Categories
Istanbul

2020 Campak yang tercampakkan

Waspada Komplikasi yang Terjadi Akibat Campak Jerman

CAMPAK  YANG  TERCAMPAKKAN

fx.wikan indrarto*)

Kematian akibat penyakit campak di seluruh dunia naik 50% dan merenggut lebih dari 207.500 nyawa anak pada sepanjang tahun 2019 lalu. Apa yang sebenarnya terjadi?

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2019/12/05/2019-campak-lagi/

.

Kamis, 12 November 2020 penyakit campak tercatat WHO dan CDC melonjak di seluruh dunia pada tahun 2019 yang lalu, mencapai jumlah kasus tertinggi yang dilaporkan dalam 23 tahun. Kasus campak di seluruh dunia meningkat menjadi 869.770 pada 2019, jumlah tertinggi yang dilaporkan sejak tahun 1996. Kematian akibat campak global juga naik hampir 50 persen sejak 2016.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2019/05/09/2019-campak-terkini/

.

Setelah kemajuan global yang stabil dari 2010 hingga 2016, jumlah kasus campak yang dilaporkan meningkat secara bertahap hingga 2019. Membandingkan data 2019 dengan rekor terendah dalam kasus campak yang dilaporkan pada 2016, hal ini mencerminkan kegagalan vaksinasi campak tepat waktu dengan dua dosis, sebagai pendorong utama peningkatan kasus dan kematian karena penyakit campak. Hal ini menggambarkan bahwa vaksinasi campak telah tidak diprioritaskan atau sudah dicampakkan.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2019/04/29/2019-bahaya-campak/

.

Wabah campak terjadi ketika orang yang tidak kebal dari virus, terinfeksi campak dan menyebarkan penyakit tersebut ke populasi yang tidak divaksinasi atau divaksinasi tidak lengkap. Untuk mengendalikan campak dan mencegah wabah dan kematian, diperlukan cakupan vaksinasi campak dengan 2 dosis harus mencapai 95 persen dan dipertahankan di tingkat nasional dan lokal. Cakupan vaksinasi campak atau MR dosis pertama telah stagnan secara global selama lebih dari satu dekade di antara 84 dan 85 persen. Cakupan MMR atau MR dosis kedua terus meningkat, tetapi sekarang tertahan hanya 71 persen. Cakupan vaksinasi campak 2 dosis masih jauh di bawah 95 persen atau lebih, yang dibutuhkan untuk mengendalikan campak, mencegah wabah dan kematian.

.

Serba Serbi Imunisasi Campak: Apa Saja yang Perlu Mam Ketahui? |  theAsianparent Indonesia
.

Meskipun kasus campak yang dilaporkan lebih rendah pada tahun 2020, berbagai upaya untuk mengendalikan pandemi COVID-19 telah mengakibatkan terganggunya vaksinasi untuk mencegah dan meminimalkan wabah campak. Pada November 2020, secara global lebih dari 94 juta anak berisiko kehilangan vaksin karena kampanye imunisasi campak dihentikan di 26 negara, karena pandemi COVID-19. Pada hal, banyak dari negara tersebut sedang mengalami wabah campak. Dari negara-negara dengan rencana kampanye vaksinasi campak 2020 yang ditunda, hanya delapan (Brasil, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, Nepal, Nigeria, Filipina, dan Somalia) yang melanjutkan kampanye setelah sempat terjadi penundaan awal.

.

Sebelum ada pandemi COVID-19, dunia bergulat dengan krisis campak, dan wabah campak itu belum sepenuhnya hilang. Sistem dan layanan kesehatan sedang terganggu oleh pandemi COVID-19 di banyak negara, yang menjadi penyebab kegagalan pengendalian campak dan harus segera ditangani. Para pemimpin, petugas medis, dan tenaga kesehatan masyarakat di semua negara yang terkena dampak dan berisiko, diwajibakan memastikan bahwa vaksin campak tersedia. Dengan demikian dapat diberikan dengan aman, tepat waktu, dan merata, serta orangtua atau pengasuh anak memahami manfaat vaksin campak yang telah terbukti mampu menyelamatkan jiwa. Pada 6 November 2020, WHO dan UNICEF telah mengeluarkan seruan bersama untuk tindakan darurat dalam pencegahan dan penanggulangan wabah campak.

.

Virus campak dengan mudah menginfeksi anak, remaja dan orang dewasa yang tidak kebal, karena sangat menular. Infeksi campak tidak hanya merupakan tanda cakupan vaksinasi campak yang buruk, tetapi juga penanda bahwa layanan kesehatan penting mungkin tidak menjangkau populasi yang paling berisiko. Upaya kolektif segera harus dilakukan untuk menjangkau anak dengan vaksinisasi campak sekarang, tidak perlu menunggu adanya kebijakan pelonggaran pembatasan perjalanan karena pandemi COVID-19 dan peningkatan pergerakan populasi.

.

Fakta bahwa wabah campak terjadi pada tingkat tertinggi yang pernah kita lihat dalam satu generasi sangat mencemaskan, karena sebenarnya telah tersedia vaksin yang aman, hemat biaya, dan terbukti ampuh. Tidak boleh ada anak yang meninggal karena penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin, termasuk campak. Pandemi COVID-19 terbukti berkontribusi pada peningkatan jumlah kasus campak dan kematian. Campak tidak mengenal batas, dan sangat penting bagi kita untuk bekerja sama dalam memvaksinasi lebih banyak anak, dan melanjutkan perjuangan melawan penyakit yang dapat dicegah ini.

.

Sementara itu, data program imunisasi nasional menunjukkan penurunan cakupan vaksinasi di Indonesia, seperti vaksin MR yang menurun 13% antara Januari sampai Maret 2020, jika dibandingkan dengan tahun 2019 lalu. Pada hal Presiden RI Joko Widodo menargetkan bahwa pada tahun 2020, Indonesia bebas penyakit campak dan rubella pada acara pencanangan imunisasi Measles Rubella (MR) di MTsN 10 Sleman, DIY Selasa, 1 Agustus 2017. Target Presiden Jokowi tentu sulit terwujud, kalau kita masih mencampakkan vaksinasi campak, karena ada prioritas lainnya.

Sudahkah kita bertindak bijak?

.

Sekian
Yogyakarta, 14 November 2020

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih, Lektor di FK UKDW Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA : 081227280161

By Fx Wikan Indrarto

Dokter Fx Wikan Indrarto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *