Categories
Istanbul

2018 PEKAN IMUNISASI SEDUNIA

Hasil gambar untuk imunisasi

 

PEKAN IMUNISASI SEDUNIA 2018

fx. wikan indrarto*)

Pada Selasa sampai Senin, 24-30 April 2018 diadakan Pekan Imunisasi Sedunia (World Immunization Week) 2018. Kegiatan ini bertujuan untuk menyoroti tindakan kolektif yang diperlukan, untuk memastikan bahwa setiap anak dilindungi dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Tema tahun 2018 ini: Vaksin untuk melindungi kita, (Protected Together, #VaccinesWork), mendorong setiap orang untuk meningkatkan cakupan imunisasi, demi kebaikan yang lebih besar. Apa yang harus dilakukan?

Hasil gambar untuk imunisasi

Imunisasi telah terbukti mampu mencegah sakit, kecacatan dan kematian pada anak akibat penyakit yang dapat dicegah oleh vaksin. Penyakit tersebut adalah difteri, hepatitis B, campak, batuk rejan, pneumonia, polio, diare rotavirus, rubella dan gondong, tetanus, serta kanker leher rahim. Namun demikian, cakupan imunisasi global telah berhenti pada kisaran 86%, karena tidak ada perubahan yang signifikan selama tahun 2017 lalu. Selain itu, serapan vaksin baru semakin menurun dan vaksin yang kurang dimanfaatkan semakin meningkat. Pada hal, imunisasi saat ini mampu mencegah sekitar 2 hingga 3 juta kematian anak setiap tahun. Bahkan tambahan 1,5 juta kematian anak dapat dihindari, jika cakupan imunisasi global meningkat. Namun demikian, diperkirakan 19,5 juta bayi di seluruh dunia masih belum mendapatkan imunisasi dasar (missing out on basic vaccines).

Pada tahun 2016 saja, petugas kesehatan telah mengimunisasi lebih dari 62 juta anak di negara termiskin di dunia, yang setara dengan lebih dari 185 juta titik kontak antara anak ini dan sistem layanan kesehatan primer. Upaya petugas kesehatan untuk meningkatkan cakupan imunisasi, membangun fondasi untuk sistem kesehatan primer yang kuat dan merupakan akses menuju cakupan kesehatan semesta atau Universal Health Coevarge (UHC).

Hasil gambar untuk imunisasi

Selama tahun 2016, sekitar 86% bayi di seluruh dunia (116,5 juta bayi) menerima 3 dosis vaksin difteri-tetanus-pertussis (DTP3), melindungi mereka dari penyakit menular yang dapat menyebabkan penyakit serius, cacat, atau berakibat fatal. Hingga tahun 2016, 130 negara telah mencapai paling sedikit 90% cakupan imunisasi DTP3. Pada tahun yang sama di Indonesia, seluruh bayi di Provinsi Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jambi, dan Nusa Tenggara Barat telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Sedangkan provinsi dengan capaian terendah yaitu Kalimantan Utara (56,08%), Papua (59,99%), dan Maluku (67,56%).

Hasil gambar untuk imunisasi

Selama 2016, 116,5 juta bayi di seluruh dunia menerima 3 dosis vaksin difteri-tetanus-pertussis, melindungi mereka dari penyakit menular yang dapat menyebabkan penyakit serius dan kecacatan. Selain itu, kasus polio telah menurun lebih dari 99% sejak 1988. Saat ini, hanya tinggal 3 negara (Afghanistan, Nigeria dan Pakistan) yang tetap endemik polio, turun dari lebih dari 125 negara pada tahun 1988. Keberhasilan pelaksanaan imunisasi dapat dinilai dengan ‘Universal Child Immunization’ (UCI) desa/kelurahan, yaitu gambaran suatu desa/kelurahan dimana ≥ 80% dari jumlah bayi (0-11 bulan) sudah mendapat imunisasi dasar lengkap. Data di Indonesia pada tahun 2016 menunjukkan bahwa  tiga provinsi memiliki capaian UCI tertinggi, yaitu Bali (100%), DI Yogyakarta (100%), dan Jawa Tengah sebesar 99.93%. Sedangkan provinsi dengan capaian UCI terendah yaitu Kalimanatan Utara (30,69%), Papua Barat (56,77%) dan Papua (61.59%).

Imunisasi menyelamatkan jutaan nyawa anak dan secara luas diakui sebagai salah satu intervensi kesehatan, yang paling berhasil dan paling efektif di dunia. Namun demikian, saat ini masih ada lebih dari 19 juta anak yang tidak atau kurang lengkap divaksinasi di dunia, menempatkan mereka pada risiko serius dari penyakit yang berpotensi mematikan ini. Dari anak ini, 1 dari 10 tidak pernah menerima vaksinasi, dan kemungkinan besar tidak pernah kontak dengan sistem kesehatan terdekat.

Hasil gambar untuk imunisasi

Global Vaccine Action Plan (GVAP), yang disahkan oleh 194 negara anggota Majelis Kesehatan Dunia pada Mei 2012, bertujuan untuk mencegah jutaan kematian anak akibat penyakit yang dapat dicegah oleh vaksin pada tahun 2020, melalui akses universal untuk imunisasi. Meskipun perbaikan di masing-masing negara dan tingkat global cukup terlihat, tetapi semua target GVAP untuk eliminasi penyakit, termasuk campak, rubella, dan tetanus neonatal, ternyata belum tercapai sesuai rencana. Agar semua anak, di mana pun dapat bertahan hidup dan berkembang, setiap negara harus melakukan upaya yang lebih terpadu, untuk mencapai tujuan GVAP pada tahun 2020.

Hasil gambar untuk imunisasi

Beberapa pesan kunci untuk ‘World Immunization Week 2018’ meliputi hal berikut. Pertama, haruslah dipastikan bahwa vaksin diberikan kepada anak yang paling membutuhkan. Kedua, keluarga dan komunitas juga harus dipastikan terlindungi dengan vaksin (protected together). Ketiga, vaksin telah terbukti dapat mempertahankan dan meningkatkan kehidupan anak. Hal ini dikarenakan imunisasi diperkirakan mampu menyelamatkan 2-3 juta anak setiap tahun, setara dengan seluruh populasi sebuah kota menengah. Namun demikian, masih terlalu banyak anak yang belum terjangkau oleh intervensi kedokteran penyelamat hidup ini, yang secara global, satu dari tujuh anak tidak mendapatkan manfaat penuh vaksin. Jika cakupan imunisasi di negara berpenghasilan rendah dan menengah meningkat pada tahun 2030, kita dapat mencegah 24 juta orang jatuh ke dalam kemiskinan karena biaya kesehatan untuk anak yang sakit.

Sangat penting bahwa negara donor harus terus berinvestasi dalam program imunisasi. Vaksin adalah salah satu alat kesehatan paling hemat biaya, yang pernah ditemukan. Bahkan setiap US$ 1 yang dihabiskan untuk biaya imunisasi saat masa kecil, ternyata akan menghasilkan US$ 44 manfaat ekonomi dan sosial pada masa dewasa. Imunisasi bermanfaat dari tahap menyelamatkan nyawa hingga mencegah kemiskinan dan untuk melindungi terhadap gizi buruk, sehingga imunisasi memungkinkan orang di seluruh dunia untuk hidup lebih sehat. Imunisasi juga sangat penting untuk mencapai tujuan pembangunan global, bahkan yang tidak terkait langsung dengan kesehatan sekalipun.

Hasil gambar untuk imunisasi

Momentum Pekan Imunisasi Sedunia (World Immunization Week) 2018 dengan tema vaksin untuk melindungi kita (Protected Together, #VaccinesWork), mendorong setiap orang untuk meningkatkan cakupan imunisasi. Sudahkah Anda terlibat membantu?

 dr Wikan 6

Sekian

Yogyakarta, 29 Maret 2018

*) Sekretaris IDI Wilayah DIY, dokter spesialis anak, lektor FK UKDW, Alumnus S3 UGM, WA: 081227280161

By Fx Wikan Indrarto

Dokter Fx Wikan Indrarto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *