Categories
Healthy Life Jalan-jalan sekolah

2024 TERKAPAR DI QATAR

TERKAPAR  DI  QATAR

fx. wikan indrarto

Dalam perjalanan ke Moskow, Rusia untuk mengikuti International Conference on Pediatric Allergy and Immunology (ICPAI), kami transit sehari, jalan-jalan ke sana ke mari, dan sampai terkapar di Qatar pada Senin, 6 Mei 2024. Apa yang menarik?

Kasus pembelian pesawat bekas Mirage 2000-5 buatan Perancis oleh Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, negosiasi alot yang menghasilkan gencatan senjata di Gaza antara Hamas dan Israel, hajatan sepak bola FIFA berupa Piala Dunia 2022, Piala Asia 2023 dan Piala Asia U23 2024, media internasional Al Jazeera dan SIM Card Ooredoo di HP teman kita, semuanya terkait dengan Qatar.

Pesawat Qatar Airways sedang disiapkan di apron Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta Jakarta

Kami terbang dari Jakarta  selama 7 jam 33 menit sejauh 6.640 km dalam perut pesawat Qatar Airways, maskapai penerbangan nasional Qatar, yang memiliki basis utama di Bandar Udara Internasional Hamad. Saat ini, Qatar Airways melayani 150 tujuan internasional dan merupakan salah satu dari 5 maskapai pererbangan yang mendapatkan status 5-star airlines dari Skytrax dan berhasil memperoleh penghargaan World’s Best Airlines pada tahun 2011 dan 2012. Pada tahun 2013 Qatar airlways menempati posisi kedua sebagai “World’s Best Airline” dan mendapatkan penghargaan sebagai maskapai penerbangan kelas bisnis terbaik di dunia versi Skytrax.

Qatar Airways didirikan pada tanggal 22 November 1993 dan memulai operasinya pada tanggal 20 Januari 1994. Pada awalnya maskapai ini dimiliki oleh anggota keluarga kerajaan Qatar. Pada bulan April 1997, sebuah manajemen baru dibawah pimpinan Akbar Al Baker menjalankan maskapai ini. Saat ini komposisi kepemilikan Qatar Airways adalah 50% oleh pemerintah Qatar dan sisanya investor swasta. Mulai 5 Februari 2017, maskapai ini memiliki penerbangan terjadwal reguler paling lama dari seluruh maskapai komersial, antara Doha dan Auckland.

Konter Souvenir Qatar Airways di Bandara Hamad Doha, Qatar

Kami sempat terlelap dalam dingin kabin Qatar Airways QR 959 sebuah Airbus A350 XWB (eXtra Wide Body), yang merupakan keluarga pesawat jet berbadan lebar buatan produsen pesawat Eropa Airbus. A350 menjadi pesawat Airbus pertama dengan struktur kedua sayap pesawat dibuat dari polimer yang diperkuat serat karbon. Dalam penerbangan ke Doha, kami juga menikmati sajian Al Jazeera, sebuah stasiun televisi internasional yang sedang naik daun, berbahasa Arab dan Inggris, dan berbasis di Doha, Qatar. Stasiun TV ini menjadi populer saat serangan mematikan 11 September 2001 di gedung kembar WTC New York USA, ketika stasiun ini menyiarkan rekaman pernyataan Osama bin Laden dan pimpinan al-Qaeda lainnya. Selain itu, juga gencar tampil di layar penumpang pesawat kami, promosi Ooredoo milik Qatar Telecom (Qtel) yang membantuk PT. Indosat Ooredoo, dan telah berhasil menjadi bisnis telekomunikasi seluler terbesar kedua di Indonesia, dengan merk Matrix, Mentari, 3 dan IM3.

Sebelum terlelap untuk yang pertama kali dalam perut pesawat, sempat terbayang letak Qatar, sebuah negara keemiran Timur Tengah yang terletak di sebuah semenanjung kecil di Jazirah Arab di Asia Barat. Satu-satunya batas daratnya adalah Arab Saudi di selatan dan sisanya berbatasan dengan Teluk Persia. Teluk ini juga yang memisahkan Qatar dari negara pulau Bahrain.

Selamat datang di Doha, Qatar

Dari sejarah dapat diketahui bahwa setelah berada di bawah kekuasaan Utsmaniyah, Qatar menjadi protektorat Inggris pada awal abad ke-20 hingga merdeka pada tahun 1971. Qatar dipimpin oleh Keluarga Thani sejak awal abad ke-19. Syekh Jassim bin Mohammed Al Thani adalah pendiri Qatar. Qatar merupakan negara monarki dan kepala negaranya saat ini adalah Emir Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani. Sejak tahun 2004, Qatar dibagi menjadi 7 munisipalitas (baladiyah), yaitu Madinat ash Shamal, Al Khor, Umm Salal, Al Daayen, Al Rayyan, Doha, dan Al Wakrah.

Kami disambut hangat oleh teman sekamar di Asrama Mahasiswa Realino di Jl. Gejayan Yogyakarta, yaitu Antonius ‘Tony’ Ferenius Mansanulu, asli Malaka NTT. Tony adalah Realino SeV angkatan 1985 yang menyelesaikan pendidikan di Program Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta dengan skripsi berjudul : Teaching conditional sentences through games to the SMA students, dan saat ini menjadi guru Bahasa Indonesia di Al Khor International School (AKIS). Pada tahun 2010 Tony Mansanulu saat menjadi guru British International School Jakarta (sekarang British School Jakarta) ditawari untuk menjadi guru Bahasa Indonesia di AKIS Qatar, karena persyaratannya adalah memiliki kemampuan Bahasa Inggris aktif, untuk berkomunikasi dengan orang tua murid yang orang asing dan teman guru lain.

Kebanyakan penduduk Qatar beragama Islam aliran Islam Sunni, sedangkan Muslim yang mengikuti Syiah sekitar 20%. Penduduk Qatar 67.7% Muslim, 13.8% Kristen, 13.8% Hindu, 3.1% Buddha dan kepercayaan lainnya 1.6%. Sedangkan penganut Kristen kebanyakan berasal dari ekspatriat asal Eropa yang bekerja di Qatar. Sejak tahun 2008, penganut Kristen diperbolehkan untuk membangun gereja yang didanai pemerintah, meski kegiatan misionaris asing tidak diperbolehkan. Terdapat 3 buah gereja yang pembangunannya diinisiasi oleh Pemerintah Qatar adalah Gereja Katolik Our Lady of Rosary, Gereja Ortodoks Suriah Malankara Mar Thoma, dan Gereja Anglikan Epiphany.

Dengan mas Tonny dan Nissan X Terra di depan Gereja Katolik Our Lady of Rosary yang puncak gentingnya bulat, di sampingnya adalah Gereja Ortodoks Suriah Malankara Mar Thoma, dan Gereja Anglikan Epiphany, di Doha, Qatar

Dari Bandara Doha kami diajak mas Tony untuk segera menuju Gereja Katolik Bunda Rosario (Our Lady of Rosary). Gereja Katolik Bunda Rosario ini dibangun bersama dengan gereja-gereja dari denominasi Kristen lainnya, di Kompleks Keagamaan di Abu Hamour. Gereja ini adalah gereja pertama yang dibangun di Qatar sejak Penaklukan Muslim pada abad ke-7. Gereja ini dibangun dengan biaya sekitar $20 juta di atas tanah yang disumbangkan oleh Emir Qatar, Hamad bin Khalifa Al Thani. Sesuai hukum Islam di Qatar, maka gereja ini tidak menampilkan simbol Kristen seperti salib, lonceng, atau menara di bagian luarnya. Gereja ini diresmikan pada 14 Maret 2008, oleh Kardinal Ivan Dias, prefek Kongregasi Evangelisasi, dalam upacara yang dihadiri Wakil Perdana Menteri Qatar Abdullah Bin Hamad Al-Attiyah; Uskup Agung Mounged Al Hachem, duta Takhta Suci untuk Teluk; Uskup Paul Hinder, Vikariat Apostolik Arab; Uskup Agung Giuseppe Andrea, mantan nunsius Takhta Suci untuk wilayah tersebut; dan beberapa pejabat Qatar. Gereja ini menjadi bagian dari Vikariat Apostolik Arab Utara dan melayani sekitar 200.000 umat Katolik di Qatar, kebanyakan dari mereka pekerja migran dari Filipina, India, Amerika Selatan, Afrika, Lebanon, dan Eropa.

Monumen Piala Dunia 2022 di Qatar, dibangun di dekat Teluk Doha yang selalu banyak pengunjung

Kemajuan Qatar sungguh mengagumkan, bahkan mampu menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA 2022, menjadi negara Arab pertama yang mendapatkannya. Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022,  Piala Asia 2023 dan Piala Asia U23 2024. Di Piala Dunia 2022, Qatar babak belur. Di Grup A, Qatar dibungkam Ekuador 0-2, takluk dari Senegal 1-3, dan dikalahkan Belanda 0-2. Sisa kemegahannya kami nikmati pada monumen Jam Hitung Mundur Piala Dunia 2022 di Doha Corniche, Doha.

Monumen Jam Hitung Mundur Piala Dunia Qatar 2022

Jam di pinggiran pantai Teluk Doha di jalan raya utama Corniche Street itu menghitung mundur malam, hingga dimulainya perhelatan akbar Piala Dunia 2022 Qatar. Jam Hitung Mundur Piala Dunia 2022 diluncurkan pada malam tanggal 21 November 2021. Dalam acara peluncuran tersebut, Presiden FIFA Gianni Infantino menegaskan arti penting Piala Dunia 2022 Qatar. Sejak diluncurkan, countdown clock di Doha Corniche telah menjadi salah satu spot Piala Dunia 2022 yang paling banyak diburu. Lokasinya di Doha Corniche, pun sudah sangat ikonik dan indah, karena merupakan kawasan taman di pinggir pantai Teluk Doha dengan jalan setapak berbentuk bulan sabit. Taman dengan rerumputan hijau ini terletak persis menghadap ke hamparan laut. Sementara, di seberang jalan taman Doha Corniche, gedung-gedung megah di pusat ibukota berdiri tegak menjulang tinggi.

Dengan mas Tonny berlatar belakang Istana Emir Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani Raja Qatar yang indah, besar dan artistik, di seberang Jam Hitung Mundur Piala Dunia 2022, menghadap Teluk Doha yang berpanorama indah.

Dari Monumen Jam Hitung Mundur Piala Dunia 2022, kami segera menuju ke Menara Katara, di Lusail, Doha. Menara Katara menawarkan pemandangan indah Teluk Arab yang tiada duanya. Tinggi menara ini mencapai 211 meter atau sekitar 692 kaki, menjadikannya salah satu bangunan tertinggi di kawasan tersebut. Apalagi memiliki desain khas, yaitu dua menara yang melengkung, terinspirasi dari lencana berbentuk dua buah pedang tradisional Qatar, sehingga menciptakan kesan kemewahan yang berkelas. Menara ini memiliki fasilitas lengkap, yaitu tidak hanya dilengkapi 800 kamar hotel, tetapi juga apartemen mewah, ruang perkantoran modern, fasilitas rekreasi bertaraf internasional, serta restoran dengan sajian kuliner terbaik.

Menara Katara setinggi 211 meter dengan desain khas, yaitu dua menara yang melengkung, terinspirasi dari lencana berbentuk dua buah pedang tradisional Qatar.

Desain katara tower adalah harmoni antara tradisi qatar dan modernitas global, bukanlah sekedar hasil dari pemikiran semata-mata modern, tetapi juga merupakan representasi dari identitas dan warisan budaya Qatar. Segel nasional yang menggambarkan pedang tradisional scimitar dengan elegan diadopsi ke dalam desain menara modern, menciptakan sinergi antara tradisi dan inovasi. Dengan demikian, Katara Towers mampu menetapkan standar baru dalam dunia arsitektur dan perhotelan, yang mencerminkan visi Qatar untuk masa depan.

Selanjutnya kami diantar mas Tony dengan mobilnya Nissan X-Terra untuk menikmati monumen Stadion Lusail atau Stadion Lusail Iconic, adalah sebuah stadion yang terletak di Lusail, Qatar. Dimiliki oleh Asosiasi Sepak Bola Qatar, stadion ini merupakan stadion terbesar di Qatar dan salah satu dari delapan stadion yang dibangun untuk penyelenggaraan Piala Dunia FIFA 2022, sekaligus menjadi tempat pertandingan final Piala Dunia FIFA.

Stadion Lusail Iconic, di Doha, Qatar merupakan stadion terbesar di Qatar menjadi tempat pertandingan final Piala Dunia FIFA tahun 2022 antara Argentina melawan Prancis, berbentuk seperti kapal tradisional nelayan lokal.

Stadion ini terletak sekitar 20 kilometer (12 mi) di sebelah utara Doha. Stadion Lusail diresmikan pada 9 September 2022. Pertandingan final ini diselenggarakan di Stadion Lusail pada 18 Desember 2022 yang bertepatan pada hari nasional Qatar, antara Argentina melawan Prancis. Sebelum pertandingan final dimulai, penyanyi Argentina Lali Espósito menyanyikan Lagu Kebangsaan Argentina dan penyanyi Mesir Farrah Eldibany menyanyikan “La Marseillaise,” lagu kebangsaan Prancis. Pemain Terbaik pada pertandingan final tersebut adalah Lionel Messi (Argentina), dengan Wasit Szymon Marciniak (Polandia) dan jumlah penonton 88.966 orang. Argentina memenangkan pertandingan melalui adu penalti dengan skor 4–2 setelah hasil imbang 3–3 hingga perpanjangan waktu berakhir dan meraih gelar juara Piala Dunia FIFA yang ketiga. Trofi Piala Dunia dibawa ke lapangan pertandingan oleh mantan kapten tim nasional Spanyol Iker Casillas bersama aktris India Deepika Padukone. 

Mengenang rivalitas Lionel Messi (Argentina) dan Kylian Mbappe (Perancis) saat final Piala Dunia 2022 di Stadion Lusail, Qatar dengan sinergitas sesama alumni Realino Yogyakarta

Bukan Messi dan Mbappe saat final Piala Dinia 2022 di Qatar, hanya teman sesama alumni Realino di tempat yang sama lokasinya, yaitu Stadion Lusail

Dari Stadion Lusail yang ikonik, kami segera bergegas pulang ke rumah mas Tony di Zone 75, Street 891, Building 18, Villa number 5 Al Thakira sekitar 10 km dari Al Khore, Qatar dan beristirahat sore sejenak. Selanjutnya kami segera menikmati malam di Al Khor dengan sang isteri (mbak Christina ’Titin’ Triatmaniati, sesama staf di AKIS) yang menemani kami jalan2 malam itu, tetapi kedua anaknya tidak (Bernardino Realino ’Reno’ Manesanulu si sulung sedang kuliah di Departemen Teknik Mesin ITB Bandung dan si bungsu Gerardo Mayella ’Gera’ Manesanulu kelas 9 sedang menyiapkan ujian semester). Malam itu kami ber4 menikmati Bhukori rice full BBQ chicken dan lambs chops di Ottoman palace restaurant Al Khor sampai kekenyangen.

Al Khor International School (AKIS) Qatar di mana mas Tony dan mbak Titin mengajar

Selanjutnya kami menuju sekolah AKIS, tempat mas Tony dan mbak Titin mengajar, yang dimiliki oleh Qatargas Operating Company Ltd. (Qatargas), salah satu perusahaan penghasil gas alam terbesar di dunia. AKIS didirikan terutama untuk melayani anak-anak karyawan Qatargas. Sekolah ini terletak di Komunitas Al Khor, sekitar 40 km di utara Doha. Sebagai institusi sekolah untuk pendidikan bersama dan non-selektif, AKIS terdiri dari tahap dasar hingga Pasca 16, untuk anak usia 4-18 tahun. Kurikulum yang digunakan adalah dari Inggris (British Curriculum atau BC), India (Central Board of Secondary Education  atau CBSE), dan Qatar (Kurikulum Kementerian Pendidikan Dasar dan Pendidikan Tinggi, Bahasa Arab, Sejarah dan Studi Islam). Lebih dari 4.000 siswa, termasuk sekitar 700 siswa orang Indonesia, yang belajar di 4 buah gedung AKIS, dibimbing oleh tim yang berdedikasi dan terampil, yang terdiri dari sekitar 500 orang staf akademik dan 50 orang staf administrasi.

Makan malam menu Turki di Ottoman Palace Restourant Al Khor, Qatar

Setelah puas menikmati lingkungan sekolah AKIS yang luas, kami segera pulang. Malam itu kami benar2 terkapar di Qatar, di kamar Reno yang kosong karena ditinggal kuliah di Bandung.

(bersambung dengan petualangan selanjutnya ke Moskow, Russia)

Ditulis dan disebarluaskan dari rumah mas Tony di Zone 75, Street 891, Building 18, Villa number 5 Al Thakira sekitar 10 km dari Al Khore, Qatar


Salam pengelana
wikan & sari

By Fx Wikan Indrarto

Dokter Fx Wikan Indrarto

23 replies on “2024 TERKAPAR DI QATAR”

A wonderful and historical scientific report for sharing to colleagues, so anyone who read this feel like travelling in her/his mind. ( keep in mind that Dr Wikan has ability to inform anything in his way to others properly.
Thanks Dr Wikan n beloved wife , your “lapanta” is one of your wonderful sharing to us. We are happy with your sharing. GBU.

Waaahhh sampun tayang cerita jalan-jalan dan foto-foto kita tadi malam 👍👍 .
Safe flight mas Wikan & mbak Sari, hati2 di jalan..
Matur nuwun sanget sudah sempatkan istirahat sebentar di kamar mas Reno 🙏

Klo comment tulisan bagus kok rasanya masih menipu diri (saya) jadi tampaknya ada sesuatu yg lebih dari itu..TALENTA? bukan juga jadi apa ya? Ada campur tangan Tuhan. GBU All

Leave a Reply