Categories
Istanbul

PERAWAT DAN BIDAN

Hasil gambar untuk perawat dan bidan
PERAWAT DAN BIDAN

fx. wikan indrarto*)

Dewan Perawat Internasional (International Council of Nurses) pada Selasa, 27 Februari 2018 mengkamanyekan ‘Keperawatan Kini’ (Nursing Now), yang bertujuan untuk memberdayakan perawat, dalam membantu mencapai cakupan kesehatan semesta atau Universal Health Couverage (UHC). Apa yang sebaiknya dilakukan?

Hasil gambar untuk perawat dan bidan

Perawat dan bidan menyumbang hampir 50% tenaga kesehatan global, tetapi tetap saja terjadi kekurangan tenaga kesehatan global, khususnya perawat dan bidan. Kekurangan tenaga perawat dan bidan berbasis kebutuhan, terbesar ada di Asia Tenggara dan Afrika. Agar semua negara dapat mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) no 3 tentang kesehatan dan kesejahteraan (health and well-being), WHO memperkirakan bahwa dunia memerlukan 9 juta perawat dan bidan tambahan pada tahun 2030.

Hasil gambar untuk perawat dan bidan

Profil Kesehatan Indonesia 2016 menunjukkan bahwa pada tahun 2016, proporsi terbanyak dari 219.654 orang tenaga kesehatan yang memiliki STR, yaitu perawat sebanyak 41,8% dan bidan sebanyak 35,9%. Secara nasional, rasio perawat adalah 114,75 per 100.000 penduduk. Hal ini masih jauh dari target tahun 2019 yaitu 180. Namun demikian, ada delapan provinsi dengan rasio perawat yang sudah memenuhi target yaitu DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Bangka Belitung, Aceh, Maluku, Sulawesi Utara, Bengkulu, dan Jambi. Provinsi dengan rasio perawat terendah yaitu Lampung sebesar 49,44. Selain itu, rasio bidan di Indonesia baru sebesar 63,22 per 100.000 penduduk, juga masih jauh dari target 2019 yaitu 120. Ada empat provinsi yang telah memenuhi target yaitu Aceh, Bengkulu, Maluku Utara, dan Jambi. Provinsi dengan rasio terendah yaitu Jawa Barat sebesar 37,21.

Hasil gambar untuk perawat dan bidan

Berinvestasi untuk terciptanya perawat dan bidan adalah tindakan dengan nilai terbaik. Laporan Komisi Tinggi (the UN High Level Commission on Health Employment and Economic Growth) menyimpulkan bahwa, investasi dalam bidang pendidikan dan penciptaan lapangan kerja di sektor kesehatan dan sosial, menghasilkan pengembalian tiga kali lipat, berupa derajad kesehatan individu, kesehatan masyarakat, dan pertumbuhan ekonomi inklusif yang lebih baik. Secara global, 70% tenaga kesehatan dan sosial adalah perempuan, dibandingkan dengan hanya 41% di semua sektor pekerjaan. Pekerjaan perawat dan bidan mewakili sebagian besar angkatan kerja perempuan.

Perawat dan bidan memiliki banyak peran, misalnya mengelola layanan kesehatan individu pasien, bekerja sama dengan keluarga pasien dan masyarakat sekitar, sehingga mereka dapat berperan penting dalam kesehatan masyarakat dan pengendalian penyakit maupun infeksi. Dibandingkan dokter, mereka juga lebih menyatu dan merupakan bagian dari komunitas masyarakat lokal, sehingga dapat memberikan intervensi kesehatan yang kadang lebih efektif, untuk memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, dan masyarakat.

Hasil gambar untuk perawat dan bidan

Layanan perawat dan bidan sesuai dengan resolusi Majelis Kesehatan Dunia WHA 64.7 (2011) yang meminta semua negara untuk melibatkan keahlian perawat dan bidan, ke dalam pengembangan sumber daya manusia dan kebijakan kesehatan. Hal ini sesuai dengan arah strategis global (The Global strategic directions for strengthening nursing and midwifery 2016–2020), yang memberikan kerangka kerja untuk mengembangkan, menerapkan dan mengevaluasi layanan perawat dan bidan yang dapat diterima, berkualitas, dan aman.

Terdapat empat tema untuk melibatkan perawat dan bidan dalam memperbaiki derajad kesehatan global. Pertama, memastikan perawat dan bidan yang terdidik, kompeten dan termotivasi dalam sistem kesehatan yang efektif dan responsif di semua tingkat. Kedua, mengoptimalkan pengembangan kebijakan, kepemimpinan, manajemen dan tata kelola yang efektif. Ketiga, memaksimalkan kapasitas dan potensi perawat dan bidan melalui kemitraan kolaboratif profesional dan pendidikan berkelanjutan; serta keempat, pengembangan tenaga perawat dan bidan berbasis bukti yang efektif.

Dengan ini diperlukan kegiatan kolaboratif antara dokter dengan perawat dan bidan. Selain itu, juga bertujuan untuk memastikan tersedianya tenaga perawat dan bidan yang berkualitas, hemat biaya dan berdasarkan kebutuhan populasi. Juga mendukung dan memastikan bahwa perawat dan bidan termotivasi secara memadai, dan diberdayakan untuk melaksanakan tugas mereka, dengan efektivitas dan kepuasan yang lebih baik.

Hasil gambar untuk perawat dan bidan

Program perluasan layanan perawat dan bidan dipercepat kepada individu dan masyarakat di banyak negara, dengan tujuan untuk mencapai UHC dan SDGs. Penerapan pendekatan ini dimulai pada tahun 1970an secara multilateral, sehingga sejak itu terjadi perubahan yang nyata pada organisasi dan institusi kesehatan. Perawat dan bidan semakin lebih besar perannya untuk memberikan layanan kesehatan primer untuk mencapai UHC, termasuk di Indonesia.

Hasil gambar untuk perawat dan bidan

Momentum kampanye Keperawatan Sekarang (the Nursing Now campaign), yang diluncurkan pada awal tahun 2018 dan akan berlangsung selama 3 tahun, mengingatkan arti penting kolaborasi. Dokter, perawat dan bidan, wajib bekerjasama untuk mencapai UHC. Sudahkah kita bijak?

Hasil gambar untuk dr wikan indrarto

Sekian

Yogyakarta, 1 Maret 2018

*) Sekretaris IDI Wilayah DIY, dokter spesialis anak, Lektor di FK UKDW, Alumnus S3 UGM, WA: 081227280161,

By Fx Wikan Indrarto

Dokter Fx Wikan Indrarto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *