Categories
Istanbul

2020 Prakualifikasi Obat Kanker Payudara

Hasil gambar untuk obat kanker payudara

PRAKUALIFIKASI OBAT KANKER PAYUDARA

fx. wikan indrarto*)

Bapak Edy Haryadi, suami Ny. Yuniarti Tanjung, yang merupakan pasien kanker payudara HER2 positif, menggugat Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, yang menghentikan penjaminan obat kanker trastuzumab. Keputusan BPJS Kesehatan tersebut berlaku sejak 1 April 2018. Apa yang menarik?

.

Kanker payudara HER2-positif adalah kanker payudara dengan ‘Human Epidermal Growth Factor Receptor’ 2 (HER2), yang mempromosikan pertumbuhan sel kanker. Sekitar 1 dari 5 pengidap kanker payudara, memiliki sel kanker dengan mutasi gen yang membuat kelebihan protein HER2-nya. Kanker payudara HER2-positif cenderung lebih agresif daripada jenis kanker payudara lainnya. Penghentian penjaminan oleh BPJS Kesehatan tersebut salah satu penyebabnya adalah harga obat trastuzumab yang sangat mahal, yaitu mencapai Rp 25 juta. Selain itu, sesuai dengan Keputusan Dewan Pertimbangan Klinis (DPM), yang menyatakan bahwa obat trastuzumab tidak memiliki dasar indikasi medis untuk digunakan bagi pasien kanker payudara metastatik, walaupun dengan restriksi.

.

Untunglah pada hari Rabu, 18 Desember 2019 sudah diadakan prakualifikasi obat biosimilar trastuzumab pertama, yaitu agar pengobatan mahal dan menyelamatkan jiwa ini lebih terjangkau dan tersedia, bagi wanita dengan kanker payudada secara global. Kanker payudara adalah bentuk kanker paling umum pada wanita. Sekitar 2,1 juta wanita terkena kanker payudara pada tahun 2018. Sekitar 630.000 di antaranya meninggal karena penyakit ini, banyak karena keterlambatan diagnosis dan kurangnya akses ke pengobatan yang terjangkau.

.

Trastuzumab, sebuah obat antibodi monoklonal, dimasukkan dalam Daftar Obat Esensial WHO pada tahun 2015, sebagai pengobatan penting untuk sekitar 20% kanker payudara. Ini telah menunjukkan kemanjuran tinggi dalam menyembuhkan kanker payudara tahap awal dan dalam beberapa kasus, juga dapat dipergunakan pada bentuk penyakit yang lebih lanjut.

.

“Prakualifikasi WHO untuk biosimilar trastuzumab adalah berita baik bagi wanita di mana-mana,” kata Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO. Perempuan di banyak budaya menderita kesenjangan gender ketika mengakses layanan kesehatan. Di negara-negara miskin, ada beban tambahan karena kurangnya akses ke pengobatan bagi banyak orang, dan tingginya biaya obat-obatan. Perawatan kanker payudara yang efektif dan terjangkau harus menjadi hak bagi semua wanita, bukan hak istimewa beberapa orang saja.

.

Biaya rata-rata global dari trastuzumab dari perusahaan farmasi pembuatnya adalah $ 20.000, harga yang membuatnya jauh dari jangkauan banyak wanita dan sistem perawatan kesehatan di sebagian besar negara. Versi biosimilar dari trastuzumab umumnya 65% lebih murah daripada obat asli. Dengan daftar obat esensial WHO ini maka lebih banyak produk obat diharapkan masuk ke dalam jalur prakualifikasi, sehingga harga akan turun lebih jauh.

.

Obat biosimilar yang diproduksi oleh Samsung Bioepis NL B.V. (Belanda), dinilai oleh WHO sebanding dengan trastuzumab dalam hal kemanjuran, keamanan dan kualitas. Obat biosimilar itu berarti memenuhi syarat untuk proses pengadaan oleh badan-badan PBB secara global dan untuk tender nasional. Obat bioterapi atau biosimilar yang dihasilkan dari sumber biologis seperti sel manusia, bukan seperti trastuzumab dari bahan kimia yang disintesis, adalah bagian pengobatan yang penting untuk beberapa kanker dan penyakit tidak menular lainnya. Seperti obat generik, obat biosimilar dapat menjadi versi yang lebih murah dibandingkan bioterapeutik inovator, tetapi sekaligus memiliki efektivitas yang sama. Obat biosimilar biasanya diproduksi oleh perusahaan farmasi lain, begitu hak paten produk asli telah kedaluwarsa.

.

Beberapa obat biosimilar dari trastuzumab telah dipasarkan dalam lima tahun terakhir, tetapi belum ada yang memenuhi syarat. Prakualifikasi oleh WHO pada obat biosimilar dari trastuzumab yang terakhir, memberi jaminan bagi banyak negara untuk dapat membeli obat dan produk kesehatan yang berkualitas.

.

Sebuah studi terbaru tentang kanker payudara di sub-Sahara Afrika menemukan bahwa dari 1.325 wanita yang disurvei di tiga negara, pengobatan kanker belum dimulai dalam satu tahun sejak didiagnosis untuk 227 (17%) wanita dan untuk 185 (14%) wanita dengan stadium I-III penyakit tersebut. Hambatan pengobatan yang dilaporkan sendiri oleh responden, mengkonfirmasi data bahwa biaya pengobatan sebagai kontributor utama untuk para wanita tersebut tidak menerima pengobatan.

.

Badan Internasional untuk Penelitian Kanker WHO memperkirakan bahwa pada tahun 2040 jumlah wanita dengan kanker payudara yang didiagnosis akan mencapai 3,1 juta, dengan peningkatan terbesar di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Ketersediaan obat biosimilar telah menurunkan harga, membuat biaya perawatan lebih inovatif bahkan lebih terjangkau, dan akan tersedia untuk lebih banyak orang.

.

Momentum prakualifikasi obat biosimilar untuk menggantikan trastuzumab yang berharga sangat mahal, sangat menjanjikan. Obat baru ini sebentar lagi akan lebih terjangkau dan tersedia, bagi para wanita dengan kanker payudada secara global, termasuk yang mendapatkan penjaminan biaya dari BPJS Kesehatan, di seluruh Indonesia.

Sudahkah kita menyadari?

Sekian

Gereja Katolik Probolinggo, Jawa Timur

Yogyakarta, 30 Desember 2019

*) Dokter spesialis anak RS Panti Rapih, Lektor di FK UKDW Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA : 081227280161

By Fx Wikan Indrarto

Dokter Fx Wikan Indrarto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *