Categories
COVID-19 Healthy Life

2020 Spekulan COVID-19

Mengapa Spekulan Disebut sebagai Penjudi? - EKI Tuntas

SPEKULAN  COVID-19

Fx. wikan indrarto*)

Pandemi COVID-19 melahirkan berbagai ironi. Selain menimbulkan banyak korban sakit, terisolasi dan meninggal, juga memaksa segenap warga global memulai kebiasaan baru. Namun demikian, juga ada beberapa pihak yang mampu berinovasi dan meraup keuntungan finansial secara legal, meskipun penuh spekulasi. Apa yang menarik?

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2020/12/02/2020-obat-covid-19/

.

Spekulan pada umumnya terkait tanah, yaitu membeli sebidang wilayah yang akan menjadi lahan sebuah proyek pembangunan berskala besar yang memerlukan pembebasan banyak tanah. Spekulan yang terinformasi baik akan perencanaan proyek pembangunan tersebut, akan mendapat keuntungan finansial terbesar dibandingkan dengan pihak manaupun, dari selisih harga tanah. Pada saat pandemi COVID-19 ini, spekulan yang inovatif dan terinformasi secara baik akan proyek pengadaan barang, jasa, obat, dan alat kesehatan dalam jumlah besar, juga akan mendapatkan keuntungan finansial yang tidak kalah besar.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2020/10/19/2020-covid-19-dan-anak/

.

Sesuai perjalanan alamiah penyakit, maka proyek pengadaan barang dan jasa untuk COVID-19 terkait dengan tahap promotif, preventif, diagnostik, kuratif dan rehabilitatif. Spekulan yang telah berhasil meraup keuntungan finansial sangat besar, adalah inovator pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam tahap diagnostik. Diagnosis COVID-19 terdiri dari uji skrining dan uji definitif. Uji skrining meliputi rapid tes antibodi, antigen impor dan partikel nano. Sedangkan uji definitif COVID-19 adalah usap tenggorok atau swab Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (RT PCR).  

.

Hari Ini Operasi Gabungan Covid-19 di Puncak: Tes Swab dan.. - Metro  Tempo.co

Pada Juli 2020, Kementerian Kesehatan telah menetapkan biaya maksimal untuk rapid test antibodi adalah Rp 150 ribu, tarif tertinggi pemeriksaan Rapid Test Antigen-Swab impor sebesar Rp. 250 ribu untuk Pulau Jawa dan Rp 275 ribu untuk di luar Pulau Jawa. Ketetapan ini tertuang dalam Surat Edaran No HK.02.02/I/4611/2020 yang dikeluarkan per tanggal 18 Desember 2020. Selain itu, Kemenkes juga menetapkan harga tertinggi untuk RT PCR sebesar Rp 900 ribu.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2020/10/03/2020-infodemik-covid-19/

.

Keuntungan finansial spekulan COVID-19 dalam tahap diagnostik dapat dipangkas, sejak Kementrian Kesehatan RI pada Juli 2020 menentukan batas atas harga layanan uji skrining COVID-19 oleh fasilitas kesehatan, baik RS ataupun laboratorum klinik di manapun. Sebelum negara hadir dengan menentukan batas atas harga layanan uji skrining, baik rapid test antibodi, antigen maupun partikel nano, harga layanan diserahkan kepada mekanisme pasar. Semakin banyak konsumen yang memerlukan dan semakin sedikit fasilitas kesehatan yang mampu memberikan layanan, tentu saja harga layanan akan semakin mahal. Di situlah keuntungan finansial spekulan, termasuk oleh beberapa laboratoirum klinik yang baru dibentuk pada saat pandemi COVID-19 ini, yang meskipun legal tetapi sebenarnya kurang etis, dapat diperoleh.

.

Berita Magelang - Hasil Tes Swab PDP Tiga Orang Negatif

Kehadiran negara yang lebih dini, seperti penegasan Presiden Joko Widodo bahwa biaya vaksinasi COVID-19 ditanggung oleh negara, adalah langkah cepat yang bijak untuk memotong spekulasi inovatif, yang menguntungkan sebagian kecil pihak tertentu. Spekulan dalam layanan uji skrining tentu perlu diatur, karena persyaratan bebas COVID-19 untuk dapat melakukan perjalanan menggunaakan angkutan umum, mengikuti kegiatan resmi pembelajaran tatap muka atau peribadatan dan lain-lainnya, adalah lahan basah untuk mendapatkan keuntungan finansial.

.

Satu unit GeNose C19 dijual dengan harga Rp 62 juta. Alat ini merupakan inovasi dari UGM Yogyakarta yang telah terbukti memiliki tingkat sensitivitas 90 persen dan spesifisitas hingga 96 persen, untuk uji skrining COVID-19. Dengan alat GeNose, uji skrining COVID-19 dengan hembusan nafas sebanyak 12 ribu orang per hari, dengan biaya tes yang relatif terjangkau hanya Rp. 25 Ribu. Sementara itu, CePAD buatan UNPAD Bandung mampu mendeteksi keberadaan antigen virus dari sampel swab, sehingga lebih murah dibandingkan swab antigen impor dan bermanfaat untuk mengurangi potensi penyebaran penyakit.

.

Spekulan tentu tidak terlalu tertarik terjun dalam layanan uji skrining menggunakan alat GeNose dan CePAD, karena keuntungan finansialnya relatif rendah. Namun demikian, celah spekulan tentu saja dapat masuk dari sisi pengadaan, distribusi dan perawatan alat GeNose ataupun CePAD, yang harus diantisipasi dengan cermat dalam regulasi pemerintah. Selain itu, pemerintah seharusnya menetapkan bahwa ketentuan persyaratan bebas COVID-19 tidak lagi menggunakan pemeriksaan uji skrining rapid tes antigen impor, apalagi rapid tes antibodi. Pemerintah sebaiknya secara bertahap menentukan regulasi bebas COVID-19 berdasarkan pemeriksaan menggunakan alat GeNose dan atau CePAD.

.

Incaran spekulan dalam tahap preventif dan diagnostik COVID-19 relatif telah dapat dikendalikan oleh kehadiran negara. Meskipun spekulan dalam tahap promotif, kuratif dan rehabilitatif mungkin tidak banyak, tetapi regulasi yang membatasi potensi spekulan tetap harus disiapkan secara proaktif, bukan lagi reaktif. Termasuk dalam pembuatan protokol pengobatan COVID-19 di seluruh Indonesia, yang sebaiknya berdasarkan penelitian terbaru, misalnya berdasarkan ‘Drug treatments for covid-19: living systematic review and network meta-analysis version’ yang dapat diakses pada link : https://www.who.int/publications/i/item/therapeutics-and-covid-19-living-guideline, yang diterbitkan pada 20 November 2020. Dengan demikian menggunakan obat dexamethason yang berharga sangat murah, dan menghindari penggunaan obat azitromisin, hydroxychloroquine, interferon beta, dan tocilizumab, yang memicu terjadinya spekulan importir obat berharga sangat mahal, tetapi bukti manfaatnya kecil.

.

Pandemi COVID-19 menyadarkan kita semua bahwa layanan dalam aspek preventif dan diagnostik perlu dicermati, karena akan memunculkan spekulan. Negara harus hadir, bertindak, dan mengatur, agar kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi, namun bebas dari pengaruh para spekulan.

Apakah kita sudah bijak?

Sekian

Yogyakarta, 30 Desember 2020

*) dokter spesialis anak di RS Panti Rapih dan lektor FK UKDW, Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA 081227280161

By Fx Wikan Indrarto

Dokter Fx Wikan Indrarto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *