Categories
Istanbul

2007 MENGENANG BUNDA MARIA DI FATIMA

MENGENANG BUNDA MARIA DI FATIMA

fx. wikan indrarto dan b. sari prasetyati*)

Penampakan Bunda Maria telah terjadi di banyak tempat di seluruh dunia, meskipun ada juga yang belum diakui kebenarannya oleh otoritas tertinggi Gereja Katolik di Vatikan. Misalnya yang dilihat Juan Diego, seorang petani Indian Aztec di Guadalupe, Meksiko (1531), Santa Katarina Laboure di Paris (1830), 3 anak di La Salette, Perancis (1846), Santa Bernadette Soubirous di Lourdes, Perancis (1858) dan Lucia, Francesco serta Jacinta di Fatima, Propinsi Leiria Portugal (1917). Terakhir yang diakui Vatikan adalah penampakan yang dilihat oleh Nyonya Maria Beirne di Knock, Irlandia (1879). Pada tahun 2007 ini, kami berbulat tekat mengunjungi Fatima, di Portugal utara, untuk mengenang penampakan Bunda Maria pada ketiga anak suci, yaitu Lucia, Francisco dan Jacinta. Kami berangkat dari Jakarta dengan pesawat KLM Boeing 747-400 superjumbo, transit sebentar di Kuala Lumpur dan Amsterdam. Perjalanan kami dilanjutkan dengan KLM Boeing 737-300 menuju Lisabon yang perlu 3 jam perjalanan. Kami menginap di Radisson SAS Hotel yang beralamat di Av. Marechal Craveiro Lopes, 390, 1749-009 Lisboa, Portugal, tepatnya di seberang stadion sepak bola milik klub Sporting Lisabon.

 
Benfica Sporting
 
100_2100

Nampang sebentar di depan stadion sepak bola milik klub Sporting Lisabon yang gagah

Patung Raja Alfonso Henriques (1110-1183) di taman kota Lisabon yang nyaman

Penduduk kota Lisabon, ibukota Portugal berjumlah sekitar 3 juta jiwa, sedangkan total penduduk Portugal ada sekitar 11 juta jiwa lebih. Portugal saat ini dapat dikatakan sebagai negara yang termiskin di Eropa barat. Masa kejayaan bangsa Portugis yang pertama terjadi pada abad 15, saat banyak tokohnya berlayar mencari dunia baru di Afrika, Asia, Amerika bahkan Australia dengan tokohnya yang termashur Magelhens dan Vasco da Gama. Masa kejayaan ke 2 terjadi pada abad 18 saat mereka berhasil menambang emas dalam jumlah besar dari seluruh daratan Brasil. Jalur perdagangan di Eropa selatan pada jaman dahulu dimulai dari Lisabon, terutama berkembang sejak jaman penjajahan Romawi. Bangsa Moor yang beragama Islam (muslim) dapat menjajah lebih dari separo wilayah Portugal sekarang pada abad 12 dan menjadikan Lisabon sebagai ibukota sejak saat itu. Pada perkembangannya, Portugal bergabung masuk ke dalam UE (Uni Eropa) pada tahun 1982 bersamaan dengan tetangganya, Spanyol. Produk utama Portugal adalah kayu cork, yang biasa dibuat untuk tutup botol anggur dan pohonnya ditanam dalam waktu 9 tahun. Produksinya secara nasional mencapai 99 juta tutup botol anggur per hari untuk keperluan diekspor ke seluruh daratan Eropa. Produk pertambangan meliputi tembaga (kedua terbesar di seluruh Eropa), besi dan marmer. Produk unggulan lainnya adalah minyak zaitun dan anggur. Pendapatan atau gaji rata-rata penduduk Portugal tahun ini adalah 650€/bulan, yang merupakan gaji kedua terkecil dibandingkan gaji penduduk di seluruh daratan Eropa. Negara yang paling tinggi gaji penduduknya, yaitu mencapai 3.200€/bln adalah Luxemburg, sedangkan yang paling rendah adalah Rumania dengan 150€/bln. Komposisi agama penduduknya yang mayoritas adalah Katolik 65%, Protestan 30%, sedangkan 5% adalah lain-lain. Lisabon, ibukota Portugal dibangun di sepanjang aliran Sungai Tejo. Sungai Tejo atau Tajo, yang panjangnya 1.200 km mulai dari Spanyol tengah, membelah kota tua Lisabon. Pada tahun 1515 dibangun sebuah beteng pertahanan di tepi sungai tersebut dan sampai sekarang masih nampak utuh bagian depannya untuk dikunjungi para wisatawan. Di sebelahnya ada monumen pesawat terbang mini bermesin tunggal yang telah berhasil menempuh 8.088 km dari Lisabon ke Rio de Janeiro, di Brasil. Pesawat yang disebut ‘Santa Cruz’ tersebut melintasi samudera Atlantik pada bulan November 1991. Monumen Penemuan (Discovery Monument), lambang penemuan dunia baru oleh para pelaut Portugis yang gagah berani, didirikan di tepi sungai Tajo untuk mengenang jasa, semangat dan keberanian para pelaut Portugis.

 
Pesawat Santa Cruz
 
100_2140

Pesawat ‘Santa Cruz’ di samping beteng tua, tepi Sungai Tejo yang membelah kota Lisabon

Monumen Penemuan, berbentuk kapal berisi para tokoh penemu dunia baru asal Portugis

Merekalah yang berhasil menemukan jalur pelayaran ke seluruh dunia pada tahun 1448, terutama Vasco da Gama, setelah mereka berhasil menemukan teknologi pembuatan layar menjadi berbentuk kotak, sehingga laju kapal dapat lebih dikendalikan. ‘Discovery Monument’ ini merupakan hadiah dari Pemerintah Afrika Selatan, sebab Vasco da Gamalah yang mendarat di Cape Town, ujung selatan Afrika Selatan pada tahun 1488, sebelum melanjutkan pelayaran sampai di Natal 1492. Kolonisasi Portugis dimulai sejak mereka berhasil mencapai India dan menguasai hampir seluruh dunia, sehingga bahkan akhirnya ditandatanganilah perjanjian dengan Spanyol, untuk membagi 2 wilayah jajahan di seluruh dunia.

Tokoh penting di balik keberhasilan penjelajahan samudera bangsa Portugis adalah Pangeran Henry. Pangeran ini sering disebut ‘Henry the navigator’, adalah pelaut ulung dan merupakan donatur utama untuk proses penjelajahan atau ‘discovery’. Pangeran ini adalah anak Raja Jose III dan panglima perang salib yang gagah berani. Patung Pangeran Henry berdiri gagah paling depan di ‘Discovery Monument’ yang berbentuk seperti geladak sebuah kapal, diikuti di belakangnya oleh Raja Alfons V, raja yang paling ambisius, lalu Vasco da Gama diurutan ketiga sebagai komandan petualangan, Bartholomeus Diaz, sebagai pencatat seluruh kegiatan petualangan dan lain-lain. Fransciscus Xaverius, meskipun sebenarnya seorang Spanyol, beridiri di urutan terakhir sebagai misionaris ordo Jesuit yang mengikuti petualangan sampai ke Jepang. Melintasi sungai Tajo ada jembatan seperti ‘Golden Gate’ (jembatan gantung terpanjang di San Fransisco) yang awalnya di tahun 1966 disebut ‘suspension bridge’, lalu diganti menjadi ‘Salasar Bridge’, untuk menghormati presiden diktator militer Jenderal Salasar. Setelah kediktatorannya tumbang, diubah namanya menjadi ‘jembatan 25 April’, untuk mengenang tanggal dimulainya revolusi Portugal menentang rezim Salasar. Jembatan ini memiliki panjang 3,2 km dengan 2 tingkatan (level), untuk mobil 4 jalur di atas dan untuk kereta api 2 jalur di bawah. Perahu dan kapal besar, termasuk kapal pesiar mewah dapat lewat di bawahnya. Ada patung ‘Yesus Memberkati’ di samping jembatan seperti petung serupa di Brazil yang dibuat tahun 1951, tetapi ukurannya lebih kecil. Selain itu, ada jembatan lain sepanjang 17 km di sebelah hulunya yang diberi nama jembatan Vasco Da Gama dan merupakan jembatan terpanjang ke 2 di dunia.

Di seberang sungai Tajo terdapat biara St. Heronimus, namanya dikenang untuk tokoh yang bekerja keras dengan dibantu Santa Paulina dalam menerjemahkan Alkitab dari Bahasa Ibrani ke dalam Bahasa Latin. Arsitektur biara tersebut gabungan gaya antara Gothik dan Mikhelen yang dibangun dalam rentang waktu 1 abad lamanya. Pendanaan pembangunannya dengan cara pajak paksa 5% atas semua kapal yang berlayar di sungai Tajo lewat depan biara tersebut. Biara tersebut pernah rusak karena gempa bumi hebat dan kebakaran, tetapi sekarang sudah diperbaiki dan digunakan juga untuk makam para raja beserta keluarganya. Setelah dijadikan museum dibagi menjadi museum angkatan laut yang sedikit tertutup dan museum arkeologi yang sangat terbuka untuk wisatawan. Lokasi biara tersebut dalam Bahasa Portugis disebut ‘Belem’ atau dalam Bahasa Indonesia ‘Bethlehem’. Perjalanan kami lanjutkan mengunjungi Plaza de Comercio, yaitu lapangan luas bekas alun-alun istana raja dengan patung marmer hijau Raja Jose I yang gagah. Kami sempat berfoto sejenak di situ, sedangkan di sebelahnya ada patung marmer putih Raja Joao I, ayah Pangeran Henry atau lebih dikenal sebagai ‘Henry the navigator’.

 
Biara St. Heronimus
 
Raja Jose I

Biara Santo Hironemus yang megah, artistik dan gagah di tepi sungai Tajo, Lisabon

Patung Raja Jose I dari marmer hijau

di Plaza de Comercio tengah kota Lisabon

Plaza de Comercio terletak dekat ‘Rose House’ dan gedung opera besar yang anggun. Jalanan di sekitar situ sangat lebar, ada banyak bis pariwisata, trem dan jalur pedestrian (pejalan kaki) yang lebar dan teduh, karena banyak pohon yang rindang dan besar atas rancangan Markis de Bomba, arsitek besar Portugis abad pertengahan.

Perlu diketahui bahwa terdapat 21 buah propinsi di seluruh wilayah Portugal. Perjalanan kami lanjutkan ke Lieria, sebuah propinsi di bagian utara Portugal, dimana Fatima terletak. Tempat tersebut adalah tujuan utama peziarahan kami. Fatima sebenarnya adalah nama salah seorang anak perempuan Nabi Muhammad SAW, sebab nama tersebut diberikan saat bangsa Moor, yang beragama Islam (muslim), menjajah daerah tersebut. Fatima adalah kota kecil yang menjadi salah satu pusat peziarahan umat Katolik dunia, sebab ada Lucia de Santos atau Lucia de Jesus dan sepupunya, yaitu Francesco Marto dan adiknya Yasinta Marto, yang mendapat penampakan Bunda Maria. Sejarah singkat ketiga anak suci tersebut adalah LUCIA DE JESUS yang lahir pada tanggal 22 Maret 1907 di Aljustrel, Fatima. Pada 17 Juni 1921 dia masuk di sekolah Vilar di Porto, kemudian menjadi suster dalam konggregasi Santa Dorothea. Kemudian beliau pergi ke Tuy dan disebut Maria Lucia dari Dolours, menerima kaul pertama pada tanggal 3 Oktober 1928 dan kaul kekal pada tanggal 3 Oktober 1934. Pada tanggal 25 Maret 1948 dipindahkan ke Coimbra untuk bergabung dengan Karmel Bunda Theresa dan berganti nama menjadi Suster Maria Lucia dari Hati Kudus. Suster Lucia meninggal dunia pada tahun 2005 yang lalu. FRANCISCO MARTO yang lahir pada tanggal 11 Juni 1908 di Aljustrel. Dia meninggal dengan tenang pada tanggal 4 April 1919 di rumahnya. Jenazahnya dipindahkan ke Basilica pada 13 Maret 1952. Yang terakhir adalah JACINTA MARTO yang lahir di Aljustrel pada tanggal 11 Maret 1910 dan meninggal pada tanggal 20 Februari 1920 di Rumah Sakit Estefania di Lisabon setelah mengalami sakit dan nyeri hebat yang lama. Jenazahnya dipindahkan dari makam keluarga ke makam Fatima pada tanggal 12 September 1935 dan terakhir dipindahkan ke Basilica pada tanggal 1 Mei 1951. Francisco dan Jacinta telah dinobatkan sebagai orang suci yang terberkati pada tanggal 13 Mei 2000 oleh Paus Yohanes Paulus II di Fatima.

 
Loco do Anjo
 
Rumah Lucia

Loca do Anjo di dekat Poco Do Arneiro tempat Gabriel menyapa ke3 anak yang mengabarkan kedatangan Bunda Maria

Rumah Lucia yang tetap dalam bentuknya semula, sekarang menjadi museum

PENAMPAKAN BUNDA MARIA

Pada tanggal 13 Mei 1917 ada 3 orang anak kecil yang menggembalakan ternak kambingnya di Cova da Iria, Fatima dekat Vila Nova de Ourem, saat ini masuk wilayah propinsi Leiria, Portugal utara. Mereka adalah Lucia de Jesus, 10 tahun, dan sepupunya Francisco dan Jacinta Marto, 9 dan 7 tahun. Pada tengah hari, setelah berdoa rosario, seperti kebiasaannya, mereka mendirikan sebuah sebuah mainan berbentuk rumah kecil dari batu, yang sekarang di atasnya sudah dibangun sebuah Basilica (gereja besar). Tiba-tiba mereka melihat langit yang cerah dan mereka sangat ketakutan, sehingga lari pulang. Pada saat mereka lari pulang, berkelebatlah cahaya yang menyinari tempat itu dan mereka melihat pada puncak pohon holmoak, pohon yang biasa tumbuh di Portugal dan Spanyol yang biasanya digunakan untuk menyimpan anggur, nampak Bunda Maria yang mereka sebut sebagai ‘seorang wanita yang lebih cerah dibandingkan matahari’ dengan rosario putih pada lengannya. Wanita tersebut mengatakan kepada ketiganya, bahwa mereka harus berdoa lebih banyak dan mengundang mereka untuk datang ke Cova da Iria selama 5 bulan berturut-turut, setiap tanggal 13 pada jam yang hampir sama. Mereka bertiga melaksanakannya dan pada tanggal 13 bulan Juni, Juli, September dan Oktober 1917, Bunda Maria atau wanita tersebut menampakkan diri dan berbicara kepada mereka di Cova da Iria. Ketiga anak itu dipesan untuk terus berdoa Rosario agar terjadi perdamaian dunia, karena saat itu sedang terjadi Perang Dunia I. Pada tanggal 19 Agustus 1917, penampakan terjadi di Valinhos, 500 m dari Aljustrel, sebab pada tanggal 13 Agustus ketiga anak tersebut disekap oleh kepala desa Vila Nova de Ourem.

 
100_2190
 
100_2198

Gerbang rumah Lucia dalam berbagai bahasa, rumah itu sekarang menjadi museum

Patung Yesus dari kayu gelondongan,

di halaman Basilica Fatima

Pada penampakan terakhir, yaitu 13 Oktober 1917, yang disaksikan secara langsung oleh sekitar 17.000 orang, Bunda Maria meminta di tempat tersebut didirikan sebuah kapel (gereja kecil) untuk berdoa kepadanya. Pada penampakan tersebut Bunda Maria juga mengungkapkan dirinya, sebagai Yang dikandung Tanpa Dosa (Immaculate Heart of Mary) dan Ibu Rosario (Lady of Rosary). Setelah penampakan terakhir semua yang hadir menyaksikan mukjijat yang dijanjikan kepada ketiga anak tersebut pada bulan Juli dan September 1918, yaitu matahari nampak seperti kepingan perak roda api dan terlihat jatuh ke bumi. Setelah sekian lama, saat Lucia de Jesus sudah menjadi seorang suster dalam konggregasi Santa Dorothea, sang Bunda Maria menampakkan diri lagi di Spanyol (tanggal 10 Desember 1925 dan 15 Februari 1926 di Convent of Pontevedra dan pada malam tanggal 13 Juni 1929 di Convent of Tuy), memenuhi permintaan pada devosi 5 Sabtu pertama (untuk berdoa Rosario, merenungkan misteri rosario, mengikuti dan menerima hosti suci) dan konsekrasi untuk menghormati Hati yang Kudus. Permintaan ini disampaikan pada penampakan tanggal 13 Juli 1917 dan disebut ‘Rahasia Fatima’. Beberapa tahun kemudian Sr. Lucia mengatakan bahwa antara bulan April dan Oktober 1916 malaikat Tuhan menampakkan diri pada ketiga anak pada 3 kesempatan, yaitu 2 kali di Cabeco dan sekali di sumur dalam kebun di belakang rumah Lucia, yang memintanya untuk berdoa. Francisco meninggal pada tahun 1919 dan Yasinta meninggal tahun 1920, keduanya meninggal pada umur 11 tahun karena TBC dan pneumonia. Saksi hidup terakhir penampakan Bunda Maria adalah Sr. Lucia yang baru meninggal tahun 2005 dan menjadi suster pada biara Carmel of Theresia di Coimbra, sebuah kota besar di Portugal timur laut. Paus Yohanes Paulus II yang sangat dekat secara pribadi dengan Sr. Lucia, pada tanggal 13 Mei 1981 ditembak oleh Mehmed Ali Agca, seorang muslim dari Turki, di Vatikan. Secara aneh pelurunya ada di mahkota patung Bunda Maria di Fatima. Pesan Bunda Maria lewat Sr. Lucia adalah untuk selalu juga mendoakan orang-orang yang lemah, setelah doa rosario harian. Sejak tahun 1917 para peziarah dari berbagai belahan dunia tidak pernah berhenti mengunjungi Cova da Iria, terutama pada tanggal 13 setiap bulan.

 
100_2196
 
100_2199

Basilica Fatima yang besar, gagah dan luas dibangun pada tahun 1928

Kapel yang dibangun di tempat pohon oak menjadi tempat penampakan Bunda Maria

Perlu waktu hampir 1,5 jam perjalanan saat kami melalui jalan tol dari Lisabon ke Fatima. Pertama kami mengunjungi Poco Do Arneiro, tempat penampakan malaikat Gabriel, di belakang rumah Francisco. Di situ dibangun taman dengan patung malaikat dan ketiga anak. Kemudian kami mengunjungi rumah Lucia dan rumah Francisco, yang keduanya tetap utuh, tidak diubah bentuknya dan saat ini digunakan sebagai museum. Setelah itu kami mengunjungi sanctuary atau gereja besar (basilika) Fatima. Basilica tersebut dibangun pada tahun 1928, persis di tempat dimana ketiga anak tersebut dahulu melihat penampakan Bunda Maria secara langsung. Di dalam basilika terdapat makam ke 3 anak tersebut, juga ada kapel penampakan dengan patung Bunda Maria, persis dimana dahulu pohon halmoak tumbuh. Banyak peziarah yang melakukan ritual jalan dengan berlutut, sepanjang lapangan basilica sampai kapel penampakan, yang dipercaya untuk menebus semua dosanya. Di Cova da Iria, dimana terdapat basilica besar tersebut, dilengkapi dengan 4 patung orang kudus asal Portugal yang ada di pintu gerbang, yaitu St. Yohanes Tuhan, St. Yohanes de Britto, St. Antonius dan St. Nuna Maria. Selain itu, masih banyak patung yang lain di dalamnya, seperti St. Theresia dari Avila dan St. Ignasius dari Loyola. Pada Kapel Penampakan yang dibangun tepat dimana Bunda Maria menampakkan diri, terdapat patung Bunda Maria yang dikunjungi sekitar 4 juta peziarah setiap tahun. Basilica yang mulai dibangun tahun 1928 baru selesai tuntas pada tanggal 7 Oktober 1953. Gambaran di atas altar menceritakan penampakan dan pemberian pesan Bunda Maria kepada ketiga anak yang dilukis oleh seniman besar, Angel of Portugal. Paus yang sudah pernah melakukan kunjungan ke sana adalah Paus Pius XII, Johanes XXIII, Paulus VI dan Yohanes Paulus II. Masih ada tersisa sebuah pohon holmoak besar yang pada jaman dahulu digunakan oleh ketiga anak menunggu penampakan Bunda Maria sambil berdoa Rosario dan sampai sekarang selalu digunakan oleh para peziarah untuk berdoa rosario juga. Di tengah halaman yang sangat luas terdapat patung Hati Kudus Yesus yang didirikan pada tahun 1932. Pecahan Tembok Berlin (lambang perpecahan Jerman yang berdiri tegak dari tanggal 13 Agustus 1961 sampai 9 November 1989) diletakkan pada pintu sanctuary atau basilika atas ide Virgilio Casimiro Ferreira, seorang emigran Portugis di Jerman. Hal tersebut melambangkan campur tangan Tuhan pada tumbangnya komunisme. Pecahan tembok tersebut berberat 2.600 kg, panjang 3,6 m dan tinggi 1,2 mt dan dirancang oleh arsitek J. Carlos Loureiro pada tanggal 13 Agustus 1994. Selain itu, masih ada salib suci, monumen Paus Paulus VI, Pius XII dan monumen D. Jose Alves Correia da Silva, uskup pertama yang melakukan restorasi Leiria (1920-1957).

 
100_2097
 
Gerbang Fatima

Gerbang bandara Lisabon,

saat datang pertama kali di Portugal

Gerbang Fatima,

saat pertama kali sampai di kompleks Fatima

Setelah berdoa rosario, bermeditasi dan berfoto bersama segenap anggota rombongan, kami kemudian menginap di Hotel Tryp Coimbra, Av. Amando Gonsalves 20 Ap. 2056-3000-059 Coimbra, Portugal. Hal yang menarik dan sangat bagus adalah lampu lorong hotel, yang hanya akan menyala secara otomatis kalau pintu kamar atau lift dibuka dan akan ada orang lewat, sehingga tidak menyala sepanjang malam dan terjadi pemborosan energi sia-sia. Malam itu kami beristirahat dengan nyenyak untuk melanjutkan perjalanan, menyeberang ke daratan negeri Spanyol esok harinya.

bersambung dengan petualangan di negeri Spanyol

sekian

*) peziarah sekaligus pelancong dari tanah Jawa

By Fx Wikan Indrarto

Dokter Fx Wikan Indrarto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *