Categories
Istanbul

2020 Pahlawan COVID-19

World Humanitarian Day 2020: Theme, Significance, Celebration

PAHLAWAN  COVID-19

fx. wikan indrarto*)

Setiap tanggal 19 Agustus dirayakan sebagai Hari Kemanusiaan Sedunia (World Humanitarian Day) untuk memberikan penghargaan kepada para pahlawan kemanusiaan di garis depan. Di tengah pandemi COVID-19 global, para penyalur bantuan, pekerja kemanusiaan, dan petugas kesehatan tetap bekerja keras dan memberikan layanan kepada orang yang paling rentan di dunia, dengan semua risiko buruknya. Apa yang mengagumkan?

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2020/05/16/2020-covid-19-untuk-semua/

.

Pada Hari Kemanusiaan Sedunia 2020, segenap warga dunia menghormati semua orang yang telah bekerja keras sebagai petugas kemanusiaan. Banyak warga yang bekerja di komunitas mereka sendiri, yang berusaha luar biasa keras untuk membantu wanita, pria, dan anak-anak, yang hidupnya dilanda krisis kemanusiaasn, bencana alam, dan pandemi global COVID-19.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2018/08/20/2018-hari-kemanusiaan-sedunia/

.

Tahun 2019 yang lalu adalah tahun yang paling kejam dalam catatan kemanusiaan, dengan 483 orang pahlawan kemanusiaan diserang kelompok bersenjata, 125 orang tewas, 234 orang luka-luka dan 124 orang diculik. Data ini merupakan peningkatan 18 persen dalam jumlah korban dibandingkan dengan tahun 2018. Lonjakan serangan terhadap petugas kesehatan tercatat pada tahun 2019, termasuk serangan terhadap petugas medis di Suriah dan penembakan pekerja medis dalam penanganan wabah Ebola di Republik Demokratik Kongo (DRC). Sebagian besar serangan bersenjata terjadi di Suriah, diikuti oleh Sudan Selatan, Kongo, Afghanistan, dan Republik Afrika Tengah. Mali dan Yaman sama-sama mengalami dua kali lipat serangan bersenjata yang besar dari tahun sebelumnya. PBB mengutuk serangan ini, dan menyerukan hukuman bagi para pelaku serangan bersenjata dan keadilan bagi para penyintas, karena pekerja bantuan kemanusiaan tidak boleh menjadi target serangan. Dalam beberapa pekan terakhir bulan Agustus 2020 ini saja, serangan keji telah menewaskan pekerja bantuan kemanusiaan dan kesehatan di Niger dan Kamerun, dan sejak awal pandemi COVID-19, sejumlah petugas kesehatan diserang oleh kelompok bersenjata di seluruh dunia.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2020/07/10/2020-bukan-obat-covid-19/

.

Dedikasi, ketekunan, dan pengorbanan diri para pahlawan kehidupan nyata ini, terwujud saat mereka menanggapi pandemi COVID-19. Saat ini terjadi peningkatan besar dalam kebutuhan kemanusiaan yang dipicu pandemi. Penerima bantuan kemanusiaan adalah para pengungsi atau pasien. Para anggota organisasi masyarakat sipil dan petugas kesehatan telah memberikan makanan, tempat tinggal, perawatan kesehatan, perlindungan dan harapan bagi para korban di tengah konflik bersenjata, pengungsian, bencana alam, dan penyakit mematikan seperti COVID-19.

.

Namun demikian, pada pandemi COVID-19 ini para pekerja kemanusiaan sedang diuji lebih berat dan tidak seperti sebelumnya, berjuang dengan pembatasan pergerakan yang belum pernah terjadi selama ini, dan sumber daya yang tidak mencukupi karena kebutuhan melebihi sumber daya dan dana. Bahkan terlalu sering, para petugas kemanusiaan itu mempertaruhkan nyawa mereka sendiri, untuk menyelamatkan nyawa orang lain. Petugas kesehatan yang turun tangan untuk memerangi COVID-19, berada dalam ancaman besar tertular COVID-19 dari para pasien yang ditanganinya.

.

Merujuk data dari wabah SARS (Severe acute respiratory syndrome) tahun 2002 dan 2003, WHO menyebut 21 persen kasus dalam epidemi waktu itu dialami pekerja medis. Pola serupa muncul juga di kalangan pekerja medis yang menangani pasien COVID-19. Pada 2 April 2020 di Italia, lebih dari 6.200 orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 adalah pekerja medis. Di Spanyol, persentasenya 12 persen. Pada awal Maret lalu, China memperkirakan sekitar 3.300 pekerja medis mereka telah tertular virus corona. Artinya, antara 4-12 persen kasus COVID-19 akan dialami dokter, perawat dan orang-orang di garis terdepan penanganan virus berbahaya tersebut, termasuk di Indonesia.

.

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) pada hari Selasa 4 April 2020 melaporkan adanya 74 orang dokter dari seluruh Indonesia, yang meninggal akibat positif dan suspek COVID-19. Dalam rangka HUT 75 Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI, Presiden Joko Widodo memberikan bintang jasa negara kepada 53 Orang Penerima Tanda Jasa dan Kehormatan 2020, Termasuk Dokter yang gugur karena ganasnya pandemi COVID-19. Penerima Bintang Jasa Pratama dari negara adalah Dr. Djoko Judodjoko, SpB, Prof. DR. Dr. Bambang Sutrisna, Dr. Exsenveny Lalopua, MKes, Dr. Bartholomeus Bayu Satrio Kukuh Wibowo, Dr. Heru Sutantyo, dan Dr. Wahyu Hidayat, SpTHT. Sedangkan penerima Bintang Jasa Nararya dari negara adalah Dr. Hadio Ali Khazatsin, SpS, Dr. Adi Mirsa Putra, SpTHT-KL, Drg. Umi Susana Widjaja, Drg. Gunawan Oentaryo, Drg. Anna Herlina Ratnasari, Drg. Amutavia Pancarsari Artsianti Putri, dan Drg. Yuniarto Budi Santosa.

.

World Humanitarian Day 2020 - GWP

Hari Kemanusiaan Sedunia 19 Agustus dirancang untuk memberikan penghormatan yang setinggi-tingginya, bagi para petugas kesehatan dan relawan kemanusiaan yang telah gugur, diculik atau terluka saat mereka bertugas, juga para pahlawan COVID-19. Selain itu, juga memotivasi panggilan baru untuk relawan penerus dalam gerakan #NotATarget. Pada prinsipnya, hari tersebut adalah momentum perayaan manusia membantu sesamanya (people helping people), termasuk dari ancaman ganasnya COVID-19.

.

Sudahkah kita secara pribadi ataupun berkelompok, berbuat sesuatu untuk sesama kita?

Sekian

Yogyakarta, 23 Agustus 2020

*) Dokter spesialis anak, Alumnus S3 UGM, pernah menjadi relawan kesehatan saat bencana erupsi Gunung Merapi di Yogyakarta. WA: 081227280161,

By Fx Wikan Indrarto

Dokter Fx Wikan Indrarto

2 replies on “2020 Pahlawan COVID-19”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *