Categories
Jalan-jalan

2024 From Russia with Love

FROM  RUSSIA  WITH  LOVE

(penutup)

fx. wikan indrarto

Selesai mengikuti International Conference on Pediatric Allergy and Immunology (ICPAI) di Moscow, Rusia kami segera menikmati hari terakhir sebelum pulang dengan kasih (From Russia with Love) pada Jumat, 10 Mei 2024. Apa yang menarik?

From Russia with Love adalah film James Bond tahun 1963 dan peran kedua Sean Connery sebagai agen MI6 007 James Bond. Film ini berdasarkan novel dengan judul sama karya Ian Fleming tahun 1957. Dalam film tersebut, Bond dikirim untuk membantu pembelotan Tatiana. Daniela Bianchi berperan sebagai Tatiana Romanova, pegawai Konsulat Soviet di Turki.

Tidak sempat pamit pulang kepada Bapak Drs. Berlian Helmy, M.Ec Wakil Duta Besar atau DCM (Deputy Head of Mission) Indonesia di Moskow, karena hari itu adalah hari libur nasional Rusia.

Atas kebaikan hati Bapak Drs. Berlian Helmy, M.Ec Wakil Duta Besar atau DCM (Deputy Head of Mission) Indonesia di Moskow, Bapak Theo Sunarjaya (sekretaris, asli Malang Jawa Timur yang beristri Ny Tatiana asli Rusia) dan Bapak German Anusopati (staf lokal bidang transportasi yang menjadi sopir, pernah kuliah di Odessa Ukraina) diutus untuk menemani kami keliling Moskow dengan sedan elite Mercedez Benz E200 4 MATIC. Kami segera menikmati tujuan utama kami yang belum berhasil kami jangkau, karena hujan salju kemarin dulu dan sterilisasi lokasi terkait parade militer kemarin, yaitu Lapangan Merah. Lapangan yang telah menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 1990, dahulu digunakan untuk acara penobatan Raja dan Tsar Rusia, tetapi  sekarang merupakan pusat kegiatan masyarakat seperti upacara, pidato kenegaraan, pelantikan presiden, perayaan hari besar nasional, konser musik, dan parade militer negara.

St. Basil Cathedral yang kubahnya warnawarni dan Kremlin istana Presiden Rusia yang temboknya merah dan dijaga ketat tentara.

Di sekitar lapangan Red Square yang menjadi ikon kota Moscow ini terdapat St. Basil Cathedral, GUM Department Store, State Historical Museum, Lenin Mausoleum dan juga Kremlin. Kami segera memasuki area yang sangat luas dan hampir selalu ramai pengunjung dan turis. Di area Red Square banyak personil militer berseragam camouflage biru putih dan bertopi ushanka khas Rusia. Dua parade militer Rusia paling terkenal telah diselenggarakan di Lapangan Merah ini. Pertama adalah Parade Revolusi Oktober 1941, ketika kota itu dikepung oleh tentara Jerman dan kedua adalah Parade Kemenangan pada tahun 1945, ketika spanduk tentara Nazi Jerman yang telah kalah dikibarkan, lalu dijatuhkan ke depan Mausoleum Lenin. Pada tanggal 9 Mei 2010, untuk memperingati 65 tahun penyerahan Jerman pada tahun 1945, angkatan bersenjata Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat ikut berbaris dalam parade Hari Kemenangan untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Katedral Santo Basil di Lapangan Merah Moscow yang menjadi ikon kota

Segera kami berpose wajib, yaitu foto berdua dengan latar belakang Katedral Santo Basil yang cerah, karena sebelumnya kami berfoto dalam hujan salju dan hanya sendirian. Kami tidak dapat melanjutnya petualangan kami untuk mengunjungi Mausoleum Lenin, karena arena tersebut masih ditutup untuk umum, terkait parade militer kemarin. Bangunan megah yang hanya dapat kami lihat tidak dapat kami kunjungi tersebut merupakan tempat jenazah Vladimir Lenin disimpan. Tubuhnya dipindahkan ke mausoleum ini tak lama setelah meninggal tahun 1924 dan telah diawetkan agar dapat dilihat oleh publik.

Bertopi ploretar era Lenin di Rusia dengan bendera lambang palu arit sesuai dengan teori ekonomi Marxisme–Leninisme.

Vladimir Ilyich Ulyanov (22 April 1870 – 21 Januari 1924), lebih dikenal sebagai Vladimir Lenin, adalah seorang tokoh revolusioner komunis, politikus, dan teoretikus politik berkebangsaan Rusia. Nama Lenin sebenarnya adalah nama samaran yang diambil dari nama Sungai Lena di Siberia. Ia menjabat sebagai kepala pemerintahan Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia (RSFS Rusia) dari tahun 1917 hingga kematiannya dan juga sebagai kepala pemerintahan Uni Soviet dari tahun 1922 hingga akhir hayatnya di tahun 1924. Lenin berhaluan politik Marxis dan telah ikut menyumbangkan gagasan politiknya dalam pemikiran Marxis yang disebut sebagai Leninisme. Gagasannya itu bila digabung dengan teori ekonomi Marx dikenal dengan sebutan Marxisme–Leninisme. Majalah Time mengangkat Lenin menjadi salah satu dari 100 tokoh paling berpengaruh pada abad ke-20 dan juga sebagai salah satu dari 25 ikon politik terbesar sepanjang masa. Pada bulan Oktober 1923 Lenin berkunjung ke Moskow dan Kremlin untuk yang terakhir kalinya dan pulang ke dacha Gorki dan meninggal dunia pada tanggal 21 Januari 1924. Penyebab kematian resminya adalah penyakit pembuluh darah yang tak dapat disembuhkan. Jenazahnya lalu diangkut dengan menggunakan kereta api menuju Moskow dan dibawa ke Gedung Serikat Buruh. Selama tiga hari berikutnya, sekitar satu juta pelayat datang untuk melihat jasadnya, dan banyak yang mengantre selama berjam-jam di tengah cuaca yang sangat dingin. Upacara pemakaman Lenin diadakan pada hari berikutnya: jenazahnya dibawa ke Lapangan Merah, diiringi oleh musik, dan kerumunan mendengarkan sejumlah pidato sebelum jenazahnya dimasukkan ke dalam sebuah mausoleum yang dibangun khusus untuknya.

Panorama 360° Lapangan Merah Moskow. Dari kiri ke kanan: Katedral Santo Basil, Kremlin, Mausoleum Lenin, Museum Sejarah Negara, mall GUM

Diantar Pak German dan Pak Theo dengan sedan Mercedes E 400 untuk tamu KBRI menjelajah Moskow

Selanjutnya kami dalam laju sedan Mercedes E 400 menjelajah Moskow yang memiliki 63 stadion olahraga, di mana Stadion Luzhniki adalah stadion terbesar di Rusia dan terbesar ke-4 di Eropa, menjadi tuan rumah Piala UEFA 1998–99, final Liga Champions UEFA 2007–08, Olimpiade Musim Panas 1980, dan Piala Dunia FIFA 2018. Prancis menjuarai Piala Dunia 2018 di Rusia setelah pada babak final di Stadion Luzhniki Moskow, Minggu, 15 Juli 2018 malam menundukkan Kroasia 4-2. Bagi Prancis ini adalah gelar juara yang kedua di ajang turnamen akbar Piala Dunia. Mereka pertama kali merebut gelar ini pada 1998 di kandang sendiri.

Stadion Luzhniki adalah stadion olahraga terbesar di Rusia berkapasitas 84.745 kursi, dibangun pada tahun 1955 yang kembar dengan Gelora Bung Karno di Jakarta. Di stadion tersebut Prancis menjuarai Piala Dunia 2018 setelah pada babak final Minggu, 15 Juli 2018 malam menundukkan Kroasia 4-2

Stadion Luzhniki adalah stadion olahraga terbesar di Rusia berkapasitas 84.745 kursi, dibangun pada tahun 1955 dan selesai hanya dalam 90 hari, oleh arsitek Alexander Vlasov, Igor Rozhin, Nikolai Ullas, Alexander Khryakov dan insinyur Vsevolod Nasonov, Nikolai Reznikov, Vasily Polikarpov. Bahan bangunan berasal dari Leningrad dan Armenia, balok listrik dan kayu ek untuk bangku penonton dari Ukraina, furnitur dari Riga dan Kaunas, kaca didatangkan dari Minsk, peralatan listrik dari Podolsk di Oblast Moskow, dan kayu larch dari Irkutsk di Siberia. Karena tanahnya tergenang air, hampir seluruh area pondasi kompleks harus ditinggikan setengah meter, 10.000 tiang pancang ditancapkan ke dalam tanah dan kapal keruk mereklamasi sekitar 3 juta meter kubik tanah.

.

Selain untuk olahraga, stadion ini juga digunakan untuk aktifitas politik. Pada 18 Maret 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan rapat umum di stadion tersebut untuk memperingati ulang tahun kedelapan aneksasi Krimea oleh Federasi Rusia dan untuk menarik dukungan bagi invasi Rusia ke Ukraina. Aksi tersebut dihadiri oleh sekitar 200.000 orang pendukung. Selain teringat akan perang Ukrania Rusia yang diinisasi stadiun itu, wajar saja kalau kita juga jadi ingat dengan stadion kembarannya, yaitu Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) di Senayan, Jakarta.

.

Tiba di depan Stadion Luzhniki, Moskow, jadi langsung teringat dengan satu stadion kebanggaan Indonesia, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), yaitu atap bundar yang saling terhubung. Presiden RI pertama, Ir. Soekarno, memang terinspirasi oleh stadion Luzhniki dalam membangun SUGBK. Waktu itu, Indonesia memang memiliki hubungan erat dengan Uni Soviet. Soekarno-lah yang meminta secara langsung bantuan dana kepada Uni Soviet dalam pidatonya di acara peletakan batu pertama pada 1956. Kala itu, Uni Soviet langsung memberikan bantuan dana 12,5 juta dolar AS untuk membangun kompleks Gelora Bung Karno (GBK). Tujuannya untuk mendukung Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 1962. Selain bantuan dana, arsitek dan insinyur Uni Soviet pun dikerahkan untuk membantu pembangunan GBK mulai 8 Februari 1960 dan selesai 21 Juli 1962. Pembangunan kompleks GBK memang tak sekadar untuk menyambut Asian Games, tapi juga dianggap sebagai alat politik bagi Soekarno untuk menunjukkan kekuatannya sebagai pemimpin Indonesia pertama.

GBK Jakarta dibuat mirip dengan Stadion Luzhniki Moskow dengan panorama kota baru di sekitarnya (New Moscow City).

GBK pun dibuat mirip dengan Luzhniki yakni memiliki trek lari dan berkapasitas lebih dari 100 ribu penonton. Luzhiniki pada awal dibuka mampu menampung penonton sebanyak itu dengan rekor yakni 102.538 orang saat Uni Soviet menghadapi Italia tahun 1963. Setelah jatuhnya Uni Soviet, Luzhniki pun menjadi tempat konser artis papan atas seperti Michael Jackson, Madonna, Metallica, dan Red Hot Chili Peppers. Pada tanggal 20 Oktober 1982, bencana terjadi saat pertandingan Piala UEFA antara FC Spartak Moscow Rusia dan HFC Haarlem Belanda. Saat itu ada 66 orang penonton tewas dalam kerumunan massa, yang menjadikannya bencana olahraga terburuk di Rusia dan upaya menutup-nutupi paling terkenal pada saat itu.

Setelah puas berfoto dan menikmati kemegahan Stadion Luzhniki di Moskow, kami segera melanjutkan penjelajahan ke Universitas Negeri Moskow atau MV Lomonosov Moscow State University (MSU) yang memiliki 15 lembaga penelitian, 43 fakultas, lebih dari 300 departemen, dan enam cabang (termasuk lima cabang asing di negara-negara pecahan Uni Soviet. Dalam pemeringkatan dunia, MSU menduduki peringkat 101–150 menurut Academic Ranking of World Universities 2022, 75 oleh QS World University Rankings 2023, dan 355 oleh US News & World Report 2023.

Alumni universitas ini mencakup para pemimpin masa lalu Uni Soviet dan pemerintahan lain. Sampai tahun 2019 terdapat 13 pemenang hadiah Nobel, 6 pemenang Fields Medal, dan 1 pemenang Turing Award adalah dosen di universitas. Sejarah mencatat bahwa Ivan Shuvalov dan Mikhail Lomonosov adalah penggagas universitas ini dan Permaisuri Rusia Elizabeth mendekritkan pendiriannya pada tanggal 23 Januari 1755.

MV Lomonosov Moscow State University (MSU) adalah salah satu dari Seven Sisters (‘Stalin’s high-rises’), yaitu 7 buah gedung pencakar langit kembar di Moskow yang dirancang dengan gaya Stalinis, yang dibangun dari tahun 1947 hingga 1953.

Pada era pasca Perang Dunia II, Joseph Stalin memerintahkan pembangunan tujuh menara neoklasik berjenjang di sekitar kota. Dibangun dengan menggunakan tenaga kerja Gulag, Gedung utama MSU merupakan gedung tertinggi di Eropa hingga tahun 1990. Menara pusatnya setinggi 240 m, setinggi 36 lantai. Seven Sisters (‘Stalin’s high-rises’) adalah 7 buah gedung pencakar langit kembar di Moskow yang dirancang dengan gaya Stalinis, yang dibangun dari tahun 1947 hingga 1953. Ketujuhnya adalah: Hotel Ukraina, Apartemen Kotelnicheskaya, Kudrinskaya Square, Hotel Hilton Moscow, gedung Kementerian Luar Negeri, Universitas Negeri Moskow, dan Gedung Administrasi Gerbang Merah. Ada dua gedung pencakar langit lagi dengan gaya yang sama yang direncanakan namun tidak pernah dibangun: Gedung Administrasi Zaryadye dan Istana Soviet.

Jalan-jalan di Arbatskaya Street, pusat kesenian jalanan, kuliner dan souvenir di tengah kota Moskow

Selanjutnya kami mengunjungi Arbatskaya Street, yaitu nama jalan terkenal di Moskow dengan banyak restoran, kafe, klub malam hingga penjual suvenir dan seniman. Kami sempat melihat patung dan rumah Alexander Sergeyevich Pushkin (6 Juni 1799 – 10 Februari 1837) yaitu seorang penyair, penulis drama, dan novelis Rusia pada era Romantis. Ia dianggap oleh banyak orang sebagai penyair Rusia terhebat, serta pelopor sastra Rusia.

Bepose meniru seniman besar Rusia Alexander Pushkin dan istrinya Natalya Pushkina di seberang rumahnya di Arbatskaya Street, Moskow.

Kurang lengkap ke Moskow tanpa menyusuri jalan ini dengan jalan kaki saat siang maupun malam hari. Relatif aman bagi turis, dan jalanannya pun cukup lebar untuk dilalui wisatawan. Tapi nggak ada salahnya selalu waspada di mana pun. Kami makan siang dengan minum teh hijau dengan rempah khas Uzbekistan, menu makanan berupa plov = nasi biryani sapi khas Uzbekistan, sup bubur kacang lentil merah, khaacapuri (pizza full keju khas Georgia), lipyohka (roti bulat khas Uzbekistan), iga kambing bakar, salad kacang merah, salad terong bakar, paprika bakar, dan timun.

Makan siang menu Uzbekistan di sebuah rumah makan bergaya Turki di Arbatskaya Street, Moskow

Sebelum ke bandara, kami mampir ke Crocus City Hall yang memilukan. Pada tanggal 22 Maret 2024, sekitar pukul 20  terjadi penembakan massal dan beberapa ledakan granat di ruang teater Crocus City Hall di Krasnogorsk, Oblast, di tepi barat Moskwa. Lima pria bersenjata bertopeng melepaskan tembakan ke arah orang-orang yang berkumpul di tempat tersebut. Penyelidik mengatakan serangan itu telah menewaskan 144 orang, dan lebih dari 360 penonton konser terluka akibat luka tembak dan “keracunan” akibat kebakaran. Pada tanggal 28 Maret 2024, pihak berwenang Rusia juga mengklaim bahwa 95 orang lainnya hilang.

Tragedi Crocus City Hall yang memilukan karena menelan korban 144 orang meninggal, lebih dari 360 orang terluka dan 95 orang lainnya hilang. Kerusakan gedung belum juga diperbaiki.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut serangan itu sebagai “aksi teroris biadab” dan mengatakan bahwa orang-orang bersenjata telah ditangkap. Ia juga mendeklarasikan 24 Maret 2024 sebagai hari berkabung nasional, dan menghubungkan para penyerang dengan Ukraina.  Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut insiden tersebut sebagai serangan teroris. Itu adalah serangan teroris paling mematikan di tanah Rusia sejak pengepungan sekolah Beslan pada tahun 2004. Negara Islam Irak dan Syam Khorasan yang berbasis di Asia Tengah, telah mengaku bertanggung jawab. Penyidik menahan 11 orang terkait penyerangan tersebut, termasuk empat tersangka, yang didakwa melakukan terorisme.

Pamit pulang dengan membawa kasih (From Russia with Love by James Bond) kepada ‘Mr. Vladimir Putin, Presiden Rusia’ di Arbatskaya Street, Moskow

Selanjutnya kami kembali ke Yogyakarta melalui Sheremetyevo International Airport Terminal C Moscow, yang merupakan bandara tersibuk di Rusia, melayani sekitar 50 juta penumpang pada 2019, dan menduduki peringkat sebagai bandara tersibuk kedelapan di Eropa. Pemeriksaan penumpang secara ketat yang berbeda dengan di bandara lain adalah sepatu dilepas, sehingga para penumpang cekeran tanpa alas kaki saat masuk ‘metal detector’ dan laptop wajib  dihidupkan di hadapan petugas.

Disampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memungkian terjadinya petualangan singkat di Doha, Qatar dan lanjut ke Moskow, Rusia ini dapat terlaksana dengan baik. Selain inspirasi dari International Conference on Pediatric Allergy and Immunology (ICPAI), dari Rusia kami bawa pulang kasih (From Russia with Love by James Bond) untuk kami bagikan kepada siapapun yang kami temui.

Sampai bertemu kembali dalam petualangan lain yang tidak kalah serunya.

Salam pengelana

wikan & sari

Jumat, 10 Mei 2024, pk. 23.45

Ditulis dan disebarkan di ruang tunggu C34 Hamad International Airport (HIA) Doha, Qatar, sambil menunggu penerbangan selanjutnya ke Jakarta

Categories
dokter Healthy Life Jalan-jalan

2024 Kongkow di Moscow hari kedua

KONGKOW  HARI  KEDUA DI  MOSCOW

fx. wikan indrarto

Kumpul-kumpul, nongkrong, nongki, atau kongkow di Moscow kami lakukan lagi di sela-sela acara International Conference on Pediatric Allergy and Immunology (ICPAI) pada Kamis, 9 Mei 2024. Apa yang menarik?

Lambang bintang dan medali kemenangan Rusia  dengan tulian MAR (huruf R terbalik dibaca Mei) ditempel di banyak tempat. Setiap tanggal 9 Mei dinyatakan sebagai “Hari Kemenangan” Uni Soviet. Pemimpin Soviet Josef Stalin menetapkan sebagai hari libur nasional, dan mengadakan parade kemenangan pertama di Lapangan Merah, yang menampilkan lambang Jerman yang direbut pada 1945.

Setiap tanggal 9 Mei di Rusia dinyatakan sebai hari libur nasional, yaitu sebagai Hari Kemenangan. Pada hari tersebut Rusia menggelar parade militer, konser meriah, dan pawai kendaraan militer atau alat tempur lainnya, untuk memperingati kemenangan dalam Perang Patriotik Hebat.  Peringatan atas kemenangan Uni Soviet dari Nazi Jerman, dalam Perang Patriotik Hebat terjadi pada 1941-1945 dengan menguasai kota Berlin. Pada perayaan tersebut dibuka dengan parade seremonial di Lapangan Merah, Moscow. Kantor berita resmi Rusia TASS, melaporkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin memeriksa parade tersebut sebagai panglima tentara Rusia tertinggi untuk ke-21 kalinya. Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu mengatakan lebih dari 9.000 orang, 26 pesawat dan 75 unit peralatan militer ambil bagian dalam parade di Lapangan Merah.  Secara keseluruhan, parade militer juga berlangsung di 28 Kota di seluruh Rusia dan melibatkan lebih dari 50.000 tentara dan sekitar 1.000 item persenjataan, serta perangkat keras militer.

Mendekati seorang serdadu Rusia bersenjata yang menjaga tank dan kendaraan tempur lainnya untuk persiapan parade kemenangan Rusia di Moscow

Turut menyaksikan parade tadi pagi adalah Presiden Belarus Alexander Lukashenko, Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev, dan Presiden Tajikistan Emomali Rahmon. Selain itu, juga Presiden Turkmenistan Serdar Berdimuhamedow, Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel, Presiden Laos Thongloun Sisoulith, dan Presiden Guinea-Bissau Umaro Sissoco Embalo.

Bersama para penonton lainnya, kami tertahan di Jalan Gazetnyy Pereulok, sekitar 150 m dari batas steril Lapangan Merah Moscow

Sayang sekali, kemegahan parade tersebut tidak dapat kami lihat sendiri secara langsung, karena kami tertahan di Jalan Gazetnyy Pereulok, sekitar 150 m dari batas steril Lapangan Merah yang dijaga banyak personil militer Rusia. Semua penonton tetap kidmat antri untuk melihat parade kemenangan tersebut, meski suhu udara luar mengigit mencapai minus 2 derajat dan setelah kongkow di pusat Moscow sebentar, kami putuskan untuk mundur balik badan meninggalkan arena tersebut.

Menggigil kedinginan dalam minus 2 derajat dengan salju yang menyelumuti sebuah patung dan dedaunan, di pinggir Jalan Bol’shaya Nikitskaya Ulitsa, dekat Lapangan Merah Moscow

Selanjutnya kami mengikuti International Conference on Pediatric Allergy and Immunology (ICPAI) di Sechenov University Congress Center, tepatnya di 8 Trubetskaya str., bldg. 2 Moscow, Russia. Sesi hari kedua atau hari terakhir dimulai presentasi Selena Janković (Serbia) dengan tema Effect of allergen specific immunotherapy on PFS symptoms. Yang menurut kami lebih menarik adalah ‘tips and trick’ Julius Lemanske, Jr. (USA) berjudul : Back to School with Allergies and Asthma. Hal ini karena hri pertama sekolah merupakan saat yang menyenangkan bagi anak dan orang tua. Namun demikian, ini juga mungkin menjadi saat kecemasan jika anak menderita asma atau alergi. Untuk itu, dianjurkan agar orangtua menyiapkan segalanya ‘Sebelum Bel Pertama Berbunyi’, dengan melakukan persiapan sebelum tahun ajaran baru dimulai, agar orangtua dapat merasa percaya diri mengantar anak ke kelas.

.

Pastikan anak meminum obat asma atau alergi sesuai resep. Pertahankan rutinitas ini selama hari sekolah, agar dosisnya tidak terlewatkan. Melewatkan pengobatan dapat menyebabkan peningkatan gejala, yang seringkali berarti lebih sedikit waktu untuk belajar. Tergantung pada derajat alergi anak, orangtua mungkin baik untuk melakukan hal berikut, yaitu kelilingi sekolah untuk mengidentifikasi potensi pemicu asma atau alergi, berbicara dengan guru, termasuk pelatih olahraga, tentang kondisi anak dan rencana perawatannya. Di dalam ruang kelas anak, sangat mungkin ada banyak potensi pemicu alergi dan asma. Sangat penting bahwa alergi anak didiagnosis secara akurat untuk menentukan alergen apa yang harus dihindari. Jika anak belum menjalani tes, buatlah janji dengan dokter ahli alergi/imunologi. Pemicu asma dan alergi yang umum di dalam kelas meliputi tungau debu, limbah cetakan, debu kapur dan bulu binatang. Sesi istirahat di sekolah, baik pertama ataupun kedua, sangat mungkin merupakan waktu paling favorit bagi banyak anak. Namun bagi anak yang memiliki alergi atau asma, waktu istirahat dapat menjadi ladang ranjau yang berpotensi menjadi pemicunya.

.

Presentasi Sophie Karra (France) berjudul Adult outcomes of childhood wheezing phenotypes are associated with early life factors, sangat inspiratif. Selanjutnya Francesco Foppiano Florez Estrada (Germany) menjelaskan tentang Differential gene expression analysis in ten year old asthmatic children from the PASTURE cohort dan Hui-Ju Tsai (Taiwan) menerangkan tentang Comparative Risk of Neuropsychiatric Adverse Events Associated With Leukotriene-Receptor Antagonists Versus Inhaled Corticosteroids Among Asthma Patients.

.

Sesi terakhir adalah Helena Martin-Gonzalez (Spain) : Epigenome-wide association study of asthma exacerbations in European populations dan Sophie Carra (France) lagi denganjudul berbeda, yaitu Natural history of methacholine bronchial hyperresponsiveness across the life-course and its associated risk factors. Kami mengikuti sambutan penutup acara oleh Victor Fomin (Chief external specialist at Moscow Healthcare Department, First Moscow State Medical University).

Gapura kemenangan “Triumphal Arch of Moscow” yang hanya selama bulan Mei ini dilengkapi dengan tulisan Moskow Kota Kemenangan di Victory Square Jalan Kutuzovsky Prospekt, bercerita tentang keberhasilan Rusia mengalahkan Perancis.

Selanjutnya kami turut bergembira dalam kemenangan Rusia, bukan hanya saat mengalahkan Nazi Jerman pada Perang Dunia II yang dirayakan di Lapangan Merah, tetapi juga kemenangan atas laskar Perancis, dengan menikmati kemegahan Lapangan Kemenangan atau Victory Square. Kita perlu mengingat bahwa Moscow memiliki bangunan gapura yang serupa dengan Arc de Triomphe yang ada di Paris bernama “Triumphal Arch of Moscow.” Monumen gapura ini menjadi salah satu destinasi wajib karena keunikan kisahnya. Jika yang di Paris bercerita tentang Napoleon menang dalam pertempuran Austerlitz, maka yang di Moscow bercerita tentang keberhasilan Rusia mengalahkan Napoleon. Pertempuran Austerlitz atau yang dikenal dengan nama Pertempuran Tiga Kaisar, adalah salah satu dari sekian kemenangan besar yang diraih oleh Napoleon. Pada tanggal 2 Desember 1805, pasukan Prancis yang dipimpin oleh Napoleon secara meyakinkan mengalahkan tentara gabungan Rusia-Austria yang dikomandani oleh Tsar Alexander I setelah mereka bertempur sengit selama 9 jam di berbagai sektor. Pertempuran ini terjadi di daerah Austerlitz sekitar 20 kilometer timur kota Brno di Moravia Republik Ceko. Pertempuran ini sering disebut sebagai perang strategi yang cemerlang.

.

Awalnya, monumen tersebut didirikan tahun 1814 dari kayu oleh veteran perang Napoleon. Lalu dibuat kembali dari marmer di tahun 1827 oleh desainer Joseph Bove. Tahun 1936 gapura ini diruntuhkan karena rekonstruksi kota Moscow oleh Joseph Stalin. Di tahun 1960an gapura ini kembali dibangun dan ditempatkan di Kutuzovsky Avenue yang kini dikenal sebagai Victory Square. Jalan Kutuzovsky Prospekt adalah sebuah jalan radial utama yang sangat lebar, lurus dan ramai di Moskwa, Rusia, dinamai menurut nama Mikhail Illarionovich Kutuzov, pemimpin pasukan lapangan Rusia selama invasi Prancis ke Rusia tahun 1812.

Patriotisme pasukan Rusia dahulu dan sekaranng yang mengagumkan

Invasi Prancis ke Rusia juga dikenal sebagai Perang Patriotik 1812, dimulai 24 Juni 1812 ketika pasukan Prancis yang dipimpin Napoleon Bonaparte menyeberangi sungai Neman di Eropa Timur, dengan tujuan untuk mengalahkan pasukan Rusia. Nama Neman, Nemunas, Nyoman, Niemen atau Memel adalah sungai besar di Eropa Timur yang mengalir dari wilayah Belarus, melalui Lituania hingga akhirnya bermuara di Laguna Curonia. Sungai ini bermula di pertemuan dua sungai kecil sekitar 15 km di sebelah barat daya kota Uzda dan sekitar 55 km di sebelah barat daya kota Minsk, Ibu Kota Belarusia. Napoleon mendesak Tsar Alexander supaya menghentikan perdagangan antara Rusia dengan Inggris, dengan tujuan memaksa Inggris berdamai dengan Prancis. Napoleon menamakan perang tersebut Perang Polandia Kedua, untuk menarik simpati dan dukungan dari rakyat Polandia, juga sebagai pembenaran politik atas perang tersebut.

.

Kita perlu mengenal nama Borodino, sebuah desa di Distrik Mozhaysky di Oblast Moskow, Rusia, yang terletak 13 kilometer sebelah barat Mozhaysk. Desa ini terkenal sebagai lokasi Pertempuran Borodino yang terjadi pada 7 September 1812, sebagai pertempuran paling berdarah selama satu hari sepanjang sejarah dalam perang Napoleon, dengan korban 72.000 jiwa dan berakhir dengan kemenangan Prancis, meski sangat sulit untuk dicapai. Pasukan Rusia kemudian mundur keesokan harinya, dengan meninggalkan pasukan Prancis tanpa kemenangan dahsyat yang Napoleon harapkan. Seminggu kemudian, Napoleon dan pasukannya tiba di Moskow, yang telah dibakar dan ditinggalkan oleh penghuninya.

.

Jatuhnya Moskow tidak mampu mendesak Tsar Alexander untuk bernegosiasi dengan Napoleon, dan bersama pasukannya selama sebulan lamanya, Napoleon menunggu tawaran untuk berdamai yang tak kunjung datang. Pada 19 Oktober 1812 Napoleon dan pasukannya meninggalkan Moskow dan menuju arah barat daya ke Kaluga, dan dihadang oleh panglima tertinggi pasukan Rusia, Mikhail Kutuzov. Berminggu-minggu lamanya pasukan Prancis menderita gara-gara musim dingin Rusia yang menyengat. Kurangnya makanan untuk pasukan infantri dan rumput untuk kuda pasukan kavaleri, hipotermia yang diakibatkan suhu dingin yang ekstrim, dengan kombinasi serangan gerilya yang dilakukan terus menerus oleh rakyat Rusia dan pasukan Kazaki, mengakibatkan korban jiwa yang semakin banyak, dan runtuhnya kedisiplinan pasukan Prancis. Pertempuran selanjutnya di Vyazma dan Krasnoi menghasilkan kekalahan yang lebih banyak lagi bagi Prancis.

Kongkow di Moskow lagi, kali ini di bawah gapura kemenangan “Triumphal Arch of Moscow” di Victory Square Moskow, yang melambangkan tentang keberhasilan Mikhail Illarionovich Kutuzov, jenderal Rusia saat mengalahkan Napoleon, Kaisar Perancis pada 14 Desember 1812

Ketika sisa-sisa pasukan utama Prancis yang dipimpin Napoleon Bonaparte menyeberangi sungai Berezina di Belarus dan merupakan anak sungai dari Sungai Dnieper pada akhir November 1812, hanya tersisa 27.000 prajurit, karena 380.000 tentara Prancis tewas dan 100.000 tertangkap selama perang di Rusia. Setelah menyebrangi Berezina, Napoleon meninggalkan pasukannya, kembali ke Paris untuk melindungi posisinya sebagai kaisar Prancis, dan merekrut lebih banyak pasukan cadangan, untuk menghadapi pasukan Rusia yang mulai menuju ke arah Prancis. Perang ini berakhir setelah 6 bulan pada tanggal 14 Desember 1812, tanggal dimana pasukan Prancis akhirnya meninggalkan Rusia.

.

Perang ini menjadi titik balik bagi karier militer Napoleon Bonaparte. Perang ini adalah perang terbesar dan paling berdarah pada jamannya, melibatkan lebih dari 1,5 juta pasukan, dengan lebih dari 500.000 korban jiwa di pihak Prancis dan 400.000 korban jiwa di pihak Rusia. Reputasi Napoleon hancur seketika, dan hegemoni Prancis di Eropa melemah secara drastis. Itulah mengapa Moscow membuat bangunan gapura yang serupa dengan Arc de Triomphe yang ada di Paris, yang disebut “Triumphal Arch of Moscow” untuk mengenang keberhasilan Mikhail Illarionovich Kutuzov, jenderal Rusia saat mengalahkan Napoleon Bonaparte, Kaisar Perancis.

Beruntung kami dapat mencapai Jalan Tveskaya yang lebar, sepi dan steril dari kendaraan maupun pejalan kaki, karena merupakan ring 1 parade kemenangan Rusia di Lapangan Merah.

Menjelang sore kami mencoba kembali mendekati Lapangan Merah. Bersyukur kami dapat melewati penjagaan serdadu Rusia yang baik hati dan membukakan pagar pembatas di Jalan Nikitskiy Pereulok. Meski masih digigit suhu 0 derajat, kami terus berjalan kaki sampai pada pertemuan Jalan Tveskaya dengan Jalan Mokhovaya. Di situlah kami tertahan lagi oleh batas steril yang dijaga serdadu Rusia. Beruntunglah kami dapat kongkow di Moskow sebentar dan melihat di kejauhan, sebuah bangunan indah yang digunakan sebagai Museum Sejarah Negara (State Historical Museum).

Pada pertemuan Jalan Tveskaya dengan Jalan Mokhovaya nampak di kejauhan adalah Museum Sejarah Negara (State Historical Museum), yang berwarna merah tua dan gaya Neo-Rusia dari tahun 1881, dengan banyak umbul-umbul tanda perayaan Hari Kemenangan.

Museum yang berlokasi di Red Square Street 1 ini didirikan tahun 1.872, memiliki lebih dari satu juta artefak, dan menjadi salah satu sarana untuk mempromosikan sejarah dan warisan Rusia. Bangunan ini sangat khas dengan warna merahnya, bergaya Neo-Rusia dari tahun 1881 yang memajang peninggalan prasejarah sampai karya seni dinasti Romanov. Di belakang gedung Museum Sejarah tersebut, Lapangan Merah berada dan parade kemenangan Rusia berlangsung. Di depan museum tersebut ada patung prajurit berkuda yang didirikan sejak 1995, untuk menggambarkan pemimpin militer Uni Soviet yang berperan penting bagi kemenangan atas Jerman pada PD II.

Usaha kami terakhir untuk melihat parade kemenangan Rusia tertahan pada persimpangan Jalan Bol’shaya Nikitskaya Ulitsa dengan Jalan Mokhovaya, yang sudah tinggal 7 menit berjalan kaki ke arah Kremlin dan Lapangan Merah, akhirnya kami menyerah dan kembali ke penginapan.

Malam itu kami mengikuti Perayaan Ekaristi Hari Kenaikan Tuhan Yesus Kristus dari Gereja Kristus Raja Baciro Yogyakarta, melalui channel https://www.youtube.com/crembomedia/live. Selanjutnya kami kembali terlelap kelelahan setelah kongkow di Moskow hari kedua.

(bersambung)

Dilaporkan dan disebarkan dari Mini-hotel Nikitskaya yang berlokasi di Bolshaya Nikitskaya ulitsa, d. 22/2, Moscow, Russia.

Kamis malam, 9 Mei 2024

Salam pengelana

-wikan dan sari

Categories
Jalan-jalan

2024 Kongkow di Moskow

KONGKOW  DI  MOSCOW HARI PERTAMA

fx. wikan indrarto

(sambungan)

Kongkow berasal dari Bahasa Tionghoa yang berarti kumpul-kumpul atau biasa disebut oleh anak remaja era sekarang sebagai nongkrong atau nongki. Di sela-sela acara International Conference on Pediatric Allergy and Immunology (ICPAI), kami sempat kongkow di Moscow, Rusia pada Rabu, 8 Mei 2024. Apa yang mengesankan?

.

Berkat kebaikan hati kakak kelas kami di SMP Bruderan Purworejo, Jawa Tengah, yang menjadi Tenaga Ahli Profesional Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Taprof Lemhannas RI), yaitu mas Putut Prabantoro, SH, kami dihubungkan dengan Wakil Duta Besar RI di Moscow. Mantan Direktur Pengkajian Ideologi dan Politik Lemhannas RI Drs. Berlian Helmy, M.Ec. yang saat ini menjadi wakil Duta Besar Drs. Jose Antonio Morato Tavares, MA yang dilantik oleh Presiden Joko Widodo pada 25 Februari 2016. Diutuslah Pak Besyen, sopir Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dengan sedan Mercedez Benz tipe terbaru untuk menjemput kami di penginapan, agar datang ke KBRI di Moskow, yang resmi dibuka setelah Duta Besar Indonesia pertama untuk Uni Soviet, Soebandrio, menyerahkan surat kepercayaan kepada Ketua Presidium Tertinggi Uni Soviet, Kliment Yefremovich Voroshilov, pada tanggal 13 April 1954.

Mr. Besyen, sopir Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dengan sedan Mercedez Benz tipe terbaru ditugaskan untuk menjemput kami di penginapan.

Sejak tahun 1954, KBRI Moskow telah pindah dua kali. Pertama dari lokasi awal di Hotel Metropole ke Sadovo-Somatechnaya 14. Kemudian ke lokasi saat ini di Novokuznetskaya Ulitsa 12–14. Gedung nomor 12 adalah kantor KBRI, sedangkan gedung nomor 14 adalah Wisma Duta, kediaman resmi duta besar. Bangunan yang pertama adalah bekas kediaman Bangsawan Rusia Protopopov-Tatischev yang dibangun pada tahun 1900-an dan didesain oleh Vladimir Sherwood. Antara tahun 1911–1913, bangunan ini diperluas oleh Gustav Helrich. Bangunan yang kedua adalah kediaman pangeran-pangeran Ouroussoff yang dibangun pada tahun 1912 dan didesain oleh Ivan Rerberg.

Kami diterima oleh YM Bapak Drs. Berlian Helmy, M.Ec Wakil Duta Besar Indonesia di Moskow di ruang tamunya yang indah

Kami mendapatkan penjelasan lisan dari Bapak Drs. Berlian Helmy, M.Ec tentang sejarah, budaya, pendidikan, sastra, politik dan diplomasi warga Rusia. Di ruang kerja pribadinya yang artistik dan indah, kami dijelaskan juga bahwa akan ada banyak senyawa yang tersembunyi di balik kebesaran yang agung Rusia sebagai sebuah bangsa, bukan sebagai sebuah negara. Selanjutnya Bapak Theo Sunarjaya (sekretaris, asli Malang Jawa Timur yang beristri Ny Tatiana asli Rusia) dan Mr. Besyen (sopir, asli Tajikiztan) diutus untuk menemani kami keliling Moskow dengan sedan elite Mercedez Benz S 580 4 MATIC lainnya.

Bapak Drs. Berlian Helmy, M.Ec Wakil Duta Besar RI di Moskow melepas kami di gerbang KBRI Moscow

Tertulis nama Drs. Djauhari Oratmangun, MSi (senior kami di Asrama Mahasiswa Realino Yogyakarta) sebagai duta besar pada 2012-2016, di samping kami saat bersama Bapak Drs. Berlian Helmy, M.Ec Wakil Duta Besar RI di Moskow

Segera kami bergegas menjelajah kota Moskwa atau Moskow, pada akhir musim semi yang masih minyisakan hujan. Moskwa adalah ibu kota Rusia sekaligus pusat politik, ekonomi, budaya, dan sains utama di negara tersebut. Moskwa adalah kota berpenduduk terbanyak di Rusia dan Eropa serta menjadi kawasan urban terbesar ke-6 di dunia. Berdasarkan sensus tahun 2021, Moskwa memiliki penduduk sebesar 13 juta jiwa. Menurut Forbes di tahun 2011, Moskwa merupakan kota yang paling banyak dihuni oleh orang terkaya di dunia.

Kota ini pertama kali disebut keberadaannya pada tahun 1147. Sebelumnya, Moskwa juga pernah menjadi ibu kota Ketsaran Rusia hingga dipindahkan oleh Pyotr yang Agung pada masa Kekaisaran Rusia ke Sankt-Peterburg, sebuah kota baru yang dibangun di pesisir Laut Baltik yang direbut dari Swedia, setelah kalah perang melawan Rusia. Pasca Revolusi Oktober atas prakarsa Vladimir Lenin, Moskwa kembali menjadi ibu kota RSFS Rusia sekaligus Uni Soviet di tahun 1922–1991. Dan pasca runtuhnya Uni Soviet, Moskwa menjadi ibu kota Federasi Rusia hingga sekarang.

Tujuan pertama kami adalah Gereja Katedral Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda di Moskow, Rusia

Tujuan pertama kami adalah Katedral Moskow atau yang bernama lengkap Gereja Katedral Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda adalah sebuah gereja katedral Katolik berarsitektur Neogotik. Katedral ini berfungsi sebagai pusat kedudukan dan takhta bagi Keuskupan Agung Moskow. Gedung yang terletak di kawasan Okrug Administratif Pusat ini adalah salah satu dari tiga gereja Katolik di kota Moskow, dan merupakan gereja Katolik terbesar di Rusia.

Rencana pembangunannya disetujui Menteri Dalam Negeri Kekaisaran Rusia pada tahun 1894. Upacara peletakan batu pertama terselenggara pada tahun 1899, dan pembangunannya dilaksanakan mulai tahun 1901 sampai rampung sepuluh tahun kemudian. Gereja katedral berselasar tiga ini dibangun menggunakan bata merah dengan mengacu kepada gambar rancangan karya arsitek Tomasz Bohdanowicz-Dworzecki. Corak bangunannya dipengaruhi bentuk gereja Biara Westminster di Inggris  dan gereja Katedral Milan di Italia.

Selesai berdoa dan mengucap syukur atas semua kebaikan hati Tuhan Yang Maha Baik di Gereja Katedral Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda di Moskow, Rusia

Seusai Revolusi Rusia tahun 1917, kaum Bosyewik menggulingkan Kaisar Nikolas II dan Rusia akhirnya menjadi bagian dari Uni Soviet pada tahun 1922. Karena propaganda ateisme oleh negara adalah salah satu unsur ideologi Marxisme–Leninisme, banyak gereja yang disegel pemerintah Uni Soviet. Gereja ini disegel pada tahun 1938. Bangunan ini sempat hendak dirubuhkan ketika Perang Dunia II sedang berkecamuk, tetapi akhirnya digunakan untuk kepentingan sipil seusai perang, mula-mula sebagai gudang, kemudian sebagai asrama. Sesudah Komunisme tumbang pada tahun 1991, bangunan ini kembali difungsikan sebagai rumah ibadat umat Katolik pada tahun 1996. Pada tahun 2002, statusnya dinaikkan menjadi katedral. Sesudah menjalani rekonstruksi dan renovasi besar-besaran, gereja ini akhirnya diberkati ulang pada tahun 2005.

.

Pada abad ke-21, sesudah 58 tahun lamanya digunakan untuk berbagai keperluan di luar agama, gereja katedral ini kembali menjadi tempat penyelenggaraan ibadat dalam berbagai bahasa (Rusia, Polandia, Korea, Inggris, Prancis, Spanyol, Armenia, dan Latin). Orgel yang ada sekarang di gereja tersebut adalah orgel ketiga semenjak gereja ini pertama kali berdiri, dan merupakan hibah dari gereja Basler Münster di Jerman. Di Gereja Katedral Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda Moskow yang kini terdaftar sebagai salah satu bangunan warisan sejarah dan monumen yang dilindungi negara Federasi Rusia, kami berdoa dan mengucap syukur atas semua kebaikan hati Tuhan Yang Maha Besar.

.

Selanjutnya kami mengikuti sejenak International Conference on Pediatric Allergy and Immunology (ICPAI), yang berbeda dengan konggres ilmiah yang biasanya kami ikuti di sebuah hotel atau gedung pertemuan, tetapi kali ini diselenggarakan di Sechenov University Congress Center, tepatnya di 8 Trubetskaya str., bldg. 2 Moscow. Sebagai tuan rumah (hosts of congress) adalah Moscow State Budgetary Healthcare Institution, Sechenov University, dan Ministry of Health of the Russian Federation.

.

Sambutan pembukaan acara oleh Rudolf Valenta (Professor for Allergology at the Medical University of Vienna, vice-president of the European Academy for Allergy and Clinical Immunology). Sesi pertama yang kami ikuti adalah presentasi Laura Vidivocy (United Kingdom) yang berjudul : 5-year patient-reported outcomes after oral immunotherapy using heat-modified peanuts: results from the BOPI (Boiled Peanut Oral Immunotherapy) study. Sebenarnya kurang menarik, tetapi kami melanjutkan sesi berikutnya oleh Margarita Areina (Portugal) dengan tema Immunotherapy with Vespa velutina nigrithorax venom: safety of ultra-rush protocol and preliminary clinical results, yang ternyata justru lebih tidak menarik hati. Sesi selanjutnya oleh Jose Alexandro Huertis Guzman (Spain) berjudul : Safety of a cluster strategy, effectiveness and immunological changes in allergic children sensitized to house dust mites with native and modified subcutaneous immunotherapy treatment.

Makan siang menu khas Rusia di Restoran Zaryadye, pinggiran Lapangan Merah Moskow

Setelah sesi istirahat pertama, kami segera pamit undur diri dari pertemuan dan melanjutkan petualangan kami di Moscow Red Square atau Lapangan Merah. Kami menikmati makan siang menu khas Rusia di Restoran Zaryadye, berupa borsh (sup buah bit), lagman (sup dengan mie), salad cesar, pancake dengan irisan salmon asin dan apokat hijau, iga bakar, teh dengan raspberries dan borsh smetana (cream), di pinggiran Lapangan Merah, kami segera kongkow sejenak di taman yang indah, sebelum melanjutkan perjalanan ke Saint Basil Cathedral yang menjadi ikon kota Moskow.

Kongkow di Moskow sejenak di taman yang indah setelah makan siang, sebelum melanjutkan perjalanan ke Saint Basil Cathedral, Moskow

Merupakan gereja yang memiliki banyak kubah dengan bentuk seperti bawang dengan warna yang beraneka ragam dan menarik. Bangunan yang didirikan tahun 1555-1561 ini tidak terlalu besar, dan terdiri dari sembilan kapel yang dibangun dengan pondasi tunggal, menjadi mirip istana dengan atap berbentuk bawang berwarna-warni, sebagai simbol posisi unik Rusia di antara Eropa dan Asia, yang pembangunannya selesai pada tahun 1560. Nama resminya adalah Katedral Vasily yang Diberkati, Katedral Syafaat Theotokos Mahakudus di Parit, atau Katedral Pokrovsky atau lebih dikenal sebagai Katedral Santo Basilius.

Setelah kongkow di Moskow, segara kami berjalan menyusuri taman menuju Saint Basil Cathedral

Pembangunan katedral ini diprakarsai oleh Tsar Ivan IV Vasilyevich dan dibangun antara 1555 dan 1561 untuk memperingati direbutnya Kekhanan Kazan. Pada 1588 Tsar Fedor Ivanovich menambahkan sebuah kapel di sisi timur di atas kuburan Basil yang Diberkati (yurodivy Vassily Blazhenny), seorang santo Ortodoks Rusia yang dijadikan sebagai nama katedral ini. Sebagai bagian dari program ateisme negara, gereja ini disita dari komunitas Ortodoks Rusia dalam kampanye anti-agama di Uni Soviet, dan diubah menjadi Museum Sejarah Negara sejak 1928. Meskipun negara menjadi benar-benar sekuler pada tahun 1929, tetapi gereja ini tetap menjadi milik pemerintah Federasi Rusia dan dengan pembubaran Uni Soviet pada tahun 1991, layanan ibadah mingguan agama Kristen Ortodoks dengan doa-doa ke Santo Basil telah dipulihkan sejak 1997.

Dalam guyuran hujan salju di depan Saint Basil Cathedral Moskow, Rusia

Sayang sekali, saat kami datang segera turun hujan salju dan suhu mengigit sampai minus 1 derajat C. Untunglah kami dipinjami baju hangat Bapak Theo dan kami hanya dapat berfoto dari kejauhan dengan latar belakang Katedral Santo Basil dalam guyuran hujan salju. Keindahkan katedral yang mengikuti banyak gereja beratap kerucut pada masa yang sama, khususnya Gereja Kenaikan di Kolomenskoye (1530) dan Gereja Pemenggalan Kepala Santo Yohanes Pembaptis di Dyakovo (1547), jadi tidak nampak nyata. Konsep awal katedral ini adalah sebuah kumpulan kapel, masing-masing dipersembahkan kepada setiap santo yang hari pestanya jatuh pada saat Tsar menang dalam suatu pertempuran. Menurut legenda, Tsar Ivan memerintahkan agar sang arsitek, Postnik Yakovlev, dijadikan buta agar ia tidak membangun bangunan yang lebih indah untuk orang lain.

Dalam dingin mencekam karena guyuran hujan salju di GUM dekat Saint Basil Cathedral Moskow, Rusia

Oleh karena hujan salju tidak semakin reda dan kami menjadi kedinginan, maka oleh Bapak Theo diajak turun masuk ke dalam Stasiun Metro Moskow, untuk menghangatkan badan. Kota Moscow ini dilayani oleh jaringan transportasi yang tersebar di seluruh penjuru kota, termasuk di dalamnya empat bandar udara internasional, sembilan stasiun kereta api, dan sistem kereta api bawah tanah (Metro Moskow) yang jumlah penumpangnya hanya kalah dari Tokyo dan Seoul. Sistem kereta api bawah tanahnya ini juga merupakan salah satu penanda kota ini, selain Kremlin dan Katedral Santo Basil, karena arsitektur di 194 stasiunnya yang beragam.

Bergaya di Stasiun Metro Ploshchad Revolyutsii di bawah tanah, yang memiliki koleksi 76 patung perunggu, di dinding lorongnya

Dibangun sejak tahun 1930-an, stasiun kereta bawah tanah Moscow (Metro Underground) boleh dikatakan salah satu tempat tercantik di dunia. Tiap stasiun punya kisah masing-masing seperti buku cerita. Seluruhnya dihias karya seniman terbaik era Uni Soviet plus lampu-lampu kristal dengan logam gemerlap. Pintu kereta hanya terbuka 3 menit, sehingga para penumpang harus dapat bergerak cepat. Kami turun ke Stasiun Metro Ploshchad Revolyutsii yang memiliki koleksi 76 patung perunggu, termasuk patung seorang pejuang bersama anjing. Mitos mengatakan bila kita  membelai moncong anjingnya, maka akan kembali lagi ke Rusia. Bagian moncong anjing dan bagian lain di patung yang lain menjadi jauh lebih mengkilap dibandingkan bagian lain, karena seringnya dibelai oleh para penumpang.

Kepadatan penumpang di Metro Moskow yang jumlah penumpangnya hanya kalah dari Metro Tokyo dan Seoul

Hingga tahun 2023, Metro Moskow (tidak termasuk Jalur Lingkar Moskow, Jalur Tengah Moskwa, dan Monorel Moskwa) telah memiliki 294 stasiun dan panjang rute 514,5 km, tidak termasuk monorel kereta ringan, menjadikannya metro terpanjang ke-8 di dunia dan terpanjang di luar Tiongkok. Metro Moskow adalah jaringan metro ke-3 di dunia (setelah Madrid dan Beijing), yang memiliki dua jalur lingkar. Jaringan ini sebagian besar berada di bawah tanah, dengan bagian terdalam 84 meter di bawah tanah di stasiun Park Pobedy, salah satu stasiun bawah tanah terdalam di dunia. Metro Moskow adalah sistem metro tersibuk di Eropa, tersibuk di dunia di luar Asia, dan dianggap sebagai daya tarik wisata tersendiri. Metro Moskow adalah pemimpin dunia dalam hal frekuensi lalu lintas kereta api (interval selama jam sibuk tidak melebihi 90 detik). Pada bulan Februari 2023, Moskow menjadi kota pertama di dunia yang mengurangi interval kereta metro menjadi 80 detik. Dari 241 stasiun metro, 88 berada jauh di bawah tanah, 123 di bawah tanah, 12 di permukaan, dan 5 layang.

Salah satu dari lima kubah Gereja St. Clement Ortodoks di Moskow

Atas kebaikan hati Bapak Theo yang menyediakan uang tunai Rubel yang harus diambilnya dari mesin ATM, kami kongkow di Moskow lagi sambil menunggu prosesnya di dekat Gereja St. Clement, yang merupakan salah satu dari dua gereja Ortodoks di Moskow yang didedikasikan kepada Paus Katolik Roma, St. Clement I. Gereja besar berlantai lima dengan lima kubah dulunya mendominasi cakrawala Zamoskvorechye ini dibangun antara tahun 1762 dan 1769. Gereja ini dianggap sebagai contoh utama gaya Elizabethan Baroque, tetapi arsiteknya tidak diketahui secara pasti, meski sering dikaitkan dengan Pietro Antonio Trezzini, arsitek Katedral St Sampson di kota St. Petersburg. Menara tempat lonceng bergantung dan ruang makan dirancang oleh Dmitry Ukhtomsky dan dibangun pada tahun 1756—1758.

Interior gaya Barok dan ikonostasisnya yang berkilauan, serta serangkaian pagar berlapis emas buatan abad ke-18 .di Gereja St. Clement Ortodoks di Moskow

Gereja ini terkenal dengan interior gaya Barok dan ikonostasisnya yang berkilauan, serta serangkaian pagar berlapis emas buatan abad ke-18. Paroki itu dibubarkan pada tahun 1934 dan gerbang asli yang berdiri sendiri dibongkar. Perpustakaan Negara Lenin menyimpan buku-bukunya di gedung tersebut selama periode Soviet. Baru pada tahun 2008 bangunan tersebut dikembalikan ke Gereja Ortodoks Rusia .

Selanjutnya kami pulang sendiri naik Metro Moskow dengan tiket yang kami beli di mesin anjungan menuju Stasiun Metro Ploshchad Revolyutsii. Setelah kami bertanya ke lebih dari 4 orang di jalan, karena kami tidak memiliki sambungan internet, tentu tidak mampu membuka googlemaps, dan menempuh 1,4 km selama 9 menit, akhirnya kami berhasil kembali ke penginapan. Malam itu kami terlelap kelelahan setelah kongkow di Moskow.

(bersambung)

Dilaporkan dan disebarkan dari Mini-hotel Nikitskaya yang berlokasi di Bolshaya Nikitskaya ulitsa, d. 22/2, Moscow, Russia.

Rabu malam, 8 Mei 2024

Salam pengelana

-wikan dan sari

Categories
anak dokter Jalan-jalan

2024 Meraih (Beruang) Merah

MERAIH (BERUANG)  MERAH

fx. wikan indrarto

Setelah dari Doha, Qatar, petualangan kami selanjutnya adalah mengikuti International Conference on Pediatric Allergy and Immunology (ICPAI), Moskow, Rusia untuk meraih (beruang) merah. Apa yang menarik?

.

Eksistensi beruang di Rusia telah ada sejak zaman kuno. Pada abad pertengahan, orang Slavia memakai beruang jinak dan berkeliling ke seluruh daratan Rusia. Binatang yang mempunyai badan tinggi besar ini dianggap masyarakat Rusia sebagai hewan pintar layaknya anjing. Mereka yakin beruang bukan hewan yang berbahaya apabila mendapatkan didikan yang baik, bahkan beruang mampu menari, melakukan sulap, juga meminta-minta. Akhirnya, mulai tahun 1526 kisah beruang Rusia yang unik tersebut menyebar ke penjuru dunia. Sebutan ‘Beruang Merah’ sebagai representasi ‘Red Army’ dari tentara Rusia. Warna merah di lambang ‘Red Army’ mempunyai arti perjuangan pekerja dalam merenggut kembali setiap keadilan. Petualangan ke Rusia kami lakukan dengan gigih meniru perjuangan Beruang Merah yang tanpa kenal lelah.

Di konter Aeroflot, maskapai penerbangan nasional Rusia, di Bandara Moscow

Kami terbang dari Doha, Qatar selama 5 jam 20 menit ke Moscow dalam perut pesawat Qatar Airways QR 337 sebuah Boeing 787-8 (Dreamliner), yaitu pesawat penumpang sipil berbadan lebar ukuran sedang yang diproduksi oleh Boeing Commercial Airplanes dan memulai pelayanan pada 2011. B787 membawa antara 242 – 335 penumpang tergantung konfigurasi tempat duduk, dan lebih efisien bahan bakar. Seri 787 juga menjadi pesawat penumpang pertama yang menggunakan material komposit di kebanyakan konstruksinya. Boeing 787-8 adalah model dasar dari keluarga 787, dengan panjang 57 meter dan lebar sayap 60 meter dan memiliki jarak tempuh 14.200 hingga 15.200 kilometer. Seri 787-8 memiliki 210 kursi penumpang dalam konfigurasi tiga kelas. Maskapai penerbangan asal Jepang, ANA (All Nippon Airways) menjadi maskapai pemakai pertama.

.

Dari Doha, Qatar kami terbang sejauh 3.621 km dengan kecepatan 913 km/jam dan ketinggian 11.582 m untuk mendarat di Sheremetyevo International Airport Terminal C Moscow, yang merupakan bandara tersibuk di Rusia, melayani sekitar 50 juta penumpang pada 2019, dan menduduki peringkat sebagai bandara tersibuk kedelapan di Eropa. Ada 5 bandara internasional dan komersial utama di Moscow, yaitu Sheremetyevo (SVO), Domodedovo (DME), Vnukovo (VKO), Zhukovsky (ZIA), dan Ostafyevo (OSF). Bandar Udara Internasional Sheremetyevo adalah pintu masuk utama untuk turis asing, mendatangkan 60% dari seluruh jumlah penerbangan internasional.

Kami mendarat di Terminal C Bandara Internasional Sheremetyevo (SVO) Moscow, Russia dalam dekapan dingin malam 4 derajat C

Bandara ini juga menjadi rumah bagi semua anggota SkyTeam, dan penghubung utama bagi Aeroflot. Domodedovo adalah bandara dengan jumlah penumpang terbesar di Rusia dan pintu masuk utama untuk penerbangan domestik jarak jauh dan destinasi kawasan CIS (The Commonwealth of Independent States). CIS beranggotakan semua negara bekas Uni Soviet, yaitu Armenia, Azerbaijan, Belarus, Kazakhstan, Kirgizstan, Moldova, Rusia, Tajikistan, dan Uzbekistan. Sebagian besar anggota Star Alliance menggunakan Domodedovo sebagai penghubung internasional utama.

.

Sedangkan Bandara Vnukovo digunakan oleh maskapai Turkish Airlines, Lufthansa, Transaero dan beberapa maskapai lain. Bandara Ostafyevo digunakan untuk bisnis penerbangan. Bandar udara di Moskwa jaraknya bervariasi dari pusat kota: Domodedovo paling jauh, berjarak 22 km; Vnukovo berjarak 11 km; Sheremetyevo berjarak 10 km; dan Ostafievo berjarak 8 km dari MKAD. Ada juga bandara lain yang lebih kecil dekat dengan Moskwa seperti Bandar Udara Myachkovo, digunakan untuk pesawat pribadi, helikopter, dan penerbangan charter.

.

Kami mendarat menjelang tengah malam dan segera menuju ke Mini-hotel Nikitskaya yang berlokasi di Bolshaya Nikitskaya ulitsa, d. 22/2, Moscow, Russia, untuk segera terlelap. Sebelum terlelap, kami membayangkan bahwa dengan wilayah seluas 17.125.191 km², maka Rusia adalah negara terluas di dunia. Wilayahnya mencakup seperdelapan luas daratan bumi, penduduknya menduduki peringkat kesembilan terbanyak di dunia dengan jumlah sekitar 147.190.001 jiwa (2021). Wilayahnya membentang sepanjang Asia Utara dan sebagian Eropa timur, Rusia memiliki 11 zona waktu dan wilayahnya terdiri dari berbagai tipe lingkungan dan tanah.

.

Sejarah Rusia diawali dengan perpindahan bangsa-bangsa Skandinavia yang dikenal sebagai bangsa Varangia yang dipimpin oleh tokoh semilegendaris Rurik yang menyeberangi Laut Baltik serta pada tahun 862 M memasuki Kota Novgorod dan memerintah di sana. Sejak itu, cikal bakal Rusia dimulai dari Dinasti Rurik pada tahun 862, Rus’ Kiev (882) dengan masa keemasan pemerintahan jaman Vladimir Agung (980–1015) dan putranya Yaroslav the Wise (1019–1054). Selanjutnya Keharyapatihan Moskow (Grand Duchy of Moscow) (1283) dengan masa keemasan saat dipimpin oleh Ivan III (Agung Seluruh Rusia), Ketsaran Rusia mulai 16 Januari 1547 dengan masa kejayaan pada saat dimpin oleh Tsar Ivan IV (Mengerikan atau Ivan the Terrible), Kekaisaran Rusia mulai 22 Oktober 1721 jaya saat dipimpin oleh Kaisar Yekaterina II (Kaisar Agung) memerintah 1762–1796 dan Kaisar Rusia terakhir Nikolai II (1894–1917) yang tidak dapat mencegah Revolusi 1905 untuk melahirkan Republik Rusia mulai 14 September 1917.

.

Revolusi Oktober 1905 yang dipimpin oleh pemimpin Bolshevik, Vladimir Lenin mendepak Pemerintah Provisional Kaisar Nikolai II dan mendirikan negara sosialis pertama di dunia. Kemudian menjadi Uni Soviet mulai 30 Desember 1922 dengan pimpinan utama Joseph Stalin, Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet yang mampu menyingkirkan lawan politik terberat, yaitu Leon Trotsky.

.

Pemimpin terakhir Uni Soviet adalah Mikhail Gorbachev, yang berusaha untuk memberlakukan reformasi liberal dalam sistem Soviet, memperkenalkan kebijakan glasnost (keterbukaan) dan perestroika (restrukturisasi) untuk mencoba mengakhiri periode stagnasi ekonomi dan mendemokratisasi pemerintah. Dampaknya justru pada 25 Desember 1991, Uni Soviet bubar menjadi 15 negara yang terpisah dengan terbentuknya CIS (The Commonwealth of Independent States). CIS beranggotakan semua negara bekas Uni Soviet, yaitu Armenia, Azerbaijan, Belarus, Kazakhstan, Kirgizstan, Moldova, Federasi Rusia, Tajikistan, dan Uzbekistan. Boris Yeltsin terpilih sebagai presiden pertama ketika menjadi Federasi Rusia bulan Desember 1991 setelah bubarnya Uni Soviet.

Membuat laporan menjelang tidur lelap di dapur penginapan kami di Moscow, kecil tetapi penuh perlengkapan rumah tangga.

.

Malam itu kami terlelap dalam mimpi tentang Negeri Beruang Merah Rusia di kamar Mini-hotel Nikitskaya yang berlokasi di Bolshaya Nikitskaya ulitsa, d. 22/2, Moscow, Russia.

(bersambung)

Selasa tengah malam, 7 Mei 2024

Salam pengelana

-wikan dan sari

Categories
anak dokter Healthy Life Jalan-jalan sekolah

2024 Qatar yang Kekar

QATAR  YANG  KEKAR

fx. wikan indrarto

(sambungan)

Setelah bugar dari terkapar, kami segera bersiap untuk menikmati Qatar yang kekar pada Selasa, 7 Mei 2024, sebelum melanjutkan perjalanan ke Moskow, Rusia untuk mengikuti International Conference on Pediatric Allergy and Immunology (ICPAI). Apa yang menarik?

Qatar adalah negara yang kekar secara ekonomi dengan pendapatan tinggi, ditopang oleh cadangan gas alam dan minyak yang terbesar ketiga sedunia. Negara ini masuk dalam daftar negara berpendapatan per kapita tinggi, dengan PDB per kapita Qatar menempati posisi nomor 4 tertinggi di dunia, menurut Dana Moneter Internasional (IMF). Qatar digolongkan sebagai negara yang memiliki indeks pembangunan manusia sangat tinggi dan paling baik di antara negara Arab lainnya. Qatar memiliki pengaruh cukup kuat di Jazirah Arab, mendukung beberapa kelompok pemberontak selama Musim Semi Arab, baik secara finansial maupun melalui media global Al Jazeera, bahkan Qatar memegang pengaruh yang cukup penting pada politik internasional.

Patung Oryx yang kekar menyambut penumpang di Bandara Internasional Hamad, di Doha Qatar

Qatar yang kekar dan kuat terinspirasi dari kijang oryx Arab, yang mudah dikenali dari bulunya yang putih cerah, meski sebenarnya bulunya jarang, yang memantulkan sinar matahari, kukunya yang lebar, memungkinkannya berjalan dengan relatif mudah di pasir, dan dengan tanduknya yang panjang dengan sedikit melengkung. Kijang oryx dikenal sebagai hewan dengan stamina luar biasa, yang mampu menempuh jarak jauh dengan berjalan kaki di gurun, dan terkadang mampu menempuh jarak lebih dari 70 km pada malam hari. Saat ini disebut hewan nasional Qatar, bahkan Oryx muncul pada lambang Qatar Airways, yang mendorongnya semakin kuat dan kekar dalam persaingan bisnis penerbangan.

.

Setelah dominasi Inggris dan Kesultanan Utsmaniyah di Qatar, akhirnya Qatar menjadi negara yang merdeka pada 3 September 1971. Dahulu, Inggris menguasai Qatar sebagai tempat transit kapal dagang sebelum menuju India. Qatar kemudian memperoleh status sebagai dependen dari Inggris, kemudian status protektorat Inggris yang dihentikan pada tahun 1916. Setelah Perang Dunia Kedua, Qatar berusaha memperoleh kemerdekaannya, terutama setelah India mencapai kemerdekaannya pada tahun 1950-an. Qatar semakin gencar menuntut setelah Inggris memberikan kemerdekaan kepada Kuwait pada tahun 1961.

Dataran Qatar yang gersang, datar dan berpasir, dengan rumah warga yang kotak berwarna coklat krem, merupakan pemandangan yang umum terlihat di Qatar, seperti nampak dari atas atap rumah Antonius ‘Tony’ Ferenius Mansanulu.

Dataran Qatar hanya seluas 160 km2, terdiri dari gurun pasir datar dan tempat tertinggi di Qatar adalah di Jabal Dukhan. Area ini mengandung jumlah gas alam yang sangat besar. Qatar adalah negara monarki konstitusional maupun monarki absolut yang dipimpin oleh keluarga Al Thani. Dinasti Al Thani telah memimpin Qatar sejak 1825. Emir kedelapan Qatar adalah Tamim bin Hamad Al Thani, ayahnya adalah Hamad bin Khalifa Al Thani yang menyerahkan kekuasaan padanya 25 Juni 2013.

Catatan demografi pertama Qatar dilakukan tahun 1892 dengan total populasi tahun 1892 adalah 9.830. Saat ini jumlah penduduk di Qatar berfluktuasi tergantung musim, karena negara ini sangat bergantung dari migran asing. Pada tahun 2017, total populasi Qatar mencapai 2,6 juta, di mana warga negara Qatar hanya 313.000 orang (12%) dan 2,3 juta lainnya adalah ekspatriat. Warga asing non-Arab menyumbang mayoritas populasi Qatar; Orang India merupakan yang terbesar, mencapai 650.000 orang (2017), diikuti 350.000 orang Nepal, 280.000 orang Bangladesh, 260.000 orang Filipina, 200.000 orang Mesir, 145.000 orang Sri Lanka dan 125.000 orang Pakistan.

Gerardo Mayella ’Gera’ Manesanulu yang berambut gonderong duduk kelas 9, berangkat ke sekolah bersama ayahnya dari rumanya di Zone 75, Street 891, Building 18, Villa number 5 Al Thakira sekitar 10 km dari Al Khore, Qatar kami lepas dengan mbak Christina ’Titin’ Triatmaniati, yang hari itu libur.

Pagi itu kami berdua pesiar sendirian, setelah mas Tonny sudah berangkat masuk kerja, dilepas mbak Titin. Dengan naik taksi Toyota Fortuner 2022 setir kiri, kami meninggalkan rumah mas Tony di Zone 75, Street 891, Building 18, Villa number 5 Al Thakira Al Khore, untuk memulai jalan-jalan. Tujuan pertama kami adalah Stadion Al Bayt yaitu stadion sepakbola yang digunakan untuk Piala Dunia FIFA 2022 di Al Khor, Qatar.

Al Bayt Stadium yang mengambil insiprasi dari tenda tradisional bangsa Qatar yang masih nomaden, yang digunakan untuk menggelar laga pembuka Piala Dunia 2022 antara Qatar vs Ekuador.

Kontrak konstruksi stadion diberikan kepada Salini dan Cimolai pada 2015. Bentuk stadion ini mengambil insiprasi dari tenda tradisional bangsa Qatar yang masih nomaden, menyediakan tempat duduk tertutup untuk semua penonton. Selain itu, juga terhubung dengan sejumlah sistem transportasi, yang terdiri dari 150 bus/angkutan umum (Pulang/Pergi) dan 1.000 taksi dengan tempat parkir yang mampu menampung 6.000 mobil dan 350 bis. Stadion ini mampu menampung sekitar 60.000 penggemar Piala Dunia, termasuk 1.000 kursi untuk pers. Juga ada  suite hotel mewah dan kamar-kamar dengan pemandangan balkon dari lapangan sepak bola. Proses pengerjaaan Al Bayt Stadium memakan waktu kurang lebih lima tahun, mulai akhir 2015 dan baru dibuka secara resmi pada awal tahun 2020. Pembukaannya bertepatan dengan Hari Olahraga Nasional yang diperingati di Qatar. Meski begitu, stadion ini baru menggelar pertandingan resmi pertamanya di bulan November pada ajang Arab Cup 2021. Al Bayt Stadium kala itu menjadi tempat berlangsungnya laga pembuka antara Qatar vs Bahrain dan partai puncak antara Tunisia vs Aljazair. Stadion ini digunakan untuk menggelar laga pembuka Piala Dunia 2022 antara Qatar vs Ekuador.

.

Selanjutnya kami mengunjungi Katara Cultural Village, yang lokasinya di antara Westbay dan The Pearl. Katara adalah sebutan bagi negara Qatar di abad ke 18, yang digunakan lagi untuk menjunjung tinggi nilai warisan para leluhur dan untuk menghormati posisi terhormat Qatar sejak awal sejarah negara ini berdiri. Karena Katara dibangun sebagai pusat kebudayaan yang multidimensi, tempat ini dijadikan pusat dimana pengunjung dapat merasakan berbagai kebudayaan dunia. Di Katara tersebut terdapat beberapa kantor komunitas Qatari antara lain: Qatar Fine Art Society, Visual Art Centre, Qatar Photographic Society, Childhood Cultural Centre, Qatari Society for Engineers, Theatre Society, Brooq Magazine, Doha Film Institute dan Qatar Music Academy.

Pigeon Tower berbentuk silinder sebagai ikon Qatar, yang dibangun dari batu bata, lumpur dan plester perpaduan dari kapur dan gypsum.

Bentuk bangunan di dalam area Katara semuanya tidak biasa, bentuknya berbeda satu dengan yang lain. Kawasan ini mempertemukan semua bentuk kesenian baik dari seni pertunjukan, literatur, seni visual, musik sampai berbagai konvensi seni. Hampir setiap hari disajikan berbagai pertunjukan kesenian di sini. Tapi yang paling meriah tentunya menjelang akhir tahun dimana bertepatan dengan Hari Nasional Qatar dan libur sekolah pada musim dingin. Di dalam kawasan ini terdapat 2 masjid, yaitu Masjid Besar untuk sholat Jumat dan Masjid Emas, untuk sholat 5 waktu. Di sebelah masjid terdapat Pigeon Tower. Bangunan yang berbentuk silinder ini menjadi ikon ciri khas Qatar, berukuran diameter 10-22 meter dengan tinggi 18 meter atau bahkan lebih. Dibangun dari batu bata, lumpur dan plester perpaduan dari kapur dan gipsum. Benteng silinder ini menjadi tempat berkumpulnya burung merpati yang banyak sekali ditemui di Qatar. Lubang-lubang sengaja dibuat sesuai ukuran tubuh merpati, sehingga burung besar yang menjadi predatornya seperti burung elang, gagak dan burung hantu tidak akan dapat masuk ke dalam.

Gedung berbentuk kado yang disebut Children’s Mall di Katara Cultural Village yang disambungkan ke Katara Plaza, Doha Qatar

Selanjutnya kami menuju ke gedung berbentuk kado yang disebut Children’s Mall, salah satu projek yang terbaru dalam tahap pembangunan di Katara Cultural Village. Children’s Mall ini disambungkan ke gedung yang ada di belakangnya, yaitu Katara Plaza, pusat perbelanjaan di dalam kompek Katara. Children’s Mall ini ditujukan untuk memenuhi semua kebutuhan anak-anak dari mulai pakaian, mainan, peralatan sekolah, cemilan anak, salon anak, parfum khusus anak, kerajinan tangan, aksesoris anak, aneka hiburan sampai pendidikan.

Bergaya seolah berbelanja di Souq Waqif, yaitu pasar tradisionil di Pusat Kota Doha, Qatar yang menjual pakaian tradisional, rempah-rempah, kerajinan tangan, dan suvenir.

Selanjutnya kami menikmati Souq Waqif, Doha. Ini adalah pasar besar di Kota Doha dengan para penjual pakaian tradisional, rempah-rempah, kerajinan tangan, dan suvenir. Di sini juga ada restoran dan lounge shisha. Souq Waqif berlokasi tepat di pusat kota Doha dan yang menarik dari lokasi ini adalah terdapat banyak pilihan barang dengan harga yang cukup terjangkau. Ini adalah tempat yang cocok untuk membeli oleh-oleh dengan harga ekonomis. Di kanan kirinya di kelilingi dengan beragam gedung bertingkat, perkantoran, apartemen dan hotel mewah. Pusat perbelanjaan tradisional ini memberikan profit yang cukup bagi pemerintah Qatar sehingga tidak heran jika di tengah modernitas bangunan di kanan dan kirinya, pasar ini tetap dipertahankan oleh pemerintah setempat.

Museum Nasional di Doha, Qatar yang bentuknya terinspirasi mawar gurun, dan sebelumnya merupakan istana Syeikh Abdullah Al-Thani.

Selanjutnya kami menikmati Museum Nasional Qatar, Doha, yang menyimpan artefak dan patung, serta semacam tenda yang dikreasikan seperti yang pernah digunakan orang-orang nomaden di Qatar. Rancangan Museum Nasional Qatar terinspirasi mawar gurun, sebuah formasi mineral yang ditemukan di negara Timur Tengah itu. Museum ini adalah istana Syeikh Abdullah Al-Thani yang hadir dengan desain arsitektur yang luar biasa indah. Sekilas dari bangunannya memang tidak tampak seperti museum pada umumnya. Di museum ini, diadakan beberapa kali pameran setiap tahunnya. Sejak mulai memasuki kawasan museum, pengunjung telah dibuat terpana dengan bentuk gedung yang tak biasa. Bangunan itu didesain oleh arsitek pemenang Penghargaan Pritzker, Jean Nouvel. Museum Nasional Qatar pun menjadi salah satu bangunan ikonik di ibu kota Doha. Menurut situs resminya, bangunan Museum Nasional Qatar mengambil inspirasi dari mawar gurun, sebuah formasi kristal alami yang bisa ditemukan di wilayah gurun pasir Qatar. Dari kejauhan, bangunan museum tampak seperti  cakram atau kelopak yang bertumpuk. Seluruh area museum memiliki luas 147.425 meter persegi. Di tengah museum adalah istana Sheikh Abdullah bin Jassim Al-Thani yang menjadi pusat pemerintahan di Qatar selama 25 tahun. Istana itu dipugar dengan hati-hati untuk tetap menampilkan keasliannya.

.

Beberapa destinasi yang kami rencanakan, tetapi tidak tercapai karena keterbatasan waktu adalah Stadion Jassim Bin Hamad yang pada Piala Asia U-23 2024 di situ kesebelasan nasional Indonesia kalah dari Qatar 2-0, pada pertandingan yang dipimpin oleh Nasrullo Kabirovwasit dari Tajikistan yang mengganjar Ivar Jenner dan Ramadan Sananta dengan kartu merah di, Doha, Senin, 15 April 2024. Kami juga tidak sempat menikmati Khor Al Adaid di Al Khor. Pantai di bagian tenggara Qatar ini terkenal karena keunikannya karena berbatasan langsung dengan gurun pasir. Saat pagi, air laut mengalir ke gurun dan menciptakan kubangan besar, sedangkan pada malam hari air laut kembali surut. Selain itu juga kami tidak sempat mencicipi sensasi Desert Safari, yaitu tour untuk merasakan dan melihat gurun pasir yang menakjubkan. Aktivitas Desert Safari biasanya dilakukan pada pagi hari saat matahari menjelang terbit atau tengah malam. Selain dengan mobil, kita sebenarnya dapat juga menjelajahi gurun dengan menunggangi unta. Tujuan yang tidak tercapai terakhir adalah Benteng Al Zubara. Ini situs bersejarah yang bernilai tinggi bagi rakyat Qatar dan telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Banyak artefak dan peninggalan sejarah yang bisa dipelajari wisatawan di benteng ini. Dahulu, benteng ini menjadi basis militer yang merupakan bangunan penting bagi penduduk asli Qatar. Berdiri sejak tahun 1938 silam dan hingga kini tetap menarik karena menyimpan nilai arkeologi dan juga nilai arsitektur yang tinggi. Di sekitar kawasan benteng, terdapat pusat perbelanjaan yang cocok untuk membeli oleh-oleh khas Qatar.

Boneka beruang kuning raksasa yang dibuat oleh seniman Swiss Urs Fischer di Bandara Hamad Doha, Qatar dan mencerminkan Qatar yang kekar.

Kami segera menuju ke Bandara Internasional Doha Qatar, yang disebut Hamad International Airport (HIA) yang dinobatkan sebagai salah satu bandara terbaik  menurut SkyTrax. HIA dinobatkan sebagai salah satu bandara terbaik yang melayani antara 30-40 juta penumpang per tahun, juga sebagai bandara terbaik dan staf bandara terbaik di Timur Tengah. Bandaranya bersih, rapi, dan mewah. Salah satu icon di HIA ini adalah adanya boneka beruang kuning raksasa yang terletak di tengah bandara dan sangat menonjol. Boneka beruang kuning raksasa ini dibuat oleh seniman Swiss yaitu Urs Fischer, berdiri setinggi 23 kaki di tengah foyer besar yang mengarah ke aula bandara. Boneka beruang kuning raksasa ini terbuat dari perunggu cor dan  memiliki berat antara 18 dan 20 ton

Suasana di dalam skytrain yang melaju dari sektor selatan ke utara Bandara Internasinal Hamad di Doha, Qatar.

Setelah selesai urusan imigrasi di Bandara Internasional Doha Qatar, kami segera menuju ke pintu gerbang C19 untuk melanjutkan perjalanan menggunakan Qatar Airways QR 337 sebuah Boeing 787-8 (Dreamliner), untuk mengikuti International Conference on Pediatric Allergy and Immunology (ICPAI), dengan terbang tinggi menuju Sheremetyevo International Airport Terminal C Moscow, Russia. Kami sempat menikmati skytrain dari sektor selatan ke utara Bandara Internasinal Hamad di Doha, Qatar.

.

(bersambung dengan petualangan di Moscow)

Selasa, 7 Mei 2024, pk. 17.38 waktu Timur Tengah

.

Ditulis dan disebarkan di dekat Gate C19 Bandara Internasional Hamad, yang struktur atapnya nampak kekar di Doha, Qatar

Salam pengelana
-wikan dan Sari

Categories
Healthy Life Jalan-jalan sekolah

2024 TERKAPAR DI QATAR

TERKAPAR  DI  QATAR

fx. wikan indrarto

Dalam perjalanan ke Moskow, Rusia untuk mengikuti International Conference on Pediatric Allergy and Immunology (ICPAI), kami transit sehari, jalan-jalan ke sana ke mari, dan sampai terkapar di Qatar pada Senin, 6 Mei 2024. Apa yang menarik?

Kasus pembelian pesawat bekas Mirage 2000-5 buatan Perancis oleh Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, negosiasi alot yang menghasilkan gencatan senjata di Gaza antara Hamas dan Israel, hajatan sepak bola FIFA berupa Piala Dunia 2022, Piala Asia 2023 dan Piala Asia U23 2024, media internasional Al Jazeera dan SIM Card Ooredoo di HP teman kita, semuanya terkait dengan Qatar.

Pesawat Qatar Airways sedang disiapkan di apron Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta Jakarta

Kami terbang dari Jakarta  selama 7 jam 33 menit sejauh 6.640 km dalam perut pesawat Qatar Airways, maskapai penerbangan nasional Qatar, yang memiliki basis utama di Bandar Udara Internasional Hamad. Saat ini, Qatar Airways melayani 150 tujuan internasional dan merupakan salah satu dari 5 maskapai pererbangan yang mendapatkan status 5-star airlines dari Skytrax dan berhasil memperoleh penghargaan World’s Best Airlines pada tahun 2011 dan 2012. Pada tahun 2013 Qatar airlways menempati posisi kedua sebagai “World’s Best Airline” dan mendapatkan penghargaan sebagai maskapai penerbangan kelas bisnis terbaik di dunia versi Skytrax.

Qatar Airways didirikan pada tanggal 22 November 1993 dan memulai operasinya pada tanggal 20 Januari 1994. Pada awalnya maskapai ini dimiliki oleh anggota keluarga kerajaan Qatar. Pada bulan April 1997, sebuah manajemen baru dibawah pimpinan Akbar Al Baker menjalankan maskapai ini. Saat ini komposisi kepemilikan Qatar Airways adalah 50% oleh pemerintah Qatar dan sisanya investor swasta. Mulai 5 Februari 2017, maskapai ini memiliki penerbangan terjadwal reguler paling lama dari seluruh maskapai komersial, antara Doha dan Auckland.

Konter Souvenir Qatar Airways di Bandara Hamad Doha, Qatar

Kami sempat terlelap dalam dingin kabin Qatar Airways QR 959 sebuah Airbus A350 XWB (eXtra Wide Body), yang merupakan keluarga pesawat jet berbadan lebar buatan produsen pesawat Eropa Airbus. A350 menjadi pesawat Airbus pertama dengan struktur kedua sayap pesawat dibuat dari polimer yang diperkuat serat karbon. Dalam penerbangan ke Doha, kami juga menikmati sajian Al Jazeera, sebuah stasiun televisi internasional yang sedang naik daun, berbahasa Arab dan Inggris, dan berbasis di Doha, Qatar. Stasiun TV ini menjadi populer saat serangan mematikan 11 September 2001 di gedung kembar WTC New York USA, ketika stasiun ini menyiarkan rekaman pernyataan Osama bin Laden dan pimpinan al-Qaeda lainnya. Selain itu, juga gencar tampil di layar penumpang pesawat kami, promosi Ooredoo milik Qatar Telecom (Qtel) yang membantuk PT. Indosat Ooredoo, dan telah berhasil menjadi bisnis telekomunikasi seluler terbesar kedua di Indonesia, dengan merk Matrix, Mentari, 3 dan IM3.

Sebelum terlelap untuk yang pertama kali dalam perut pesawat, sempat terbayang letak Qatar, sebuah negara keemiran Timur Tengah yang terletak di sebuah semenanjung kecil di Jazirah Arab di Asia Barat. Satu-satunya batas daratnya adalah Arab Saudi di selatan dan sisanya berbatasan dengan Teluk Persia. Teluk ini juga yang memisahkan Qatar dari negara pulau Bahrain.

Selamat datang di Doha, Qatar

Dari sejarah dapat diketahui bahwa setelah berada di bawah kekuasaan Utsmaniyah, Qatar menjadi protektorat Inggris pada awal abad ke-20 hingga merdeka pada tahun 1971. Qatar dipimpin oleh Keluarga Thani sejak awal abad ke-19. Syekh Jassim bin Mohammed Al Thani adalah pendiri Qatar. Qatar merupakan negara monarki dan kepala negaranya saat ini adalah Emir Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani. Sejak tahun 2004, Qatar dibagi menjadi 7 munisipalitas (baladiyah), yaitu Madinat ash Shamal, Al Khor, Umm Salal, Al Daayen, Al Rayyan, Doha, dan Al Wakrah.

Kami disambut hangat oleh teman sekamar di Asrama Mahasiswa Realino di Jl. Gejayan Yogyakarta, yaitu Antonius ‘Tony’ Ferenius Mansanulu, asli Malaka NTT. Tony adalah Realino SeV angkatan 1985 yang menyelesaikan pendidikan di Program Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta dengan skripsi berjudul : Teaching conditional sentences through games to the SMA students, dan saat ini menjadi guru Bahasa Indonesia di Al Khor International School (AKIS). Pada tahun 2010 Tony Mansanulu saat menjadi guru British International School Jakarta (sekarang British School Jakarta) ditawari untuk menjadi guru Bahasa Indonesia di AKIS Qatar, karena persyaratannya adalah memiliki kemampuan Bahasa Inggris aktif, untuk berkomunikasi dengan orang tua murid yang orang asing dan teman guru lain.

Kebanyakan penduduk Qatar beragama Islam aliran Islam Sunni, sedangkan Muslim yang mengikuti Syiah sekitar 20%. Penduduk Qatar 67.7% Muslim, 13.8% Kristen, 13.8% Hindu, 3.1% Buddha dan kepercayaan lainnya 1.6%. Sedangkan penganut Kristen kebanyakan berasal dari ekspatriat asal Eropa yang bekerja di Qatar. Sejak tahun 2008, penganut Kristen diperbolehkan untuk membangun gereja yang didanai pemerintah, meski kegiatan misionaris asing tidak diperbolehkan. Terdapat 3 buah gereja yang pembangunannya diinisiasi oleh Pemerintah Qatar adalah Gereja Katolik Our Lady of Rosary, Gereja Ortodoks Suriah Malankara Mar Thoma, dan Gereja Anglikan Epiphany.

Dengan mas Tonny dan Nissan X Terra di depan Gereja Katolik Our Lady of Rosary yang puncak gentingnya bulat, di sampingnya adalah Gereja Ortodoks Suriah Malankara Mar Thoma, dan Gereja Anglikan Epiphany, di Doha, Qatar

Dari Bandara Doha kami diajak mas Tony untuk segera menuju Gereja Katolik Bunda Rosario (Our Lady of Rosary). Gereja Katolik Bunda Rosario ini dibangun bersama dengan gereja-gereja dari denominasi Kristen lainnya, di Kompleks Keagamaan di Abu Hamour. Gereja ini adalah gereja pertama yang dibangun di Qatar sejak Penaklukan Muslim pada abad ke-7. Gereja ini dibangun dengan biaya sekitar $20 juta di atas tanah yang disumbangkan oleh Emir Qatar, Hamad bin Khalifa Al Thani. Sesuai hukum Islam di Qatar, maka gereja ini tidak menampilkan simbol Kristen seperti salib, lonceng, atau menara di bagian luarnya. Gereja ini diresmikan pada 14 Maret 2008, oleh Kardinal Ivan Dias, prefek Kongregasi Evangelisasi, dalam upacara yang dihadiri Wakil Perdana Menteri Qatar Abdullah Bin Hamad Al-Attiyah; Uskup Agung Mounged Al Hachem, duta Takhta Suci untuk Teluk; Uskup Paul Hinder, Vikariat Apostolik Arab; Uskup Agung Giuseppe Andrea, mantan nunsius Takhta Suci untuk wilayah tersebut; dan beberapa pejabat Qatar. Gereja ini menjadi bagian dari Vikariat Apostolik Arab Utara dan melayani sekitar 200.000 umat Katolik di Qatar, kebanyakan dari mereka pekerja migran dari Filipina, India, Amerika Selatan, Afrika, Lebanon, dan Eropa.

Monumen Piala Dunia 2022 di Qatar, dibangun di dekat Teluk Doha yang selalu banyak pengunjung

Kemajuan Qatar sungguh mengagumkan, bahkan mampu menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA 2022, menjadi negara Arab pertama yang mendapatkannya. Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022,  Piala Asia 2023 dan Piala Asia U23 2024. Di Piala Dunia 2022, Qatar babak belur. Di Grup A, Qatar dibungkam Ekuador 0-2, takluk dari Senegal 1-3, dan dikalahkan Belanda 0-2. Sisa kemegahannya kami nikmati pada monumen Jam Hitung Mundur Piala Dunia 2022 di Doha Corniche, Doha.

Monumen Jam Hitung Mundur Piala Dunia Qatar 2022

Jam di pinggiran pantai Teluk Doha di jalan raya utama Corniche Street itu menghitung mundur malam, hingga dimulainya perhelatan akbar Piala Dunia 2022 Qatar. Jam Hitung Mundur Piala Dunia 2022 diluncurkan pada malam tanggal 21 November 2021. Dalam acara peluncuran tersebut, Presiden FIFA Gianni Infantino menegaskan arti penting Piala Dunia 2022 Qatar. Sejak diluncurkan, countdown clock di Doha Corniche telah menjadi salah satu spot Piala Dunia 2022 yang paling banyak diburu. Lokasinya di Doha Corniche, pun sudah sangat ikonik dan indah, karena merupakan kawasan taman di pinggir pantai Teluk Doha dengan jalan setapak berbentuk bulan sabit. Taman dengan rerumputan hijau ini terletak persis menghadap ke hamparan laut. Sementara, di seberang jalan taman Doha Corniche, gedung-gedung megah di pusat ibukota berdiri tegak menjulang tinggi.

Dengan mas Tonny berlatar belakang Istana Emir Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani Raja Qatar yang indah, besar dan artistik, di seberang Jam Hitung Mundur Piala Dunia 2022, menghadap Teluk Doha yang berpanorama indah.

Dari Monumen Jam Hitung Mundur Piala Dunia 2022, kami segera menuju ke Menara Katara, di Lusail, Doha. Menara Katara menawarkan pemandangan indah Teluk Arab yang tiada duanya. Tinggi menara ini mencapai 211 meter atau sekitar 692 kaki, menjadikannya salah satu bangunan tertinggi di kawasan tersebut. Apalagi memiliki desain khas, yaitu dua menara yang melengkung, terinspirasi dari lencana berbentuk dua buah pedang tradisional Qatar, sehingga menciptakan kesan kemewahan yang berkelas. Menara ini memiliki fasilitas lengkap, yaitu tidak hanya dilengkapi 800 kamar hotel, tetapi juga apartemen mewah, ruang perkantoran modern, fasilitas rekreasi bertaraf internasional, serta restoran dengan sajian kuliner terbaik.

Menara Katara setinggi 211 meter dengan desain khas, yaitu dua menara yang melengkung, terinspirasi dari lencana berbentuk dua buah pedang tradisional Qatar.

Desain katara tower adalah harmoni antara tradisi qatar dan modernitas global, bukanlah sekedar hasil dari pemikiran semata-mata modern, tetapi juga merupakan representasi dari identitas dan warisan budaya Qatar. Segel nasional yang menggambarkan pedang tradisional scimitar dengan elegan diadopsi ke dalam desain menara modern, menciptakan sinergi antara tradisi dan inovasi. Dengan demikian, Katara Towers mampu menetapkan standar baru dalam dunia arsitektur dan perhotelan, yang mencerminkan visi Qatar untuk masa depan.

Selanjutnya kami diantar mas Tony dengan mobilnya Nissan X-Terra untuk menikmati monumen Stadion Lusail atau Stadion Lusail Iconic, adalah sebuah stadion yang terletak di Lusail, Qatar. Dimiliki oleh Asosiasi Sepak Bola Qatar, stadion ini merupakan stadion terbesar di Qatar dan salah satu dari delapan stadion yang dibangun untuk penyelenggaraan Piala Dunia FIFA 2022, sekaligus menjadi tempat pertandingan final Piala Dunia FIFA.

Stadion Lusail Iconic, di Doha, Qatar merupakan stadion terbesar di Qatar menjadi tempat pertandingan final Piala Dunia FIFA tahun 2022 antara Argentina melawan Prancis, berbentuk seperti kapal tradisional nelayan lokal.

Stadion ini terletak sekitar 20 kilometer (12 mi) di sebelah utara Doha. Stadion Lusail diresmikan pada 9 September 2022. Pertandingan final ini diselenggarakan di Stadion Lusail pada 18 Desember 2022 yang bertepatan pada hari nasional Qatar, antara Argentina melawan Prancis. Sebelum pertandingan final dimulai, penyanyi Argentina Lali Espósito menyanyikan Lagu Kebangsaan Argentina dan penyanyi Mesir Farrah Eldibany menyanyikan “La Marseillaise,” lagu kebangsaan Prancis. Pemain Terbaik pada pertandingan final tersebut adalah Lionel Messi (Argentina), dengan Wasit Szymon Marciniak (Polandia) dan jumlah penonton 88.966 orang. Argentina memenangkan pertandingan melalui adu penalti dengan skor 4–2 setelah hasil imbang 3–3 hingga perpanjangan waktu berakhir dan meraih gelar juara Piala Dunia FIFA yang ketiga. Trofi Piala Dunia dibawa ke lapangan pertandingan oleh mantan kapten tim nasional Spanyol Iker Casillas bersama aktris India Deepika Padukone. 

Mengenang rivalitas Lionel Messi (Argentina) dan Kylian Mbappe (Perancis) saat final Piala Dunia 2022 di Stadion Lusail, Qatar dengan sinergitas sesama alumni Realino Yogyakarta

Bukan Messi dan Mbappe saat final Piala Dinia 2022 di Qatar, hanya teman sesama alumni Realino di tempat yang sama lokasinya, yaitu Stadion Lusail

Dari Stadion Lusail yang ikonik, kami segera bergegas pulang ke rumah mas Tony di Zone 75, Street 891, Building 18, Villa number 5 Al Thakira sekitar 10 km dari Al Khore, Qatar dan beristirahat sore sejenak. Selanjutnya kami segera menikmati malam di Al Khor dengan sang isteri (mbak Christina ’Titin’ Triatmaniati, sesama staf di AKIS) yang menemani kami jalan2 malam itu, tetapi kedua anaknya tidak (Bernardino Realino ’Reno’ Manesanulu si sulung sedang kuliah di Departemen Teknik Mesin ITB Bandung dan si bungsu Gerardo Mayella ’Gera’ Manesanulu kelas 9 sedang menyiapkan ujian semester). Malam itu kami ber4 menikmati Bhukori rice full BBQ chicken dan lambs chops di Ottoman palace restaurant Al Khor sampai kekenyangen.

Al Khor International School (AKIS) Qatar di mana mas Tony dan mbak Titin mengajar

Selanjutnya kami menuju sekolah AKIS, tempat mas Tony dan mbak Titin mengajar, yang dimiliki oleh Qatargas Operating Company Ltd. (Qatargas), salah satu perusahaan penghasil gas alam terbesar di dunia. AKIS didirikan terutama untuk melayani anak-anak karyawan Qatargas. Sekolah ini terletak di Komunitas Al Khor, sekitar 40 km di utara Doha. Sebagai institusi sekolah untuk pendidikan bersama dan non-selektif, AKIS terdiri dari tahap dasar hingga Pasca 16, untuk anak usia 4-18 tahun. Kurikulum yang digunakan adalah dari Inggris (British Curriculum atau BC), India (Central Board of Secondary Education  atau CBSE), dan Qatar (Kurikulum Kementerian Pendidikan Dasar dan Pendidikan Tinggi, Bahasa Arab, Sejarah dan Studi Islam). Lebih dari 4.000 siswa, termasuk sekitar 700 siswa orang Indonesia, yang belajar di 4 buah gedung AKIS, dibimbing oleh tim yang berdedikasi dan terampil, yang terdiri dari sekitar 500 orang staf akademik dan 50 orang staf administrasi.

Makan malam menu Turki di Ottoman Palace Restourant Al Khor, Qatar

Setelah puas menikmati lingkungan sekolah AKIS yang luas, kami segera pulang. Malam itu kami benar2 terkapar di Qatar, di kamar Reno yang kosong karena ditinggal kuliah di Bandung.

(bersambung dengan petualangan selanjutnya ke Moskow, Russia)

Ditulis dan disebarluaskan dari rumah mas Tony di Zone 75, Street 891, Building 18, Villa number 5 Al Thakira sekitar 10 km dari Al Khore, Qatar


Salam pengelana
wikan & sari

Categories
anak antibiotika COVID-19 dokter Healthy Life UHC vaksinasi

2024 Dengue Digital

DENGUE   DIGITAL

fx. wikan indrarto*)

Kementerian Kesehatan RI mencatat pada 1 Maret 2024 terdapat hampir 16.000 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD atau dengue) di 213 Kabupaten/Kota di Indonesia dengan 124 kematian. Kasus DBD terbanyak tercatat terjadi di Tangerang, Bandung Barat, Kota Kendari, Subang, dan Lebak. Keadaan ini diperkirakan terus berlanjut sampai bulan Mei seiring dengan musim hujan setelah El nino. Meskipun DBD dapat disembuhkan, namun kita perlu waspada kemungkinan komplikasi terjadinya Dengue Shock Syndrome (DSS) yang bisa berujung kematian. Bagaimana layanan pasien dengue dalam era digital ini?

Tulisan ini telah dimuat di Harian Nasional Media Indonesia pada Senin, 6 Mei 2024

.

baca juga : https://mediaindonesia.com/opini/669148/dengue-digital

Perangkat digital seharusnya dapat digunakan oleh para dokter dalam menuntaskan dengue di faskes primer (FKTP) dan memprediksi kegawatan, agar kasus DSS tidak terlambat untuk dirujuk ke RS (FKTL). Namun demikian, perangkat digital untuk dengue, saat ini baru dimanfaatkan dalam aktivitas non klinik, yaitu dalam aspek administrasi dan kebijakan. Misalnya ‘Dengue Track, digital disease surveillance and eHealth’, buatan  Harvard Medical School and Boston Children’s Hospital USA tahun 2014. Juga ‘Digital Disease Detection’, sebuah program survelance digital di Filipina, Pakistan, Sri Lanka dan Puerto Rico sejak tahun 2014, dalam pengawasan, pencegahan dan pengendalian dengue, untuk melakukan intervensi dan membatasi dampak wabah penyakit dengue. Selain itu, ada ‘Dengue Cover+’, sebuah program digital untuk asuransi jiwa yang diluncurkan oleh Digi Telecommunications Sdn Bhd (Digi), Kuala Lumpur, Malaysia tahun 2014 dan ‘new digital map on dengue outbreaks’, yang dibuat di Taiwan tahun 2015. Semua program digital untuk dengue non klinik tersebut belum dapat diaplikasikan di Indonesia.

.

baca juga : 2024 Dengue Global

Selain tanda bahaya dengue, faktor prediktor dengue dapat digunakan untuk menduga risiko perburukan gejala klinis dengue pada hari kritis, yaitu hari ke 4 dan 5 demam. Beberapa tanda klinis sederhana yang dapat digunakan sebagai faktor prediktor DSS adalah muntah, demam tinggi, nyeri perut hebat, gemuk dan riwayat kontak dengan penderita dengue berat. Aplikasi digital seharusnya mampu membantu dokter dalam kedua hal tersebut, yaitu pemantauan klinik secara rawat jalan dan pengenalan faktor prediktor untuk rujukan ke RS tanpa terlambat.

.

Salah satu dari lima jenis teknologi kesehatan digital pada majalah bergengsi Forbes 4 Februari 2019, sangat mungkin akan dapat digunakan oleh dokter di Indonesia, dalam tatalaksana dengue. Kelima jenis teknologi tersebut meliputi pertama, kecerdasan buatan dalam pemeriksaan pencitraan radiologi. Kedua, bedah robotik, ketiga data tunggal untuk penjaminan asuransi kesehatan, keempat penyatuan data pasien dari berbagai rekam medik, dan kelima adalah uji klinis virtual. Kecerdasan buatan radiologi dan bedah robotik, sangat mungkin tidak berperan dalam tatalaksana digital dengue. Penjaminan asuransi kesehatan, penyatuan data rekam medik dan uji klinis virtual, tentu akan dapat bermanfaat dalam tatalaksana digital dengue. 

Penjaminan asuransi kesehatan digital sebagaimana ‘Dengue Cover+’ buatan Digi Telecommunications Sdn Bhd (Digi), Kuala Lumpur, Malaysia, tentu perlu integrasi program dengan Sistem Informasi Manajemen (SIM) di semua RS dan BPJS Kesehatan. Untuk penyatuan data rekam medik, InterSystems, sebuah vendor sistem informasi RS yang telah mampu mengintegrasikan data pasien dari 23 RS, 655 klinik, dan 18.500 dokter praktek mandiri di AS, tentu sistem serupa dapat digunakan di Indonesia. InterSystems telah mampu membuat registrasi pasien secara terpadu, memiliki satu miliar poin data, berupa penilaian faktor risiko penyakit, keterlibatan pasien, dan pemantauan pasien secara jarak jauh. Program serupa tentu dapat diatur sebagai alat pemantau dengue secara digital setelah pasien dilakukan pemeriksaan jasmani, oleh dokter untuk masing-masing pasien, sesuai hari demam. Uji klinis jarak jauh yang terintegrasi tentang dengue, dapat meniru uji klinis diabetes VERKKO fase IV dengan mengukur kadar glukosa darah nirkabel berkemampuan 3G, yang menghabiskan waktu 66% lebih sedikit dalam kegiatan koordinasi penelitian dan mencapai tingkat kepatuhan 18% lebih tinggi, dengan potensi untuk menghemat biaya hingga $ 10 juta setiap uji klinik.

.

Layanan dokter pada era digital lainnya adalah penggunaan teknologi ‘Human–Machine Interface’, misalnya menggunakan ResearchKit®, sebuah menu terbuka (open-source platform) produksi Apple, yang memungkinkan para dokter mengambil data pasien melalui HP (mobile apps). Saat ini ResearchKit® baru mampu mendeteksi gangguan emosi, mendiagnosis autisme, asma, memprediksi serangan epilepsi, dan memetakan pertumbuhan sel ganas mole untuk kanker kulit melanoma, yang memudahkan dokter saat memberikan layanan. Untuk pasien dengue, alat ini perlu modifikasi sedikit agar memiliki kemampuan mengenali faktor prediktor buruk dengue, sehingga dapat memilah pasien dengue yang memerlukan pemantauan ketat dan yang tidak. Alat ini akan mampu melakukan kalkulasi faktor muntah, demam tinggi, nyeri perut hebat, gemuk dan riwayat kontak dengan penderita dengue berat, pada hari awal demam.

.

Selain itu, ResearchKit® ini juga akan mampu mengenali tanda bahaya dengue pada setiap satuan waktu misalnya setiap 12 jam, pada hari kritis, yaitu hari ke 4 dan 5 demam. Data tanda bahaya dengue yang dikombinasikan dengan data tanda vital pasien, akan membantu dokter untuk segera melakukan pemeriksaan fisik atas kecurigaan DSS dan melakukan rujukan ke RS secara tidak terlambat. Data tanda bahaya dengue (WHO, 2009) adalah nyeri perut, muntah berkepanjangan, akumulasi cairan tubuh karena kebocoran plasma, perdarahan mukosa, letargi atau kelemahan umum, pembesaran hati atau hepatomegali > 2 cm, dan kenaikan nilai hematokrit seiring dengan penurunan jumlah trombosit yang cepat.

.

Teknologi digital lainnya adalah “tricorder medis”, yang bahkan hampir setiap orang  memiliki teknologi ini dalam genggaman. Hanya dengan menempelkannya pada dahi, pasien dapat mengukur suhu, detak jantung, saturasi oksigen, kekentalan darah atau hemokonsentrasi, tekanan nadi, dan tekanan darah dengan alat tersebut. Setelah diperiksa jasmani oleh dokter, pasein di rumah akan mampu memberikan data dengan meng-upload melalui HP kepada dokter. Untuk pasien dengan penyakit jantung atau mengalami risiko kardiomiopati dengue, juga telah tersedia perangkat pintar Band-Aids®, yang akan mengirimkan informasi ‘real-time’ data EKG, suhu, denyut jantung, tingkat stres, atau kalori yang terbakar melalui web atau sambungan internet kepada dokter yang merawatnya.

.

Oleh sebab itu, pada era digital ini definisi konsultasi dokter, kunjungan medis atau visite dokter perlu juga dirumuskan ulang, karena berbeda dengan layanan dokter secara konvensional. Meskipun masih banyak dokter yang enggan (reluctant) untuk melakukan kunjungan medis virtual, tetapi sebuah perusahaan asuransi kesehatan yang besar di USA, telah berani menjamin pembiayaan untuk maksimal 20 juta kunjungan medis virtual menggunakan video, untuk semua nasabahnya sepanjang tahun 2016 lalu. Keengganan dokter sering terjadi karena terkait kesulitan dalam proses tagihan finansial. Sebagai pasien, kunjungan virtual tentu lebih mudah, tetapi cukup banyak yang kawatir tentang rahasia kedokteran dan privasi sesuai standar HIPAA (Health Insurance Portability and Accountability Act). Kemajuan teknologi digital jauh lebih cepat daripada aspek hukum, pengaturan, atau pembayaran.

.

Teknologi kedokteran digital telah tersedia, sehingga sekarang diperlukan definisi ulang (reshape) hubungan dokter dengan pasien dengue secara digital. Oleh sebab itu, sebaiknya para dokter melatih diri agar profesional secara digital, juga mengadvokasi IDI sebagai organisasi profesi dokter, pemerintah, penjamin biaya pasien seperti BPJS Kesehatan, dan kelompok lain, untuk memulai penggunaan teknologi digital ini di seluruh Indonesia.

.

Sudahkah kita siap pada periode epidemi dengue tahun 2024 ini, untuk pengelolaan dengue secara digital, pengenalan DSS dengan cepat dan pencegahan kasus kematian dengue?