Categories
Istanbul

2018 Donasi Gempa Lombok

Hasil gambar untuk gempa lombok timur

 

DONASI  GEMPA  LOMBOK

fx. wikan indrarto*)

Gempa bumi di Lombok, NTB tahun 2018 dengan episenter di utara gunung Rinjani terjadi berulang kali, sehingga menyebabkan kerusakan bangunan dan kematian korban yang signifikan. Pada 18 Juli 2018 terjadi gempa pertama dengan kekuatan 6,4 SR, yang merupakan sebuah gempa tipe ‘foreshock’. Setelah itu, 133 gempa susulan dengan magnitudo terbesar 5,7 SR membuat wilayah terdampak gempa di ‘Pulau Seribu Masjid’ Lombok itu semakin meluas, dengan dampak terburuk terjadi di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur (Lotim) dan Kecamatan Sembalun di Kabupaten Lombok Utara (KLU).

 

Hasil gambar untuk gempa lombok timur

para relawan medis sedang mendata bantuan alat kesehatan dan obat
untuk korban gempa bumi di Lombok

 

Berdasarkan data Penanganan Darurat Bencana gempa Lombok, jumlah korban meninggal dunia hingga Kamis, 23 Agustus 2018 adalah 555 korban. Sementara itu, 390.529 jiwa mengungsi. Wilayah terparah terkena dampak gempa sebenarnya adalah Kabupaten Lombok Utara. Di lokasi ini tercatat 466 korban meninggal dunia, 829 korban luka-luka, 134.236 jiwa mengungsi, dan 23.098 rumah rusak. Sementara itu, korban meninggal di Kota Mataram sebanyak 9 orang, Lombok Tengah 2 orang, Lombok Timur 31 orang, Lombok Barat 40 orang, KSB 2 orang, dan Sumbawa 5 korban.

 

Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam kunjungan kerjanya menyampaikan, bahwa yang penting bukan status bencana nasionalnya untuk gempa bumi di Lombok Barat. Pemerintah sudah menganggarkan sekitar Rp. 1 triliun untuk tahap awal dalam upaya penanganan gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Tahap tanggap darurat penanganan bencana gempa Lombok, NTB berakhir pada hari  Sabtu, 25 Agustus 2018, dan selanjutnya akan berlaku tahap transisi darurat ke pemulihan, sesuai penjelasan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho. Setelah tahap itu, pemerintah akan kembali memberikan bantuan untuk tahap rehabilitasi, yang akan dimulai hari Rabu, 26 September 2018.

 

Solo

bersiap memasuki perut pesawat Lion Air
dari Bandara Adi Sumarmo Solo, Jawa Tengah

Pada masa transisi tersebut, kami mencoba hadir langsung di Lombok. Rombongan kami terdiri dari DR. Dr. Iwan Setiawan Adji, SpTHT,  Dr. Eko Tavip Riyadi, SpTHT, saya, didampingi mas Wildan Priscillah dan mbak Afdelina Rizki Amalia, keduanya mahasiswa program profesi FK UMS Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta) yang berasal dari NTB. Dr. Iwan sebagai Ketua PERHATI (Perhimpunan Dokter Ahli THT) Cabang Surakarta adalah pemimpin rombongan yang membawa donasi dan mewakili KONGA (Komunitas Dokter Suka Ngakak dan Cengegesan) alumni FK UGM Yogyakarta angkatan 1984, dan alumni SMPN 8 Yogyakarta angkatan 81. Dr. Tavip mewakili PERHATI Cabang Surakarta dan saya yang juga anggota ikut hadir mewakili KONGA, IDI Cabang Kota Yogyakarta dan IDI Wilayah DIY.

 

LIA

DR. Dr. Iwan Setiawan Adji, SpTHT,  Dr. Eko Tavip Riyadi, SpTHT, dan saya
saat mendarat di Lombok Iternational Airport

Rombongan kami berangkat hari Senin, 26 Agustus 2018 dari Solo atau Surakarta, menggunakan pesawat Lion Air Boeing 737 versi 900 ER JT 924, terbang dari Solo pk. 6 dan mendarat di Denpasar pk. 8.15. Setelah transit sebentar di Denpasar, kami menggunakan pesawat Lion Air Boeing 737 versi 900 ER JT 658 untuk mendarat di Bandara Internasional Lombok (BIL) yang baru, megah dan artistik pada hari Senin, 26 Agustus 2018 pk. 9.25 WITA. Kami dijemput oleh Dr. Didit Yudhanto, Sp THT-KL (dosen FK UNRAM) dan beberapa dokter umum untuk melanjutkan perjalanan, menggunakan mobil dinas Dekan FK UNRAM sebuah Toyota Innova 2.0 G warna biru plat merah DR 1706 ke Selong, ibukota Kabupaten Lombok Timur (Lotim), sejauh 46,5 km, melalui Jalan Trans Lombok.

 

Rombongan Datang

Kami ditemani mas Wildan Priscillah dan mbak Afdelina Rizki Amalia dari Solo

 

Kami segera hanyut dalam kepadatan lalu lintas di jalan mulus tersebut. Jalur trans pulau yang padat ini membujur dari Lembar, pelabuhan penyeberangan menuju ke barat ke Pulau Bali sampai di Kayangan, pelabuhan penyebarangan menuju ke timur ke Pulau Sumbawa. Sebagian besar jalur penghubung dua pelabuhan di barat dan timur Pulau Lombok itu memang berada di Lotim. Setelah beberapa jauh, kami berbelok arah ke selatan, menuju Selong.

 

Kami segera melakukan koordinasi dengan Bapak Deden Hasby Assidik, pemilik jaringan Jaya Optic di seluruh Pulau Lombok. Koordinasi dilakukan di rumahnya di Jl. KH Hasym Asari No 11 Lendang Baiduri, Selong Lotim, yang megah dengan beberapa retakan terdampak gempa bumi. Puteri sulung Bapak Deden adalah mahasiswa tingkat profesi FK UMS, yang dimbimbing Dr. Iwan. Setelah koordinasi dan seremoni singkat, pada siang itu kami membawa bantuan dalam 2 buah minibus terbuka segera melanjutkan perjalanan ke Kecamatan Sambeliea di Lotim.

 

KONGA

Bapak Deden Hasby Assidik sudah membelikan berbagai barang keperluan
untuk para pengungsi di Lombok Timur

 

Dengan dipimpin oleh Bapak Deden dan keluarga di dalam Pajero Sport 4×4 AT, rombongan kami kembali memasuki Jalan Trans Lombok ke arah timur. Tidak kurang dari 40 kilometer ruas yang membentang di Lotim dari Jenggik di Terara hingga Kayangan Pringgabaya, adalah jalur padat lalu lintas. Kami melewati beberapa kecamatan, yaitu Terara, Paokmotong, Masbagik, Aikmel, Pringgabaya, hingga Labuhan Lombok. Kami jadi mengenal tradisi nyongkolan dan kendaraan tradisional semacam cidomo yang memiliki kecepatan sangat rendah, dan memperlama perjalanan kami menuju Sambelia. Kami mampir sebentar di rumah Dr. Dadan Rohdiana, SpTHT-KL di Aikmel dan kemudian bergabung bersama melanjutkan perjalanan. Di pinggir jalan pemandangan nampak memilukan. Rumah roboh, masjid rusak, kantor dan sekolah runtuh, dinding retak, tenda didirikan, debu beterbangan dan para korban bencana duduk seolah tidak percaya dengan apa yang telah terjadi.

 

Logistik 1

bantuan untuk para pengungsi, siap dihantarkan ke lokasi terdampak

Sebelum mencapai pelabuhan penyeberangan ke Pulau Sumbawa di Labuhan Lombok, kami berbelok ke kiri menuju Sambelia, yang merupakan wilayah terparah degan banyak bangunan runtuh dan perkemahan di beberapa ruang kosong. Kami melewati Pantai Pengayoman yang indah dengan beberapa pohon purba berusia sekitar 3 abad di Dusun Permatan, Desa Gunung Malang, Kecamatan Pringgabaya, di jalur transportasi lingkar utara Pulau Lombok. Obyek rekreasi itu berupa deretan pohon tegak setinggi 40 hingga 50 meter, berada di lahan seluas 4 hektar dan dimiliki 4 orang, tetapi saat ini yang dikembangkan menjadi obyek wisata sekitar 1,5 ha. Akar pohon purba itu mencapai sekitar 170 sentimeter, lingkar batang bawahnya sebesar pelukan tiga hingga empat lengan orang dewasa, batangnya mirip batang pohon kapuk randu, berlekuk menyerupai gelampir leher sapi. Namun, batangnya licin sehingga pohon sulit dipanjat.

 

Pohon

pohon purba berusia sekitar 3 abad di Dusun Permatan, Desa Gunung Malang, Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur

 

Selanjutnya kami melewati komplek Transmigrasi Angkatan Darat (Transad) yang merupakan cikal bakal pengembangan populasi penduduk baru di Kecamatan Sambilea. Kami lanjut melewati PLTU IPP Lombok Timur yang diresmikan Menteri ESDM Ignasius Jonan pada 21 Oktober 2017, milik PT Lombok Energy Dynamics (LED), untuk menuju posko pertama 1, di Labu Pandan.

 

Konselor ASI

memberi semangat menyusui kepada ibu,
agar nutrisi bayi di pengungsian tetap terjaga

 

Dengan bantuan Bapak Deden, donasi yang telah dikirimkan sudah dibelikan berbagai bahan keperluan, untuk hidup harian para warga di barak pengungsian, misalnya selimut, bahan makanan, alas tidur dan terpal. Kami sempatkan memberikan edukasi menyusui, layaknya seorang konselor ASI, agar nutrisi para bayi di pengungsian tetap terjaga. Setelah acara seremonial penyerahan bantuan kepada koordinator para pengungsi, kami berpencar tujuan.

 

Reruntuhan

dampak gempa bumi terparah yang meruntuhkan berbagai bangunan

 

Dr. Iwan dan rombongan melanjutkan penghantaran bantuan ke posko 2 Dadap, posko 3 Melempoh, dan posko 4 di Medaen. Semua daerah tersebut terdampak gempa bumi sangat parah dan berada di lokasi yang relatif sulit dijangkau oleh para relawan. Perlu waktu dan kesabaran yang lebih, agar donasi dapat sampai di sana.

 

KONGA 2

penyerahan donasi di posko pertama 1, di Labu Pandan, Sambilea, Lombok Timur, kepada koordinator para pengungsi korban gempa bumi.

 

Sementara itu, kami sendirian segera kembali memasuki jalan trans Lombok untuk menuju ke Mataram. Perlu hampir 3 jam untuk memasuki Kota Mataram dan kami lanjut ke RS St. Antonius Jl. Koperasi No 61, Dayan Peken, Ampenan, Kota Mataram. RS tipe D yang sering disebut sebagai RS Karang Ujung ini, dikelola oleh Yayasan Antoni dan berdiri di atas 3.846 m2 luas tanah dengan Luas Bangunan  2.731 m2.

 

Dr. Anton

Direktur RS St. Antonius Ampenan, Mataram NTB
Dr. Antonius Darmono (FK UGM 87)

 

Secara umum kerusakan tidak parah, karena struktur bangunan relatif utuh. Namun demikian, para pasien dan pegawai RS masih berada di dalam tenda di halaman parkir dan lorong RS. Setelah bertukar gagasan dengan Direktur RS St. Antonius Ampenan, Mataram Dr. Antonius Darmono (FK UGM 87), kami melanjutkan perjalanan untuk berkeliling kota Mataram di malam hari. Setelah puas melihat sisa gempa bumi dan berbagai usaha untuk bangkit segenap warga, malam itu kami menikmati menu ayam taliwang, khas Lombok di warung tenda pinggir Jl. Pejanggik dan masuk kamar menjelang tengah malam di sebuah losmen kecil di Jl. Subak Cakranegara, Mataram. Dr. Iwan dan Dr. Tavip malam itu menginap di tenda pengungsian di halaman rumah DR. Dr. Hamsu Kadriyan, Sp.THT-KL, MKes.

 

Hasil gambar untuk gempa lombok timur

relawan dan TNI bahu membahu mendampingi warga dan pengungsi

 

Pagi harinya, Selasa, 28 Agustus 2018, kami menemui Dr. Doddy Aryo Kumboyo, SpOG(K) sebagai Ketua IDI Wilayah NTB, di ruang prakteknya di Klinik Akasia Jl. Kebudayaan No 2, Cakranegara Barat, Mataram NTB. Kami menyerahkan secara simbolik donasi dari para dokter dan pengurus IDI Cabang Kota Yogyakarta dan IDI Wilayah DIY. Secara nominal memang tidak banyak, tetapi secara emosional menegaskan, bahwa kami hadir membantu dan juga ikut prihatin dengan bencana alam yang serupa dengan yang pernah kami alami pada 27 Mei 2006.

 

IDI Wilayah NTB

Bersama Dr. Doddy Aryo Kumboyo, SpOG(K) sebagai Ketua IDI Wilayah NTB,
di Posko Peduli Gempa di Klinik Akasia Cakranegara Barat, Mataram NTB

 

Dr. Doddy Aryo Kumboyo, SpOG(K) segera mengajak kami berdua melihat berbagai barang, obat, dan alat kesehatan yang merupakan donasi dari berbagai pihak. Semuanya ditampung di beberapa ruang di Klinik Akasia, yang telah dijadikan Posko Peduli Gempa Bumi di Pulau Lombok oleh IDI Wilayah NTB, dan belum sempat diedarkan kepada para pengungsi.

 

Hasil gambar untuk gempa lombok timur

tenda para pengungsi di tanah kosong
dengan latar belakang Gunung Rinjani yang tinggi menjulang

 

Setelah itu, kami berdua segera bergegas menuju RS Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB di Jl. Prabu Rangkasari, Dasan Cermen, Sandubaya, Kota Mataram. Kami berdua segera bergabung dengan DR. Dr. Hamsu Kadriyan, SpTHT-KL, MKes (Dekan FK Unram) dan Dr. Lalu Hamzi Fikri, MM (Direktur RS), yang menerima rombongan kami. Kami semua mengikuti kunjungan lapangan di RS, didampingi oleh Dr. Alfian Sulaksana SpTHT-KL (staff KSM THT RSUD Prop), Dr H. Agus Rusdhy Hamid, SpOG(K) (Wakil Direktur Pelayanan RS), Dr. Sigit Jatmiko, SpB (Ketua Komite Medik RS) dan Dr. Didit Yudhanto, SpTHT-KL (dosen FK UNRAM).

 

RSUD.jpeg

Dari kiri :
Dr. Alfian Sulaksana Sp THT-KL (staff KSM RSUD Prop), Dr. Eko Tavip Riyadi, SpTHT (RSUD Wonogiri Jateng), Dr. Doddy Aryo Kumboyo, SpOG(K) (Ketua IDI Wilayah NTB), saya, DR. Dr. Hamsu Kadriyan, Sp.THT-KL, MKes (Dekan FK Unram), Dr. Lalu Hamzi Fikri, MM (Direktur RSUD), DR. Dr. Iwan Setiawan Adji, SpTHT-KL (Ketua PERHATI Cabang Surakarta Jateng), Dr H. Agus Rusdhy Hamid, SpOG(K) (Wakil Direktur Pelayanan RSUD), Dr. Sigit Jatmiko, SpB (Ketua Komite Medik RSUD) dan Dr. Didit Yudhanto, Sp THT-KL (dosen FK UNRAM).

Keramik lantai pada sambungan antar gedung RSUD Propinsi NTB masih nampak terkelupas.

 

Pada kunjungan tersebut, disepakati bahwa segenap pihak harus terlibat membantu upaya #Lombok Bangkit2018. Setelah dilaporkan dan disetujui oleh kepada Ketua Umum PP PERHATI Dr. Soekirman Soekin, SpTHT-KL, MKes, maka acara Bakti Sosial Tingkat Nasional oleh para dokter spesialis THT, merupakan salah satu acara yang terdekat, yaitu pada hari Sabtu, 8 September 2018 kelak. Acara akan dilanjutkan dengan PIT (Pertemuan Ilmiah Tahunan) PERHATI di Mataram, Lombok. Kedua acara ini ditegaskan untuk tetap dilaksanakan sesuai rencana dan tanpa penundaan, meskipun terjadi bencana gempa bumi. Mungkin akan dilakukan operasi di bidang THT, kembali dilakukan di kamar operasi di lantai 4 RSUD, bukan lagi di kamar operasi darurat di dalam kontainer, yang saat ini dipasang di halaman parkir RS. Dr H. Agus Rusdhy Hamid, SpOG(K) (Wakil Direktur Pelayanan RS) menjelaskan bahwa gedung RSUD sudah dinyatakan aman secara struktur bangunan, sehingga proses rehabilitasi kamar operasi dapat segera dilakukan, untuk mendukung acara besar tersebut.

 

Lombok Bangkit

Dr. Sigit Jatmiko, SpB (baju putih kacamata) di RSUD Propinsi NTB
memimpin semangat #LombokBangkit2018

Setelah itu, kami segera kembali ke Solo. Kami bertiga diantar menggunakan mobil Toyota Camry generasi ke 7 milik Dr. Sigit Jatmiko, SpB yang disopiri oleh Dr. Alfian Sulaksana Sp THT-KL, menuju LIA (Lombok International Airport). Kami segera pulang dengan pesawat Lion Air Boeing 737 versi 900 ER JT 659, yang terbang meninggalkan Lombok Selasa, 28 Agustus 2018 pk. 10.20.

 

Terimakasih atas segenap perhatian, bantuan, dan kerjasama yang telah dilakukan, sehingga donasi untuk gempa Lombok 2018 ini dapat terselenggara dengan baik. Mari terus kita dukung saudara kita dalam #LombokBangkit2018.

Sudahkah Anda terlibat membantu?

PB IDI Sekian

Yogyakarta, 29 Agustus 2018

*) Sekretaris IDI Wilayah DIY, dokter spesialis anak, Alumnus S3 UGM, pengajar di FK UKDW, WA: 081227280161

By Fx Wikan Indrarto

Dokter Fx Wikan Indrarto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *