Categories
COVID-19 Healthy Life Pendukung ASI

2021 Tumpas Obesitas

Belajar dari Beberapa Kasus, Ini 4 Cara Cegah Obesitas pada Anak Halaman  all - Kompas.com

TUMPAS  OBESITAS

fx. wikan indrarto*)

Pada hari Kamis, 4 Maret 2021 dirayakan sebagai Hari Obesitas Dunia (World Obesity Day), untuk mendorong solusi praktis dalam membantu orang mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat, melakukan perawatan yang tepat, dan membalikkan krisis dengan menumpas obesitas. Tema peringatan tahun 2021 adalah memerangi akar penyebab obesitas (Let’s work together to combat the root causes of obesity). Apa yang perlu disadari?

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2018/01/10/stigma-sosial-obesitas/

.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan obesitas sebagai ‘penumpukan lemak berlebihan yang berisiko bagi kesehatan’. Hidup dengan obesitas menempatkan orang pada risiko yang lebih tinggi dari penyakit berbahaya, termasuk penyakit jantung, diabetes dan beberapa jenis kanker. Orang yang hidup dengan obesitas dua kali lebih mungkin untuk dirawat di rumah sakit jika dinyatakan positif COVID-19. Bahkan obesitas pada anak diperkirakan terjadi lonjakan dan meningkat 60% selama dekade berikutnya, mencapai 250 juta pada tahun 2030. Pada hal, konsekuensi medis dari obesitas akan menelan biaya lebih dari $ 1 triliun pada tahun 2025. Saat ini, sekitar 800 juta orang di dunia hidup dengan obesitas.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2020/12/08/2020-kematian-anak-karena-covid-19/

.

Di banyak negara, orang dengan obesitas secara berulang disalahkan atas kondisi mereka. Terbentuk stigma bahwa obesitas disebabkan karena kegagalan individu, dan menempatkan tanggung jawab pada orang dengan obesitas untuk ‘memperbaikinya’. Hal ini justru dapat merusak kesehatan mental dan fisik, bahkan justru mencegah orang tersebut mencari perawatan medis yang diperlukan. Mengobati obesitas adalah tentang meningkatkan kesehatan secara keseluruhan, bukan hanya tentang mengupayakan kehilangan berat badan.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2020/03/19/2020-pajak-gemuk/

.

Tingkat obesitas anak meningkat hampir dua kali lipat setiap 10 tahun. Kondisi ini sangat mempengaruhi kesehatan fisik, sosial, emosional, kesejahteraan, dan harga diri anak. Hal ini juga terkait dengan prestasi akademis yang buruk, bahkan kinerja dan kualitas hidup yang lebih rendah. Dengan demikian pencegahan dan pengobatan sangat penting untuk menghentikan peningkatan global dalam obesitas pada anak.

.

Anak yang hidup dengan obesitas sering kali diberi tahu bahwa jawabannya adalah ‘makan lebih sedikit, bergerak lebih banyak’. Namun demikian, mengatasi obesitas bukan hanya soal pola makan dan olahraga. Saat kita memberi tahu orang untuk ‘makan lebih sedikit, bergerak lebih banyak’, kita sebenarnya mengabaikan faktor penting lainnya. Padahal latihan fisik meskipun memegang peranan penting dan merupakan bagian dalam kesehatan secara keseluruhan, namun hal itu bukanlah faktor yang signifikan dalam mengelola obesitas. Daripada menyalahkan individu atas penyakit mereka, kita harus mendorong pemerintah dan pembuat kebijakan untuk mengatasi akar penyebabnya. Selain itu, juga meningkatkan aktivitas fisik sejak bayi, untuk mencegah anak agar tidak mengalami obesitas, sesuai pedoman yang dikeluarkan WHO pada hari Rabu, 24 April 2019 (WHO guidelines on physical activity, sedentary behaviour and sleep for children under 5 years of age).

.

3 Cara Untuk Mencegah Obesitas Pada Anak - Health Liputan6.com

Pola keseluruhan aktivitas anak selama 24 jam kuncinya adalah mengganti waktu memandangi layar gawai (screen time) yang lama atau tubuh yang diam, menjadi bermain yang lebih aktif, sambil memastikan anak mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas. Waktu tubuh kurang aktif tetapi berkualitas, adalah waktu yang dihabiskan dalam kegiatan interaktif langsung (non-screen-based) dengan pengasuh, seperti membaca, bercerita, bernyanyi dan mengisi teka-teki, juga terbukti sangat penting untuk perkembangan anak.

.

Rekomendasi WHO untuk bayi (kurang dari 1 tahun) adalah pertama, aktif secara fisik beberapa kali sehari dalam berbagai cara, terutama melalui permainan di lantai yang interaktif, dengan lebih banyak dan lebih sering adalah lebih baik. Bagi bayi yang belum dapat bergerak mandiri, setidaknya 30 menit dibantu dalam posisi tengkurap yang dilakukan sepanjang hari saat bayi terjaga. Kedua, tidak boleh lebih dari 1 jam setiap kali saat berada di kereta bayi, kursi tinggi, atau digendong di punggung pengasuh. Ketiga, waktu layar (sedentary screen time) tidak disarankan. Keempat, saat bayi tidak banyak bergerak, sangat dianjurkan dibacakan cerita oleh pengasuh. Kelima, tidur secara berkualitas selama 14-17 jam (usia 0–3 bulan) atau 12–16 jam (usia 4–11 bulan) sehari, termasuk tidur siang.

.

Rekomendasi WHO untuk anak usia 1-2 tahun adalah pertama, meluangkan setidaknya 3 jam atau 180 menit untuk melakukan berbagai jenis aktivitas fisik pada intensitas apa pun, termasuk aktivitas fisik intensitas sedang hingga kuat, merata waktunya sepanjang hari, dan lebih banyak tentu lebih baik. Kedua, tidak boleh lebih dari 1 jam pada suatu waktu duduk dalam kereta bayi, kursi tinggi, atau digendong di punggung pengasuh. Untuk anak berusia 1 tahun, waktu layar yang membuat badannya tidak aktif bergerak, seperti menonton TV atau video dan bermain ‘game’ di komputer, tidak dianjurkan. Bagi mereka yang berusia 2 tahun, waktu tayang (sedentary screen time) tidak boleh lebih dari 1 jam, dan lebih sebentar terbukti justru lebih baik. Ketika anak tidak banyak bergerak, sebaiknya dilibatkan dalam aktivitas membaca dan bercerita dengan pengasuh. Selain itu, sebaiknya tidur berkualitas baik selama 11-14 jam, termasuk tidur siang, dengan waktu tidur dan bangun dilatih agar teratur.

.

Bahaya Obesitas Pada Bayi - Semua Halaman - Nakita

Rekomendasi WHO untuk anak usia 3-4 tahun seharusnya pertama, menghabiskan setidaknya 180 menit dalam berbagai jenis aktivitas fisik pada intensitas apa pun, di mana setidaknya 60 menit merupakan aktivitas fisik dengan intensitas sedang hingga kuat, menyebar sepanjang hari dan lebih banyak lebih baik. Kedua, tidak dianjurkan diam selama lebih dari 1 jam pada suatu waktu, misalnya di dalam kereta bayi atau duduk untuk waktu yang lama. Waktu tayang tidak lebih dari 1 jam, dan lebih sebentar, tentu lebih baik. Ketika anak tidak banyak bergerak, sebaiknya juga dilibatkan dalam aktivitas membaca dan bercerita dengan pengasuh. Selain itu, sebaiknya tidur berkualitas secara baik selama 10-13 jam sehari, termasuk tidur siang, dengan waktu tidur dan bangun dilatih agar lebih  teratur.

Momentum Hari Obesitas Dunia (World Obesity Day) pada Kamis, 4 Maret 2021, mengingatkan kita untuk mencegah obesitas sejak usia dini, termasuk mengkoreksi akarnya (obesity and its root causes). Orangtua wajib mendorong anak agar aktif bermain, sekaligus menjamin tidur yang cukup untuk menumpas obesitas.

Sudahkah anak di sekitar kita aktif bermain?

Sekian

Yogyakarta, 27 Februari 2021

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Lektor di FK UKDW, Alumnus S3 UGM, WA: 081227280161, e-mail : fxwikan_indrarto@yahoo.com