Categories
Istanbul

2019 Vaksin Malaria

Hasil gambar untuk vaksin malaria

VAKSIN   MALARIA

fx. wikan indrarto*)

Vaksin malaria diluncurkan di Malawi, Afrika dalam sebuah ‘pilot programme’ secara nasional, yang dimulai pada hari Selasa, 23 April 2019. Malawi adalah yang pertama dari tiga negara di Afrika di mana vaksin malaria yang diberi kode RTS, S diberikan untuk bayi dan anak hingga usia 2 tahun. Ghana dan Kenya, juga di Afrika, akan memperkenalkan vaksin malaria dalam beberapa minggu mendatang. Apa yang menarik?

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2019/04/18/2019-hari-malaria-sedunia/

.

Sampai tahun 2019 ini, malaria tetap menjadi salah satu penyakit yang mematikan di dunia, yaitu merenggut nyawa satu anak setiap dua menit. Sebagian besar kematian anak tersebut terjadi di Afrika, di mana lebih dari 250.000 anak meninggal setiap tahun. Anak balita berisiko paling besar mengalami komplikasi malaria yang mengancam jiwa. Di seluruh dunia, malaria bahkan menyebabkan kematian pada 435.000 orang per tahun, yang sebagian besar adalah anak.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2019/04/05/2019-perjalanan-sehat/

.

Telah terbukti adanya manfaat luar biasa dari program penggunaan kelambu berinsektisida dan tindakan lainnya untuk mengendalikan malaria dalam 15 tahun terakhir, tetapi kemajuan ini telah terhenti dan bahkan justru terbalik di beberapa daerah. Untuk itu, dunia membutuhkan solusi baru untuk mengembalikan laju pengendalian malaria ke jalurnya semula, dan vaksin malaria ini merupakan intervensi medis yang menjanjikan. “Vaksin malaria memiliki potensi untuk menyelamatkan puluhan ribu nyawa anak,” kata Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus. Vaksin ini merupakan metode pengendalian malaria tambahan, yang akan diintegrasikan ke dalam program inti yang direkomendasikan WHO untuk pencegahan malaria, termasuk penggunaan kelambu berinsektisida secara rutin, penyemprotan insektisida dalam ruangan, dan pemeriksaan parasitologis dengan penggunaan obat anti malaria yang tepat waktu.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2019/01/30/2019-tantangan-kesehatan-global/

.

Dalam 30 tahun proses pembuatannya, RTS, S adalah yang pertama dan sampai saat ini adalah satu-satunya vaksin malaria, yang telah menunjukkan luaran klinis secara signifikan, dalam mengurangi malaria pada anak. Dalam uji klinis terbatas sebelumnya, vaksin terbukti mampu mencegah sekitar 4 dari 10 kasus malaria, termasuk 3 dari 10 kasus malaria berat yang mengancam jiwa.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2019/04/18/2019-akses-sehat/

.

Program percontohan atau ‘pilot programme’ di Malawi dirancang untuk menghasilkan bukti dan bahan rekomendasi kebijakan WHO, tentang penggunaan vaksin malaria S-RTS secara lebih luas. Program ini akan mendata pengurangan kematian anak, cakupan vaksin, termasuk apakah orang tua membawa anak mereka tepat waktu, untuk mendapatkan empat dosis vaksin yang diperlukan, dan keamanan vaksin (vaccine safety) dalam penggunaan rutin.

.

.

Program percontohan awal vaksin malaria pertama ini, bertujuan untuk menjangkau sekitar 360.000 anak per tahun di ketiga Negara Afrika tersebut. Masing-masing kementerian kesehatan akan menentukan di wilayah yang mana vaksin akan diberikan, yaitu fokus pada daerah dengan penularan malaria sedang sampai tinggi, sehingga vaksin diperkirakan dapat memiliki dampak terbesar. Pendanaan untuk program percontohan telah dimobilisasi melalui kolaborasi tiga lembaga pendanaan kesehatan global utama, yaitu Gavi (the Vaccine Alliance), the Global Fund to Fight AIDS, Tuberculosis and Malaria, dan juga Unitaid. Selain itu, WHO, PATH dan GSK memberikan kontribusi dalam bentuk barang.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2019/03/13/2019-kepemimpinan-sehat-oleh-perempuan/

.

Malaria masih merupakan salah satu penyakit yang mematikan pada anak yang terbesar di dunia, merenggut nyawa lebih dari 200.000 anak setiap tahun. Program imunisasi percontohan ini akan sangat penting untuk menentukan peran vaksin malaria, dalam mengurangi beban penyakit yang terus terjadi di banyak negara termiskin di dunia. Vaksin malaria adalah inovasi menarik yang dapat melengkapi upaya komunitas kesehatan global, untuk mengakhiri epidemi malaria. Apabila program imunisasi percontohan   ini menunjukkan bahwa RTS, S adalah intervensi medis yang hemat biaya terhadap malaria, maka vaksin ini tentu akan digunakan untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa anak.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2019/01/17/2019-kematian-anak/

.

Hasil uji klinis fase 3 yang dilakukan di berbagai negara Afrika antara tahun 2009 dan 2014, anak yang menerima 4 dosis vaksin RTS, S mengalami pengurangan yang signifikan dalam sakit malaria dan komplikasi penyakit terkait malaria, dibandingkan dengan mereka yang tidak menerima vaksin RTS, S. Vaksin ini mencegah 4 dari 10 kasus malaria klinis, 3 dari 10 kasus malaria berat, dan 6 dari 10 kasus anemia karena malaria berat, yaitu penyebab paling umum anak meninggal karena malaria. Pengurangan signifikan juga terlihat dalam jumlah pasien rawat inap di rumah sakit secara keseluruhan dan juga kebutuhan untuk transfusi darah, yang diperlukan untuk mengobati anemia karena malaria yang parah. Manfaat ini adalah sebagai luaran klinis tambahan, dari program lain yang sudah terbukti baik, melalui penggunaan kelambu berinsektisida, diagnosis malaria yang cepat, dan penggunaan obat antimalaria yang efektif.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2019/01/30/2019-tantangan-kesehatan-global/

.

Pada 2017, dari jumlah 514 kabupaten/kota di Indonesia, 266 (52%) di antaranya wilayah bebas malaria, 172 kabupaten/kota (33%) endemis rendah, 37 kabupaten/kota (7%) endemis menengah, dan 39 kabupaten/kota (8%) endemis tinggi. Sementara tahun 2018 ditargetkan sebanyak 285 kabupaten/kota akan berhasil mencapai status eliminasi, dan 300 kabupaten/kota pada 2019. Selain itu, pemerintah Indonesiapun menargetkan tidak ada lagi daerah endemis tinggi malaria di tahun 2020. Pada 2025 kelak, semua kabupaten/kota mencapai eliminasi, 2027 semua provinsi mencapai eliminasi, dan 2030 Indonesia ditargetkan mencapai status eliminasi.

.

Vaksin malaria yang diluncurkan di tiga negara Afrika, diberikan dalam 4 dosis, yaitu 3 dosis antara usia 5 dan 9 bulan, sedangkan dosis keempat diberikan sekitar ulang tahun anak yang ke-2. Semoga berhasil baik sesuai dengan rencana awal, meskipun vaksin malaria tersebut saat ini tidak terlalu diperlukan di Indonesia.

Sekian

Yogyakarta, 3 Mei 2019

*) Dokter spesialis anak di RS RS Panti Rapih Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, Lektor FK UKDW, WA: 081227280161,

By Fx Wikan Indrarto

Dokter Fx Wikan Indrarto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *