Categories
anak COVID-19 Healthy Life sekolah

2021 MASKER DAN ANAK

Alasan Anak di Bawah 2 Tahun Tidak Perlu Pakai Masker | kumparan.com

MASKER DAN  ANAK

fx. wikan indrarto*)

WHO telah mengevaluasi bukti tentang penularan COVID-19 pada anak dan terbatasnya bukti yang tersedia tentang manfaat penggunaan masker wajah oleh anak. Namun demikian, WHO terus menyarankan agar orang tua selalu berkonsultasi dan mematuhi otoritas kesehatan setempat, tentang praktik yang direkomendasikan di daerah mereka, untuk anak. Apa yang menarik?

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2021/02/06/2021-covid-19-pada-anak/

.

Berdasarkan pertimbangan kebutuhan psikososial dan tumbuh kembang anak, WHO dan UNICEF menyarankan anak balita (berusia 5 tahun ke bawah) tidak diwajibkan memakai masker. Hal ini didasarkan pada keselamatan, minat, dan kemampuan anak untuk menggunakan masker secara tepat dengan bantuan minimal. Selain itu, WHO dan UNICEF menyarankan bahwa keputusan untuk mewajibkan penggunaan masker untuk anak yang berusia 6-11 tahun, harus didasarkan pada beberapa faktor terkait, misalnya tingginya tingkat penularan COVID-19 yang meluas di daerah tempat tinggal anak. Selain itu, juga kemampuan anak untuk menggunakan masker secara aman dan tepat, akses mendapatkan masker, serta tersedianya fasilitas pencucian dan penggantian masker di tempat-tempat tertentu, seperti sekolah dan layanan penitipan anak.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2021/04/18/2021-kesehatan-anak-paska-pandemi-covid-19/

.

Secara umum, anak balita tidak diwajibkan memakai masker. Mungkin ada persyaratan lokal untuk anak balita agar memakai masker, atau kebutuhan khusus di beberapa tempat, seperti secara fisik dekat dengan seseorang yang sakit dan terkonfirmasi COVID-19. Dalam keadaan ini, jika anak mengenakan masker, orang tua atau wali harus berada dalam jarak pandang langsung, untuk mengawasi penggunaan masker yang aman bagi anak.

.

Anak Dibawah 2 Tahun Tidak Dianjurkan Pakai Masker, Begini Cara  Melindunginya Saat Keluar Rumah - Tribunnews.com Mobile

WHO dan UNICEF menyarankan bahwa anak yang telah berusia 12 tahun ke atas, harus memakai masker yang sama seperti orang dewasa. Bahkan hal ini menjadi kewajiban, ketika anak tidak dapat menjamin jarak setidaknya 1 meter dari orang lain, dan ada penularan COVID-19 yang meluas di daerah tersebut.

.

Penggunaan masker untuk anak dari segala usia dengan gangguan perkembangan, difabel atau kondisi kesehatan tertentu lainnya, tidak boleh diwajibkan. Namun demikian, sebaiknya dinilai berdasarkan kasus per kasus oleh orang tua, wali, guru dan atau tenaga medis. Bagaimanapun juga, anak dengan gangguan kognitif atau pernapasan yang parah dengan kesulitan menoleransi masker, seharusnya tidak diwajibkan memakai masker.

.

Anak dengan gangguan kesehatan kronis seperti cystic fibrosis, infeksi HIV, atau kanker harus memakai masker medis. Masker medis memberikan perlindungan kepada anak yang memakai masker dan mencegah penularan COVID-19 ke orang lain. Direkomendasikan untuk siapa saja, termasuk anak, yang memiliki kondisi kesehatan mendasar dan menempatkan mereka pada risiko penyakit serius yang lebih besar.

.

Anak yang secara umum sehat dapat memakai masker non-medis atau kain, tidak harus masker medis. Kewajiban ini berarti mencegah virus ditularkan ke orang lain, jika mereka terinfeksi dan tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi. Orang tua harus memastikan masker kain berukuran tepat dan cukup menutupi hidung, mulut, dan dagu anak.

.

Anak harus mengikuti prinsip yang sama seperti orang dewasa untuk memakai masker. Ini termasuk membersihkan tangan setidaknya 20 detik jika menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol, atau setidaknya 40 detik jika menggunakan sabun dan air, sebelum memakai masker. Pastikan ukuran masker pas untuk menutupi hidung, mulut, dan dagu. Anak harus diajari cara memakai masker dengan benar, termasuk tidak menyentuh bagian depan masker dan tidak menariknya ke bawah dagu atau ke dalam mulut mereka. Mereka harus menyimpan masker di dalam tas atau wadah, dan tidak berbagi masker dengan orang lain.

.

Setiap anak yang memiliki gejala sugestif COVID-19 harus memakai masker medis, selama mereka dapat mentolerirnya. Anak harus diisolasi, dan nasehat medis harus dicari segera setelah mereka mulai merasa tidak sehat, bahkan jika gejalanya ringan. Anggota keluarga atau pengasuh yang mendekat dalam jarak 1 meter dari anak yang sakit di rumah, juga harus memakai masker. Anggota rumah tangga yang sakit atau dinyatakan positif COVID-19 harus diisolasi dari orang lain semampu mungkin. Jika anak berada dalam jarak 1 meter dari orang sakit di rumah, orang dewasa dan anak harus memakai masker medis selama waktu tersebut.

.

Di daerah di mana ada penularan yang meluas, semua orang dewasa di bawah usia 60 tahun dan yang secara umum sehat harus memakai masker kain, ketika mereka tidak dapat menjamin jarak setidaknya 1 meter dari orang lain. Ini sangat penting bagi orang dewasa yang memiliki kontak dekat dengan anak dan satu sama lain.

.

Anak tidak boleh memakai masker saat berolahraga atau melakukan aktivitas fisik, seperti berlari, melompat, atau bermain di taman bermain, sehingga tidak mengganggu pernapasan mereka. Saat guru mengorganisir kegiatan ini untuk anak, penting untuk mendorong semua protokol kesehatan diterapkan secara ketat, yaitu menjaga jarak setidaknya 1 meter dari orang lain, membatasi jumlah anak yang bermain bersama, menyediakan akses ke fasilitas kebersihan tangan dan mendorong penggunaannya.

.

Dalam konteks COVID-19, beberapa anak mungkin tidak dapat memakai masker karena disabilitas atau situasi tertentu seperti praktek pidato atau baca puisi di sekolah, saat guru perlu melihat mulut mereka. Dalam kasus ini, pelindung wajah (face shields) dapat digunakan sebagai alternatif masker, tetapi tidak memberikan perlindungan yang setara dalam mencegah virus menular ke orang lain. Jika keputusan dibuat untuk menggunakan pelindung wajah (face shields), itu harus menutupi seluruh wajah, menutupi sisi wajah dan meluas ke bawah dagu. Perhatian harus dilakukan saat mengenakannya untuk menghindari cedera yang dapat merusak dan membahayakan mata atau wajah.

.

Selain itu, orang tua wajib berbicara dengan anak sebijak mungkin dalam menjawab pertanyaan mereka. Ada banyak informasi yang membingungkan dan menakutkan, sehingga ciptakan waktu untuk berbicara dan menjawab pertanyaan anak secara benar, tidak hanya tentang masker wajah untuk mengurangi rasa takut anak dan memelihara optimisme.

Sudahkah kita bijak mendampingi anak dari bahaya COVID-19 ?

Sekian

Yogyakarta, 15 Juni 2021

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Lektor FK UKDW, Alumnus S3 UGM, WA: 081227280161