Categories
Istanbul

2018 Serangan Campak di Eropa

Hasil gambar untuk campak di eropa

 

 

SERANGAN  CAMPAK  DI  EROPA
fx. wikan indrarto*)

 

Pada hari Senin, 20 Agustus 2018 di Kopenhagen, Denmark diumumkan sebuah laporan, bahwa lebih dari 41.000 anak dan orang dewasa di Eropa telah terinfeksi campak dalam 6 bulan pertama tahun 2018 ini. Apa yang perlu dipelajari?

 

Gambar terkait

 

Laporan dengan judul ‘Measles cases hit record high in the European Region’ ini, menyebutkan bahwa jumlah total untuk tahun 2018 jauh melebihi total 12 bulan setiap tahun lainnya dalam dekade sekarang. Sejauh ini, total tahunan tertinggi untuk kasus campak antara 2010 dan 2017 adalah 23.927 kasus pada tahun 2017, dan yang terendah adalah 5.273 kasus pada tahun 2016. Selain itu, setidaknya 37 orang telah meninggal karena campak sepanjang tahun 2018 ini.

 

Hasil gambar untuk campak di eropa

 

Semua negara di Eropa diwajibkan untuk segera menerapkan tindakan yang luas dan sesuai, untuk menghentikan penyebaran penyakit campak ini lebih lanjut. Intervensi kesehatan yang terbaik untuk menekan penyakit campak dimulai dengan imunisasi, dan selama penyakit ini tidak dihilangkan, Eropai gagal memenuhi komitmen Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Tujuh negara di Eropa telah mencatat lebih dari 1.000 kasus infeksi campak pada anak dan orang dewasa tahun 2018 ini, yaitu Prancis, Georgia, Yunani, Italia, Rusia, Serbia, dan Ukraina. Ukraina telah menjadi yang paling terdampak dengan lebih dari 23.000 orang terkena campak, dan ini menyumbang lebih dari setengah dari total kasus di Eropa. Kematian terkait campak telah dilaporkan di semua negara ini, dengan Serbia melaporkan jumlah tertinggi, yaitu 14 orang.

 

Menurut penilaian terbaru oleh Komisi Verifikasi Regional (RCV) Eropa untuk Eliminasi Campak dan Rubella, di 43 dari 53 negara Eropa telah terjadi penyebaran campak endemik dan di 42 negara telah terjadi serangan rubella, berdasarkan laporan tahun 2017. Pada saat yang sama, RVC menyatakan keprihatinan tentang pengawasan penyakit yang tidak memadai dan cakupan imunisasi campak yang rendah di beberapa negara. Juga disimpulkan bahwa rantai penularan penyakit campak berlanjut selama lebih dari 12 bulan, di beberapa negara yang telah mengalami endemik penyakit campak.

Bukti kemunduran parsial ini menunjukkan bahwa setiap orang yang tidak kebal, tetap rentan terserang campak di mana pun mereka tinggal. Selain itu, setiap negara harus terus mendorong untuk meningkatkan cakupan dan menutup kesenjangan imunisasi campak, bahkan juga setelah negara mencapai status terputus atau bebas (interrupted or eliminated status) terhadap campak.

Virus campak sangat mudah menular dan menyebar di antara individu yang rentan. Untuk mencegah wabah, setidaknya 95% cakupan imunisasi dengan 2 dosis vaksin yang mengandung campak diperlukan setiap tahun di setiap komunitas. Selain itu, juga upaya untuk menjangkau anak, remaja dan orang dewasa yang belum mendapatkan vaksinasi campak dalam program imunisasi rutin di masa lalu. Sementara cakupan imunisasi dengan 2 dosis vaksin campak meningkat dari 88% anak pada tahun 2016 menjadi 90% pada tahun 2017, tetapi perbedaan besar di tingkat lokal setiap negara masih tetap ada. Beberapa wilayah melaporkan lebih dari 95% cakupan, tetapi lainnya hanya mencapai di bawah 70% .

 

Hasil gambar untuk campak di eropa

 

Semua negara Eropa yang saat ini menghadapi serangan campak, telah menerapkan langkah strategis, termasuk imunisasi campak rutin dan ulangan yang ditingkatkan. Selain itu, juga peningkatan pengawasan untuk mendeteksi kasus campak baru dengan cepat. Target cakupan imunisasi campak adalah mencapai ambang 95%.

 

Hasil gambar untuk campak di eropa

 

Pada titik tengah semester ini, Eropa tengah merayakan pencapaian cakupan imunisasi, sambil tidak melupakan siapapun yang masih rentan terserang campak, dan yang membutuhkan perlindungan tambahan. Eropa dapat menghentikan penyakit campak yang mematikan ini, tetapi mereka tidak akan berhasil kecuali setiap orang memainkan peran masing-masing secara penuh. Peran setiap warga Eropa adalah mengimunisasi anak mereka, diri mereka sendiri, pasien mereka, populasi mereka, dan juga untuk mengingatkan orang lain bahwa imunisasi campak mampu menyelamatkan nyawa.

 

 

Di Indonesia campak dinyatakan sebagai wabah atau KLB (kejadian Luar Biasa) apabila terdapat 5 atau lebih kasus klinis dalam waktu 4 minggu berturut-turut, yang terjadi secara mengelompok, dan dibuktikan adanya hubungan epidemiologis. Pada tahun 2016, jumlah KLB campak yang terjadi sebanyak 129 KLB dengan jumlah kasus sebanyak 1.511 kasus. Angka tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2015 dengan 68 KLB dan jumlah kasus sebanyak 831 kasus.

 

Hasil gambar untuk campak di eropa

 

Menurut Drg. R. Vensya Sitohang, M.Epid, Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, Ditjen P2P Kemenkes, imunisasi campak di Indonesia diberikan dalam kombinasi dengan rubella (Measles and Rubella atau MR). Pada tahun 2017 sudah dilakukan Kampanye imunisasi MR di Pulau Jawa (6 Provinsi) dan tahun 2018 ini diberikan di luar pulau Jawa (28 provinsi). Khusus untuk Provinsi Papua karena alasan tertentu maka imunisasi MR ditambah dgn imunisasi Polio tetes yang mereka sebut dengan imunisasi MRP (Measles, Rubella dan Polio). Kampanye imunisasi MR ini diberikan pada bayi usia 9 bulan sampai anak dengan usia kurang dari 15 tahun, dilakukan mulai pada 1 Agustus sampai 30 September 2018. Pada bulan Agustus dilakukan di sekolah sedangkan bulan September dilakukan di posyandu, puskesmas dan pelayanan kesehatan lainnya.

 

Hasil gambar untuk campak di eropa

 

Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor : 33 Tahun 2018 Tentang Penggunaan Vaksin MR (Measles Rubella) produk dari SII (Serum Intitute Of India) Untuk Imunisasi, menegaskan bahwa pada saat ini, dibolehkan (mubah). Hal ini disebabkan karena ada kondisi keterpaksaan (dlarurat syar’iyyah), belum ditemukan vaksin MR yang halal dan suci, dan ada keterangan dari ahli yang kompeten dan dipercaya, tentang bahaya yang ditimbulkan akibat tidak diimunisasi, dan belum adanya vaksin yang halal. Fatwa ini ditetapkan di Jakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1439 H atau 20 Agustus 2018 M oleh Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dengan Prof. Dr. H. Hasanuddin AF., MA sebagai Ketua dan DR. H. Asrorun Ni’am Sholeh, MA sebagai Sekretaris.

 

Serangan campak akan terus terjadi sampai setiap anak dan orang dewasa yang rentan, baik di Eropa maupun di Indonesia, telah terlindungi dengan imunisasi. Pelajaran yang sangat inspiratif tentang serangan campak di Eropa ini, mengingatkan kita akan pentingnya imunisasi.

 

Apakah kita sudah diimunisasi campak?

PB IDI

Sekian

Yogyakarta, 20 Agustus 2018

*) dokter spesialis anak, Ketua IDI Cabang Kota Yogyakarta, Lektor FK UKDW, Alumnus S3 UGM, WA : 081227280161

By Fx Wikan Indrarto

Dokter Fx Wikan Indrarto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *