Categories
Istanbul

2019 Hari Ketiga di Indochina

Pendaratan menjelang gelap di Seam Reap, Kerajaan Kamboja

Petualangan ke Indochina hari ketiga.

.

Pada hari ketiga itu kami menghadiri ‘The 422nd International Conference on Medical & Health Science’ (ICMHS) 2019. Konferensi ini ditutup pada hari Senin sore, 27 Mei 2019 dan diselenggarakan di Lantai 10 The Pearl Hotel Hanoi, Vietnam, yang beralamat di 6 Bao Khanh lane, Hang Trong ward, Hoan Kiem distr, Hanoi City, Vietnam.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2019/05/26/2019-hari-kedua-di-indochina/

.

Materi pertama hari kedua konferensi disampaikan oleh Dr. Ntwampe I. 0lpa dari School of Medicine, North-West University, South Africa, terkait pengendalian TB (tuberculosis) di areal padat penduduk di kota besar. Selanjutnya Dr. Emil Suklar, Pediatric Department, Faculty of Medicine, Anadolu University, Turkey, membahas pengendalian obesitas pada remaja. Topik menarik disampaikan oleh  Dr. Shagenori Togashu dari HITACHI Ltd., Research & Development Group, Japan, tentang kerjasama industri dan rumah sakit, dalam menjawab tantangan fasilitas medis terbatas di negara berkembang. Topik sulit disampaikan oleh Prof. Volken Cacek, Faculty of Medicine, Zirve University, Turkey, tentang peran dokter dalam era revolusi industry 4.0 di negara berkembang. Disusul oleh Dr. Shahad Bashir, Ph.D. Marketing graduate from University of Wales, UK, tentang peran tenaga pemasaran untuk pengembangan layanan di RS.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2019/05/26/2019-hari-pertama-di-indochina/

Kami tidak sempat mengikuti diskusi menarik lain yang dipimpin oleh Prof., Dr. Eriki Ananda kumar dan Prof. Mohammed Hussein Bataineh, dari Department of Communication, Faculty of Medicine Yarmouk University Irbid, Jordan. Juga Prof Caesar Joseph Olbromski, The Alexander S. Onassis Public Benefit Foundation Fellow (Athens, Greece), Dr. Hossam Korany Ahmed, SVS College of Medicine, Arasampalayam, Coimbatore, Tamilnadu, India, karena kami harus segera check out hotel, melanjutkan penerbangan ke Kamboja.


Pesawat Vietnam Airlines, VN 837 Airbus A 321 yang menerbangkan kami keluar Hanoi, Vietnam

.

Sebelum acara seremonial penutupan, kami segera menuju Terminal 2 Noi Bai International Airport, Hanoi, Vietnam, dengan melewati jembatan di atas Sungai Merah yang terbaru, yaitu Jembatan Nht Tân di Hanoi, Vietnam. Philips Lighting (Euronext Amsterdam ticker: LIGHT), pemimpin global di bidang pencahayaan, merampungkan ikon pencahayaan jembatan tersebut pada 19 Juli 2017, yang  menyinari jembatan dengan spektrum cahaya warna-warni, yang mengubah tampilan struktur jembatan menjadi karya seni yang senantiasa berganti. Semua orang yang melewati Sungai Merah di kota Hanoi akan menemukan lima warna yang terbentang di jembatan pada malam hari, yang merupakan simbol lima gerbang kuno menuju ibu kota ini. Dibangun pada tahun 2015, jembatan ini merupakan jembatan cable-stayed (jembatan yang ditopang oleh kabel) terpanjang di Vietnam, sebuah teknologi yang lebih canggih dari teknologi suspension bridge (jembatan gantung).

.

Cabin Pesawat Vietnam Airlines, VN 837 Airbus A 321 yang nyaman dan senyap

.

Kami diantar Grab Car KIA Picanto bertarif 385 Dong dan bersiap terbang ke Bandar Udara Internasional Angkor, di Siem Reap, bagian barat Kamboja. Penerbangan menggunakan pesawat Vietnam Airlines, memakan waktu 1 jam 40 menit. Siem Reap merupakan ibu kota Provinsi Siem Reap di Kamboja. Kota ini terletak di bagian barat laut negara dan merupakan pusat wisata dan budaya penting di Kamboja, karena menjadi gerbang masuk menuju kawasan purbakala kota Angkor yang terkenal.

Naik tuktuk, kereta yang ditarik sepeda motor, mengelilingi Seam Reap, Kamboja

.

Kata Siem Reap berarti ‘Kekalahan Siam’ — kini Thailand— dan merujuk pada permusuhan dan pertumpahan darah selama berabad-abad, peristiwa tersebut diperingati dalam ukiran relief dan monumen di Candi Angkor. Nama ini juga dapat diterjemahkan sebagai ‘Kegemilangan Siam’, karena, selama 500 tahun sebelum peperangan, kota ini menjadi perlintasan dari Kamboja kuno menuju Siam.

.

Gerbang depan Candi Angkor (Angkor Wat) yang sudah hampir gelap ditelan malam

.

Pada 1901 École Française d’Extrême Orient (EFEO) memulai ekskavasi Angkor dengan mendanai ekspedisi memasuki Siam dan Bayon. Pada 1907 Angkor, yang telah direbut dari Siam dengan paksa, dikembalikan kepada Kamboja. EFEO bertanggung jawab membersihkan situs purbakala ini dari cengkeraman hutan, dan pada tahun yang sama wisatawan pertama tiba di Angkor, sejumlah 200 orang wisatawan yang tinggal di Angkor selama tiga bulan. Angkor kembali diselamatkan dari hutan dan mendapat perhatian dunia.

.

Patung singa dan ular cobra di Candi Angkor bagian depan, dalam senja hampir gelap

.

Pada saat ditemukan oleh penjelajah Prancis pada abad ke-19, Siem Reap hanyalah berupa desa sederhana. Dengan dikuasainya Angkor oleh Prancis pada 1907, Siem Reap mulai berkembang dan menerima gelombang wisatawan pertamanya. Grand Hotel d’Angkor dibuka tahun 1929 dan candi-candi di Angkor menjadi salah satu daya tarik pariwisata Asia utama hingga akhir 1960-an. Tokoh pesohor seperti Charlie Chaplin dan Jackie Kennedy, adalah mereka yang pernah mengunjungi Angkor. Pada 1975, sebagian besar penduduk kota Siem Reap, bersama seluruh penduduk kota lainnya di Kamboja, terbantai oleh komunis Khmer Merah, sisanya menyelamatkan diri dan mengungsi ke pedesaan.

.

Kampanye stop malaria resisten obat, di areal Greater Mekong,
yang mencakup Seam Ream, Kerajaan Kamboja.

.

Siem Reap memiliki bangunan tua kolonial dan arsitektur China di sekitar lingkungan bekas kolonial Prancis dan di sekitar Pasar Lama. Di kota ini terdapat Candi Angkor yang besar, gedung pertunjukan yang menggelar pagelaran tari tradisional Apsara, pusat cindera mata, pengrajin kain sutra, sawah pedesaan, desa nelayan, dan suaka burung di dekat danau Tonle Sap. Itulah yang menarik kami untuk datang melihat.

.

Angkor Wat yang sedang direnovasi, menjelang gelap ditelan malam

.

Kami mendarat di Angkor Internaitonal Airport Siem Reap sudah menjelang gelap. Aplikasi Grab versi Vietnam mengalami kendala saat kami ubah ke versi Kamboja. Juga aplikasi PassApp Taxi milik Kamboja, sore itu terkendala proses downloadnya. Oleh sebab itu kami segera menyewa tuktuk, sebuah sepeda motor yang menarik seperti kereta bagi penumpang, yang merupakan kendaraan penumpang khas Kamboja. Mata uang USD digunakan dalam transaksi di seluruh Kerajaan Kamboja, sehingga kami tidak perlu menukarkan uang lokal.

.

Makan malam menu lokal Kamboja di The Red Angkor Restourant, Seam Reap.

.

Beruntung, siluet sore Candi Angkor yang megah masih dapat tertangkap kamera kami. Meskipun sedang dlakukan pemugaran besar-besaran, kami masih sempat mengambil gambar Candi Angkor atau sering disebut Angkor Wat, dari berbagai sisi. Sebelum gelap benar, kami segera bergegas masuk kota Seam Reap, untuk mencapai hotel kami.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2019/04/18/2019-hari-malaria-sedunia/

.

Kami menginap di kamar 504 Cheathata Angkor Hotel, Siem Reap, Kamboja, sebuah daerah wisata dengan banyak sekali wisatawan, sebagai mana Kuta dan Legian di Bali, Indonesia.

Senin malam, 27 Mei 2019.

-wikan

(bersambung)

By Fx Wikan Indrarto

Dokter Fx Wikan Indrarto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *