Categories
Istanbul

2018 Penyakit Tropis

Hasil gambar untuk neglected tropical diseases adalah

 

PENYAKIT   TROPIS

fx. wikan indrarto*)

 

Pada hari Rabu, 3 Oktober 2018 WHO mempublikasikan data bahwa pada tahun 2017 lebih dari 1 miliar orang telah menerima obat pencegahan atau kemoterapi preventif, untuk setidaknya satu dari lima penyakit tropis terabaikan atau ‘Neglected Tropical Diseases’ (NTD). Apa yang perlu disadari?

 

Hasil gambar untuk neglected tropical diseases adalah

 

NTD meliputi penyakit kaki gajah (filariasis limfatik), buta sungai (onchocerciasis), kecacingan (helminthiases), infeksi mata (trachoma) dan demam keong (schistosomiasis). Pada tahun 2017, terdapat 1 miliar 55 juta orang di seluruh dunia telah dirawat untuk setidaknya satu dari lima NTD. Untuk pengobatan pencegahan beberapa penyakit NTD tersebut, lebih dari satu tablet diperlukan sesuai dengan usia.

 

Gambar terkait

 

Filariasis adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing filaria. Di Indonesia, penyakit ini lebih dikenal dengan istilah kaki gajah atau elefantiasis. Onchocerciasis adalah infeksi cacing gelang Onchocerca volvulus. Infeksi ini ditularkan melalui gigitan blackflies (lalat hitam dari keluarga Simuliidae yang hidup di sungai). Lalat tersebut menggigit orang yang terinfeksi dan membawa prelarva cacing yang disebut microfilarie sampai ke mata dan dapat menyebabkan kebutaan.

 

Hasil gambar untuk neglected tropical diseases adalah

 

Helminthiasis atau kecacingan adalah infestasi satu atau lebih cacing parasit usus yang terdiri dari cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichiura) dan cacing kait (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale). Penyakit mata trachoma adalah infeksi bakteri Chlamydia trachomatis pada mata. Sedangkan schistosomiasis merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh cacing Schistosoma dan dibawa oleh keong Oncomelania, sehingga penyakit ini sering kali disebut sebagai demam keong.

 

Hasil gambar untuk neglected tropical diseases adalah

 

Pencapaian penting selama tiga tahun berturut-turut, adalah pemberian lebih dari 1 miliar setiap tahun, obat cacing atau anthelmintik dan antibiotik yang disumbangkan oleh industri farmasi. Perencanaan, pengiriman dan distribusi global dikoordinasikan oleh WHO. Pengiriman telah dilakukan untuk lebih dari 1,5 miliar tablet, untuk perawatan lebih dari 1 miliar individu di seluruh dunia. Total terjadi 170 kali pengiriman obat, dengan total berat 1.889 ton, ke 80 negara, termasuk ke Indonesia, yang disebut sebagai program Pemberian Obat Pencegahan Massal.

 

Hasil gambar untuk neglected tropical diseases adalah

 

Keberhasilan kampanye pengobatan berskala besar bergantung pada kedatangan tepat waktu, semua obat di gudang farmasi nasional negara-negara endemik. Langkah awal adalah pengajuan permintaan obat ke WHO, yang biasanya didasarkan pada laporan dari tahun sebelumnya. Waktu tunggu biasanya mencapai 8–10 bulan, sebelum tanggal kampanye nasional dalam skala besar yang direncanakan. Jadwal kampanye pemberian obat yang terencana baik, juga membantu perusahaan farmasi multinasional, untuk menyumbangkan obat sesuai jadwal produksi mereka dengan lancar. Koordinasi, pasokan, dan pengiriman obat yang lebih baik, telah mengalami kemajuan dalam pelaksanaan program eliminasi NTD.

 

Hasil gambar untuk neglected tropical diseases adalah

 

Kampanye nasional pemberian obat telah menyebabkan beberapa negara melaporkan penghapusan NTD. Filariasis limfatik telah dieliminasi sebagai masalah kesehatan masyarakat di Kamboja, Kepulauan Cook, Mesir, Maladewa, Kepulauan Marshall, Niue, Sri Lanka, Thailand, Togo, Tonga dan Vanuatu. Trachoma telah dieliminasi sebagai masalah kesehatan masyarakat di Kamboja, Ghana, Republik Islam Iran, Republik Demokratik Rakyat Laos, Meksiko, Maroko, Nepal dan Oman. Di Wilayah Amerika, onchocerciasis telah dieliminasi di Kolombia, Ekuador, Guatemala dan Meksiko.

 

Hasil gambar untuk neglected tropical diseases adalah

 

Dari sejumlah 236 Kabupaten dan Kota di Indonesia yang merupakan daerah endemis filariasis atau kaki gajah, sebanyak 150 Kab/Kota masih melaksanakan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM). Sementara itu, 86 Kab/Kota lainnya telah selesai melaksanakan POPM selama lima tahun berturut-turut, dan sedang dalam tahap evaluasi, untuk menuju visi Indonesia Bebas Kaki Gajah 2020.

 

Hasil gambar untuk neglected tropical diseases adalah

 

Saat ini schistosomiasis masih ada di Indonesia, meskipun hanya dijumpai di 28 desa di Sulawesi Tengah, yaitu di 5 desa di Kabupaten Sigi dan 23 desa di Kabupaten Poso. Jumlah penduduk di kawasan tersebut ini berkisar antara 30.639 orang. Data tentang buta sungai (onchocerciasis) dan infeksi mata (trachoma) di Indonesia tidak terlaporkan, tetapi prevalensi kebutaan masih mencapai 0,9%. Menurut The International Agency for the Prevention of Blindness (2017), prevalensi kebutaan di Indonesia adalah nomer 3 di Asia Tenggara.

 

Hasil gambar untuk neglected tropical diseases adalah

 

Menurut Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Kementerian Kesehatan drg. Vensya Sitohang, MPH, angka prevalensi cacingan di Indonesia tahun 2016 masih mencapai 28,12 persen. Pada hal, kerugian akibat cacing gelang bagi seluruh penduduk Indonesia dalam kehilangan karbohidrat diperkirakan senilai Rp 15,4 milyar/tahun serta kehilangan protein senilai Rp 162,1 milyar/tahun. Kerugian akibat cacing tambang dalam hal kehilangan darah senilai 3.878.490 liter/tahun, serta kerugian akibat cacing cambuk dalam hal kehilangan darah senilai 1.728.640 liter/tahun, menurut catatan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan, Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM & H, pada hari Kamis, 8 Juli 2010.

 

Hasil gambar untuk neglected tropical diseases adalah

 

Kartini (2018) membuktikan bahwa terdapat hubungan antara kebiasaan ibu mencuci tangan, kebiasaan memakai alas kaki, kebersihan kuku ibu dan anak, ketersediaan air bersih, dan ketersediaan jamban, terhadap kejadian kecacingan pada anak balita. Selain kemoterapi preventif dari WHO, kita juga perlu mengkoreksi semua faktor risiko, agar segera bebas dari penyakit tropis terabaikan atau ‘Neglected Tropical Diseases’ (NTD).

Sudahkah kita bertindak?

Gua Kristal 1 Sekian

Yogyakarta, 9 Oktober 2018

*) dokter spesialis anak, Ketua IDI Cabang Kota Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, Lektor FK UKDW, WA 081227280161.

By Fx Wikan Indrarto

Dokter Fx Wikan Indrarto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *