Categories
antibiotika dokter Healthy Life Jalan-jalan politik

2008 MEDAN & TOBA

MEDAN & TOBA

fx. wikan indrarto*)

Pada hari Minggu siang yang cerah, 12 Januari 2008, kami berdua menggunakan Kijang Innova BK 2375 KF melaju dari Medan yang ramai ke Prapat di tepi Danau Toba. Kami menyusuri jalan trans Sumatera yang lebar melewati kota Tanjung Marowa, Kabupaten Deli Serdang dengan ibu kota Pakam, Serdang Dalui, Tebing Tinggi, dan Kabupaten Simalungun dengan ibu kota Pematang Siantar. Di Tebing Tinggi kami berbelok ke kanan, berpisah dengan jalur trans Sumatera, masuk ke areal perkebunan kelapa sawit dan karet yang luas sepanjang mata memandang. Kami perlu waktu hampir 4 jam untuk sampai Prapat, yaitu sekitar pk. 18.30, dan menginap di Hotel Prapat Inn persis di tepi Danau Toba, sebuah danau terbesar di seluruh dunia.

100_2471

Bergaya di depan gerbang makam Tomok di Pulau Samosir

Pada Senin pagi yang cerah, 13 Januari 2008 kami menyeberang ke Pulau Samosir, naik kapal umum di dermaga pasar tua Prapat. Penyeberangan dapat menggunakan 3 pilihan, yaitu dengan kapal umum dari pasar tua bertarif Rp. 15.000/orang, speedboat dari dermaga taman kota bertarif Rp. 300.000/kapal, dan feri yang dapat memuat mobil. Kapal umum yang kami pilih itu memuat para padagang dengan barang dagangannya, pegawai dan sedikit pelancong. Di dalam kapal itu juga ada sepeda motor, barang dagangan pasar, sayuran, bahkan pupuk urea, semua menjadi satu. Kami naik kapal dengan jadwal perjalanan pk.08.30 menuju Tomok di jantung Pulau Samosir. Kami menyewa motor ojek untuk berboncengan seharga Rp. 30 ribu, untuk menyusuri jalan beraspal tipis dengan rute mengelilingi 1/4 pulau. Pulau Samosir berbentuk seperti ikan, berasal dari gunung berapi purba dan merupakan asal usul orang Batak. Peradaban dimulai di Tomok sekitar 600 tahun yang lalu, dan meninggalkan maskot patung berbentuk seperti cecak dan payudara, yang berarti orang Batak akan dapat hidup di mana saja dan sesama anak suku tidak boleh menikah. Bendera dan corak warna kain atau cat selalu dengan warna merah, putih dan hitam, yang merupakan warna khas.

 100_2472  100_2475

Gaya dengan ulos di depan makam

Raja Sidabutar di Tomok, jantung Pulau Samosir

Gaya pakaian adat Batak Toba

di depan Museum Tomok, dengan senjata betulan.

Anak suku tertua orang Batak adalah Sidabutar, yang waktu itu dikenal masih belum beragama (animisme), masih hidup secara vegetarian, makan sayuran mentah, dan rambutnya panjang, baik pria maupun wanita dewasa. Situs arkeologis yang masih dapat dilihat adalah makam dengan nisan batu yang besar untuk para raja, sedangkan nisan yang kecil untuk para serdadu yang gagah berani dan gugur di medan perang. Raja Sidabutar III baru beragama Kristen, setelah seorang pendeta Jerman, yaitu Tuan Nomensen datang pada tahun 1825. Kami sempat memasuki situs makam Raja Sidabutar, melihat rumah adat Batak, tarian Sigale-gale dan mencicipi menu khas makanan tradisional tanah Samosir. Setelah puas, kami kembali menyeberang danau menuju Perapat dan melanjutkan perjalanan pulang ke Medan.

100_2469

Naik motor sewaan keliling Pulau Samosir yang berpanorma indah.

Perjalanan pulang ke Medan kami tempuh melewati rute yang berbeda dengan saat datang, yaitu menyusur danau sisi timur, melihat banyak penjual sayur dan buah yang menjajakan dagangan di tepi jalan, terus melaju sampai ke Kabupaten Tanah Karo dengan ibukota Kabanjahe dan Kabupaten Mandailing dengan ibukota Beras Tagi. Di Beras Tagi yang dingin mencekam karena berada di punggung gunung, kami beristirahat dan mencicipi jus markabe, terdiri dari markisa dan terong belanda, yang merupakan buah khas daerah tersebut. Kami memasuki Medan saat matahari hampir tenggelam dan menginap di Hotel Danau Toba.

 Raja Sisingamangaraja  Tarian Sigale-Gale

Patung gagah Raja Sisingamangaraja XII

di depan makamnya

Tarian Sigale-gale, boneka yang dapat menari

di depan rumah adat Batak Toba

Hari berikutnya kami mengunjungi Istana Maimoon yang berdiri sejak tahun 1612, di pusat pemerintahan Kasultanan Deli abad pertangahan. Saat ini istana tersebut hanyalah tempat rekreasi, sebab sultan dan keluarganya sudah tidak tinggal di situ. Tuanku Sultan Mahmud Arya Lamanciji Perkasa Alam (Sultan Deli XIV) adalah sultan sekarang yang lahir pada 30 Agustus 1998 dan diangkat 22 Juli 2005. Kami dapat melihat tahta sultan, pakaian kebesaran, benda-benda milik sultan dan foto para sultan, termasuk sultan terakhir yang masih remaja. Setelah berfoto bersama, kami mengunjungi Makam Raja Sisingamangaraja XII, pahlawan nasional yang melawan penjajah Belanda, yang dibangun di pinggiran kota Medan. Di depannya berdiri gagah patungnya yang sedang naik kuda berwarna putih bersih dan dengan gagah memimpin pertempuran. Sayang sekali, monumen tersebut tidak terawat baik dan dikotori oleh para pedagang kaki lima di sekitarnya.

 100_2484  100_2491

Istana Maimon peninggalan Sultan Deli

yang tidak ditempati lagi

Mencoba naik betor (becak bermotor)

di sekitar Masjid Besar Medan

Perjalanan kami lanjutkan dengan melihat Kantor Gubernur Sumatera Utara, Kantor Walikota Medan, dan Merdeka Walk, sebuah area olah raga, rekreasi dan kuliner untuk umum, yang ramai dikunjungi masyarakat dan terletak di depan kantor Balai Kota lama, Gedung Bank Indonesia Cabang Medan dan Kantor Pos Besar. Merdeka Walk sebaiknya menjadi panutan bagi kota lain untuk membangun fasilitas umum yang dilengkapi dengan fasilitas olah raga, ‘jogging tract’ dan bahkan alat-alat fitness yang terbuat dari besi antara lain : ‘double multi height leg-stretching’, ‘double stretcing wheel station’, ‘shoulder dynamic station’, ‘back extention station’, ‘double circumvolving station’, ‘elliptical work station’, ‘space walker station’, ‘double torso swing station’ yang dikelola oleh Dinas Pertamanan Kota Medan, terawat baik dan boleh digunakan oleh siapapun secara cuma-cuma. Kami mencoba menaiki betor (becak bermotor), sebuah alat transportasi khas kota Medan yang banyak digunakan oleh penumpang masyarakat kebanyakan di sekitar Masjid Besar Medan.

100_2494

Bergaya di depan Kantor Gubernur Sumatera Utara di pusat kota Medan.

100_2496

Bergaya di depan Kantor Walikota Medan yang modern di pusat kota Medan.

 100_2486

Masjid Raya Medan yang berkubah hitam seperti di Aceh.

Perjalanan keliling kota kami akhiri dengan mengikuti Pelatihan Vaksinasi Dasar untuk Dokter Spesialis Anak di Hotel Tiara. Kami pulang ke Jakarta dengan menuju Bandara Polonia yang masih terhitung di tengah kota, sehingga akan dipindahkah ke Tanjung Morowa, untuk mengurangi dampak buruk bandara bagi masyarakat kota yang semakin padat.

sekian

Yogyakarta, 17 Januari 2008

*) pelancong Jawa berdana cekak

 

By Fx Wikan Indrarto

Dokter Fx Wikan Indrarto

Leave a Reply