Categories
Istanbul

2019 Basmi Polio Liar

Hasil gambar untuk basmi polio liar

BASMI  POLIO  LIAR

fx. wikan indrarto*)

Kamis, 24 Oktober 2019 diperingati sebagai Hari Polio Sedunia (World Polio Day) dengan sebuah pengumuman bersejarah oleh komisi ahli independen, yang menyimpulkan bahwa virus polio liar tipe 3 atau ‘wild poliovirus type 3’ (WPV3) telah diberantas di seluruh dunia. Setelah pemberantasan cacar dan poliovirus liar tipe 2, berita ini merupakan pencapaian bersejarah bagi umat manusia. Apa yang perlu dicermati?

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2019/01/10/2019-polio-terakhir/

.

Sejarah penyakit polio atau poliomyelitis dimulai dari tahun 1580 SM, menurut relief di piramid Mesir kuno. Pada awal abad ke-20, polio adalah salah satu penyakit infeksi yang paling ditakuti di berbagai negara industri, karena mampu melumpuhkan ratusan ribu anak setiap tahun. Segera setelah pengenalan vaksin yang efektif pada 1950-an, polio dapat dikendalikan dan praktis dihilangkan sebagai masalah kesehatan masyarakat di negara maju. Perlu waktu agak lama sampai polio diakui sebagai masalah utama di negara berkembang. Akibatnya, baru setelah tahun 1970-an, vaksinasi polio rutin diperkenalkan di seluruh dunia sebagai bagian dari program vaksinasi nasional di banyak negara berkembang. Pada tahun 1988, ketika program ‘the Global Polio Eradication Initiative’ (GPEI) dimulai, polio telah melumpuhkan lebih dari 1.000 anak di seluruh dunia setiap hari. Sejak itu, lebih dari 2,5 miliar anak telah divaksinasi terhadap polio, berkat kerja sama lebih dari 200 negara dan 20 juta sukarelawan, yang didukung oleh pendanaan internasional lebih dari US $ 11 miliar.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2019/01/16/2019-akhiri-polio/

.

 “Pencapaian pemberantasan penyakit polio akan menjadi tonggak sejarah bagi kesehatan global. Komitmen dari semua negara, ditambah dengan inovasi dan dukungan mitra, telah mampu membasmi virus polio liar serotipe 3, sehingga hanya tinggal tipe satu yang tersisa, ”kata Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO dan Ketua Dewan Pengawas GPEI. Kita harus tetap berkomitmen penuh, untuk memastikan bahwa semua sumber daya yang diperlukan, tersedia untuk memberantas semua jenis virus polio. WHO telah mendesak semua pemangku kepentingan dan mitra, untuk tetap mengikuti program ini sampai kesuksesan akhir tercapai.

.

Ada tiga jenis virus polio liar yang berbeda secara individu dan secara imunologis, yaitu virus polio liar tipe 1 atau ‘Wild Virus Polio’ (WPV1), tipe 2 (WPV2) dan tipe 3 (WPV3). Secara simtomatis dan klinis, ketiga strain virus itu identik, dalam arti mereka menyebabkan kelumpuhan kaki yang tidak dapat diperbaiki atau bahkan kematian pasien. Namun demikian, terdapat perbedaan genetik dan virologi yang membuat ketiga jenis virus ini terpisah, yang masing-masing harus diberantas secara individual.

.

WPV3 adalah jenis kedua virus polio yang ditargetkan akan dimusnahkan, setelah sertifikasi pemberantasan WPV2 diperoleh pada tahun 2015. Kasus terakhir WPV3 terdeteksi di Nigeria bagian utara pada tahun 2012. Sejak itu, kekuatan dan jangkauan sistem pengawasan global program pemberantasan polio dilakukan lebih kritis, untuk memverifikasi bahwa strain ini benar-benar hilang. Investasi pada pekerja terampil, alat-alat inovatif dan jaringan laboratorium global, telah membantu menentukan bahwa tidak ada WPV3 di mana pun di dunia, selain dari spesimen virus yang terkunci di tempat penyimpanan yang aman.

.

Profesor David Salisbury, ketua Komisi Global Independen untuk Sertifikasi Pemberantasan Poliomyelitis, menyerahkan sertifikat resmi pemberantasan WPV3 kepada Dr. Adhanom Ghebreyesus. Pemberantasan WPV3 secara global adalah pencapaian penting, yang harus menghidupkan kembali semangat  pemberantasan polio dan memberikan motivasi untuk kita semua pada langkah terakhir, yaitu pemberantasan virus polio liar tipe 1. WPV1 saat ini tetap beredar liar, meskipun hanya di dua negara, yaitu Afghanistan dan Pakistan. Oleh sebab itu, kita tidak boleh menghentikan upaya kita sekarang, yaitu kita harus memberantas semua strain yang tersisa dari semua virus polio.

.

Kabar baik dari Afrika, yaitu tidak ada WPV1 yang terdeteksi di mana pun di seluruh daratan benua Afrika ini sejak 2016. Meskipun wilayah tersebut dipengaruhi oleh virus polio yang dihasilkan dari vaksininasi polio tetes (OPV) yang bersirkulasi dan harus segera dihentikan, ternyata benua Afrika telah bebas dari semua virus polio liar, suatu pencapaian yang luar biasa.

.

Pembasmian WPV3 membuktikan bahwa dunia bebas polio adalah sebuah hal yang dapat dicapai. Kunci keberhasilannya adalah komitmen berkelanjutan dari komunitas pembangunan internasional. Untuk hal ini, sebagai bagian dari Pekan Kesehatan Global (Global Health Week) di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, pada November 2019, Forum Keberhasilan Terakhir (Reaching the Last Mile Forum) akan memusatkan perhatian internasional pada pemberantasan penyakit polio yang mematikan di dunia. Selai itu, juga akan memberikan kesempatan bagi para pemimpin dunia dan organisasi masyarakat sipil, terutama Rotary International, untuk berkontribusi pada jarak mil terakhir pemberantasan polio global.

.

Investasi GPEI 2019-2023 dalam upaya pemberantasan polio telah menyelamatkan dunia, lebih dari US $ 27 miliar dalam biaya kesehatan sejak tahun 1988. Dunia bebas polio yang berkelanjutan akan menghasilkan US $ 14 miliar penghematan lebih lanjut pada tahun 2050, dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan negara, untuk mengendalikan virus polio yang tanpa batas. GPEI adalah upaya global oleh publik dan swasta yang terdiri dari pemerintah dan mitra, yaitu WHO, Rotary International, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, UNICEF, Yayasan Bill & Melinda Gates.

.

Momentum Hari Polio Sedunia (World Polio Day) dengan pembasmian WPV3, mengingatkan kita semua bahwa cakupan vaksinasi polio yang telah tinggi, harus terus dipertahankan. Selain itu, WPV1 yang tinggal tersisa di benteng pertahanannya yang terakhir, yaitu di pedalaman Afganistan dan Pakistan, haruslah kita akhiri, agar dunia yang kita tinggali menjadi bebas polio.

.

Sudahkah kita bertindak?

Sekian

Katedral Chennai, dibangun di atas makam Santo Thomas Rasul, di Chennei, Tamil Naduu, India Selatan

Yogyakarta, 6 November 2019

*) Dokter spesialis anak RS Panti Rapih, Lektor di FK UKDW Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA : 081227280161

By Fx Wikan Indrarto

Dokter Fx Wikan Indrarto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *