Categories
Istanbul

2018 Delamanid untuk MDR-TB

Hasil gambar untuk delamanid

 

DELAMANID  UNTUK  MDR-TB

fx. wikan indrarto*)

Penambahan dua jenis obat baru, yaitu bedaquiline dan delamanid, untuk pengobatan kasus TB yang resistan terhadap obat (MDR-TB) telah menjanjikan untuk populasi, di mana tingkat keberhasilan pengobatan tetap rendah secara konsisten.

 

Hasil gambar untuk delamanid

 

Setelah proses persetujuan dipercepat oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat pada bulan Desember 2012 untuk bedaquiline dan persetujuan bersyarat dari European Medicine Agency (EMA) pada bulan Desember 2013 untuk delamanid, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan rekomendasi bersyarat untuk penggunaan kedua obat tersebut, dalam dua dokumen panduan kebijakan sementara, yang diterbitkan masing-masing pada tahun 2013 dan 2014. Meskipun data dari uji klinik fase III belum tersedia, data tambahan tentang keamanan dan efektivitas bedaquiline telah tersedia sejak rekomendasi ini beredar luas. Demikian pula, hasil dari dua penelitian yang menilai farmakokinetik, keamanan, dan tolerabilitas delamanid pada pasien anak dengan MDR-TB juga telah tersedia.

 

Hasil gambar untuk delamanid

 

Pernyataan (Position Statement) WHO tentang penggunaan delamanid dalam pengobatan MDR-TB telah dilakukan sebagai tanggapan terhadap data akhir dari uji klinik fase III, multisenter, acak, double-blind , dan terkontrol plasebo untuk mengevaluasi keamanan dan kemanjuran delamanid (Trial # 242-09-213, selanjutnya disebut sebagai ‘Uji 213’). Data Uji 213 terakhir dirilis pada akhir November 2017 oleh produsen (Otsuka Pharmaceutical, Jepang) kepada WHO dan kepada European Medicines Authority (EMA) sesuai dengan persyaratan dan peraturan internal EMA.

 

Hasil gambar untuk delamanid

 

WHO melakukan kajian (external expert review) yang dilakukan secara cepat terhadap data Uji 213 pada awal Desember 2017, untuk menilai implikasi hasil penelitian pada panduan kebijakan MDR-TB sementara 2014 dan 2016. Namun demikian, data dari penelitian observasional yang sedang berlangsung menggunakan delamanid belum tersedia secara memadai untuk dikaji.

Oleh sebab itu, pada Senin, 15 Januari 2018 di Geneva, Swiss, WHO Global Tuberculosis Programme merilis sebuah ‘Position Statement’ tentang penggunaan delamanid dalam pengobatan MDR-TB. Pernyataan tersebut dikeluarkan pada ‘the 48th UNION World Conference on Lung Health, di Meksiko oleh Otsuka Pharmaceutical. Penelitian pengobatan MDR-TB tersebut adalah yang pertama yang pernah ada, sehingga penyelesaian, laporan dan temuannya sangat ditunggu-tunggu, sebagaimana ditregaskan oleh Dr. Tereza Kasaeva, Direktur Program TB Global. Penelitian tersebut dilakukan dengan standar ilmiah yang tinggi, dipandu oleh protokol penelitian yang luas dan terperinci. Selain itu, dilakukan dengan distribusi geografis yang luas dengan lokasi penelitian di tujuh negara (Estonia, Latvia, Lithuania, Republik Moldova, Peru, Filipina, dan Afrika Selatan).

 

Hasil gambar untuk delamanid

 

Subyek penelitian klinis ini diberikan delamanid atau plasebo selama enam bulan, yang ditambahkan ke dalam rejimen MDR-TB yang telah digunakan. Secara keseluruhan, tingkat penyembuhan dan mortalitas serupa pada subyek uji klinis yang menerima delamanid dan pada mereka yang menerima plasebo dengan rejimen MDR-TB. Tidak ada masalah dalam hal keamanan obat, sehingga memberikan jaminan keamanan delamanid, terhadap banyak obat TB lini kedua lainnya, yang telah digunakan untuk pengobatan TB-MDR.

 

Hasil gambar untuk delamanid

 

WHO merekomendasikan untuk hanya menambahkan delamanid ke rejimen MDR-TB yang lebih lama, ketika terjadi ketidaktoleranan atau resistansi terhadap obat, sehingga membutuhkan perubahan rejimen. Penelitian klinis pada MDR-TB terkenal kompleks dan sulit dilakukan, sebagaimana dijelaskan Dr. Karin Weyer, Koordinator Laboratorium, Diagnostik dan Ketahanan Obat pada Program TB Global. Oleh karena itu semua pihak yang terlibat, terutama pasien MDR-TB yang setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian yang penting dan harus dilanjutkan ini.

Delamanid harus dipertahankan tetap berada di dalam pedoman TB nasional, daftar obat esensial nasional dan opsi pengadaan, meskipun algoritma pengobatan MDR-TB masih perlu direvisi, sesuai dengan hasil penelitian terbaru. WHO saat ini juga melakukan tinjauan yang dipercepat, dari hasil sementara Stage 1 of the Standardised Treatment Regimen of Anti-TB Drugs for Patients with MDR-TB (STREAM), sebuah uji klinik terkontrol fase III lainnya, yang membandingkan rejimen MDR-TB yang lebih pendek yang dirancang sesuai dengan rekomendasi WHO.

 

Hasil gambar untuk delamanid

 

Dengan adanya tinjauan yang dipercepat dari dua uji klinis ini, WHO akan melakukan kajian ekstensif terhadap pedoman kebijakan MDR-TB tahun 2018 ini. Hal ini akan mencakup tinjauan data observasi untuk bedaquiline, delamanid dan rejimen MDR-TB yang lebih pendek, serta penilaian ulang peran obat lini kedua dalam rejimen MDR-TB berdasarkan pada data pasien dan laboratorium terbaru.

 

Hasil gambar untuk delamanid

 

MDR-TB perlu diantisipasi secara paripurna, agar tidak semakin meningkat dan mematikan. Sudahkah kita terlibat?

Dr. Priyander Sekian

Yogyakarta, 15 Agustus 2018

*) dokter spesialis anak, Ketua IDI Cabang Kota Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, Lektor FK UKDW, WA : 081227280161,

 

By Fx Wikan Indrarto

Dokter Fx Wikan Indrarto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *