Categories
anak dokter Healthy Life Jalan-jalan

2015 LONDON

SEKAJAP  DI  LONDON
fx. wikan indrarto*)

 

Setelah mengikuti ‘the 9th World Congress on Pediatric Infectious Diseases’ 2015 di Rio de Janeiro, Brazil, kami segera pulang ke Indonesia. Perjalanan pulang dimulai dari Hotel Atlântico Business Rua Senador Dantas, 25 – Centro, Rio de Janeiro – RJ, 20031-202, Brasil menggunakan taksi kuning beragometer dengan tarif R$ 46 Sabtu malam 22 November 2015. Kami naik pesawat British Airways BA 248 Boeing 777-200 dari Aeroporto Internacional Tom Jobim (Galeão) Rio de Janeiro terminal 1, berangkat pk. 00.05 dini hari dan sampai di London Heathrow International Airport terminal 5, Minggu, 23 November 2015 pk. 13.25 dengan lama terbang 11.20 jam.

 Bandara Heathrow  Heathrow1

Heathrow adalah bandar udara tersibuk di dunia dalam hal lalu lintas penerbangan internasional.

Bergaya di ruang tunggu London Heathrow International Airport terminal 5

London merupakan pusat transportasi udara internasional dengan kawasan udara kota yang terbesar di dunia. Delapan bandar udara menggunakan kata London dalam penamaannya, namun hanya enam dari bandara-bandara tersebut yang disinggahi oleh kebanyakan lalu lintas udara. Bandar Udara International London Heathrow di Hillington, London Barat, merupakan bandar udara tersibuk di dunia menurut lalu lintas penumpang internasional, dan juga merupakan persinggahan utama dari maskapai penerbangan nasional Britania Raya, British Airways. Pada bulan Maret 2008, terminal kelima dari bandar udara ini dibuka. Ada rencana untuk membangun landasan pacu ketiga dan terminal keenam namun rencana ini dibatalkan oleh Pemerintah Koalisi pada tanggal 12 Mei 2010. Pada bulan Mei 2011, sistem angkutan cepat dibuka di Heathrow untuk menghubungkan bandara dengan tempat parkir yang berada di dekatnya. Lalu lintas penerbangan internasional serta penerbangan lokal yang bertarif rendah juga dikelola oleh Bandar Udara London Gatwick, yang terletak di West Sussex, London Selatan.

Kami mencoba peruntungan di konter imigrasi, saat mengisi waktu transit ke Singapura. Untunglah nasib kami baik, meskipun tidak punya visa Inggris, dengan wajah kami yang memelas akhirnya kami diijinkan oleh petugas imigrasi, untuk masuk Inggirs dan dapat menginap di London 1 hari, guna jalan-jalan di dalam kota (city tour). Segera kami melakukan penjadwalan ulang tiket kami di konter British Airways, agar dapat ikut penerbangan hari berikutnya. Untunglah semua petugas baik hati, termasuk menguruskan bagasi yang sudah di dalam perut pesawat, sehingga kami tenang untuk segera membeli tiket Underground atau Tube, kereta bawah tanah tertua di dunia, menuju ke pusat kota London.

 Heathrow2  Ho3dZwKH

Ruang kedatangan penumpang di London Heathrow International Airport terminal 5

Siap-siap masuk ke kota London,
setelah bebas dari pemeriksaan imigrasi

London adalah ibu kota Inggris dan Britania Raya, merupakan wilayah metropolitan terbesar di Britania Raya dan juga zona perkotaan terbesar di Uni Eropa menurut luas wilayah. Berlokasi di sepanjang Sungai Thames, London telah menjadi permukiman utama selama dua milenium sejak didirikan oleh bangsa Romawi pada abad ke-1 dengan nama Londinium. Inti dari London kuno, yaitu City of London, sebagian besar masih tetap mempertahankan batas-batas abad pertengahannya. Sejak abad ke-19, nama London juga digunakan untuk menyebut kota metropolitan yang berkembang di sekitar wilayah inti ini. London adalah kota global terkemuka yang unggul dalam bidang seni, bisnis, pendidikan, hiburan, mode, keuangan, kesehatan, media, layanan profesional, penelitian dan pengembangan, pariwisata, serta transportasi. London, bersama dengan New York City, merupakan pusat keuangan terkemuka di dunia, dan menjadi kota dengan PDB terbesar kelima di dunia, atau yang tertinggi di Eropa. Kota ini juga dikatakan sebagai pusat kebudayaan dunia. London bahkan menjadi kota yang paling sering dikunjungi, dan tercatat sebagai kota dengan bandar udara tersibuk di dunia berdasarkan lalu lintas penumpang internasional. Terdapat 43 universitas di London membentuk konsentrasi pendidikan tinggi terbesar di Eropa. Pada tahun 2012, London menjadi kota pertama yang telah menjadi tuan rumah penyelenggara Olimpiade Musim Panas modern sebanyak tiga kali.

 VI6kE9rJ  sfaNQvuo

dimulai dari terminal 5
London Heathrow International Airport

Naik Underground Piccadily Line menuju Cockfosters turun di Piccadilly Circus

Petualangan kami di London dimulai dari terminal 5 Heathrow International Airport, Minggu, 23 November 2015 sore saat kami naik Underground Piccadily Line menuju Cockfosters bertarif £ 6, untuk turun di Piccadilly Circus. Kami melewati Heathrow terminal 1, 2 & 3, Hatton Cross Hounslow West, Central, East, Osterley, Boston Manor, Northfields, South Ealing, Acton Town, Turnham Green, Stamford Brook, Ravenscourt Park, Hammersmith, Barons Court, Earls Court, Gloucaster Road, South Kensington, Knightsbridge, Hide Park Corner dan Green Park. Penduduk London terdiri dari beragam masyarakat dan budaya dengan lebih dari 300 bahasa dituturkan oleh berbagai etnis. Pada bulan Maret 2011, London tercatat berpenduduk sebanyak 8.174.100 jiwa, atau sekitar 12,5% dari populasi Britania Raya secara keseluruhan. Hal ini menjadikan London sebagai kota terbesar di Uni Eropa menurut jumlah populasi juga menjadi kawasan urban terbesar kedua (setelah Paris) di Uni Eropa dengan jumlah penduduk 8.278.251 jiwa, sedangkan kawasan metropolitan London adalah yang terbesar di Uni Eropa dengan populasinya yang diperkirakan mencapai 12 hingga 14 juta jiwa. Sebelumnya, London juga pernah menjadi kota dengan populasi terbesar di dunia pada periode 1831-1925.

Populasi seperti itulah, sangat elite, santun, rapi dan berbeda jauh dengan warga Rio de Janeiro, Brasil yang kami temui di dalam gerbong Underground Piccadilly Line dan di stasiun Piccadilly Circus, saat kami turun dari Tube. Kami dibantu oleh petugas di konter Tube dan peta yang terpasang di berbagai sudut jalan untuk menuju The Z Hotel Soho, 17 Moor Street, West End Soho, London, UK, W1D 5AP. Di sekitar stasiun itu suasananya sangat ramai dengan para wisatawan yang berjalan santai dalam dingin malam sekitar 7 derajad. Kami segera mampir untuk makan malam menu soto Lamongan di Nusadua Resto, dengan alamat 118-120 Shaftesbury Avenue London W1D5EP dan kami memilih menu Indonesia, karena harganya paling terjangkau, hanya £5. Malam itu kami segera masuk ke kamar 213 The Z Hotel Soho, untuk menghindari dingin yang menggit sampai ke tulang kami, karena kami tidak mengira dan hanya menyiapkan bekal untuk melawan suhu panas yang sampai 34 derajad di Rio de Janeiro, Brasil. Malam itu kami tidur nyenyak, setelah menyiapkan peta jalan ke situs warisan dunia menurut UNESCO di London.

 XGeJokwm  07mwTJkY

Kedinginan di red box depan The Z Hotel Soho

The Z Hotel Soho, 17 Moor Street,
West End Soho, London, UK, W1D 5AP

Kami memulai jalan-jalan di kota London, Inggris dari kamar 203 The Z Hotel Soho, 17 Moor Street, West End Soho, London, UK, W1D 5AP, Senin 23 November 2015 dalam pagi yang dingin menggigit tulang. Kami berjalan kaki ke timur di Moor St menuju ke Romilly St sejauh 102 kaki, terus berbelok ke kanan ke Charing Cross Rd/A400 untuk mencapai Stasiun Leicester Square. Kemudian kami naik kereta api bawah tanah Northern Line melewati stasiun Charing Cross dan turun di Embankment bertarif £ 4,8. London Underground, kereta api bawah tanah atau yang lebih dikenal dengan sebutan “Tube”, merupakan sistem transportasi massal kereta listrik bawah tanah yang tertua, dan yang kedua terpanjang di dunia. Sejak mulai beroperasi pada tahun 1863, sistem ini telah melayani 270 stasiun. Lebih dari tiga juta perjalanan dilakukan setiap hari melintasi rangkaian rel bawah tanah London, dengan kata lain lebih dari 1 miliar penumpang pertahunnya. London juga dipuji sebagai kota besar yang memiliki transportasi umum terbaik. Di Stasiun Subway Embankment kami turun dan berganti naik Tube District Line menuju Upminster, selama 11 menit melewati, Temple, Blackfriars, Mansion House, Cannon Street, Monument, dan turun di Tower Hill, lalu Berjalan sekitar 5 menit sejauh 0,3 mil untuk menuju ke Menara London.

 kZT4nNKg  NhemlLfA

Populasi yang elite, santun, dan rapi kami temui di dalam gerbong Underground Piccadilly Line

Bangsa Romawi yang mendirikan Londinium, cikal bakal London

Sejak tahun 1899, secara umum dipercaya bahwa nama London berasal dari bahasa Kelt yang bermakna tempat milik orang bernama Londinos. Pada tahun 1998, Richard Coates mengemukakan teorinya bahwa nama London berasal dari sebuah kata dalam bahasa Eropa Lama pra-Kelt yaitu (p)lowonida yang berarti ‘sungai yang terlalu luas untuk diarungi’. Coates berpendapat bahwa nama ini ditujukan untuk menyebut Sungai Thames yang mengalir melintasi London. Dari kata ini, permukiman ini mendapat nama dari bahasa Kelt, yaitu Lowonidonjon. Setelah jatuhnya kekuasaan Romawi pada awal abad ke-5, London menjadi terabaikan. Namun, mulai abad ke-6, sebuah permukiman Anglo-Saxon yang dikenal dengan nama Lundenwic berkembang di sebelah barat kota Romawi yang lama, di lokasi yang saat ini dikenal dengan Covent Garden dan Strand, dan didiami oleh sekitar 10.000–12.000 jiwa. Pada abad ke-9, London berulang kali diserang oleh bangsa Viking sehingga kota itu terpaksa dipindahkan kembali ke kota Londinium Romawi.

Setelah penyatuan Inggris pada abad ke-10, London yang telah menjadi kota terbesar dan pusat perdagangan terpenting di Inggris juga bangkit menjadi pusat politik, meskipun masih harus bersaing dengan Winchester, yang pada saat itu merupakan ibu kota Inggris. Hingga tahun 1889, nama “London” hanya ditujukan untuk menyebut City of London, namun semenjak itu pula nama ini turut digunakan untuk menyebut Country of London, dan saat ini dipergunakan untuk menyebut London Raya secara keseluruhan. Pada tahun 1066 Raja William membangun Menara London yang merupakan pembangunan pertama dari sejumlah besar kastil Norman di Inggris, yang dibangun dengan menggunakan batu. Menara London yang kami kunjungi pagi itu, dilengkapi dengan Jembatan Menara yang dibangun 800 tahun setelahnya, untuk menyeberang Sungai Thames. Jembatan Menara atau Tower Bridge karya arsitek Horace Jones dan John Wolfe Barry ini selesai dibangun pada tahun 1894, merupakan salah satu ikon penting Kota London, dan sering disebut jembatan paling populer di dunia.

 SAMSUNG CAMERA PICTURES  SAMSUNG CAMERA PICTURES

‘sungai yang terlalu luas untuk diarungi’
Sungai Thames yang mengalir melintasi London

Jembatan Menara dibangun pada tahun 1894 sering disebut jembatan paling populer di dunia.

Setelah itu, kami kembali ke Subway Station, naik Tube Circle Line dari Tower Hill menuju Westminster, selama 13 menit melewati Monument, Cannon Street, Mansion House, Blackfriars, Temple, dan Embankment tempat kami naik Distric Line sebelumnya. Dari Westminster Tube Station kami berjalan ke arah timur di Bridge St/A302 menuju ke Victoria Embankment/A3211, berjalan 213 kaki belok kiri ke Victoria Embankment/A3211, untuk mencapai Westminster Pier tempat terdekat untuk melihat Mata London. Mata London atau London Eye yang sering disebut juga Millennium Wheel adalah sebuah roda pengamatan yang terbesar di dunia setinggi 135 meter atau 443 kaki. London Eye berputar di atas Sungai Thames, London, dan mulai beroperasi pada akhir 1999. London Eye dirancang oleh arsitek David Marks dan Julia Barfield dengan 32 buah kapsul pengamatan tertutup yang ber-Air Conditioner di sisi luar lingkarannya. London Eye berputar dengan kecepatan 0,26 meter/detik dan satu kali keliling memakan waktu sekitar 30 menit atau setengah jam. The Eye, sebutan untuk London Eye, diresmikan oleh Perdana Menteri Inggris Tony Blair pada 31 Desember 1999, namun baru dibuka untuk publik pada Maret 2000 karena masalah teknis. London Eye dioperasikan oleh Tussauds Group dan disponsori British Airways yang menggunakan istilah fly dan flight untuk menggambarkan perjalanan di London Eye. Seiring berjalannya waktu, London Eye menjadi objek pariwisata yang terkenal dan menjadi ikon London. Warga London pun menyambut hangat London Eye, lebih hangat dari sambutan terhadap Millennium Dome, dan sampai Juli 2002, sebanyak 8,5 juta orang telah “terbang” di London Eye.

SAMSUNG CAMERA PICTURES  SAMSUNG CAMERA PICTURES

The Eye, sebutan untuk London Eye, diresmikan oleh Perdana Menteri Inggris Tony Blair pada 31 Desember 1999

London Eye atau Millennium Wheel adalah sebuah roda pengamatan yang terbesar di dunia berputar di atas Sungai Thames, London,

Dari Westminster Pier kami berbalik arah untuk menuju ke Derby Gate sejauh 0,1 mil, kemudian belok kanan ke Bridge St/A302 sejauh 131 kaki untuk mencapai Big Ben dengan memotong Westminster Bridge. Big Ben adalah nama sebuah menara jam yang terletak di Istana Westminster. Secara resmi menara ini diberi nama Elizabeth Tower, bertepatan dengan pesta 60 tahun Ratu Elizabeth II memimpin Britania Raya dan Wilayah Persemakmuran. Big Ben selesai dibangun pada tahun 1858, dan pada tanggal 31 Mei 2009 menara ini tepat berusia 150 tahun. Menara ini dibangun sebagai bagian dari rencana pembangunan istana baru oleh Charles Barry, setelah Istana Westminster yang lama telah hancur akibat kebakaran pada 22 Oktober 1834. Menara ini tingginya 96.3 meter dan dibangun dengan gaya Gothik Victoria. Dinding setinggi 61 meter di bawah jam terbuat dari bata yang dilapisi oleh batu, sedangkan puncak menara ditopang dengan rangka besi yang dibuat dari besi leleh. Menara ini dibangun di atas tanah berukuran 15 meter kali 15 meter, fondasi terbuat dari beton setebal 3 meter, pada kedalaman 4 meter di bawah permukaan. Semua sisi jam tingginya 55 meter dari atas tanah.

 Big Ben  SAMSUNG CAMERA PICTURES

Big Ben atau Elizabeth Tower tingginya 96.3 meter. Dinding setinggi 61 meter di bawah jam terbuat dari bata yang dilapisi oleh batu,

Big Ben atau Elizabeth Tower adalah nama sebuah menara jam yang terletak di Istana Westminster.

Jam ini terkenal karena ketepatannya. Pendesainnya adalah seorang pengacara dan horologis amatir Edmund Beckett Denison dan George Airy, seorang Astronom Kerajaan Inggris. Jam ini dibuat oleh Edward John Dent, yang menyelesaikannya pada tahun 1854, namun menara Big Ben belum selesai saat itu, sehingga baru dipasang tahun 1859, bersamaan dengan lonceng Big Ben yang didesain oleh Augustus Pugin. Jam ini diletakan pada sebuah kerangka besi berukuran 7 meter, ditopang dengan 312 kepingan kaca opal, sehingga mirip seperti jendela berwarna. Jarum pendek untuk jam memiliki panjang 2.7 meter dan jarum panjang untuk menit memiliki panjang 4.3 meter.

Loncengnya dilapisi seluruhnya dengan emas. Pada bagian bawah jam, di setiap sisi jam, terdapat tulisan: DOMINE SALVAM FAC REGINAM NOSTRAM VICTORIAM PRIMAM atau Oh Tuhan, lindungi Ratu Victoria yang Pertama. Ketika terjadi ‘Blitz London’ dalam Perang Dunia II, Istana Westminster sempat dibom oleh Jerman pada 10 Mei 1941, dan sebuah bom menghancurkan 2 dari 4 muka jam, sebagian dari atap menara dan ruangan dewan rakyat. Arsitek Sir Giles Gilbert Scott merancang lagi dan jam ini tetap masih berjalan baik, walaupun serangkaian serangan bom besar terus terjadi dan berlangsung sampai Blitz berakhir.

 SAMSUNG CAMERA PICTURES  SAMSUNG CAMERA PICTURES

Lonceng pada Big Bed dilapisi seluruhnya dengan emas.

Red Box, Bis tingkat warna merah, Big Ben dan wanita rapi, ciri khas London.

Dari Big Ben kami melanjutkan perjalanan ke selatan mencapai Parliament Square sejauh 384 kaki atau 2 menit berjalan kaki. Selanjutnya kami berbelok ke kiri melewati St. Margaret’s Church, sejauh 299 kaki atau 1,5 menit untuk mencapai Westminster Abbey. Pada abad ke-11, Raja Edward membangun Westminster Abbey dan Westminster, sebuah kawasan kediaman kerajaan yang terletak tidak jauh ke hulu sungai Thames di pusat kota London. Westminster Abbey adalah sebuah situs warisan dunia dan salah satu bangunan tertua dan paling penting di London sampai tahun 1749. Setelah kemenangannya dalam Pertempuran Hastings, Guillaume sang Penakluk, dimahkotakan sebagai Raja Inggris di Westminster Abbey yang baru saja selesai dibangun pada Hari Natal 1066. Pada 1097, William II memulai pembangunan Westminster Hall, berdekatan dengan lokasi Westminster Abbey. Bangunan ini selanjutnya menjadi dasar bagi terbentuknya Istana Westminster yang baru.

 SAMSUNG CAMERA PICTURES  SAMSUNG CAMERA PICTURES

Patung seukuran sebenarannya dari Perdana Menteri Inggris Winston Churcill
Di Parliament Square

Westminster Abbey adalah sebuah situs warisan dunia dan salah satu bangunan tertua dan paling penting di London sampai tahun 1749.

Dari Westminster Abbey kami berjalan kaki lagi sekitar 4 menit atau sejauh 0,2 mil untuk mengagumi patung seukuran sebenarnya Presiden Amerika Serikat Abraham Lincoln dan Perdana Menteri Inggris Winston Churcill. Kemudian kami ikut antri berfoto dengan banyak wisatawan lain, dari seberang Parliament Square. Dari posisi itu, 4 buah ikon London sangat fantastis diabadikan, yaitu Red Box atau kotak telephon umum berwarna merah, Big ben yang menjulang di sisi Istana Westminster, taxi hitam, dan bis tingkat warna merah yang sering berhenti, karena lampu merah. Jaringan bis kota warna merah di London adalah salah satu jaringan yang terbesar di dunia, yang beroperasi selama 24 jam sehari, dengan lebih dari 8.000 armada bus, 700 rute, dan lebih dari 6 juta penumpang setiap hari kerja. Pada tahun 2003, jaringan bus ini mencatat sekitar 1,5 miliar penumpang dalam setahun, lebih banyak dari penumpang yang berhasil diangkut oleh London Undergroud. Cukup lama kami menantikan kesempatan emas dalam berfoto secara bergantian dengan para wisatawan lain, dan selanjutnya kami masuk Westminster Subway Station, untuk kembali ke bandara karena takut kehabisan waktu dan bekal dana.

Kami naik Circle Line melewati Monument, Cannon Street, Mansion House, Blackfriars, Temple, Embankment, Westminster, St. James’s Park, Victoria, Sloane Square, South Kensington, dan di Gloucester Road kami berganti Piccadilly Line. Dari Gloucester Road, kami naik Underground Piccadily Line melewati Earls Court, Barons Court, Hammersmith, Ravenscourt Park, Stamford Brook, Turnham Green, Acton Town, South Ealing, Northfields, Boston Manor, Osterley, Hounslow East Heathrow, Central, Hounslow West, dan turun di Hatton Cross, untuk berganti Piccadilly Line ke bandara Heathrow terminal 5, karena Piccadilly Line yang kami tumpangi hanya sampai terminal 4.

 SAMSUNG CAMERA PICTURES  A380

Red Box, dan Big Ben, ciri khas London
yang ikonik, dalam Hari Batik International

Bukan di dalam Batik Air, tetapi batik di dalam Airbus A380, enjoy the luxury and the space

Setelah sampai di terminal 5 bandara Heathrow, kami langsung masuk ke ruang tunggu penumpang, tanpa melewati konter imigrasi. Sambil makan siang seadanya di kantin, kami baca ulang tulisan di boarding pass, yaitu Mon 23 Nov BA 11, London Heathrow terminal 5, 19.05. Changi Singapore Terminal 1, Tue 24 Nov, 15.55, duration 12.50, Airbus A380-800. Pesawat terbang Airbus A380 yang diproduksi oleh Airbus S.A.S adalah sebuah pesawat berbadan lebar dua tingkat, dengan empat mesin yang mampu memuat 850 penumpang dalam konfigurasi satu kelas atau 555 penumpang dalam konfigurasi tiga kelas. Pesawat ini melaksanakan penerbangan perdana pada 27 April 2005 dan telah memulai penerbangan komersial pada akhir tahun 2007 setelah ditunda beberapa kali.

Pesawat ini juga merupakan pesawat komersial (pesawat penumpang) terbesar yang pernah dibuat, sehingga dijuluki Superjumbo. Setelah mulai beroperasi, pesawat ini menjadi pesawat super jumbo-jet pertama yang mempuyai ‘double-deck’ penuh tidak seperti competitor pertamanya Boeing 747, yang lantai 2 hanya terdapat di bagian depan cabin. Walaupun pesawat ini mempunyai ukuran yang sangat besar, A380 mengadopsi desain airliner konvensional dengan bodi pesawat silinder yang lebih lebar dari Boeing 747. A380 memakai sayap yang dipasang rendah pada bodinya dengan 4 mesin di sepanjang bentangan sayapnya. Roda pendaratannya terdiri dari 22 roda sehingga beban pada setiap roda sama dengan pada Boeing 747 dan 777. Pesawat ini mempunyai empat mesin buatan Rolls-Royce Trent-900 yang mampu memberikan daya dorong 36.280 kg atau empat mesin kipas turbo Engine Alliance GP 7200 (sebuah perusahaan patungan General Electric dengan Pratt & Whitney), dengan daya dorong 37.003 kg. Sungguh sebuah keajaiban teknologi dirgantara yang sangat menarik untuk kami coba, yang akan mengantar kami pulang ke Indonesia melalui Singapura.

Di terminal 1 Changi Singapore Airport, kami dijemput oleh Ibu Migdiawan, isteri Kol. Pnb. Migdiawan Atase Pertahanan KBRI (Indonesia) di Singapura, untuk menginap semalam di rumah dinasnya. Terima kasih atas semua bantuan dan perhatian dari siapapun, sehingga perjalanan separuh belahan bumi ini, yaitu ke Rio de Janeiro, London dan Singapura, dapat terlaksana dengan luar biasa. Sampai ketemu dalam petualangan selanjutnya.

Ikut pak Jokowi

sekian

*) pelancong Jawa berdana cekak

Rabu, 16 Desember 2015.

By Fx Wikan Indrarto

Dokter Fx Wikan Indrarto

Leave a Reply