Categories
dokter Healthy Life medicolegal UHC

2023 Posisi Baru IDI

Persatuan Dokter Seluruh Indonesia: IDI Juga Ormas | Nasional

POSISI  BARU  IDI

fx. wikan indrarto

Ringkasan tulisan ini telah dimuat di Detik.com, yang merupakan portal media online terbaik di Indonesia yang menjadi favorit masyarakat menurut Similarweb. Menjadi salah satu pionir media berita online di Indonesia, Detik.com menawarkan berita baru setiap detiknya. Media yang didirikan pada tahun 1998 ini menjadi portal berita yang informatif, cepat, dan terkini di Indonesia.

detikNews pada Selasa, 19 Sep 2023 14:00 WIB :

https://news.detik.com/kolom/d-6937516/mengkonkretkan-posisi-baru-idi

UU Kesehatan Undang-undang (UU) Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan yang telah disahkan pada Selasa, 8 Agustus 2023  menempatkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada posisi yang berbeda. Apa yang sebaiknya diposisikan?

.

UU no 17/23 yang baru ini telah mencabut 10 buah UU sebelumnya, yaitu tentang Kebidanan, Kekarantinaan Kesehatan, Keperawatan, Tenaga Kesehatan, Kesehatan Jiwa, Pendidikan Kedokteran, Rumah Sakit, Kesehatan, Praktik Kedokteran, Wabah Penyakit Menular, dan Ordonansi Obat Keras. Posisi dan peran IDI seperti termuat pada UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran yang telah dihapus, tentu saja harus disikapi dengan perubahan posisi.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2023/08/22/2023-komitmen-satu-idi/

.

IDI Reborn adalah visi organisasi IDI untuk menuju organisasi profesi dokter yang mandiri, modern, dan akuntable. Juga membawa semangat perubahan dan pembaharuan dalam bingkai kolegialitas teman sejawat dokter, sebagaimaan disampaikan oleh Dr. dr. Moh Adib Khumaidi, SpOT, sebagai Ketua Umum PB IDI. Bentuk konkrit dari perubahan posisi tersebut memang masih dibahas lebih rinci, tetapi paling tidak perlu menjawab berbagai persoalan praktis yang selama ini muncul.

.

Terdapat beberapa hal penting yang dapat dikerjakan oleh pengurus IDI dalam waktu dekat, yaitu sistem mentoring, iuran bukan tunggal, ketrampilan mendengarkan dan mengedukasi, kemudahan bagi dokter diaspora, pengurangan porsi ranah pendidikan dalam P2KB, serta aturan turunan untuk SIP Dokter yang perlu diperjuangkan.

.

Sistem mentoring sebaiknya diperkenalkan untuk menularkan ketrampilan dari para dokter yang telah mapan atau senior, kepada para dokter pra mapan atau yunior. Untuk selanjutnya mentoring seharusnya tidak sekedar dalam aspek mutu medis, etika kedokteran, ilmiah dan iptekdok yang selama ini sudah berjalan dan tidak perlu ditingkatkan, tetapi juga dalam aspek seluk beluk kehidupan dokter yang lebih luas, termasuk karier, pendidikan lanjutan dan peminatan, yang tentunya jauh lebih ditunggu-tunggu oleh para dokter yunior. Para dokter senior hendaknya iklhas dan legowo, saat menularkan ‘trick and tips’ untuk berkembangnya para doktr yunior, bukan yang sebaliknya. Seirama dengan hal itu, perlu juga diberlakukan regulasi baru tentang iuran bagi anggota untuk organisasi IDI, yang sebaiknya tidak memiliki besaran nominal tunggal, karena sering kali memberatkan bagi para dokter pra mapan atau pemula. Fokus kembali pada ranah peningkatan kesejahteraan anggota, sebagaimana telah dilakukan oleh pengurus IDI pada awal berdirinya dulu, layak dilakukan.

.

Belajar dari tingginya penyebab kurang memadainya komuniasi dokter, sebagai faktor penting terjadinya keluhan pasien, sengketa dokter dengan pasien, bahkan tuduhan malpraktek medis, maka ketrampilan mendengarkan keluhan pasien dan mengedukasi pasien, terutama pada saat pasien diharapkan akan menyetujui tindakan medis penting dalam bentuk ‘informed consent’, dipandang sangat perlu dilatihkan oleh para dokter senior. Terkait dengan sulitnya dokter WNI tamatan fakultas kedokteran luar negeri untuk memulai berkarier di Indonesia, karena proses adaptasi di FK PTN yang rumit, berbelit dan sulit, ada baiknya dicetuskan program internship dokter diaspora, sebagai pengganti adaptasi. Program ini tentu saja jauh lebih terjangkau, semakin singkat, tambah pasti dan menyenangkan. Internsip adalah proses pemantapan mutu profesi dokter untuk menerapkan kompetensi yang telah diperoleh selama pendidikan, secara terintegrasi, komprehensif, mandiri serta menggunakan pendekatan kedokteran keluarga, dalam rangka pemahiran dan penyelarasan antara hasil pendidikan dengan praktik di lapangan. Proses ini dapat dilakukan di RS tipe C atau D dan puskesmas untuk dokter umum tamatan luar negeri dan hanya di RS tipe B untuk dokter spesialis.

.

Tugas Ikatan Dokter Indonesia: Sejarah, Fungsi & Dasar Hukum IDI

Poin penting lainnya adalah pengurangan bobot ranah pendidikan dalam P2KB, yang saat ini setara dengan ranah professional, tentu banyak ditunggu oleh para dokter yang selama ini suaranya mungkin terkunci. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB) atau Continuing Professional Development (CPD) adalah upaya pembinaan bersistem bagi profesional tenaga medis, yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, serta mengembangkan sikap agar ia senantiasa dapat menjalankan profesinya dengan baik. Namun demikian, bobot ranah pendidikan yang setara dengan ranah profesional, sehingga cukup sering disalahgunakan, melenceng dan memberatkan, perlu segera dikoreksi.

.

Langkah lainnya adalah peran pengurus IDI dalam mengawal terbitnya aturan turunan dari UU Kesehatan Omnibuslaw, khususnya dalam regulasi penerbitan SIP (Surat Ijin Praktek) Dokter oleh dinas kesehatan tingkat 2 di seluruh Indonesia. Persyaratan rekomendasi IDI untuk terbitnya SIP yang sudah dianulir, sebaiknya diperjuangkan untuk diganti menjadi persyaratan rekredensialing dokter, oleh dinas kesehatan kabupaten atau kota yang wajib melibatkan pengurus IDI tingkat Cabang.

.

Visi IDI Reborn merupakan reposisi setelah mawas diri atas sikap IDI yang pernah terlanjur ‘kemajon’. Diperlukan misi dan aksi nyata IDI dalam waktu dekat, dengan lebih peka atas berbagai kendala dan kesulitan para dokter anggotanya, untuk berkiprah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Semoga berhasil dengan baik.

Sekian

Yogyakarta, 22 Agustus 2023

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Lektor FK UKDW, Alumnus S3 UGM, anggota MKEK IDI Wilayah DIY, NPA IDI : 1401.32378, WA: 081227280161

Categories
anak antibiotika COVID-19 dokter Healthy Life sekolah

2023 Polusi dan Pneumonia

Udara 3 Kota di Indonesia Tidak Sehat dan Berbahaya

POLUSI  DAN  PNEUMONIA

fx. wikan indrarto*)

Ringkasan naskah ini telah dimuat di Harian Nasional Media Indonesia Kamis, 31 Agustus 2023.

https://m.mediaindonesia.com/opini/609327/polusi-dan-pneumonia

Dalam dua pekan terakhir Agustus 2023, Jakarta adalah peringkat pertama sebagai kota dengan polusi udara terburuk di dunia berdasarkan data IQAir. Pada musim kemarau seperti ini juga bertiup angin timur yang kering serta membawa debu dan partikel berbahaya yang lebih banyak. Apa yang mencemaskan?

.

Polusi udara akan meningkatkan risiko anak mengalami pneumonia atau radang paru-paru. Ini adalah satu-satunya penyebab kematian oleh penyakit infeksi terbesar pada pasien dewasa dan anak, termasuk saat pandemi COVID-19 yang lalu. Tidak ada infeksi lain yang menyebabkan beban kematian setinggi ini, sehingga pneumonia bahkan disebut sebagai pembunuh terlupakan selama COP 26, Konferensi Perubahan Iklim PBB yang juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo di Glasgow, Skotlandia. Konferensi tersebut adalah momen penting untuk menyatukan komunitas kesehatan global, memperbaiki kualitas udara dan iklim, untuk mengatasi pneumonia sebagai pembunuh menular terbesar di planet ini.

.

Polusi udara adalah faktor risiko utama kematian akibat pneumonia di semua kelompok umur. Hampir sepertiga dari semua kematian akibat pneumonia disebabkan oleh udara yang tercemar, menewaskan sekitar 749.200 pada tahun 2019. Polusi udara rumah tangga berkontribusi pada 423.000 kematian ini, sementara polusi udara luar ruangan berkontribusi pada 326.000 kematian lainnya.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2021/11/12/2021-hari-pneumonia-sedunia/

.

Bayi atau yang paling muda dan lansia atau yang sangat tua adalah kelompok usia yang paling berisiko. Bayi dan anak lebih rentan terhadap polusi udara rumah tangga, terutama yang tinggal di rumah yang secara teratur menggunakan bahan bakar dan teknologi yang berpolusi, untuk memasak, memanaskan dan penerangan. Sementara polusi udara luar ruangan, terutama dari polutan yang dikeluarkan oleh industri dan asap knalpot mobil, secara tidak proporsional mempengaruhi kesehatan organ pernapasan di antara orang dewasa yang lebih tua.

.

Sembilan puluh persen kematian terkait polusi udara terkonsentrasi di 40 negara berpenghasilan rendah dan menengah. Di banyak negara Afrika, polusi udara menyumbang lebih dari 50 persen dari semua kematian akibat pneumonia. Dan sementara kematian pneumonia akibat polusi udara dalam rumah tangga menurun di Afrika, pada saatyang bersamaan secara tragis justru meningkat sebagai akibat dari polusi udara luar ruangan. Hal serupa ini juga berlaku untuk Asia, termasuk Indonesia.

.

Pneumonia tidak hanya berdampak pada individu anak, tetapi juga saudara kandung yang mungkin tidak lagi dapat bersekolah, karena orang tua mereka merawat anak yang sakit, atau sumber keuangan yang sudah semakin langka, harus dialihkan dari biaya sekolah menjadi untuk membayar biaya pengobatan. Itulah mengapa sangat penting untuk mempromosikan serangkaian praktik kesehatan untuk menghindari pneumonia sejak awal kehidupan anak, yaitu dengan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan, nutrisi yang cukup, dan suplementasi vitamin A.

.

Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan merupakan komponen kunci untuk memperkuat sistem kekebalan bayi. Bayi yang disusui secara eksklusif memiliki risiko infeksi dan penyakit parah, termasuk pnemonia, yang lebih rendah daripada mereka yang kekurangan sumber antibodi penting ini dari ibu. ASI eksklusif dapat menyebabkan penurunan 23% kejadian pneumonia. Bayi antara usia 0-5 bulan yang tidak disusui sama sekali menghadapi risiko kematian akibat pneumonia yang sangat besar, bahkan mencapai 15 kali lebih mungkin meninggal, karena pneumonia daripada bayi yang disusui secara eksklusif.

.

Waspada Pneumonia pada Anak, Akibat Polusi Udara

Nutrisi yang cukup membantu memastikan sistem kekebalan berfungsi dengan baik untuk melindungi anak dari pneumonia, serta penyakit lainnya. Anak yang kekurangan gizi menghadapi risiko penyakit yang lebih tinggi, durasi penyakit yang lebih lama, dan kemungkinan kematian akibat penyakit yang lebih besar. Tanpa akses ke makronutrien yang cukup seperti protein, lemak, dan karbohidrat, dan mikronutrien seperti seng dan vitamin A, anak lebih rentan terhadap pneumonia, dan anak yang bergizi baik memiliki risiko lebih rendah untuk meninggal karena pneumonia.

Selain itu, penggunaan masker sangat penting pada saat ada polusi udara. Namun demikian, WHO dan UNICEF menyarankan anak balita (berusia 5 tahun ke bawah) tidak diwajibkan memakai masker. Hal ini didasarkan pada keselamatan, minat, dan kemampuan anak untuk menggunakan masker secara tepat dengan bantuan minimal. Selain itu, WHO dan UNICEF menyarankan bahwa keputusan untuk mewajibkan penggunaan masker untuk anak yang berusia 6-11 tahun, harus didasarkan pada beberapa faktor terkait, misalnya kemampuan anak untuk menggunakan masker secara aman dan tepat, akses mendapatkan masker, serta tersedianya fasilitas pencucian dan penggantian masker di tempat-tempat tertentu, seperti sekolah dan layanan penitipan anak.

Penggunaan masker untuk anak dari segala usia dengan gangguan perkembangan, difabel atau kondisi kesehatan tertentu lainnya, tidak boleh diwajibkan. Namun demikian, sebaiknya dinilai berdasarkan kasus per kasus oleh orang tua, wali, guru dan atau tenaga medis. Bagaimanapun juga, anak dengan gangguan kognitif dengan kesulitan menoleransi masker, seharusnya tidak diwajibkan memakai masker. Anak tidak boleh memakai masker saat berolahraga atau melakukan aktivitas fisik, seperti berlari, melompat, atau bermain di taman bermain, sehingga tidak mengganggu pernapasan mereka.

Vaksin adalah tindakan pencegahan pneumonia paling penting bagi anak, agar juga membantu keluarga terhindar dari biaya pengobatan dan beban keuangan lainnya akibat sakit. Pneumonia memiliki banyak patogen penyebab, tetapi sebagian besar yang paling mematikan sudah dapat dicegah dengan vaksin terhadap patogen ganas Streptococcus pneumoniae (vaksin pneumokokus), Haemophilus influenzae tipe b (vaksin Hib), pertusis (vaksin DPT), dan campak (MR). Semua vasin tersebut sudah tersedia di Indonesia, dan direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bahkan masuk dalam program imunisasi dasar nasional.

Obat antibiotik amoksisilin saat ini merupakan satu-satunya pengobatan lini pertama yang direkomendasikan untuk pneumonia. Obat ini dapat menyelamatkan nyawa dalam kasus infeksi yang disebabkan oleh bakteri, dan dapat mencegah sebagian besar kematian akibat pneumonia, dengan biaya hanya sekitar USD $ 0,21-0,42 per paket pengobatan. Tablet dispersi amoksisilin adalah terjangkau dan sesuai untuk digunakan pada anak kecil. Namun waktu adalah esensi, karena pengobatan yang tertunda mungkin tidak memadai untuk mencegah dampak yang menghancurkan dari pneumonia, yaitu kematian anak. Perang melawan pneumonia harus dipertimbangkan juga untuk memerangi resistensi antimikroba. Pemberian antibiotik secara tepat untuk mengobati infeksi bakteri yang didiagnosis dengan benar, dapat membantu mengatasi pneumonia yang menjadi masalah global ini. Faktanya adalah lebih banyak anak meninggal karena kurangnya akses ke antibiotik, daripada karena resistensi antibiotik.

Polusi dan musim kemarau tidak hanya mengingatkan kita akan pentingnya memperbaiki kualitas udara dan iklim sesaui COP 26 Glasgow, tetapi juga meningkatkan penggunaan masker secara tepat dan cakupan imunisasi pneumokokus, Hib, DPT, dan MR dalam melawan pneumonia sebagai pembunuh terlupakan.

Sudahkah kita bijak mendampingi anak dari bahaya pneuomonia?

Sekian

Yogyakarta, 14 Agustus 2023

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Lektor FK UKDW, Alumnus S3 UGM, WA: 081227280161

Categories
dokter Healthy Life Jalan-jalan medicolegal

2023 Komitmen Satu IDI

Beda Perkumpulan Dokter Seluruh Indonesia (PDSI) Vs Ikatan Dokter Indonesia  (IDI)

KOMITMEN SATU  IDI

fx. wikan indrarto*)

Para dokter pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan utusan IDI Cabang se DIY, diundang untuk hadir dalam sebuah pertemuan khusus, yang diberangkatkan sesuai dengan kelompok umur dalam 2 buah bis ukuran medium, selain beberapa mobil pribadi. Kami pribadi masuk kelompok 1 yang disebut senior untuk segera naik bis. Bis kami adalah sebuah Mercedes Benz OF 917 yang unik karena menggunakan mesin 4D34 series buatan Mitsubishi, karena saham Mitsubishi Truck and Bus sebagian besar dimiliki oleh Daimler yang juga pemilik Mercedes-Benz. Bis ini menggunakan mesin diesel turbo intercooler yang mampu mengeluarkan tenaga maksimal 170 ps dan torsi maksimal 520 nm, yang disalurkan via transmisi manual 6 percepatan, sehingga kami santai saja saat bis menanjak menuju Ngablak, Kabupaten Magelang yang terletak di dataran tinggi dengan ketinggian rata-rata 1.370 mdpl dan dikeliling Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo dan Gunung Andong. Bis dengan mesin depan buatan tahun 2019 AB 7304 BK milik PO. Gege Transport, berbalut body Jetbus MD3+ buatan karoseri Adi Putro Malang, tampil gagah dengan kabin wangi, dingin dan senyap, melaju dengan diantar oleh Seven Six Tour.

Kedua bis medium Mercedes-Benz yang gagah telah parkir di Omah Kembang, Ngablak, Magelang yang berundak terasering dan mempesona
Sunset di Omah Kembang , Ngablak, Magelang dengan Gunung Andong di kejauhan

Pertemuan khusus tersebut adalah Penggalangan Komitmen  IDI Wilayah DIY dengan tema : bersama untuk maju dan menjadi lebih baik, diselenggarakan di Omah Kembang, Ngablak, Magelang Jawa Tengah pada Sabtu, 19 Agustus 2023. Setelah menjalani perjalanan mengasyikkan dengan alunan suara karaoke yang merdu penuh cengkok dari dr. Dewi Irawati, MKes dan dr. Wisni Anggrieni, M. Biomed (AAM), termasuk lagu hit ‘Nemen’ dan ‘Rungkad’ di tengah kepadatan arus lalu lintas, kami segera mendarat di lokasi dan mengambil posisi untuk membuat foto indah berlatar matahari yang akan tidur dalam sunset, dibuai panorama alam indah yang dikelilingi oleh Gunung Telomoyo di kanan dan Gunung Andong di kiri. Setelah beristirahat sejenak di kamar, menikmati wellcome drink jahe hangat, dan sholat magrib, kami segera berkumpul di aula yang atapnya tinggi menjulang, disangga pilar besar serupa Pathenon dalam mitologi Yunani, yang bercat putih dan nampak berwibawa.

Setelah sesi makan malam bersama, acara resmi dimulai dengan berdoa bersama menurut agama masing-masing peserta, menyanyikan langsung lagu Indonesia Raya yang menggetarkan jiwa, Hymne IDI yang anggun dan Mars IDI yang penuh semangat, meski perangkat audio ngadat. Pengantar acara dan pemaparan hasil survei tentang harapan para dokter di DIY terhadap pengurus IDI, disampaikan oleh Dr. Joko Murdiyanto, SpAn, MKes, FISQua, sebagai Ketua Umum IDI Wilayah DIY. Meskipun mayoritas jawaban survei adalah kepercayaan yang baik, dukungan positif dan harapan yang terjaga akan IDI, tetapi analisis lebih lanjut tentang persebaran karakteristik dokter pengisi survei perlu dilakukan, karena suara para dokter yang tidak aktif dalam orgaisasi IDI tentu lebih berbunyi.

Acara resmi dilanjutkan sambutan oleh Dr. dr. M. Adib Khomaidi, SpOT Ketua Umum PB IDI di Jakarta melalui aplikasi Zoom, yang menjelaskan tentang visi IDI Reborn. Menyusul disetujuinya UU Kesehatan Omnibuslaw, maka segenap pengurus dan anggota IDI diharapkan mawas diri dan memperbaiki kekurangan yang masih ada, agar marwah organisasi profesi dokter tetap dapat dijaga baik dan bermanfaat bagi sesama.

Segenap peserta acara dengan Dr. Agung Kristianto alumnus FK UGM 95, jongkok paling kiri, sebagai motivator yang seorang dokter

Malam semakin dingin menggigit tulang, karena angin gunung berhembus menurunkan suhu sampai 16 derajat, saat kami masuk sesi utama penggalangan komitmen. Didampingi Dr. Agung Kristianto alumnus FK UGM 95 yang menjadi motivator handal dalam merumuskan langkah konkrit yang terjangkau, untuk mewujudkan visi IDI Reborn di tingkat Wilayah DIY. Dengan dibagi menjadi 5 kelompok dengan sebutan paru, tangan, mata, usus, dan otak yang masing-masing kelompok memiliki yel-yel, ketua suku, juru bicara dan juru foto dokumentasi sendiri-sendiri, para peserta wajib menjawab 4 buah pertanyaan refleksi tentang IDI, terkait terbitnya UU Kesehatan Omnibuslaw. Yaitu apa yang sekarang dirasakan, posisi IDI yang sedang dialami dalam roda kehidupan, harapan ke depan yang visioner, dan rencana aksi nyata yang terdekat, terjangkau dan terukur. Model pembagian kelompok, jawaban setiap peserta yang wajib ditulis dan ditempelkan di kertas kerja kelompok, adalah metode sangat cepat, tepat dan ideal, karena mampu melibatkan setiap peserta, tanpa kecuali. Sasaran kerja pengurus IDI Wilayah DIY adalah para dokter anggota berdasarkan kelompok umur menjadi calon anggota, pra mapan, mapan dan paska mapan. Sebuah pembagian kelompok sasaran program kerja yang bersifat baru, genuine, deduktif, dan rasanya selama ini belum pernah dilakukan.

Kelompok ‘tangan’ yang berdiskusi cepat, lugas, dan terus terang, saat menjawab pertanyaan refleksi oleh motivator handal, Dr. Agung Kristianto

Dengan diselingi sesi ‘games’ pemecah kebekuan yang penuh sanksi bagi peserta yang kurang berkonsentrasi, juga foto segenap peserta dalam berbagai gaya, maka rangkuman hasil refleksi berkelompok segenap peserta tanpa kecuali, telah dirumuskan dan diserahkan kepada pengurus IDI Wilayah DIY. Sebagai penutup acara, Dr. dr. HM Sagiran, MKes, SpB-KL merumuskan rangkuman sebagai simpul pertemuan malam itu, yang dapat dibawa pulang oleh peserta. Semua hal yang dilakukan oleh para pengurus IDI, baik saat bekerja dengan tekun maupun bermain dengan riang, seharusnya menjadi ibadah kepada Tuhan kita Yang Maha Besar.

Dr. dr. HM Sagiran, MKes, SpB-KL merumuskan rangkuman yang ‘mbundeli’.

Setelah acara resmi ditutup menjelang tengah malam yang dingin menyayat, segera dilanjutkan acara pribadi sampai larut malam. Di kamar masing-masing ada peserta yang langsung dapat tertidur pulas, masih mengobrol serius, atau bahkan ada yang kurang nyenyak tidur, sebagai dampak suara dengkuran peserta lain yang saling bersautan mencapai 85 dB, bahkan ada juga senior yang mengalami ‘sleep apneu’ saat tidur terlentang. Terdapat 3 pasangan peserta yang hadir dari total 76 dokter pserta, yaitu yang paling senior adalah Prof. dr. Abdul Salam Sofro, MSc, PhD, yang tengah adalah Dr. dr. HM Sagiran, MKes, SpB-KL, yang memainkan peran kunci acara ini Dr. dr. M. Rosadi Seswandhana, Sp.B, Sp. BP-RE(K), ketiganya terlelap di kamar bentuk villa, dan yang paling berbahagia mengalahkan semua yang hadir karena tingginya semangat, tentu saja pasangan hebat dr. Agung Widianto, SpB-KBD yang akhirnya terkapar di kamar bentuk glamping.

Minggu, 20 Agustus 2023 dini hari suhu lingkungan mencapai titik terendah, yaitu 14 derajat. Segera aktivitas pagi dimulai, baik dengan jogging ataupun jalan kaki menyusuri alam sambil belanja sayuran segar dari petani setempat. Yang paling heboh adalah selfi dengan suasana kemerdekanaan RI dengan banyaknya umbul-umbul dan bendera Merah Putih di sepanjang jalan. Dalam sesi obrolan menjelang sarapan, muncul beberapa poin penting yang dapat dikerjakan pengurus IDI dalam waktu dekat, yaitu sistem mentoring, iuran bukan tunggal, ketrampilan mendengarkan dan mengedukasi, kemudahan bagi dokter diaspora, pengurangan porsi ranah pendidikan dalam P2KB, serta aturan turunan untuk SIP Dokter yang perlu diperjuangkan.

.

Sistem mentoring sebaiknya diperkenalkan untuk menularkan ketrampilan dari dokter mapan atau senior kepada dokter pra mapan atau yunior, seharusnya tidak sekedar dalam aspek mutu, etika, ilmiah dan iptekdok yang selama ini sudah berjalan dan tidak perlu ditingkatkan, tetapi juga dalam aspek seluk beluk kehidupan dokter yang lebih luas, termasuk karier, pendidikan lanjutan dan minat. Seirama dengan hal itu, perlu juga diberlakukan regulasi baru iuran anggota IDI, yang sebaiknya tidak memiliki besaran nominal tunggal, karena sering kali memberatkan bagi para dokter pra mapan atau pemula.

.

Belajar dari tingginya penyebab kurang memadainya komuniasi dokter, sebagai faktor penting terjadinya keluhan pasien, sengketa dokter dan pasien, bahkan tuduhan malpraktek medis, maka ketrampilan mendengarkan keluhan pasien dan mengedukasi pasien, terutama pada saat pasien diharapkan akan menyetujui tindakan medis penting dalam bentuk ‘informed consent’, dipandang sangat perlu dilatihkan oleh para dokter senior. Terkait dengan sulitnya dokter WNI tamatan FK luar negeri untuk berkarier di Indonesia, karena proses adaptasi yang rumit, berbelit dan sulit, ada baiknya dicetuskan program internship dokter diaspora, sebagai pengganti adaptasi. Program ini tentu jauh lebih terjangkau, semakin singkat, tambah pasti dan menyenangkan.

.

Poin penting lainnya adalah pengurangan bobot ranah pendidikan dalam P2KB yang saat ini setara dengan ranah professional, tentu banyak ditunggu oleh para dokter yang selama ini suaranya terkunci. Juga peran pengurus IDI dalam mengawal terbitnya aturan turunan dari UU Kesehatan Omnibuslaw, khususnya dalam regulasi penerbitan SIP (Surat Ijin Praktek) Dokter oleh dinas kesehatan tingkat 2 di manapun. Persyaratan rekomendasi IDI untuk terbitnya SIP yang sudah dianulir, sebaiknya diperjuangkan untuk diganti menjadi persyaratan rekredensialing dokter, oleh dinas kesehatan yang wajib melibatkan IDI.

.

Setelah sarapan pagi yang mengenyangkan, sebagain kecil para peserta pamit mundur melanjutkan agenda mingguannya pribadi. Sebagain besar peserta, baik dalam 2 buah bis medium dan 8 buah mobil pribadi, melanjutkan petualangan ke Gunung Telomoyo yang terletak di perbatasan wilayah Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Gunung ini memiliki ketinggian 1.894 mdpl dan merupakan gunung api yang berbentuk strato (kerucut), tetapi belum pernah tercatat meletus dalam koleksi data geologis Pemerintah Hindia Belanda. Gunung Telomoyo diapit oleh Gunung Merbabu, Gunung Andong, Gunung Sumbing, dan Gunung Ungaran, yang secara alamiah terbentuk dari sisi selatan Gunung Soropati, yang telah tererosi dan runtuh sejak masa Pleistosen. Akibat runtuhan ini, terbentuk cekungan berbentuk U yang membuka ke arah tenggara. Gunung Telomoyo muncul di sebelah selatan depresi ini, setinggi 600 m dari dasar cekungan, yang membuatnya enak dipandang dari kejauhan.

.

Terdapat 2 jalur untuk mendaki di Gunung Telomoyo, pertama lewat Pos Dalangan Desa Pandean, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, dan kedua lewat Sepakung, Banyubiru, Kabupaten Semarang. Kami segera bergegas menuju terminal akhir kendaraan pribadi, di desa Pandean yang tertata rapi, asri dan bersih. Setelah diambil gambar dan video peserta dalam arahan ‘guide Seven Six Tour’, kami segera berpencar naik ke atas jeep masing-masing, untuk memulai pendakian. Kalau wisata di Gunung Bromo menggunakan Jeep Toyota Land Cruiser Hard Top, di Gunung Merapi menggunakan Jeep Willys peninggalan Perang Dunia II dan di areal Candi Borobudur menggunakan semi jeep VW Safari, maka di Telomoyo menggunakan jeep keluaran pabrikan Daihatsu, baik Feroza, Rocky, Hi-Line, maupuan Taft. Kami berkesempatan naik jeep Daihatsu keluaran tahun 1988 atau generasi ketiga dari Taft yang diberi kode F75. Mobil itu kemudian lebih populer dengan sebutan jeep Taft Rocky generasi pertama, sebuah SUV boxy dengan atap removable terbuat dari resin dan menggunakan mesin diesel DL42, memiliki kubikasi 2.765 cc dengan transmisi empat percepatan. Mesin Taft Rocky tersebut sudah menggunakan timing belt sebagai penggerak katup dan injeksi rotari. Dr. Kuncoro dari Cabang Gunung Kidul dan Dr. Surya Pidada dari BHP2A adalah teman seperjalanan yang asyik menikmati petualangan ini.

Kami bertiga (dengan Dr. Kuncoro dan Dr. Surya Pidada) siap ikut Jeep Anventure Daihatsu Rocky 1987 dalam pendakian Telomoyo Explore

Berbeda dengan kebanyakan gunung dimana kita harus bersusah-susah mendaki untuk dapat sampai di puncaknya, di Gunung Telomoyo kita tidak perlu menguras tenaga dengan berjalan kaki, karena sudah terdapat jalan beraspal dari bawah hingga puncak. Walaupun jalannya sudah berupa aspal, tetapi ada beberapa bagian jalan di wilayah Kabupaten Magelang yang sedikit rusak, namun inilah tantangan yang membuat pendakian kami naik jeep semakin seru. Jalan aspal menuju puncak Gunung Telomoyo cukup menanjak dengan jalur yang sempit, berliku, tikungan dan tanjakan tajam dengan banyak sekali pesepeda motor yang berwisata, sehingga perjalanan cukup sering berhenti untuk berbagi jalan. Sepanjang perjalanan kami disuguhi pemandangan alam kawasan Kota Salatiga, Kabupaten Magelang dan Semarang yang terlihat mengagumkan, di sela-sela awan yang terkoyak.

.

Perjalanan ke puncak Gunung Telomoyo membutuhkan waktu sekitar 30 menit sampai ke stasiun Telkom, melewati landasan paralayang yang menjadi spot foto paling populer dan favorit di jalur pendakian Gunung Telomoyo, yang setiap hari libur sangat padat pengunjung. Setelah puas berfoto dan direkam video di puncak Gunung Telomoyo yang dilengkapi dengan penyalaan suar beraneka warna, termasuk warna coklat dan biru yang melumuri segenap wajah ganteng Dr. Desi Arijadi yang justru semakin merata saat dibasuh dengan air mineral,  kami segera turun. Setelah makan siang menu ikan nila goreng, tempe garit, tahu bacem, sayur asem, jahe panas dan pisang tandan segar di Griya Dahar Sere Wangi Pandean, Ngablak, Kabupaten Magelang, kami segera berpisah arah. Rombongan peserta generasi milenial melanjutkan perjalanan wisata ke Kopeng, sedangkan kami dari generasi lansia segera kembali ke Yogyakarta.

Taman Langit pada puncak Gunung Telomoyo dengan ketinggian 1.370 mdpl yang menuh menara telekomunikasi tinggi menjulang
Menu makan siang dengan pisang tandan segar di Griya Dahar Sere Wangi Pandean, Ngablak, Kabupaten Magelang,

Penggalangan komitmen segenap pengurus IDI Wilayah DIY dengan tema : bersama untuk maju dan menjadi lebih baik, merupakan reposisi setelah mawas diri atas sikap IDI yang pernah terlanjur ‘kemajon’. Pada acara tersebut telah menyatukan tekat dalam aksi nyata dalam waktu dekat, dengan lebih peka, tidak pecah, dan tetap hanya ada 1 organisasi profesi dokter Indonesia, yaitu IDI. Semoga berhasil dengan baik.

Sekian dan terimakasih

*) anggota MKEK IDI Wilayah DIY, NPA IDI : 1401.32378, dan penggemar bis.

Categories
anak dokter Healthy Life vaksinasi

2023 Vaksin Dengue

Artikel Kesehatan: Vaksin Dengue | SESAWI.NET

VAKSIN  DENGUE

fx. wikan indrarto*)

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah mengeluarkan rekomendasi Jadwal Imunisasi Anak Umur 0-18 Tahun, yang berlaku sejak awal tahun 2023 ini. Apa yang perlu dicermati?

.

Ringkasan tulisan ini sudah dimuat di Harian Kedaulatan Rakyat Yogyakarta pada hari Minggu, 23 Juli 2023, halaman 8, kolom HUSADA.

.

Dibandingkan dengan rekomendasi sebelumnya, paling tidak ada 2 hal yang berbeda, yaitu pemberian imunisasi untuk melawan penyakit Tuberculosis (TB) yaitu BCG dan Demam Berdarah Dengue (Dengue). Vaksin BCG direkomendasikan untuk diberikan dengan disuntikan intrakutan segera setelah bayi lahir atau sebelum berusia 1 bulan. Bayi dari Ibu TB aktif, maka BCG ditunda sampai terbukti bayi tidak terinfeksi TB, namun bayi diberikan terapi pencegahan TB. Pada bayi usia 3 bulan atau lebih, vaksin  BCG diberikan bila uji tuberkulin negatif. Bila uji tuberkulin tidak tersedia, BCG tetap diberikan, namun apabila timbul reaksi lokal pada bekas suntikan yang cepat pada minggu pertama, maka bayi harus  dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk diagnosis TB.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2022/07/15/2022-waspada-dengue/

.

Untuk melawan dengue, telah agak lama tersedia Vaksin Chimeric Yellow Fever Dengue (CYD) merek Dengvaxia® berisi virus dengue tetravalen yang sudah dilemahkan, sehinga dapat memberikan kekebalan tubuh terhadap 4 tipe virus, yaitu dengue serotipe 1 hingga 4. Vaksin dengue bermanfaat untuk mencegah atau mengurangi resiko anak terkena infeksi dengue dalam derajad klinis berat. Vaksin bekerja dengan menurunkan risiko kebocoran plasma darah, yang menjadi penyebab terjadinya syok sindrom dengue, yaitu derajat klinis paling berat dan dapat berdampak kematian anak.

.

Vaksin Dengvaxia® ini memiliki hasil efikasi terbaik pada anak usia 9-16 tahun, sedangkan apabila diberikan pada anak di bawah usia 9 tahun, justru akan meningkatkan resiko mengalami dengue yang berat, khususnya pada anak pada kelompok usia 2-5 tahun. Vaksin ini disuntikkan secara intramuskular pada anak usia 9-16 tahun, sebanyak 3 dosis, dengan interval 6 bulan. Vaksin CYD ini hanya boleh diberikan pada anak yang pernah sakit dengue sebelumnya, yang dikonfirmasi dengan deteksi antigen (dengue rapid test NS-1 atau PCR ELISA hasilnya positif) atau tes serologi IgM anti dengue masih positif. Jika anak tidak pernah sakit dengue, harus dilakukan tes serologi IgG anti dengue yang harus positif.

.

Vaksin DBD: Apakah Efektif Cegah Demam Berdarah?

.

Sedangkan vaksin dengue terbaru, yaitu Vaksin TAK-003 (backbone DEN-2) dapat diberikan pada semua anak, baik seropositif maupun seronegatif dengan usia yang lebih awal, yaitu mulai usia 6 tahun, disuntikkan subkutan 2 dosis, dengan interval 3 bulan. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada hari Jumat, 9 September 2022 telah mengeluarkan izin edar vaksin Dengue TAK-003 dengan merek dagang Qdenga® di Indonesia. Vaksin ini diproduksi oleh IDT Biologika GmbH Germany terdaftar atas nama Takeda GmbH Germany dan merupakan vaksin Dengue kedua yang disetujui izin edarnya oleh BPOM, setelah Dengvaxia® dari PT Aventis Pharma.

.

Vaksin Qdenga merupakan jenis Live Attenuated Tetravalent Dengue Vaccine (TDV) yang terdiri atas empat strain Virus Dengue hidup dan rekombinan. Empat strain virus Dengue tersebut yaitu strain Dengue serotipe 2 attenuated (TDV-2), rekombinan strain Dengue serotipe 2/1 (TDV-1), rekombinan strain Dengue serotipe 2/3 (TDV-3), dan rekombinan strain Dengue serotipe 2/4 (TDV-4). Efikasi vaksin Qdenga untuk pencegahan dengue secara keseluruhan sebesar 80,2 persen, untuk mencegah rawat inap di RS akibat virus Dengue sebesar 95,4 persen.

.

Oleh karena vaksin tersebut menunjukkan efikasi yang baik pada anak dengan seropositif atau memiliki antibodi terhadap virus Dengue, maupun anak dengan seronegatif atau belum memiliki antibodi terhadap virus Dengue, maka vaksin ini dapat diberikan kepada lebih banyak anak. Apalagi berdasarkan analisis terhadap data keamanan dari uji klinik fase 1, fase 2, dan fase 3, pada anak mulai usia 6 tahun menunjukkan bahwa vaksin Qdenga secara keseluruhan aman dan dapat ditoleransi dengan baik. Oleh karena pada anak usia di bawah 6 tahun, data uji klinik yang ada menunjukkan efikasi vaksin Qdenga lebih rendah dibandingkan pada kelompok usia 6 ke atas, maka saat ini persetujuan registrasi vaksin Qdenga dalam rapat Komite Nasional (KOMNAS) Penilai Obat, hanya untuk anak usia 6 tahun ke atas.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2019/06/22/2019-dengue-dalam-era-digital/

.

Sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia sebagai negara dengan kasus Dengue tertinggi di Asia Tenggara. Pada Senin, 19 Juni 2023 Kementrian Kesehatan RI masih menyatakan bahwa Dengue tetap merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Di Indonesia Dengue pertama kali ditemukan di Surabaya pada tahun 1968 dan sejak saat itu, penyakit ini menyebar luas ke seluruh Indonesia.

Kementerian Kesehatan RI melaporkan jumlah kasus dengue di Indonesia mencapai sekitar 710 kasus di dua provinsi tertinggi pada awal tahun 2023, yaitu Nusa Tenggara Timur dan DKI Jakarta. Pada tahun sebelumnya, terdapat lima kabupaten/kota dengan angka kasus dengue tertinggi pada 2022, yang seluruhnya berada di Provinsi Jawa Barat, yaitu Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Bekasi, Kota Depok, dan Kabupaten Sumedang.

.

IDAI telah mengeluarkan rekomendasi pemberian vaksin Dengue Qdenga® untuk anak usia 6 tahun ke atas di Indonesia. Mari kita melindungi anak di sekitar kita terhadap bahaya dengue.

.

Sudahkah kita bijak?

Sekian

Yogyakarta, 19 Juni 2022

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih, Lektor FK UKDW Yogyakarta, Alumnus S3 UGM.

Categories
anak bayi prematur dokter Healthy Life Pendukung ASI sekolah

2023 Gawai dan Bicara pada Anak

Waspada, Kecanduan Gawai Ancam Anak-anak -

GAWAI  DAN  BICARA  PADA  ANAK

fx. wikan indrarto*)

Pengaruh gawai atau gadget pada perkembangan bicara anak adalah negatif. Mari kita mencegah ‘speech delay’ dengan menggunakan gawai secara tepat. Apa yang perlu dicermati?

.

baca juga : https://www.kompas.id/baca/opini/2023/07/14/gawai-dan-kemampuan-bicara-pada-anak

.

Kata gawai dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti kerja, pekerjaan, alat atau perkakas. Gawai digunakan untuk suatu perangkat elektronik yang memiliki model penggunaan cukup praktis dan fungsi khusus, untuk mempermudah berbagai pekerjaan manusia, sebagai alat komunikasi, ataupun media hiburan. Sedangkan menurut Kemdikbud RI, gawai adalah alat atau perkakas yang dapat menunjang pekerjaan dan komunikasi dengan menghadirkan teknologi terbaru, yang dapat membantu aktivitas manusia menjadi lebih mudah.

.

Ketrampilan berbicara dan berinteraksi sosial adalah hal yang sangat penting pada perkembangan anak. Hal ini karena dengan berinteraksi sosial dua arah, anak belajar dua hal, yaitu ‘recasting’ dan ‘expansion’. ‘Recasting’ artinya si anak belajar mengucapkan sesuatu dengan mengulang apa yang lawan bicaranya ucapkan. Misalnya, saat ibu mengatakan “sayur,” anak mengulang perkataan ibu dengan mengucap “sayul,” dan ibu sebaiknya membetulkan cara pengucapan anak, “Saaaa yuuuurrrr.” Anak tentu mencoba lagi mengulang apa yang diucapakan ibu, meskipun mungkin tetap salah. Yang terpenting bukan apakah yang diucapkan anak salah atau benar, melainkan anak sudah mencoba dan mengetahui ‘kebenaran’ dari yang ibu katakan. Kalaupun masih salah, itu mungkin karena otot motorik anak yang belum sempurna atau ada penyebab lain.

.

Pada ‘expansion’ anak memberikan respons dari kata atau kalimat yang diucapkan lawan bicaranya, serta mengungkapkan ide atau isi hatinya. Anak menggunakan kesempatan ini untuk menggunakan perbendaharaan kata yang sudah dimiliki, tidak sekadar menjawab dengan tatapan, lambaian tangan, atau anggukan saja.

.

Jika anak lebih lama berinteraksi dengan gawai dibandingkan orang di sekitarnya, maka ‘recasting’ dan ‘expansion’ tidak terjadi dan perkembangan komunikasi anak akan terhambat. Hal ini karena anak tidak belajar berkomunikasi dua arah, tetapi hanya satu arah saja. Dampak lain yang mungkin dialami anak adalah keterlambatan bicara atau ‘speech delay’. Tentu saja bukan gawai yang menjadi penyebab keterlambatan bicara anak, melainkan waktu yang digunakan terlalu lama yang memengaruhi anak dalam belajar berkomunikasi. Sebaliknya, gawai jika digunakan dengan bijak, justru dapat menjadi media belajar anak. Misalnya saja, pada anak dengan gangguan autisme yang terhambat konsentrasinya, dengan menonton tayangan atau main game di gawai mereka jadi lebih mudah belajar untuk fokus.

.

Menyoal Larangan Pemakaian Gawai pada Anak Generasi Internet

.

Dr. Catharine M Sambo, Sp.A dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (2016) memberikan panduan pencegahan terlambat bicara pada anak. Kuncinya adalah stimulasi perkembangan yang baik dan ketepatan waktu dalam menemukan tanda awal penyimpangan perkembangan anak. Stimulasi perkembangan bicara dan bahasa seharusnya dilakukan sejak dini. Contoh kegiatannya adalah membaca dengan suara jelas, mangajak bayi dan anak bercakap–cakap, memberi respon terhadap ocehan bayi dengan kata–kata sederhana, menjawab pertanyaan, atau bernyanyi. Gawai dan televisi bukan metode stimulasi yang baik.

Selain itu, batasi ‘screen time’ anak. ‘Screen time’ adalah waktu yang digunakan untuk menggunakan komputer, menonton televisi, ataupun bermain video games. Berbagai ahli menganjurkan ‘screen time’ tidak lebih dari 2 jam setiap hari, untuk anak yang berusia lebih dari 2 tahun. Hal ini tidak sehat, dan waktu yang dihabiskan dengan menyendiri memandangi layar gawai, lebih baik digunakan untuk bergaul dengan teman sebaya ataupun melakukan aktivitias fisik.

.

Komunikasi adalah perilaku di mana pembicara dan pendengar bertukar informasi melalui dialog. Sementara itu, arus informasi di gawai hanya satu arah, sehingga gawai tidak sesuai sebagai sarana komunikasi bagi anak yang sedang belajar berbicara. Selain itu, ilustrasi atau gambar pada gawai merupakan rangsangan visual cepat yang melibatkan perubahan objek setiap menit, hal ini tidak membantu perkembangan kognitif pada anak, apabila dibandingkan dengan aktivitas menggambar. Selain itu, anak yang terlalu sering menggunakan gawai akan memiliki kuantitas dan kualitas interaksi dengan orang lain, yang kurang.

.

Faktor yang menyebabkan gangguan perkembangan bicara sangat kompleks dan belum teridentifikasi secara jelas, mungkin terkait pola asuh, jenis kelamin, faktor genetik, dan faktor lingkungan. Beberapa penelitian tentang dampak penggunaan gawai dalam perkembangan bicara pada balita dapat menjadi peringatan penting bagi orang tua untuk bijak dalam menggunakan gawai.

Yulsyofriend, Anggraini, Yeni, dan Anwar (2021) dari FKM Unair Surabaya melaporkan penelitiannya yang berjudul ‘Dampak Gawai Terhadap Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini’. Sesuai dengan tujuan utama pendidikan anak usia dini adalah untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak, dengan cara memberikan stimulus berupa kegiatan bermain yang menyenangkan dan mampu mengintegrasikan kemampuan anak usia dini secara optimal. Namun demikian, penggunaan gawai berdampak terhadap keterlambatan berbicara pada anak, hal ini disebabkan karena gawai menghambat komunikasi langsung terhadap lingkungan sekitar.

.

Laporan pada Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini dengan judul ‘Pengaruh gawai Bagi Kemampuan Bahasa Anak Usia Dini’ (Suryaningsih, 2021),  melaporkan pengaruh gawai bagi kemampuan Bahasa Anak Usia Dini, terutama dimasa Pandemi COVID-19. Pembelajaran sekolah pada masa Pandemi COVID-19 mengharuskan anak menggunakan gawai. Dengan subjek penelitian adalah anak usia 4-6 tahun berjumlah 25 anak yang menggunakan gawai untuk pembelajaran kelas online, melihat video pembelajaran dari guru, dan melihat youtube dengan durasi sekitar 2-4 jam perhari. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa penggunaan gawai sangat membantu perkembangan Bahasa pada Anak Usia Dini dengan dampingan orang tua yang mengarahkan serta membatasi penggunaan gawai dalam sehari maksimal 3 jam.

.

Laporan lain berjudul ‘Hubungan Penggunaan Gawai dengan Keterlambatan Bahasa pada Anak’, ditulis oleh Fernandez dan Lestari pada jurnal ilmiah Sari Pediatri Vol 21, No 4 (2019). Saat menggunakan gawai, teknologi yang dapat menyebabkan ketergantungan penggunanya, anak menjadi kurang interaktif dan komunikatif. Hal ini menyebabkan anak-anak mengalami keterlambatan perkembangan bahasa. Penelitian pada anak berusia 15 hingga 36 bulan di Manado, Sulut periode Februari hingga April 2018. Ada hubungan yang signifikan antara intensitas penggunaan gawai lebih dari 2 jam dan keterlambatan bahasa (p=0,034), sementara tidak ada hubungan bermakna antara frekuensi penggunaan gawai lebih dari 2 hari per minggu dan keterlambatan bahasa (p=0,144).

Gawai memang sangat berpengaruh terhadap kemampuan interaksi sosial pada anak, karena anak menjadi lebih sering menghabiskan waktunya untuk bermain gawai, dibandingkan bermain bersama dengan teman-teman sebayanya. Namun demikian, tetap ada dampak positif gawai bagi anak. Misalnya memudahkan belajar keterampilan baru dari game edukatif, mengakses informasi, baik dari teks ataupun berbagai video, asalkan tidak lebih dari 3 jam sehari, pada anak lebih dari 4 tahun. 

Apakah kita sudah bijak?

Sekian

Yogyakarta, 12 Juli 2022

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih, Lektor FK UKDW, Alumnus S3 UGM, Ketua IDI Cabang KotaYogyakarta, 2016-2019).

Categories
anak bayi prematur COVID-19 dokter Healthy Life UHC

2023 Makanan Fortifikasi

Makanan Fortifikasi, Apakah Sudah Pasti Lebih Baik dan Menyehatkan?

MAKANAN  FORTIFIKASI  UNTUK  ANAK

fx. wikan indrarto

Senin, 29 Mei 2023 diterbitkan Resolusi Majelis Kesehatan Dunia (WHA) ke-76 untuk mempercepat upaya fortifikasi mikronutrien pangan. Ini adalah upaya pencegahan defisiensi mikronutrien melalui fortifikasi pangan yang aman dan efektif. Apa yang perlu dicermati?

.

catatan : ringkasan tulisan ini telah dimuat di Harian Kedaulatan Rakyat Yogyakarta pada hari Minggu, 2 Juli 2023, halaman 8 kolom HUSADA

.

Defisiensi mikronutrien adalah kekurangan nutrisi yang diperlukan dalam jumlah kecil tetapi penting, mencakup vitamin dan mineral, terutama folat, besi, vitamin A, dan seng. Defisiensi mikronutrien mempengaruhi 50% dari semua anak usia prasekolah dan 67% dari semua wanita usia reproduksi di seluruh dunia, yang dapat menimbulkan konsekuensi serius, termasuk spina bifida pada bayi baru lahir dan kelanan bawaan tabung saraf lainnya. Kekurangan yang dapat dicegah ini juga dikaitkan dengan risiko kebutaan yang lebih tinggi, sistem kekebalan yang rapuh, berkurangnya kemampuan berolahraga dan kapasitas fisik pada anak. Ibu dengan mikronutrien rendah dapat melahirkan bayi prematur atau berat badan lahir rendah. Kekurangan yodium mengganggu perkembangan otak pada anak, melemahkan kemampuan belajar dan akhirnya produktivitas mereka juga turun.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2018/08/08/2018-nutrisi-bayi-pengungsi/

.

Fortifikasi pangan skala besar adalah salah satu solusinya. Dengan menambahkan vitamin dan mineral esensial ke makanan pokok dan bumbu, seperti tepung terigu dan jagung, beras, minyak goreng, dan garam sesuai dengan pola dan defisiensi konsumsi nasional, negara dapat memperbaiki dan selanjutnya mencegah defisiensi mikronutrien yang dimaksud. Fortifikasi adalah intervensi berbasis bukti yang berkontribusi pada pencegahan, pengurangan, dan pengendalian defisiensi mikronutrien. Ini dapat digunakan untuk memperbaiki defisiensi mikronutrien yang ditunjukkan pada populasi umum (fortifikasi massal atau skala besar) atau pada kelompok populasi tertentu (fortifikasi target) seperti anak-anak, wanita hamil dan warga penerima manfaat program perlindungan sosial.

.

WHO merekomendasikan fortifikasi makanan skala besar sebagai intervensi berbasis bukti yang kuat dan hemat biaya untuk melawan konsekuensi kekurangan vitamin dan mineral, termasuk gangguan kekurangan yodium, anemia dan kekurangan zat besi, dan cacat tabung saraf, dapat dikendalikan.

.

Resolusi tersebut diajukan oleh Australia, Brasil, Kanada, Chili, Kolombia, Ekuador, Uni Eropa dan 27 negara anggotanya, Israel, Malaysia, dan Paraguay. Indonesia belum ikut terlibat aktif dalam penerbitan resolusi tersebut, meskipun resolusi tersebut mendapat dukungan luas dari masyarakat sipil, dengan lebih dari 50 organisasi menyerukan WHO untuk mempercepat upaya fortifikasi mikronutrien makanan melalui surat yang ditandatangani bersama. Defisiensi mikronutrien adalah krisis yang mempengaruhi semua komunitas secara global, berpenghasilan rendah atau berpenghasilan tinggi. Program fortifikasi makanan memiliki potensi besar untuk memerangi defisiensi yang dapat dicegah ini dan melindungi kesehatan masyarakat. Resolusi tersebut diadopsi dari laporan United Nations Decade of Action on Nutrition (2016-2025). Dekade Nutrisi bertujuan untuk mempercepat implementasi komitmen semua negara untuk mencapai target nutrisi global dan penyakit tidak menular (PTM) terkait diet pada tahun 2025, dan berkontribusi pada realisasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada tahun 2030.

.

Fortifikasi adalah proses penambahan kandungan satu atau lebih mikronutrien (yaitu, vitamin dan mineral) dalam makanan, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas gizi dengan risiko minimal terhadap kesehatan. Selain meningkatkan kandungan gizi bahan makanan pokok, penambahan mikronutrien dapat membantu mengembalikan kandungan mikronutrien yang hilang selama proses pengolahan makanan. Fortifikasi adalah intervensi berbasis bukti yang berkontribusi pada pencegahan, pengurangan, dan pengendalian defisiensi mikronutrien. Ini dapat digunakan untuk memperbaiki defisiensi mikronutrien yang ditunjukkan pada populasi umum (fortifikasi massal atau skala besar) atau pada kelompok populasi tertentu (fortifikasi target) seperti bayi, anak, atau ibu hamil, dan komunitas penerima manfaat program perlindungan sosial.

.

5 Tips Memilih Bubur Fortifikasi Terbaik yang Aman agar Anak Tidak Alami  Obesitas
.

Rekomendasi di semua wilayah meliputi iodisasi garam dan fortifikasi tepung jagung, tepung terigu dan beras dengan vitamin dan mineral. Untuk anak usia 6 bulan sampai 12 tahun meliputi bubuk mikronutrien yang mengandung zat besi dalam fortifikasi bahan makanan. Fortifikasi pangan secara hukum mewajibkan produsen makanan untuk menambahkan produk olahan makanan dengan mikronutrien tertentu, dengan jaminan yang meningkat dari waktu ke waktu, bahwa proses fortifkasi mengandung jumlah mikronutrien yang telah ditentukan sebelumnya. Fortifikasi sukarela terjadi ketika produsen makanan secara bebas memilih untuk menambahkan pada bahan makanan tertentu, untuk meningkatkan nilai gizi pada produk mereka. Secara global, peraturan wajib paling sering diterapkan pada fortifikasi makanan dengan zat gizi mikro seperti yodium, zat besi, vitamin A, dan asam folat. Dari jumlah tersebut, iodisasi garam adalah yang paling banyak diterapkan secara global. 

.

Setiap bayi dan anak berhak atas gizi yang baik menurut “Konvensi Hak Anak”. Kurang gizi dikaitkan dengan 45% kematian anak. Secara global pada tahun 2020, 149 juta anak di bawah usia 5 tahun diperkirakan mengalami stunting (terlalu pendek untuk usia), 45 juta diperkirakan kurus (terlalu kurus untuk tinggi badan), dan 38,9 juta kelebihan berat badan atau obesitas. Kurang gizi diperkirakan berhubungan dengan 2,7 juta kematian anak setiap tahunnya atau 45% dari seluruh kematian anak. Pemberian makan bayi dan anak sangat penting untuk meningkatkan kelangsungan hidup, menjamin pertumbuhan dan perkembangan yang sehat. Periode 2 tahun pertama kehidupan seorang anak sangat penting, karena nutrisi yang optimal selama periode ini menurunkan morbiditas dan mortalitas, mengurangi risiko penyakit kronis, dan mendorong perkembangan yang lebih baik secara keseluruhan.

.

Fortifikasi makanan bayi dan anak dengan folat, besi, vitamin A, dan seng, perlu kita dukung sepenuhnya, agar semua anak Indonesia dapat tumbuh dengan baik.

Apakah kita sudah bijak?

Sekian

Yogyakarta, 15 Juni 2023

*) dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Lektor FK UKDW Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA : 081227280161, e-mail : fxwikan_indrarto@yahoo.com

Categories
anak dokter Healthy Life medicolegal UHC

2023 Etika Medis Digital

Etika Kedokteran tentang Kerahasiaan Data Pasien

ETIKA  MEDIS  DIGITAL

fx. wikan indrarto*)

Ringkasan tulisan ini telah dimuat di portal nasional detik.com pada Kamis, 15 Juni  2023 :

https://news.detik.com/kolom/d-6772268/etika-medis-digital

Selasa, 16 Mei 2023 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan kehati-hatian dalam menggunakan kecerdasan buatan (AI) di bidang kedokteran digital untuk melindungi dan mempromosikan kesejahteraan dan keselamatan manusia, dengan jaminan hak otonomi pasien, serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Apa yang perlu dicermati?

.

AI bidang medis digital mencakup juga beberapa platform yang paling cepat berkembang seperti ChatGPT, Bard, Bert, dan banyak lainnya yang meniru pemahaman, pemrosesan, dan menghasilkan komunikasi antar manusia. Sangat penting bahwa risiko buruk wajib dicermati saat menggunakan AI, baik untuk mendapatkan informasi kesehatan, sebagai alat pendukung keputusan medis, atau bahkan untuk meningkatkan kemampuan diagnostik dokter saat sumber daya yang terbatas, untuk menjaga kesehatan dan mengurangi ketidaksetaraan layanan medis.

.

Penggunaan teknologi yang tepat, untuk mendukung kerja dokter, tenaga kesehatan lain, pasien, peneliti, dan ilmuwan, ada kekhawatiran bahwa kehati-hatian yang biasanya dilakukan untuk teknologi baru apapun, justru tidak dilakukan secara konsisten pada AI medis digital. Ini termasuk kepatuhan luas terhadap nilai-nilai utama transparansi, inklusi, keterlibatan publik, pengawasan ahli, dan evaluasi yang ketat. Pengadopsian sistem yang belum teruji tentu dapat menyebabkan kesalahan oleh dokter, membahayakan pasien, mengikis kepercayaan pada AI dan dengan demikian merusak (atau menunda) potensi manfaat jangka panjang, dan bahkan memungkinkan penggunaan AI di seluruh dunia.

baca juga : https://dokterwikan.com/2019/02/13/2019-etika-profesi-dokter/

Kekhawatiran penggunaan AI medis dengan cara yang aman, efektif, dan etis meliputi pertama, data yang digunakan untuk menciptakan AI mungkin bias, menghasilkan informasi yang menyesatkan atau tidak akurat yang dapat menimbulkan risiko terhadap kesehatan, kesetaraan, dan inklusivitas. Kedua, AI menghasilkan respons yang dapat tampak masuk akal, namun tanggapan ini mungkin salah sama sekali atau mengandung kesalahan serius, di suatu saat kelak. Ketiga, AI dapat menggunakan data yang izinnya mungkin belum diberikan sebelumnya untuk penggunaan tersebut, dan AI mungkin tidak mampu melindungi data sensitif (termasuk data kesehatan personal). Keempat, AI dapat disalahgunakan untuk menghasilkan dan menyebarkan disinformasi yang sangat meyakinkan dalam bentuk teks, audio atau video yang sulit dibedakan oleh publik, dari informasi kesehatan yang dapat dipercaya.

.

Strategi Global tentang Kesehatan Digital, yang diadopsi pada tahun 2020 oleh Majelis Kesehatan Dunia, menyajikan peta jalan untuk pengembangan dan inovasi bidang medis digital, juga menerapkan AI untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tujuannya adalah agar layanan medis digital memiliki akses yang adil, universal, dan berkualitas baik, membantu membuat sistem kesehatan menjadi lebih efisien dan berkelanjutan, bahkan memungkinkan tersedianya fasilitas kesehatan yang berkualitas, terjangkau, dan setara.

.

Pedoman WHO tentang Etika dan Tata Kelola Kecerdasan Buatan untuk Kesehatan adalah hasil diskusi intensif selama 18 bulan oleh para pakar global di bidang etika, teknologi digital, hukum, hak asasi manusia, serta birokrat dari kementerian kesehatan. Teknologi baru yang menggunakan AI sangat menjanjikan untuk meningkatkan ketepatan diagnosis oleh dokter, asuhan keperawatan, penelitian bidang kesehatan dan pengembangan obat untuk para pasien. Selain itu, juga untuk mendukung pemerintah dalam menjalankan fungsi layanan kesehatan masyarakat, termasuk pengawasan dan tanggapan atas wabah, seperti saat pandemi COVID-19.

Etika Medis Digital

Terdapat banyak tantangan dan risiko etika terkait penggunaan AI bidang kesehatan untuk kepentingan publik di semua negara. Perlu diperhatikan rekomendasi WHO tentang tata kelola AI untuk kesehatan, dengan meminta semua pemangku kepentingan, baik di sektor publik maupun swasta, untuk ikut bertanggung jawab dan responsif terhadap dokter dan tenaga layanan kesehatan lainnya, yang akan mengandalkan teknologi AI ini dalam melayani masyarakat dan pasiennya, yang mungkin akan terpengaruh oleh penggunaannya.

Etika medis tentang AI dalam bidang kesehatan dapat bertolak dari fakta hukum pada pengadilan Nuremberg tahun 1947, di mana kengerian eksperimen medis Nazi Jerman terungkap. Prinsip uji klinis yang dikenal sebagai Kode Nuremberg harus diterapkan pada penelitian bidang kesehatan yang melibatkan subjek manusia, termasuk uji klinis penggunaan AI. Manual WHO (Bagian XV.2) mendefinisikan penelitian dengan subjek manusia sebagai ‘aktivitas ilmu sosial, biomedis, perilaku, atau epidemiologi apapun, yang memerlukan pengumpulan atau analisis data secara sistematis dengan maksud untuk menghasilkan pengetahuan baru, di mana manusia terkena manipulasi, intervensi, observasi, atau interaksi lain dengan peneliti baik secara langsung atau melalui perubahan lingkungan mereka.

Prinsip etika medis dan tata kelola AI yang tepat harus diterapkan, sejak saat merancang dan mengembangkan, sampai pada tahap menerapkan AI untuk layanan medis digital. Terdapat 6 prinsip inti etika medis terakit AI, yaitu pertama, mampu melindungi hak otonomi pasien. Kedua, mampu mempromosikan kesejahteraan dan keselamatan pasien, juga untuk kepentingan umum. Ketiga, memastikan adanya transparansi dan kejelasan informasi. Keempat, memiliki aspek tanggung jawab dan akuntabilitas. Kelima, terjamin inklusivitas dan kesetaraan. Keenam, mempromosikan AI yang responsif dan berkelanjutan.

Apakah kita sudah bijak, cerdas dan digital?

Sekian

Yogyakarta, 24 Mei 2023

*) dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Lektor FK UKDW Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA : 081227280161, e-mail : fxwikan_indrarto@yahoo.com

Categories
anak bayi prematur dokter Healthy Life Pendukung ASI

2023 Menjaga Hidup Bayi Prematur

Perawatan bayi yang lahir prematur di rumah - LuviZhea

MENJAGA  HIDUP  BAYI  PREMATUR

fx. wikan indrarto*)

ringkasan tulisan ini telah dimuat di Harian Nasional Kompas Digital pada Rabu, 31 Mei 2023

baca juga : https://www.kompas.id/baca/opini/2023/05/29/menjaga-hidup-bayi-prematur

Pada Selasa, 9 Mei 2023 WHO melaporkan bahwa secara global dari setiap 10 bayi yang lahir, terdapat 1 bayi prematur (lahir sebelum usia 37 minggu kehamilan) dan setiap 40 detik, 1 bayi tersebut meninggal. Tingkat kelahiran prematur tidak berubah dalam dekade terakhir di wilayah mana pun di dunia. Dampak konflik bersenjata, perubahan iklim, dan pandemi COVID-19 meningkatkan risiko kematian bayi prematur di manapun. Apa yang sebaiknya dilakukan?

.

Kelahiran prematur menjadi penyebab utama kematian anak, terhitung lebih dari 1 dari 5 dari semua kematian anak terjadi sebelum ulang tahun ke-5 mereka. Bayi prematur dapat menghadapi konsekuensi kesehatan seumur hidup, dengan kemungkinan peningkatan kecacatan dan keterlambatan perkembangan. Hanya 1 dari 10 bayi sangat prematur (<28 minggu) bertahan hidup di negara berpenghasilan rendah, dibandingkan dengan lebih dari 9 dari 10 bayi di negara berpenghasilan tinggi. Ketidaksetaraan yang menganga terkait dengan ras, etnis, pendapatan, dan akses ke perawatan berkualitas menentukan kemungkinan kelahiran prematur, kematian, dan kecacatan, bahkan di negara berpenghasilan tinggi. Asia Selatan dan Afrika sub-Sahara memiliki tingkat kelahiran prematur tertinggi, dan bayi prematur di wilayah tersebut juga menghadapi risiko kematian tertinggi. Secara bersama-sama, kedua wilayah ini menyumbang lebih dari 65% kelahiran prematur secara global.

.

WHO, UNICEF, UNFPA dan PMNCH menyerukan tindakan berikut untuk meningkatkan perawatan bagi ibu dan bayi baru lahir, termasuk mengurangi risiko dari kelahiran prematur. Pertama, peningkatan investasi dengan mememobilisasi sumber daya internasional dan domestik untuk mengoptimalkan layanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, memastikan perawatan medis berkualitas tinggi tersedia kapan dan di manapun dibutuhkan. Kedua, implementasi yang dipercepat untuk memenuhi target negara demi kemajuan melalui penerapan kebijakan nasional yang selqalu diperbaharui untuk perawatan ibu dan bayi baru lahir. Ketiga, integrasi lintas sektor dengan mempromosikan investasi ekonomi yang lebih cerdas, dengan pembiayaan bersama lintas sektor. Keempat, inovasi bentuk layanan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan secara lokal, untuk mendukung peningkatan kualitas perawatan medis dan pemerataan akses layanan.

.

Perawatan Metode Kanguru (PMK) segera dan langsung, akan mengurangi risiko sepsis pada bayi kecil dan prematur, seperti dimuat dalam jurnal medis, eClinicalMedicine. Pada bayi baru lahir yang rentan ini, PMK langsung  yang menggabungkan kontak kulit ibu dan bayi dengan pemberian ASI eksklusif, mampu mengurangi risiko sepsis sebesar 18%, kematian terkait sepsis sebesar 36%, dan kematian secara keseluruhan sebesar 25%. Hal ini sesuai dengan rekomendasi WHO terbaru yang dikeluarkan pada Selasa, 15 November 2022. Intinya penerapan kontak antar kulit ibu dan bayi sesegera mungkin, untuk meningkatkan kelangsungan hidup bayi kecil dan prematur, yaitu lahir lebih awal (sebelum usia 37 minggu kehamilan) atau berat badan kurang (di bawah 2,5 kg saat lahir). Pedoman tersebut menyarankan agar kontak kulit ibu dan bayi, yang dikenal sebagai PMK harus dimulai segera setelah bayi lahir, tanpa periode awal apapun, termasuk penempatan bayi di dalam inkubator. Ini menandai perubahan signifikan dari panduan praktek klinik sebelumnya, karena adanya manfaat klinik yang sangat besar dengan memastikan ibu dan bayi prematur dapat tetap dekat, tanpa dipisahkan, setelah lahir.

baca juga : https://dokterwikan.com/2020/11/14/2020-steroid-untuk-bayi-prematur/

Pedoman tersebut juga memberikan rekomendasi untuk memastikan dukungan emosional dan finansial, dari institusi tempat bekerja bagi keluarga dengan bayi yang sangat kecil dan prematur. Hal ini disebabkan karana dalam kondisi tersebut, keluarga sangat mungkin dapat menghadapi stres dan kesulitan finansial luar biasa, karena tuntutan pengasuhan bayi yang intensif dan kecemasan keluarga karena adanya gangguan kesehatan bayi.

.

“Bayi prematur seharusnya dapat bertahan hidup, berkembang, dan berperan mengubah dunia, oleh sebab itu setiap bayi harus diberi kesempatan hidup,” kata Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO. Panduan ini menunjukkan bahwa meningkatkan luaran klinis atau hasil akhir untuk bayi mungil ini tidak selalu tentang obat ataupun alat kesehatan paling canggih, tetapi dapat juga dengan memastikan akses ke perawatan kesehatan esensial yang berpusat pada kebutuhan keluarga. Sebagian besar bayi prematur dapat diselamatkan melalui tindakan yang sederhana, mudah, dan hemat biaya termasuk perawatan medis berkualitas baik pada periode sebelum, selama dan setelah kelahiran. Intervensi medis utama berupa pencegahan dan pengelolaan penyakit infeksi umum, juga PMK selama berjam-jam dengan ibu atau ayah, dan pemberian ASI eksklusif.

.

Bayi Prematur Juga Bisa Sehat! Ini Faktanya - Mama's Choice

Karena bayi prematur kekurangan lemak tubuh, banyak yang mengalami masalah dalam mengatur suhu tubuh mereka sendiri saat lahir, dan seringkali membutuhkan alat bantu napas atau ventilator. Untuk bayi seperti ini, rekomendasi WHO yang sebelumnya adalah adanya periode awal pemisahan bayi dari ibu, dengan kondisi bayi pertama kali distabilkan dalam inkubator atau kotak penghangat. Ini akan memakan waktu rata-rata sekitar 3-7 hari. Namun demikian, banyak penelitian menunjukkan bahwa memulai PMK segera setelah lahir justru mampu menyelamatkan lebih banyak nyawa, mengurangi risiko infeksi dan hipotermia, bahkan mampu meningkatkan pemberian nutrisi terbaik bagi bayi.

.

Pelukan pertama ibu tidak hanya penting secara emosional, tetapi juga sangat bermakna untuk meningkatkan peluang kelangsungan hidup dan hasil klinik kesehatan bayi kecil dan prematur. Setelah pandemi COVID-19, kita semua semakin paham bahwa banyak ibu yang tidak perlu dipisahkan dari bayinya, karena pemisahan tersebut justru dapat menjadi bencana besar bagi kesehatan bayi baru lahir prematur atau kecil. Pedoman WHO yang baru menekankan perlunya memberikan perawatan bagi keluarga dan bayi prematur sebagai satu kesatuan, dan memastikan orang tua mendapatkan dukungan terbaik, terlebih saat periode waktu yang sering membuat stres dan cemas.

.

Meskipun rekomendasi baru ini ditujukan khusus di wilayah dan negara yang lebih miskin, yang mungkin tidak memiliki akses ke peralatan medis berteknologi tinggi, atau bahkan pasokan listrik yang dapat diandalkan, rekomendasi WHO yang baru tersebut juga relevan untuk negara dengan pendapatan tinggi. Hal ini merupakan tantangan untuk memikirkan kembali bagaimana sistem perawatan intensif neonatal, dengan memastikan ibu dan bayi prematur yang baru lahir dapat bersama-sama setiap saat, tidak dipisahkan dalam ruang perwatan di RS yang berbeda.

.

Menyusui langsung secara eksklusif sangat dianjurkan untuk meningkatkan hasil klinik kesehatan bayi prematur dan bayi berat lahir rendah, bahkan terbukti lebih mampu mengurangi risiko infeksi dibandingkan dengan pemberian susu formula. Jika ASI tidak tersedia, ASI donor adalah alternatif terbaik, meskipun ‘formula prematur’ dapat digunakan jika tidak ada ASI donor. Berdasarkan umpan balik dari keluarga yang dikumpulkan melalui lebih dari 200 penelitian, pedoman ini juga mendukung peningkatan dukungan emosional dan finansial untuk ibu. Cuti dari pekerjaan untuk kedua orang tua diperlukan untuk merawat bayi prematur. 

.

Prematuritas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang mendesak harus diatasi. Sudahkah kita bertindak bijak dengan segala cara, untuk menjaga bayi prematur di sekitar kita agar tetap hidup?

Sekian

Yogyakarta, 19 Mei 2023

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih, Lektor di FK UKDW Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA : 081227280161

Categories
anak COVID-19 dokter Healthy Life Jalan-jalan sekolah UHC

2023 Pentingnya Aktivitas Fisik

PENTINGNYA AKTIVITAS FISIK – Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara

PENTINGNYA AKTIVITAS FISIK

fx. wikan indrarto

Pada Jumat, 31 Maret 2023 telah ditandatangani Memorandum of Understanding (MOU), antara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Federasi Dunia Industri Alat Olah Raga (WFSGI), untuk aktivitas fisik dan olahraga yang lebih baik, guna meningkatkan kesehatan masyarakat global, termasuk untuk anak yang ikut keluarga saat mudik Lebaran tahun ini. Apa yang menarik?

Tulisan ini telah dimuat di harian Kedaulatan rakyat Yogyakarta pada Minggu, 21 Mei 2023, halaman 5

Kesepakatan pertama dengan asosiasi bisnis olahraga internasional ini, berupaya memperkuat pesan kesehatan masyarakat tentang aktivitas fisik, berbagi pengetahuan dan praktik terbaik olah raga, dan memperkuat kapasitas pelatih aktivitas fisik untuk membantu masyarakat menjadi lebih aktif. Selain itu, fokus tamabahan khusus untuk memungkinkan pemuda, anak, dan perempuan dan bahkan orang-orang yang hidup dengan disabilitas memiliki lebih banyak akses ke olahraga, bermain, dan beraktivitas fisik. 

.

baca juga :https://dokterwikan.com/2018/06/06/2018-aktivitas-fisik/

MOU antara WFSGI dan WHO difokuskan untuk meningkatkan penerapan kebijakan efektif dalam Rencana Aksi Global WHO tentang Aktivitas Fisik (GAPPA) 2018-2030. Bermain, beraktivitas fisik dan olahraga secara teratur membantu mencegah penyakit jantung, diabetes, obesitas, kanker, dan penyakit tidak menular lainnya. Ini juga meningkatkan kesejahteraan, dan sangat efektif untuk mengelola gejala depresi dan kecemasan.

.

Biaya kesehatan masyarakat menghabiskan sekitar US$ 27 miliar setiap tahun untuk mengobati penyakit tidak menular, yang seharusnya dapat dicegah dengan meningkatkan bermain dan beraktivitas fisik. WHO juga memperkirakan bahwa ada tambahan hampir 500 juta orang  akan mengalami penyakit tidak menular yang disebabkan oleh kurangnya aktivitas fisik antara tahun 2020 dan 2030. Sekitar 81% anak tidak pernah mendapat manfaat dari bermain dan aktivitas fisik yang cukup. Selain itu, seiring berkembangnya negara secara ekonomi, tingkat ketidakaktifan fisik warganya justru meningkat dan dapat mencapai 70%. 

.

World Federation of the Sporting Goods Industry (WFSGI) adalah asosiasi bisnis nirlaba global dari produsen dan pengecer produk olahraga, termasuk pakaian, alas kaki, dan peralatan, yang keanggotaan kolektifnya mewakili 70% omzet industri global. Federasi ini mendorong kegiatan bermain dan olahraga yang sehat, untuk setiap warga negara dari semua negara, dan berupaya menciptakan dunia yang lebih baik dan lebih sehat melalui permainan dan olahraga. Selain itu, juga memaksimalkan penggunaan alat dan inovasi digital yang dapat mendorong setiap orang untuk lebih banyak bergerak secara fisik, menyediakan akses yang terjangkau ke peralatan bermain dan olahraga, khususnya untuk remaja dan anak.

5 Aktivitas Fisik Sederhana Ampuh Cegah Penyakit Jantung dan Stroke - Jawa  Pos

Aktivitas fisik secara teratur terbukti membantu mencegah dan mengobati penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, serta kanker payudara dan usus besar. Ini juga membantu mencegah hipertensi, kelebihan berat badan dan obesitas dan dapat meningkatkan kesehatan mental, kualitas hidup dan kesejahteraan. Selain berbagai manfaat kesehatan dari aktivitas fisik, masyarakat yang lebih aktif dapat menghasilkan pengembalian investasi tambahan, yang meliputi pengurangan penggunaan bahan bakar fosil, udara yang lebih bersih, dan jalan raya yang lebih aman dan tidak macet kendaraan, apalagi saat arus mudik Lebaran.

.

Sebaliknya, aktivitas fisik yang menggembirakan anak dan berlebihan karena kebersamaan dengan saudaranya saat mudik Lebaran, pada beberapa anak sebaiknya dialihkan ke aktivitas ketrampilan otot kecil, bukan kekuatan otot besar. Bermainlah bersama dengan mewarnai atau menggambar, permainan ular tangga, halma, scrable, kartu atau game digital, serta menghindari petak umpet, sepak bola dan lompat tali, khususnya untuk anak dengan riwayat asma dan kelainan jantung bawaan.

.

Rekomendasi WHO tentang aktivitas fisik untuk bayi (kurang dari 1 tahun) adalah pertama, aktif secara fisik beberapa kali sehari dalam berbagai cara, terutama melalui permainan di lantai yang interaktif, dengan lebih banyak dan lebih sering adalah lebih baik, menggunkan alat permainan  aman sesuai standar WFSGI. Bagi bayi yang belum dapat bergerak mandiri, setidaknya 30 menit dibantu dalam posisi tengkurap yang dilakukan sepanjang hari saat bayi terjaga. Kedua, tidak boleh lebih dari 1 jam setiap kali saat berada di kereta bayi, kursi tinggi, atau digendong di punggung pengasuh. Ketiga, waktu layar (sedentary screen time) tidak disarankan. Keempat, saat bayi tidak banyak bergerak, sangat dianjurkan dibacakan cerita oleh pengasuh. Kelima, tidur secara berkualitas selama 14-17 jam (usia 0–3 bulan) atau 12–16 jam (usia 4–11 bulan) sehari, termasuk tidur siang, dalam perjalanan mudik yang mungkin saja terjebak macet di jalan.

.

Anak-Anak Juga Perlu Melakukan Aktivitas Fisik - Info Sehat Klikdokter.com

Rekomendasi WHO untuk anak usia 1-2 tahun adalah pertama, meluangkan setidaknya 3 jam atau 180 menit untuk melakukan berbagai jenis aktivitas fisik pada intensitas apa pun, termasuk aktivitas fisik intensitas sedang hingga kuat, merata waktunya sepanjang hari, dan lebih banyak tentu lebih baik. Kedua, tidak boleh lebih dari 1 jam pada suatu waktu duduk dalam kereta bayi, kursi tinggi, atau digendong di punggung pengasuh. Untuk anak berusia 1 tahun, waktu layar yang membuat badannya tidak aktif bergerak, seperti menonton TV atau video dan bermain ‘game’ di komputer, tidak dianjurkan. Bagi mereka yang berusia 2 tahun, waktu tayang (sedentary screen time) tidak boleh lebih dari 1 jam, dan lebih sebentar terbukti justru lebih baik. Ketika anak tidak banyak bergerak, sebaiknya dilibatkan dalam aktivitas membaca dan bercerita dengan pengasuh. Selain itu, sebaiknya tidur berkualitas baik selama 11-14 jam, termasuk tidur siang, dengan waktu tidur dan bangun dilatih agar teratur, meski dalam perjalanan mudik.

Rekomendasi WHO untuk anak usia 3-4 tahun seharusnya pertama, menghabiskan setidaknya 180 menit dalam berbagai jenis aktivitas fisik  atau olahraga pada intensitas apa pun, menggunkan alat olahraga  aman sesuai standar WFSGI, di mana setidaknya 60 menit merupakan aktivitas fisik dengan intensitas sedang hingga kuat, menyebar sepanjang hari dan lebih banyak lebih baik. Kedua, tidak dianjurkan diam selama lebih dari 1 jam pada suatu waktu. Waktu tayang tidak lebih dari 1 jam, dan lebih sebentar, tentu lebih baik. Ketika anak tidak banyak bergerak, sebaiknya juga dilibatkan dalam aktivitas membaca dan bercerita dengan pengasuh. Selain itu, sebaiknya tidur berkualitas secara baik selama 10-13 jam sehari, termasuk tidur siang, dengan waktu tidur dan bangun dilatih agar lebih  teratur.

.

MOU antara WHO dan WFSGI untuk aktivitas fisik menggunkan alat permainan dan olah raga yang aman sesuai standar WFSGI, tentu juga seharusnya dilakukan saat anak ikut mudik Lebaran. Bermain dan beraktivitas fisik pada anak mampu mencegah penyakit jantung, diabetes, obesitas, kanker, dan sangat efektif untuk menghilangkan rasa bosan, jenuh, dan cemas saat liburan Lebaran.

Apakah kita sudah bijak?

Sekian

Yogyakarta, 16 April 2023

*) dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Lektor FK UKDW Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA : 081227280161, e-mail : fxwikan_indrarto@yahoo.com

Categories
anak antibiotika COVID-19 dokter Healthy Life HIV-AIDS Malaria UHC

2023 Hari Kesehatan Dunia

12 Ucapan Hari Kesehatan Sedunia 7 April 2023 dalam Bahasa Inggris dan  Artinya: Happy World Health Day

HARI  KESEHATAN  DUNIA  2023

fx. wikan indrarto

Ringkasan tulisan ini telah dimuat di harian nasional Kompas digital Jumat, 7 April 2023 pada link :

https://www.kompas.id/baca/opini/2023/04/05/fokus-ke-layanan-kesehatan-primer

Pada Jumat, 7 April 2023 diperingati sebagai Hari Kesehatan Dunia, bertepatan dengan hari jadi WHO yang ke-75. Apa yang menarik?

.

Pada tahun 1948 didirikan WHO untuk mempromosikan kesehatan, menjaga keamanan dunia, dan melayani warga yang rentan. Peringatan 75 tahun WHO dengan tema ‘Health For All’ memiliki visi bahwa semua orang akan memiliki derajat kesehatan yang baik dan tinggal di dunia yang damai, sejahtera, dan berkelanjutan. Hak atas kesehatan adalah hak dasar manusia, sehingga setiap orang harus memiliki akses ke layanan kesehatan yang mereka butuhkan kapan dan di mana mereka membutuhkannya, tanpa kesulitan keuangan, yang disebut cakupan kesehatan semesata atau  ‘Universal Health Coverage’ (UHC).

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2021/01/04/2020-uhc/

.

Saat ini masih ada sekitar 30% dari populasi global tidak dapat mengakses layanan kesehatan esensial. Hampir dua miliar orang menghadapi bencana keuangan atau pengeluaran untuk kesehatan yang memiskinkan, dengan ketidaksetaraan yang signifikan mempengaruhi mereka yang berada di lingkungan yang paling rentan.

Untuk mewujudkan kesehatan untuk semua, dunia membutuhkan akses ke layanan kesehatan berkualitas tinggi, agar setiap orang dapat menjaga kesehatan mereka sendiri dan keluarga mereka. Selain itu, juga dokter dan tenaga kesehatan terampil, yang memberikan layanan medis berkualitas dan berpusat pada orang, serta pembuat kebijakan yang berkomitmen untuk berinvestasi dalam UHC. Bukti menunjukkan bahwa sistem kesehatan yang didukung oleh pendekatan layanan kesehatan primer (PHC) adalah cara yang paling efektif dan hemat biaya untuk mendekatkan layanan kesehatan dan kesejahteraan kepada masyarakat.

.

Hari Kesehatan Sedunia 2023, Memperingati 75 Tahun WHO dan Mendorong  Kesehatan untuk Semua - Media Priangan

Namun demikian, pandemi COVID-19 memundurkan kemajuan setiap negara menuju #HealthForAll. Pandemi COVID-19 dan keadaan darurat kesehatan lainnya, krisis kemanusiaan dan iklim yang tumpang tindih, kendala ekonomi, dan perang, telah membuat perjalanan setiap negara menuju #HealthForAll menjadi lebih mendesak. Sekaranglah waktunya bagi para pemimpin untuk mengambil tindakan dalam memenuhi komitmen cakupan kesehatan universal mereka dan bagi masyarakat sipil untuk meminta pertanggungjawaban para pemimpin. 

.

Kemajuan perlu dipercepat jika SDG terkait kesehatan ingin dipenuhi. Tuntut hak Anda untuk mengakses layanan kesehatan yang Anda butuhkan tanpa mengalami kesulitan keuangan!

Pencapaian global adalah indeks cakupan layanan UHC (indikator SDG 3.8.1) meningkat dari 45 pada tahun 2000 menjadi 67 pada tahun 2019. Namun demikian, masih ada hampir 2 miliar orang menghadapi bencana keuangan atau pengeluaran kesehatan yang memiskinkan (indikator SDG 3.8.2). Pada hal pandemi COVID-19 semakin mengganggu layanan medis esensial di 92% negara. Untuk membangun kembali sistem kesehatan dengan lebih baik, rekomendasi WHO adalah memfokuskan kembali sistem kesehatan kepada layanan kesehatan primer atau Primary Health Care (PHC). Sebagian besar (90%) dari intervensi UHC esensial dapat diberikan melalui PHC dan 75% proyeksi peningkatan luaran kesehatan dari SDGs dapat dicapai melalui PHC.

.

Program Kerja Umum Ketigabelas WHO bertujuan agar 1 miliar lebih banyak orang mendapat manfaat dari UHC pada tahun 2025, sekaligus berkontribusi pada target 1 miliar lebih banyak orang terlindungi dengan lebih baik dari keadaan darurat kesehatan dan 1 miliar lebih banyak orang menikmati kesehatan dan kesejahteraan yang lebih baik.

.

Selama pandemi COVID-19, sekitar 92% negara melaporkan gangguan pada layanan medis esensial. Sekitar 25 juta anak balita tidak mendapat imunisasi rutin. Terdapat kesenjangan yang mencolok dalam akses ke vaksin COVID-19, dengan rata-rata hanya 24% populasi yang divaksinasi di negara berpenghasilan rendah dibandingkan dengan 72% di negara berpenghasilan tinggi. Intervensi perawatan darurat, kritis, dan operatif yang berpotensi menyelamatkan jiwa juga menunjukkan peningkatan gangguan layanan, yang kemungkinan menghasilkan dampak jangka pendek yang signifikan pada luaran bidang kesehatan.

.

Sekitar 930 juta orang di seluruh dunia berisiko jatuh miskin karena pengeluaran sektor kesehatan sebesar 10% atau lebih dari anggaran rumah tangga mereka. Meningkatkan intervensi layanan kesehatan primer (PHC) di negara berpenghasilan rendah dan menengah dapat menyelamatkan 60 juta nyawa dan meningkatkan harapan hidup rata-rata sebesar 3,7 tahun pada tahun 2030. Pencapaian target PHC membutuhkan tambahan investasi sekitar US$ 200-370 miliar per tahun untuk paket layanan kesehatan yang lebih komprehensif. WHO merekomendasikan agar setiap negara mengalokasikan atau merealokasi tambahan 1% dari PDB ke PHC dari sumber pendanaan pemerintah.

.

PHC memerlukan tiga komponen yang saling terkait dan sinergis, termasuk: pelayanan kesehatan terpadu yang komprehensif yang mencakup layanan medis primer, kebijakan dan tindakan multisektoral untuk mengatasi faktor penentu derajat kesehatan di sektor hulu, dan melibatkan atau memberdayakan individu, keluarga, dan masyarakat, dalam meningkatkan partisipasi sosial dan kemandirian dalam kesehatan.

.

Agar UHC menjadi benar-benar tercapai, diperlukan pergeseran fokus dari sistem kesehatan yang dirancang untuk mengatasi penyakit dan pembentukan institusi, menuju sistem kesehatan yang dirancang untuk melayani manusia. PHC mengharuskan pemerintah di semua tingkatan untuk bertindak dengan pendekatan secara menyeluruh, termasuk aspek kesehatan dalam semua kebijakan yang dikeluarkan, fokus yang kuat pada pemerataan dan intervensi kesehatan yang mencakup seluruh kehidupan manusia.

.

PHC menangani faktor risiko gangguan kesehatan yang luas dan berfokus pada aspek kesehatan dan kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang komprehensif dan saling terkait, tidak hanya untuk penanganan serangkaian penyakit tertentu. Layanan kesehatan primer memastikan setiap orang akan menerima layanan komprehensif yang berkualitas, mulai dari promtif (anjuran) dan preventif (pencegahan), sampai dengan kuratif (pengobatan), rehabilitatif (pemulihan) dan perawatan paliatif, sedekat mungkin dengan lingkungan sehari-hari masyarakat. PHC adalah pendekatan yang paling inklusif, adil, hemat biaya, dan efisien untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental masyarakat, serta kesejahteraan sosial. Bukti dampak luas dari investasi di PHC terus berkembang di seluruh dunia, terutama di saat krisis seperti pandemi COVID-19.

.

Di seluruh dunia, investasi di PHC meningkatkan pemerataan dan akses, kinerja perawatan kesehatan, akuntabilitas sistem kesehatan, dan hasil kesehatan. PHC juga penting untuk membuat sistem kesehatan lebih tahan terhadap situasi krisis, lebih proaktif dalam mendeteksi tanda-tanda awal epidemi dan lebih siap menghadapinya. Meskipun bukti masih berkembang, terdapat pengakuan luas bahwa PHC adalah “pintu depan” sistem kesehatan dan memberikan landasan untuk penguatan fungsi kesehatan masyarakat yang esensial untuk menghadapi krisis kesehatan masyarakat seperti COVID-19.

.

Momentum Hari Kesehatan Dunia, Jumat, 7 April 2023 yang bertepatan dengan hari jadi WHO yang ke-75, mengingatkan kita semua untuk mencapai UHC melalui PHC, yaitu cara yang paling efektif dan hemat biaya untuk mendekatkan layanan kesehatan dan kesejahteraan kepada masyarakat, sesuai dengan visi ‘Health For All’. 

Apakah kita sudah bertindak bijak?

Sekian

Yogyakarta, 3 April 2022

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih, Lektor FK UKDW Yogyakarta, Alumnus S3 UGM.