Categories
Istanbul

2018 Hari AIDS Sedunia

Hari AIDS Sedunia 2018

fx. wikan indrarto*)

Hasil gambar untuk hari aids sedunia 2018

Hari AIDS Sedunia (World AIDS Day) diadakan pada hari Sabtu, 1 Desember 2018. Ini adalah kesempatan bagi semua orang di seluruh dunia untuk bersatu dalam perang melawan HIV, untuk menunjukkan dukungan bagi orang yang hidup dengan HIV, dan untuk mengenang mereka yang telah meninggal karena penyakit AIDS. Dicanangkan pada tahun 1988, Hari AIDS Sedunia adalah hari kesehatan global yang pertama. Apa maknanya?

Gambar terkait

Hal yang baru terkait HIV AIDS adalah temuan uji klinis NAMSAL (New Antiretroviral and Monitoring Strategies in HIV-infected in Low-income countries), yang menggunakan obat baru dolutegravir, dan dilaporkan pada Rabu, 14 November 2018. Penelitian terkait strategi dan pemantauan dengan obat antiretroviral baru untuk infeksi HIV di negara-negara berpenghasilan rendah ini, dilakukan di Kamerun oleh Badan Prancis ANRS (Agency for Research on AIDS and Viral Hepatitis). Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas dua model perawatan medis lini pertama untuk infeksi HIV pada lebih dari 600 orang peserta.

Hasil gambar untuk hari aids sedunia 2018

Hasil uji klinis menunjukkan bahwa pengobatan berbasis dolutegravir tidak kalah baik dibandingkan dengan efavirenz. Dalam konteks pengobatan khusus untuk orang yang hidup dengan HIV di negara berkembang, para peneliti percaya bahwa pengobatan lini pertama dengan dolutegravir adalah alternatif yang baik untuk pengganti efavirenz. Penelitian ANRS NAMSAL mendukung upaya bersama yang dibuat oleh WHO dan Unitaid, untuk mengoptimalkan pengobatan HIV dan untuk merumuskan perawatan yang lebih baik dan lebih aman untuk orang yang hidup dengan HIV dalam berbagai keterbatasan.

Hasil gambar untuk hari aids sedunia 2018

Dua tahun setelah peluncurannya, uji klinis NAMSAL dari ANRS Prancis yang melakukan penelitian tentang AIDS dan Hepatitis virus, menghasilkan kesimpulan pertama. Dilakukan di Yaoundé (Kamerun), penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kemanjuran dua model perawatan lini pertama untuk infeksi HIV pada lebih dari 600 pasien. Hasil penelitian disampaikan oleh Dr. Charles Kouanfack (Rumah Sakit Pusat Yaoundé, Fakultas Kedokteran dan Farmasi dari Universitas Dschang, Kamerun) dan Dr. Éric Delaporte (Universitas Montpellier dan Institut Kesehatan Nasional Prancis), yang menunjukkan bahwa terapi berbasis obat dolutegravir tidak kalah dibandingkan dengan pengobatan baku yang menggunakan efavirenz (400 mg). Dalam konteks pengobatan khusus untuk orang yang hidup dengan HIV di negara Selatan, para peneliti percaya bahwa pengobatan lini pertama dengan dolutegravir adalah alternatif yang baik untuk pengganti efavirenz. Temuan penelitian yang didanai bersama oleh Unitaid dan ANRS, sudah dipresentasikan pada HIV Drug Therapy Conference di Glasgow, Skotlandia pada Rabu, 31 Oktober 2018.

Hasil gambar untuk hari aids sedunia 2018

Rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terbaru yang diterbitkan pada Juli 2018, menganjurkan pengobatan lini pertama infeksi HIV menggunakan dolutegravir (DTG), sebagai alternatif pengobatan dengan efavirenz400 mg (EFV400). Namun demikian, hingga saat ini tidak ada data uji klinis lain, untuk membandingkan langsung keefektifan kedua obat tersebut, dalam konteks spesifik negara-negara berpenghasilan rendah. DTG dianggap sebagai pilihan pengobatan yang valid, sebagai obat lini pertama untuk orang dengan HIV di negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Penelitian ANRS NAMSAL telah membandingkan efek dari kedua obat, yaitu DTG dan EFV, pada 613 peserta yang hidup dengan HIV, yang sebelumnya tidak menerima pengobatan ARV. Menurut Wakil Direktur Eksekutif Unitaid, Dr. Philippe Duneton, penelitian uji klinis ini adalah yang pertama yang memiliki data komparatif tentang penggunaan dolutegravir pada orang yang hidup dengan HIV, di negara berpenghasilan rendah seperti Kamerun. Unitaid akan bermitra dengan ANRS dan WHO, untuk mempercepat akses ke pengobatan HIV yang terjangkau secara lebih baik.

Uji klinis ini diluncurkan pada Juli 2016 dan dilakukan di Kamerun, tepatnya di tiga rumah sakit di Yaoundé, ibukota Kamerun, yaitu di Rumah Sakit Pusat, Rumah Sakit Militer dan rumah sakit distrik CitéVerte. Uji klinik ini akan berlanjut hingga tahun 2021. Penelitian uji klinik ini melibatkan lebih dari 600 pasien yang terinfeksi HIV, yang belum pernah menggunakan ART sama sekali. Tujuannya adalah untuk membandingkan efikasi, toleransi, dan biaya dari dua jenis rejimen perawatan antiretroviral lini pertama, efavirenz 400 mg, dan dolutegravir.

Hasil gambar untuk hari aids sedunia 2018

Tema Hari AIDS Sedunia 2018 adalah “kenali statusmu” (know your status) yang bertujuan untuk mencapai 2 hal berikut. Pertama, mendorong semua orang untuk mengetahui status infeksi HIV mereka melalui pemeriksaan di laboratorium klinik, sehingga dapat langsung mengakses layanan pencegahan, pengobatan dan perawatan HIV. Kedua, mendesak pembuat kebijakan kesehatan untuk membentuk agenda “sehat untuk semua” (healthfor all) tentang HIV, tuberkulosis (TB), hepatitis dan penyakit tidak menular yang terkait.

Hasil uji klinis terkait pengobatan berbasis dolutegravir yang tidak kalah baik dibandingkan dengan efavirenz, menunjang tujuan kedua peringatan Hari AIDS Sedunia 2018, khususnya di negera berkembang. Selain itu, memotivasi sebanyak mungkin orang untuk mengetahui status infeksi HIV mereka (know your status), perlu mendapat dukungan penuh.

Sudahkah kita bijak?

Sekian

Yogyakarta, 24 November 2018

*) dokter spesialis anak, Ketua IDI Cabang Kota Yogyakarta, Lektor FK UKDW, Alumnus S3 UGM, WA=081227280161

By Fx Wikan Indrarto

Dokter Fx Wikan Indrarto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *