Categories
Istanbul

2019 Informasi Vaksinasi

Gambar terkait

INFORMASI  VAKSINASI

fx. wikan indrarto*)

Pada hari Jumat, 26 April 2019 di Brussel, Belgia, dikeluarkan pernyataan untuk menentang disinformasi vaksinasi. Pernyataan tersebut dibacakan dengan lantang oleh Mr. Jyrki Katainen, Perdana Menteri Finlandia (2011 sampai 2014) dan Wakil Presiden Komisi Eropa bidang ‘Jobs, Growth, Investment and Competitiveness’, pada Pekan Imunisasi Eropa. Apa maknanya bagi kita?

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2018/12/27/2018-vaksin-bukan-mitos/

Vaksinasi adalah salah satu intervensi di bidang kesehatan masyarakat, yang paling sukses hingga saat ini. Vaksin tidak hanya mampu mencegah penyakit dan menyelamatkan nyawa, tetapi juga mengurangi biaya perawatan kesehatan. Selama dua abad terakhir, telah terbukti secara konsisten bahwa vaksin bekerja. Ini adalah fakta, bukan masalah pendapat seseorang. Sayangnya, banyak dari kita yang membaca berita bagus dan tidak diragukan lagi, telah terpengaruh oleh berita utama yang mengejutkan, yaitu tentang munculnya wabah penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin, dalam beberapa tahun terakhir, yang mengakibatkan konsekuensi kesehatan yang parah dan kadang-kadang kematian, yang sebenarnya dapat dihindari. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyebut disinformasi tentang vaksin sebagai salah satu dari 10 ancaman di bidang kesehatan masyarakat teratas tahun 2019 ini. Disinformasi ini berarti kepercayaan pada ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran sedang terkikis.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2019/02/27/2019-vaksin-dengue/

.

Dalam laporan yang dimuat di ‘Eurobarometer’ tentang sikap terhadap vaksinasi yang diterbitkan hari Jumat, 26 April 2019, ternyata 85% warga Uni Eropa tetap realistis dan percaya, bahwa vaksinasi adalah cara yang efektif untuk mencegah penyakit menular, yang mampu melindungi diri sendiri dan orang lain di sekitarnya. Kekebalan komunitas (herd immunity) adalah sangat penting, terutama ketika seseorang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah dan tidak dapat divaksinasi, karena meraka akan terlindungi oleh komunitasnya.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2019/04/16/2019-pekan-imunisasi-sedunia/

.

Eurobarometer juga menunjukkan bahwa sekitar setengah dari warga Uni Eropa telah divaksinasi dalam lima tahun terakhir, dan sebagian besar (79%) telah berkonsultasi dan percaya kepada dokter sebagai petugas kesehatan profesional, untuk mendapatkan informasi tentang vaksinasi. Namun demikian, ada beberapa temuan lain yang mengkhawatirkan, misalnya 48% responden orang Eropa percaya bahwa vaksin sering kali dapat menghasilkan efek samping yang parah, dan 38% responden berpendapat bahwa vaksin dapat menyebabkan suatu penyakit yang sebenarnya justru harus terlindungi.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2018/07/24/2018-senjang-imunisasi/

.

Dengan ini berarti bahwa diperlukan usaha yang lebih keras lagi untuk meningkatkan cakupan vaksin dan memerangi disinformasi vaksin, yang ternyata masih jauh dari selesai. Diperlukan dukungan politik untuk mewujudkan manfaat vaksinasi, pentingnya penelitian lanjutan untuk terciptanya vaksin yang lebih baik, dan mempermudah akses ke layanan vaksin untuk semua warga. Hal yang terakhir namun tidak kalah penting, adalah membentuk solidaritas global dan tindakan tegas terhadap disinformasi vaksin. Masyarakat global seharusnya bergabung untuk meningkatkan kesadaran tentang satu fakta sederhana, yaitu Kinerja Vaksin ! (Vaccines Work!).

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2017/07/03/etika-imunisasi/

.

Imunitas setelah vaksinasi adalah pertahanan terbaik terhadap penyakit menular yang serius, dapat dicegah, dan kadang-kadang mematikan. Berkat vaksinasi yang meluas, penyakit cacar telah dapat diberantas, Eropa telah bebas polio, dan banyak penyakit infeksi lain hampir dapat tersingkirkan. Saat ini, lebih dari 100 juta anak telah divaksinasi setiap tahun terhadap penyakit seperti difteri, tetanus, pertusis, tuberkulosis, polio, campak, dan hepatitis B. Vaksinasi mencegah sekitar 2,5 juta kematian di seluruh dunia setiap tahun, dan mengurangi biaya perawatan kesehatan karena penyakit tertentu, termasuk obat antimikroba yang sering diresepkan secara kurang tepat untuk penyakit infeksi virus.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2019/07/18/2019-hilang-peluang-sehat/

.

Meskipun vaksinasi memiliki rekam jejak yang cemerlang, beberapa negara UE dan negara tetangga di sekitarnya saat ini menghadapi wabah penyakit menular, yang sebenarnya dapat dicegah dan belum pernah terjadi sebelumnya, karena tingkat cakupan vaksinasi yang tidak mencukupi. Akses yang tidak merata terhadap vaksin dan memudarnya kepercayaan masyarakat terhadap vaksinasi, merupakan alasan yang memprihatinkan, dan bahkan merupakan tantangan utama bagi para dokter dan ahli kesehatan masyarakat.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2019/06/07/2019-hoaks-medis/

.

Ternyata masih banyak anak di Eropa, apalagi di belahan dunia lainnya, tidak divaksin dan tetap rentan terhadap penyakit yang berpotensi mengancam jiwa. Kunci untuk mencegah konsekuensi serius sebagai akibat tidak divaksin, adalah memastikan bahwa setiap komunitas tidak hanya siap, tetapi juga memiliki informasi tentang vaksin yang baik. Perlu dilakukan gerakan membongkar mitos tentang vaksin, mempromosikan argumen berbasis ilmiah, dan memastikan bahwa setiap individu memahami pentingnya vaksin pada setiap tahap kehidupan, hal ini sama pentingnya dengan menyediakan akses yang setara ke vaksin.

.

Untuk meningkatkan cakupan imunisasi anak, ‘European Centre for Disease Prevention and Control’ (ECDC) dan ‘European Medicines Agency’ (EMA) memberikan beberapa rekomendasi. Yaitu menerapkan langkah praktik terbaik selama terjadinya wabah penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin, juga mendanai proyek imunisasi melalui program kesehatan nasional, meningkatkan data untuk memantau cakupan vaksinasi, mendorong asosiasi profesi kesehatan, agar membantu mengadvokasi imunisasi untuk anak kepada orang tua, dan memberikan informasi obyektif yang berbasis bukti, terutama kepada para profesional kesehatan.

.

Pernyataan menentang disinformasi vaksinasi oleh Mr. Jyrki Katainen untuk masyarakat Uni Eropa, tentu juga relevan bagi kita di Indonesia. Mari kita meningkatkan kesadaran bersama tentang satu fakta sederhana, yaitu Kinerja Vaksin ! (Vaccines Work!).

Sudahkah kita bertindak bijak?

Sekian

Yogyakarta, 29 Agustus 2019

Reuni Forsino di Probolinggo Jawa Timur

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih, Pengurus ARSSI DIY, Lektor di FK UKDW Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA : 081227280161

By Fx Wikan Indrarto

Dokter Fx Wikan Indrarto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *