Categories
anak antibiotika COVID-19 dokter Healthy Life Malaria resisten obat UHC vaksinasi

2022 Pencegahan Malaria

Kemenkes Imbau Waspadai Malaria di Tengah Pandemi Covid-19 -

PENCEGAHAN  MALARIA  TERBARU

fx. wikan indrarto*)

Jumat, 3 Juni 2022 diterbitkan rekomendasi WHO yang telah diperbarui untuk pencegahan atau kemoprevensi malaria pada anak dan ibu hamil. Terdapat 3 rekomendasi pencegahan (kemoprevensi) malaria utama, yaitu musiman, perenial pada bayi dan intermiten pada kehamilan. Apa yang baru?

.

Kemoterapi preventif adalah penggunaan obat, baik tunggal atau dalam kombinasi, untuk mencegah infeksi malaria dan komplikasinya. Pemberian obat antimalaria ditujukan untuk populasi yang rentan, yaitu bayi, anak balita dan ibu hamil, pada periode waktu dengan risiko terinfeksi malaria terbesar, terlepas dari status infeksinya. Kemoterapi preventif termasuk pengobatan pencegahan intermiten pada bayi, anak sekolah dan wanita hamil, kemoprevensi malaria musiman, kemoprevensi malaria pasca pulang dari daerah endemis dan pemberian obat massal.

.

Di beberapa daerah, malaria sangat musiman, dengan sebagian besar kasus terjadi dalam waktu singkat selama musim hujan. Kemoprevensi malaria musiman dirancang untuk melindungi anak dari infeksi yang ada dan mencegah infeksi malaria selama musim tersebut. Hal ini dicapai melalui pemberian obat antimalaria setiap bulan, biasanya kombinasi sulfadoksin pirimetamin plus amodiakuin (SP+AQ), selama musim hujan berlangsung.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2019/05/03/2019-vaksin-malaria/

.

Rekomendasi WHO yang diperbarui tentang kemoprevensi malaria musiman berbeda dari rekomendasi awal 2012 setidaknya dalam 2 hal yang signifikan, yaitu batas geografis dan dosis. Tidak ada lagi batasan geografis penggunaan hanya di subkawasan Sahel di Afrika. Sebelumnya tidak direkomendasikan kemoprevensi malaria musiman di luar Sahel, meski dengan penularan malaria musiman yang tinggi, seperti di Afrika bagian selatan, karena tingkat resistensi yang tinggi terhadap obat-obatan (SP dan AQ) di daerah tersebut. Rekomendasi yang diperbarui menyebutkan bahwa di bagian lain Afrika dengan variasi musiman yang tinggi dalam beban malaria, juga dapat memperoleh manfaat kemoprevensi malaria musiman, dan bahwa ketersediaan obat baru dapat menjadikannya intervensi yang layak.

.

Kemenkes Ingatkan Waspada Malaria di Tengah Pandemi Covid-19

Rekomendasi awal menyatakan bahwa maksimal 4 dosis obat kemoprevensi malaria musiman harus diberikan selama musim hujan dalam penularan malaria yang tinggi. Panduan yang diperbarui menyatakan bahwa kemoprevensi malaria musiman harus diberikan selama musim puncak penularan malaria, tanpa menentukan jumlah siklus bulanan yang spesifik. Sementara rekomendasi lama membatasi penggunaan untuk anak balita, rekomendasi baru merekomendasikan intervensi ini untuk semua anak dengan risiko tinggi malaria berat, yang dapat meluas ke anak yang lebih tua di beberapa lokasi.

.

Di beberapa negara lainnya, malaria adalah penyakit sepanjang tahun, dan penularannya stabil tinggi. WHO telah merekomendasikan penggunaan pengobatan pencegahan intermiten pada bayi, sekarang disebut kemoprevensi malaria perenial di beberapa negara ini sejak 2010. Rekomendasi yang diperbarui berbeda dari rekomendasi 2010 setidaknya dalam 2 hal penting, yaitu dosis sesuai usia dan interval pemberian. Rekomendasi awal menyatakan bahwa tiga dosis obat SP harus diberikan hanya pada bayi usia 2, 3 dan 9 bulan melalui program imunisasi rutin, bersamaan dengan dosis ke-2 dan ke-3 vaksin DPT/Penta dan campak. Rekomendasi baru menghapus spesifikasi ketat ini untuk jumlah dosis, serta usia di mana mereka harus diberikan. Ini juga memperluas kelompok usia target untuk memasukkan anak berusia lebih dari 1 tahun di tempat di mana beban penyakit parah tinggi.

.

Rekomendasi terbaru adalah pengobatan pencegahan malaria intermiten selama kehamilan. Infeksi malaria selama kehamilan menimbulkan risiko besar tidak hanya untuk ibu, tetapi juga untuk janin dan bayi yang baru lahir. Bukti yang tersedia terus menunjukkan bahwa pengobatan pencegahan intermiten selama kehamilan dengan SP adalah strategi yang aman dan sangat hemat biaya untuk mengurangi beban penyakit pada kehamilan, serta hasil kehamilan dan kelahiran yang merugikan.

.

Rekomendasi terbaru tentang kemoprevensi malaria selama kehamilan berbeda dari rekomendasi awal 2012 setidaknya dalam 2 hal penting, yaitu prosedur pemberian dan usia kehamilan. Rekomendasi yang diperbarui tidak membatasi prosedur pemberian SP pada ibu hamil hanya pada saat kontrol heamilan (ANC) saja, oleh karena ada ketidakadilan dalam akses ke layanan ANC, sehingga metode pemberian lainnya, seperti melalui kader kesehatan di masyarakat, dapat diijinkan. Di daerah endemis malaria, kemoprevensi malaria selama kehamilan sekarang direkomendasikan untuk semua wanita hamil, berapapun jumlah paritas atau kehamilannya. Sebelumnya, direkomendasikan hanya pada ibu dengan kehamilan pertama dan kedua saja.

.

Jumlah kasus malaria di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 304.607 kasus, jumlah ini menurun jika dibandingkan jumlah kasus pada tahun 2009, yaitu sebesar 418.439. Angka kasus kesakitan malaria, yang dinyatakan dengan indikator Annual Paracite Incidence (API) sebesar 1,1 kasus per 1000 penduduk. Sampai dengan tahun 2021, sebanyak 347 dari 514 kabupaten/kota atau 68% sudah dinyatakan mencapai eliminasi.

.

Penggunaan panduan terbaru kemoprevensi malaria musiman, perenial pada bayi dan intermiten selama kehamilan menggunakan obat kombinasi sulfadoksin pirimetamin plus amodiakuin (SP+AQ) untuk pencegahan malaria seharusnya dilakukan tanpa kendor, termasuk di Indonesia.

Sudahkah kita bijak?

Sekian

Yogyakarta, 18 Juni 2022

*) Dokter spesialis anak RS Panti Rapih, Lektor di FK UKDW Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA : 081227280161

By Fx Wikan Indrarto

Dokter Fx Wikan Indrarto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *