Categories
COVID-19 dokter Healthy Life vaksinasi

2021 Sel Denritik dan COVID-19

Pasar Vaksin Kanker Sel Dendritik Global Memperkirakan dan Memperkirakan  Pendapatan Pasar secara global | tahu lebih banyak – Koalisi Untuk  Indonesia Sehat

VAKSINASI   COVID-19  BERBASIS   SEL   DENDRITIK

fx. wikan indrarto*)

Vaksinasi berbasis sel denritik (DC) merupakan vaksinasi yang menjanjikan dalam imunoterapi untuk kanker dan penyakit menular, karena sel denritik memainkan peran penting dalam memulai respons imun seluler. Hal tersebut dirinci pada ‘Dendritic Cell-Based Immunotherapy’ tulisan Berger dan Schultz dari Universität Erlangen Germany, yang diterbitkan oleh Springer-Verlag Berlin Heidelberg 2003. Apa yang menarik?

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2021/02/06/2021-covid-19-pada-anak/

.

Sel dendritik adalah salah satu sel yang berperan dalam fungsi sistem imunitas tubuh, yang berperan sebagai sel yang memunculkan partikel musuh atau Antigen Presenting Cell (APC). Dalam terapi kanker, sel dendrit dimanfaatkan untuk memicu respons imun terhadap sel kanker. Sel tersebut dinamai ‘Dendritic Cells’ (DC) karena bentuknya seperti pohon bercabang banyak. Sel dendritik merupakan leukosit yang berasal dari sumsum tulang dan jenis sel pembawa antigen (APC) yang paling kuat. Karena permukaannya yang luas, DC dapat berkontak dengan banyak sel, seperti sel T, natural killer cells, neutrofil, sel epitel, sel tumor, dan lain sebagainya.

.

Sel tumor dapat dikenali oleh sistem kekebalan tubuh. Melanoma sebuah kanker kulit adalah salah satu model tumor dengan pemahaman terbaik. Respon imun antitumor spontan telah terlihat pada pasien melanoma, termasuk regresi tumor primer. Di sisi lain, rekurensi tumor lokal dan penyebaran sistemik sel melanoma terlihat pada banyak pasien, bahkan bertahun-tahun setelah pengambilan atau eksisi tumor primer. Oleh karena itu, muncul spekulasi tentang adanya pertempuran terus menerus antara sistem kekebalan tubuh dan sel tumor melanoma yang telah menghilang (occult tumor cells). Dalam kasus melanoma ini, perkembangan sel tumor diduga merupakan konsekuensi dari sistem kekebalan tubuh yang terganggu atau memang ada mekanisme keluarnya tumor dari tempat persembunyiannya. Sel tumor dapat bersembunyi atau benar-benar kehilangan kemampuan untuk dikenali sebagai antigen tumor, sehingga menghindari pengenalan sel tumor oleh sel T spesifik. Selanjutnya sel T menjadi tidak berfungsi sebagai akibat dari perubahan sinyal reseptor sel T atau pengaruh sitokin di sekitar tumor, yang menyebabkan fungsi sel penyaji antigen terhambat.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2021/01/02/2020-spekulan-covid-19/

.

Untuk mengatasi banyaknya mekanisme pertahanan yang dikembangkan oleh tumor, terapi imun kanker harus diarahkan pada induksi respon imun anti tumor yang kuat dan luas, dengan menggabungkan sistem kekebalan bawaan dan adaptif. Sejumlah uji klinis pada pasien kanker yang menggunakan DC secara ex vivo telah dilakukan dan sejauh ini hanya toksisitas kecil yang pernah dilaporkan. Baik produksi sel T spesifik antigen maupun perbaikan respon klinis telah terjadi pada pasien kanker yang divaksinasi.

.

Disuntik Sel Dendritik Sendiri, Mantan Menkes Siti Fadilah Jadi Relawan  Vaksin Imunoterapi – IndependensI

Pencegahan penyakit menular melalui vaksinasi merupakan salah satu keberhasilan terbesar di dunia kedokteran. Namun demikian, semakin banyak patogen infeksius seperti HIV, virus Dengue, Mycobacterium tuberculosis, plasmodium Malaria, dan banyak patogen lainnya lolos dari sistem kekebalan, sehingga pendekatan vaksinasi standar terancam gagal. Mekanisme penghindaran imun yang mendasari dapat dikaitkan dengan interferensi mikroba patogen dengan sel dendritik dan fungsinya, termasuk dalam menghadapi COVID-19.

.

Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah sindrom pernafasan akut yang baru muncul pada akhir tahun 2019, telah menginfeksi jutaan orang dan menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang luar biasa di seluruh dunia. Pengobatan yang efektif untuk COVID-19 karena infeksi SARS-CoV-2 masih kurang, dan strategi terapeutik yang berbeda sedang dalam tahap uji klinis. Kekebalan humoral dan seluler seseorang terhadap infeksi SARS-CoV-2 adalah penentu penting untuk luaran klinis pasien. Infeksi SARS-CoV-2 terbukti menyebabkan serokonversi dan produksi antibodi anti-SARS-CoV-2. Antibodi dapat menekan replikasi virus melalui proses netralisasi, tetapi juga dapat memperburuk kondisi klinis dalam patogenesis COVID-19 melalui proses yang disebut peningkatan ketergantungan antibodi (antibody-dependent enhancement).

.

Kemajuan pesat telah dibuat dalam penelitian respon antibodi dan terapi pada pasien COVID-19, termasuk gambaran klinis atas respon antibodi pada  berbagai populasi berbeda yang terinfeksi SARS-CoV-2. Penelitian tentang pengobatan pasien COVID-19 meliputi pemberian donor plasma kovalesense, infus  imunoglobin, perawatan isolasi, pemberian antibodi penetralisir monoklonal (monoclonal neutralizing antibodies). Ligong Lu pada Epub 2020 Dec 1 mengajak semua ilmuwan untuk mempelajari respon antibodi dan terapi pada pasien COVID-19 untuk pengembangan vaksin.

.

Hipotesis yang paling menarik diajukan oleh Saadeldin (2020) adalah imunoterapi vaksin sel dendritik adalah awal dari perang besar mengakhiri kanker dan COVID-19. Imunoterapi juga menawarkan strategi pengobatan potensial untuk COVID-19, pandemi terburuk yang dihadapi generasi ini, sebuah penyakit dengan efek merusak pada sistem kesehatan dan ekonomi di seluruh dunia. Hipotesis utama adalah terapi vaksin DC dapat menjadi strategi pengobatan potensial untuk membantu memerangi COVID-19, dengan harapan menjadi sebuah pilihan pengobatan yang lebih disesuaikan untuk pasien COVID-19, dengan beberapa penyakit penyerta atau komorbid.

.

Peningkatan respons imun oleh DC yang dihasilkan ex vivo merupakan pertimbangan yang menarik. Meskipun uji klinis vaksinasi DC yang berhasil sejauh ini belum dilaporkan, namun kelayakan pendekatan terapi ini didukung oleh penelitian in vitro dengan sel manusia serta model in vivo pada tikus. Induksi antibodi antiparasit telah dibuktikan secara in vitro dengan DC protein cacing, dan kekebalan protektif terhadap beberapa jenis bakteri telah dicapai dengan vaksinasi DC pada tikus. Perlindungan terhadap infeksi paru oleh bakteri Pseudomonas aeruginosa setelah imunisasi dengan sel dendritik P. aeruginosa juga telah berhasil dibuktikan.

Penelitian sel dendritik untuk menimbulkan imunitas melawan COVID-19 di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta yang sedang berlangsung, bukanlah kelanjutan dari tahap uji klinis vaksin Nusantara. Langkah penting ini perlu didukung penuh, untuk memenuhi rasa keadilan bagi pasien COVID-19 yang tak dapat disuntik dengan vaksin lainnya yang bersifat massal. Sudahkah kita bijak ?

.

Sekian

Yogyakarta, 30 April 2021

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA: 081227280161

Categories
anak dokter Healthy Life HIV-AIDS Pendukung ASI UHC

2021 Metode Kangoro untuk Bayi

Kangaroo Mother Care Technique | Download Scientific Diagram

METODE   KANGURU   UNTUK   BAYI

fx. wikan indrarto*)

Sabtu, 15 Mei 2021 diperingati sebagai Hari Peringatan Kesadaran pada Penerapan Perawatan Metode Kanguru (PMK) untuk Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan Bayi Prematur. Apa yang menarik?

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2020/11/14/2020-steroid-untuk-bayi-prematur/

.

Perawatan Metode Kanguru (PMK) pertama kali diperkenalkan oleh Ray dan Martinez di Bogota, Kolumbia pada tahun 1979 sebagai cara alternatif perawatan BBLR di tengah tingginya angka BBLR dan terbatasnya fasilitas kesehatan yang ada. Metode ini meniru binatang berkantung kanguru dari Australia, yang bayinya lahir sering prematur, dan setelah lahir disimpan di kantung perut ibunya untuk mencegah kedinginan, sekaligus mendapatkan makanan bergizi berupa air susu induknya.

.

Hakekat PMK adalah kontak kulit-ke-kulit sejak dini, terus menerus dan berkepanjangan antara ibu dan bayi dengan pemberian ASI secara eksklusif, yang telah terbukti menjadi intervensi medis yang efektif dan berbiaya rendah, dalam meningkatkan kelangsungan hidup dan luaran klinis bayi kecil dan sakit. Metode PMK ini telah dibuktikan dapat meningkatkan stabilitas fisiologis, lingkungan yang mendukung secara termal, mengurangi risiko infeksi serius, dan mengurangi kematian bayi prematur, BBLR dan BBLSR (Berat Badan Lahir Sangat Rendah). 

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2019/09/26/2019-ibu-dan-bayi-lebih-banyak-hidup/

.

Namun demikian, cakupan PMK global di seluruh populasi tetap rendah selama beberapa dekade dan peningkatan skala penerapannya sangat sulit diukur. Hanya sebagian kecil bayi kecil dan sakit yang mendapat manfaat dari PMK, telah menerimanya. Pada 10 Desember 2020 penerapkan PMK dapat meningkat dari mendekati 0% menjadi lebih dari 40% setelah satu tahun pendampingan dari Kementrian Kesehatan setempat, di tiga distrik di India dan 4 wilayah di Ethiopia.

.

Kangaroo care - Wikipedia

Melalui pelatihan tenaga kesehatan, kebijakan yang kondusif dan peningkatan infrastruktur, target global adalah memastikan PMK diberikan kepada setidaknya 80% bayi BBLR di seluruh dunia. Meskipun jumlah kematian bayi baru lahir secara global menurun dari 5 juta pada tahun 1990 menjadi 2,4 juta pada tahun 2019, tetapi banyak bayi masih menghadapi risiko kematian terbesar dalam 28 hari pertama mereka. Pada 2019, sekitar 47% dari semua kematian balita terjadi pada periode baru lahir dengan sekitar sepertiganya meninggal pada hari kelahiran dan hampir tiga perempat meninggal dalam minggu pertama kehidupan. Bayi yang meninggal dalam 28 hari pertama kelahiran, biasanya menderita penyakit yang terkait dengan kurangnya layanan medis berkualitas saat lahir, atau perawatan segera setelah lahir, dan pada hari-hari pertama kehidupan bayi.

.

Pada tahun 2019 terdapat 10 negara teratas dengan jumlah tertinggi (dalam ribuan) kematian bayi baru lahir, yaitu India (522), Nigeria (270), Pakistan (248), Etiopia (99), Kongo (97), Cina (64), Indonesia (60), Bangladesh (56), Afganistan (43), dan Tanzania (43). Perawatan bayi baru lahir yang penting adalah perlindungan dari kedinginan, misalnya dengan PMK untuk terjadinya kontak kulit-ke-kulit antara ibu dan bayi, pemberian ASI dini dan eksklusif, serta perawatan tali pusat dan kulit bayi secara higienis. Selain itu, penilaian masalah kesehatan yang serius atau membutuhkan perawatan tambahan, misalnya bayi BBLR, bayi sakit atau lahir dari ibu yang terinfeksi HIV. Kemudian juga tindakan pencegahan, misalnya imunisasi BCG dan Hepatitis B, injeksi vitamin K dan infeksi mata. Semua intervensi medis tersebut sangat berperan dalam menekan angka kematian bayi.

.

PMK merupakan alternatif pengganti inkubator dalam perawatan BBLR, merupakan cara yang efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar, yaitu adanya kontak kulit bayi ke kulit ibu, dimana tubuh ibu akan menjadi thermoregulator bagi bayinya, sehingga bayi mendapatkan kehangatan (menghindari bayi dari hipotermia). Selain itu, PMK memudahkan pemberian ASI dini dan eksklusif, perlindungan dari infeksi, stimulasi, keselamatan, dan kasih sayang. PMK dapat meningkatkan hubungan istimewa antara ibu dan bayi, serta mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi.

.

PMK terdiri dari 4 komponen, yaitu ‘position’, ‘nutrition’, ‘support’ and ‘discharge’. PMK menempatkan bayi pada posisi tegak di dada ibunya, di antara kedua payudara ibu, dan tanpa busana. Bayi dibiarkan telanjang hanya mengenakan popok, kaus kaki dan topi sehingga terjadi kontak kulit bayi dan kulit ibu seluas mungkin. Posisi bayi diamankan dengan kain panjang atau pengikat lainnya. Kepala bayi dipalingkan ke sisi kanan atau kiri, dengan posisi sedikit tengadah (ekstensi). Ujung pengikat tepat berada di bawah kuping bayi. Posisi kepala bayi seperti ini bertujuan untuk menjaga agar saluran napas tetap terbuka, dan memberi peluang agar terjadi kontak mata antara ibu dan bayi.

.

Kanguru nutrisi merupakan salah satu manfaat PMK, yaitu meningkatkan pemberian ASI secara langsung maupun dengan pemberian ASI perah. Bayi dengan PMK selalu berada di dekat payudara ibu, menempel dan terjadi kontak kulit ke kulit, sehingga bayi dapat menyusu setiap kali ia inginkan. Selain itu, ibu dapat dengan mudah merasakan tanda bahwa bayinya mulai lapar, seperti adanya gerakan pada mulut bayi, munculnya hisapan kecil, serta adanya gerakan bayi untuk mencari puting susu ibu. Bila telah terbiasa melakukan PMK, ibu dapat dengan mudah memberikan ASI tanpa harus mengeluarkan bayi dari baju kangurunya.

.

‘Kangaroo support’ merupakan bentuk bantuan secara fisik maupun emosi, baik dari tenaga kesehatan di mana bayi lahir, ibu lain yang telah melakukan PMK maupun keluarga, agar ibu dapat melakukan PMK untuk bayinya. Sedangkan ‘kangaroo discharge’ adalah membiasakan ibu melakukan PMK selama di RS, sehingga pada saat ibu pulang dengan bayi, ibu tetap dapat melakukan PMK bahkan melanjutkannya di rumah. Metode PMK ini merupakan salah satu teknologi tepat guna yang sederhana, murah, dan dapat digunakan apabila fasilitas untuk perawatan BBLR sangat terbatas.

.

Momentum  ‘International Kangaroo Mother Care Awareness Day’ pada Sabtu, 15 Mei 2021 mengingatkan kita untuk mendukung penerapan PMK pada bayi BBLR dan prematur di seluruh dunia. Inisiatif ini bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi, dengan memastikan tidak ada seorang bayipun yang tertinggal (to ensure no one is left behind), termasuk semua bayi di sekitar kita.

 Sudahkah Anda terlibat membantu?

Sekian

Yogyakarta, 3 Mei 2021

*) Dokter spesialis anak di RS RS Panti Rapih Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, Lektor FK UKDW, WA: 081227280161,

Categories
dokter Istanbul Jalan-jalan pancasila

2020 Dokter Pancasila

Download Banner Hari Lahir Pancasila 2022 CorelDraw | Twibbonkita

DOKTER  PANCASILA

fx. wikan indrarto*)

Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden No. 24 Tahun 2016 telah menetapkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila. Presiden ingin agar seluruh masyarakat Indonesia mengetahui asal-usul Pancasila yang menjadi ideologi dan dasar negara Indonesia, untuk kehidupan kita saat ini, maupun era normal baru paska pandemi COVID-19. Apa yang harus disadari?

.

Prof. Dr. dr. Sutaryo, SpA(K), seorang dokter spesialis anak dan guru besar UGM Yogyakarta yang biasa disapa Prof. Taryo menegasakan, bahwa Pancasila merupakan salah satu warisan dari para pendiri bangsa. Terdapat tiga hal yang digariskan dalam warisan Pancasila yang disebut sebagai Trisakti Pancasila.  Tiga hal tersebut adalah berdaulat di bidang politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian di bidang budaya. Melalui Trisakti bangsa Indonesia mampu untuk hidup damai dan sejahtera.

.

Ada dokter yang mengajar dengan wayang. Kok Bisa ??? Lebih Dekat Dengan -  Prof. Sutaryo - YouTube

Prof. Taryo adalah dokter yang menjadi motor penyelenggaraan Kongres Pancasila I di UGM Yogyakarta Tahun 2009. Dengan melakukan kajian secara ilmiah di PTN ternama, Trisakti Pancasila tentu saja akan terus semakin teranalisis, terwujud dan tidak ketinggalan jaman. Kongres Pancasila II diadakan di Universitas Udayana, Denpasar Tahun 2010, III di Universitas Airlangga Surabaya Tahun 2011, dan IV kembali di UGM, Yogyakarta. Berikutnya, Kongres Pancasila V Tahun 2013 dan VI di Universitas Pattimura, Ambon Tahun 2014, VII, VIII dan IX di UGM Yogyakarta. Bahkan Presiden Joko Widodo tampil langsung saat menjadi pembicara kunci Kongres Pancasila IX, di halaman Balairung UGM Yogyakarta yang legendaris, pada hari Sabtu, 9 Mei 2018.

.


Kita diingatkan bahwa lima butir Pancasila lahir dalam pemikiran Soekarno di  Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur, ketika diasingkan oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Pada 14 Januari 1934, Bung Karno bersama sang istri, Inggit Garnasih serta ibu mertua, Ibu Amsi dan anak angkatnya, Ratna Djuami, tiba di rumah tahanan yang terletak di Kampung Ambugaga, Ende. Di Ende Soekarno jadi lebih banyak berpikir daripada sebelumnya, termasuk mempelajari lebih jauh soal agama Islam, hingga belajar soal pluralisme dengan bergaul bersama pastor-pastor Katolik di Ende. Dengan berkirim surat berulang dengan tokoh Islam di Bandung, yaitu Ahmad Hassan dan berdiskusi cukup sering dengan pastor Gerardus Huijtink, SVD, maka Pancasila yang dirumuskannya merupakan gagasan brilian untuk semua umat beriman di Indonesia.

.

Gagasan Bung Karno yang disampaikan pada Pidato 30 September 1960 di forum Sidang Umum PBB di New York USA : To Build The World A New’, dimaknakan sebagai membangun dunia kembali, yaitu membangun fitrah manusia di dunia. Sebelumnya juga sudah ditegaskan dalam gagasan perjuangan kebebasan, yaitu Let a New Asia and Africa be Born’ dalam Konferensi Asia-Afrika 1955 di Bandung, 18 April 1955. Keduanya menegaskan bahwa cita-cita Pancasila sebagai Dasar Negara tidak semata untuk Indonesia, melainkan untuk peradaban dunia.

.

Dalam situasi saat ini, dimana pergolakan ideologi menjadi sangat luas dan beragam, Pancasila tetaplah harus menjadi pemersatu bangsa. Sebagai contoh beragamnya banyak agama di Indonesia yang terkadang menjadi alasan pemicu konflik horizontal antar umat beragama, ekonomi yang mulai berpindah dari sistem kekeluargaan menjadi sistem kapitalisme dimana keuntungan merupakan tujuan utama, fenomena ‘proxy war’, masifnya terorisme dan radikalisme, dan masih banyak lagi masalah lain. Dalam perspektif ideologi, berbagai masalah tersebut, perlu dicari solusi pemecahannya secara mendasar, salah satunya dengan meletakkan kembali Pancasila sebagai bagian dari pembelajaran geopolitik dan geostrategi.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2019/02/10/2019-biologi-politik/

.

Untuk itu, Pancasila sebagai dasar dan ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia harus diketahui asal usulnya, dijaga kelestarian dan kelanggengan, serta senantiasa diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Setiap warga negara Indonesia, seharusnya tidak lagi mempersoalkan keberadaan kebutuhan dasar, agar sebagai bangsa kita dapat maju mengejar ketertinggalan kita dari bangsa lain yang telah berlari kencang. Dengan demikian, mempermasalahkan hal dasar justru akan menyebabkan kita hanya saling bersitegang, bertikai, dan berjalan di tempat. Oleh sebab itu, kita semua layak tampil membela dengan mengamalkan Pancasila dan sebagai dokter, kita dapat meneladan kiprah Prof. Taryo.

.

Dari pengalaman Prof. Taryo menangani pasien anak dengan Demam Berdarah Dengue (DBD), muncul ide melakukan pemeriksaan limfosit warna biru dan mengantarkannya meraih gelar doktor tahun 1991 di UGM, dengan disertasi berjudul : Limfosit Plasma Biru (Arti Diagnostik dan Sifat Imunologik pada Infeksi Dengue). Selain itu, Prof. Taryo juga merumuskan tata cara pengelolaan DBD yang sederhana, yakni dengan monitor DBD gaya Yogyakarta. Intinya adalah kombinasi pemeriksaan jasmani setiap enam jam plus laboratorium sederhana, yang ’murah tur slamet, tak perlu ICU (Intensive Care Unit).’ Karena jiwa sosialnya tinggi, Prof. Taryo sering menggratiskan biaya bagi pasien. ”Yang penting mereka sembuh lahir-batin,” sebagaimana ditulis oleh Djoko Poernomo di Harian Kompas, 27 Januari 2006. 

.

Pada masa pandemi COVID-19, sesuai jiwa Pancasila untuk persatuan Indonesia dan kemanusiaan yang adil dan beradab, Prof. Taryo langsung menulis Buku Praktis Penyakit Virus Corona 19 (COVID-19), yang merupakan buku elektronik unduhan tanpa biaya atau e-Book open access, yang dapat diunduh pada link https://digitalpress.ugm.ac.id/book/255. 

Dasar penulisannya adalah bahwa COVID-19 telah ditetapkan oleh WHO sebagai kejadian pandemik. Sangat diperlukan penjelasan tentang COVID-19 yang mudah diterima oleh pasien, keluarga, dan masyarakat berdasarkan kepustakaan ilmiah yang ada, untuk mengurangi kepanikan dan memberi pengetahuan cara mencegah penyakit ini. Buku buah karya Prof. Taryo ini merupakan rangkuman referensi yang tersedia hingga Sabtu, 28 Maret 2020. Penjelasan dalam buku ini diupayakan sesederhana mungkin, untuk menghindari istilah medis yang sukar dipahami oleh masyarakat, sehinga memudahkannya untuk menyongsong era normal baru paska COVID-19.

.


Dilahirkan di Desa Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta, Sutaryo kecil memperoleh didikan ayah (Sastrodibroto, pegawai sosial di kantor desa) dan ibunya (dipanggil Simbok) dalam suasana keprihatinan. ”Simbok saya itu buta huruf, lho. Tetapi, mata batinnya sejuk dan pandangannya jauh ke depan.” Seluruh anak keluarga Sastrodibroto (11 orang, Sutaryo nomor tujuh) adalah lulusan UGM. ”Ayah memberi olah batin yang kuat. Simbok memberi semangat ketekunan.”  Itulah modal moral Prof. Taryo dalam penyelenggaraan berbagai Kongres untuk mewujudkan Trisakti Pancasila.

.

Momentum Hari Lahir Pancasila pada hari Senin, 1 Juni 2020 dan semangat Prof. Dr. dr. Sutaryo, SpA(K), mengingatkan kita semua, termasuk para dokter, akan peran Pancasila yang mempersatukan segenap komponen bangsa Indonesia, untuk hidup saling membantu, damai dan sejahtera sampai pada  era normal baru paska COVID-19. 

Sudahkah Pancasila menjadi dasar aktivitas kita pada era pandemi COVID-19 ini?

Kami sekeluarga mengunjungi Bekas Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende, Flores NTT pada hari Sabtu yang cerah, 28 Juni 2010. Di samping rumah itulah ide untuk lahirnya Pancasila terbentuk dalam pemikiran Bung Karno.

Sekian

Yogyakarta, 28 Mei 2020

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih, Lektor FK UKDW Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA: 081227280161

Categories
dokter Healthy Life Jalan-jalan

2017 Menerawang Singkawang dan Menyibak Pontianak

Patung Naga di tengah kota Singkawang, Kalimantan Barat

TERAWANG  SINGKAWANG

fx. wikan indrarto

Perjalanan menerawang dan membayangkan nama legendaris kota Singkawang di Kalimantan Barat, dimulai dengan penerbangan dalam perut  pesawat Xpressair Boeing 737-300 XN830, pada hari Sabtu, 11 Februari 2017. Pesawat terbang tinggi dari Jogjakarta pk. 11.30 dan mendarat di Bandara Internasional Supadio di Pontianak pk. 12.50.

Mendarat dengan selamat di Bandara Internasional Supadio di Pontianak

.

Kombes Pol. dr. Sugeng Krismawanto, SpOT, yang bertugas di RS Bayangkara Polda Kalbar, Pontianak menjemput kami dan menjadi tuan rumah yang luar biasa baik

Perjalanan darat dari Pontianak ke Singkawang sejauh 152 km selama sekitar 3,5 jam, dilakukan dengan mobil perkasa kabin ganda Ford Ranger 4×4 D2 atas kebaikan hati sejawat Kombes dr. Sugeng Krismawanto, SpOT, yang bertugas di RS Bayangkara Polda Kalbar, Pontianak. Selepas bandara, kami mampir sebentar di Tugu Katulistiwa atau Equator Monument yang berada di Jl. Khatulistiwa, Pontianak Utara, Kalimantan Barat. Lokasinya berada sekitar 3 km dari pusat Kota Pontianak, ke arah kota Mempawah.

.

Tugu katulistiwa pertama di Pontianak dibangun tahun 1928 berbentuk tonggak dengan anak panah.

Tugu yang menjadi salah satu ikon wisata Kota Pontianak ini, berawal pada tahun 1941 saat ditemukan laporan Bijdragen tot de geographie dari Chef Van den topographischen dienst in Nederlandsch- Indië : Den 31 sten Maart 1928. Pada awalnya tugu pertama dibangun tahun 1928 berbentuk tonggak dengan anak panah. Pada tahun 1930 disempurnakan, berbentuk tonggak dengan lingkarang dan anak panah, serta tahun 1938 dibangun kembali dengan penyempurnaan oleh opzicter / architech Ir. Silaban. Tugu asli tersebut dapat dilihat pada bagian dalam monumen sekarang. Pada tahun 1990, kembali Tugu Khatulistiwa tersebut direnovasi dengan pembuatan kubah besar untuk melindungi tugu asli, serta pembuatan duplikat tugu dengan ukuran lima kali lebih besar dari tugu yang asli. Peresmiannya dilakukan pada tanggal 21 September 1991.

.

Tugu Katulistiwa di Pontianak pada tahun 1938 dibangun kembali dengan penyempurnaan oleh opzicter / architech Ir. Silaban.

Setelah puas menikmati kegagahan Tugu Khatulistiwa dan membayangkan indahnya belahan bumi bulat karena garis imajiner tersebut, kami melanjutkan perjalanan menuju ke Singkawang. Kami mampir minum teh Prenjak yang bercitarasa khas, lokal dan harum di rest area Sei Pinyuh, kemudian menyusuri jalur jalan cabang trans Kalimantan melewati Kota Mempawah, ibukota Kabupaten Mempawah. Selajutnya cabang jalan trans Kalimantan yang bagus tersebut, menyusuri garis pantai menuju ke Kota Singkawang. Kota yang juga disebut San Keuw Jong ini dikelilingi oleh pegunungan Pasi, Poteng, dan Sakok. Nama Singkawang berasal dari bahasa Hakka, San khew jong yang mengacu pada sebuah kota di bukit dekat laut.

.

Gerbang Kota Singkawang Kalimantan Barat, Bumi Bertuah Gayung Bersambut

Awalnya Singkawang merupakan sebuah desa, bagian dari wilayah kesultanan Sambas. Desa Singkawang digunakan sebagai tempat singgah para pedagang dan penambang emas dari Monterado, di tengah hutan lebat Borneo. Awal kedatangan dan alasan mengapa etnis Tionghoa bermigrasi dari daratan Tiongkok ke Kalimantan Barat dapat ditelusuri di Monterado, sebuah desa kecil di Kabupaten Bengkayang. Inilah sebuah kawasan yang pada tahun 1776 sudah sangat termasyhur dengan kekuatan kongsi pertambangan emasnya milik orang-orang Tionghoa. Sayangnya, jejak peradaban tambang kuno itu kini sudah hancur karena terus-menerus digempur pertambangan emas tradisional.

.

Para penambang dan pedagang yang kebanyakan berasal dari negeri China, sebelum mereka menuju Monterado terlebih dahulu beristirahat di Singkawang, sedangkan para penambang emas di Monterado yang sudah lama di tengah hutan, sering beristirahat di Singkawang untuk melepas kepenatannya. Kemudian Singkawang berkembang sebagai tempat transit pengangkutan hasil tambang emas (serbuk emas). Waktu itu, mereka (orang Tionghoa) menyebut Singkawang dengan kata San Keuw Jong (Bahasa Hakka), mereka berasumsi dari sisi geografis, bahwa Singkawang yang berbatasan langsung dengan laut Natuna serta terdapat pengunungan dan sungai, dimana airnya mengalir dari pegunungan melalui sungai sampai ke muara laut. Kota Singkawang merupakan salah satu pecinan (Chinatown) di Indonesia, karena mayoritas penduduknya adalah orang Hakka (dengan persentase sekitar 42%) dan selebihnya adalah orang Melayu, Dayak, Tio Ciu, Jawa dan pendatang lainnya. Kota Singkawang memiliki wilayah datar dan sebagian besar merupakan dataran rendah antara 50 meter s/d 100 meter di atas permukaan laut.

.

Klenteng Tri Dharma Bumi Raya di Singkawang, Kalimantan Barat

Obsesi perjalanan kami sebenarnya adalah keinginan besar untuk menyaksikan kegiatan Cap Go Meh yang paling terkenal se Indonesia, pada 15 hari setelah Tahun Baru Imlek. Seperti halnya bagi masyarakat Tionghoa di Indonesia lainnya, perayaan Imlek untuk menyambut tahun baru China merupakan tradisi termegah yang selalu dirayakan seluruh lapisan masyarakat Singkawang setiap tahun. Bagi mereka, perayaan Imlek tidak ada bedanya dengan masyarakat Indonesia lainnya ketika merayakan Idul Fitri atau Natal.

.

Puncak acara Imlek atau Cap Go Meh ini dimaksud untuk menangkal gangguan atau kesialan pada masa mendatang. Pengusiran roh-roh jahat dan peniadaan kesialan dalam Cap Go Meh disimbolkan dalam pertunjukan Tatung di Singkawang, yang tidak ada di daerah lain. Tatung adalah media utama Cap Go Meh. Atraksi Tatung dipenuhi dengan mistik dan menegangkan, karena banyak orang kesurupan dan orang-orang inilah yang disebut Tatung. Upacara pemanggilan tatung dipimpin oleh pendeta yang sengaja mendatangkan roh orang yang sudah meninggal untuk merasuki Tatung. Roh-roh yang dipanggil diyakini sebagai roh-roh baik yang mampu menangkal roh jahat yang hendak mengganggu keharmonisan hidup masyarakat. Roh-roh yang dipanggil untuk dirasukkan ke dalam Tatung diyakini merupakan para tokoh pahlawan dalam legenda Tiongkok, seperti panglima perang, hakim, sastrawan, pangeran, pelacur yang sudah bertobat dan orang suci lainnya. Roh-roh yang dipanggil dapat merasuki siapa saja, tergantung apakah para pemeran Tatung memenuhi syarat dalam tahapan yang ditentukan pendeta. Para Tatung diwajibkan berpuasa selama tiga hari sebelum hari perayaan yang maksudnya agar mereka berada dalam keadaan suci sebelum perayaan.

.

Vihara Tri Dharma Bumi Raya di Pusat Kota Singkawang, Kalimantan Barat

Dalam atraksi Tatung yang sudah dirasuki roh orang meninggal bertingkah aneh, ada yang menginjak-injak sebilah mata pedang atau pisau, ada pula yang menancapkan kawat-kawat baja runcing ke pipi kanan hingga menembus pipi kiri. Anehnya para Tatung itu sedikit pun tidak tergores atau terluka. Beberapa Tatung yang lain dengan lahapnya memakan hewan atau ayam hidup-hidup lalu meminum darahnya yang masih segar dan mentah. Di Singkawang banyak orang Dayak yang juga turut serta menjadi Tatung, mereka terdorong berpartisipasi karena ritual Tatung mirip upacara adat Dayak.

Setelah puas menikmati semua atraksi, kami segera berswafoto di gerbang Vihara Tridharma Bumi Raya, pusat aktivitas Cap Go Meh 2017 di Singkawang, Kalbar, yang sangat banyak pengunjung. Selanjutnya kami menuju ke sebuah  per4an jalan di tengah kota Singkawang, yang dilengkapi dengan icon patung naga emas yang melilit tugu di tengah jalan. Disertai banyak pengunjung lainnya, kami berswafoto di tengah kepadatan arus lalu lintas. Kunjungan kuliner Sintawang yang utama adalah Bakso Sapi Bakmi Ayam 68, yang terkenal sejak 1977 di pusat kota Singkawang, Kalbar. Luar biasa enak, meski saat makan harus berhimpitan dengan para pelahap lainnya, termasuk warga Malaysia, terkait sempitnya ruangan.

Bis Eva, bis antar negara dari Malaysia, tujuan Kuching – Pontianak PP, saat bis diparkir di rest area Sei Pinyuh,

Setelah itu, kami kembali ke kota Pontianak menyusuri cabang jalur jalan trans Kalimantan yang sebelumnya kami lewati. Saat kami kembali minum kopi kental, kami sempat berswafoto dengan bis Eva, bis antar negara dari Malaysia, tujuan Kuching – Pontianak PP, saat bis diparkir di rest area Sei Pinyuh, dekat Mempawah ibukota Kabupaten Kubu Raya, Kalbar. Sabtu, 11 Februari 2017 malam itu kami tidur nyenyak setelah obsesi menerawang Singkawang terwujud. Kamu terkapar dalam dingin malam di pusat kota Pontianak, sebelum mengikuti Simposium Nasional Ikatan Dokter Anak Indonesia (SINAS IDAI) Kalbar 2017.

Mie Bakso Khas Singkawang yang legendaris

MENYIBAK  PONTIANAK

fx. wikan indrarto

Minggu, 12 Februari 2017 kami dibangunkan oleh sinar matahari pagi di kota Pontianak, ibukota provinsi Kalimantan Barat. Kota ini dikenal sebagai Kota Khatulistiwa karena dilalui garis khatulistiwa. Selain itu, Kota Pontianak dilalui oleh Sungai Kapuas dan Sungai Landak. Kedua sungai itu diabadaikan dalam lambang Kota Pontianak.

Nama Pontianak yang berasal dari bahasa Melayu yang dipercaya ada kaitannya dengan kisah Sultan Syarif Abdurrahman yang sering diganggu oleh hantu Kuntilanak ketika dia menyusuri Sungai Kapuas. Menurut ceritanya, Sultan Syarif Abdurrahman terpaksa melepaskan tembakan meriam untuk mengusir hantu itu sekaligus menandakan di mana meriam itu jatuh, maka di sanalah wilayah kesultanannya didirikan. Peluru meriam itu jatuh di dekat persimpang Sungai Kapuas dan Sungai Landak, yang kini dikenal dengan nama Kampung Beting.

.

Kota Pontianak didirikan oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie pada hari Rabu, 23 Oktober 1771 (14 Rajab 1185 H) yang ditandai dengan membuka hutan di persimpangan Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil, dan Sungai Kapuas Besar untuk mendirikan balai dan rumah sebagai tempat tinggal. Pada tahun 1778 (1192 H), Syarif Abdurrahman dikukuhkan menjadi Sultan Pontianak. Letak pusat pemerintahan ditandai dengan berdirinya Masjid Jami’ (kini bernama Masjid Sultan Syarif Abdurrahman) dan Istana Kadariah yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur. Pada tahun 1778, kolonialis Belanda dari Batavia memasuki Pontianak dengan dipimpin oleh Willem Ardinpola. Belanda saat itu menempati daerah di seberang istana kesultanan yang kini dikenal dengan daerah Tanah Seribu atau Verkendepaal.

Setelah kemerdekaan Indonesia, walikota pertama yang ditetapkan oleh Pemerintah Kerajaan Pontianak adalah Ibu Rohana Muthalib. Ia adalah seorang wanita pertama yang menjadi walikota Pontianak. Penduduk kota Pontianak didominasi etnis Melayu dan Tionghoa. Selain itu terdapat pula etnis Jawa, Madura, Bugis, Dayak, Arab, Sunda, Banjar, Batak, Minangkabau dan lain-lain.

.

Yang menarik perhatian kami, adalah layanan angkutan darat ke luar kota dan luar negeri, yang dilayani di Terminal Batulayang, yaitu bus penumpang antar negara tujuan ke Kuching, Malaysia dan ke Brunei. Bus ini disediakan oleh berbagai penyedia layanan, termasuk DAMRI. Transportasi darat ke Malaysia menjadi mungkin melalui Jalan Lintas Kalimantan. Layanan imigrasi Indonesia-Malaysia dilaksanakan di Entikong, Kabupaten Sanggau.

Taman Digulis di pusat kota Pontianak, Kalimantan Barat

Begitu pagi itu kami siap, lansung jalan ke Monumen Digulis yang diresmikan oleh Gubernur Kalimantan Barat H. Soedjiman pada 10 November 1987. Pada awalnya berbentuk sebelas tonggak menyerupai bambu runcing yang berwarna kuning polos. Pada tahun 1995, monumen ini dicat ulang dengan warna merah-putih. Monumen ini didirikan sebagai peringatan atas perjuangan 11 (sebelas) tokoh Sarekat Islam di Kalimantan Barat, yang dibuang ke Boven Digoel, Irian Barat karena khawatir pergerakan mereka akan memicu pemberontakan terhadap pemerintah Hindia Belanda di Kalimantan. Tiga dari sebelas tokoh tersebut meninggal pada saat pembuangan di Boven Digoel dan lima di antaranya wafat dalam Peristiwa Mandor. Nama-nama kesebelas tokoh tersebut kini diabadikan juga sebagai nama jalan di Kota Pontianak. Kesebelas pejuang itu antara lain: Achmad Marzuki, asal Pontianak, meninggal karena sakit dan dimakamkan di makam keluarga, Achmad Su’ud bin Bilal Achmad, asal Ngabang, wafat dalam Peristiwa Mandor, dan Gusti Djohan Idrus, asal Ngabang, wafat dalam pembuangan di Boven Digoel. Selain itu, juga Gusti Hamzah, asal Ketapang, wafat dalam Peristiwa Mandor, Gusti Moehammad Situt Machmud, asal gabang, wafat dalam Peristiwa Mandor, Gusti Soeloeng Lelanang, asal Ngabang, wafat dalam Peristiwa Mandor, Jeranding Sari Sawang Amasundin alias Jeranding Abdurrahman, asal Melapi, Kapuas Hulu, meninggal karena sakit di Putussibau,  Haji Rais bin H. Abdurahman, asal Ngabang, wafat dalam Peristiwa Mandor, dan Moehammad Hambal alias Bung Tambal, asal Ngabang, wafat dalam pembuangan di Boven Digoel. Juga Moehammad Sohor, asal Ngabang, wafat dalam pembuangan di Boven Digoel, dan Ya’ Moehammad Sabran, asal Ngabang, meninggal karena sakit.

Setelah puas berswafoto dan menikmati Monumen Digulis yang dilengkapi Taman Terbuka Hijua Digulis, persis di depan gerbang masuk Universitas Tanjung Pura (Untan), kami melanjutkan menyibak Pontianak.

Tujuan kami berikutnya adalah mengikuti misa kudus hari Minggi di Gereja Katedral St. Yusuf Pontianak. Sejarah gereja Katolik pertama sebagai pusat paroki di Pontianak, dimulai pada tahun 1908 oleh Prefek Apostolik Dutch Borneo Mgr. Pacificus Bos, OFMCap, dengan pembelian tanah untuk membangun gereja, pastoran, rumah yatim-piatu, sekolah, pemakaman, dan susteran. Kemudian gereja tersebut diberkati pada 9 Desember 1909, sekaligus berdirinya paroki secara resmi. Menjadi gereja katedral sejak 17 November 1918 seiring dengan ditahbiskannya Mgr. Jan Pacificus Bos, OFMCap menjadi Uskup Tituler Capitolias, merangkap Vikaris Apostolik Dutch Borneo, dan paroki berubah menjadi Paroki Katedral Pontianak.

Katedral Pontianak yang tinggi, megah, menjulang dan artistik

Bangunan gereja tersebut dirubuhkan pada tahun 2011 untuk dibangun gereja baru yang berkapasitas 3.000 orang. Gereja St. Yoseph yang baru, dibangun dengan perpaduan arsitektur Romawi dan Timur Tengah. Ornamen bernuansa Dayak mendominasi eksterior bangunan, dan interiornya didominasi nuansa khas Tionghoa berpadu dengan gaya klasik Eropa. Aarsitek yang merancang eksterior gereja baru, Ir. Ricky, adalah juga arsitek Masjid Raya Singkawang, yang semakin memperkuat kesan Kalbar yang multi etnis, tempat umat berbagai agama hidup berdampingan. Gubernur Kalbar Drs. Cornelis MH meresmikan Gereja Katedral St. Yoseph yang baru pada 19 Desember 2014, walaupun pembangunan belum terselesaikan sepenuhnya, khususnya bagian eksterior dan halaman, agar dapat digunakan untuk Misa Natal 2014.

Gubernur Kalbar Drs. Cornelis MH meresmikan Gereja Katedral St. Yoseph yang penuh ornamen indah pada 19 Desember 2014

Minggu, 12 Februari 2017 kami mengikuti misa kudus konselebrasi oleh 5 orang pastor dan dipimpin oleh Uskup Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus. Kami berdoa sangat khusuk di gereja yang oleh Gubernur Cornelis diklaim bahwa Gereja Katedral Pontianak yang sekarang, adalah bangunan gereja Katolik terbesar di Asia Tenggara.

Gereja Katedral Pontianak Kalimantan Barat sekarang merupakan bangunan gereja Katolik terbesar di Asia Tenggara.

Selanjutnya kami menyibak Pontianak dengan perjalanan ke replika Rumah Betang, rumah panjang adat Dayak yang berada di Jalan Jendral Sutoyo, Pontianak, tepat di sebelah Perpustakaan Daerah dan Kantor Polresta. Letaknya juga tidak jauh dari pusat kota dan hanya berjarak 100 meter dari rumah dinas Gubernur Kalimantan Barat. Rumah Betang sebenarnya merupakan pusat kegiatan dan masyarakat suku Dayak di pedalaman Kalimantan. Rumah ini terbuat dari kayu ulin baik lantai, atap maupun dindingnya. Struktur rumah ini memiliki kayu penyangga di bagian bawah rumah dengan ukuran yang sangat besar, hampir sepelukan lengan orang dewasa. Rumah ini didesign memanjang maka tak jarang banyak yang menyebutnya rumah panjang.

.

Bergaya di tangga replika rumah betang, karena rumah adat yang besar sesungguhnya berada di hulu sungai Kapuas.

Tiang penyangga yang ada di bawah rumah memiliki tinggi sekitar 2 meter, sehingga bisa dilewati tanpa harus menunduk di bawahnya. Bentuk panggung dari rumah ini diadaptasi dari letak rumah betang sesungguhnya yang berada di hulu sungai. Sehingga untuk mengantisipasi keadaan jika air pasang dan menyebabkan banjir. Tak seperti rumah kebanyakkan yang tiap satu rumah diisi satu keluarga, rumah betang ini, jika pada rumah aslinya menjadi rumah tinggal untuk lebih dari satu kepala keluarga, bahkan pada jaman dulu ditempati oleh 60 kepala keluarga. Pembagian tempat tiap keluarga, dibedakan berdasarkan sekat-sekat yang menyerupai kamar di dalam rumah betang ini. Kamar yang dibatasi oleh sekat untuk replika rumah betang ini berjumlah delapan buah kamar.

Selanjutnya kami menyibak Pontianak dengan inti kegiatan, yaitu mengikuti Simposium Nasional Ikatan Dokter Indonesia (Sinas IDAI) di Hotel Golden Tulip Pontianak, Kalbar dengan tema ‘Integrated Management of Sick Children’. Acara seremonial yang dibuka dengan sambutan Gubernur Kalbar ini, menghadirkan para guru besar sebagai pembicara, termasuk Prof. Tina Tan, Prof. Sri Rejeki Syaraswati dan Prof. Hardiono Pusponegoro.

.

Pada sesi dengan topik ‘The Experience in Preventing and Controlling Antibiotic Resistance’, Prof. Tina Tan dari American Academy of Pediatrics (AAP) menjelaskan bahwa meskipun multifaktorial, tetapi penggunaan antibiotik yang tidak tepat pada manusia dan hewan, adalah faktor penyebab tinggal yang terbanyak (single greatest driving factor). Pengembangan strategi yang terbaik untuk mengatasinya meliputi vaksinasi. Selanjutnya pada topik ‘General Principles of Prudent Use of Antibiotics’,  Prof. Sri Rezeki Hadinegoro dari Jakarta menekankan bahwa RS wajib menyediakan panduan penggunaan antibiotik untuk terapi empiris. Dokter wajib melakukan penilaian keberhasilan secara klinis dan laboratoris, dilanjutkan dengan ‘streamlining’ atau ‘de-escalation therapy’. Hal ini untuk mengurangi paparan antibiotik spektrum luas.

Selanjutnya pada topik ‘When Antiviral Drug Needs To Be Given’, dr. DEAH Hapsari, SpA (K) dari Semarang membahas tentang dampak obat antiviral yang juga dapat merusak sel hospes, dimana virus tsb berada. Oleh sebab itu, obat antivirus tidak direkomendasikan pada ‘self limiting disease’ dan penyakit virus tidak berat. Obat antivirus hanya direkomendasikan pada HIV/AIDS, neonatal herpes simpleks, CMV dengan kelainan SSP dan infeksi mononukleosis saja. Pada topik ‘Autisme, ADHD atau keduanya terjadi bersamaan’, Prof. Hardiono Pusponegoro dari Jakarta menekankan bahwa untuk membedakannya, dapat menggunakan AMSE (Autism Mental Status Exam) pada anak ADHD, dengan nilai lebih dari 5 juga mengalami ASD (Autism Spectrum Disorder). AMSE meliputi observasi kontak mata, minat terhadap orang lain, kemampuan menunjuk, bahasa, pragmatik bahasa, perilaku repetitif, preokupasi dan sensitivitas yang tidak wajar.

.

Pada topik ‘Deteksi Dini Gangguan Perkembangan Motorik pada Anak’, Dr. dr. Setyo Handryastuti, SpA (K) dari Jakarta menjelaskan perlunya pemeriksaan lebih cermat pada bayi dengan riwayat prematuritas, asfiksia berat, dan paska infeksi SSP. Pada topik ‘Skor PELOD 2 Sebagai Penanda Disfungsi Organ pada Anak dengan Sepsis’, Dr. dr. Rismala Dewi, SpA (K) dari Jakarta mengingatkan tentang perlunya sistem skoring untuk luaran klinis sepsis, yaitu Pediatric Logostic Organ Dysfunction Score (PELOD). Hal ini karena sistem Surviving Sepsis Campaign (SSC) terlalu sensitif (96,9%), kurang spesifik (58,3%), dan mengakibatkan tingginya resistensi antibiotik. Sebaliknya, PELOD lebih sederhana, mudah dan dapat dilakukan berdasarkan data pemeriksaan pasien pada saat masuk RS saja.

Topik selanjutnya adalah ‘Tata Laksana Cairan dan Elektrolit pada Anak dengan Sakit Kritis’ oleh Dr. Rismala Dewi dari Jakarta menekankan bahwa tata laksana tersebut mempunyai dampak yang cukup besar terhadap lama, berat dan luaran klinis anak sakit kritis. Status cairan seperti hipovolemia dan dehidrasi, serta gangguan kadar glukosa dan elektrolit merupakan tantangan bagi dokter, dalam pengelolaan pasien anak sakit kritis. Pada topik ‘Pemeriksaan Diagnostik dan Tatalaksana Terkini untuk Demam Tifoid’,  oleh dr. Mulya Rahma  Karyanti, SpA (K) dari Jakarta mengingatkan pentingnya Rapid Diagnostik Test (RDT), sebagai pemeriksaan penunjang medis yang tepat dan hasilnya cepat, pada kecurigaan demam tyfoid.  Pemeriksaan tersebut harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan biakan empedu sebagai baju emas demam tifoid. Pemeriksaan Widal satu kali tidak direkomendasikan. Antibiotik kloramfenikol merupakan lini pertama dan seftriakson lini kedua untuk Demam Tifoid.

.

Sinas IDAI Kalbar 2017 hari I ditutup dengan acara ‘wellcome dinner’ di Kartika Hotel & Restaurant, yang berlokasi persis di depan Kantor Walikota Pontianak, di tepi Sungai Kapuas yang lebar, dalam dan berarus tenang. Setelah presentasi oleh Dr. dr. Rini Sekartini, SpA (K) dengan topik ‘Factors Affecting Early Childhood Growth and Development’, tarian kolabirasi etnis China, Dayak dan Melayu, kami menikmati makan malam bersama, di atas kapal dalam ‘Kapuas River Cruise’. Kapal melaju melawan arus sungai sampai melewati Jembatan Kapuas yang gagah menjulang, kemudian berbalik arah sampai Pelabuhan Pelindo dan kembali ke dermaga Kartika. Malam itu kami tidur nyenyak di kamar 301 Hotel Borneo di Jl. Merdeka 428 Pontianak, Kalbar, agar hari berikutnya masih tetap bugar untuk mengikuti Simposium Nasional Ikatan Dokter Anak Indonesia  (Sinas IDAI) 2017 hari kedua.

.

MENYIBAK  PONTIANAK (lanjutan)

fx. wikan indrarto

Senin, 13 Februari 2017 pagi yang cerah, sebelum kami mengikuti Simposium Nasional Ikatan Dokter Anak Indonesia  (Sinas IDAI), kami  sempatkan untuk mengunjungi Istana Kadriah, yang merupakan awal mula sejarah Pontianak. Istana Kadriah Pontianak dibangun pada tahun 1771, bersamaan dengan pembangunan Masjid Abdurrahman. Pendirian istana ini dilakukan setelah selesainya pembukaan daerah baru, yang dinamai Pontianak. Jika dirunut dari awal, kisahnya bermula ketika seorang penyebar agama Islam dari Jawa keturunan Arab, al-Habib Husein meninggalkan kediamannya di Semarang pada tahun 1733, menuju Kerajaan Matan, Kalimantan Barat.

Dalam perkembangannya, kemudian terjadi perselisihan antara Sultan dengan al-Habib Husein. Akhirnya, al-Habib memutuskan untuk meninggalkan Kerajaan Matan, pindah dan bermukim di Kerajaan Mempawah hingga ia meninggal dunia. Setelah al-Habib Husein meninggal dunia, posisinya digantikan oleh anaknya, Syarif Abdurrahman. Akan tetapi, Syarif Abdurrahman kemudian memutuskan pindah dari Mempawah pada tahun 1771, dengan maksud untuk menyebarkan agama Islam. Bersama rombongan yang berjumlah 14 buah perahu, Abdurrahman menyusuri Sungai Kapuas ke arah hulu. Pada 23 Oktober 1771 M, rombongan Abdurrahman sampai di muara persimpangan Sungai Kapuas dan Sungai Landak. Di daerah yang berbentuk tanjung ini, mereka naik ke darat, menebas hutan belantara untuk dijadikan daerah pemukiman baru yang kemudian dinamakan Pontianak. Di daerah baru tersebut, segera berdiri sebuah kerajaan baru Kerajaan Pontianak. Kemudian dibangun sebuah masjid dan istana untuk sultan. Masjid tersebut adalah Masjid Abdurrahman, dan istananya adalah Istana Kadriah.

Masjid Abdurrahman dan Istana Kadriah dari jaman Kesultanan Pontianak, Kalimantan Barat.

Pada tahun 1952 Kesultanan Pontianak bergabung dengan NKRI dan keberadaan Istana Kadriah tak lebih dari simbol yang tidak memiliki peran apa-apa. Lokasi istana berdekatan dengan Masjid Abdurrahman, hanya beberapa puluh meter. Lokasi yang berdekatan ini menunjukkan bahwa, istana dan masjid merupakan satu kesatuan utuh dalam sistem pemerintahan di Kesultanan Pontianak. Lokasi istana ini berada di Kelurahan Dalam Bugis, Pontianak, di tepi 2 arus sungai besar. Konstruksi Istana Kadriah hampir semuanya dari kayu besi atau kayu ulin, sehingga bisa bertahan lama. Bangunan istana memiliki kolong yang agak tinggi. Konstruksi ini merupakan bagian dari tradisi lokal Kalimantan. Istana ini terdiri dari empat lantai dengan anjungan yang berorientasi ke sungai. Bagian lantai utama berdenah segi empat, dikelilingi oleh serambi. Keberadaan serambi yang mengelilingi ruang lantai utama ini merupakan bagian dari ciri khas bangunan tropis. Serambi tersebut berfungsi sebagai ruang peralihan dari bagian luar ke dalam, dan juga untuk mencegah cahaya matahari ataupun hujan masuk secara langsung ke dalam ruangan. Setelah puas berswafoto di tempat yang sangay bersejar tersebut, selanjutnya kami meneruskan menyibak Pontianak.

Tujauan kami selanjutnya adalah Aloe Vera Center atau Pusat Pengembangan Lidah Buaya. Tanaman lidah buaya tak hanya bermanfaat untuk perawatan dan kesuburan rambut anda. Lidah buaya ternyata juga nikmat disantap sebagai minuman segar yang berkhasiat bagi kesehatan. Tanaman ini relatif mudah ditemui di Pontianak, Kalimantan Barat. Biasanya para petani menjual pelepah lidah buaya dengan harga seribu rupiah perkilogram.

Tidak hanya itu, seorang tabib atau dokter dari zaman Yunani kuno yang bernama Dioscordes, menyebutkan jika salah satu manfaat lidah buaya yakni memiliki khasiat untuk mengobati berbagai macam jenis penyakit. Misalnya radang tenggorokan, bisul, rambut rontok, wasir, dan kulit memar, pecah-pecah serta lecet. Lidah buaya ternyata dapat dijadikan minuman yang sangat nikmat. Caranya relatif mudah. Daun lidah buaya dibelah dan diambil dagingnya kemudian dipotong-potong menjadi kecil-kecil. Untuk menghilangkan lendirnya, lidah buaya dicuci lalu direbus hingga matang agar rasa getirnya hilang. Setelah itu potongan lidah buaya dicampur air gula atau sirup atau es batu. Maka jadilah minuman segar lidah buaya. Setelah melepas dahaga dengan segelas es lidah buaya, kami segera kembali ke arena Sinas IDAI 2017.

Di Hotel Golden Tulip Pontianak, tema simposium adalah ‘Integrated Management of Duck Children’. Pada topik ‘Konsep Baru Sepsis pada Anak’ oleh dr. Antonius Pudjiadi, SpA (K) dari Jakarta menjelaskan bahwa sepsis saat ini masih dianggap sebagai reaksi inflamasi sistemik yang disebabkan oleh infeksi, sejak tahun 1991 (Surviving Sepsis Campaign). Oleh karena pemikiran ini terlalu sensitif dan kurang spesifik, sehingga mengakibatkan penggunaan antibiotik berlebihan. Dengan demikian, seharusnya saat ini diperlukan tambahan bukti disfungai organ tubuh berdasarkan berbagai pemeriksaan klinis. Pada topik ‘Ensefalitis pada Anak’, dr. Iskandar Syarif, SpA (K) dari Padang menjelaskan tentang inflamasi jaringan otak karena infeksi, paska infeksi ataupun autoimun yang cukup sulit didiagnosis. Pemeriksaan PCR cairan otak adalah diagnosis emas untuk ensefalitis. Penggunaan obat imunomodulator sedang diteliti potensiny a, karena terapi baku belum memberikan luaran yang optimal.

Selanjutnya kami mendengarkan presentasi dengan topik ‘Pendekatan Diagnosis dan Tata laksana Kejang Neonatus’ oleh Dr. dr. Setyo Handryastuti, SpA (K), yang menjelaskan bahwa kejang merupakan kedaruratan medis paling sering pada neonatus. Oleh karena gambaran klinisnya samar dan berbeda dengan anak, maka wajib dipastikan tentang adanya kejang tersebut. Etiologinya didasarkan pada riwayat kehamilan dan persalinan. Obat anti kejang yang efektif diberikan secepatnya, pada kejang dengan lebih 3 kali dalam 1 jam atau berlangsung lebih dari 3 menit dan dihentikan setelah kejang terkontrol secara klinis. Setelah itu adalah presentasi denhan topik ‘Antibiotic Use in Children With Febrile Neutropenia’ oleh dr. DEAH Hapsari, SpA (K) yang menjelaskan bahwa kasus demam netropeni sering terjadi pada anak dengan keganasan hematologi yang mendapat kemoterapi. Antibitok harus digunakan setepat mungkin untuk mencegah timbulnya resistensi kuman, karena sebagian besar kejadian demam netropeni, tidak disebabkan oleh infeksi. Kami tidak lagi mengikuti berbagai presentasi berikutnya, karena kami akan melanjutkan menyibak Pontianak.

Tujuan kami selanjutnya adalah Museum Negeri Provinsi Kalimantan Barat di Jl. Jenderal A. Yani, Pontianak, yang dirintis sejak tahun 1974 oleh Kantor Wilayah Depdikbud Provinsi Kalimantan Barat, melalui Proyek Rehabilitasi dan Perluasan Permuseuman Kalimantan Barat. Fungsionalisasinya diresmikan pada tanggal 4 Oktober 1983 oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Depdikbud, dan sejak itu Museum Provinsi Kalimantan Barat dibuka untuk umum.

Museum ini menyimpan di antaranya koleksi Geografi dan Geologika berupa peta dan jenis batu-batuan; koleksi biologika, arkeologika, historika, numismatika, dan keramologika berupa tempayan, piring, mangkuk, sendok, dll. yang berasal dari China, Vietnam, Jepang, Eropa, dan keramik lokal Singkawang. Selain menampilkan koleksi yang ada di Ruangan Pameran Tetap I, Museum Provinsi Kalimantan Barat juga menampilkan koleksi replika dan miniatur yang berada di plaza Jangkar kapal dagang asing. Setelah terkagum membayangkan kehebatan bahari nenek moyang, kami melanjutkan proses menyibak Pontianak dengan menyeberangi Sungai Kapuas, sungai terpanjang di seluruh Indonesia dan membelah kota Pontianak.

Rumah makan di pinggir Sungai Kapuas di Pontianak, Kalimantan Barat

Kami menyeberangi Jembatan Kapuas I yang terletak di pusat Kota Pontianak dengan panjang 420 meter dan lebar 6 meter. Jembatan Kapuas I yang melengkung gagah seperti busur panah ini, merupakan penghubung pusat Kota Pontianak dengan beberapa kabupaten lainnya di Kalbar. Jembatan ini dibangun pada tahun 1980 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1982. Jembatan yang dibangun dengan dana Rp 6,06 miliar ini pada awalnya difungsikan sebagai jalan tol yang berarti setiap pengguna jembatan ini dipungut tarif tol. Namun karena jembatan ini dianggap sudah menjadi jalur utama dan tidak ada jalur alternatifnya, pungutan tarif tol dihapus pada pertengahan 1990-an dan jembatan ini bebas dilalui pengendara. Akibat terus meningkatnya volume kendaraan yang melintasi jembatan Kapuas I, maka pemerintah mewujudkan pembangunan jembatan Kapuas II yang berada di Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya. Sempat terjadi peristiwa yang menggemparkan warga Kota Pontianak pada tanggal 30 Agustus 2013, yakni fender tiang utama jembatan Kapuas I ditabrak tongkang pengangkut bauksit, sehingga mengakibatkan bergesarnya sambungan jembatan di bagian tengah sekitar 10 cm. Akibat kejadian itu arus kendaraan terpaksa diblokir dan dialihkan ke jembatan Kapuas II di Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya guna menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan hingga proses pemeriksaan dan perbaikan jembatan selesai.

Menemui dr. Titik Nurwahyuni, SpS, MMR yang pernah menjabat sebagai Direktur RS St. Antonius di Pontianak dan kakak kelas yang baik saat kuliah di FK UGM bersama Kombes Pol. dr. Sugeng Krismawanto, SpOT,

Setelah merasakan sensasi penyeberangan Sungai Kapuas yang membanggakan, kami segera menemui dr. Titik Nurwahyuni, SpS, MMR yang pernah menjabat sebagai Direktur RS St. Antonius di Pontianak dan kakak kelas yang baik saat kuliah di FK UGM. Setelah bernostalgia sebentar, kami segera menumpang Jeep 4×4 Cherokee 4.0 l yang garang menghentak aspal, menuju Bandara Internasional Supadio Pontianak, untuk kembali ke Yogyakarta. Penerbangan dalam perut pesawat Boeing 737-300 xpressair XN 833 yang terbang setinggi 33.000 kaki dari Pontianak, mengantar kami kembali ke Yogyakarta.

RSU Santo Antonius Pontianak Kalimantan Barat yang megah menjulang

Terimakasih kepada handai topan dan semua pihak, terlebih kepada Kombes dr. Sugeng Krismawanto, SpOT yang bertugas di RS Bhayangkara Polda Kalbar, atas semua dukungan, bantuan dan dukungannya. Sampai bertemu dalam petualangan berikutnya.

Sekian

Yogyakarta, 14 Februari 2017

Salam hangat.

Fx. Wikan Indrarto

*) dokter spesialis anak di RS Panti Rapih, Ketua IDI Cabang Kota Yogyakarta dan alumnus S3 UGM, no WA 081227280161.

Categories
antibiotika COVID-19 dokter Healthy Life medicolegal resisten obat vaksinasi

2019 Hari Keselamatan Pasien Dunia

Keselamatan Pasien dan Faktor Manusia - Tribun-bali.com

HARI  KESELAMATAN  PASIEN  DUNIA

Fx. Wikan indrarto*)

Pada hari Selasa, 17 September 2019 diperingati sebagai Hari Keselamatan Pasien Dunia (World Patient Safety Day). Apa yang perlu diketahui?

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2019/06/26/2019-hukum-kesehatan/

.

Setiap tahun terjadi 134 juta peristiwa buruk karena perawatan pasien yang tidak aman di RS, terutama di negara berpenghasilan rendah dan menengah, yang berkontribusi terhadap 2,6 juta kematian. Sekitar 15% dari biaya di RS berhubungan dengan kegagalan langkah keselamatan pasien (treating patient safety failures) di negara anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD). Selain itu, sekitar 4 dari 10 pasien dirugikan dalam layanan di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan rawat jalan. Pada hal, diperkirakan hingga 80% kerugian ini dapat dihindari.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2019/05/18/2019-dilema-akreditasi-rs/

.

Menyadari keselamatan pasien sebagai prioritas kesehatan global, dengan semangat ‘tidak seorang pun boleh dirugikan dalam perawatan kesehatan’, semua negara Anggota WHO menetapkan 17 September sebagai Hari Keselamatan Pasien Sedunia. Peringatan tahun 2019 ini mengambil tema : melintasi jurang kualitas global, meningkatkan layanan kesehatan di seluruh dunia (Crossing the global quality chasm: Improving health care worldwide).

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2019/07/17/2019-obat-dan-alat-diagnostik-baru/

.

Fokus perhatian tahun ini adalah pada Pemberian Obat Tanpa Bahaya (Medication Without Harm). Praktek pengobatan yang tidak aman dan kesalahan pengobatan adalah penyebab utama cedera dan kerusakan organ tubuh pasien, yang sebenarnya dapat dihindari. Secara global, biaya yang terkait dengan kesalahan pengobatan diperkirakan mencapai $ 42 milyar USD per tahun dan kesalahan dapat terjadi pada berbagai tahap proses penggunaan obat.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2019/07/05/2019-regulasi-obat/

.

Kesalahan pengobatan terjadi ketika sistem pemberian obat yang lemah dan atau faktor manusia, seperti kelelahan dokter atau petugas RS lainnya, kondisi lingkungan yang buruk atau kekurangan staf. Semua itu dapat mempengaruhi praktik peresepan, pencatatan, pengeluaran, administrasi dan pemantauan penggunaan obat, yang kemudian dapat mengakibatkan kerusakan organ parah, cacat, dan bahkan kematian pasien. Berbagai intervensi untuk mengatasi frekuensi dan dampak kesalahan pengobatan telah dikembangkan, namun implementasinya bervariasi.

.

Penggunaan obat yang tidak aman merugikan jutaan orang dan menelan biaya miliaran US dolar setiap tahun. Praktek pengobatan yang tidak aman dan kesalahan pengobatan adalah penyebab utama cidera yang dapat dihindari, dalam sistem perawatan kesehatan di seluruh dunia. Secara global, biaya yang terkait dengan kesalahan pengobatan diperkirakan mencapai US $ 42 miliar per tahun, belum termasuk upah yang hilang, produktivitas yang menurun, atau biaya perawatan kesehatan yang tidak perlu. Bahkan 15% dari pengeluaran anggaran kesehatan terbuang untuk menangani semua aspek efek samping obat. Sekitar 15% dari total pengeluaran RS di negara-negara OECD adalah untuk mengatasi akibat langsung dari efek samping obat, dengan kejadian yang paling berat termasuk tromboemboli vena, dekubitus, dan infeksi di RS.

.

baca juga https://dokterwikan.wordpress.com/2019/07/08/2019-perawatan-diri/

.

Infeksi di RS mempengaruhi 14 dari setiap 100 pasien yang dirawat inap. Dari setiap 100 pasien yang dirawat di RS di  7 negara berpenghasilan tinggi dan 10 negara berpenghasilan rendah dan menengah, akan memperoleh infeksi terkait perawatan kesehatan atau ‘Health Care-Associated Infections’ (HAI), yang memengaruhi ratusan juta pasien di seluruh dunia. Setiap tahun sekitar 3,2 juta pasien mengalami HAI di seluruh Uni Eropa dan total 37.000 di antaranya meninggal sebagai akibat langsung. Langkah pencegahan dan pengendalian infeksi yang sederhana dan murah, seperti kebersihan tangan yang tepat, dapat mengurangi frekuensi HAI hingga lebih dari 50%.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2018/02/02/resistensi-antibiotik-global/

.

Selain itu, lebih dari satu juta pasien meninggal setiap tahun akibat komplikasi tindakan bedah. Tindakan pembedahan oleh dokter masih menghasilkan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi secara global, dengan setidaknya 7 juta orang per tahun mengalami komplikasi bedah yang melumpuhkan, yang mana lebih dari 1 juta orang meninggal. Meskipun angka kematian perioperatif terkait pembiusan atau tindakan anestesi telah semakin menurun selama 50 tahun terakhir, sebagian merupakan hasil dari upaya untuk meningkatkan keselamatan pasien perioperatif, namun masih tetap dua sampai tiga kali lebih tinggi terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah, daripada di negara berpenghasilan tinggi.

.

Sementara penggunaan radiasi telah meningkatkan luaran klinis layanan kesehatan, paparan terhadap radiasi adalah juga merupakan masalah kesehatan dan keselamatan masyarakat. Penggunaan  radiasi pengion untuk keperluan medis, adalah penyumbang tunggal terbesar dalam paparan radiasi terhadap populasi dari sumber buatan. Di seluruh dunia, ada lebih dari 3,6 miliar pemeriksaan x-ray dilakukan setiap tahun, dengan sekitar 10% di antaranya terjadi pada anak. Selain itu, ada lebih dari 37 juta tindakan kedokteran nuklir dan 7,5 juta prosedur radioterapi yang dilakukan setiap tahun, secara global. Penggunaan radiasi medis yang tidak tepat atau oleh petugas yang tidak terampil, dapat menyebabkan bahaya kesehatan bagi pasien dan petugas profesional perawatan kesehatan di sekitarnya.

.

Diperlukan mobilisasi luas dari para pemangku kepentingan, yang mendukung tindakan berkelanjutan untuk mencapai Pemberian Obat Tanpa Bahaya (Medication Without Harm). Momentum Hari Keselamatan Pasien Sedunia (World Patient Safety Day) 2019 mengingatkan kita agar ‘tidak seorang pun boleh dirugikan dalam memperoleh perawatan kesehatan.’

.

Apakah kita sudah bertindak?

Sekian

Kompleks Candi di Siem Reap, Kerajaan Kamboja

Yogyakarta, 3 September 2019

*) Dokter spesialis anak RS Panti Rapih dan Lektor di FK UKDW Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA : 081227280161

Categories
dokter Healthy Life Istanbul

2019 Dokter Proklamasi

Image result for moewardi wikipedia

DOKTER  PROKLAMASI

fx. wikan indrarto*)

Moewardi adalah seorang dokter yang turut memberikan sambutan setelah Soewirjo, wakil wali kota Jakarta saat itu, pada momentum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Dr. Moewardi membacakan sebuah teks, yang kini kita kenal dengan nama ‘Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945’, sebelum Bung Karno, Sang Proklamator membacakan naskah Proklamasi.  Apa yang sebaiknya kita sadari?

.

Image result for moewardi wikipedia
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Bung Karno dan Bung Hatta

.

Dr. Moewardi lahir di Pati, Jawa Tengah di tahun 1907 dan lulusan School Tot Opleiding Voor Indische Artsen (STOVIA), cikal bakal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta. Dia kemudian melanjutkan pendidikannya dengan mengambil semacam spesialisasi  di sekolah Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT). Selain menjadi dokter, Moewardi juga aktif berorganisasi pada Barisan Pelopor, bahkan pernah menjadi Pemimpin Umum Pandu Kebangsaan (Kepanduan Bangsa Indonesia), cikal bakal PRAMUKA yang berperan dalam pendidikan karakter pemuda. Barisan Pelopor bertugas untuk mengamankan para pemimpin perjuangan, seperti Soekarno dan Hatta. Muwardi diserahi tugas untuk memimpin Barisan Pelopor di daerah Jakarta. Markas Barisan Pelopor Jakarta adalah rumah milik pribadi Moewardi di jalan Cik Di Tiro No 7 Jakarta. Di rumah berkamar 11 buah tersebut, setiap hari rapat digelar untuk mempersiapkan strategi bagi kemerdekaan Indonesia. Di situ selalu hadir Chaerul Saleh, Sudiro, Suwiryo, Suharto dan Moewardi. Sering kali Moewardi menjual beberapa barang miliknya dan membeli makanan untuk para pemuda itu.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2019/05/13/2019-peran-lengkap-dokter/

.

Dalam peristiwa mengamankan Sukarno dan Hatta ke Rengasdengklok, Muwardi mendapat tugas untuk membangunkan Bung Karno. Pada tanggal 16 Agustus 1945 dia memerintahkan Barisan Pelopor untuk menjaga Lapangan Ikada (sekarang Lapangan Monas), yang rencananya akan digunakan sebagai tempat pembacaan teks proklamasi. Pada 17 Agustus 1945 di rumah kediaman Bung Karno di Jl. Pegangsaan Timur 56 Jakarta ramai dikunjungi orang, Moewardi menjamin keadaan aman. Waktu sudah mendekati pukul 10, tetapi Bung Hatta belum juga datang. Moewardi yang tidak sabar mendesak Bung Karno agar segera mengumumkan Proklamasi sendirian saja, tanpa menunggu kedatangan Bung Hatta, dengan alasan karena Bung Hatta sudah menandatangani teks Proklamasi. Moewardi melakukan itu karena khawatir kalau Proklamasi belum dibacakan sudah diserbu tentara Jepang, tentu akhirnya Proklamasi gagal. Tetapi memang Bung Hatta adalah seorang yang selalu memegang teguh janji, sebelum pukul 10 dia sudah tiba. Setelah masuk dalam kamar Bung Karno, tidak lama kemudian mereka berdua keluar rumah menuju halaman depan di mana sudah tersedia mikrofon, tiang bendera dan para hadirin yang akan menjadi saksi pembacaan Proklamasi tepat pada pukul 10.

.

Profil dan Kisah Dr Moewardi, 'Dokter Gembel' dari Pati yang Namanya Abadi  Jadi RSUD di Kota Solo - Tribun Solo
Dr. Moewardi saat mendampingi Bung Karno

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2018/11/07/2018-dokter-pahlawan/

Sesudah 18 Agustus 1945 Barisan Pelopor ditugaskan untuk menjaga rumah proklamator Presiden dan Wakil Presiden  (Soekarno-Hatta). Saat Bung Karno menjadi Presiden dan hendak menyusun Kabinet, Moewardi mendapat tawaran langsung dari Bung Karno untuk menjabat sebagai Menteri Pertahanan, namun dia menolak karena hendak meneruskan kariernya sebagai dokter.  Waktu itu Pemerintah Republik Indonesia telah siap-siap hendak hijrah ke Yogyakarta mengingat kota Jakarta yang menjadi tidak aman. Oleh karena itu, kepada Moewardi dianjurkan supaya kedudukan BPRI dipindahkan dari Jakarta. Setelah Pemerintah RI hijrah ke Yogyakarta tanggal 4 Januari 1946, pengurus BPRI mengadakan perundingan untuk memindahkan markasnya ke Solo. BPRI pada bulan Desember 1945 mengadakan konggres di Gedung Habiproyo, Singosaren (sekarang Matahari Singosaren), Solo, Jawa Tengah. Dalam konggres 15-16 Desember 1945 itu diputuskan untuk mengganti nama dari BPRI menjadi Barisan Banteng Republik Indonesia (BBRI). BBRI bermarkas di Solo dengan Dr. Moewardi sebagai Pemimpin Umum.

.

Menilik Kiprah Dokter Moewardi, Bapak Pandu Indonesia - Siedoo
Dr. Moewardi adalah Bapak Pandu Indonesia

Dr. Moewardi tetap menjalankan tugasnya sebagai dokter, sekaligus tetap aktif di berbagai organisasi kenegaraan. Saat Sekolah Tinggi Kedokteran kelanjutan dari STOVIA di Jakarta dipindah ke Solo, pada 4 Maret 1946 Dr. Moewardi berperan dalam pendirian Sekolah Tinggi Kedokteran di RS Jebres (sekarang RSUP Dr. Moewardi) Solo untuk bagian klinis, dan pada 5 Maret 1946 di RS Tegalyoso (sekarang RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro) di Klaten untuk bagian pre-klinis. Selanjutnya pada 1 November 1949, Dr. Moewardi tidak lagi dapat berperan dalam pemindahan perguruan tinggi kedokteran RI ke Yogyakarta, yang kemudian pada 19 Desember 1949 menjadi bagian dari Universitas Negeri Gadjah Mada, sekarang UGM.

.

Sejak pertengahan tahun 1946, di Solo mulai tampak partai dan badan perjuangan yang menjurus ke paham Sosialis Kiri dan Komunis. Polarisasi partai-partai dan golongan itu terlihat pada peritiwa perebutan kedudukan Residen Solo. Indikasi Solo dalam keadaan gawat adalah peristiwa diculiknya Perdana Menteri Syahrir tanggal 27 Juni 1946, dan berlanjut dengan kudeta militer yang dilakukan oleh Jenderal Mayor Soedarsono tanggal 3 Juli 1946, beruntunglah kudeta tersebut dapat digagalkan.

.

Untuk mengatasi keadaan yang rawan di Solo sekitar pertengahan tahun 1946 dan untuk menghadapi pemberontakan PKI, Dr. Moewardi mendirikan Gerakan Rakyat Revolusioner. Pada peristiwa Madiun Jawa Timur, 11 September 1948 salah satu tokoh yang dikabarkan hilang dan diduga dibunuh oleh pemberontak PKI adalah Gubernur Jawa Timur, Soeryo. Pada tanggal 13 September 1948 di Solo PKI juga melakukan serangkaian penculikan dan pembunuhan. Dr. Moewardi turut menjadi korban kebiadaban PKI tersebut, dia diculik dibunuh dan jenazahnya tidak ditemukan sampai sekarang, pada saat akan pergi menjalankan praktik sebagai dokter di RS Jebres.

RSUD Dr. Moewardi | Daftar Online
RSUP Dr. Moewardi di Jl. Kolonel Sutarto No. 132, Jebres, Surakarta, Jawa Tengah


Dr. Moewardi diberi gelar sebagai pahlawan Kemerdekaan Nasional pada 4 Agustus 1964, sesuai Kepres No 190 Tahun 1964. Kiprah Dr. Moewardi dalam momentum proklamasi dan awal kemerdekaan dahulu, seharusnya menjadi inspirasi bagi para dokter Indonesia di jaman sekarang. Hendaklah para dokter tidak sekedar menjalankan praktek medis, tetapi juga terlibat dalam pendidikan dokter ataupun pembinaan karakter remaja, demi keamanan dan kemajuan negara.

Dirgahayu negeriku, jayalah dokter Indonesia.

Sekian

Yogyakarta, 14 Agustus 2019

Peringatan HUT RI pada Selasa, 17 Agustus 2019 di RS Panti Rapih Yogyakarta

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Lektor FK UKDW, Alumnus S3 UGM, WA: 081227280161, e-mail : fxwikan_indrarto@yahoo.com

Categories
COVID-19 dokter Healthy Life medicolegal

2019 Hukum bagi dokter

Hasil gambar untuk hukum bagi dokter

HUKUM  BAGI  DOKTER

fx. wikan indrarto*)

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) telah mencanangkan bahwa 27 Juni sebagai Hari Kesadaran Hukum Kedokteran. Hal ini terkait bahwa pada 27 Juni 1984 Mahkamah Agung mengeluarkan putusan yang membebaskan Dr. Setyaningrum di Puskesmas Wedarijaksa, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, dari segala tuntutan hukum atas dugaan malapraktik, yang mengakibatkan seorang pasien meninggal dunia. Apa yang sebaiknya kita pelajari?

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2019/05/13/2019-peran-lengkap-dokter/

.

Sejarah layanan penyembuhan sudah setua manusia itu sendiri. Bentuk layanan penyembuhan, aturan, dan sistem hukumnya juga ikut berubah, sesuai dengan perkembangan waktu. Dimulai dari sumpah Hiprocrates (Yunani Kuno), kemudian kodifikasi etik kedokteran pada sekitar Perang Dunia, Hukum Positif pada dekade tahun 1950-60, ‘Medico Industrial Compleks’ pada era industri, dan terakhir berupa sistem pembiayaan kesehatan.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2019/04/27/2019-sisi-buruh-dokter/

.

Hippokrates yang hidup tahun 460-370 SM adalah seorang tabib atau dokter jaman Yunani kuno, yang dikenal sebagai “Bapak Kedokteran” dan salah satu murid dari Herodikus. Tulisan hasil karyanya yang dikenal dengan Corpus Hippocraticum, telah mengikis habis semua pemikiran takhyul masyarakat Yunani kuno, mengenai penyakit yang datang dari ilah-ilah yang membalas dendam. Sumpah Hippokrates (Hippocratic oath) adalah sumpah yang secara tradisional diucapkan demi para dewa dalam mitologi Yunani kuno, yaitu Apollo, Asclepius, Hygieia dan Panaceia. Sumpah Hippokrates adalah rambu tentang etika yang harus dijunjung tinggi para dokter, saat melakukan praktik profesi penyembuhan. Sampai sekarang, beberapa bagian sumpah Hippokrates dan aturan etika lisan yang ketat mengatur tersebut telah dihilangkan atau diubah sejalan dengan berjalannya waktu.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2019/04/24/2019-dokter-digital/

.

Aturan yang mengatur profesi dokter lebih ketat dan tertulis berikutnya adalah “Code of Medical Ethics”. Kode Etik Kedokteran Indonesia terbaru disahkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun  tahun 2013, sesuai dengan UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, UU nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), maupun pelbagai perundang-undangan lainnya yang mengatur profesi kedokteran. Revisi dengan penekanan ketat norma yang lebih hirarkis, yang ditunjukkan dengan kata “wajib” atau “dilarang” dan “seharusnya” atau “seyogyanya”. Sebagai contoh adalah seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan keputusan profesional secara independen dan mempertahankan perilaku profesional dalam ukuran tertinggi.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2019/02/13/2019-etika-profesi-dokter/

.

Setelah etika, rambu yang mengatur profesi dokter berikutnya adalah hukum, baik Sistem Hukum Kodifikasi (Eropa Kontinental) maupun Sistem Hukum Kebiasaan (Common Law System). Dalam hukum kesehatan (Public Health Law) telah diatur tentang hubungan hukum dalam layanan kesehatan antara petugas kesehatan, yaitu dokter, rumah sakit, puskemas dan tenaga kesehatan lain dengan pasien. Baik sistem hukum kodifikasi maupun sistem hukum kebiasaan, hukum kesehatan mempunyai obyek yang sama, yaitu pasien. Hukum yang melindungi pasien inilah yang merupakan obyek atau inti satu-satunya dalam sistem hukum kesehatan internasional, yang bertumpu pada asas ”the enjoyment of the highest annainable standard of health is amount of the fundamented rights of every human being” (kesehatan merupakan salah satu dasar keberadaan dari setiap orang).

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2019/02/11/2019-dokter-virtual/

.

Layanan dokter pada dekade berikutnya justru lebih banyak diatur oleh ‘Medico Industrial Compleks’ atau kerjasama dokter dengan perusahaan yang memasok produk kesehatan, untuk meraih keuntungan. Konsep ini pertama kali dikembangkan oleh Barbara dan John Ehrenreich dalam ‘Bulletin of the Health Policy Advisory Center’ tahun 1970 dengan judul “The Medical Industrial Complex” dan ulasan dalam New England Journal of Medicine (4 November 1971, 285: 1095). Konsep ini kemudian dipopulerkan pada tahun 1980 oleh Arnold S. Relman dalam sebuah makalah berjudul “The New Medical-Industrial Complex.” Relman mencurigai adanya potensi besar untuk mempengaruhi kebijakan dokter dalam layanan kesehatan. Selain itu, pengelolaan RS juga lebih banyak dilakukan oleh ahli bisnis daripada profesional medis, bahkan prioritas bantuan dana yang terus meningkat ditujukan untuk dokter dalam layanan medis (providing services), bukan pada dokter dalam penelitian medis (medical research). Selanjutnya, layanan dokter disorot terus-menerus, termasuk oleh John Ehrenreich dalam “Third Wave Capitalism: How Money, Power, and the Pursuit of Self-Interest have Imperiled the American Dream” (Cornell University Press, May 2016).

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2018/12/06/2018-bisnis-medis-dokter/

.

Rambu layanan dokter terbaru dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO) pada tahun 2009, berupa sistem pembiayaan kesehatan. Pembiayaan baru berpola ‘Health Insurance’ untuk menggantikan sistem lama, yaitu  ‘Fee for Service’. Kelemahan sistem ‘Fee for Service’ adalah terbukanya peluang bagi dokter untuk memanfaatkan ‘Agency Relationship’, dimana dokter mendapat imbalan untuk pelayanan yang diberikannya kepada pasien, yang besar-kecilnya ditentukan dari negosiasi, termasuk dipengaruhi oleh ‘Medico Industrial Compleks’. Sebaliknya, pada sistem ‘Health Insurance’ pembayaran dilakukan oleh pihak ketiga atau pihak asuransi. Sistem pembiayaan kesehatan dalam era JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) di Indonesia disebut ‘kapitasi’ untuk dokter umum di layanan primer dan ‘case-mix’ untuk dokter spesialis di RS (Rumah Sakit) layanan sekunder atau tersier, sehingga rambu ini dapat menekan pengaruh ‘Medico Industrial Compleks’.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2018/11/07/2018-dokter-pahlawan/

.


Momentum Hari Kesadaran Hukum Kedokteran Kamis, 27 Juni 2019, menyadarkan kita bahwa layanan medis oleh dokter kepada pasien hakekatnya adalah mulia. Tanpa rambu dan hukum yang tegas, hakekat mulia dapat pudar karena sikap dan perilaku dokter yang menyimpang. Para dokter diharapkan semakin menyadari bahwa profesinya selalu bersinggungan dengan sisi hukum, etika, sumpah profesi, spirit kesejawatan, kebutuhan dan keselamatan pasien.

Sudahkah para dokter bertindak bijak?

Sekian

Yogyakarta, 26 Juni 2019

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, pengajar di FK UKDW, WA: 081227280161, e-mail : fxwikan_indrarto@yahoo.com

Categories
anak COVID-19 dokter Healthy Life Jalan-jalan sekolah

2019 Bebas Asma saat Lebaran

6 Hal yang Perlu Diperhatikan Orang Tua Ketika Anaknya Punya Asma | Kabar  Tangsel

BEBAS ASMA SAAT LEBARAN
fx. wikan indrarto*)

Hari Raya Idul Fitri atau lebih sering disebut Lebaran, saat ini tidak sekedar hari besar agama saja, tetapi sudah menjadi hari besar segenap ‘keluarga besar’. Pada setiap Lebaran, banyak anggota keluarga akan mudik (pulang kampung) dan berkumpul untuk tidak hanya berdoa bersama, tetapi juga halal bilhalal, kunjung mengunjungi, reuni, rekreasi dan silaturahmi. Selain terjadi pertemuan dengan banyak orang dan perpindahan banyak tempat, pastilah juga terjadi perkenalan dengan banyak menu makanan. Semuanya merupakan hal yang lumrah ada pada saat Lebaran, ditunggu-tunggu dan menggembirakan bagi banyak orang. Apakah hal baik tersebut juga terjadi pada anak asma? Belum tentu.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2018/03/08/steroid-pada-serangan-asma/

.

Serangan asma pada anak dapat berupa keluhan klinis batuk hebat, muntah dan sakit perut, nafas bunyi sampai sesak nafas. Serangan tersebut sangat mudah terjadi karena rangsangan alergen (pencetus alergi), aktivitas fisik dan infeksi virus. Alergen dapat berupa inhalan (yang dihirup seperti debu, serbuk atau bau-bauan di sepanjang perjalanan mudik), ingestan (yang ditelan seperti susu, es krim, coklat atau zat pewarna makanan pada hidangan Lebaran) ataupun kontaktan (yang disentuh seperti boneka mainan, kasur kapuk, tumpukan pakaian kotor atau karpet di kamar penginapan). Aktivitas fisik anak yang berlebihan pada saat libur Lebaran, seperti bermain tanpa kenal lelah, tertawa terbahak-bahak, ‘kekeceh’ bermain air di kamar mandi ataupun ‘ciblon’ di kolam renang. Infeksi virus yang menyerang saluran nafas atas seperti pilek atau flu, sangat banyak dialami oleh anggota keluarga dan mudah sekali menular ke anak.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2018/10/19/2018-batuk-pada-anak-dalam-era-jkn-2/

.

Semua faktor risiko tersebut sangat mungkin ada pada anak asma saat Lebaran nanti, sehingga orang tua harus melakukan tindakan pencegahannya. Pencegahan terbaik adalah penghindaran faktor risiko tersebut, baik alergen inhalan dan ingestan maupun aktivitas fisik yang berlebihan, sebisa mungkin. Anak harus dijauhkan dari menu makanan, minuman, cemilan ataupun jajanan Lebaran yang dapat mencetuskan serangan asma. Aktivitas fisik yang menggembirakan anak karena kebersamaan dengan saudaranya, sebaiknya dialihkan ke aktivitas ketrampilan otot kecil, bukan kekuatan otot besar. Bermainlah bersama dengan mewarnai atau menggambar, permainan ular tangga, halma, scrable, kartu atau game digital, serta menghindari petak umpet, sepak bola dan lompat tali. Untuk mencegah terjadinya penularan pilek atau flu, anak dianjurkan mendapat imunisasi influenza sebelum berangkat mudik Lebaran. Periksalah ke dokter yang selama ini merawat anak asma dan sampaikan informasi tentang rencana mudik Lebaran keluarga. Dengan demikian, dokter akan merencanakan banyak hal, termasuk edukasi, komunikasi (hot line), imunisasi ataupun farmasi (resep obat asma).

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2019/02/14/2019-scientific-expert-summit/

.

Bagaimana kalau serangan asma awal terlanjur terjadi saat libur Lebaran? Yang utama adalah pengenalan bentuk serangan asma awal pada anak. Orang tua yang teliti atau anak yang agak besar, biasanya akan mudah mengenali batuk khas yang merupakan tanda awal serangan asma. Pencegahan agar serangan asma awal tidak berlanjut adalah dengan meneruskan obat pengendali asma yang selama ini digunakan, dan menambahkan obat pereda serangan asma secara dini. Pengobatan yang paling dianjurkan adalah menggunakan obat hirupan (nebulaiser atau inhaler dengan spacer), baik obat yang sudah biasa digunakan sendiri, ataupun obat yang baru pertama kali diberikan oleh dokter di rumah sakit terdekat saat liburan. Kalau sudah memiliki obat sendiri, bawalah obat tersebut ke manapun anak pergi dan informasikan semuanya kepada dokter setempat, pada saat memeriksakan anak. Sampaikan tentang riwayat perjalanan klinis asma anak dan pola pengobatan yang selama ini dijalani, agar dokter dapat memilihkan pola pengobatan lanjutan yang sesuai.

.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2018/05/09/2018-simposium-ppok/

.

Selain menambahkan obat perada serangan, orang tua diharapkan juga dapat mengenali pencetus munculnya serangan asma. Pastikan pencetusnya dengan mengingat apa saja yang mungkin, baik alergen inhalan ataupun ingestan, juga aktivitas fisik anak. Penambahan obat dan koreksi segera pencetus asma tersebut, maka serangan asma akan mereda. Serangan yang ringan akan hilang dalam beberapa menit, tetapi serangan yang sedang atau berat sangat mungkin akan mengganggu sebagian atau seluruh rencana liburan lebaran keluarga. Serangan berat jauh lebih baik dirawat di rumah sakit terdekat untuk pemantauan 1-2 hari, selain untuk pengelolaan lengkap (oksigenasi, nutrisi cairan, farmasi dan fisioterapi) juga untuk memutus kontak sama sekali dengan faktor pencetus serangan, meskipun kadangkala orang tua belum tahu apa pencetusnya. Libur lebaran di rumah sakit, akan terasa mengganggu dan membosankan, baik bagi orang tua, keluarga maupun anaknya. Namun demikian, pengalaman ‘buruk’ tersebut dapat digunakan sebagai momentum bersama untuk edukasi mendalam, khususnya bagi anak, agar mengenali dan kemudian menghindari faktor pencetus serangan asmanya. Pengalaman yang memberikan kesan emosional sangat dalam, pada umumnya akan mengendap (retensi) dalam memori anak dalam waktu yang cukup lama, sehingga sangat bermanfaat bagi pengelolaan lengkap asmanya secara jangka panjang.

.

Dengan melakukan semua kegiatan tersebut, maka anak akan bebas serangan asma dan dapat menjalani Lebaran dengan penuh suka cita.

Apakah kita sudah bijak?

Yogyakarta, 2 Juni 2019
*) dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Letkro FK UKDW Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA : 081227280161, e-mail : fxwikan_indrarto@yahoo.com

Categories
dokter medicolegal

2018 PERLINDUNGAN DOKTER

Hasil gambar untuk undang-undang perlindungan dokter

PERLINDUNGAN   DOKTER
fx. wikan indrarto*)

 

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencanangkan Hari Kesadaran Hukum Kedokteran setiap tanggal 27 Juni. Pada tanggal tersebut tahun 1984, Mahkamah Agung mengeluarkan putusan yang membebaskan Dr. Setyaningrum dari Puskesmas Wedarijaksa, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, dari segala tuntutan hukum atas dugaan malapraktik. Profesi dokter akhir-akhir ini lebih sering menghadapi tuntutan hukum. Ada berbagai penyebab, tetapi salah satu yang utama adalah karena perlindungan hukum atas profesi dokter tidaklah rinci. Apa yang sebaiknya dilakukan?

 

Hasil gambar untuk undang-undang perlindungan dokter

 

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, Pasal 66 ayat (3) menyebutkan bahwa setiap orang yang mengetahui atau kepentingannya dirugikan, atas tindakan dokter dalam menjalankan praktik kedokteran, atau adanya dugaan tindak pidana, berhak melaporkan kepada pihak yang berwenang dan atau menggugat kerugian perdata ke pengadilan. Pasal ini telah menimbulkan ketidaktenangan dan keraguan dokter dalam melaksanakan tugasnya. Selain itu, juga dapat menimbulkan ‘defensive medicine’, suatu bentuk praktik kedokteran ketika seorang dokter sangat memperhitungkan langkah-langkah aman bagi dirinya, agar tidak gampang dipersalahkan atau dituntut pasien. UU Praktik Kedokteran terbukti justru memberikan peluang yang sangat besar bagi dokter, untuk mudah diadukan dan digugat, baik secara etik, pelanggaran disiplin, ataupun pelanggaran hukum sekaligus, secara bersamaan.

 

Namun demikian, Mahkamah Konstitusi (MK) telah memberikan ketetapan hukum tentang prosedur hukum yang khusus dalam menilai dan menentukan benar salahnya seorang dokter dalam menjalankan profesinya. MK memberlakukan proses pemeriksaan yang berjenjang, dimulai dari proses pemeriksaan etik di Majelis Kehoratan Etik Kedokteran (MKEK) dan disiplin di Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI), sebagai proses pemeriksaan tingkat pertama. Selain itu, juga sekaligus berfungsi sebagai penilai apakah ada pelanggaran hukum atau tidak.  Apabila dari hasil pemeriksaan di MKEK dan MKDKI ditemukan indikasi pelanggaran hukum, maka kasusnya akan diteruskan atau diserahkan kepada kepolisian atau pengadilan.

 

Michel Daniel Mangkey dalam ejournal Unsrat Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014, menjelaskan tentang ‘Lex et Societatis’. Dokter yang telah melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional, berhak mendapatkan perlindungan hukum. Terdapat beberapa hal yang menjadi alasan peniadaan hukuman terhadap dokter, yaitu : resiko pengobatan, kecelakaan medik, tanpa unsur kelalaian, aturan minor yang dapat diabaikan, kesalahan dalam penilaian (error of (in) judgment), Volenti non fit iniura atau asumsi atas risiko, dan Res Ipsa Loquitur. Namun demikian, pada praktiknya sebagian hal tersebut sangat sulit, rumit, dan menyita waktu, tenaga dan konsentrasi dokter dalam perumusannya.

 

Hasil gambar untuk undang-undang perlindungan dokter

 

Sebaliknya, perlindungan hukum untuk profesi notaris, jauh lebih jelas, nyata, dan rinci, sebagaimana dituliskan oleh Mariyantini pada ejournal Undip vol 4, no 1 tahun 2013. Perlindungan hukum terhadap notaris ketika terjadi sengketa di pengadilan, telah diatur pada Pasal 66 Undang-undang No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. Dalam hal memberikan kesaksian, seorang notaris tidak dapat mengungkapkan akta yang dibuatnya, baik sebagian maupun keseluruhannya, untuk merahasiakan semua hal yang diberitahukan kepadanya, karena akta yang dibuat oleh atau di hadapan notaris, merupakan suatu alat bukti yang mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna. Notaris hanya merumuskan keterangan dan pernyataan yang diperolehnya dari para penghadap. Notaris tidak hanya berhak untuk bicara, tetapi mempunyai kewajiban untuk tidak bicara. Kewajiban tersebut mengesampingkan kewajiban umum yang tercantum dalam Pasal 1909 ayat (1) KUHPerdata, karena adanya hak ingkar dari profesi notaris, sebagai konsekuensi dari adanya kewajiban merahasiakan sesuatu yang diketahuinya.

 

Yurisprudensi Mahkamah Agung (MA) melalui Putusan MA No 702K/Sip/1973, menyatakan bahwa notaris fungsinya hanya mencatatkan atau menuliskan, apa yang dikehendaki dan dikemukakan oleh para pihak yang menghadap notaris tersebut. Tidak ada kewajibanb agi notaris untuk menyelidiki secara materil, terkait apa yang dikemukakan oleh penghadap di hadapan notaris. Berdasarkan Putusan MA tersebut, jika akta yang dibuat oleh notaris dipermasalahkan oleh para pihak, maka hal tersebut menjadi urusan para pihak sendiri, notaris tidak perlu dilibatkan, dan notaris bukan pihak dalam akta.

 

Hasil gambar untuk undang-undang perlindungan dokter

 

Perlindungan hukum yang juga lebih baik, adalah terhadap profesi advokat atau pengacara. Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan permohonan perkara 26/PUU-XI/2013,  yaitu pengujian Pasal 16 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat, yang terkenal sebagai hak imunitas advokat. Putusan tersebut dinyatakan MK dalam sidang pengucapan putusan yang dipimpin Ketua MK Hamdan Zoelva, Rabu 14 Mei 2015. MK menegaskan bahwa ketentuan Pasal 16 UU Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat  harus dimaknai sebagai, advokat tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana dalam menjalankan tugas profesinya, dengan iktikad baik untuk kepentingan pembelaan klien, di dalam maupun di luar sidang pengadilan.

 

Mahkamah Konstitusi telah memutus menolak permohonan pengujian oleh Dokter Indonesia Bersatu terkait Pasal 66 ayat (3) UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, yang dianggap bertentangan dengan konstitusi, karena membuka interpretasi luas terhadap tindakan kedokteran yang dapat dikualifikasi sebagai tindak pidana. Putusan tersebut menekankan bahwa etika profesi, disiplin profesi, dan norma hukum secara normatif tidak dapat saling meniadakan atau saling menggantikan, yang dibacakan oleh Ketua MK Arief Hidayat Senin, 20 April 2015.

Dalam putusan nomor 14/PUU-XII/2014 tersebut, Mahkamah berpendapat pelanggaran atas etika profesi dan disiplin profesi hanya dapat dikenai sanksi secara etika dan/atau secara administratif. Namun demikian, tindakan dokter yang telah diperiksa dan diputus oleh Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI), ditetapkan masih dapat diajukan pelaporannya kepada pihak berwenang dan/atau digugat secara perdata.

Dengan demikian, Pasal 66 ayat (3) UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, layak direvisi, ditinjau ulang secara hukum (re-judicial review) menggunakan bukti hukum baru (novum), dan kalau perlu dibatasi. Selain itu, hak imunitas dokter dalam aspek perlindungan hukum, layak disejajarkan dan serinci dengan profesi advokat dan notaris.

 

Sudahkah para dokter bertindak? Janganlah para dokter diam saja.

PB IDI

Sekian

Yogyakarta, 14 Mei 2018

*) dokter spesialis anak, Ketua IDI Cabang Kota Yogyakarta

Alumnus S3 UGM, Lektor FK UKDW, WA 081227280161.

Categories
dokter Healthy Life Jalan-jalan

2009 JELAJAH SHANGHAI dan BEIJING

JELAJAH SHANGHAI dan BEIJING

fx. wikan indrarto*)

Arti kata ‘shang’ adalah atas dan ‘hai’ adalah laut, jadi Shanghai adalah kota di daratan China yang tampak tergeletak di atas permukaan laut. Kota di tepi delta Changjiang ini, sebenarnya bukan terletak di tepi Laut Cina Selatan yang luas. Shanghai dibelah oleh sungai Huangpu, yang tidak sekedar memikat karena atraktif dengan sejarahnya yang panjang, tetapi juga karena peran dominan di bidang ekonomi dan sosial bagi bangsanya. Shanghai tetap berada di bawah administrasi pemerintah pusat, menjadi pusat perdagangan dan ekonomi terbesar yang menyatu dengan industri dan menjadi pelabuhan terbesar di seluruh China. Selain sebagai kota bersejarah dengan budaya yang berusia ribuan tahun, saat ini juga menjadi kota metropolitan di pantai timur daratan China yang terbuka bagi siapapun di seluruh dunia. Pada tahun 2004, Shanghai telah mampu menjadi tuan rumah lomba balap mobil paling bergengsi di dunia (Chinese Grand Prix F1) dan sejak itu majalah ternama di dunia ‘TIME’ menyebutnya sebagai kota apapun (the world’s most happening city). Pada Oktober 2007 Shanghai menjadi tuan rumah pertama olimpiade khusus (Paralympic or Special Olympic Games) di Asia dan pada tahun 2010 kelak akan menjadi tuan rumah pameran akbar dunia (World Expo 2010). Itulah daya tarik Shanghai yang mendorong kami memutuskannya untuk ke sana.

 100_3675  Peta
Persiapan World Expo 2010 Peta Shanghai

Kami berkesempatan mengunjungi kota ini dalam rangka the 13th Asian Pacific Conggress of Pediatric, 14-18 Oktober 2009 di SICC (Shanghai International Convention Center), yang megah di sebelah timur menara televisi Pearl Oriental Tower dan gedung pencakar langit tertinggi (Shanghai World Financial Center), dimana keduanya menjadi simbol kota.

Kami menggunakan pesawat Singapore Airlines SQ 957, sebuah Boeing 777-300 modern, dari Jakarta untuk transit sekitar 3 jam di Singapura sejauh 550 mil dalam waktu 1 jam 35 menit, dan dilanjutkan ke Shanghai dengan pesawat sejenis sejauh 2.364 mil dalam waktu 5 jam 15 menit. Kami mendarat di Shanghai Pudong International Airport (PVG) yang berlokasi pada 30 km (19 mil) tenggara kota Shanghai, perlu sekitar 45 menit perjalanan mobil dari pusat kota, dan dibuka sejak 1 Oktober 1999. Terminal 2 & 3 di bandara ini dibuka pada awal 2008 yang dihubungkan dengan bis gratis setiap 15 menit antara pk. 6-21. Terminal 4 & 5 baru direncanakan, untuk memudahkan akomodasi bagi para penumpang yang semakin banyak. Kereta ini direncanakan dapat menghubungkan Pudong ke Hangzhou melalui Shanghai South Railway Station dan Hongqiau International Airport yang akan digunakan pada Shanghai World Expo 2010. Selain kereta api Maglev, juga ada Shanghai Airport Bus Co dan Shanghai Dazhong Bus Corporation yang berangkat setiap 13-21 menit antara pk. 7-23 dan perjalanan ke kota memakan waktu sampai 60-90 menit dengan 8 jalur bis, dimana jalur 5 saja yang melalui Pudong. Jalur bis yang lain akan menuju banyak tempat, termasuk People’s Square, Hongkou dan Hongqiau Airport. Kalau menggunakan taxi meter dari terminal 1 atau 2 menuju Puxi atau Pudong di pusat kota, menghabiskan tarif RMB 150-170 dalam waktu 45-60 menit. Operator taxi meter adalah Qiangsheng, Dazhong, Jinjiang dan Bashi dengan tarif RMB 11 untuk 3 km pertama dan RMB 2,1 untuk setiap km berikutnya. Kami sampai di Shanghai menjelang tengah malam pk. 23.15, sehingga hanya tersedia taxi meter sebuah sedan VW Santana 3000 setir kiri, yang berjalan di sisi kanan, menuju Holiday Inn Shanghai Pudong di Dong Fang Road 869. Hampir semua taxi meter di kota Shanghai adalah VW Santana buatan Jerman, dan hanya sedikit sekali mobil buatan Jepang. Pagi berikutnya kami menuju tempat konggres (the 13th Asian Pacific Conggress of Pediatric), di SICC (Shanghai International Convention Centre), dekat menara TV Oriental Pearl Tower yang artistik di sekitar Lujiazui.

 100_3577  100_3585
Di SICC (Shanghai International Convention Centre), saat pembukaan konggres Shanghai Jade Buddha Temple dengan patung Buddha sedang berbaring

Selesai acara konggres hari pertama, kami melanjutkan jalan-jalan ke Jing’an Temple, sebuah candi Buddha untuk para peziarah dari luar kota yang memohon sebuah keinginan kuat kepada Sang Buddha, dengan naik kereta bawah tanah Shanghai Metro atau MRT (subway) line 2 dari stasiun Lujiazui lewat stasiun East dan West Nanjing Road dan stasiun People’s Square. Subway di Shanghai ada 9 line yang rutenya dapat dilihat pada www.shfamousteacher.com.

Kami melanjutkan perjalanan ke Shanghai Jade Buddha Temple, sebuah tempat ziarah agama Buddha yang eksotik dan penuh dengan batu mulia aneka warna (jade). Setelah puas keliling kompleks suci dengan banyak biksu dan peziarah yang khusuk berdoa dan pelancong yang tercengang, kami kembali dengan MRT line 2 untuk turun di stasiun East Nanjing, lalu makan siang bersama bu Esther Nova Gunawan, ibu dari Yang Zi Yi pasien anak di RS Bethesda Yogyakarta dan sekarang menetap di Shanghai. Kami menuju Yuxin Sichuan Dish Restaurant di China Merchants Plaza di samping Jing Tai Mansion, yaitu di Jiang Gua Men Wai Street dan makan siang menu Shanghai, yaitu daging bebek Peking, sop ikan, mie, brokoli dan bakpau bentuk kembang. Setelah kekenyangan, kami lanjutkan perjalanan dengan membeli oleh-oleh cindera mata kaos dan tas di Nan Zheng Building, di Nanjing West Road yang terkenal murah meriah. Kami jalan lagi dengan MRT line 2 dari stasiun Nanjing West ke stasiun Shanghai Science & Technology Museum, untuk menuju ke Xin Yang Fashion and Gift Market, untuk mencari cindera mata yang lain. Setiap selesai transaksi di semua tempat di Shanghai, pembeli orang asing yang tidak paham bahasa dan huruf lokal, akan diberi kartu nama yang berisi keterangan dalam bahasa Mandarin dan huruf kanji, serta di bagian bawah akan tertulis juga dalam bahasa Inggris dan huruf latin ‘Taxi, take me to …. (alamatnya)’, agar pembawa kartu itu kembali lagi ke situ tanpa kesulitan, sebab hampir semua sopir taxi di China hanya paham bahasa Mandarin dan huruf kanji. Malamnya kami naik taxi dari hotel menuju Century Avenue Station untuk naik MRT line 2 ke People’s Square Station dan ganti (di sebuah inter change station ke) line 1 ke Shanghai Railway Station untuk naik kereta apai malam ke Beijing. Kereta api di sana tidak diberi nama tertentu seperti di Jawa, tetapi kode. Kami menggunakan kereta api D308 yang dioperasikan China Railway Express & Co dalam kerja sama dengan Shanghai Railway Administration, berangkat pk. 21.30 pada jalur (lounge) 3.

 100_3601  100_3602
Kereta Cepat dari Shanghai ke Beijing Stasiun Kereta Api di kota Beijing yang besar

Stasiun kereta api kota Shanghai sangat besar, dengan tempat umum yang sangat luas untuk ukuran Indonesia, bahkan ruang tunggu penumpangnya sebesar lapangan sepakbola. Kereta D308 terdiri dari 15 gerbong, setiap gerbong yang dicat putih bersih sangat informatif karena tanda angka menggunakan lampu yang menyala, bukan tulisan yang sulit dibaca, apalagi kalau malam hari. Dalam gerbong berisi 10 kamar, setiap kamar berisi 2 tempat tidur tingkat (soft berth car), dasar tempat tidur atas setinggi 1,1 m dan atap kamar setinggi 1,75 m, sehingga setiap gerbong memuat 40 penumpang.

100_3596

tempat tidur dalam kamar penumpang KA ke Beijing

Dalam kamar dilengkapi dengan 4 TV layar datar di dinding kamar untuk setiap penumpang sambil berbaring, head set khusus untuk pendengar berbaring, lampu baca, colokan listrik 220V berkekuatan 200 W untuk HP atau laptop, meja lipat untuk meletakkan makanan/minuman, gantungan jas, sandal, selimut tebal dan 2 buah bantal. Tempat duduk hanya tersedia di gerbong restoran dan di depan setiap kamar ada sebuah tempat duduk lipat. Di bagian belakang setiap gerbong ada 2 toilet bertekanan udara seperti di pesawat terbang, wastafel dan ruang pengganti popok bayi. Sambungan antar gerbong dalam keadaan tertutup rapi, sehingga kedap suara dan dingin full AC tidak bocor keluar. Kereta yang interiornya bernuansa silver, berangkat tepat waktu dengan kecepatan rata-rata 211 km/jam, sehingga Shanghai-Beijing dapat ditempuh dalam 9 jam dengan tiket seharga Y 735 per orang. Informasi stasiun terdekat sangat jelas di layar TV dan banner berjalan di lorong setiap gerbong dalam Mandarin & Inggris, misalnya ‘We will soon arrive at South Beijing station, the present temperature out side the car is 10,2 degrees C’.

BEIJING

Beijing adalah ibukota Republik Rakyat Cina (RRC), negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, hampir 1,2 milyar jiwa. Beijing juga sebuah kota bersejarah dan budaya (historic and culturally) yang sangat terkenal di seluruh dunia. Kota itu menyimpan peninggalan budaya dan kesenian China yang melahirkan kekayaan budaya bangsa China kuno, tetapi saat ini dipadukan dan dibangun bersebelahan dengan berbagai fasilitas bisnis, industri dan olah raga modern. Bangunan baru berdiri gagah di samping tempat yang bersejarah dan berdampingan dengan situs budaya yang sangat artistik dan menarik, yang merupakan peninggalan setiap dinasti yang pernah menguasai daratan China.

 Rute  Gerbang
Rute perjalanan kami Di gerbang Mutinyahu Great Wall

Sudah hampir 5.000 tahun masyarakat China kuno berdiam dan berkembang di kota ini, dimulai dengan Manusia Peking (‘Peking Man’ dalam istilah arkeologi) dari saat masih berbudaya ganas (barbarian age), sampai periode awal bermasyarakat (era of civilization) yang masih dapat dilihat di Zhuan-nian, sekitar 48 km sebelah barat laut Beijing, sehingga kota ini layak disebut ibukota kebudayaan Timur (cultural capital in the East). Fosil ‘Manusia Peking’ ditemukan pada tahun 1929 dalam ekspedisi arkeologis di Bukit Longgu (Tulang Naga), dalam sebuah gua berukuran 140×2,5×42 m dan yang diperkirakan hidup di situ 500.000 tahun lalu. Zhoukoudian tercatat dalam daftar Warisan Budaya Dunia menurut UNESCO sejak tahun 1987 dan merupakan situs terlengkap peninggalan manusia purba yang berdiri tegak (erect man), meskipun selama Perang Dunia II banyak fosil dan artefak yang hancur dan hilang. Kami tidak berkesempatan melihatnya secara langsung.

 Temple  100_3635
Temple of Heaven di Beijing Prasasti Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO

Fakta menunjukkan bahwa hanya Beijing yang berubah sangat cepat dibandingkan kota lain di manapun. Ibukota People’s Republic of China (PRC) ini selalu bertambah hotel, mall, bangunan komersial, plaza, stadion dan fasilitas latihan apapun, sehingga menjadi tuan rumah Olympic Games 2008 yang sangat bergengsi. Selain itu, juga membuktikan China sebagai superpower baru, dengan adanya banyak bangunan baru dan modern, yang dipadu dengan bangunan bersejarah (grandiose socialist municipal buildings). Beijing sudah menjadi ibukota China sejak kekaisaran pertama pada tahun 1421, sampai runtuhnya periode kekaisaran pada tahun 1911. Pada periode tahun 1911-1949, Beijing kacau balau karena diperebutkan oleh banyak kelompok masyarakat. Pada tahun 1931 Jepang mendudukinya sampai akhir Perang Dunia II yang dilanjutkan dengan meletusnya perang sipil sampai Mao Zedong bersama dengan kelompok komunis menguasainya. Mao sebagai bapak bangsa memproklamasikan People’s Republic of China sebagai sebuah negara di the Gate of Heavenly Peace (Gerbang Perdamaian Abadi) pada pintu masuk Forbidden City (kompleks Kota terlarang) di Lapangan Tian’anmen dan menyatakan Bejing sebagai ibukota negara. Tiananmen Square, dimana Mao Zedong memproklamasikan kemerdekaan RRC dan tempat terjadinya pembunuhan mahasiswa pro-demokrasi pada saat demonstrasi besar-besaran pada tahun 1989, adalah lapangan untuk umum yang terbesar di seluruh dunia dan menjadi daya tarik wisatawan dari manapun. Lapangan yang besar ini mencakup Gedung Balai Agung Rakyat (Great Hall of the People), Gedung DPR (China’s parliament), Makam Mao Zedong (the Mao Zedong Memorial Hall), dimana tubuh Mao terbaring dalam peti kaca tembus pandang, Tugu Pahlawan (the Monument to the People’s Heroes). Gedung pemantau bintang lama (Old Observatory) yang didirikan oleh Kublai Khan, sekarang dijadikan museum yang menyimpan berbagai barang dari masa Dinasti Ming dan Qing, termasuk alat-alat perunggu pemantauan bintang (bronze astronomical instruments).

Penduduk kota Beijing mencapai 15.244.000 jiwa (megapolitian area) dengan suhu udara berkisar dari -3 derajad C di bulan Januari sampai 26 derajad C di bulan Juli. Beijing terpengaruh oleh berbagai dinamika manusia, termasuk perang, revolusi, industrialisasi dan demonstrasi yang silih berganti. Kami tidak masuk melalui Beijing Capital International Airport (PEK) yang terletak 28 km timur laut pusat kota Beijing dan sangat megah yang dibangun tahun 1999, tetapi melalui stasiun kereta api kota (Beijing Railway Station) hari Kamis pagi, 15 Oktober 2008, pk. 07.15, tepat waktu sesuai jadwal yang tertulis pada tiket dari Shanghai. Udara dingin langsung menyengat, begitu kami keluar gerbong yang memasang pemanas ruangan, jadi kami langsung makan mie instan rasa lokal di warung tenda di pelataran stasiun yang seluas 3 kali lapangan sepak bola. Di China semua tempat umum sangat luas sekali, sehingga mampu digunakan oleh banyak sekali orang, sebab warga kotanya terbanyak dibandingkan kota manapun di dunia.

 100_3593  100_3640
Bis listrik (bom-bom bus) dan taxi meter Bis listrik (bom-bom bus) gandeng

Kami melanjutkan perjalanan dengan naik kereta bawah tanah (subway) yang dioperasikan Beijing Subway Corp. Jalur utama dari timur ke barat adalah dari stasiun Pingguoyuan ke Sihui Dong, sedangkan jalur lain berjalan memutarinya (circular route). Pada tahun 2020 ditargetkan Beijing akan memiliki sistem kereta bawah tanah yang terpanjang di seluruh dunia, yaitu mencapai 561 km dalam 19 lines (jalur). Kami harus antri panjang yang teratur sebanyak 2x, yaitu saat kami membeli tiket seharga Y 2 perorang untuk semua tujuan (jauh dekat, termasuk ganti jalur kereta dan berbeda dengan di Shanghai) yang dilayani secara manual dalam 2 loket, karena di situ tidak ada mesin penjual tiket digital, dan saat kami masuk pemeriksaan ‘scaning’ barang bawaan penumpang dengan alat deteksi logam. Kami melewati stasiun Jianguomen, Chaoyangmen, Dongsi Shitiao, lalu Dongzhimen untuk mencapai tujuan petualangan pertama. Setiap hampir mendekati stasiun, selalu ada peringatan lisan rekaman suara seorang wanita dalam 2 bahasa, Mandarin dan Inggris, agar bersiap-siap (‘Please get ready for your arrival’) dan lampu di papan penunjuk yang menyala kelap-kelip. Kami turun di stasiun Dongzhimen, lalu keluar menuju ke Outer Street, untuk mencapai ruang kepindahan penumpang ke bis (‘bus transit hall’) unt mencari bis no 936. Kami menuliskan angka 936 dalam kertas kecil, dan menunjukkan kepada siapapun yang kami tanyai, sebab tidak ada bahasa yang memudahkan komunikasi kami dengan siapapun di situ, kecuali bahasa tulisan berupa angka. Sayang sekali, bis rute tersebut cukup jarang, sehingga kami takut kehabisan waktu dan memutuskan naik Honda New Jezz keluaran terbaru yang kami sewa seharga Y 350 menuju Mutianyu, selama 1,5 jam melewati jalan tol dan jalan alternatif dengan kecepatan tinggi dan gaya nyetir ugal-ugalan.

 100_3639
Peta Great Wall Tourist Zone di Mutianyu Di dalam cable car bertarif Y 40 per orang

Mutianyu terletak di Kabupaten Huairou, dibangun pada saat Northern Qi diperintah oleh Kolonel Xu Da yang kemudian berpangkat jendral di bawah Kaisar Zhu Yuanzhang pada awal Dinasti Ming berkuasa. Daerah Wisata Tembok Besar (Great Wall Tourist Zone) di Mutianyu meliputi perkampungan warga asli (Mutianyu Village), Yishonglou Restaurant, miniatur kota Meng Shi, tempat parkir 3 areal, jalan mendaki ke Tembok Besar (Passage Leading up the Great Wall), jalur menurun dari puncak (the Proper Terrace of the Pass), menara pengawas (Big Corner Tower) dan stasiun naik turun penumpang kereta gantung.

100_3631

Tembok Besar Cina, benar-benar tembok dari batu dan sangat besar

Di dalam cable car bertarif Y 40 per orang

Tembok Besar di Mutianyu dikelilingi daerah luas yang terdiri dari gunung-gunung dengan pemandangan sangat indah sesuai dengan musimnya. Pada musim panas diwarnai bunga gorgeus dengan dominasi putih dan tengah merah, pada musim semi hutan-hutan menghijau menutupi seluruh areal gunung, pada musim gugur banyak buah dan daun berwarna cokalat dan kuning berserakan dan pada musim dingin tertutup salju dengan warna putih yang mewarnai seluruh daerah utara. Kami naik kereta gantung yang dioperasikan Beijing Tourism Group Co., Ltd yang dibangun pada tahun 1986, sepanjang 732 m, setinggi 640 m, kecepatan kereta 3,5 m/detik dengan total jumlah kereta 58 buah, masing-masing dapat menampung 6 penumpang. Harga tiket masuk ke Tembok Besar (Great Wall) Y 50 dan naik kereta gantung (cable car) Y 40 per orang. Sopir kami yang membelikan semuanya dan mengatakan kami wisatawan domistik, karena wajah ‘Mongoloid’ kami mirip mereka, sehingga diberi harga tersebut.

 100_3633  100_3617
Tembok Bedsar yang memanjang Salah satu sudut Great Wall

Tembok Besar adalah benteng pertahanan militer yang terbesar di seluruh dunia dan masuk dalam ‘7 keajaiban arsitektur dunia’ karena pengerjaannya yang rumit (arduous work), sejarahnya yang panjang dan nyaris tidak masuk akal (imposing manner), dan tidak ada bandingnya di seluruh dunia. Tembok Besar sudah tercatat sebagai ‘Warisan Budaya Dunia’ oleh UNESCO sejak tahun 1987. Tembok Besar ini dibangun memanjang sejauh 629 km, berbentuk setengah lingkaran, mengikuti kontur tanah dan megah berdiri di puncak gunung. Di sekitar Beijing terdapat beberapa bagian yang terkenal, yaitu Badaling, Puncak Juyong, Simatai dan Mutianyi. Kami hanya mengunjungi Mutianyu, meskipun Simatai dianggap sebagai yang paling angker, berbahaya dan menarik (‘thrill, danger and oddity’) karena menara pengintai, strukturnya yang khusus dan bentuknya yang berbeda. Kami mendaki dan berfoto-foto di Tembok Besar, belanja cindera mata dan segera pulang ke Beijing. Kami makan siang di warung pinggir jalan dekat terminal bis Dongzhimen, yang semua daftar menu dan petugasnya hanya ada dalam Mandarin dan kanji. Akhirnya kami putuskan untuk menunjuk menu yang dimakan pengunjung di meja sebelah dan botol air mineral kosong, sebagai menu yang kami pilih dengan bahasa Tarzan. Dengan keheranan penuh, karena pesanan kami terlalu sederhana dan sedikit, mereka tetap melayani dengan diiringi tawa cekikikan petugasnya. Kami makan nasi 1 porsi dengan irisan daging babi dan sayuran hijau seharga Y12 untuk berdua. Ciri khas orang China yang kami amati ada 3 hal yang mengherankan, yaitu menguap di manapun dengan mulut terbuka tanpa ditutup telapak tangan, meludah di sembarang tempat, pesan makanan di restoran tanpa minuman karena menunya hampir semua berkuah, dan kalau makan perlu lauk beragam dengan porsi besar, yang dimakan agak lama karena diiringi ngobrol terus menerus.

100_3654

Mao Zedong sang pemimpin Cina

Saat ini di Beijing ada 13 line subway (jalur kereta api bawah tanah). Kami menggunakan line 2 dari stasiun Dongzhimen ke Jianguomen, kemudian ganti line 1 ke Tian’anmen Timur, untuk mengunjungi Gerbang Menara Tian’anmen (Gate-tower) yang sangat terkenal dan dibangun pada tahun 1417. Tian’anmen berarti ‘Gerbang Perdamaian Abadi’ (Gate of Heavenly Peace) dibangun dalam tahun ke 15 pemerintahan Kaisar Yongle dengan nama awal Gerbang Penerimaan Kekuasaan Abadi (‘Gate of Accepting Heavenly Mandate’). Pada tahun 1651 saat tahun ke 8 kekuasaan Kaisar Shunzhi, lapangan itu diubah namanya menjadi Tian’anmen. Gerbang menara di depan dalam gaya Buddha, yaitu atap ganda berbentuk lengkung dengan tinggi 33,7 m dan panjang 9 bays dan lebar 5 bays. Di atas gerbang utama terpampang gambar Mao Zedong yang terkenal. Di depannya ada Qianmen yang merupakan gerbang kota pada saat Dinasti Ming dan Qing berkuasa. Lapangan Tian’anmen yang berada di pusat kota, membuat sudut kota Beijing simetris dalam longitudinal maupun latitudinal, yang menempatkannya sebagai tumpuan. Lapangan ini direnovasi besar-besaran pada tahun 1999 sebagai peringatan 50 tahun kemerdekaan negara RRC, dan merupakan lapangan umum (public square) terbesar di dunia dengan luas 440.000 m persegi, dapat menampung 1 juta orang dalam sebuah kegiatan, dan merupakan daya tarik luar biasa bagi para wisatawan (an impressive tourism centrepiece). Kami berdua berdiri diantara puluhan ribu manusia, sebuah pengalaman tak terlupakan (nggegirisi) karena dikepung para pengunjung, baik yang berjalan-jalan, berdiri keheranan, maupun yang antri akan melihat jasad pemimpin Mao Zedong yang terlihat membelitnya antrian manusia untuk masuk ke dalam makam (mausoleum) Ketua Mao (Chairman Mao). Kami berdua berdiri dan kesulitan berfoto di antara padatnya pengunjung di atas jembatan sungai Emas yang dikeramatkan (Golden River) di tepi Jalan Chang’an (Avenue) yang sangat lebar, di depan gerbang yang ada foto raksasa Mao Zedong, untuk masuk ke Duanmen.

 100_3641  100_3645
Stasiun subway di Tian’anmen Foto raksasa Mao Zedong di Tian’anmen

Chang’an Avenue merupakan sumbu dari arah timur ke barat kota Beijing, dimulai dari Tongzhou di timur sampai Shijingshan di barat dan merupakan jalan penting (the first street in China). The Forbidden City (Kota Terlarang atau Museum Istana) dibangun pada saat Dinasti Ming berkuasa (1368-1644), yaitu mulai tahun 1406 dalam waktu 14 tahun dan menjadi istana bagi pusat kekuasaan Dinasti Ming dan Qing, atau sebanyak 24 kaisar. Kompleks ini merupakan istana yang paling luas di dunia dan pada tahun 1987 UNESCO mencatatnya dalam ‘Daftar Warisan Budaya Dunia’ atau ‘World Heritage List’. Di dalamnya terdapat gedung-gedung istana, lapangan luas, dekorasi artistik, bonsai, taman yang indah dengan relief budaya. Secara arsitektural yang menonjol adalah Pura Perdamaian (Temple of Heaven) di bagian selatan Lapangan Tian’anmen, merupakan kompleks candi terbesar di Daratan China yang dibangun pada abad 15, digunakan untuk berdoa oleh para kaisar yang berkuasa dan memohon petunjuk untuk kebijaksanaan (good harvests). Selain itu, ada Lama Temple yang dibangun pada abad 17 di sebelah utara kota, yang digunakan untuk berdoa aliran Topi Kuning dari propinsi Tibet (Tibetan Lamaism). Kami tidak mampu mengelilingi kompleks yang sangat luas itu, baik karena takut kehabisan waktu, maupun cidera lecet kaki karena sudah dan akan berdiri dan berjalan kaki sangat jauh. Akhirnya kami putuskan untuk melanjutkan ke Stadion Negara (National Stadium) dengan subway line 1 ke stasiun Guomao untuk ganti line 10, lalu ke stasiun Bagou ganti line 8 di stasiun Beitucheng, dan turun di National Stadium. Stadion ini adalah stadion utama untuk acara seremonial pembukaan dan penutupan Olimpiade Beijing 2008, berbagai lomba atletik dan final cabang sepakbola. Bentuk arsitekturalnya yang sangat khas, yaitu seperti sarang burung, maka disebut Bird-nest Stadium. Di sampingnya ada National Aquatic Center yang juga disebut ‘Water Cube’, merupakan arena pertandingan cabang renang pada Olimpiade 2008 dan salah satu simbol bangunan khas di Beijing, karena bentuknya yang kubus dan dinding luarnya nampak seperti air dalam kantong-kantong plastik berwarna biru.

 100_3659  100_3664
Di dalam subway line 8 yang modern Stadion Sarang Burung (Bird-nest Stadium)

Pulang dari Stadion Olympic Green line 8 kami melanjutkan ke stasiun Beitucheng, ganti line 10 ke stasiun Huixinxijie Nankou untuk ganti line 5 ke stasiun Yonghegong dan ganti lagi ke line 2 menuju stasiun kota (Beijing Railway Station) untuk pulang ke Shanghai dengan KA malam express, sejenis dengan yang kami gunakan untuk pergi. Sungguh sangat besar sekali kota Beijing, sehingga pemahaman tentang tata letak tempat tujuan (sesuai peta) harus dipahami benar, agar kita tidak lenyap di tengah-tengah arus deras banyak manusia yang menyemut, tetapi tidak mudah mencari orang yang dapat ditanya dengan Inggris dan latin, selain Mandarin dan kanji. Malam itu kami terbaring nyenyak dalam kelelahan yang digoyang laju kereta D307 menuju Shanghai.

SHANGHAI LAGI

Sesampai di Shanghai lagi dengan kereta yang sama, Jum’at pagi 16 Oktober 2009, pk. 7.15 kami langsung mengikuti seminar dan sorenya melanjutkan ke Nanjing Road dengan taxi meter melalui terowongan panjang di bawah sungai Huangpu. Sungai Huangpu yang lebar memisahkan daerah barat (Puxi) dengan timur (Pudong) kota Shanghai. Di sisi barat berdiri gedung-gedung menawan yang dibangun dalam rentang waktu abad 15-19 dan di sisi timur tegak ratusan gedung-gedung pencakar langit, bahkan sampai 50-100 lantai. Shanghai World Financial Centre sebagai gedung tertinggi di dunia diresmikan pada Agustus 2008. Bangunan 101 lantai setinggi 474 m (1.555 kaki), dengan 3 lantai (lantai 94, 97 dan 100) dindingnya adalah kaca transparan, sehingga pengunjung dapat melihat seluruh panorama kota dari ketinggian (cityscape). Gedung ini sama tinggi dengan Burj Dubai di Uni Emirat Arab dan Taipei 101 di Taiwan, sehingga dinamakan ‘sister of Shanghai skyscrapers’. Di dekatnya megah berdiri stasiun televisi (The Broadcasting & Television Tower of Oriental Pearl), yang merupakan menara tetrtinggi ke 3 di dunia setelah CN Tower di Toronto, Canada dan Moscow TV Tower di Rusia. Kota ini terletak pada garis 31,14 LU dan 121,29 BT, pernah menjadi pusat kota Cina bagian timur dan merupakan gerbang ke lembah sungai Yangtze. Kota ini berpenduduk 17 juta jiwa, dimana 10 juta jiwa tinggal di pusat kota dengan luas 6.340,5 km persegi dan 2.643 km persegi merupakan pusat kota (downtown). Rata-rata suhu tahunan adalah 18 derajad C dan curah hujan 1.240 mm. Musim panas terjadi pada Juli dan Agustus, dengan suhu sampai 30 derajad C dan paling dingin di Januari dengan suhu 3 derajad C, dan cuaca paling baik untuk wisatawan adalah bulan September dan Oktober. Para pengamat memandang hal ini sebagai simbol kedigdayaan China pada abad yang lampau, hari ini dan masa depan. Kalau kita berdiri di dekat sungai Huangpu, kita dapat melihat kota yang memiliki 2 masa berbeda dengan pesonanya sendiri-sendiri.

 100_3690  100_3682
Shanghai World Financial Centre &Tower of Oriental Pearl Sisi barat the Bund dengan bangunan Eropa abad 19

Di Shanghai ada Nanking Lu, kawasan belanja elite dunia. The Bund, yang termashur dengan perpaduan gaya bangunan barat dan timur. Pudong, di sebelah timur kota, dimana tegak gedung-gedung baru dan menara Shanghai yang seolah menyebarkan kabar, bahwa Shanghai layak sebagai kota terbaik di dunia. Trotoar yang mengitari kota, pada umumnya lebar. Ada yang 5 meter, tetapi banyak yang sampai 20 meter, atau bahkan 90 meter. Sejumlah jalan di sini memang mirip lapangan sepak bola. Taman-taman tersebar di mana-mana, lengkap dengan patung, air mancur, restoran dan tempat untuk rileks. Nanjing Road yang kami datangi terletak di Puxi, daerah kota lama Shanghai di seberang sungai, dan kami merencanakan jalan-jalan di the Bund, sebuah arena jalan kaki (pedestrian) sepanjang 1,6 km, terluas dan terkenal yang menyusur sungai Huangpu. Sayang sekali, the Bund baru direnovasi untuk menyambut World Expo 2010, sehingga kami hanya mengambil foto-foto panorama gedung pencakar langit kota Shanghai di Pudong yang khas dan fenomenal, yaitu ke arah seberang sungai. Kami melanjutkan perjalanan dengan taxi ke Yu Garden dan belanja di Fuyou Street Merchandise Mart, tepatnya di sisi belakang Yu Garden.

Yu Gardens and Bazaar dibangun pada tahun 1559 oleh keluarga kerajaan. Meskipun dihancurkan oleh kolonialisme pada abad 19, masih terlihat terowongan, gua, dinding batu pembatas, kolam renang, gedung pentas opera dan markas sebuah komunitas (the Small Swords Society) yang digunakan sejak tahun 1853. Ada lagi rumah di tengah kolam untuk minum teh (Mid-lake Pavilion Teahouse) dengan sebuah jembatan 9 kelokan (Nine Twists Bridge) untuk menuju rumah itu, dan masih banyak bangunan bersejarah seperti Former French Concession Lined, Ruijin Guests House, Morris Estate, boutiques yang terkenal Taikang Lu, Fuxing Xi Lu, dan Sinan Lu. Di sebelahnya berdiri megah Museum Shanghai tempat diselenggarakannya Konggres Pertama Partai Komunis China (CCP) pada 23 Juli 1921 oleh Li Hanjun dan Mao Zedong, yang dikemudian hari menjadi presiden RRC pada 1949. Sayang sekali, kami tidak mampu mengabadikan keindahan semuanya, karena begitu banyaknya pengunjung yang berjejal dan menutup ruang gerak dan sudut untuk pengambilan gambar secara ideal.

 Yu Garden  Paper cutting
Yu Garden yang padet pengunjung Paper cutting berbentuk wajah tamu

Setelah puas belanja pernik-pernik, kami mencoba menyeberang sungai Hungpao menggunakan kapal penyeberangan tradisional di dermaga Dongmen Road yang dikelola Shanghai Public Transportation Car dengan harga tiket Y 0,5 untuk menyeberang selama 8 menit ke Pudong. Situasi di dalam kapal sangat ramai dengan orang-orang Shanghai awam, masyarakat kebanyakan atau rakyat biasa, sepeda, dan sepeda motor yang semuanya menjadi satu. Kami mencoba menyeberang kembali ke daerah Puxi dengan kapal sejenis, memotong arus deras sungai Huangpu ke dermaga yang sama. Sesampai di daratan Puxi kami berjalan menyusur the Bund yang sedang direnovasi untuk melihat Astor House Hotel yang monumental. Perlu diketahui, bahwa aliran listrik pertama di seluruh daratan China dibangun di Richard Hotel pada tanggal 26 Juli 1882, yang sekarang berganti nama menjadi Astor House Hotel di Huangpu Road. Kami melihat monumen dan kenangan tentang aliran listrik itu di situ lalu berlanjut ke stasiun di Poeple’s Square untuk naik subway menuju ke stasiun Longyang Road dengan line 2, karena ingin mencoba naik Maglev (kereta api tercepat di dunia) yang bertarif Y50 selama 8 menit ke stasiun di Shanghai International Airport. Pada awal 2004 mulai dibangun proyek infratsruktur angkutan nasional yang prestisius, yaitu kereta super cepat (Magnetic Levitation Shuttle train atau ‘Maglev’) dengan kecepatan 431 km/jam. Kereta ini menghubungkan Pudong dengan stasiun pusat kota Longyang Road dalam waktu hanya 8 menit. Kereta ini terjadwal setiap 15-30 menit pada pk. 7-21.30. Setelah mencoba Maglev itu, kami menuju ke rumah keluarga bu Nova Gunawan di Xiang Mei Garden Apartmen di kamar nomor 1601. Dilanjutkan jamuan makan malam keluarga di sebuah restoran bergaya semi minimalis China modern dalam Huishang Building lantai 3 di Min Sheng Road 3F, no 1286. Setelah makan malam itu, kami kembali ke hotel untuk berkemas-kemas.

 100_3693  100_3694
Petunjuk ke stasiun di Poeple’s Square Stasiun Maglev di Longyang Road

Pagi harinya kami pulang ke Yogyakarta dengan pesawat Singapore Airlines SQ 986 yang diselingi berurusan dengan petugas airport di ruang pemeriksaan bagasi (Baggage Check Room), karena cindera mata patung dari plastik terlihat sebagai bahan berbahaya dalam mesin ‘scaner’ bagasi penumpang. Kami sampai dengan selamat di Yogyakarta pada Sabtu malam, 17 Oktober 2009, setelah 4 hari bertualang di luar paket wisata agar lebih ngirit, menjelajah secara mandiri 2 kota terbesar di RRC atau Negeri Tirai Bambu yang memiliki penduduk terbanyak di seluruh dunia.

sekian

Yogyakarta, 19 Oktober 2009

*) penjelajah negeri orang berdana cekak