor FK UKDW, Alumnus S3 UGM, WA: 081227280161, e-mail : fxwikan_indrarto@yahoo.com

Categories
Istanbul

2020 Bebas Cacar dan COVID-19

Shrinivas Dempo on Twitter: "The world won freedom from smallpox ...

BEBAS  CACAR  DAN  COVID-19

fx. wikan indrarto*)

Ringkasan tulisan ini telah dimuat di Harian Kompas Selasa, 4 Agustus 2020, halaman 7, kolom opini

Pada hari Selasa, 8 Mei 1980, Majelis Kesehatan Dunia ke-33 secara resmi menyatakan: “Dunia dan semua rakyatnya telah bebas dari penyakit cacar (freedom from smallpox). Deklarasi tersebut menandai berakhirnya suatu penyakit infeksi yang telah merongrong manusia selama setidaknya 3.000 tahun, menewaskan 300 juta orang hanya di abad ke-20 saja. Apa yang harus dilakukan untuk membebaskan dunia dari COVID-19?

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2019/12/20/2019-bebas-cacar/

.

Bebas cacar terjadi berkat upaya global selama 10 tahun, yang dipelopori oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang melibatkan ribuan petugas kesehatan di seluruh dunia saat memberikan setengah miliar dosis vaksin untuk membasmi cacar. Dengan anggaran sebesar US $ 300 juta, berhasil memberantas penyakit cacar dan menyelamatkan dunia seharga lebih dari US $ 1 miliar setiap tahun sejak 1980.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2019/11/08/2019-basmi-polio-liar/

.

Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, “Ketika dunia menghadapi pandemi COVID-19, kemenangan umat manusia atas cacar adalah pengingat akan apa yang mungkin dilakukan ketika semua negara bersatu untuk melawan ancaman masalah kesehatan bersama.” Dunia berhasil menyingkirkan cacar berkat adanya solidaritas global yang luar biasa, dan karena adanya vaksin yang aman dan efektif.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2019/06/30/2019-bebas-malaria/

.

Pemberantasan cacar juga menawarkan harapan untuk menghilangkan penyakit menular lainnya, termasuk polio, yang sekarang masih menjadi endemik hanya di dua negara saja. Hingga saat ini, 187 negara telah disertifikasi bebas dari penyakit cacing Guinea dengan tujuh penyakit lainnya. Dan perjuangan melawan malaria sejauh ini menghasilkan 38 negara telah disertifikasi bebas malaria. Dalam kasus Tuberkulosis (TB), 57 negara dengan insiden TB yang rendah berada di jalur untuk mencapai sertifikasi penghapusan TB.

.

Pelajaran dari keberhasilan bebas cacar telah digunakan hari ini untuk menanggapi wabah penyakit COVID-19 yang mematikan. Misalnya, penemuan kasus aktif dari rumah ke rumah terbukti menjadi strategi yang mendukung program pemberantasan polio, dan memvaksinasi kontak akan membantu memerangi penyebaran penyakit virus Ebola. Demikian pula, pengawasan, penemuan kasus, pemeriksaan, pelacakan kontak, karantina, dan kampanye komunikasi untuk menghilangkan informasi yang salah adalah penting untuk mengendalikan COVID-19.

.

Tahap pertama yang penting adalah menciptakan dan menjamin ketersedian vaksin COVID-19 yang cukup dan menjangkau banyak orang di tempat yang sulit sebagai prioritas tinggi. Mengatasi keragu-raguan atas kehandalan vaksin, juga merupakan tantangan besar dalam menghentikan penyebaran COVID-19. Untuk itu, adanya akses ke informasi dan pendidikan kesehatan masyarakat yang akurat sangatlah penting, untuk memastikan bahwa warga masyarakat memiliki pengetahuan, bukan termakan berita bohong, dalam menjaga diri mereka sendiri dan orang lain di sekitarnya secara aman.

.

Setelah pemberantasan cacar, WHO dan UNICEF meluncurkan program imunisasi (The Expanded Programme on Immunization), sampai 85% anak di seluruh dunia telah divaksinasi dan dilindungi dari penyakit menular yang mematikan. Pada hari Senin, 29 Juni 2020 WHO menentukan kandidat vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh sejumlah negara. Terdapat 17 calon vaksin COVID-19 potensial yang telah memasuki uji klinis dan 132 kandidat vaksin lainnya dalam evaluasi praklinis. Kandidat vaksin COVID-19 yang sudah memasuki uji klinis misalnya ChAdOx1-S yang dikembangkan Universitas Oxford dan Astra Zeneda, Ad5-nCoV yang dikembangkan CanSino Biological Inc dan Beijing Institute of Biotechnology, LNP-encapsulated mRNA yang dikembangkan Moderna dan NIAID, inactivated SARS-CoV-2 yang dikembangkan Wuhan Institute of Biological Products, inactivated SARS-CoV-2 yang dikembangkan Beijing Institute of Biological Products, inactivated SARS-CoV-2 yang dikembangkan Sinovac Biotech Ltd. dan sudah sampai di Bandung untuk uji klinis tahap tiga setelah Prof. DR. Dr. Kusnandi Rusmil, Sp.A(K)., MM selaku Ketua Komite Etik Penelitian Universitas Padjajaran (Unpad), Bandung, memberikan persetujuan pada Senin, 27 Juli 2020. Markas besar Sinovac Biotech Ltd. berlokasi di No. 39 Shangdi Xi Road, Haidian District, Beijing, China.

.

Juga rekombinan SARS-COV-2 dan partikel nano yang dikembangkan Novavax, 3 LNP-mRNAs yang dikembangkan BioNTech, Fosun Pharm dan Pfizer, inactivated SARS-CoV-2 yang dikembangkan Institut Biologi Medis, Akademi China, DNA SARS-CoV-2 yang dikembangkan Inovio Pharmaceuticals, DNA GX-19 yang dikembangkan Genexine Consortium, Adeno-based yang dikembangkan Gamaleya Research Institute, Protein Subunit yang dikembangkan oleh Clover Biopharmaceuticals Inc., Glaxosmithkline dan Dynavax. Ada lagi RBD-Dimer yang dikembangkan Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical, dan Insititut Mikrobiologi China, LNP-nCoVsaRNA yang dikembangkan Imperial College London, mRNA yang dikembangkan Curevac, dan terakhir mRNA yang dikembangkan Akademi Militer Ilmu Pengetahuan China dan Walvax Biotech.

.

Momentum sertifikasi bebas cacar (freedom from smallpox) dalam sidang Majelis Kesehatan Dunia ke-33 pada tahun 1980, mengingatkan kita akan relevansinya untuk mengatasi pandemi COVID-19, yaitu adanya solidaritas semua lintas sektor secara global plus ilmu pengetahuan dalam wujud vaksin, yang akan menghasilkan solusi.

Sudahkah kita siap?


Kenangan dalam lansekap National Stadium, yaitu stadion utama untuk acara seremonial pembukaan dan penutupan Olimpiade Beijing 2008, di China. Bentuk arsitekturalnya yang sangat khas, yaitu seperti sarang burung, maka disebut Bird-nest Stadium, kami kunjungi pada hari Kamis sore, 15 Oktober 2009.


Markas besar Sinovac Biotech Ltd. berlokasi di No. 39 Shangdi Xi Road, Haidian District, Beijing, China, yang memproduksi inactivated SARS-CoV-2, sebagai kandidat vaksin COVID-19, terletak sekitar 17 km dari National Stadium tersebut.

Sekian

Yogyakarta, 28 Juli 2020

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Lektor FK UKDW, Alumnus S3 UGM, WA: 081227280161, e-mail : fxwikan_indrarto@yahoo.com

Categories
Istanbul

2020 Penghambat ASI Eksklusif

Manfaat ASI Ekslusif - Bidanku.com

PENGHAMBAT  ASI  EKSKLUSIF

fx. wikan indrarto*)

Laporan WHO, UNICEF, dan Jaringan Makanan Bayi  atau the International Baby Food Action Network (IBFAN) pada Rabu, 27 Mei 2020 mengungkapkan bahwa banyak negara masih gagal melindungi orang tua dari informasi yang menyesatkan, tentang susu formula sebagai pengganti ASI. Selain itu, juga rekomendasi dalam mendorong semua ibu untuk terus menyusui selama pandemi COVID-19. Apa yang perlu dicermati?

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2020/07/31/2020-pekan-menyusui-sedunia/

.

Dari 194 negara yang dianalisis dalam laporan tersebut, 136 negara memiliki beberapa bentuk tindakan hukum terkait dengan Kode Internasional Pemasaran Pengganti ASI (International Code of Marketing of Breast-milk Substitutes) dan resolusi selanjutnya yang diadopsi oleh Majelis Kesehatan Dunia. Saat ini terdapat 44 negara yang telah memperkuat legislasi internal tentang pemasaran susu formula selama dua tahun terakhir.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2020/01/02/2020-menurunkan-angka-kematian-anak/

.

Namun demikian, pembatasan hukum di sebagian besar negara tidak sepenuhnya mencakup pemasaran yang terjadi di fasilitas kesehatan. Hanya 79 negara yang melarang promosi pengganti ASI di fasilitas kesehatan, dan hanya 51 negara yang memiliki ketentuan yang melarang distribusi pasokan gratis atau berbiaya rendah dalam sistem perawatan kesehatan. Hanya 19 negara yang melarang sponsor pertemuan asosiasi profesi ilmiah dan kesehatan oleh produsen pengganti ASI, yang meliputi susu formula bayi, susu formula lanjutan, dan susu tumbuh dewasa, yang dipasarkan untuk digunakan oleh bayi dan anak hingga usia 36 bulan.

.

WHO dan UNICEF merekomendasikan agar bayi diberikan ASI secara eksklusif dan tidak diberi makan apa pun kecuali ASI selama 6 bulan pertama, setelah itu terus disusui dengan makan makanan yang bergizi dan aman, hingga usia 2 tahun atau lebih. Bayi yang diberi ASI eksklusif 14 kali lebih kecil kemungkinannya meninggal dunia sebelum usianya yang pertama, daripada bayi yang tidak disusui. Namun demikian, pada awal 2020 hanya 41% bayi berusia 0–6 bulan yang disusui secara eksklusif. Pada hal, tingkat yang telah ditetapkan oleh WHO setidaknya 50% pada tahun 2025. Pemasaran yang tidak tepat, berlebihan dan berualng-ulang dari industri susu formula sebagai pengganti ASI, terbukti terus melemahkan upaya untuk meningkatkan tingkat menyusui secara global. Apalagi adanya krisis COVID-19 yang juga berperan dalam meningkatkan ancaman dan penghambat pemberian ASI eksklusif.

.

Sebaliknya, layanan perawatan kesehatan untuk mendukung ibu menyusui secara eksklusif, termasuk konseling dan dukungan laktasi menjadi terganggu akibat pandemi COVID-19. Langkah pencegahan infeksi COVID-19, seperti harus berjarak fisik membuat konseling di komunitas dan layanan dukungan ibu menyusui menjadi hilang, sehingga merupakan celah yang dimanfaatkan oleh industri susu formula sebagai pengganti ASI yang memanfaatkan kondisi pandemi COVID-19, dan mengurangi kepercayaan ibu dalam keberhasilan menyusui.

.

Secara tegas Kode Internasional Pemasaran Pengganti ASI sudah melarang semua bentuk promosi susu formula sebagai pengganti ASI, termasuk iklan, hadiah kepada petugas kesehatan dan distribusi sampel gratis. Label pembungkus juga tidak boleh mencantumkan klaim kehebatan dan menyertakan gambar yang mengidealkan susu formula bayi. Sebaliknya, label harus mencantumkan pesan tentang kelebihan ASI eksklusif dan risiko tidak menyusui (superiority of breastfeeding over formula and the risks of not breastfeeding).

.

Ketakutan penularan COVID-19 menutupi pentingnya menyusui, bahkan banyak regulasi negara yang mengatur ibu terkonfirmasi COVID-19 dan bayinya dipisahkan sejak saat lahir, sehingga membuat proses menyusui dan kontak kulit ke kulit menjadi sulit, bahkan tidak mungkin. Semua regulasi tersebut sebenarnya atas dasar yang tidak ada buktinya.

.

Virus COVID-19 aktif, sampai saat ini belum terdeteksi berada di ASI ibu dengan COVID-19 yang dikonfirmasi ataupun baru dicurigai. Karena itu, tampaknya tidak mungkin bahwa COVID-19 akan ditularkan melalui menyusui atau dengan memberikan ASI. Oleh karena itu ibu dengan COVID-19 yang dikonfirmasi atau sementara dicurigai, tetap dapat menyusui bayinya. Saat ibu akan menyusui, maka ibu mencuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan air atau gunakan antiseptik berbasis alkohol dan terutama sebelum menyentuh bayi. Ibu mengenakan masker medis selama kontak dengan bayi, termasuk saat menyusui. Saat bersin atau batuk ditampung ke dalam tisu. Kemudian segera buang dan cuci tangan lagi. Membersihkan permukaan benda dan disinfektan secara rutin setelah menyentuhnya.

.

Laporan WHO, UNICEF, dan IBFAN pada Rabu, 27 Mei 2020 mengingatkan kita semua, agar segera mengkoreksi promosi susu formula sebagai pengganti ASI dan ketakutan akan adanya penularan COVID-19 melalui ASI, oleh karena keduanya merupakan penghambat keberhasilan pemberian ASI eksklusif, yang telah terbukti sangat bermanfaat bagi bayi.

Sudahkah kita bertindak bijak?


Katedral St. Patrick adalah gereja Katedral Katolik Roma yang merupakan pusat Keuskupan Agung,  bergaya Neo-Gothic, dan sebuah landmark terkenal di kota New York, USA. Kami mengunjungi Katedral St. Patrick yang terletak di sisi timur Fifth Avenue antara jalan 50 dan 51 di Midtown Manhattan, tepat di seberang Rockefeller Center dan menghadap patung Atlas, pada hari Selasa, 20 Maret 2018 sore hari yang sangat dingin dengan suhu 3 derajad Celcius.


Katedral St. Patrick tersebut hanya berjarak 0,8 mil dan dapat kami tempuh dengan berjalan kaki selama 17 menit ke kantor pusat UNICEF, di 3 United Nations Plaza, New York, NY 10017, United States. Di situlah rekomendasi UNICEF dikeluarkan, untuk segera mengkoreksi promosi susu formula sebagai pengganti ASI, karena dapat menghambat pemberian ASI secara eksklusif.,

Sekian

Yogyakarta, 24 Juli 2020

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA: 081227280161

Categories
Healthy Life

2020 Bahaya Tanpa Imunisasi

Imunisasi Kok Dicicil? Padahal Imunisasi Simultan Berikan Banyak ...

BAHAYA  TANPA  IMUNISASI

fx. wikan indrarto*)

Setidaknya 80 juta bayi di 68 negara berisiko terkena penyakit infeksi berbahaya seperti difteri, campak dan polio, karena pandemi COVID-19 telah mengganggu layanan imunisasi rutin. Peringatan yang mencemaskan ini diberikan oleh WHO, UNICEF dan Gavi (the Global Vaccine Alliance), untuk menjaga program imunisasi dan mengurangi dampak pandemi pada bayi. Apa yang harus disadari?

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2020/07/23/2020-vaksinasi-saat-pandemi-covid-19/

.

Sejak Maret 2020, layanan imunisasi pada anak yang telah bersifat rutin telah terganggu pada skala global, yang mungkin belum pernah terjadi sejak dimulainya program imunisasi atau ‘the expanded programs on immunization’ (EPI) pada tahun 1970-an. Lebih dari setengah (53%) dari 129 negara melaporkan gangguan sedang, parah, hingga total terjadi penangguhan layanan imunisasi selama Maret-April 2020.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2019/09/10/2019-informasi-vaksinasi/

.

“Imunisasi adalah salah satu bentuk intervensi medis untuk pencegahan penyakit yang paling potensial dalam sejarah kesehatan masyarakat,” kata Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO. Gangguan pada program imunisasi karena pandemi COVID-19 mengancam kemajuan prestasi pencegahan penyakit selama beberapa dekade ini, terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin seperti campak, DPT dan polio.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2020/04/24/2020-pekan-imunisasi-sedunia/

.

Alasan untuk layanan imunisasi yang terganggu bervariasi. Beberapa orang tua enggan meninggalkan rumah karena aturan pembatasan sosial, kurangnya informasi yang bear, atau karena mereka takut terinfeksi COVID-19. Selain itu, juga karena banyak petugas kesehatan tidak tersedia, baik karena pembatasan perjalanan, pemindahan tugas sementara ke tugas layananan pasien COVID-19, serta kurangnya Alat Pelindung Diri (APD).

.

“Lebih banyak anak di lebih banyak negara, sekarang telah dilindungi terhadap lebih banyak penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin, dibandingkan kapanpun dalam sejarah,” kata Dr. Seth Berkley, CEO Gavi. Namun demikian, karena pandemi COVID-19 kemajuan yang luar biasa ini sekarang terancam, bahkan berisiko munculnya kembali penyakit infeksi berbahaya seperti campak dan polio. Program imunisasi tidak hanya akan mampu mencegah lebih banyak wabah karena penyakit lainnya, tetapi juga membentuk infrastruktur kesehatan yang diperlukan, untuk meluncurkan vaksin COVID-19 yang sedang diteliti, pada skala global.

.

Keterlambatan pengiriman vaksin ke fasilitas layanan memperburuk situasi. UNICEF telah melaporkan banyaknya keterlambatan dalam pengiriman vaksin, karena program pembatasan sosial, penurunan aktivitas penerbangan komersial, dan terbatasnya ketersediaan angkutan charter. Untuk membantu mengurangi kesulitan ini, UNICEF mengimbau pemerintah, sektor swasta, industri penerbangan, dan lainnya, untuk membebaskan biaya pengiriman atau dengan biaya yang terjangkau, khusus untuk vaksin yang mampu menyelamatkan jiwa bayi ini.

.

Banyak negara telah menghentikan sementara, kampanye vaksinasi massal pencegahan penyakit menular seperti kolera, campak, meningitis, polio, tetanus, demam tifus dan demam kuning. Hal ini terkait dengan risiko penularan dan perlunya menjaga jarak fisik selama pandemi COVID-19. Layanan imunisasi campak dan polio sangat terpukul, bahkan imunisasi campak dihentikan di 27 negara dan imunisasi polio di 38 negara. Setidaknya 24 juta bayi di 21 negara berpenghasilan rendah berisiko kehilangan kesempatan mendapatkan vaksin polio, campak, tipus, demam kuning, kolera, rotavirus, HPV, meningitis, dan rubella karena kesulitan ini

.

Pada akhir Maret 2020 kekawatiran bahwa kerumunan orang dalam layanan imunisasi akan meningkatkan penularan COVID-19, WHO sempat merekomendasikan semua negara untuk sementara waktu menunda layanan imunisasi selama 2 minggu, sambil dilakukan penilaian risiko, dan langkah-langkah efektif untuk mengurangi penularan virus COVID-19. Namun demikian, sejak awal Mei 2020 WHO telah mengeluarkan rekomendasi baru, untuk membantu semua negara menentukan bagaimana dan kapan layanan imunisasi dapat dilanjutkan.

.

Jumlah negara yang melakukan penundaan layanan imunisasi sampai pada Jumat, 15 Mei 2020 cukup memprihatinkan. Imunisasi Campak, Rubella, dan Gondong (M, MR, dan MMR) 27 negara, polio suntikan (IPV) 7, polio tetes (OPV) 26, Meningitis A (MenA) 2, Demam Kuning (YF) 4, Tifoid (TCV) 2, Kolera (OCV) 5, dan Tetanus (Td) 7 negara. Uganda memastikan bahwa layanan imunisasi terus berlanjut bersama dengan layanan kesehatan penting lainnya, bahkan mendanai sektor transportasi untuk memastikan distribusi vasin dan penjangkauan layanan. Meskipun diterapkan pembatasan sosial secara nasional pada bulan Maret 2020, imunisasi di Laos tetap dilanjutkan dengan protokol kesehatan menjaga jarak secara fisik.

.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menginstruksikan agar pelayanan imunisasi untuk anak tetap berjalan sesuai jadwal, meski saat ini Indonesia masih mengalami pandemi COVID-19. Pemberian imunisasi dasar yang wajib diberikan kepada semua bayi adalah hepatitis B, BCG, pentavalent (kombinasi DPT, hepatitis B dan Hib), polio, dan MR. Selain imunisasi dasar, ada juga imunisasi tambahan yang dianjurkan untuk bayi meliputi PCV, rotavirus dan influenza.

.

Rekomendasi WHO, UNICEF dan Gavi (the Global Vaccine Alliance), untuk meneruskan program imunisasi rutin saat pandemi COVID-19, akan mengurangi bahaya pada bayi yang tanpa imunisasi, sehingga seharusnya dilakukan di seluruh wilayah Indonesia.

Sudahkah kita siap?

Kenangan saat kami sekeluarga akan meninggalkan Pulau Karimunjawa, kembali ke Pelabuhan Jepara, Jawa Tengah pada hari Sabtu pagi yang mendung, 29 Desember 2013.

Kampanye Imunisasi Measles Rubella (MR) di Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara Jawa Tengah, telah sukses dilakukan dengan capaian 99,8% selama bulan Agustus – September 2017. Semoga tetap dapat dipertahankan, meski dalam masa pandemi COVID-19. 

Sekian

Yogyakarta, 27 Juli 2020

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Lektor FK UKDW, Alumnus S3 UGM, WA: 081227280161, e-mail : fxwikan_indrarto@yahoo.com