Categories
anak antibiotika COVID-19 Healthy Life resisten obat vaksinasi

2021 LIBAS TIFUS

Kenali 6 Gejala Tifus Pada Anak dan Cegah Penyebarannya! - Ibupedia

LIBAS  TIFUS

fx. wikan indrarto*)

Kekebalan bakteri atau resistensi antibiotik adalah fenomena alam yang terjadi ketika bakteri mengembangkan kemampuan untuk mengalahkan obat antibiotika. Penyakit infeksi menjadi lebih sulit dan terkadang tidak mungkin lagi untuk diobati, bahkan menyebabkan biaya perawatan kesehatan yang lebih tinggi. Apa masalahnya?
.

Dalam beberapa dekade terakhir Zimbabwe telah mengalami wabah kolera dan tifus. Demam tifoid atau tipus adalah infeksi bakteri yang sangat menular, bila tanpa pengobatan yang cepat, dapat menyebabkan komplikasi serius dan fatal. Wabah tifus besar dengan lebih dari 3.000 kasus terjadi antara Oktober 2017 dan Februari 2018, disebabkan oleh bakteri Salmonella strain yang telah resisten terhadap obat antibiotik (ciprofloxacin). Wabah tifus di Zimbabwe menyerang kota Harare, Bulawayo dan Gweru, karena praktik kebersihan yang buruk secara kronis, di lingkungan dengan kekurangan pasokan air bersih dan fasilitas sanitasi yang terganggu.


.
baca juga : https://dokterwikan.com/2018/05/28/2018-hapus-tifus/

.

Selanjutnya Zimbabwe kemudian mengalami wabah kolera besar antara September 2018 dan Maret 2019. Kolera adalah infeksi bakteri lain yang menyebabkan diare dan dehidrasi berat, yang dapat berkembang menjadi syok dan kejang. Jika tidak segera diobati, kolera berakibat fatal. Wabah ini disebabkan oleh strain Vibrio cholerae yang ditemukan sangat resisten terhadap hampir semua obat antibiotik. Strain wabah memiliki 14 gen resisten antimikroba tambahan pada plasmid bakteri. Hal ini mendorong pemerintah mengumumkan keadaan darurat. Untuk mengendalikan wabah, dilakukan revisi pedoman pelayanan pasien dari obat antimikroba fluoroquinolone yang lebih murah, yaitu ciprofloxacin, menjadi obat makrolida yang lebih mahal yang disebut azitromisin.

.

Kedua wabah ini membuktikan dalam kehidupan nyata atas konsekuensi peningkatan resistensi antimikroba di Zimbabwe. Terlihat adanya peningkatan biaya perawatan kesehatan, kematian dan morbiditas, dan penurunan produktivitas dan kualitas hidup, karena tifus dan kolera. Perbaikan penyediaan air bersih, sanitasi, dan kebersihan lingkungan, yang disertai dengan promosi kesehatan dan penggunaan antimikroba secara rasional, semuanya dilaksanakan sebagai tindakan pengendalian wabah tipus dan kolera. Untuk mengekang dampak buruk dari wabah tifus, Zimbabwe melakukan kampanye vaksinasi vaksin tifoid Vi-conjugate (TCV) massal dari Februari hingga Maret 2019, di sembilan area pinggiran kota Harare yang terkena dampak parah dari wabah tersebut. Kampanye ini menargetkan anak berusia antara 6 bulan dan 15 tahun pada tahun 2018 hingga 2019. Lebih dari 318.000 dosis vaksin telah diberikan. Selama periode yang sama, lebih dari 1,5 juta orang menerima vaksin kolera di 17 area pinggiran kota Harare, untuk mengelola strainbakteri Vibrio cholerae yang sangat resisten.

Penyakit Tipes Berbeda dengan Penyakit Tifus, Ini Penjelasannya

Keberhasilan kampanye vaksinasi darurat sebagai strategi pengendalian wabah berperan penting dalam memasukkan vaksin tifus TCV ke dalam jadwal rutin vaksinasi nasional Zimbabwe. Untuk memberikan lebih banyak bukti ilmiah tentang dampak vaksin pada resistensi antimikroba, Kementerian Kesehatan Zimbabwe akan melakukan studi potong lintang selama 2 tahun, untuk menilai peribahan pola konsumsi antibiotik yang diresepkan untuk kasus tifus sebelum dan setelah memasukkan imunisasi tifus TCV ke dalam program rutin. Selanjutnya akan dilakukan pengurutan genom untuk mendeteksi strain bakteri yang bersirkulasi, sebelum dan sesudah imunisasi massal.

.

Vaksin Konjugat Tifus adalah langkah signifikan untuk mengatasi tingginya tingkat penyakit tipus pada anak di Zimbabwe, dan pemerintah Zimbabwe layak mendapat pujian karena berhasil memasukkannya ke dalam program imunisasi rutinnya. Selain itu, data ini juga menunjukkan kebutuhan mendesak untuk meningkatkan investasi dalam memperkuat infrastruktur kebersihan lingkungan. Ini akan menjadi solusi yang lebih berkelanjutan untuk mencegah wabah penyakit seperti kolera dan tipus. Data tersebut juga menggambarkan sifat lintas sektor dalam mengatasi resistensi antimikroba, yaitu perlunya memperkuat perbaikan sanitasi lingkungan dan meningkatkan cakupan imunisasi rutin.

.

Vaksin tifus pertama dikembangkan pada tahun 1896 oleh Almroth Edward Wright, Richard Pfeiffer, dan Wilhelm Kolle. Vaksin tifus yang ada di Indonesia ada 2 macam, yaitu vaksin polisakarida Vi capsular yang disuntikkan, misalnya Typhim VI (Sanofi Pasteur) atau Typherix (GSK), dan vaksin oral Ty21a, misalnya Vivotif (PaxVax) yang ditelan.

.

Gejala Tipes, Penyakit Tipes, Pengobatan Sakit Tipes: Ini yang Perlu Kamu  Tahu! - Cermati.com

Di Indonesia hasil penelitian pemberian Vaksin Vi-DT atau vaksin konjugat tifus, seperti yang digunakan di Zimbabwe memberikan harapan baru bagi pencegahan demam tifoid pada anak. Penelitian yang dilakukan FKUI Jakarta pada Oktober 2020 menemukan fakta bahwa, vaksin ini aman dan efektif diberikan bagi anak berusia 6 bulan sampai 2 tahun dan 2-11 tahun. Selain itu, vaksin Vi-DT terbukti dapat meningkatkan titer antibodi 28 hari pasca vaksinasi sebesar 4 kali lipat atau lebih. Hal ini tentu sangat bermanfaat, apalagi mengingat belum ada vaksin tifus berlisensi di Indonesia untuk anak di bawah usia 2 tahun.

.

Untuk melawan resistensi antibiotik, kita harus menggunakan semua hal yang mungkin. Pelajaran dari Zimbabwe menunjukkan bahwa tidak ada peluru ajaib tunggal (single magic bullet), tetapi vaksin adalah salah satu peluru itu. Vaksin adalah alat yang efektif untuk mengurangi jumlah penyakit menular, sehingga secara langsung juga mengurangi kebutuhan penggunaan antibiotik secara luas. Dengan demikian, vaksin juga mampu mencegah munculnya resistensi bakteri terhadap antibiotik, karena perbaikan kesehatan lingkuangan mahal dan dapat memakan waktu puluhan tahun untuk diterapkan, dalam perang besar melibas tifus.

Sudahkah kita bijak?

Sekian

Yogyakarta, 17 September 2021

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih, Lektor di FK UKDW Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA : 081227280161

By Fx Wikan Indrarto

Dokter Fx Wikan Indrarto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *