Categories
antibiotika bayi prematur dokter Healthy Life Jalan-jalan

2015 Rio de Janeiro

RIO DE JANEIRO  –  BRASIL

fx. wikan indrarto*)

Perjalanan kami untuk mengikuti the 9th World Congress on Pediatric Infectious Diseases di Rio de Janeiro, Brazil, dimulai Senin, 16 November 2015. Kami menggunakan pesawat Garuda Indonesia GA 207 Boeing 737 versi 300 dari Yogyakarta ke Jakarta, diteruskan dengan GA 838 Boeing 737 versi 800 ke Singapura selama 1,55 jam. Dari Singapura kami melanjutkan perjalanan dengan pesawat British Airaways BA 12 Boeing 747 versi 400 menuju ke London, pusat Kerajaan Inggris selama 12,50 jam. Kami mendarat di terminal 5 Heathrow International Airport London, Selasa, 17 November 2015 pk. 5.10 dini hari waktu setempat.

 Changi2  Heathrow1

Transit di Changi International Airport
Singapore

Transit di Heathrow International Airport
London, Inggris

Setelah puas menikmati skytrain gratis yang modern dan menghantar penumpang di dalam areal internal terminal 5 Heathrow International Airport London, kami menyeberang dari Gate B ke Gate C dan berlanjut dengan pesawat British Airways BA 249 Boeing 777 versi 200 menuju Rio de Janeiro selama 11,20 jam. Kami mendarat dengan mulus di Aeroporto Internacional Tom Jobim (Galeão) Rio de Janeiro dan langsung akrab dengan istilah sanitario masculino (male restroom), feminino dan saida (exit). Dari Terminal 1 kami naik Premium Auto Onibus linha atau jalur 2018 bertarif R$ (reais) 14,65 atau setara Rp. 60 ribu. Kami melewati Linha Vermelha, Rodoviaria, Praca Maua dan turun di Cinelandia di Centro atau Downtown (kota lama). Dengan berjalan kaki sekitar 300 m, kami sampai di Hotel Atlântico Business Rua Senador Dantas, 25 – Centro, Rio de Janeiro – RJ, 20031-202, Brasil.

 Bandara Heathrow  Hotel Atlantico Bussines

Kesibukan pesawat
di Heathrow International Airport
London, Inggris

Suhu 36 Celcius di Hotel Atlântico Business
Rua Senador Dantas, 25 – Centro,
Rio de Janeiro – RJ, 20031-202, Brasil.

Kota Rio de Janeiro didirikan oleh Portugis pada 1 Maret 1565 dengan nama São Sebastião do Rio de Janeiro, untuk menghormati St. Sebastian, santo pelindung kerajaan Portugis Dinasti Sebastião. Rio de Janeiro (Sungai Januari dalam Bahasa Portugis) atau hanya disebut Rio adalah kota terbesar kedua di Brazil, kota terbesar keenam di Amerika dan kota terbesar kelima puluh dunia, berdasarkan jumlah populasi. Rio de Janeiro adalah ibukota negara bagian Rio de Janeiro, negara yang paling padat penduduknya ketiga di Brasil. Bagian tengah kota telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia Landscapes between the Mountain and the Sea oleh UNESCO pada tanggal 1 Juli 2012 pada kategori Cultural Landscape.

Rio de Janeiro pada tahun 1763 menjadi ibu kota Negara Bagian Brazil, wilayah Kekaisaran Portugis. Pada 1808, ketika keluarga kerajaan Portugis melarikan diri dari invasi Kaisar Perancis Napoleon, oleh Ratu Maria I yang kemudian diteruskan oleh anaknya Prince Regent pada tahun 1815 dan Raja João VI, Brasil dijadikan Kerajaan Raya (United Kingdom) yang terdiri dari Portugal, Brasil, dan Algarve, sebuah daerah di bagian selatan daratan Portugal. Rio juga menjadi ibukota kerajaan Lusitania pluricontinental sampai tahun 1822, saat Perang Kemerdekaan Brasil dimulai. Ini adalah salah satu contoh dalam sejarah bahwa ibukota negara kolonial secara resmi bergeser ke kota di salah satu koloninya, yaitu ibukota kerajaan Portugal pindah ke Rio de Janeiro dan menjadi satu-satunya ibukota sebuah kerajaan Eropa di luar Eropa. Ketika Pangeran Pedro memproklamasikan kemerdekaan Brasil pada tahun 1822, Rio de Janeiro tetap sebagai ibukota kerajaan baru. Rio juga terus sebagai ibukota Brazil setelah 1889, ketika monarki digantikan oleh republik. Ketika Juscelino Kubitschek terpilih sebagai presiden, pada tahun 1955 mulai menggagas pembangunan Brasília sebagai ibukota negara dan pada tanggal 21 April 1960, ibukota Brasil secara resmi dipindahkan dari Rio de Janeiro ke Brasilia.

 Peta Brasil  Venue

Peta Brasil dan Rio de Janeiro

Lokasi konggres
di Centro Convencoes Estacionamento

Rio de Janeiro adalah salah satu kota yang paling sering dikunjungi di belahan bumi selatan dan dikenal dengan pemandangan alam, perayaan karnaval, samba, bossa nova, pantai balneario, seperti Barra da Tijuca, Copacabana, Ipanema, dan Leblon. Beberapa landmark paling terkenal di samping pantai, adalah patung raksasa Kristus Penebus (Christ the Redeemer) di puncak gunung Corcovado sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia; Gunung Sugarloaf dengan mobil kabel, Sambodromo, tribun dan jalan permanen yang digunakan selama Karnaval; dan Stadion Maracanã, salah satu stadion sepakbola terbesar di dunia. Rabu, 18 November 2015 pagi, sehari sebelum konggres yang diadakan di Centro Empresarial Rio Cidade Nova, Avenida Paulo de Frontin, 1 – Estácio, Rio de Janeiro – RJ, 22260-010 Brasil dimulai, terlebih dahulu kami akan menjelajah Rio de Janeiro.

Petualangan kami hari Rabu, 19 November 2015 dimulai dari Hotel Atlântico Business Rua Senador Dantas, 25 – Centro, Rio de Janeiro – RJ, 20031-202, Brasil, menggunakan bus. Di Rio de Janeiro, bus bebas polusi adalah alat utama transportasi umum. Ada hampir 440 jalur bus kota yang melayani lebih dari 4 juta penumpang setiap hari. Selain itu, Rio De Janeiro memiliki 2 jalur kereta bawah tanah (Metro Rio) dengan panjang rel 42 kilometer (26 mil) dan 32 stasiun ditambah beberapa jalur kereta api komuter. Dua jalur Metro Rio melayani kota Rio tujuh hari seminggu. Jalur pertama atau L1 bermula dari General Osorio di Ipanema menuju Uruguai di Tijuca. Jalur kedua atau L2 yang lebih modern bermula dari Botafogo dan berakhir di Pavuna. Semua moda transportasi tersebut akan kami coba, mencapai obyek wisata terkenal dan ikon kota Rio de Janeiro, yaitu Patung ‘Christ the Redeemer’ atau Kristus Penebus yang terletak di puncak Gunung Corcovado yang tingginya 710 m, di dalam areal Taman Nasional Hutan Tijuca, yang menghadap ke kota. Patung ini menjadi simbol umat Katolik, dan menjadi simbol kebanggaan kota. Tangan patung ini yang terbuka, dapat dilihat oleh banyak orang sebagai tanda bahwa Yesus pernah dipaku di kayu salib dan juga tanda dari kehangatan penduduk Brasil. Oleh karena lokasi dan ketinggiannya, patung raksasa ini dapat terlihat dari sudut manapun saja di seluruh pelosok Rio.

 Olimpiade 2016  SAMSUNG CAMERA PICTURES

Rio De Janeiro
siap menjadi tuan rumah Olimpiade 2016

Bus bebas polusi dengan hampir 440 jalur yang melayani lebih dari 4 juta penumpang setiap hari

Berbekal ‘Mapa Touristico Oficial’ atau peta untuk turis, dari Avenue Rio Branco yang lurus 2 blok di seberang hotel, kami naik bis 422 yang bertuliskan Cidade do Rio de Janeiro bertarif R$ 3,7/orang. Bis ini berangkat dari Centro menuju ke Laranjeiras, agar kami dapat menyaksikan Patung ‘Christ the Redeemer’. Gagasan untuk membangun sebuah patung yang besar di puncak gunung Corcovado telah muncul sejak pertengahan 1850-an, ketika seorang imam Katolik, yaitu Pedro Maria Boss meminta dana dari Putri Isabel untuk membangun sebuah monumen keagamaan yang besar. Putri Isabel tidak menanggapi gagasan itu, yang kemudian sama sekali dilupakan pada 1889, ketika Brasil menjadi sebuah republik, dengan undang-undang yang mewajibkan pemisahan gereja dari negara. Usulan kedua dibuat pada 1921 oleh Keuskupan Agung Rio de Janeiro dengan mengorganisir sebuah acara yang disebut Semana do Monumento (“Minggu Monumen”) untuk menarik para donatur, yang kebanyakan berasal dari umat Katolik Brasil.

 Christ Redempter

Patung ‘Christ the Redeemer’ yang besar di puncak gunung Corcovado

Banyak rancangan yang dilombakan untuk “Patung Kristus”, termasuk representasi salib Kristus, patung Yesus dengan bola dunia di tangannya, dan sebuah pedestal yang melambangkan dunia. Akhirnya patung Kristus Sang Penebus dengan tangan yang terbuka yang dipilih. Patung besar ini sekarang dianggap menjadi salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Modern, bersama dengan Tembok Besar di China, Machu Picchu di Peru, Petra di Yordania, Piramida Chichén Itzá di Meksiko, Colosseum di Italia, dan Taj Mahal di India.

Patung besar itu tingginya mencapai 30 meter, tidak termasuk alasnya yang setinggi 8 meter, dengan rentangan lengan selebar 28 meter. Patung ini menjadi salah satu struktur Art Deco terbesar di dunia. Berat struktur ini diperkirakan sekitar 635 ton. Monumen ini terbuat dari beton bertulang yang di bagian atasnya dilapisi mosaik ribuan soapstone berbentuk segitiga. Patung ini berdiri di atas alas batu persegi yang tingginya sekitar 8 meter. Pada tahun 1882, Kaisar Dom Pedro II meresmikan jalur kereta api sepanjang 3.800 meter ke puncak gunung untuk mengangkut material patung, dan kereta api ini masih tetap beroperasi sampai sekarang, yang merupakan cara yang paling populer untuk mencapai puncak.

 Christ Redempter1  SAMSUNG CAMERA PICTURES

Pematung Perancis, Paul Landowski, membuat kepala dan tangan patung ‘Christ the Redeemer’ itu.

Cristo Redentor patung besar rancangan Insinyur Brasil, Heitor da Silva Costa (1873-1947).

Batu pondasi dasar patung itu secara seremonial diletakkan pada 4 April 1922, yaitu hari perayaan 100 tahun kemerdekaan Brazil dari Portugal. Rancangan Insinyur Brasil, Heitor da Silva Costa (1873-1947), dipilih berdasarkan sketsa tentang sosok Kristus memegang salib di tangan kanannya dan dunia di tangan kirinya. Desain ini diubah oleh seniman Brasil, Carlos Oswald, yang menyarankan pose berdiri dengan tangan merentang luas di mana Kristus sendiri menjadi salib, tangan terentang menandakan penebusan dosa umat manusia pada saat penyaliban. Pematung Perancis, Paul Landowski, dicatat namanya karena membuat kepala dan tangan patung itu. Pembangunan dimulai pada tahun 1926, dan perlu waktu 5 tahun untuk menyelesaikannya. Batu yang digunakan dalam konstruksi ini berasal dari Swedia. Bahan-bahan tersebut dibawa ke puncak gunung dengan menggunakan kereta api. Total biaya yang dikeluarkan pada tahun 1931 adalah sekitar US$ 250.000 atau sekarang setara dengan US$ 3,2 juta. Pada tanggal 12 Oktober 1931, patung Kristus Sang Penebus akhirnya diperkenalkan kepada warga Rio dan seluruh dunia.

 SAMSUNG CAMERA PICTURES  Christ Redempter2

Trem do Corcovado’ bertarif R$ 56/orang. Trem yang jalurnya diresmikan oleh Kaisar Dom Pedro II pada tahun 1882

Panorama lansekap yang nampak dari atas, yaitu pantai Copacabana, Arpoador, Jardim Botanico, Cagarras, Ipanema, Leblon, dan Jockey Club.

Kami turun dari bis 422 di Laranjeiras dan berlanjut menuju puncak gunung Corcovado, dengan naik ‘Trem do Corcovado’ bertarif R$ 56/orang. Trem yang jalurnya diresmikan oleh Kaisar Dom Pedro II pada tahun 1882 dan masih berfungsi sampai saat ini, melewati stasiun Alto do Corcovada Cristo Redentor, Paineiras, Desvio Novo, Santa Teresa, Silvestre, Morro do Ingles, dan Cosme Velho sepanjang 3.800 meter ke puncak gunung, selama sekitar 20 menit. Setelah turun dari trem, kami melanjutkan naik lift 3 lantai dan eskalator 2 lantai, baru kami dapat sampai di dasar patung. Sungguh, keindahan dan kemegahan yang luar biasa. Selain mengagumi kemegahan patung, kami juga mengagumi panorama lansekap kota Rio de Janeiro bagian selatan yang nampak dari atas, yaitu pantai Copacabana, Arpoador, Jardim Botanico, Cagarras Island, Ipanema, Rodrigo de Freitas Lagoon, Parque Lage, Alah’s Garden, Leblon, dan Jockey Club.

Setelah puas berfoto, melihat pemandangan, berdoa sebentar di kapel di dalam dasar patung Yesus, kami segera turun kembali ke Laranjeiras dengan menggunkan ‘Trem do Corcovado’, untuk melihat keajaiban berikutnya di Maracana. Dari halte Laranjeiras kami naik bis jalur 422 dengan tarif R$ 3,4 jauh dekat, menuju Stadion Maracana.

 Maracana4  stadion

Skema kursi penonton
Di Stadion Maracanã
di Rio de Janeiro, Brasil.

Stadion Maracanã (Portugis: Estádio do Maracanã), secara resmi dinamakan
Estádio Jornalista Mário Filho

Stadion Maracanã (Portugis: Estádio do Maracanã), secara resmi dinamakan Estádio Jornalista Mário Filho, yang merupakan sebuah stadion sepak bola di Rio de Janeiro, Brasil. Mário Filho digunakan sebagai nama resmi dari stadion ini, untuk menghormati seorang wartawan pendukung vokal yang kuat untuk pembangunan Maracanã. Stadion ini merupakan bagian dari kompleks yang mencakup arena yang dikenal dengan nama Maracanãzinho, yang berarti “Little Maracanã” dalam bahasa Portugis. Stadion yang dimiliki oleh pemerintah negara bagian Rio de Janeiro, itu dinamai sesuai nama sungai Rio Maracanã, yaitu sungai yang sekarang disalurkan ke sungai Rio de Janeiro dan bermuara di Guanabara Bay. Nama Maracanã berasal dari kata dalam Bahasa Tupi-Guarani untuk menyebut jenis burung beo yang menghuni daerah tersebut.

Setelah memenangkan hak untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA 1950, pemerintah Brasil berusaha untuk membangun stadion baru. Rencana pembangunan Stadion Maracanã dikritik oleh Carlos Lacerda anggota Kongres dan musuh politik walikota Ângelo Mendes de Morais, karena masalah biaya dan lokasi yang dipilih, dengan alasan bahwa stadion baru harus dibangun di Zona Barat yaitu Jacarepaguá. Pada saat itu dengan dukungan seorang wartawan Mário Filho, Mendes de Morais mampu meneruskan proyek ambisius ini. Pemenang kompetisi untuk desain dan konstruksi pada tahun 1947 adalah Ir. Humberto Menescal dan dirancang oleh 7 orang arsitek Brasil, yaitu Michael Feldman, Waldir Ramos, Raphael Galvão, Oscar Valdetaro , Orlando Azevedo, Pedro Paulo Bernardes Bastos, dan Antônio Dias Carneiro. Landasan pertama diletakkan di lokasi stadion pada 2 Agustus 1948 dan pertandingan Piala Dunia yang pertama dijadwalkan akan dimainkan pada 24 Juni 1950. Namun, keterlambatan pekerjaan proyek mendorong FIFA untuk mengirim Dr. Ottorino Barassi, kepala FA Italia, yang telah mengorganisir Piala Dunia 1934, untuk membantu di Rio de Janeiro. Semula tenaga kerja berjumlah 1.500 orang kemudian ditambahkan menjadi 2.000 pekerja pada bulan-bulan terakhir. Meskipun stadion ini mulai digunakan pada tahun 1950, tetapi konstruksi lengkap baru selesai sepenuhnya pada tahun 1965.

 Marasacana  Neymar

Stadion Maracana dirancang oleh 7 orang arsitek Brasil, yang dipimpin oleh Michael Feldman.

Kaos tim nasional sepak bola Brasil no 10
milik Neymar


Pertandingan pembukaan di stadion ini berlangsung pada tanggal 16 Juni 1950, saat Rio de Janeiro All-Stars mengalahkan São Paulo All-Stars 3-1 dan Didi menjadi pemain yang mencetak gol pertama di stadion ini. Pada saat itu pembangunan stadion belum selesai sepenuhnya, yaitu tidak memiliki fasilitas toilet dan penampung air tekan yang berdiri, dan masih tampak seperti sebuah situs bangunan dalam pengerjaan. Meskipun demikian, stadion ini mampu menampung 200.000 penonton berdiri, mengalahkan Stadion Hampden Park di
Glasgow, Skotlandia sebagai stadion terbesar di dunia. Meskipun belum selesai dibangun, FIFA mengizinkan pertandingan untuk dimainkan di tempat tersebut, dan pada tanggal 24 Juni 1950, pertandingan Piala Dunia pertama berlangsung, dengan 81.000 penonton yang hadir.

Stadion ini diresmikan pada tahun 1950 untuk digunakan sebagai tuan rumah Piala Dunia FIFA 1950, yang saat itu Brasil dikalahkan 2-1 oleh Uruguay pada pertandingan final. Kekalahan di kandang ini langsung menjadi peristiwa menyedihkan yang penting dalam sejarah Brasil, yang dikenal populer sebagai ‘Maracanazo’. Kehadiran penonton bertiket resmi pada pertandingan final adalah 199.854 orang, tetapi kehadiran sebenarnya diperkirakan sekitar 210.000 orang. Dengan total penonton yang hadir pada pertandingan final Piala Dunia FIFA 1950 adalah 199.854 orang, sehingga stadion ini sempat menjadi yang terbesar di dunia menurut kapasitas penonton. Setelah direnovasi 2010-2013, stadion dibangun kembali dengan kapasitas kursi 78.838 penonton untuk alasan keamanan, sehingga stadion ini menjadi yang terbesar di Brazil dan yang kedua di Amerika Selatan setelah Estadio Monumental di Peru. Stadion ini adalah tempat utama even Pan American Games 2007, untuk turnamen sepak bola, dan upacara pembukaan dan penutupan. The Maracanã dibangun kembali untuk persiapan Piala Konfederasi FIFA 2013, dan Piala Dunia FIFA 2014, di mana pertandingan final akan digelar. Ini juga akan menjadi tempat untuk pembukaan dan penutupan upacara Olimpiade 2016 dan Paralimpiade Musim Panas 2016.

 Uruguaiana  Marcado Populer

Kami turun di halte Uruguaiana untuk makan siang menu mie goreng kambing seharga R$ 14 dan jus mangga R$ 3 untuk kami berdua

Suasana Mercado Populer, sebuah pasar rakyat untuk membeli aqua botol besar dan cinderamata.


Setelah puas foto dan mengelilingi Stadion Maracana, kami melanjutkan petualangan dengan naik bis nomor 249 dengan tujuan ke Central bertarif R$ 3,4. Kami turun di halte Uruguaiana untuk makan siang menu mie goreng kambing seharga R$ 14 dan jus mangga R$ 3 untuk kami berdua, ditambah Agua Mineral Lindoya seharga R$ 4 conteudo atau berisi 510 ml. Setelah kenyang, kami masuk Mercado Populer, sebuah pasar rakyat untuk membeli aqua botol besar dan cinderamata. Selanjutnya kami mencoba naik Metro L2 dari stasiun Pavuna bertiket R$ 4,5. Tiket elektronik dapat dibayarkan secara tunai kepada petugas di loket, sehingga kami tidak harus mempunyai kartu prabayar sendiri. Kami naik dari Stasiun Uruguaiana di bawah Mercado Populer, melewati stasiun Carioca, Cinelandia, Gloria, Catete, Largo di Marchado, Flamengo, dan turun di Botafogo. Di Stasiun Botafogo ini kami harus berganti L1 Metro Rio yang lebih modern, dengan jurusan dari Uruguai ke Ipenama melewati stasiun Cardeal Arcoverde, Siquera Campos, Cantagalo dan turun di stasiun terakhir di dekat pantai Ipanema, yaitu General Osoreo.

 Mie Brasil  Belanja sumuk

Suasana sejuk di Mercado Populer
dengan suhu udara 20 setelah hujan

Suasana gerah di Mercado Populer
dengan suhu udara 36

Pantai Ipanema (pengucapan Portugis: [ipanẽmɐ]) pada tahun 2012 dipilih CNN sebagai kota pantai terbaik di dunia, terletak di bagian selatan Rio de Janeiro, antara Leblon dan Arpoador. Nama Ipanema menjadi dikenal secara luas karena lagu “The Girl from Ipanema” (“Garota de Ipanema”), yang ditulis oleh Antônio Carlos Jobim dan Vinícius de Moraes. Kata “Ipanema” berasal dari bahasa Tupi yang berarti “danau bau”, dari upaba (danau) dan nem (bau). Sebagian besar lahan Ipanema dahulu milik José Antonio Moreira Filho, seorang tuan tanah atau Baron. Ipanema mendapatkan ketenaran dengan dimulainya aliran musik bossa nova, pada lagu “The Girl from Ipanema.” Lagu ini ditulis pada tahun 1962, dengan musik dan lirik dalam bahasa Portugis oleh Jobim dan de Moraes, serta lirik dalam bahasa Inggris ditulis oleh Norman Gimbel. Popularitasnya dibangkitkan dengan lagu “Boy from Ipanema” oleh Diana Krall yang dirilis pada tahun 2008. Ipanema berdekatan dengan Copacabana dan Leblon Beach, tetapi memiliki karakter yang berbeda dari tetangganya. Ipanema ini relatif mudah dinavigasi karena jalan-jalan dibangun sejajar dalam kotak atau blok. Investasi swasta telah menyebabkan penciptaan restoran, toko, dan kafe kelas dunia, sehingga Ipanema adalah salah satu tempat paling mahal untuk tinggal di Rio. Terbentuk kehidupan pantai dengan banyak peselancar dan penggemar matahari yang berjemur sepanjang hari di pantai. Setiap hari Minggu, jalan paling dekat ke pantai ditutup untuk kendaraan bermotor, agar penduduk setempat dan wisatawan dapat menggunakan kesempatan untuk naik sepeda, sepatu roda, skateboard, ataupun berjalan kaki di sepanjang pantai. Garis pantai Ipanema dimulai dari gunung yang disebut Dois Irmãos (Two Brothers) di ujung barat pantai, dibagi menjadi beberapa segmen dengan tanda batas yang dikenal sebagai postos (menara lifeguard). Bir dijual di mana-mana sepanjang garis pantai, bersama dengan minuman tradisional cachaça. Selalu terlihat, seolah setiap hari adalah hari libur, adanya kerumunan orang yang bermain sepak bola, bola voli, dan footvolley, olahraga lokal yang merupakan kombinasi dari voli dan sepak bola. Semua keindahan tersebut dapat kami lihat saat menumpang bis 318 bertarif R$ 3,4 menyusur pantai Ipanema dan berlanjut ke pantai Copacabana di sebelahnya.

 Metro Central  Copacabana1

Stasiun Metro Rio yang lebih modern,
dengan jurusan dari Uruguai ke Ipenama

menyusur pantai Ipanema
dan berlanjut ke pantai Copacabana

Copacabana (pengucapan Portugis [kɔpakɐbɐnɐ] atau [kɔpɐkabɐnɐ]) adalah bairro atau lingkungan yang terletak di Zona Selatan dari kota Rio de Janeiro, Brasil. Copacabana memiliki garis pantai atau balneario sepanjang 4 km dan merupakan salah satu yang paling terkenal di dunia. Distrik ini awalnya disebut Sacopenapã (diterjemahkan dari bahasa Tupi yang berarti “jalan yang menyerupai burung Socos) sampai pertengahan abad ke-18. Namanya diubah setelah pembangunan sebuah kapel atau gereja kecil yang menyimpan replika dari Santo Virgen de Copacabana, seorang suci dari Bolivia. Garis pantai Copacabana menghadap Samudera Atlantik, membentang dari Princesa Isabel Avenue Posto Dois (lifeguard menara Dua) ​​ke Posto Seis (menara penjaga pantai Enam). Terdapat benteng bersejarah di kedua ujung pantai Copacabana, yaitu Fort Copacabana yang dibangun pada tahun 1914 di ujung selatan atau Posto Seis dan Fort de Caxias Duque yang dibangun pada tahun 1779 di ujung utara. Pantai Copacabana rutin menjadi tuan rumah bagi jutaan orang yang berpesta dan bersuka ria selama perayaan malam tahun baru tahunan, dengan pesta kembang api warna-warni sepanjang malam. Copacabana promenade adalah trotoar lebar sepanjang 4 kilometer, yang bermotif khas, perpaduan garis lengkung warna hitam dan krem atau putih yang membentuk gelombang geometris. Copacabana promenade dirancang oleh arsitek Roberto Burle Marx pada tahun 1930. Ketika Rio menjadi ibukota Brasil, Copacabana dianggap sebagai salah satu lingkungan terbaik di Brasil.

 SAMSUNG CAMERA PICTURES  SAMSUNG CAMERA PICTURES

Copacabana promenade adalah trotoar lebar yang bermotif khas, berbentuk gelombang geometris, dirancang oleh arsitek Roberto Burle Marx pada tahun 1930.

Bagungan peninggalan kolonial Portugal yang artistik dan banyak dijumpai di sekitar garis pantai Rio de Janeiro.

Menurut sensus IBGE, 160.000 orang tinggal di Copacabana dan 44.000 atau 27,5% dari mereka adalah warga berusia 60 tahun atau lebih tua. Mereka dan para wisatawan yang datang dilayani oleh lebih dari 40 rute bus yang berbeda, terdapat 3 stasiun Metro Rio atau kereta bawah tanah, yaitu Cantagalo, Siqueira Campos dan Cardeal Arcoverde. Terdapat 3 jalan arteri utama yang sejajar satu sama lain di seluruh wilayah, yaitu Avenida Atlântica (Atlantic Avenue), Nossa Senhora de Copacabana Avenue, dan Barata Ribeiro atau Raul Pompeia Street, setelah Terowongan Sá Freire Alvim dibangun. Warga dan para wisatawan yang datang, telah mencatatkan kegembiraan dan kebersamaan yang luar biasa. Misalnya Pada tanggal 31 Desember 1994, saat perayaan Tahun Baru menampilkan konser Rod Stewart dengan penonton mencapai 3,5 juta dan menjadi konser musik dengan kerumunan terbesar yang pernah ada. Pada tanggal 21 Maret 2005, konser Lenny Kravitz di sana dihadiri 300.000 orang, dan 18 Februari 2006, The Rolling Stones menarik lebih dari 1,5 juta orang penonton ke pantai Copacabana. Pada tanggal 7 Juli 2007, konser Brasil Live Earth menghadirkan 400.000 orang. Pada tanggal 28 Juli 2013, pantai menjadi tuan rumah acara final World Youth Day 2013, yang menghadirkan sekitar 3 juta orang, termasuk 3 orang presiden yang bergabung saat Paus Franciscus merayakan misa suci, sehingga merupakan salah satu pertemuan keagamaan Katolik yang terbesar dalam sejarah.

 SAMSUNG CAMERA PICTURES  SAMSUNG CAMERA PICTURES

Ornamen Our Lady of Navegantes
di dalam Igreja de Santa Luzia

Igreja de Santa Luzia diresmikan pada Desember 1519 dekat Avenida President Antonio Carlos

Setelah puas menikmati kedua pantai di Rio yang legendaris dan selalu penuh wisatawan sepanjang masa itu, kami melanjutkan perjalanan pulang ke Centro dengan naik bis 245. Sayang sekali, kepulangan kami bersamaan dengan puncak kepadatan lalu lintas pulang kerja, sehingga kami turun di jalan saat bis berhenti total tidak mampu menembus kemacetan kota. Kami turun di seberang Igreja de Santa Luzia dekat Avenida President Antonio Carlos. Gereja Santa Luzia terletak di pusat kota Rio de Janeiro, yang dibangun awak kapal Magellan, saat melewati Guanabara Bay pada bulan Desember 1519. Kapel atau gereja kecil itu dibangun di pinggir laut, untuk menyimpan gambar Our Lady of Navegantes. Namun demikian, versi lain menceritakan bahwa kapel ini dibangun oleh para rohaniwan Fransiskan pada saat kedatangan mereka pada tahun 1592 dan diperluas pada 1752. Raja João VI dari Portugal memerintahkan untuk membuka jalan Santa Luzia pada tahun 1817, agar dapat dilewati kereta kerajaan saat menuju ke gereja, bersama cucu kesayangannya Pangeran Sebastian. Hiasan dinding gereja dibuat oleh seniman Thomas Ender. Setelah berdoa dan mengagumi arsitektur gereja tersebut, selanjutnya kami pulang berjalan kaki melewati 2 blok, termasuk bangunan megah Theatro Municipal di Cinelandia, yang bersebelahan dengan Museu Nacional de Relas Artes dan Biblioteca Nacional, untuk kembali ke hotel. Malam itu rasanya kami sangat puas sekali, dengan berbagai pengalaman jasmani dan rohani yang sangat mengesankan.

 SAMSUNG CAMERA PICTURES  Peserta Indonesia

Theatro Municipal di Cinelandia,
bersebelahan dengan Museu Nacional de Relas Artes dan Biblioteca Nacional

Bersama dengan beberapa dokter dari Jakarta (Dr. Darmawan, Dr. Tjatur dan Dr. Hingki) di depan banner selamat datang

Kamis, 19 November 2015 kami menuju Sul America, Centro de Convencoes Avenida Paulo de Frontin, 1 – Cidade Nova, Estácio, Rio de Janeiro – RJ, 22260-010, Brasil, untuk mengikuti the 9th World Congress on Pediatric Infectious Disease 2015. Perjalanan dimulai dari Hotel Atlântico Business Rua Senador Dantas, 25 – Centro, Rio de Janeiro – RJ, 20031-202, Brasil dengan berjalan kaki 2 blok menuju Stasiun Cinelandia untuk menggunakan Metro Rio L1, yang berangkat dari Stasiun Botafogo menuju Uruguai. Dengan tiket seharga R$ 3,5 yang dibeli tunai di loket, kami melewati Stasiun Carioca, Uruguaiana, Presidente Vargas, Central, Praca Onze dan turun di Estacio. Dari Stasiun Estacio, kami berjalan kaki sekitar 300 m menuju conggres venue. Setelah bertemu, berkenalan, dan berfoto bersama dengan beberapa dokter dari Jakarta (Dr. Darmawan, Dr. Tjatur dan Dr. Hingki) di depan banner selamat datang, kami segera melanjutkan proses registrasi peserta.

Kami segera berpencar di venue yang memiliki 5 hall di lantai 2 untuk mengikuti sesi ‘Meet the Professor’ oleh Prof. Berezin (Brazil) dan Prof. Saha (Bangladesh) dengan topik: Infection Control In Low-Midle Income Countries. Setelah acara pembukaan di Hall utama yang berlangsung hanya sekitar 10 menit, kami lanjut dengan mengikuti simposium dengan beberapa topik, yaitu ‘Inflamation And Immune Subversion In Pneumonia, What Should Clinicians Know’ oleh Dr. Av Gay (Canada), diteruskan dengan ‘Can Etiological Diagnosis Of Pneumonia Be Improved’ oleh Dr. Scott (Inggris) dan ‘Management Of Pneumonia In The Era Of Bacterial’ oleh Dr. Saez Llorens (Panama). Dengan diselingi coffee break sebentar, terus dilanjutkan dengan simposium lagi bertopik ‘Emerging Issues In Staphylococcal Infection: Colonization, Pathogen And Host Respons’ oleh Dr. Creech (AS), ‘The Impprtance Of Global Strain Epidemiology In Clinical Manifestations And Vaccine Development’ oleh Dr. Smeesters (Belgia), ‘Update Management And Treatment Staphyloccocal Disease’ oleh Dr. Curtis (Australia), dan ‘Infection In Infancy In Resource Poor Setting’ oleh Dr. Seale (Inggris).

 Peserta

Gerbang

the 9th World Congress on Pediatric Infectious Disease 2015 di Sul America, Centro de Convencoes Avenida Paulo de Frontin, 1 – Cidade Nova, Estácio, Rio de Janeiro – RJ, 22260-010, Brasil

Acara dilanjutkan dengan paralel symposium di 3 hall berbeda dan kami mengikuti simposium bertopik ‘Immunization In Special Host’. Berbagai sesi diterjemahkan ke dalam Bahasa Portugis dan Spanyol, dengan alat bantu dengar untuk sebagian besar peserta dari Amerika Latin. Berbeda dengan di Indonesia, ternyata topik tentang imunisasi bukan milik Sub Bagian Pediatri Sosial dan Tumbuh Kembang, TB dan pneumonia bukan dikelola Sub Bagian Respirologi, Penyakit Kawasaki bukan ditangani Sub Bagian Kardiologi dan sepsis neonatal bukan dibahas di Sub Bagian Perinatologi, tetapi semuanya dibahas di dalam perspektif Infeksi Pediatri.

Menjelang sore, kami memutuskan keluar areal konggres untuk naik Metro Rio L1 dari Uruguai menuju Botafogo, di Stasiun Estacio. Setelah melewati Praca Onze, kami turun Central. Stasiun besar ini menghubungkan Metro, bis dan kereta api di Central do Brasil (pengucapan Portugis : sẽtɾaw du bɾaziw) yang merupakan stasiun kereta api paling penting di kota Rio de Janeiro. Central do Brasil tersambung dengan jalur kereta api ke São Paulo dan Minas Gerais. Stasiun ini terletak di pusat kota Rio de Janeiro, sepanjang Avenida Presidente Vargas dan di seberang taman Campo de Santana.

 Central do Brasil  Central do Brasil1

Central do Brasil (pengucapan Portugis : sẽtɾaw du bɾaziw) merupakan stasiun kereta api paling penting di kota Rio de Janeiro

Central do Brasil tersambung dengan jalur kereta api ke São Paulo dan Minas Gerais, terletak di sepanjang Avenida Presidente Vargas

Setelah puas melihat kemegahan stasiun besar ini, kami melanjutkan perjalanan dengan Metro Rio L1 menuju stasiun Uruguaiana untuk makan sore. Hari sebelumnya kami sempat makan siang menu mie goreng R$ 14 dan jus mangga R$ 3, sehingga di tempat yang sama hari itu kami mencoba menu lain, berupa nasi dan sayur yang sudah 3 hari lamanya tidak pernah kami rasakan. Setelah puas makan dengan versi pembayaran berupa ditimbang dengan berat bahan makananan yang diambil pembeli sendiri sebagai patokan harga, kami lanjutkan masuk Mercado Populer, sebuah pasar tradisional di atas stasiun Metro. Setelah kenyang dan mendapat beberapa jenis cinderamata khas Rio de Janeiro, kami segera naik Metro Rio L1 lagi menuju stasiun Cinelandia, melewati Carioca. Perjalanan kami teruskan ke katedral. Gereja Katolik yang besar atau katedral ini diresmikan pada tahun 1976, dan dinamakan Katedral Sao Sebastiao do Rio de Janeiro atau Catedral Metropolitana, karena terletak di pusat kota. Pembangunan gedung katedral berbentuk tumpeng ini dipimpin oleh arsitek modernis Edgar Oliveira da Fonseca dan dikoordinasikan oleh Monsignor Ivo Antônio Calliari, Uskup di Keuskupan Agung Rio de Janeiro. Dengan kapasitas untuk 20.000 kursi umat yang disusun berputar, gedung gereja ini memiliki diameter di dasar 106 meter dengan tinggi 96 meter dan strukturnya berbentuk kerucut. Pintu utama terdiri dari 48 plak perunggu dengan relief yang berkaitan dengan iman Katolik. Jendela kaca berpatri mendominasi interior sepanjang 60 meter membelah dinding gereja dari dasar sampai ke puncak, sehingga memberikan pencahayaan alam yang indah untuk semua tempat di dalam gereja. Di ruang bawah tanah, terdapat Museum Seni Suci yang memiliki koleksi patung, mural, karya seni, dan buku catatan yang digunakan untuk membaptis para pangeran dari keluarga kerajaan Brasil. Juga terdapat patung Bunda Rosario, tahta Raja Pedro II dan Golden Rose yang diberikan kepada Putri Elizabeth oleh Paus Leo XIII, sebagai penghargaan atas Undang-undang Penghapusan Perbudakan di Brasil. Setelah berdoa sebentar dan mengagumi pencahayaan di dalam gereja karena kaca berpatri, kami segera melanjutkan perjalanan ke Lapa.

 Katedral1  SAMSUNG CAMERA PICTURES

Katedral Sao Sebastiao do Rio de Janeiro atau Catedral Metropolitana, berbentuk tumpeng karya arsitek modernis Edgar Oliveira da Fonseca

Jendela kaca berpatri sepanjang 60 meter membelah dinding gereja, memberikan pencahayaan alam yang indah di dalam gereja.

Lapa adalah lingkungan di pusat kota Rio de Janeiro Rio, bersebelahan dengan katedral, dan terkenal karena monumen serta kehidupan malamnya. Lingkungan tersebut adalah rumah bagi Arcos da Lapa, saluran air yang mengesankan yang dibangun pada pertengahan abad ke-18 oleh penguasa kolonial Portugis. Daya tarik lain adalah Passeio Publico, taman publik pertama yang dibangun pada tahun 1780-an. Sejak awal 1950-an, Lapa telah dikenal karena kehidupan budaya dengan banyak restoran dan bar, seperti Asa Branca bar, Fundição Progresso, dan Sala Cecília Meirelles, dimana seniman dan intelektual Brasil bertemu. Aqueduct dan The Carioca Aqueduct yang juga dikenal sebagai Arcos da Lapa, adalah sebuah pemukiman yang dibangun tahun 1792. Lingkungan Lapa dikenal sebagai tempat lahir bohemian Rio, juga terkenal dengan arsitektur Arcos da Lapa, sebuah saluran air pada zaman kolonial dan sekarang berfungsi sebagai kabel sinyal untuk kereta gantung yang memanjat bukit Santa Teresa. The Carioca Aqueduct atau saluran air itu dianggap sebagai karya arsitektur penting jaman Old Rio dan salah satu simbol utama kota. Saluran air yang mengesankan ini berupa bangunan bergaya Romawi selebar 17,6 meter, panjang 270 meter dan memiliki 42 lengkungan. The Carioca Aqueduct yang mulai dibangun pada 1723, dimaksudkan untuk mengalirkan air dari ketinggian sungai Carioca Morro do Desterro di bukit Santa Teresa menuju daerah Morro de Santo Antônio. Setelah berfoto dan mengagumi berulang saluran air jaman kolonial tersebut, kami segera berjalan kaki kembali ke hotel yang hanya berjarak 3 blok dari Lapa, untuk beristirahat.

 SAMSUNG CAMERA PICTURES  SAMSUNG CAMERA PICTURES

Passeio Publico, taman publik pertama yang dibangun pada tahun 1780-an, di dekat Arcos da Lapa, sebuah saluran air pada zaman kolonial.

The Carioca Aqueduct yang mulai dibangun pada 1723, untuk mengalirkan air dari ketinggian sungai Carioca menuju daerah de Santo Antônio.

Menurut Sensus IBGE 2010, terdapat 5.940.224 orang yang tinggal di kota Rio de Janeiro terdiri dari 51,2% orang kulit putih, 36,5% orang Pardo (multiras), 11,5% orang kulit hitam, 0,7% orang Asia Timur dan 0,1% orang Indian. Rio de Janeiro adalah kota terpadat ke-2 di Brazil, setelah São Paulo. Imigran Portugis di kota Rio de Janeiro adalah yang terbesar, sehingga menjadikannya “kota Portugis” di luar daratan Portugal. Orang keturunan Portugis mendominasi di sebagian besar penduduk Brazil. Bahasa Portugis adalah bahasa resmi dan nasional, sehingga merupakan bahasa utama yang diajarkan di sekolah. Masyarakat kulit hitam berasal dari warga yang nenek moyangnya adalah budak belian dari Angola, Mozambik, dan Afrika Barat dari akhir abad 19 sampai awal abad ke-20. Masyarakat seperti itulah yang kami jumpai dalam perjalanan kami pada hari ke 4 di Rio de Janeiro, Jumat, 21 November 2015 menuju tempat konggres di Sul America, Centro de Convencoes Avenida Paulo de Frontin, 1 – Cidade Nova, Estácio, Rio de Janeiro – RJ, 22260-010, Brasil, untuk mengikuti the 9th World Congress on Pediatric Infectious Disease 2015.

 SAMSUNG CAMERA PICTURES  SAMSUNG CAMERA PICTURES

Arsitektur bangunan kolonial Portugis masih banyak dijumpai dalam keadaan utuh dan berfungsi baik

Rio de Janeiro adalah pusat budaya utama di Brasil, yang kental dipengaruhi budaya Portugis dengan campuran Afrika.

Rio de Janeiro adalah pusat budaya utama di Brasil, yang kental dipengaruhi budaya Portugis dengan campuran Afrika. Cara berpakaian sangat lugas, banyak perempuan hanya bercelana pendek, ‘tanktop’, ‘you can see’, sepatu berhak tinggi dan pria berkaos oblong ke manapun mereka pergi. Bahkan peserta konggrespun banyak yang berpakaian seperti itu, sehingga sangat berbeda dengan para peserta dari luar Brasil yang necis, perlente dan rapi. Pagi itu kami mengikuti acara Meet the Professor : Non-Vaccine Serotype Disease, Does It Have A Real Impact bersama Prof. Dagan (Israel) dan Prof. Pirez (Uruguay). Selanjutnya simposium tentang infeksi virus Zika (Dr. Zafadi, Brazil), Dengue (Dr. Siqueira, Brazil), Chikungunya (Dr. Capeding, Filipina) dan perkembangan vaksin Dengue (Dr. Lanata, Peru). Penjelasan dari Dr. Safadi (Brazil) adalah bahwa infeksi Zika virus (flavivirus) yang berasal dari Polinesia di Pasific selatan (Cook, Caledonia, Marshal & French Reunion), sudah menyebar ke seluruh penjuru Brasil dengan keluhan utama gatal, rash dan keluhan mirip infeksi Dengue atau Chikungunya. Infeksi Virus Zika dapat menyebabkan GBS (Guillain–Barré Syndrome) atau kelumpuhan pada anak dan mikrosefalus atau kelainan neurologis lainnya pada bayi baru lahir, bila infeksi virus Zika terjadi pada ibu hamil. Sementara itu, Dr.  Maria Capeding (Filipina) menjelaskan tentang infeksi virus chikungunya yang tidak mematikan tetapi dapat melumpuhkan persendian. Virus ini berasal dari Tanzania, Afrika tenggara, lalu menyebar secara global dengan komplikasi terbaru yang dilaporkan adalah terjadinya uveitis dan retinitis pada mata. Infeksi Chikungunya (dominasi poliarthralgia) secara klinis sangat mirip dengan Dengue (dominasi gangguan hematologi), sehingga semua pasien harus dikelola sebagai Dengue, sampai saat Dengue dapat disingkirkan, karena sampai saat ini tidak ada laporan tentang koinfeksi keduanya. Rekomendasi baru adalah untuk menggunakan NSAID, kortikosteroid dan fisioterapi pada kasus chikungunya dengan athralgia hebat.

Topik simposium selanjutnya tentang infeksi neonatal dipimpin oleh Dr. Bravo (Filipina), membahas tentang SPRING (Strengthening Publication and Reporting Infection in Newborn Globally) Guidance For Studies And Publication oleh Dr. Fitchett (Inggris), Brain Oxygenation And Outcome Of Sepsis oleh Dr. Rallis (Yunani), TNF on Perinatal Brain Injury oleh Dr. Ferreira (Inggris), Prevention Guideline In Maternity oleh Dr. Freitas (Brasil). Intinya adalah adanya kaskade inflamasi pada sepsis dapat menyebabkan gangguan oksigenasi di otak, yang dapat dinilai dengan spectroskopi dan akan terlihat mulai pada hari ke 3 sepsis, terutama yang disebabkan karena bakteri staphilokokus. Bayley III Infant Todler score dapat digunakan untuk menilai ‘outcome’ sistem saraf pusat pada anak, yang berkorelasi linier dengan derajad deoksigenasi saat masih neonatus. Hal ini juga terkait dengan mekanisme hipoksia pada sepsis, karena terjadi kematian atau kerusakan sel otak dan akan berkembang menjadi CP (cerebral palsy). Peran penting imunitas perifier (peripheral immune system) dalam sepsis, mendasari rekomendasi pemeriksaan swab vaginal dan rectal semua ibu yang berada dalam ancaman persalinan prematur, untuk mendeteksi bakteri streptokokus dan E coli. Pemeriksaan yang dilakukan pada usia kehamilan sebelum 37 minggu dan ketuban utuh ini, dilanjutkan pemberian profilaksis antibiotika ampisilin dalam periode persalinan, untuk mencegah terjadinya sepsis neonatal onset cepat.

 SAMSUNG CAMERA PICTURES  SAMSUNG CAMERA PICTURES

Gereja Candelária rancangan Francisco João Roscio diresmikan tahun 1811 di hadapan Raja John VI dari Portugal

Sisi belakang Igreja de Nossa Senhora da Candelária, yang dilengkapi dengan
Pius X Square yang luas.

Setelah acara coffee break sore, kami meninggalkan lokasi untuk menuju Urugauiana. Kami terkaget-kaget saat keluar dari stasiun Metro Rio bawah tanah, sebab hampir semua toko dan kios di Marcado Populer Urugauiana tutup. Ternyata hari itu adalah ‘Black Awareness Day’ atau ‘Dia da Consciência Negra’ (Portuguese) atau Hari Kesadaran tentang kulit Hitam yang dirayakan setiap tanggal 20 November. Hari yang dirayakan setiap tahun tersebut menjadi hari libur nasional di Brazil. Hari tersebut untuk merenungkan ketidakadilan perbudakan terhadap orang kulit hitam dan untuk merayakan kontribusi warga Brasil keturunan Afrika, terhadap kemajuan bangsa. Hari tersebut ditentukan berdasarkan ulang tahun kematian Zumbi dos Palmares (1655-1695), pemimpin terakhir kelompok Quilombo dos Palmares, dengan fokus acara ini adalah untuk menghapus persepsi inferioritas keturunan Afrika dalam masyarakat. Karena rumah makan yang menyediakan nasi juga tutup, akhirnya kami makan sore di McD berupa kentang goreng. Selanjutnya kami berjalan kaki menuju Candelaria. Igreja de Nossa Senhora da Candelária adalah sebuah gereja Katolik Roma yang dilengkapi dengan Pius X Square. Gereja Candelaria (Portugis: Igreja da Candelaria, diucapkan: [igɾeʒɐ ðɐ kɐdelaɾjɐ]) dibangun dan dihiasi selama periode yang panjang, dari 1775 sampai akhir abad ke-19. Pada awal abad ke-17 kapal Candelaria hampir tenggelam saat badai di laut. Setelah tiba di Rio de Janeiro, sekelompok orang Spanyol membangun sebuah kapel kecil, sesuai dengan sumpah mereka selama menghadapi badai. Kapel kecil ini, didedikasikan untuk Our Lady of Candelaria, dibangun sekitar 1609. Pada 1775 kapel ini diperbaiki oleh insinyur militer Portugis, Francisco João Roscio, dan diresmikan pada tahun 1811 di hadapan Raja John VI dari Portugal yang pada saat itu berada di Rio. Kubah gereja dan delapan patung dari batu Lioz putih dibuat di Lisabon dan dibawa ke Brasil dengan kapal. Setelah selesai, kubah dari Candelaria waktu itu adalah struktur bangunan tertinggi di kota Rio. Pada 1878 interior gereja Candelaria mulai didesain ulang, dalam gaya Neo-Renaissance. Dinding dan kolom ditutupi dengan marmer Italia berbagai warna, dan dilengkapi berbagai patung. Pelukis Brasil João Zeferino da Costa ditugaskan untuk melukis bagian tengah dan bagian dalam kubah. Di langit-langit lorong utama, Zeferino da Costa dan asistennya membuat lukisan yang menceritakan sejarah gereja. Altar utama dibuat oleh arsitek Brasil Archimedes Memória, berbagai kaca jendela dan pintu perunggu buatan Jerman, dan di pintu masuk utama dilengkapi patung oleh pematung Portugis António Teixeira Lopes; dan patung perunggu monumental di mimbar dalam gaya Art Nouveau, dikerjakan oleh pematung Portugis Rodolfo Pinto Couto pada 1931.

 SAMSUNG CAMERA PICTURES  SAMSUNG CAMERA PICTURES

Gereja Candelaria (Portugis: Igreja da Candelaria) dibangun dan dihiasi selama periode panjang, dari 1775 sampai akhir abad ke-19.

di pintu masuk utama Gereja Candelaria dilengkapi patung oleh pematung Portugis António Teixeira Lopes

Sayang sekali, saat ini gereja tidak digunakan lagi dan bahkan berubah fungsi menjadi rumah singgah di malam hari untuk ratusan orang tunawisma, para pedagang obat ilegal dan bahkan prostitusi. Petugas gereja secara rutin menyediakan makanan, tempat tinggal, pendidikan dan sarana agama untuk banyak anak tunawisma ini. Petugas polisi berjaga secara rutin pada lingkungan gereja ini, karena sejak awal 1990-an terjadi tingkat kejahatan yang tinggi dan beberapa tunawisma terlibat dalam kegiatan kriminal seperti pencopetan dan pencurian. Pada 12 Juni 1993 sebanyak 8 anak jalanan, yaitu Paulo Roberto de Oliveira,  Anderson Oliveira de Pereira, Marcelo Candido de Jesus, Valdevino Miguel de Almeida, Gambazinho, Leandro Santos da Conceição,  Paulo José da Silva, dan Marcos Antônio Alves da Silva tewas, ketika polisi menembaki sekelompok anak jalanan yang tidur di samping Gereja Candelaria. Tiga polisi militer dipidanakan dalam kasus pembunuhan ini, tetapi hanya satu yang akhirnya dihukum. Salah satu tokoh korban lainnya adalah Sandro Rosa do Nascimento yang menjadi terkenal karena melakukan pembajakan bus kota dan berhadapan dengan polisi Rio. Selama konfrontasi, Sandro berteriak protes di depan kamera televisi tentang ketidakadilan sosial dalam masyarakat Brasil, sambil menempelkan senjata tajamnya ke kepala penumpang bis sebagai sandera.

 SAMSUNG CAMERA PICTURES  SAMSUNG CAMERA PICTURES

Centro Cultural Banco do Brazil, sebuah museum yang penuh pengunjung

Patung gagah perkasa menunggang kuda, Manuel Luis Osorio, di Praca XV de Novembro

Ia berpendapat bahwa pemerintah Brasil mengabaikan warga miskin dan tunawisma. Situasi berlangsung selama beberapa jam dan akhirnya polisi menangkap Sandro dengan beberapa sandera terluka tembak. Banyak warga sipil marah bereaksi dengan memukul dan melempar kotoran manusia ke wajah Sandro, yang akhirnya meninggal karena sesak napas dalam kendaraan polisi dalam perjalanan ke kantor polisi. Meskipun petugas polisi dituduh membunuhnya, tetapi akhirnya semua polisi ditemukan tidak bersalah. Kejadian ini mencerminkan perselisihan antara tunawisma dan polisi, bahkan memicu diskusi tentang hubungan antara tunawisma dan pemerintah di negara berkembang di seluruh dunia. Kejadian ini dapat dilihat dalam film dokumenter berjudul ‘Bus 174’ dan juga disebutkan dalam lagu ‘The Candelaria Massacre’ (Portugis: Slaughter Candelaria [ʃɐsĩnɐ ðɐ kɐdelaɾjɐ]) oleh The Core band metal Brasil.

Setelah mengagumi keindahan bangunan gereja Candelaria dan merenungkan pembantaian yang dulu terjadi di situ, kami segera bergegas ke Praca XV de Novembro, melewati Centro Cultural Banco do Brazil, sebuah museum yang penuh pengunjung karena hari libur nasional. Di lapangan Praca XV de Novembro kami tertegun dengan patung sosok gagah perkasa menunggang kuda, yaitu Manuel Luis Osorio yang lahir 10 Mei 1808 di Arroio Conceição do Rio Grande do Sul, dan meninggal 4 Oktober 1879 (71 tahun) adalah pahlawan Brasil dalam Perang Paraguay. Osorio memodernisasi dan memprofesionalkan kekuatan militer Brasil, dan akhirnya diangkat sebagai pelindung korps kavaleri Tentara Brasil. Patungnya yang gagah di lapangan Praca XV de Novembro dan nama Osorio yang harum diberikan untuk nama daerah di dekat Ipanema. Dari dermaga Praca XV Centro Rio, kami naik ferry ke Niteroi bertarif R$5.

 SAMSUNG CAMERA PICTURES  SAMSUNG CAMERA PICTURES

Dari dermaga Praca XV Centro Rio, kami naik ferry ke Niteroi bertarif R$5.

Presiden Costa e Silva Bridge, umumnya dikenal sebagai Jembatan Rio-Niteroi yang megah

Tujuan kami adalah melihat Niteroi dan Presiden Costa e Silva Bridge, umumnya dikenal sebagai Jembatan Rio-Niteroi yang megah. Ferry berlayar sejajar dengan jembatan itu, sehingga jembatan panjang itu nampak sebagai garis lurus di cakrawala. Setelah mendarat, dari dermaga ferry Niteroi kami bermaksud berkeliling kota Niteroi dengan naik bis 49.1 warna merah Cidade de Niteroi tujuan Centro, ternyata kami keliru. Di Niterio juga ada Centro, bukan hanya ada di Rio. Untung ada penumpang yang dapat Berbahasa Inggris, mencoba menerangkan, tetapi tetap juga terjadi salah paham. Kami terpaksa berjalan kaki dari dermaga ke terminal bis, karena ternyata bis 1001 warna putih yang melewati Lapa di Rio de Janeiro tidak masuk terminal bis dan cukup ditunggu di depan dermaga seberang jalan. Untung beberapa orang yang kami temui, membantu kami dengan komunikasi yang agak susah payah.

 Penumpang Tram  Feri

Suasana di atas ‘Trem do Corcovado’,
bertarif R$ 56/orang, sebagai wisatawan

Suasana di atas ferry Niteroi bertarif R$ 5/orang sebagai penumpang umum

Dengan bis 1001 bertarif R$6 kami pulang ke Rio melewati Jembatan Rio-Niteroi yang sebelumnya kami lihat dari ferry dan merupakan jembatan gelagar kotak beton melintasi Guanabara Bay, yang menghubungkan Rio de Janeiro dan Niteroi. Saat ini merupakan jembatan beton pratekan terpanjang di belahan bumi selatan, dan terpanjang keenam di dunia. Dari selesai pada tahun 1974 sampai tahun 1985 merupakan jembatan kedua terpanjang di dunia, setelah Pontchartrain Causeway Lake di Hong Kong. Nama resminya adalah Presiden Costa e Silva Bridge, untuk menghormati presiden Brasil yang memerintahkan pembangunannya. “Rio-Niteroi” adalah julukan deskriptif yang segera menjadi lebih dikenal daripada nama resmi jembatan tersebut. Dalam rangka untuk menghubungkan dua kota tetangga, yaitu Rio de Janeiro dan Niteroi yang dipisahkan oleh Guanabara Bay, sehingga perjalanan darat lebih dari 100 kilometer (62 mil) menyusuri tepi Guanabara Bay melewati kota Mage, dipikirkan untuk membangun jembatan ataupun terowongan. Pada tahun 1963 sebuah kelompok kerja diciptakan untuk mempelajari proyek membangun jembatan. Presiden Artur da Costa e Silva menandatangani sebuah dekrit pada 23 Agustus 23, untuk proyek jembatan yang dirancang oleh Mario Andreazza, seorang Menteri Transportasi. Konstruksi dimulai secara simbolis pada 23 Agustus 1968 di hadapan Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip, Duke of Edinburgh dari Inggris pada kunjungannya ke Brasil. Pekerjaan yang sebenarnya dimulai pada bulan Januari 1969 dan jembatan ini resmi dibuka pada 4 Maret 1974. Jembatan itu dibangun oleh perusahaan konstruksi Brasil sepanjang 13,2 km dengan 8,8 km berada di atas air dalam ketinggian 72 m, untuk memungkinkan lewatnya ratusan kapal memasuki dan meninggalkan teluk Guanabara. Pada saat selesai dibangun, bentang tengah adalah box girder terpanjang di dunia, yang akhirnya telah dikalahkan oleh 301 meter jembatan Stolma di Norwegia (1998) dan 330 meter jembatan Shibanpo di Cina (2006). Jembatan ini dilewati oleh 140.000 kendaraan setiap hari, yang membayar tol hanya ketika memasuki Niterói dengan tarif terendah R $ 5,5.

 SAMSUNG CAMERA PICTURES  SAMSUNG CAMERA PICTURES

Patung gagah warga asli Niteroi jaman kolonial,
di dekat dermaga ferry Niteroi

Niteroi dan Rio de Janeiro
yang dipisahkan oleh Guanabara Bay

Bis 1001 line 7755 menuju Gavea, setelah memaski kota Rio terus melewati tunel Santa Barbara, yang menghubungkan distrik Catumbi dan Orange di Zona Utara dan Zona Selatan kota Rio. Pembangunannya dimulai pada tahun 1947 tetapi baru selesai pada tahun 1963. Pada saat itu terowongan ini dianggap yang terbesar di Amerika Selatan dan salah satu yang paling modern di dunia. Lamanya proses pembangunan ini disebabkan oleh kesulitan hukum untuk pengambilalihan 75 real estate (32 di sisi Orange dan 43 di sisi Catumbi). Terowongan sepanjang 1.357 meter dan lebar 17,5 meter memiliki 4 jalur kendaraan dan dilewati 100 ribu kendaraan per hari, sehingga lalu lintas ditutup untuk pemeliharaan dan pembersihan pada hari Senin dan Rabu, kecuali pada hari libur. Kami turun di Largo do Machado untuk berganti Metro Rio dari General Osorio menuju Pavuna, dan turun di stasiun Cinelandia. Seperti biasanya, dari Cinelandia kami berjalan kaki 2 blok, untuk tidur pulas di kamar di Hotel Atlântico Business Rua Senador Dantas, 25 – Centro, Rio de Janeiro – RJ, 20031-202, Brasil. Malam itu, kami kembali tidur nyenyak.

Sabtu, 22 November 2015 adalah hari terakhir kami di Rio de Janeiro, diawali dengan perjalanan menuju tempat konggres di Sul America, Centro de Convencoes Avenida Paulo de Frontin, 1 – Cidade Nova, Estácio, Rio de Janeiro – RJ, 22260-010, Brasil, untuk mengikuti the 9th World Congress on Pediatric Infectious Disease 2015. Kami berjalan kaki 2 blok menuju Stasiun Cinelandia untuk menggunakan Metro Rio L1, yang berangkat dari Stasiun Botafogo menuju Uruguai. Dengan tiket seharga R$ 3,5 yang dibeli tunai di loket, kami melewati Stasiun Carioca, Uruguaiana, Presidente Varga, Central, Praca Onze dan turun di Estacio, dengan dilanjutkan jalan kaki 3 blok untuk mencapai venue.

 Venue1  SAMSUNG CAMERA PICTURES

Tempat konggres di Sul America, Avenida Paulo de Frontin, 1 – Cidade Nova, Estácio, Rio de Janeiro

Suasana Ipenema, pantai yang indah dan favorit bagi peserta konggres lainnya.

Konggres pada hari terakhir tersebut hanya diikuti oleh setengah peserta, karena banyak yang sudah kembali pulang. Selain itu, beberapa peserta sudah membawa kopor pribadi untuk langsung ke bandara setelah konggres, karena sudah sekalian check out dari hotel. Kami hanya sempat mengikuti sebentar sesi ‘Meet The Professor’ bertema ‘Success Of Short Course Antiiotic Therapies, Bringing The Medicine Into Science’ oleh Prof. Samir Saha (Bangladesh). Simposium berikutnya tentang ‘Epidemiology of TB and Relevance of BCG Vaccination’ oleh Dr. Marais (Australia), yang menjelaskan bahwa diperkirakan tuberculosis atau TB telah mengenai 1 milyar anak di dunia, tetapi sering underestimated karena tertutupi oleh pneumonia, malnutrisi, meningitis dan HIV. Pengaruh program vaksinsinasi HiB, pneumokokus dan rotavirus di India, China dan Indonesia, yang merupakan 3 negara dengan jumlah penderita terbanyak, membuat kejadian TB sekitar 3:100.000 penduduk. Sekitar 2/3 kasus TB terjadi Afrika dan Asia Tenggara dengan MDR TB (Multi Drug Resistance Tuberculosis) pada anak diperkirakan terjadi pada 32.000 anak pertahun. Vaksinasi BCG telah terbukti mampu mencegah penyebaran TB dalam tubuh anak, maupun infeksi bakteri M. Tuberculosis, Leprosy, non TB mycrobacterium. Selain itu, imunisasi BCG ternyata juga menurunkan kejadian asthma dan atopy, bahkan berpengaruh pada penyebab kematian total karena infeksi berat kuman apapun (heterologous effects). Dilanjutkan oleh Dr. Moraes Pinto (Brasil) dengan topik ‘Making Sense Of Recent Diagnostic Development’. Diagnosis TB pada anak selama ini 65% kasus hanya berdasarkan anamnesis adanya faktor risiko aktif, misalnya TB pada dewasa, HIV, usia balita, dan pengguna obat imunosupresif, baik yang memiliki gejala pulmonal sekitar 75% kasus, maupun non pulmonal sekitar 25%. Pemeriksaan mantoux test belum banyak digunakan karena memiliki kelemahan sebagai ‘operator dependent’, memerlukan 2 kali kunjungan, tingginya ‘false positive’ karena varicella, campak, flu, TB lama, dan riwayat BCG dalam 2 tahun terakhir. Pemeriksaan bakteri TB dari aspirasi lambung anak hanya dapat positif apabila terdapat 10 ribu bakteri/ml. Gold standar diagnosis TB saat ini adalah kultur darah yang dapat positif meskipun hanya terdapat 10-100 bakteri/ml. Pemeriksaan ‘nucleic acid gen amplification’ memiliki sensitifitas 75%, meskipun TB pada anak bersifat paucibacillary dan pemeriksaan smear negatif. Untuk itu, diagnosis TB sebaiknya juga menggunakan Elispot (T-Spot TB) dan quanti Feron TB Gold yang melacak intergeron gamma atau IGRA (QTF-IT). Namun demikian, hasil positif tes Mantoux ataupun IGRA pada anak sebenarnya hanya berarti telah terjadi peningkatan risiko atau paparan TB dan atau kondisi imunosupresif, bukan berarti bahwa anak mengalami sakit TB. Dengan demikian, follow up pasien oleh dokter yg sama, termasuk untuk memulai dan menghentikan terapi TB, jauh lebih penting.

Simposium selanjutnya bertopik ‘Optimising Drug Therapy For Tuberculosis In Children’ oleh Dr. Garcia Prats (Afrika Selatan), yang menjelaskan bahwa terlalu sedikit penelitian tentang efikasi obat TB pada anak, sehingga selama ini hanya mengutip dari pasien dewasa, termasuk dalam menentukan dosis obat TB dianggap sama dalam hal rumus mg/kgBB pasien dewasa, yang sebenarnya tidaklah dijamin tepat. WHO tahun 2010 merekomendasikan menaikkan dosis INH menjadi 10 mg/kgBB, Rifampisin 15 mg/kgBB, Levofloxacin 15 mg/kgBB untuk anak > 7 tahun, dan maxifloxacin 10 mg/kg. Dosis obat seharusnya ditingkatkan pada anak dengan adanya kontak TB dewasa serumah, untuk mengurangi risiko terjadinya MDR TB dan memperpendek regiments. Simposum selanjutnya berjudul ‘Treatment of Drug Resistant TB For The Practising Clinician’ oleh Prof. Tsolia (Yunani) yang menjelaskan bahwa kasus MDR TB yang telah resisten terhadap INH dan Rif, juga kasus XDR TB yang juga resisten terhadap fluoroquinolon, pada populasi anak belum pernah dihitung jumlah kasusnya, berbeda dengan pada dewasa. Kesulitan diagnosis pada anak karena sulit mengumpulkan spesimen untuk diperiksa di laboratorium, sifatnya infeksi paucibacillary TB, dan riwayat kontak sulit didapat, sehingga hanya dapat diduga ada 32 ribu anak per tahun atau 3,5% dewasa. Terapi dengan 4-6 jenis obat anti TB selama 20 bulan pada kasus MDR dan 24 bulan pada kasus XDR, memiliki keluaran 82% berhasil, 39% efek samping, 6,8% gagal dan 5,9% meninggal.

Simposium berikutnya dengan topik ‘Understanding Neonatal Sepsis’ oleh Prof. Saha (Bangladesh), menjelaskan bahwa kematian neonatus karena sepsis masih mencapai 44% dan perlu segera ditekan, agar angka kematian anak membaik. Sampai sekarang, hasil pemeriksaan kultur darah jarang tumbuh, yaitu hanya sekitar 7%, sehingga terapi hanya berdasarkan gejala klinis yang dinamakan possible Serious Bacterial Infection (pSBI), karena adanya sepsis, asfiksi dan prematuritas adalah 3 hal utama yang saling terkait. Untuk itu, kultur darah sebaiknya bukan dianggap ‘gold standard’ sepsis lagi, tetapi ‘old standard’, karena tidak realistis dan sering dipengaruhi oleh jumlah serum yang tersedia atau pemberian antibiotika pada ibu intra partum. Alternatif diagnosis untuk sepsis neonatal sebaiknya adalah deteksi biomarker dan molekuler, misalnya CRP dan prokalsitonin. Pemeriksaan molekuler terdiri dari amplifikasi PCR, hibridisasi dan non asam nuklei. Real-time PCR memiliki sensitivitas dan spesifisitas 100%, sensitifitas hibridisasi 99%, dan sensitifitas Post PCR amplification 95%. Meskipun pemeriksaan molekuler belum dapat menyingkirkan kultur darah, tetapi real time atau RT PCR paling dianjurkan, termasuk dalam penelitian besar dan global ANISA (A New Initiative For Find The Etiology Of Neonatal Sepsis) menggunakan RT PCR untuk mengenali 30 jenis bakteri berbeda, dari darah dan saluran napas bayi, terutama Streptokokus dan HiB.

Topik selanjutnya adalah GBS (Good Bye Streptococcus) oleh Dr. Dangor (Afrika Selatan), Maternal Vaccination For Prevention Of Pertussis oleh Prof. Edwards (USA), Prevention of RSV Progress Toward Prevention oleh Prof. Pollack (Argentina) dan Prevention Of Pneumonia Mortality In Children oleh Prof. Klugman (USA). Intinya adalah bahwa pneumonia atau radang paru-paru adalah penyebab kematian utama pada anak, terutama di India, Nigeria, Pakistan, Ethiopia dan Kongo. Bahkan koinsidensi atau bersama diare, pneumonia menjadi penyebab utama kematian bayi secara global. Bakteri penyebab utama pneumonia adalah pneumokokus dan di India telah terjadi peningkatan resistensi antibiotika, sehingga meskipun kejadian campak sudah turun 85%, AIDS turun 61%, tetanus 53% dan malaria 56%, tetapi pneumonia hanya turun sangat sedikit. Penyebab kematian anak yg sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi adalah pneumonia, rotavirus, dan Hib yang mencakup total 16% kasus. Sayang sekali, saat ini di India, Indonesia dan Cina belum memberikan imunisasi PCV untuk mencegah pneumonia secara rutin, sehingga penurunan kejadian pneumonia belum terlalu turun secara global.

Menjelang acara penutupan konggres, kami berjalan kaki 3 blok lagi untuk mencapai Stasiun Estacio. Dengan naik Metro Rio L1, yang berangkat dari Stasiun Uruguai menuju Botafogo dan tiket seharga R$ 3,5 yang dibeli tunai di loket, kami turun di Stasiun Praca Onze untuk berjalan kaki 3 blok melihat Sambodromo. Sambadrome Marques de Sapucai (Passarela Profesor Darcy Ribeiro atau Sambodromo dalam bahasa Portugis) atau hanya Sambadrome merupakan daerah parade yang dibangun di pusat kota Rio de Janeiro, untuk tujuan sekolah samba dan parade kompetitif setiap tahun, selama berlangsungnya Karnaval Rio. Parade atau karnaval ini menarik ribuan warga Brasil dan wisatawan asing setiap tahun.


Sambadrome (“Sambodromo” dalam bahasa Portugis) dirancang oleh Oscar Niemeyer dan dibangun pada tahun 1984, yang berupa bentangan jalan Marques de Sapucai sepanjang 700 m yang diubah menjadi tanah parade permanen dengan bangku dibangun di kedua sisi jalan untuk duduk penonton, dengan kapasitas 90.000 kursi. Komplek ini mencakup sebuah kawasan yang berawal dari ujung rute pawai di Praça da Apoteose (Lapangan Apotheosis) dekat favela Morro da Mineira. Pembukaan kembali terjadi pada tanggal 7 Februari 2012, yang dihadiri oleh Walikota Eduardo Paes dan arsitek Oscar Niemeyer. Setiap sekolah samba memiliki waktu sekitar 90 menit untuk berparade dari satu ujung Sambadrome ke yang lain dengan melibatkan ribuan penari serta pemusik. Pada hari Rabu Abu (quarta-feira de cinzas) dalam tradisi Katolik, nilai yuri dikumpulkan dan satu dinyatakan sebagai pemenang. Parade of Champions diadakan Sabtu berikutnya dengan menampilkan 5 sekolah samba pemenang. Pada tahun 2008, harga tiket masuk berkisar antara R$ 10 – R$ 500 (US $ 6,50 menjadi US $ 312,50).

 SAMSUNG CAMERA PICTURES  SAMSUNG CAMERA PICTURES

Sambadrome (“Sambodromo” dalam bahasa Portugis) dirancang oleh Oscar Niemeyer
dan dibangun pada tahun 1984,

Merasakan sensasi Parade samba Carnaval Rio de Janeiro, di Sambadrome saat hujan gerimis.

Parade samba Carnaval Rio de Janeiro yang terdekat akan diadakan pada hari Jumat dan Sabtu, 5 dan 6 Februari 2016. Final grand Samba Parade 2016 akan diadakan pada hari Minggu dan Senin malam, 7 dan 8 Februari 2016 dan enam sekolah samba terbaik akan parade sekali lagi pada hari Sabtu, 13 Februari 2016. Untuk penyelenggaraan Olimpiade 2016, tempat tersebut akan menjadi arena cabang memanah, atletik, dan maraton. Dalam persiapan untuk Olimpiade 2016, pabrik tua Brahma di dekatnya dihancurkan dan bangku-bangku tambahan dibangun di sana untuk meningkatkan kapasitas penonton menjadi sekitar 18.000 kursi, dengan desain simetris. Di luar musim Karnaval, Apotheosis Square kadang-kadang digunakan sebagai tempat konser musik skala besar. Artis yang telah tampil di Apotheosis Square Sambadrome termasuk Diante Trono, Eric Clapton, Supertramp, Black Eyed Peas, Pearl Jam, Elton John, Coldplay, Whitney Houston, Avril Lavigne, Britney Spears, Iron Maiden, Radiohead, Hillsong Jonas, Nirvana, A-ha, Janet Jackson, Bon Jovi, David Bowie dan Rolling Stones.

Sayang sekali, kami sampai di Sambodromo saat hujan gerimis turun, sehingga kami hanya dapat berfoto sebentar sekali dan mencoba merasakan aura meriah karnaval samba ataupun konser musik skala besar, untuk melanjutkan perjalanan. Dengan naik Metro Rio L1, yang berangkat dari Stasiun Uruguai menuju Botafogo, kami naik di Stasiun Praca Onze meliwati Stasiun Central, Presidente da Vargas, Uruguaiana, Carioca, dan turun di Cinelandia, untuk melihat Teatro Municipal. Teatro Municipal Rio de Janeiro terletak di Central Avenue Cinelandia (Praça Marechal Floriano), sekarang disebut Rio Branco Road, di pusat kota Rio de Janeiro, dan dibangun sekitar tahun 1909. The Theatro Municipal (Municipal Theatre) dianggap sebagai salah satu gedung seni yang paling indah dan bioskop terpenting di Brasil. Bangunan ini dirancang dengan gaya eklektik, terinspirasi oleh Paris Opéra Charles Garnier. Dinding luar bertuliskan nama-nama klasik seniman Eurocentric dan Brasil. Gedung ini berseberangan dengan Perpustakaan Nasional dan Museum Seni Rupa, serta menghadap Cinelandia Square yang luas. Pada paruh kedua abad kesembilan belas, kegiatan teater sangat intens di Rio de Janeiro, sebagai ibu kota negara. Setelah Proklamasi Republik Brasil tahun 1889, tepatnya pada tahun 1894 penulis drama Arthur Azevedo meluncurkan kampanye untuk membangun sebuah gedung teater baru di sepanjang garis Comédie Française. Pada saat Walikota Pereira Passos tahun 1903 membuka Avenue Central (Sekarang Avenida Rio Branco), muncul gagasan dari Francisco de Oliveira Passos (anak dan kemudian menjadi walikota) bekerjasama dengan Albert Guilbert dan desain gedung terinspirasi oleh Paris Opera. Pembangunan dimulai pada tahun 1905 di atas dasar 1.180 buah tiang kayu di dalam tanah. Untuk menghias bangunan, pelukis dan pematung Brasil dilibatkan, seperti Eliseu Visconti, Rodolfo Amoedo dan Bernardelli. Akhirnya, empat setengah tahun kemudian pada 14 Juli 1909, Presiden Nilo Peçanha meresmikan Theatro Municipal do Rio de Janeiro, yang memiliki kapasitas 1.739 pemirsa. Kemudian walikota Serzedelo Correa pada tahun 1934 melakukan beberapa modifikasi, termasuk interior teater yang mewah dengan patung-patung buatan Henrique Bernardelli, lukisan oleh Rodolfo Amoedo, tirai penutup megah karya Eliseu Visconti, dilengkapi Restoran Assírius di ruang bawah tanah yang aneh, dengan dekorasi Asyur yang mengesankan, dan sejak saat itu gedung ini memiliki jumlah 2.361 kursi penonton. Pada tahun 1931, Symphonic Orchestra Kota Rio de Janeiro diciptakan dan melibatkan aktor seperti Arturo Toscanini, Sarah Bernhardt, Bidu Sayao, Cheryl Studer, Eliane Coelho, Heitor Villa-Lobos, Igor Stravinsky, Paul Hindemith dan Alexander Brailowsky. Pada masa kejayaan awal, gedung ini menampilkan hanya opera asing dan acara simfoni orkestra, terutama dari Italia dan Perancis.

 SAMSUNG CAMERA PICTURES  Bandara

Theatro Municipal, gedung konser ini
memiliki 2.361 kursi penonton

Gerbang terminal 1 Aeroporto Internacional
Tom Jobim (Galeão) Rio de Janeiro

Saat ini Theatro Municipal sebagian besar digunakan untuk pertunjukkan balet dan musik klasik. Kami sempatkan mampir dan mengagumi keindahannya, sebelum kembali ke hotel dalam jalan kaki cepat karena gerimis melewati 2 blok. Malam itu kami di kamar 104 Hotel Atlântico Business Rua Senador Dantas, 25 – Centro, Rio de Janeiro – RJ, 20031-202, Brasil berkemas untuk persiapan kembali ke Indonesia. Perjalanan ke Aeroporto Internacional Tom Jobim (Galeão) Rio de Janeiro, akan kami lakukan pada Sabtu, 21 November 2015 menjelang tengah malam.

Sekian

bersambung dengan petualangan di London, Inggris, sebalum pulang ke Indoensia 

baca juga : https://dokterwikan.com/2018/05/28/2015-london/

20151118225148

*) pelancong Jawa berdana cekak

Ditulis di ruang tunggu Aeroporto Internacional Tom Jobim (Galeão) Rio de Janeiro

Kamis, 19 November 2015

By Fx Wikan Indrarto

Dokter Fx Wikan Indrarto

Leave a Reply