Categories
anak Healthy Life resisten obat tuberkulosis

2021 Obat TB Baru untuk Anak

Waspadai Tuberkulosis pada Anak, Inilah Upaya Pencegahannya!

OBAT TB  BARU  UNTUK  ANAK

fx. wikan indrarto*)

Pada hari Kamis, 26 Agustus 2021 Program Tuberkulosis Global Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan pembaruan penting untuk pedoman pengelolaan tuberkulosis (TB) pada anak dan remaja. Ini termasuk rekomendasi baru tentang pilihan cara diagnostik, rejimen pengobatan, serta algoritme keputusan pengobatan dan model perawatan yang optimal untuk pemberian layanan TB anak dan remaja. Apa yang baru?

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2020/03/30/2020-pencegahan-tbc/

.

Tuberkulosis pada anak dan remaja telah diabaikan selama bertahun-tahun, tercermin dalam kesenjangan besar dalam akses ke layanan pencegahan dan pengobatan TB. Untuk itu pedoman diagnosis, pengobatan, pencegahan dan perawatan untuk anak dan remaja dengan TB telah disusun  berdasarkan bukti ilmiah terbaru.

.

Pembaruan utama termasuk 5 buah rekomendasi. Pertama, pada anak di bawah 10 tahun dengan tanda dan gejala TB paru direkomendasikan untuk penggunaan Xpert MTB/RIF Ultra pada aspirasi lambung atau spesimen tinja sebagai uji diagnostik awal TB. Selain itu, juga dapat digunakan untuk deteksi resistensi bakteri terhadap obat rifampisin. Kedua, pada anak dan remaja di bawah 16 tahun dengan TB tidak parah   yang diduga rentandengan obat (presumed drug-susceptible TB), direkomendasikan untuk menggunakan rejimen pengobatan lebih pendek, yaitu 4 bulan (2HRZ(E)/2HR), dan tidak lagi menggunakan rejimen obat standar selama 6 bulan (2HRZ(E)/4HR).

.

BAGAIMANA DIAGNOSIS TUBERKULOSIS PADA ANAK? - Berita | Kalimantan Barat

Memperpendek pengobatan pada anak dan remaja dengan tuberkulosis tidak berat, sebaiknya dilakukan. Bukti dari uji klinis SHINE (Shorter Treatment for Minimal Tuberculosis in Children) atau Pengobatan Singkat untuk Tuberkulosis Minimal pada Anak, berupa pemendekan pengobatan pada anak dengan TB tidak parah, bergejala, diduga rentan terhadap obat, dan hasil BTA-negatif, telah dilakukan di Uganda, Zambia, Afrika Selatan, dan India. Anak berusia di bawah 16 tahun diacak untuk menjalani pengobatan anti-tuberkulosis lini pertama standar selama 16 versus 24 minggu, menggunakan formulasi kombinasi dosis tetap yang direkomendasikan WHO untuk anak. Hasil efikasi utama penelitian tersebut adalah kematian pada 72 minggu terapi, kegagalan pengobatan, dan putus obat. Sedangkan aspek keamanan obat yang utama adalah efek samping obat. Penelitian mampu membuktikan bahwa rejimen pengobatan jangka pendeka selama 4 bulan tidak lebih buruk dibandingkan rejimen 6 bulan, untuk anak yang diobati untuk TB BTA-negatif yang tidak parah, dan dianggap rentan terhadap obat.

.

Ketiga, untuk anak dengan MDR/RR-TB segala usia direkomendasikan untuk menggunakan obat TB baru yaitu bedaquiline, sebagai bagian dari rejimen obat yang lebih pendek (direkomendasikan secara kondisional oleh WHO pada tahun 2020) atau sebagai bagian dari rejimen pengobatan yang lebih lama. Keempat, rekomendasi untuk menggunakan delamanid sebagai bagian dari rejimen pengobatan yang lebih lama, untuk anak dengan MDR/RR-TB segala usia. Keempat, pada anak dengan MDR/RR-TB segala usia obat bedaquiline dapat digunakan sebagai bagian dari rejimen obat yang lebih pendek (direkomendasikan secara kondisional oleh WHO pada 2020) atau sebagai bagian dari rejimen pengobatan yang lebih lama. Obat delamanid dapat digunakan sebagai bagian dari rejimen pengobatan yang lebih lama.

.

Kelima, pada anak dan remaja dengan meningitis TB yang dikonfirmasi secara mikrobiologis atau didiagnosis secara klinis, dianggap rentan terhadap obat, rejimen intensif 6 bulan yang terdiri dari 6HRZEto (isoniazid, rifampisin, pirazinamid dan ethionamide) dapat digunakan sebagai pilihan alternatif, meskipun WHO sebelumnya merekomendasikan rejimen 12 bulan terdiri dari 2HRZE/10HR. Keenam, dalam wilayah dengan beban TB yang tinggi, layanan terpadu yang terdesentralisasi dan berpusat pada keluarga sebaiknya dilaksanakan untuk meningkatkan deteksi kasus TB dan pemanfaatan pengobatan pencegahan TB.

.

Rekomendasi baru ini disebut komunikasi cepat (rapid communication) bertujuan untuk menginformasikan secara cepat dan luas dari kementerian kesehatan dan penyedia layanan di sektor publik dan swasta, mitra teknis dan pemangku kepentingan lainnya. Tujuannya adalah pertimbangan dan perubahan terkait dengan diagnosis, pengobatan dan perawatan TB untuk anak dan remaja, agar dapat diterapkan dengan perencanaan rinci di tingkat nasional, sebelum rilis pedoman yang diperbarui dan buku pegangan operasional terkait.

Mengenal Tuberkulosis TB Pada Anak, Ciri dan Gejala | Dunia Biza

Rekomendasi yang lebih terperinci akan diterbitkan dalam beberapa bulan mendatang, di samping buku pegangan operasional pelengkap, yang akan berisi panduan implementasi. Rekomendasi di atas didasarkan pada hasil pertemuan kelompok khusus (Guideline Development Group) pada Mei-Juni 2021 dengan topik pengelolaan TB pada anak dan remaja.

.

Rekomendasi diagnosis dan pengobatan TB untuk anak terbaru tersebut, ditujukan untuk mencapai target TB global dalam SDG 2016-2030 dengan semboyan “Find. Treat. All. #EndTB.” Inisiatif ini bertujuan untuk mempercepat pembasmian TB dengan memastikan tidak ada anak yang tertinggal (to ensure no one is left behind).

 Sudahkah Anda terlibat membantu?

Sekian

Yogyakarta, 3 September 2021

*) Dokter spesialis anak di RS RS Panti Rapih Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, Lektor FK UKDW, WA: 081227280161,

Rekomendasi WHO tersebut dapat dilihat pada :

https://www.who.int/publications/i/item/9789240033450

By Fx Wikan Indrarto

Dokter Fx Wikan Indrarto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *