Categories
anak dokter vaksinasi

2024 Risiko Cacar Monyet

RISIKO  CACAR  MONYET

fx. wikan indrarto*)

Ringkasan tulisan ini dimuat di Harian Suara Merdeka Semarang, Jawa Tengah pada Sabtu, 7 September 2024

https://www.suaramerdeka.com/opini/0413496670/menekan-risiko-cacar-monyet-apakah-kita-sudah-bertindak-bijak

Pada tanggal 14 Agustus 2024, Director-General WHO menyatakan bahwa wabah mpox atau monkeypox (cacar monyet) di Afrika merupakan PHEIC berdasarkan International Health Regulations (2005). PHEIC (Public Health Emergency of International Concern) adalah istilah yang digunakan oleh WHO untuk menggambarkan wabah penyakit yang merupakan darurat kesehatan masyarakat yang mengkhawatirkan dunia. Apa risikonya?

Sampai Agustus 2024 ini telah terjadi 15.664 kasus cacar monyet, dengan 537 kematian, telah dilaporkan di Republik Demokratik Kongo saja, yang telah melampaui total tahun lalu, yang merupakan rekor tersendiri. Peningkatan kasus di Kongo didorong oleh dua wabah terpisah dari dua galur atau klade virus yang menyebabkan cacar monyet.

Yang pertama adalah wabah di Kongo barat laut yang sebelumnya dikenal sebagai klade 1, sekarang disebut klade 1a. Wabah ini terutama menyerang anak dan menyebar melalui berbagai cara penularan. Yang kedua adalah wabah di timur laut Kongo yang merupakan cabang baru dari klade 1 yang disebut klade 1b, yang pertama kali terdeteksi pada bulan September tahun 2023 lalu dan menyebar dengan cepat, terutama melalui penularan seksual di antara orang dewasa.

Dalam sebulan terakhir, lebih dari 100 kasus klade 1b juga telah dilaporkan di empat negara tetangga Kongo yang sebelumnya tidak melaporkan cacar monyet, yaitu Burundi, Kenya, Rwanda, dan Uganda. Penyebaran klade 1b yang cepat, dan deteksinya di negara-negara tetangga, adalah alasan utama keputusan WHO untuk menyatakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Namun, klade 1b yang juga telah dilaporkan di Republik Afrika Tengah dan Republik Kongo bukanlah satu-satunya risiko, karena klade 2 telah dilaporkan di Kamerun, Pantai Gading, Liberia, Nigeria, dan Afrika Selatan. Klade 1a dan 1b keduanya menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada klade 2, yang menyebabkan wabah global cacar monyet yang telah dinyatakan sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional pada tahun 2022.

Monkeypox (cacar monyet) disebabkan oleh virus monkeypox, anggota genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae adalah penyakit zoonosis virus yang terjadi terutama di daerah hutan hujan tropis Afrika Tengah dan Barat. Cacar monyet biasanya memiliki gejala klinis demam, ruam kulit, pembengkakan kelenjar getah bening, dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi medis. Cacar monyet biasanya merupakan penyakit yang sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung dari 2 hingga 4 minggu. Kasus yang parah dapat terjadi dengan rasio kasus kematian telah sekitar 3-6%.

Manifestasi klinis cacar monyet mirip dengan cacar, infeksi orthopoxvirus  yang telah dinyatakan dapat diberantas di seluruh dunia pada tahun 1980. Cacar monyet kurang menular daripada cacar dan menyebabkan penyakit yang kurang parah. Berbagai spesies hewan telah diidentifikasi rentan terhadap virus cacar monyet, yaitu tupai tali, tupai pohon, tikus, dormice, primata non-manusia dan spesies lainnya. Cacar monyet pertama kali diidentifikasi pada manusia pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo pada seorang anak laki-laki berusia 9 tahun di wilayah di mana cacar telah dieliminasi pada tahun 1968. Sejak itu, kasus cacar monyet telah dilaporkan pada manusia di 11 negara Afrika, yaitu Benin, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, Gabon, Pantai Gading, Liberia, Nigeria, Republik Kongo, Sierra Leone, dan Sudan Selatan.

Penularan dari hewan ke manusia (zoonotik) dapat terjadi dari kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau lesi kulit atau mukosa dari hewan yang terinfeksi. Makan daging yang tidak dimasak dengan baik dan produk hewani lainnya dari hewan yang terinfeksi merupakan faktor risiko yang mungkin. Penularan dari manusia ke manusia dapat terjadi akibat kontak dekat dengan sekret pernapasan, lesi kulit orang yang terinfeksi, atau benda yang baru saja terkontaminasi. Penularan melalui partikel pernapasan biasanya memerlukan kontak tatap muka yang berkepanjangan, yang menempatkan petugas kesehatan, anggota rumah tangga dan kontak dekat lainnya dari kasus aktif pada risiko yang lebih besar. Penularan juga dapat terjadi melalui plasenta dari ibu ke janin (yang dapat menyebabkan cacar monyet bawaan) atau selama kontak dekat selama dan setelah kelahiran.

Masa inkubasi cacar monyet biasanya dari 6 hingga 13 hari, tetapi dapat berkisar dari 5 hingga 21 hari. Infeksi dapat dibagi menjadi dua periode, yaitu periode pertama disebut periode invasi berlangsung antara 0-5 hari yang ditandai dengan demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), nyeri punggung, mialgia (nyeri otot) dan asthenia yang hebat (kekurangan energi). Limfadenopati adalah ciri khas cacar monyet dibandingkan dengan penyakit lain yang awalnya mungkin tampak serupa (cacar air, campak, cacar). Periode kedua disebut periode erupsi kulit biasanya dimulai dalam 1-3 hari setelah munculnya demam. Ruam cenderung lebih terkonsentrasi di wajah dan ekstremitas daripada di badan. Ini mempengaruhi wajah (dalam 95% kasus), dan telapak tangan dan telapak kaki (dalam 75% kasus). Juga terkena adalah selaput lendir mulut (dalam 70% kasus), alat kelamin (30%), dan konjungtiva (20%), serta kornea. Ruam berkembang secara berurutan dari makula (lesi dengan dasar rata) menjadi papula (lesi keras yang sedikit terangkat), vesikel (lesi berisi cairan bening), pustula (lesi berisi cairan kekuningan), dan krusta yang mengering dan rontok. Jumlah lesi bervariasi dari beberapa hingga beberapa ribu. Dalam kasus yang parah, lesi dapat menyatu sampai sebagian besar kulit terkelupas.

Pengelolaan medis untuk cacar monyet harus dioptimalkan sepenuhnya untuk meringankan gejala, mengelola komplikasi, dan mencegah gejala sisa jangka panjang. Diperlukan pemberian cairan dan makanan bergizi untuk mempertahankan status gizi yang memadai. Infeksi bakteri sekunder harus diobati sesuai indikasi. Obat antivirus yang dikenal sebagai tecovirimat yang dikembangkan untuk cacar atau smallpox, dilisensikan oleh European Medical Association (EMA) untuk cacar monyet pada tahun 2022, tetapi sampai sekarang obat ini belum tersedia secara luas. Pada Juli tahun 2018, Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat telah memberikan persetujuan kepada SIGA Technology untuk TPOXX (Tecovirimat), obat anti cacar pertama yang disetujui FDA. TPOXX (Tecovirimat) adalah obat penghambat protein pembungkus amplop ortopoxvirus VP37 dengan memblok interaksinya dengan seluler Rab9 GTPase dan TIP47, sehingga mencegah pembentukan bentuk ortopoxvirus kompoten yang diperlukan dalam penyebaran virus di dalam tubuh.

Pengobatan Tecovirimat diindikasikan pada orang dewasa dan anak dengan berat setidaknya 13 kg. Obat ini poten, spesifik, aman, mudah dibuat, stabil, tersedia secara oral, memiliki rejimen dosis langsung yang tidak memerlukan pengawasan medis dan tidak mengganggu vaksin. Sediaan dibuat oral dalam kapsul gelatin padat yang berisi zat aktif kristal tecovirimat monohidrat dan bahan tambahan lainnya.

Vaksinasi cacar dalam beberapa penelitian observasional sekitar 85% efektif dalam mencegah cacar monyet dan dapat menyebabkan penyakit yang lebih ringan. Bukti vaksinasi sebelumnya terhadap cacar biasanya dapat ditemukan sebagai bekas luka di lengan atas. Saat ini, vaksin cacar (generasi pertama) yang asli tidak lagi tersedia untuk masyarakat umum. Vaksin yang masih lebih baru berdasarkan virus vaccinia yang dilemahkan dan dimodifikasi (strain Ankara) telah disetujui untuk pencegahan cacar monyet pada tahun 2019. Ini adalah vaksin dua dosis yang ketersediaannya masih terbatas. Meningkatkan kesadaran akan faktor risiko dan mendidik masyarakat tentang langkah-langkah yang dapat mereka ambil untuk mengurangi paparan virus adalah strategi pencegahan utama cacar monyet.

Apakah kita sudah bertindak bijak menekan risiko cacar monyet?

Yogyakarta, 21 Agustus 2024

*) dokter spesialis anak di RS Panti Rapih, Alumnus S3 UGM. WA :  081227280161

Categories
anak antibiotika dokter Healthy Life UHC vaksinasi

2024 Dengue Regional

DENGUE  REGIONAL

fx. wikan indrarto

Telah diunggah juga pada media online nasional Jumat, 26 Jul 2024 10:30 WIB, pada artikel detiknews, “Kasus Demam Berdarah di Regional Asia”

https://news.detik.com/kolom/d-7455015/kasus-demam-berdarah-di-regional-asia.

Pada tanggal 30 April 2024, lebih dari 7,6 juta kasus demam berdarah dengue (DBD atau Dengue) telah dilaporkan secara global, termasuk 3,4 juta kasus terkonfirmasi, lebih dari 16.000 kasus dengue parah, dan lebih dari 3.000 kematian. Bagaimana situasi dengue regional Asia? 

.

Virus dengue ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Kasus paling sering tidak menunjukkan gejala atau mengakibatkan penyakit demam ringan. Namun, beberapa kasus akan berkembang menjadi dengue parah, yang mungkin menyebabkan syok, pendarahan hebat, atau kerusakan organ parah. Mengingat skala wabah dengue saat ini, potensi risiko penyebaran internasional lebih lanjut, dan kompleksitas faktor-faktor yang mempengaruhi penularan, risiko keseluruhan di tingkat global masih dinilai tinggi, sehingga dengue tetap menjadi ancaman global terhadap kesehatan masyarakat.

.

Faktor-faktor yang terkait dengan peningkatan risiko epidemi dengue dan penyebarannya ke berbagai negara meliputi musim penularan dengue yang dimulai lebih awal dan lebih lama di daerah endemis, perubahan distribusi dan peningkatan kelimpahan vektor nyamuk, konsekuensi perubahan iklim dan fenomena cuaca berkala (El Nino dan La Nina) yang menyebabkan curah hujan tinggi, kelembapan, dan kenaikan suhu yang mendukung reproduksi vektor dan penularan virus. Selain itu, juga perubahan serotipe virus dengue yang beredar di suatu negara yang mempengaruhi kekebalan penduduk, sistem kesehatan yang rapuh di tengah ketidakstabilan politik dan keuangan di beberapa negara, dan juga perpindahan penduduk dalam skala besar yang mengganggu respons kesehatan masyarakat.

.

baca juga : 2024 Dengue Global

.

Secara regional, semua negara di Asia Tenggara dan Timur Jauh mempunyai kondisi lingkungan yang memungkinkan terjadinya penularan endemik dengue, dan semuanya telah melaporkan kasus dengue secara sistematis, kecuali Republik Demokratik Rakyat Korea atau Korea Utara. Terdapat pola musiman yang jelas dalam kejadian dengue, terkait dengan pola iklim di masing-masing negara.

Indonesia mengalami lonjakan kasus dengue dengan 88.593 kasus terkonfirmasi dan 621 kematian pada Selasa, 30 April 2024. Angka ini sekitar tiga kali lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023. Pada tahun 2024 Bangladesh, Nepal, dan Thailand melaporkan jumlah kasus dengue yang lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Dari Januari hingga April 2024, CFR bervariasi dari 0% di Nepal hingga 1,09% di Bangladesh. Namun, penafsiran nilai-nilai ini memerlukan kehati-hatian karena definisi kasus dengue yang digunakan berbeda-beda di setiap negara. Beberapa negara hanya melaporkan kasus rawat inap (dikonfirmasi laboratorium) (dibandingkan negara lain yang melaporkan kemungkinan kasus dari masyarakat), sehingga menyebabkan tingkat kematian kasus yang lebih tinggi di antara mereka yang dirawat di rumah sakit atau menderita dengue parah.

.

Lonjakan kejadian dengue kemungkinan besar dipicu oleh berbagai faktor, antara lain pergeseran serotipe yang beredar dan perubahan iklim. Setidaknya lima negara (Bangladesh, India, Myanmar, Nepal dan Thailand) saat ini sedang bergulat dengan permulaan musim hujan, yang menciptakan kondisi yang cocok untuk perkembangbiakan dan kelangsungan hidup nyamuk Aedes. Selain itu, urbanisasi dan perpindahan penduduk juga memainkan peran penting dalam meningkatnya beban dengue di wilayah tersebut. Perubahan pada serotipe dengue dominan yang bersirkulasi tidak hanya meningkatkan kejadian, tetapi juga risiko populasi terkena serotipe DENV yang heterolog, yang pada gilirannya meningkatkan risiko tingginya angka dengue parah dan kematian.

.

Demam berdarah dengue pada dasarnya adalah penyakit perkotaan di daerah tropis dan virus dengue yang menyebabkannya berada dalam siklus yang melibatkan manusia dan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk yang sama tersebut juga menularkan virus chikungunya dan Zika. Kedekatan tempat perkembangbiakan vektor nyamuk dengan tempat tinggal manusia merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap infeksi virus dengue. Nyamuk spesies Aedes dapat tertular virus setelah menggigit individu yang terinfeksi DENV dan kemudian menularkan virus tersebut ke orang lain di sekitarnya. Oleh karena itu, siklus ini membuat nyamuk yang infektif mampu menyebarkan virus dengue di dalam rumah tangga dan lingkungan sekitar, sehingga menyebabkan terjadinya klaster.

.

Intervensi pengendalian vektor yang efektif adalah kunci pencegahan dan pengendalian dengue. Kegiatan pengendalian vektor harus menyasar seluruh area dimana terdapat risiko kontak manusia-vektor, seperti tempat tinggal, tempat kerja, sekolah, dan bahkan rumah sakit. Manajemen Vektor Terpadu untuk mengendalikan spesies Aedes harus mencakup menghilangkan potensi tempat perkembangbiakan, mengurangi populasi vektor, dan meminimalkan paparan individu. Hal ini harus melibatkan strategi pengendalian vektor untuk larva dan serangga dewasa (yaitu pengelolaan lingkungan dan pengurangan sumber air), terutama pemantauan praktik penyimpanan air, pengeringan dan pembersihan wadah penyimpanan air rumah tangga setiap minggu, larvasida dalam air yang tidak dapat diminum menggunakan larvasida  dengan dosis yang tepat, penggunaan kelambu berinsektisida bagi pasien dengue  rawat inap di RS, untuk membendung penyebaran virus dari RS. Penyemprotan di dalam ruangan untuk mengusir nyamuk yang terinfeksi dengue mungkin sulit dilakukan di daerah padat penduduk. Kota Yogyakarta menjadi kota pertama di Indonesia yang mengimplementasikan teknologi nyamuk ber-Wolbachia dalam pengendalian dengue. Sejak program ini dimulai pada tahun 2016 lalu, angka kasus dengue di Kota Yogyakarta berangsur menurun, dan pada tahun 2023 mencatatkan rekor terendahnya sepanjang sejarah, yaitu di angka 67 kasus saja.

Tindakan perlindungan diri selama beraktivitas di luar ruangan meliputi penggunaan pengusir nyamuk topikal pada kulit yang terbuka atau penggunaan pakaian pelindung, misalnya lengan kemeja dan celana panjang. Selain itu, perlindungan di dalam ruangan dapat mencakup penggunaan produk aerosol insektisida rumah tangga, atau obat nyamuk bakar di siang hari; tirai jendela dan pintu dapat mengurangi kemungkinan masuknya nyamuk ke dalam rumah dan kelambu yang mengandung insektisida memberikan perlindungan yang baik terhadap gigitan nyamuk saat tidur di siang hari. Tindakan perlindungan pribadi dianjurkan dari fajar hingga senja, karena Aedes aegypti bersifat diurnal. Langkah-langkah dan pengendalian nyamuk ini juga harus mencakup tempat kerja dan sekolah, karena vektor dengue adalah nyamuk yang menggigit di siang hari. Surveilans entomologi harus dilakukan untuk menilai potensi perkembangbiakan nyamuk Aedes dalam wadah, sebagai target kegiatan pengendalian vektor dan memantau resistensi insektisida, untuk membantu memilih intervensi berbasis insektisida yang paling efektif.

.

Tidak ada pengobatan khusus untuk infeksi dengue. Namun demikian, deteksi dini dan akses terhadap layanan kesehatan yang tepat dapat mengurangi angka kematian dengue. Begitu pula deteksi cepat kasus dengue dengan pengenalan tanda bahaya, yang disertai dengan rujukan tepat waktu, untuk kasus dengue parah ke RS tersier.

.

Vaksinasi dengue harus juga dilakukan sebagai bagian dari strategi terpadu untuk mengendalikan penyakit ini. WHO merekomendasikan penggunaan TAK-003, satu-satunya vaksin dengue yang saat ini tersedia untuk anak usia 6–16 tahun di semua wilayah dengan intensitas penularan dengue yang tinggi. Vaksin dengue TAK-003 (backbone DEN-2) ini dapat diberikan pada semua anak, baik pernah sakit dengue (seropositif) maupun belum pernah sakit (seronegatif), yang disuntikkan di bawah kulit (subkutan) mulai usia 6 tahun, sebanyak dua dosis dengan interval tiga bulan. Vaksin dengue TAK-003 merupakan vaksin tetravalen, vaksin hidup yang dilemahkan dan mempergunakan teknologi DNA rekombinan dengan back-bone virus Dengue-2, sehingga keamanan vaksin ringan sampai sedang, tetapi masih dapat ditoleransi dan tidak dilaporkan KIPI serius. Untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas infeksi dengue, vaksinasi dengue harus diberikan integrasi dengan pencegahan vektor.

Semua negara dalam regional Asia didorong untuk saling belajar dan mengadopsi contoh-contoh keberhasilan manajemen kasus yang efektif, pencegahan, dan pengendalian dengue dan arbovirus lainnya, melalui berbagai proyek penelitian yang lebih baik, terutama uji klinis. Penerapan surveilans klinis serta laporan kasus dan kematian dengue dapat sangat berguna dalam memahami penyakit ini dengan lebih baik, dan juga menjadi dasar untuk mengembangkan uji klinis, untuk terapi baru.

WHO tidak merekomendasikan penerapan pembatasan perjalanan warga atau perdagangan apapun antar negara regional. Namun demikian, Kementerian Kesehatan dan mitranya harus meninjau secara cermat kebijakan lokal yang selama ini diterapkan, untuk menerima dan merekomendasikan intervensi baru meniru negara lain yang telah lebih berhasil, dalam program kesehatan masyarakat mengendalikan dengue.

Sudahkah kita siap melawan dengue?

Sekian

Yogyakarta, 29 Juni 2024

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA: 081227280161.

Categories
anak antibiotika dokter Healthy Life vaksinasi

2024 Influenza pada Anak

INFLUENZA  PADA  ANAK

fx. wikan indrarto

Kejadian infeksi virus infuenza pada anak cukup sering terjadi, di semua belahan dunia, termasuk di Indonesia. Gejala klinisnya seringkali ringan, tetapi pada beberapa anak dapat berisiko berat. Apa yang perlu dicermati?

.

Influenza harus dicurigai pada setiap anak yang mengalami demam akut dengan atau tanpa gejala pernafasan, apalagi pada periode epidemi influenza tahunan. Banyak penyakit infeksi virus pernapasan pada anak yang memiliki tanda dan gejala serupa, sehingga dokter biasanya tidak dapat memastikan infeksi virus tertentu hanya berdasarkan tanda klinis saja. Cukup penting untuk mendapatkan diagnosis secara mikrobiologis pada beberapa pasien, dimana diagnosis yang lebih spesifik mungkin dapat mengubah manajemen pasien, termasuk kemungkinan untuk diberikan obat antiviral influenza.

.

Pneumonia bakterial harus dipertimbangkan terjadi pada setiap anak yang diduga menderita virus influenza, disertai gambaran klinis yang menunjukkan infeksi saluran pernapasan bawah, apalagi pada periode epidemi tahunan influenza. Sebaliknya, kemungkinan tertular virus influenza harus dipertimbangkan pada setiap anak pneumonia dalam periode yang sama. Pneumonia influenza dan pneumonia bakterial mungkin menunjukkan gejala klinis yang tumpang tindih. Diagnosis banding mungkin memerlukan rontgen dada, uji laboratorium dan mikrobiologi, dan tidak dapat ditentukan hanya berdasarkan tanda klinis.

Diagnosis mikrobiologis diindikasikan ketika hasil tes mungkin mengubah perawatan klinis pasien, pada semua kasus dengan perjalanan klinis yang parah, dan pada orang yang berisiko tinggi mengalami komplikasi terkait influenza (misalnya mereka yang memiliki penyakit jantung paru atau anak dengan sistem imun yang lemah). Diagnosis mikrobiologis harus diupayakan pada setiap kasus dengan kecurigaan klinis adanya infeksi virus influenza pada subjek yang dirawat inapdi rumah sakit. Diagnosis mikrobiologis tidak diindikasikan untuk anak yang tidak mengalami gangguan imunitas dan yang tidak menunjukkan faktor risiko perburukan klinis. Diagnosis mikrobiologis mungkin membantu menghindari pengobatan antibiotik yang tidak perlu dan pengobatan antivirus influenza yang lebih akurat.

.

Spesimen usapan nasofaring atau orofaringeal yang diambil dengan menggunakan kapas poliester steril dengan batang bukan kayu, merupakan sampel pilihan untuk diagnosis mikrobiologi non-invasif infeksi virus influenza. Aspirasi atau pencucian nasofaring merupakan spesimen alternatif yang dapat ditoleransi dengan baik oleh anak. Alternatif lain adalah spesimen air liur, tetapi berhubungan dengan hasil yang lebih rendah untuk diagnosis mikrobiologis.

.

Tes amplifikasi asam nukleat (Nucleic acid amplification test atau NAAT) adalah Tes Molekuler Cepat (TCM) sebagai metode pilihan untuk diagnosis mikrobiologis infeksi virus influenza. Pemeriksaan ini mampu mengidentifikasi virus influenza tipe A dan tipe B, bahkan mampu membedakan subtipe H1 dan H3, dengan sensitivitas dan spesifisitas tinggi. Tes deteksi antigen harus dibatasi hanya pada pasien anak, dengan sampel dikumpulkan dalam waktu 24-48 jam setelah timbulnya gejala, dan hanya ketika NAAT tidak tersedia. Kultur virus hanya dilakukan untuk mengetahui karakterisasi antigenik saja. Tes serologis untuk influenza umumnya tidak direkomendasikan, kecuali untuk tujuan penelitian dan surveilans.

.

Pasien bayi, anak, atau remaja harus dirujuk segera ke Unit Gawat Darurat Rumah Sakit terdekat jika mengarah pada komplikasi pneumonia atau komplikasi lain dari infeksi virus influenza. Kemungkinan ini harus dicurigai dengan adanya kondisi umum yang buruk, tanda sepsis, penurunan kesadaran atau kejang, dehidrasi, syok, gangguan pernapasan (takipnea, retraksi dada, hipoksemia, dan episode apnea). Hal ini juga harus dipertimbangkan jika gejala infeksi virus influenza membaik, tetapi kemudian kambuh dalam bentuk demam dan atau memburuk.

.

Seorang anak yang dicurigai menderita pneumonia berdasarkan pemeriksaan foto rongten dada harus dirujuk ke Unit Gawat Darurat rumah sakit untuk dipertimbangkan perlunya rawat inap di rumah sakit, jika kondisi klinisnya buruk. Bayi berusia kurang dari 3 bulan dengan demam yang tidak diketahui penyebabnya, seharusnya dirujuk ke Unit Gawat Darurat karena alasan klinis, yaitu infeksi virus influenza mungkin tidak dapat dibedakan dari sepsis dan kondisi lainnya yang berpotensi mengancam jiwa.

.

Anak dengan infeksi virus influenza harus diobati dengan obat antivirus sebagai pasien rawat jalan, dalam 24 jam pertama setelah timbulnya gambaran klinis. Manfaat yang diharapkan terbatas pada pengurangan waktu sakit atau berkembangnya otitis media akut saja, dan bukan pada penurunan angka rawat inap atau komplikasi lainnya. Tidak direkomendasikan penggunaan pengobatan antivirus secara sembarangan pada populasi anak umum, tetapi hanya jika anak menunjukkan faktor risiko yang signifikan terhadap perkembangan infeksi yang berat (dengan imunosupresi, penyakit paru-paru kronis, penyakit jantung yang signifikan secara hemodinamik, patologi neurologis yang parah, nefropati, dan penyakit hati kronis).

.

Obat anti virus dalam kelompok inhibitor neuraminidase adalah obat lini pertama pengobatan sebagai pasien rawat jalan. Oseltamivir oral (dalam bentuk kapsul atau suspensi oral) lebih disukai daripada zanamivir inhalasi (tidak diindikasikan untuk anak di bawah usia 5 tahun) untuk anak yang dapat menggunakan obat oral. Semakin dini pengobatan dengan inhibitor neuraminidase dimulai, semakin besar efek menguntungkannya, idealnya dimulai dalam 48 jam pertama setelah timbulnya gejala.

.

Gejala klinis influenza seperti demam, sakit kepala, dan mialgia dapat diobati menggunakan parasetamol, ibuprofen, atau dipyrone. Batuk dapat diredakan dengan madu dan dekstrometorfan, namun penggunaan obat yang dijual bebas, harus dipertimbangkan secara hati-hati terhadap risiko overdosis. Penggunaan salisilat dan kodein harus dihindari pada pasien berusia kurang dari 18 tahun, karena risiko sindrom Reye, henti napas, perdarahan dan kematian. Pengobatan dengan antibiotik tidak diindikasikan, kecuali diduga terjadi superinfeksi bakteri.

.

Pasien anak yang perlu dirawat inap di rumah sakit adalah anak yang memiliki faktor risiko perjalanan penyakit yang memburuk. Obat antivirus juga dapat dipertimbangkan untuk anak yang dirawat di rumah sakit karena infeksi virus influenza walaupun tidak memiliki faktor risiko komplikasi, ketika mengalami pneumonia, risiko gagal napas, atau pada saat masuk ke unit perawatan kritis.  Inhibitor neuraminidase adalah obat lini pertama bagi anak yang memerlukan pengobatan saat dirawat inap di rumah sakit. Oseltamivir oral lebih disukai daripada zanamivir inhalasi untuk anak yang dapat memakai obat oral. Zanamivir tidak diindikasikan, dalam keadaan apa pun, untuk anak di bawah usia 5 tahun.

.

Diagnosis influenza secara mikrobiologis idealnya dibuat sebelum pemberian obat antivirus, karena kurangnya spesifisitas gejala. Diagnosis etiologi juga memungkinkan isolasi pasien pada periode influenza musiman, yang tumpang tindih dengan virus lain, seperti Respiratory Syncytial Virus. Khususnya pada pasien yang sakit kritis dan/atau mempunyai faktor risiko, kecurigaan klinis yang kuat terhadap influenza, dan ketidakmungkinan melakukan tes diagnostik, antivirus dapat diresepkan tanpa konfirmasi mikrobiologis. 

.

Posisikan anak duduk dan hisapan lembut pada lubang hidung ketika sekret menyumbatnya dapat berguna. Infus dan terapi cairan intravena diindikasikan jika asupan oral yang memadai tidak memungkinkan, dan terapi oksigen atau ventilasi mekanis juga sesuai indikasi. Obat lain seperti antihistamin, dekongestan hidung, antitusif, ekspektoran, atau mukolitik umumnya tidak dianjurkan. Kortikosteroid tidak boleh ditambahkan pada pengobatan influenza pada pasien rawat inap, kecuali diindikasikan karena alasan lain.

.

Pengobatan antibiotik hanya diindikasikan pada kasus infeksi bakteri sekunder yang terbukti atau dicurigai kuat, misalnya otitis media bakterial, sinusitis, dan pneumonia. Antibiotik empiris harus ditujukan pada bakteri patogen yang paling umum setelah influenza, yaitu Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus pyogenes. Tidak ada indikasi obat antibiotik untuk mencegah komplikasi bakteri sekunder. Tidak ada tes pelengkap yang cukup untuk menentukan koinfeksi bakteri, tetapi dapat juga menggunakan kombinasi protein C-reaktif (CRP) lebih tinggi dari 13mg/dl, prokalsitonin lebih tinggi dari 0,52ng/ml, dan/atau konsolidasi alveolar pada rontgen dada. Pada anak dengan infeksi virus influenza yang gejala pernafasannya memburuk setelah perbaikan awal, terapi antibiotik harus dipertimbangkan.

.

Pencegahan penularan influenza di masyarakat adalah dengan melakukan kebersihan tangan setelah kontak dengan sekret pernafasan, dengan cara mencuci tangan dengan sabun dan air (atau hand sanitizer berbahan dasar alkohol yang mengandung minimal 60% etanol atau isopropanol bila sabun dan air tidak tersedia). Juga menutup hidung dan mulut ketika batuk atau bersin dengan menggunakan tisu atau siku tertekuk (jika tisu tidak tersedia). Menyentuh mata, hidung, atau mulut harus dihindari sebisa mungkin. Dianjurkan untuk melakukan pembersihan rutin pada permukaan dan benda yang sering disentuh, yang mungkin terkontaminasi sekresi saluran pernapasan (di rumah, sekolah, fasilitas penitipan anak, dan tempat kerja). 

.

Kemoprofilaksis pasca pajanan dapat dipertimbangkan pada orang tanpa gejala yang berisiko tinggi mengalami komplikasi influenza, dan bagi mereka yang vaksinasi influenzanya dikontraindikasikan, tidak tersedia, atau diperkirakan memiliki efektivitas yang rendah (misalnya pada anak dengan sistem imun yang lemah). Juga untuk anak yang tidak divaksinasi dan merupakan kontak serumah dengan pasien yang berisiko sangat tinggi terkena komplikasi influenza (misalnya anak dengan sistem kekebalan yang sangat lemah). Regimen 10 hari dengan inhibitor neuraminidase direkomendasikan sebagai kemoprofilaksis pasca pajanan yang harus dimulai sesegera mungkin (dalam waktu 48 jam setelah paparan, dengan oseltamivir oral atau dalam waktu 36 jam dengan zanamivir inhalasi).

.

Seorang wanita hamil dengan dugaan atau konfirmasi infeksi virus influenza yang dirawat di rumah sakit, harus dilayani sesuai standar sebelum, selama, dan setelah melahirkan. Tindakan tersebut meliputi kewaspadaan standar dan kewaspadaan droplet. Setelah melahirkan, karena risiko komplikasi serius jika bayi baru lahir tertular influenza, maka pemisahan sementara dengan bayi harus dipertimbangkan, sesuai dengan keinginan ibu. Bayi harus dirawat oleh pengasuh yang sehat, bila memungkinkan. Ibu nifas yang hendak menyusui hendaknya memerah ASInya, guna mempertahankan produksi ASI. ASI perah dapat diberikan kepada bayi baru lahir oleh pengasuh yang sehat. Jika bayi tetap berada di ruangan yang sama (karena keinginan ibu atau alasan lain), kewaspadaan droplet harus ditetapkan untuk meminimalkan penularan.

.

Rumah sakit harus menerapkan berbagai langkah untuk mengurangi paparan virus pada bayi baru lahir termasuk penghalang fisik (misalnya tirai antara ibu dan bayi baru lahir), menjaga jarak setidaknya 2 meter antara ibu dan bayi baru lahir, dan memastikan ada orang dewasa lain yang hadir untuk merawat bayi tersebut. Jika ASI tetap diberikan ketika ibu mengalami infeksi virus influenza, ibu harus mengenakan masker bedah dan menjaga kebersihan tangan sebelum menyusui atau melakukan kontak dengan bayi baru lahirnya.

Vaksinasi direkomendasikan untuk anak antara usia 6 bulan dan 18 tahun secara universal. Vaksinasi anak dan remaja sebaiknya menggunakan vaksin quadrivalent (terhadap virus influenza A H3N2, influenza A H1N1pdm09, influenza B garis keturunan Victoria, dan influenza B garis keturunan Yamagata).

.

Satu dosis vaksin influenza pertama dan diulang dengan selang waktu empat minggu, dianjurkan untuk anak berusia antara 6 bulan sampai 8 tahun. Dosis tunggal tahunan direkomendasikan untuk semua anak selajutnya. Dosis penuh 0,5ml vaksin influenza direkomendasikan untuk semua orang, tanpa memandang usia mereka. Vaksin sebaiknya diberikan pada bulan Oktober-November bagi mereka yang tinggal di Belahan Bumi Utara. Vaksinasi diindikasikan sampai akhir musim influenza tahunan bagi mereka yang tidak menerima vaksin pada bulan Oktober-November.

.

Apakah kita sudah bertindak bijak dengan melengkapi status imunisasi influenza untuk semua anak di sekitar kita?

Sekian

Yogyakarta, 22 Mei 2024

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA : 081227280161

Categories
anak antibiotika dokter tuberkulosis UHC

2024 Hari Tuberkulosis Dunia

HARI  TUBERKULOSIS  DUNIA 2024

fx. wikan indrarto

Tema Hari Tuberkulosis (TBC atau TB) Sedunia 2024 : ‘Yes! Kita bisa mengakhiri TBC!’. Kampanye ini menyampaikan harapan agar kita kembali ke jalur yang benar untuk membalikkan keadaan terpuruk, dalam melawan epidemi TB. Diperlukan 3 hal pokok, yaitu kepemimpinan dengan komitmen tinggi, peningkatan investasi, dan penerapan rekomendasi WHO yang baru dengan lebih cepat. Bagaimana melakukannya?

.

Tulisan ini dimuat di Harian Kedaulatan Rakyat Yogyakarta Minggu, 19 Mei 2024, halaman 9, kolom HUSADA dengan judul : Pengobatan Tuntas Akhiri Epidemi Tuberkulosis

.

Hari TB Dunia diadakan setiap tanggal 24 Maret untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak buruk TB dalam bidang kesehatan, sosial dan ekonomi, juga untuk meningkatkan upaya mengakhiri epidemi TB global. Pada 24 Maret 1882 Dr. Robert Koch menemukan penyebab penyakit TB, yaitu bakteri Mycobacterium tuberculosis. Pada saat Dr. Koch mengumumkan penemuannya di Berlin, waktu itu TB mewabah di seluruh Eropa dan Amerika, bahkan menyebabkan kematian 1 dari setiap 7 orang penderitanya. Kemajuan yang telah kita dapatkan, 75 juta nyawa telah terselamatkan sejak tahun 2000 melalui upaya global untuk mengakhiri TB. Namun demikian, masih ada 10,6 juta orang terserang TB dan 1,3 juta orang meninggal karena TB pada tahun 2022 yang lalu.

.

Menyusul komitmen yang dibuat oleh para Kepala Negara pada pertemuan Tingkat Tinggi PBB pada tahun 2023 untuk mempercepat kemajuan dalam mengakhiri TB, fokus tahun 2024 ini beralih untuk mewujudkan komitmen tersebut menjadi tindakan nyata. Juga untuk membantu banyak negara dalam meningkatkan akses terhadap pengobatan pencegahan TB, WHO merekomendasikan untuk meningkatkan penerapan pengobatan pencegahan TB secepatnya. Selain itu, investasi sumber daya, dukungan, perawatan dan informasi yang berkelanjutan sangat penting untuk memastikan akses universal terhadap perawatan TB dan penelitian medis untuk mencapai Cakupan Kesehatan Semesta atau Universal Health Coverage (UHC).



Penerapan rekomendasi WHO yang baru dengan lebih cepat seharusnya dilakukan. Target jangak pendek rekomendasi tersebut adalah tersedianya lebih banyak investasi untuk pengobatan pencegahan TB, pemberian rejimen pengobatan TB yang lebih pendek, tes molekuler cepat untuk diagnostik infeksi TBC, dan inovasi alat medis digital.

.

Pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi TB pada individu yang terpapar dan untuk menghentikan perkembangan dari infeksi TB ke arah TB aktif (sakit TB). Sasaran prioritas pemberian TPT sesuai rekomendasi WHO adalah populasi anak dan remaja yang berisiko tinggi menderita TB, yaitu anak dan remaja dengan HIV/AIDS, kontak serumah dengan pasien TB paru yang terkonfirmasi bakteriologis, pasien imunokompromais selain HIV (misalnya kanker, dialisis, mendapat kortikosteroid jangka panjang, persiapan transplantasi organ) dan bersekolah atau tinggal di asrama, di lapas dan rumah singgah, tempat penitipan anak (daycare), pengguna narkoba, dll.

.

Syarat pemberian TPT TB adalah tidak sakit TB, tidak ada kontraindikasi TPT, misalnya hepatitis akut atau kronis, neuropati perifer (jika menggunakan isoniazid), konsumsi alkohol biasa atau berat, dan terdapat bukti infeksi TB baik secara in vivo (uji kulit tuberkulin) ataupun in vitro (Interferon Gama Release Essay = IGRA). Rejimen obat untuk TPT TB tersedia lebih banyak pilihan, misalnya 6H (Isoniazid selama 6 bulan), 3RH (Rifampisin & Isoniazid selama 3 bulan), 3HP (Rifapentin & Isoniazid selama 3 bulan untuk usia >2 tahun), 4R (Rifampisin selama 4 bulan),  dan 1HP (Isoniazid & Rifapentin selama 1 bulan untuk usia >2 tahun).

.

Untuk menegakkan diagosis TB, sebelum ini dilakukan dengan pemeriksaan bakteriologis dari spesimen dahak pasien. Belajar dari PCR COVID-19 saat pandemi, sekarang pemeriksaan tes cepat molekuler (TCM) justru diprioritaskan, antara lain pemeriksaan Nucleic Acid Amplification Test/NAAT (misalnya Xpert MTB/RIF) dan Line Probe Assay/LPA (misalnya Hain GenoType). Pemeriksaan TCM mempunyai nilai diagnostik yang lebih baik daripada pemeriksaan mikroskopis dahak, tetapi masih di bawah uji biakan. Saat ini TCM direkomendasikan sebagai alat diagnosis utama untuk penegakan diagnosis TB (terkonfirmasi bakteriologis). Namun demikian, hasil negatif TCM tidak menyingkirkan diagnosis TB pada anak dan remaja.

.

Pemberian rejimen pengobatan TB sesuai rekomendasi WHO harus semakin digencarkan. Paduan pemberian Obat Anti TB (OAT) pada anak dan remaja jenis rejimen pertama adalah 2RHZ 4RH (2 bulan Rifampisin, Isoniazid dan pirazinamid dilanjutkan 4 bulan Rifampisin dan Isoniazid) untuk TB paru tidak terkonfirmasi bakteriologis, TB kelenjar intratoraks tanpa obstruksi saluran respiratori dan TB kelenjar. Rejimen kedua adalah 2RHZE 4RH (2 bulan Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamid dan Ethambutol dilanjutkan 4 bulan Rifampisin dan Isoniazid) untuk kasus TB paru pada remaja usia ≥15 tahun tanpa memandang klasifikasi dan tingkat keparahan.  Dalam hal ini untuk kasus TB paru terkonfirmasi bakteriologis, TB paru kerusakan luas, TB paru dengan HIV, TB ekstra paru, kecuali TB milier, meningitis TB, dan TB tulang. Rejimen ketiga adalah 2RHZE 10 RH (2 bulan Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamid dan Ethambutol dilanjutkan 10 bulan Rifampisin dan Isoniazid) untuk kasus TB paling berat, yaitu meningitis TB, TB tulang, dan TB paru milier.

.

Momentum Hari Tuberkulosis (TB) Dunia Minggu, 24 Maret 2024 mengingatkan kita semua agar berinvestasi untuk mengakhiri TB dan menyelamatkan lebih banyak pasien. Selain itu, kita semua wajib menerapkan rekomendasi WHO yang baru dengan lebih cepat, baik dalam aspek diagnosis dengan TCM, terapi pencegahan (TPT) TB laten dan pengobatan TB sampai tuntas, untuk mengakhiri epidemi TB global.

Sudahkah kita bijak?

Sekian

Yogyakarta, 13 Maret 2024

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Alumnus S3 UGM.

Categories
anak dokter Jalan-jalan

2024 Meraih (Beruang) Merah

MERAIH (BERUANG)  MERAH

fx. wikan indrarto

Setelah dari Doha, Qatar, petualangan kami selanjutnya adalah mengikuti International Conference on Pediatric Allergy and Immunology (ICPAI), Moskow, Rusia untuk meraih (beruang) merah. Apa yang menarik?

.

Eksistensi beruang di Rusia telah ada sejak zaman kuno. Pada abad pertengahan, orang Slavia memakai beruang jinak dan berkeliling ke seluruh daratan Rusia. Binatang yang mempunyai badan tinggi besar ini dianggap masyarakat Rusia sebagai hewan pintar layaknya anjing. Mereka yakin beruang bukan hewan yang berbahaya apabila mendapatkan didikan yang baik, bahkan beruang mampu menari, melakukan sulap, juga meminta-minta. Akhirnya, mulai tahun 1526 kisah beruang Rusia yang unik tersebut menyebar ke penjuru dunia. Sebutan ‘Beruang Merah’ sebagai representasi ‘Red Army’ dari tentara Rusia. Warna merah di lambang ‘Red Army’ mempunyai arti perjuangan pekerja dalam merenggut kembali setiap keadilan. Petualangan ke Rusia kami lakukan dengan gigih meniru perjuangan Beruang Merah yang tanpa kenal lelah.

Di konter Aeroflot, maskapai penerbangan nasional Rusia, di Bandara Moscow

Kami terbang dari Doha, Qatar selama 5 jam 20 menit ke Moscow dalam perut pesawat Qatar Airways QR 337 sebuah Boeing 787-8 (Dreamliner), yaitu pesawat penumpang sipil berbadan lebar ukuran sedang yang diproduksi oleh Boeing Commercial Airplanes dan memulai pelayanan pada 2011. B787 membawa antara 242 – 335 penumpang tergantung konfigurasi tempat duduk, dan lebih efisien bahan bakar. Seri 787 juga menjadi pesawat penumpang pertama yang menggunakan material komposit di kebanyakan konstruksinya. Boeing 787-8 adalah model dasar dari keluarga 787, dengan panjang 57 meter dan lebar sayap 60 meter dan memiliki jarak tempuh 14.200 hingga 15.200 kilometer. Seri 787-8 memiliki 210 kursi penumpang dalam konfigurasi tiga kelas. Maskapai penerbangan asal Jepang, ANA (All Nippon Airways) menjadi maskapai pemakai pertama.

.

Dari Doha, Qatar kami terbang sejauh 3.621 km dengan kecepatan 913 km/jam dan ketinggian 11.582 m untuk mendarat di Sheremetyevo International Airport Terminal C Moscow, yang merupakan bandara tersibuk di Rusia, melayani sekitar 50 juta penumpang pada 2019, dan menduduki peringkat sebagai bandara tersibuk kedelapan di Eropa. Ada 5 bandara internasional dan komersial utama di Moscow, yaitu Sheremetyevo (SVO), Domodedovo (DME), Vnukovo (VKO), Zhukovsky (ZIA), dan Ostafyevo (OSF). Bandar Udara Internasional Sheremetyevo adalah pintu masuk utama untuk turis asing, mendatangkan 60% dari seluruh jumlah penerbangan internasional.

Kami mendarat di Terminal C Bandara Internasional Sheremetyevo (SVO) Moscow, Russia dalam dekapan dingin malam 4 derajat C

Bandara ini juga menjadi rumah bagi semua anggota SkyTeam, dan penghubung utama bagi Aeroflot. Domodedovo adalah bandara dengan jumlah penumpang terbesar di Rusia dan pintu masuk utama untuk penerbangan domestik jarak jauh dan destinasi kawasan CIS (The Commonwealth of Independent States). CIS beranggotakan semua negara bekas Uni Soviet, yaitu Armenia, Azerbaijan, Belarus, Kazakhstan, Kirgizstan, Moldova, Rusia, Tajikistan, dan Uzbekistan. Sebagian besar anggota Star Alliance menggunakan Domodedovo sebagai penghubung internasional utama.

.

Sedangkan Bandara Vnukovo digunakan oleh maskapai Turkish Airlines, Lufthansa, Transaero dan beberapa maskapai lain. Bandara Ostafyevo digunakan untuk bisnis penerbangan. Bandar udara di Moskwa jaraknya bervariasi dari pusat kota: Domodedovo paling jauh, berjarak 22 km; Vnukovo berjarak 11 km; Sheremetyevo berjarak 10 km; dan Ostafievo berjarak 8 km dari MKAD. Ada juga bandara lain yang lebih kecil dekat dengan Moskwa seperti Bandar Udara Myachkovo, digunakan untuk pesawat pribadi, helikopter, dan penerbangan charter.

.

Kami mendarat menjelang tengah malam dan segera menuju ke Mini-hotel Nikitskaya yang berlokasi di Bolshaya Nikitskaya ulitsa, d. 22/2, Moscow, Russia, untuk segera terlelap. Sebelum terlelap, kami membayangkan bahwa dengan wilayah seluas 17.125.191 km², maka Rusia adalah negara terluas di dunia. Wilayahnya mencakup seperdelapan luas daratan bumi, penduduknya menduduki peringkat kesembilan terbanyak di dunia dengan jumlah sekitar 147.190.001 jiwa (2021). Wilayahnya membentang sepanjang Asia Utara dan sebagian Eropa timur, Rusia memiliki 11 zona waktu dan wilayahnya terdiri dari berbagai tipe lingkungan dan tanah.

.

Sejarah Rusia diawali dengan perpindahan bangsa-bangsa Skandinavia yang dikenal sebagai bangsa Varangia yang dipimpin oleh tokoh semilegendaris Rurik yang menyeberangi Laut Baltik serta pada tahun 862 M memasuki Kota Novgorod dan memerintah di sana. Sejak itu, cikal bakal Rusia dimulai dari Dinasti Rurik pada tahun 862, Rus’ Kiev (882) dengan masa keemasan pemerintahan jaman Vladimir Agung (980–1015) dan putranya Yaroslav the Wise (1019–1054). Selanjutnya Keharyapatihan Moskow (Grand Duchy of Moscow) (1283) dengan masa keemasan saat dipimpin oleh Ivan III (Agung Seluruh Rusia), Ketsaran Rusia mulai 16 Januari 1547 dengan masa kejayaan pada saat dimpin oleh Tsar Ivan IV (Mengerikan atau Ivan the Terrible), Kekaisaran Rusia mulai 22 Oktober 1721 jaya saat dipimpin oleh Kaisar Yekaterina II (Kaisar Agung) memerintah 1762–1796 dan Kaisar Rusia terakhir Nikolai II (1894–1917) yang tidak dapat mencegah Revolusi 1905 untuk melahirkan Republik Rusia mulai 14 September 1917.

.

Revolusi Oktober 1905 yang dipimpin oleh pemimpin Bolshevik, Vladimir Lenin mendepak Pemerintah Provisional Kaisar Nikolai II dan mendirikan negara sosialis pertama di dunia. Kemudian menjadi Uni Soviet mulai 30 Desember 1922 dengan pimpinan utama Joseph Stalin, Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet yang mampu menyingkirkan lawan politik terberat, yaitu Leon Trotsky.

.

Pemimpin terakhir Uni Soviet adalah Mikhail Gorbachev, yang berusaha untuk memberlakukan reformasi liberal dalam sistem Soviet, memperkenalkan kebijakan glasnost (keterbukaan) dan perestroika (restrukturisasi) untuk mencoba mengakhiri periode stagnasi ekonomi dan mendemokratisasi pemerintah. Dampaknya justru pada 25 Desember 1991, Uni Soviet bubar menjadi 15 negara yang terpisah dengan terbentuknya CIS (The Commonwealth of Independent States). CIS beranggotakan semua negara bekas Uni Soviet, yaitu Armenia, Azerbaijan, Belarus, Kazakhstan, Kirgizstan, Moldova, Federasi Rusia, Tajikistan, dan Uzbekistan. Boris Yeltsin terpilih sebagai presiden pertama ketika menjadi Federasi Rusia bulan Desember 1991 setelah bubarnya Uni Soviet.

Membuat laporan menjelang tidur lelap di dapur penginapan kami di Moscow, kecil tetapi penuh perlengkapan rumah tangga.

.

Malam itu kami terlelap dalam mimpi tentang Negeri Beruang Merah Rusia di kamar Mini-hotel Nikitskaya yang berlokasi di Bolshaya Nikitskaya ulitsa, d. 22/2, Moscow, Russia.

(bersambung)

Selasa tengah malam, 7 Mei 2024

Salam pengelana

-wikan dan sari

Categories
anak dokter Healthy Life Jalan-jalan sekolah

2024 Qatar yang Kekar

QATAR  YANG  KEKAR

fx. wikan indrarto

(sambungan)

Setelah bugar dari terkapar, kami segera bersiap untuk menikmati Qatar yang kekar pada Selasa, 7 Mei 2024, sebelum melanjutkan perjalanan ke Moskow, Rusia untuk mengikuti International Conference on Pediatric Allergy and Immunology (ICPAI). Apa yang menarik?

Qatar adalah negara yang kekar secara ekonomi dengan pendapatan tinggi, ditopang oleh cadangan gas alam dan minyak yang terbesar ketiga sedunia. Negara ini masuk dalam daftar negara berpendapatan per kapita tinggi, dengan PDB per kapita Qatar menempati posisi nomor 4 tertinggi di dunia, menurut Dana Moneter Internasional (IMF). Qatar digolongkan sebagai negara yang memiliki indeks pembangunan manusia sangat tinggi dan paling baik di antara negara Arab lainnya. Qatar memiliki pengaruh cukup kuat di Jazirah Arab, mendukung beberapa kelompok pemberontak selama Musim Semi Arab, baik secara finansial maupun melalui media global Al Jazeera, bahkan Qatar memegang pengaruh yang cukup penting pada politik internasional.

Patung Oryx yang kekar menyambut penumpang di Bandara Internasional Hamad, di Doha Qatar

Qatar yang kekar dan kuat terinspirasi dari kijang oryx Arab, yang mudah dikenali dari bulunya yang putih cerah, meski sebenarnya bulunya jarang, yang memantulkan sinar matahari, kukunya yang lebar, memungkinkannya berjalan dengan relatif mudah di pasir, dan dengan tanduknya yang panjang dengan sedikit melengkung. Kijang oryx dikenal sebagai hewan dengan stamina luar biasa, yang mampu menempuh jarak jauh dengan berjalan kaki di gurun, dan terkadang mampu menempuh jarak lebih dari 70 km pada malam hari. Saat ini disebut hewan nasional Qatar, bahkan Oryx muncul pada lambang Qatar Airways, yang mendorongnya semakin kuat dan kekar dalam persaingan bisnis penerbangan.

.

Setelah dominasi Inggris dan Kesultanan Utsmaniyah di Qatar, akhirnya Qatar menjadi negara yang merdeka pada 3 September 1971. Dahulu, Inggris menguasai Qatar sebagai tempat transit kapal dagang sebelum menuju India. Qatar kemudian memperoleh status sebagai dependen dari Inggris, kemudian status protektorat Inggris yang dihentikan pada tahun 1916. Setelah Perang Dunia Kedua, Qatar berusaha memperoleh kemerdekaannya, terutama setelah India mencapai kemerdekaannya pada tahun 1950-an. Qatar semakin gencar menuntut setelah Inggris memberikan kemerdekaan kepada Kuwait pada tahun 1961.

Dataran Qatar yang gersang, datar dan berpasir, dengan rumah warga yang kotak berwarna coklat krem, merupakan pemandangan yang umum terlihat di Qatar, seperti nampak dari atas atap rumah Antonius ‘Tony’ Ferenius Mansanulu.

Dataran Qatar hanya seluas 160 km2, terdiri dari gurun pasir datar dan tempat tertinggi di Qatar adalah di Jabal Dukhan. Area ini mengandung jumlah gas alam yang sangat besar. Qatar adalah negara monarki konstitusional maupun monarki absolut yang dipimpin oleh keluarga Al Thani. Dinasti Al Thani telah memimpin Qatar sejak 1825. Emir kedelapan Qatar adalah Tamim bin Hamad Al Thani, ayahnya adalah Hamad bin Khalifa Al Thani yang menyerahkan kekuasaan padanya 25 Juni 2013.

Catatan demografi pertama Qatar dilakukan tahun 1892 dengan total populasi tahun 1892 adalah 9.830. Saat ini jumlah penduduk di Qatar berfluktuasi tergantung musim, karena negara ini sangat bergantung dari migran asing. Pada tahun 2017, total populasi Qatar mencapai 2,6 juta, di mana warga negara Qatar hanya 313.000 orang (12%) dan 2,3 juta lainnya adalah ekspatriat. Warga asing non-Arab menyumbang mayoritas populasi Qatar; Orang India merupakan yang terbesar, mencapai 650.000 orang (2017), diikuti 350.000 orang Nepal, 280.000 orang Bangladesh, 260.000 orang Filipina, 200.000 orang Mesir, 145.000 orang Sri Lanka dan 125.000 orang Pakistan.

Gerardo Mayella ’Gera’ Manesanulu yang berambut gonderong duduk kelas 9, berangkat ke sekolah bersama ayahnya dari rumanya di Zone 75, Street 891, Building 18, Villa number 5 Al Thakira sekitar 10 km dari Al Khore, Qatar kami lepas dengan mbak Christina ’Titin’ Triatmaniati, yang hari itu libur.

Pagi itu kami berdua pesiar sendirian, setelah mas Tonny sudah berangkat masuk kerja, dilepas mbak Titin. Dengan naik taksi Toyota Fortuner 2022 setir kiri, kami meninggalkan rumah mas Tony di Zone 75, Street 891, Building 18, Villa number 5 Al Thakira Al Khore, untuk memulai jalan-jalan. Tujuan pertama kami adalah Stadion Al Bayt yaitu stadion sepakbola yang digunakan untuk Piala Dunia FIFA 2022 di Al Khor, Qatar.

Al Bayt Stadium yang mengambil insiprasi dari tenda tradisional bangsa Qatar yang masih nomaden, yang digunakan untuk menggelar laga pembuka Piala Dunia 2022 antara Qatar vs Ekuador.

Kontrak konstruksi stadion diberikan kepada Salini dan Cimolai pada 2015. Bentuk stadion ini mengambil insiprasi dari tenda tradisional bangsa Qatar yang masih nomaden, menyediakan tempat duduk tertutup untuk semua penonton. Selain itu, juga terhubung dengan sejumlah sistem transportasi, yang terdiri dari 150 bus/angkutan umum (Pulang/Pergi) dan 1.000 taksi dengan tempat parkir yang mampu menampung 6.000 mobil dan 350 bis. Stadion ini mampu menampung sekitar 60.000 penggemar Piala Dunia, termasuk 1.000 kursi untuk pers. Juga ada  suite hotel mewah dan kamar-kamar dengan pemandangan balkon dari lapangan sepak bola. Proses pengerjaaan Al Bayt Stadium memakan waktu kurang lebih lima tahun, mulai akhir 2015 dan baru dibuka secara resmi pada awal tahun 2020. Pembukaannya bertepatan dengan Hari Olahraga Nasional yang diperingati di Qatar. Meski begitu, stadion ini baru menggelar pertandingan resmi pertamanya di bulan November pada ajang Arab Cup 2021. Al Bayt Stadium kala itu menjadi tempat berlangsungnya laga pembuka antara Qatar vs Bahrain dan partai puncak antara Tunisia vs Aljazair. Stadion ini digunakan untuk menggelar laga pembuka Piala Dunia 2022 antara Qatar vs Ekuador.

.

Selanjutnya kami mengunjungi Katara Cultural Village, yang lokasinya di antara Westbay dan The Pearl. Katara adalah sebutan bagi negara Qatar di abad ke 18, yang digunakan lagi untuk menjunjung tinggi nilai warisan para leluhur dan untuk menghormati posisi terhormat Qatar sejak awal sejarah negara ini berdiri. Karena Katara dibangun sebagai pusat kebudayaan yang multidimensi, tempat ini dijadikan pusat dimana pengunjung dapat merasakan berbagai kebudayaan dunia. Di Katara tersebut terdapat beberapa kantor komunitas Qatari antara lain: Qatar Fine Art Society, Visual Art Centre, Qatar Photographic Society, Childhood Cultural Centre, Qatari Society for Engineers, Theatre Society, Brooq Magazine, Doha Film Institute dan Qatar Music Academy.

Pigeon Tower berbentuk silinder sebagai ikon Qatar, yang dibangun dari batu bata, lumpur dan plester perpaduan dari kapur dan gypsum.

Bentuk bangunan di dalam area Katara semuanya tidak biasa, bentuknya berbeda satu dengan yang lain. Kawasan ini mempertemukan semua bentuk kesenian baik dari seni pertunjukan, literatur, seni visual, musik sampai berbagai konvensi seni. Hampir setiap hari disajikan berbagai pertunjukan kesenian di sini. Tapi yang paling meriah tentunya menjelang akhir tahun dimana bertepatan dengan Hari Nasional Qatar dan libur sekolah pada musim dingin. Di dalam kawasan ini terdapat 2 masjid, yaitu Masjid Besar untuk sholat Jumat dan Masjid Emas, untuk sholat 5 waktu. Di sebelah masjid terdapat Pigeon Tower. Bangunan yang berbentuk silinder ini menjadi ikon ciri khas Qatar, berukuran diameter 10-22 meter dengan tinggi 18 meter atau bahkan lebih. Dibangun dari batu bata, lumpur dan plester perpaduan dari kapur dan gipsum. Benteng silinder ini menjadi tempat berkumpulnya burung merpati yang banyak sekali ditemui di Qatar. Lubang-lubang sengaja dibuat sesuai ukuran tubuh merpati, sehingga burung besar yang menjadi predatornya seperti burung elang, gagak dan burung hantu tidak akan dapat masuk ke dalam.

Gedung berbentuk kado yang disebut Children’s Mall di Katara Cultural Village yang disambungkan ke Katara Plaza, Doha Qatar

Selanjutnya kami menuju ke gedung berbentuk kado yang disebut Children’s Mall, salah satu projek yang terbaru dalam tahap pembangunan di Katara Cultural Village. Children’s Mall ini disambungkan ke gedung yang ada di belakangnya, yaitu Katara Plaza, pusat perbelanjaan di dalam kompek Katara. Children’s Mall ini ditujukan untuk memenuhi semua kebutuhan anak-anak dari mulai pakaian, mainan, peralatan sekolah, cemilan anak, salon anak, parfum khusus anak, kerajinan tangan, aksesoris anak, aneka hiburan sampai pendidikan.

Bergaya seolah berbelanja di Souq Waqif, yaitu pasar tradisionil di Pusat Kota Doha, Qatar yang menjual pakaian tradisional, rempah-rempah, kerajinan tangan, dan suvenir.

Selanjutnya kami menikmati Souq Waqif, Doha. Ini adalah pasar besar di Kota Doha dengan para penjual pakaian tradisional, rempah-rempah, kerajinan tangan, dan suvenir. Di sini juga ada restoran dan lounge shisha. Souq Waqif berlokasi tepat di pusat kota Doha dan yang menarik dari lokasi ini adalah terdapat banyak pilihan barang dengan harga yang cukup terjangkau. Ini adalah tempat yang cocok untuk membeli oleh-oleh dengan harga ekonomis. Di kanan kirinya di kelilingi dengan beragam gedung bertingkat, perkantoran, apartemen dan hotel mewah. Pusat perbelanjaan tradisional ini memberikan profit yang cukup bagi pemerintah Qatar sehingga tidak heran jika di tengah modernitas bangunan di kanan dan kirinya, pasar ini tetap dipertahankan oleh pemerintah setempat.

Museum Nasional di Doha, Qatar yang bentuknya terinspirasi mawar gurun, dan sebelumnya merupakan istana Syeikh Abdullah Al-Thani.

Selanjutnya kami menikmati Museum Nasional Qatar, Doha, yang menyimpan artefak dan patung, serta semacam tenda yang dikreasikan seperti yang pernah digunakan orang-orang nomaden di Qatar. Rancangan Museum Nasional Qatar terinspirasi mawar gurun, sebuah formasi mineral yang ditemukan di negara Timur Tengah itu. Museum ini adalah istana Syeikh Abdullah Al-Thani yang hadir dengan desain arsitektur yang luar biasa indah. Sekilas dari bangunannya memang tidak tampak seperti museum pada umumnya. Di museum ini, diadakan beberapa kali pameran setiap tahunnya. Sejak mulai memasuki kawasan museum, pengunjung telah dibuat terpana dengan bentuk gedung yang tak biasa. Bangunan itu didesain oleh arsitek pemenang Penghargaan Pritzker, Jean Nouvel. Museum Nasional Qatar pun menjadi salah satu bangunan ikonik di ibu kota Doha. Menurut situs resminya, bangunan Museum Nasional Qatar mengambil inspirasi dari mawar gurun, sebuah formasi kristal alami yang bisa ditemukan di wilayah gurun pasir Qatar. Dari kejauhan, bangunan museum tampak seperti  cakram atau kelopak yang bertumpuk. Seluruh area museum memiliki luas 147.425 meter persegi. Di tengah museum adalah istana Sheikh Abdullah bin Jassim Al-Thani yang menjadi pusat pemerintahan di Qatar selama 25 tahun. Istana itu dipugar dengan hati-hati untuk tetap menampilkan keasliannya.

.

Beberapa destinasi yang kami rencanakan, tetapi tidak tercapai karena keterbatasan waktu adalah Stadion Jassim Bin Hamad yang pada Piala Asia U-23 2024 di situ kesebelasan nasional Indonesia kalah dari Qatar 2-0, pada pertandingan yang dipimpin oleh Nasrullo Kabirovwasit dari Tajikistan yang mengganjar Ivar Jenner dan Ramadan Sananta dengan kartu merah di, Doha, Senin, 15 April 2024. Kami juga tidak sempat menikmati Khor Al Adaid di Al Khor. Pantai di bagian tenggara Qatar ini terkenal karena keunikannya karena berbatasan langsung dengan gurun pasir. Saat pagi, air laut mengalir ke gurun dan menciptakan kubangan besar, sedangkan pada malam hari air laut kembali surut. Selain itu juga kami tidak sempat mencicipi sensasi Desert Safari, yaitu tour untuk merasakan dan melihat gurun pasir yang menakjubkan. Aktivitas Desert Safari biasanya dilakukan pada pagi hari saat matahari menjelang terbit atau tengah malam. Selain dengan mobil, kita sebenarnya dapat juga menjelajahi gurun dengan menunggangi unta. Tujuan yang tidak tercapai terakhir adalah Benteng Al Zubara. Ini situs bersejarah yang bernilai tinggi bagi rakyat Qatar dan telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Banyak artefak dan peninggalan sejarah yang bisa dipelajari wisatawan di benteng ini. Dahulu, benteng ini menjadi basis militer yang merupakan bangunan penting bagi penduduk asli Qatar. Berdiri sejak tahun 1938 silam dan hingga kini tetap menarik karena menyimpan nilai arkeologi dan juga nilai arsitektur yang tinggi. Di sekitar kawasan benteng, terdapat pusat perbelanjaan yang cocok untuk membeli oleh-oleh khas Qatar.

Boneka beruang kuning raksasa yang dibuat oleh seniman Swiss Urs Fischer di Bandara Hamad Doha, Qatar dan mencerminkan Qatar yang kekar.

Kami segera menuju ke Bandara Internasional Doha Qatar, yang disebut Hamad International Airport (HIA) yang dinobatkan sebagai salah satu bandara terbaik  menurut SkyTrax. HIA dinobatkan sebagai salah satu bandara terbaik yang melayani antara 30-40 juta penumpang per tahun, juga sebagai bandara terbaik dan staf bandara terbaik di Timur Tengah. Bandaranya bersih, rapi, dan mewah. Salah satu icon di HIA ini adalah adanya boneka beruang kuning raksasa yang terletak di tengah bandara dan sangat menonjol. Boneka beruang kuning raksasa ini dibuat oleh seniman Swiss yaitu Urs Fischer, berdiri setinggi 23 kaki di tengah foyer besar yang mengarah ke aula bandara. Boneka beruang kuning raksasa ini terbuat dari perunggu cor dan  memiliki berat antara 18 dan 20 ton

Suasana di dalam skytrain yang melaju dari sektor selatan ke utara Bandara Internasinal Hamad di Doha, Qatar.

Setelah selesai urusan imigrasi di Bandara Internasional Doha Qatar, kami segera menuju ke pintu gerbang C19 untuk melanjutkan perjalanan menggunakan Qatar Airways QR 337 sebuah Boeing 787-8 (Dreamliner), untuk mengikuti International Conference on Pediatric Allergy and Immunology (ICPAI), dengan terbang tinggi menuju Sheremetyevo International Airport Terminal C Moscow, Russia. Kami sempat menikmati skytrain dari sektor selatan ke utara Bandara Internasinal Hamad di Doha, Qatar.

.

(bersambung dengan petualangan di Moscow)

Selasa, 7 Mei 2024, pk. 17.38 waktu Timur Tengah

.

Ditulis dan disebarkan di dekat Gate C19 Bandara Internasional Hamad, yang struktur atapnya nampak kekar di Doha, Qatar

Salam pengelana
-wikan dan Sari

Categories
anak antibiotika COVID-19 dokter Healthy Life UHC vaksinasi

2024 Dengue Digital

DENGUE   DIGITAL

fx. wikan indrarto*)

Kementerian Kesehatan RI mencatat pada 1 Maret 2024 terdapat hampir 16.000 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD atau dengue) di 213 Kabupaten/Kota di Indonesia dengan 124 kematian. Kasus DBD terbanyak tercatat terjadi di Tangerang, Bandung Barat, Kota Kendari, Subang, dan Lebak. Keadaan ini diperkirakan terus berlanjut sampai bulan Mei seiring dengan musim hujan setelah El nino. Meskipun DBD dapat disembuhkan, namun kita perlu waspada kemungkinan komplikasi terjadinya Dengue Shock Syndrome (DSS) yang bisa berujung kematian. Bagaimana layanan pasien dengue dalam era digital ini?

Tulisan ini telah dimuat di Harian Nasional Media Indonesia pada Senin, 6 Mei 2024

.

baca juga : https://mediaindonesia.com/opini/669148/dengue-digital

Perangkat digital seharusnya dapat digunakan oleh para dokter dalam menuntaskan dengue di faskes primer (FKTP) dan memprediksi kegawatan, agar kasus DSS tidak terlambat untuk dirujuk ke RS (FKTL). Namun demikian, perangkat digital untuk dengue, saat ini baru dimanfaatkan dalam aktivitas non klinik, yaitu dalam aspek administrasi dan kebijakan. Misalnya ‘Dengue Track, digital disease surveillance and eHealth’, buatan  Harvard Medical School and Boston Children’s Hospital USA tahun 2014. Juga ‘Digital Disease Detection’, sebuah program survelance digital di Filipina, Pakistan, Sri Lanka dan Puerto Rico sejak tahun 2014, dalam pengawasan, pencegahan dan pengendalian dengue, untuk melakukan intervensi dan membatasi dampak wabah penyakit dengue. Selain itu, ada ‘Dengue Cover+’, sebuah program digital untuk asuransi jiwa yang diluncurkan oleh Digi Telecommunications Sdn Bhd (Digi), Kuala Lumpur, Malaysia tahun 2014 dan ‘new digital map on dengue outbreaks’, yang dibuat di Taiwan tahun 2015. Semua program digital untuk dengue non klinik tersebut belum dapat diaplikasikan di Indonesia.

.

baca juga : 2024 Dengue Global

Selain tanda bahaya dengue, faktor prediktor dengue dapat digunakan untuk menduga risiko perburukan gejala klinis dengue pada hari kritis, yaitu hari ke 4 dan 5 demam. Beberapa tanda klinis sederhana yang dapat digunakan sebagai faktor prediktor DSS adalah muntah, demam tinggi, nyeri perut hebat, gemuk dan riwayat kontak dengan penderita dengue berat. Aplikasi digital seharusnya mampu membantu dokter dalam kedua hal tersebut, yaitu pemantauan klinik secara rawat jalan dan pengenalan faktor prediktor untuk rujukan ke RS tanpa terlambat.

.

Salah satu dari lima jenis teknologi kesehatan digital pada majalah bergengsi Forbes 4 Februari 2019, sangat mungkin akan dapat digunakan oleh dokter di Indonesia, dalam tatalaksana dengue. Kelima jenis teknologi tersebut meliputi pertama, kecerdasan buatan dalam pemeriksaan pencitraan radiologi. Kedua, bedah robotik, ketiga data tunggal untuk penjaminan asuransi kesehatan, keempat penyatuan data pasien dari berbagai rekam medik, dan kelima adalah uji klinis virtual. Kecerdasan buatan radiologi dan bedah robotik, sangat mungkin tidak berperan dalam tatalaksana digital dengue. Penjaminan asuransi kesehatan, penyatuan data rekam medik dan uji klinis virtual, tentu akan dapat bermanfaat dalam tatalaksana digital dengue. 

Penjaminan asuransi kesehatan digital sebagaimana ‘Dengue Cover+’ buatan Digi Telecommunications Sdn Bhd (Digi), Kuala Lumpur, Malaysia, tentu perlu integrasi program dengan Sistem Informasi Manajemen (SIM) di semua RS dan BPJS Kesehatan. Untuk penyatuan data rekam medik, InterSystems, sebuah vendor sistem informasi RS yang telah mampu mengintegrasikan data pasien dari 23 RS, 655 klinik, dan 18.500 dokter praktek mandiri di AS, tentu sistem serupa dapat digunakan di Indonesia. InterSystems telah mampu membuat registrasi pasien secara terpadu, memiliki satu miliar poin data, berupa penilaian faktor risiko penyakit, keterlibatan pasien, dan pemantauan pasien secara jarak jauh. Program serupa tentu dapat diatur sebagai alat pemantau dengue secara digital setelah pasien dilakukan pemeriksaan jasmani, oleh dokter untuk masing-masing pasien, sesuai hari demam. Uji klinis jarak jauh yang terintegrasi tentang dengue, dapat meniru uji klinis diabetes VERKKO fase IV dengan mengukur kadar glukosa darah nirkabel berkemampuan 3G, yang menghabiskan waktu 66% lebih sedikit dalam kegiatan koordinasi penelitian dan mencapai tingkat kepatuhan 18% lebih tinggi, dengan potensi untuk menghemat biaya hingga $ 10 juta setiap uji klinik.

.

Layanan dokter pada era digital lainnya adalah penggunaan teknologi ‘Human–Machine Interface’, misalnya menggunakan ResearchKit®, sebuah menu terbuka (open-source platform) produksi Apple, yang memungkinkan para dokter mengambil data pasien melalui HP (mobile apps). Saat ini ResearchKit® baru mampu mendeteksi gangguan emosi, mendiagnosis autisme, asma, memprediksi serangan epilepsi, dan memetakan pertumbuhan sel ganas mole untuk kanker kulit melanoma, yang memudahkan dokter saat memberikan layanan. Untuk pasien dengue, alat ini perlu modifikasi sedikit agar memiliki kemampuan mengenali faktor prediktor buruk dengue, sehingga dapat memilah pasien dengue yang memerlukan pemantauan ketat dan yang tidak. Alat ini akan mampu melakukan kalkulasi faktor muntah, demam tinggi, nyeri perut hebat, gemuk dan riwayat kontak dengan penderita dengue berat, pada hari awal demam.

.

Selain itu, ResearchKit® ini juga akan mampu mengenali tanda bahaya dengue pada setiap satuan waktu misalnya setiap 12 jam, pada hari kritis, yaitu hari ke 4 dan 5 demam. Data tanda bahaya dengue yang dikombinasikan dengan data tanda vital pasien, akan membantu dokter untuk segera melakukan pemeriksaan fisik atas kecurigaan DSS dan melakukan rujukan ke RS secara tidak terlambat. Data tanda bahaya dengue (WHO, 2009) adalah nyeri perut, muntah berkepanjangan, akumulasi cairan tubuh karena kebocoran plasma, perdarahan mukosa, letargi atau kelemahan umum, pembesaran hati atau hepatomegali > 2 cm, dan kenaikan nilai hematokrit seiring dengan penurunan jumlah trombosit yang cepat.

.

Teknologi digital lainnya adalah “tricorder medis”, yang bahkan hampir setiap orang  memiliki teknologi ini dalam genggaman. Hanya dengan menempelkannya pada dahi, pasien dapat mengukur suhu, detak jantung, saturasi oksigen, kekentalan darah atau hemokonsentrasi, tekanan nadi, dan tekanan darah dengan alat tersebut. Setelah diperiksa jasmani oleh dokter, pasein di rumah akan mampu memberikan data dengan meng-upload melalui HP kepada dokter. Untuk pasien dengan penyakit jantung atau mengalami risiko kardiomiopati dengue, juga telah tersedia perangkat pintar Band-Aids®, yang akan mengirimkan informasi ‘real-time’ data EKG, suhu, denyut jantung, tingkat stres, atau kalori yang terbakar melalui web atau sambungan internet kepada dokter yang merawatnya.

.

Oleh sebab itu, pada era digital ini definisi konsultasi dokter, kunjungan medis atau visite dokter perlu juga dirumuskan ulang, karena berbeda dengan layanan dokter secara konvensional. Meskipun masih banyak dokter yang enggan (reluctant) untuk melakukan kunjungan medis virtual, tetapi sebuah perusahaan asuransi kesehatan yang besar di USA, telah berani menjamin pembiayaan untuk maksimal 20 juta kunjungan medis virtual menggunakan video, untuk semua nasabahnya sepanjang tahun 2016 lalu. Keengganan dokter sering terjadi karena terkait kesulitan dalam proses tagihan finansial. Sebagai pasien, kunjungan virtual tentu lebih mudah, tetapi cukup banyak yang kawatir tentang rahasia kedokteran dan privasi sesuai standar HIPAA (Health Insurance Portability and Accountability Act). Kemajuan teknologi digital jauh lebih cepat daripada aspek hukum, pengaturan, atau pembayaran.

.

Teknologi kedokteran digital telah tersedia, sehingga sekarang diperlukan definisi ulang (reshape) hubungan dokter dengan pasien dengue secara digital. Oleh sebab itu, sebaiknya para dokter melatih diri agar profesional secara digital, juga mengadvokasi IDI sebagai organisasi profesi dokter, pemerintah, penjamin biaya pasien seperti BPJS Kesehatan, dan kelompok lain, untuk memulai penggunaan teknologi digital ini di seluruh Indonesia.

.

Sudahkah kita siap pada periode epidemi dengue tahun 2024 ini, untuk pengelolaan dengue secara digital, pengenalan DSS dengan cepat dan pencegahan kasus kematian dengue?

Categories
anak COVID-19 dokter Healthy Life UHC vaksinasi

2024 Pekan Imunisasi Dunia

PEKAN IMUNISASI DUNIA 2024

fx. wikan indrarto

Pekan Imunisasi Dunia (World Immunization Week) diselenggarakan setiap minggu terakhir bulan April. Tahun ini dirayakan pada Rabu, 24 hingga Selasa, 30 April 2024. Apa yang menarik?

.

Dimulai pada tahun 1974, Program Perluasan Imunisasi (PPI) berfokus pada perlindungan semua anak di seluruh dunia terhadap 6 penyakit infeksi. Namun demikian, saat ini jumlah tersebut telah berkembang menjadi 13 vaksin yang direkomendasikan secara universal sepanjang masa hidup manusia, dan 17 vaksin tambahan dengan rekomendasi yang bergantung pada situasi. Dengan meluasnya program imunisasi sepanjang masa hidup, kita sekarang menyebutnya Program Esensial Imunisasi.

.

Tahun 2024 ini Pekan Imunisasi Dunia akan merayakan 50 tahun dimulainya PPI dengan menyadarkan tentang upaya bersama untuk menyelamatkan banyak nyawa anak dari ancaman penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan vaksin. Selain itu, juga menyerukan kepada semua negara untuk meningkatkan investasi dalam program imunisasi dalam melindungi generasi berikutnya.

.

Dalam beberapa tahun terakhir selama pandemi COVID-19, kemajuan cakupan imunisasi rutin menurun. Meskipun terdapat lebih dari 4 juta anak yang menerima imunisasi secara global pada tahun 2022 dibandingkan tahun 2021, masih ada 20 juta anak yang melewatkan satu atau lebih imunisasi dasar mereka. Meningkatnya konflik, kemerosotan ekonomi, dan meningkatnya keraguan terhadap vaksin merupakan beberapa ancaman terhadap upaya untuk menjangkau anak-anak ini. Akibatnya, di banyak tempat di dunia tiba-tiba mengalami wabah difteri dan campak, penyakit yang sampai saat ini hampir dapat kita tangani. Meskipun cakupan imunisasi global cukup baik, yaitu 4 dari 5 anak telah diimunisasi dasar, tetapi tetap saja masih banyak yang harus kita lakukan.

.

Sejak dahulu manusia telah mencari cara untuk melindungi diri dari penyakit infeksi yang mematikan. Catatan pertama adalah abad ke-15 untuk penyakit cacar, dikenal sebuah praktik yang disebut sebagai variolasi (dari nama cacar, ‘la variole’). Pada tahun 1721, Lady Mary Wortley Montagu membawa inokulasi cacar ke Eropa, dengan meminta agar kedua putrinya diinokulasi untuk melawan cacar seperti yang dia lihat di praktiknya di Turki. Selanjutnya pada tahun 1774, Benjamin Jesty membuat terobosan untuk menguji hipotesisnya bahwa infeksi cacar sapi dapat melindungi seseorang dari penyakit cacar.

.

baca juga : LAYANAN IMUNISASI

Selanjutnya pada Mei 1796, seorang dokter Inggris Edward Jenner menyuntik James Phipps (8 tahun) dengan bahan yang dikumpulkan dari luka cacar sapi di tangan seorang pemerah susu. Meskipun menderita reaksi lokal dan merasa tidak enak badan selama beberapa hari, Phipps pulih sepenuhnya. Dua bulan kemudian, pada bulan Juli 1796, Jenner menginokulasi Phipps dengan bahan dari penyakit cacar pada manusia untuk menguji ketahanan Phipps. Phipps tetap dalam kondisi kesehatan yang sempurna, dan menjadi manusia pertama yang menerima vaksinasi cacar. Istilah ‘vaksin’ kemudian diciptakan, diambil dari kata Latin untuk sapi, vacca.

.

Pada tahun 1872, meskipun menderita stroke dan kematian 2 putrinya karena tipus, Louis Pasteur menciptakan vaksin pertama yang diproduksi di laboratorium, yaitu vaksin kolera unggas pada ayam. Berikutnya pada tahun 1885, Louis Pasteur berhasil mencegah rabies melalui vaksinasi pasca pajanan. Sebenarnya Pasteur bukanlah seorang dokter, tetapi ia berani memulai 13 suntikan pada Joseph Meister, masing-masing mengandung virus rabies dalam dosis yang lebih kuat. Meister bertahan dan kemudian menjadi penjaga makam Pasteur di Paris.

.

Pada tahun 1894, Dr Anna Wessels Williams mengisolasi strain bakteri difteri yang penting dalam pengembangan antitoksin untuk penyakit ini. Dari tahun 1918 hingga 1919, pandemi Flu Spanyol membunuh sekitar 20–50 juta orang di seluruh dunia, termasuk 1 dari 67 tentara Amerika Serikat, sehingga vaksin influenza menjadi prioritas militer AS. Eksperimen awal dengan vaksin influenza telah dilakukan di Sekolah Kedokteran Angkatan Darat AS dengan menguji 2 juta dosis pada tahun 1918, namun hasilnya tidak meyakinkan. Pada tahun 1937 Max Theiler, Hugh Smith dan Eugen Haagen mengembangkan vaksin 17D untuk melawan demam kuning. Vaksin ini disetujui pada tahun 1938 dan lebih dari satu juta orang telah menerimanya pada tahun tersebut. Theiler kemudian dianugerahi Hadiah Nobel.

.

Dari tahun 1952–1955, vaksin polio pertama yang efektif dikembangkan oleh Jonas Salk dan uji coba dimulai. Salk menguji vaksin tersebut pada dirinya dan keluarganya pada tahun berikutnya, dan uji coba massal yang melibatkan lebih dari 1,3 juta anak dilakukan pada tahun 1954. Pada tahun 1960, vaksin polio jenis kedua, yang dikembangkan oleh Albert Sabin, disetujui untuk digunakan. Vaksin Sabin dilemahkan secara hidup (menggunakan virus dalam bentuk yang dilemahkan) dan dapat diberikan secara oral, dalam bentuk tetes atau dalam bentuk gula batu. Vaksin polio oral (OPV) pertama kali diuji dan diproduksi di Uni Soviet dan Eropa Timur. Cekoslowakia menjadi negara pertama di dunia yang berhasil memberantas polio.

.

Pada tanggal 30 Januari 2020 Direktur Jenderal WHO menyatakan wabah virus corona baru 2019 (SARS-CoV-2) sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional dan pada 11 Maret 2020, WHO mengonfirmasi bahwa COVID-19 adalah pandemi. Vaksin COVID-19 yang efektif segera dikembangkan, diproduksi, dan didistribusikan dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, beberapa di antaranya menggunakan teknologi mRNA baru. Pada bulan Desember 2020, hanya 1 tahun setelah kasus pertama COVID-19 terdeteksi, dosis vaksin COVID-19 pertama diberikan.

Di banyak belahan dunia, 1 dari 5 anak masih belum mendapatkan imunisasi dasar. Salah satu penyebabnya adalah pemahaman orangtua yang belum baik, bahwa imunisasi akan mampu mengurangi risiko buruk penyakit infeksi, karena pertahanan alami tubuh anak dalam membentuk imunitas atau perlindungan. Saat anak diimunisasi, sistem kekebalan anak akan merespons bertahap. Pertama, mengenali kuman yang menyerang, seperti virus atau bakteri. Kedua, menghasilkan antibodi. Antibodi adalah protein yang diproduksi secara alami oleh sistem kekebalan tubuh untuk melawan penyakit. Ketiga, mengingat penyakit dan cara melawannya. Jika anak kemudian terpapar kuman yang sama tersebut di kemudian hari, sistem kekebalan anak dapat dengan cepat menghancurkannya, sehingga anak menjadi tidak sakit atau sakit derajat ringan. Oleh karena itu, imunisasi merupakan cara yang aman dan cerdas untuk menghasilkan respons imun dalam tubuh, tanpa menyebabkan penyakit.

.

Imunisasi aman dan efek samping biasanya ringan dan bersifat sementara, seperti nyeri lengan atau demam ringan. Efek samping yang lebih serius mungkin saja terjadi, tetapi sangat jarang. Setiap vaksin yang berlisensi telah diuji secara ketat melalui berbagai fase uji coba sebelum disetujui untuk digunakan, dan secara rutin dinilai ulang setelah dipasarkan. Para ilmuwan juga terus memantau informasi dari beberapa sumber untuk mencari tanda awal bahwa suatu vaksin dapat menimbulkan risiko kesehatan yang buruk.

.

Anak jauh lebih mungkin terkena dampak serius akibat penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi, dibandingkan dampak buruk karena vaksin. Misalnya tetanus yang dapat menyebabkan kematian cepat, nyeri hebat, kejang otot (lockjaw) dan penggumpalan darah, juga campak dapat menyebabkan kematian anak,  ensefalitis (infeksi otak) dan kebutaan. Banyak penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin bahkan dapat menyebabkan kematian. Manfaat vaksinasi jauh lebih besar dibandingkan risikonya, dan akan lebih banyak penyakit dan kematian yang terjadi tanpa vaksin.

.

Layanan imunisasi global pada paruh kedua abad ke-20 adalah salah satu pencapaian terbesar umat manusia dalam bidang kesehatan. Kampanye imunisasi telah memungkinkan kita memberantas penyakit cacar, hampir mengalahkan polio, dan memastikan lebih banyak anak yang bertahan hidup dan berkembang dibandingkan sebelumnya. Hanya dalam 5 dekade, kita telah beralih dari dunia dimana kematian anak merupakan sesuatu yang ditakuti oleh banyak orang tua, menjadi dunia dimana setiap anak, jika diimunisasi, memiliki peluang untuk bertahan hidup dan berkembang. Hal ini sesuai dengan tema Pekan Imunisasi Dunia (World Immunization Week) Humanly Possible: Saving lives through immunization atau menyelamatkan nyawa melalui imunisasi.

Apakah kita sudah bertindak bijak dengan melengkapi status imunisasi semua anak di sekitar kita?

Sekian

Yogyakarta, 30 April 2024

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA : 081227280161

Categories
anak COVID-19 dokter Healthy Life resisten obat tuberkulosis

2024 Hari TB Dunia

HARI  TUBERKULOSIS  DUNIA 2024

fx. wikan indrarto

Tema Hari Tuberkulosis (TBC atau TB) Sedunia 2024 : ‘Yes! Kita bisa mengakhiri TBC!’. Kampanye ini menyampaikan harapan agar kita kembali ke jalur yang benar untuk membalikkan keadaan terpuruk, dalam melawan epidemi TB. Diperlukan 3 hal pokok, yaitu kepemimpinan dengan komitmen tinggi, peningkatan investasi, dan penerapan rekomendasi WHO yang baru dengan lebih cepat. Bagaimana melakukannya?

.

Hari TB Dunia diadakan setiap tanggal 24 Maret untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak buruk TB dalam bidang kesehatan, sosial dan ekonomi, juga untuk meningkatkan upaya mengakhiri epidemi TB global. Pada 24 Maret 1882 Dr. Robert Koch menemukan penyebab penyakit TB, yaitu bakteri Mycobacterium tuberculosis. Pada saat Dr. Koch mengumumkan penemuannya di Berlin, waktu itu TB mewabah di seluruh Eropa dan Amerika, bahkan menyebabkan kematian 1 dari setiap 7 orang penderitanya. Kemajuan yang telah kita dapatkan, 75 juta nyawa telah terselamatkan sejak tahun 2000 melalui upaya global untuk mengakhiri TB. Namun demikian, masih ada 10,6 juta orang terserang TB dan 1,3 juta orang meninggal karena TB pada tahun 2022 yang lalu.

.

Menyusul komitmen yang dibuat oleh para Kepala Negara pada pertemuan Tingkat Tinggi PBB pada tahun 2023 untuk mempercepat kemajuan dalam mengakhiri TB, fokus tahun 2024 ini beralih untuk mewujudkan komitmen tersebut menjadi tindakan nyata. Juga untuk membantu banyak negara dalam meningkatkan akses terhadap pengobatan pencegahan TB, WHO merekomendasikan untuk meningkatkan penerapan pengobatan pencegahan TB secepatnya. Selain itu, investasi sumber daya, dukungan, perawatan dan informasi yang berkelanjutan sangat penting untuk memastikan akses universal terhadap perawatan TB dan penelitian medis untuk mencapai Cakupan Kesehatan Semesta atau Universal Health Coverage (UHC).

.

Penerapan rekomendasi WHO yang baru dengan lebih cepat seharusnya dilakukan. Target jangak pendek rekomendasi tersebut adalah tersedianya lebih banyak investasi untuk pengobatan pencegahan TB, pemberian rejimen pengobatan TB yang lebih pendek, tes molekuler cepat untuk diagnostik infeksi TBC, dan inovasi alat medis digital.

.

Pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi TB pada individu yang terpapar dan untuk menghentikan perkembangan dari infeksi TB ke arah TB aktif (sakit TB). Sasaran prioritas pemberian TPT sesuai rekomendasi WHO adalah populasi anak dan remaja yang berisiko tinggi menderita TB, yaitu anak dan remaja dengan HIV/AIDS, kontak serumah dengan pasien TB paru yang terkonfirmasi bakteriologis, pasien imunokompromais selain HIV (misalnya kanker, dialisis, mendapat kortikosteroid jangka panjang, persiapan transplantasi organ) dan bersekolah atau tinggal di asrama, di lapas dan rumah singgah, tempat penitipan anak (daycare), pengguna narkoba, dll.

Syarat pemberian TPT TB adalah tidak sakit TB, tidak ada kontraindikasi TPT, misalnya hepatitis akut atau kronis, neuropati perifer (jika menggunakan isoniazid), konsumsi alkohol biasa atau berat, dan terdapat bukti infeksi TB baik secara in vivo (uji kulit tuberkulin) ataupun in vitro (Interferon Gama Release Essay = IGRA). Rejimen obat untuk TPT TB tersedia lebih banyak pilihan, misalnya 6H (Isoniazid selama 6 bulan), 3RH (Rifampisin & Isoniazid selama 3 bulan), 3HP (Rifapentin & Isoniazid selama 3 bulan untuk usia >2 tahun), 4R (Rifampisin selama 4 bulan),  dan 1HP (Isoniazid & Rifapentin selama 1 bulan untuk usia >2 tahun). 

.

Untuk menegakkan diagosis TB, sebelum ini dilakukan dengan pemeriksaan bakteriologis dari spesimen dahak pasien. Belajar dari PCR COVID-19 saat pandemi, sekarang pemeriksaan tes cepat molekuler (TCM) justru diprioritaskan, antara lain pemeriksaan Nucleic Acid Amplification Test/NAAT (misalnya Xpert MTB/RIF) dan Line Probe Assay/LPA (misalnya Hain GenoType). Pemeriksaan TCM mempunyai nilai diagnostik yang lebih baik daripada pemeriksaan mikroskopis dahak, tetapi masih di bawah uji biakan. Saat ini TCM direkomendasikan sebagai alat diagnosis utama untuk penegakan diagnosis TB (terkonfirmasi bakteriologis). Namun demikian, hasil negatif TCM tidak menyingkirkan diagnosis TB pada anak dan remaja.

.

Pemberian rejimen pengobatan TB sesuai rekomendasi WHO harus semakin digencarkan. Paduan pemberian Obat Anti TB (OAT) pada anak dan remaja jenis rejimen pertama adalah 2RHZ 4RH (2 bulan Rifampisin, Isoniazid dan pirazinamid dilanjutkan 4 bulan Rifampisin dan Isoniazid) untuk TB paru tidak terkonfirmasi bakteriologis, TB kelenjar intratoraks tanpa obstruksi saluran respiratori dan TB kelenjar. Rejimen kedua adalah 2RHZE 4RH (2 bulan Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamid dan Ethambutol dilanjutkan 4 bulan Rifampisin dan Isoniazid) untuk kasus TB paru pada remaja usia ≥15 tahun tanpa memandang klasifikasi dan tingkat keparahan.  Dalam hal ini untuk kasus TB paru terkonfirmasi bakteriologis, TB paru kerusakan luas, TB paru dengan HIV, TB ekstra paru, kecuali TB milier, meningitis TB, dan TB tulang. Rejimen ketiga adalah 2RHZE 10 RH (2 bulan Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamid dan Ethambutol dilanjutkan 10 bulan Rifampisin dan Isoniazid) untuk kasus TB paling berat, yaitu meningitis TB, TB tulang, dan TB paru milier. 

.

Momentum Hari Tuberkulosis (TB) Dunia Minggu, 24 Maret 2024 mengingatkan kita semua agar berinvestasi untuk mengakhiri TB dan menyelamatkan lebih banyak pasien. Selain itu, kita semua wajib menerapkan rekomendasi WHO yang baru dengan lebih cepat, baik dalam aspek diagnosis dengan TCM, terapi pencegahan (TPT) TB laten dan pengobatan TB sampai tuntas, untuk mengakhiri epidemi TB global.

Sudahkah kita bijak?

Sekian

Yogyakarta, 23 Maret 2024

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Alumnus S3 UGM.

Categories
anak bayi prematur dokter Healthy Life Pendukung ASI vaksinasi

2024 Hari Pendengaran Dunia

HARI  PENDENGARAN  DUNIA  2024

fx. wikan indrarto

Hari Pendengaran Dunia Minggu, 3 Maret 2024 mengambil tema mewujudkan perawatan telinga dan fungsi pendengaran bagi semua orang. Hal ini disebabkan karena gangguan pendengaran atau “kecacatan yang tidak terlihat”, bukan hanya karena tidak adanya gejala yang terlihat, tetapi lebih karena gangguan ini telah lama mendapat stigma di masyarakat dan diabaikan oleh para pembuat kebijakan. Bagaimana sebaiknya?

.

Kampanye Hari Pendengaran Dunia tahun 2024 lebih fokus pada aksi mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh kesalahan persepsi masyarakat, dan pola pikir yang menstigmatisasi melalui peningkatan kesadaran, dengan berbagi informasi untuk masyarakat dan tenaga kesehatan. Kampanye ini memiliki beberapa tujuan. Pertama, mengatasi kesalahan persepsi umum terkait masalah pendengaran. Kedua, memberikan informasi yang akurat dan berbasis bukti untuk mengubah persepsi masyarakat mengenai masalah telinga dan pendengaran. Dan ketiga, menyerukan semua negara untuk mengatasi kesalahan persepsi dan pola pikir stigmatisasi terkait gangguan pendengaran.

.

Secara global, lebih dari 80% kebutuhan layanan medis atas telinga dan pendengaran masih belum terpenuhi. Kesalahpahaman masyarakat yang mengakar dan pola pikir yang menstigmatisasi, merupakan faktor utama yang membatasi upaya pencegahan dan penanganan gangguan pendengaran. Lebih dari 1 miliar orang dewasa muda berisiko mengalami gangguan pendengaran permanen yang sebenarnya dapat dihindari, karena praktik mendengarkan yang tidak aman. Diperlukan investasi tambahan tahunan sekitar US$ 1,40 per orang untuk meningkatkan layanan medis gangguan pendengaran secara global. Selama periode 10 tahun ke depan, investasi ini menjanjikan pengembalian hampir US$ 16 untuk setiap dolar AS yang dikeluarkan. Lebih dari 5% populasi dunia – atau 430 juta orang – memerlukan rehabilitasi untuk mengatasi gangguan pendengaran yang mereka alami, termasuk 34 juta anak. Diperkirakan pada tahun 2050, lebih dari 700 juta orang, atau 1 dari setiap 10 orang, akan mengalami gangguan pendengaran.

.

Prevalensi gangguan pendengaran meningkat seiring bertambahnya usia, di antara mereka yang berusia lebih dari 60 tahun, lebih dari 25% terkena tuli yang melumpuhkan. Seseorang yang tidak mampu mendengar sebaik orang normal, ambang pendengaran 20 dB atau lebih baik pada kedua telinga, dikatakan mengalami gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran dapat bersifat ringan, sedang, berat, atau sangat berat (tuli). Tuli adalah gangguan pendengaran yang lebih besar dari 35 desibel (dB). Hampir 80% orang tuli tinggal di negara berpendapatan rendah dan menengah. Hal ini dapat mempengaruhi satu telinga atau kedua telinga dan menyebabkan kesulitan dalam mendengar percakapan atau suara keras.

.

Penyebab gangguan pendengaran dapat ditemui sepanjang masa kehidupan. Penyebab pada periode sebelum melahirkan meliputi faktor genetik termasuk gangguan pendengaran herediter dan infeksi intrauterin, seperti rubella dan infeksi sitomegalovirus. Pada periode perinatal meliputi asfiksia neonatal (kekurangan oksigen pada saat lahir) dan hiperbilirubinemia (penyakit kuning parah), berat badan lahir rendah, dan morbiditas perinatal lainnya.

Pada masa anak dan remaja gangguan pendengaran dapat disebabkan oleh infeksi telinga kronis (otitis media supuratif kronis), pengumpulan cairan di telinga (otitis media nonsupuratif kronis), meningitis dan infeksi lainnya. Pada dewasa dan lanjut usia dapat disebabkan oleh penyakit kronis, merokok, otosklerosis, degenerasi sensorineural terkait usia, dan gangguan pendengaran sensorineural mendadak. Sedangkan faktor yang terjadi sepanjang rentang hidup manusia meliputi impaksi serumen (kotoran telinga), trauma pada telinga atau kepala suara keras/suara keras, obat-obatan ototoksik, bahan kimia ototoksik yang berhubungan dengan pekerjaan, kekurangan gizi, infeksi virus dan kondisi telinga lainnya, gangguan pendengaran genetik yang tertunda atau progresif.

.

Banyak penyebab gangguan pendengaran dapat dihindari melalui strategi kesehatan masyarakat dan intervensi klinis yang diterapkan sepanjang hidup. Pencegahan gangguan pendengaran sangat penting, mulai dari periode prenatal dan perinatal hingga usia lanjut. Pada anak hampir 60% gangguan pendengaran disebabkan oleh penyebab yang dapat dicegah melalui penerapan langkah sederhana bidang kesehatan masyarakat. Demikian pula, sebagian besar penyebab umum gangguan pendengaran pada orang dewasa, seperti paparan suara keras dan obat-obatan ototoksik, sebenarnya dapat dicegah.

Strategi efektif untuk mengurangi gangguan pendengaran pada berbagai tahap kehidupan meliput beberapa hal. Yang utama dalah imunisasi lengkap pada bayi, praktik pengasuhan ibu untuk anak yang baik, konseling genetik, dan pengelolaan penyakit telinga yang umum. Selain itu, juga program konservasi pendengaran di tempat kerja untuk kebisingan dan paparan bahan kimia dan strategi mendengarkan musik yang aman untuk mengurangi paparan suara bising.

Strategi lainnya adalah pemeriksaan skrining untuk semua bayi baru lahir berupa pemeriksaan gangguan pendengaran pada usia 0-28 hari dengan OAE (otoacoustic emissions). Selain itu juga sekaligus dilakukan skrining gangguan penglihatan pada bayi prematur saat usia 2-4 minggu dengan pemeriksaan mata, skrining hipotiroid kongenital pada usia 48-72 jam dengan pemeriksaan darah pada tumit kaki, dan skrining penyakit jantung kritis bawaan pada usia usia <24 jam dengan pemeriksaan pulse oxymetry.

.

Skrining pendengaran bayi baru lahir sebenarnya termasuk skrining rutin, karena beberapa hal. Pertama, gangguan pendengaran pada bayi dan anak sulit diketahui sejak awal. Kedua, adanya periode kritis perkembangan pendengaran dan berbicara, yang dimulai dalam 6 bulan pertama kehidupan dan terus berlanjut sampai usia 2 tahun. Ketiga, bayi yang mempunyai gangguan pendengaran bawaan atau didapat yang segera diintervensi sebelum usia 6 bulan, pada usia 3 tahun sangat mungkin akan mempunyai kemampuan berbahasa normal, dibandingkan bayi yang baru diintervensi setelah berusia 6 bulan.

.

Ini adalah kriteria bayi yang lebih berisiko mengalami gangguan pendengaran dan lebih memerluan pemeriksaan skrining, yaitu riwayat keluarga dengan gangguan pendengaran, kelainan bawaan bentuk telinga dan kelainan tulang tengkorak-muka, Infeksi janin ketika dalam kandungan (infeksi toksoplasmosis, rubella, sitomegalovirus, herpes). Selain itu, juga Sindrom tertentu seperti sindrom Down, berat lahir kurang dari 1.500 gram, Bayi yang mengalami kesulitan bernapas segera setelah lahir, perawatan di NICU, dan penggunaan obat tertentu yang bersifat toksik terhadap saraf pendengaran.

.

Momentum Hari Pendengaran Dunia (World Hearing Day) 2024 mengingatkan kita bahwa masalah telinga dan fungsi pendengaran, merupakan salah satu masalah yang paling sering diabaikan di masyarakat. Pemeriksaan skrining pendengar pada bayi baru lahir akan mampu menemukan “kecacatan yang tidak terlihat”, bukan hanya karena tidak adanya gejala yang nampak, tetapi juga mampu mencegah gangguan pendengarn pada bayi, agar tidak lagi menjadi stigma di masyarakat dan diabaikan oleh para pembuat kebijakan kesehatan.

Apakah kita sudah melakukannya?