Categories
Istanbul

2019 Akhiri TB

Hasil gambar untuk stop tb strategy

AKHIRI TB

fx. Wikan indrarto*)

Laporan tuberkulosis (TB) global telah diterbitkan setiap tahun sejak 1997. Edisi 2018 berisi laporan komprehensif dan terkini tentang epidemi TB, kemajuan dalam pencegahan, diagnosis dan pengobatan penyakit TB, untuk mengakhiri TB. Apa yang harus dilakukan?

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2018/04/09/2018-layanan-tbc/

Hasil gambar untuk stop tb strategy

Pada 26 September 2018, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengadakan pertemuan tingkat tinggi pertama tentang TB, di markas besarnya di New York, USA dengan tema : Bersatu untuk Mengakhiri TB: Respons Global yang Mendesak terhadap Epidemi Global. Pertemuan tersebut bertujuan menyoroti perlunya tindakan segera untuk mempercepat kemajuan, guna mengakhiri epidemi TB pada tahun 2030.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2019/01/18/2019-tantangan-tb/

Gambar terkait

TB adalah salah satu dari 10 penyebab utama kematian dan penyebab utama dari satu agen infeksius. Pada tahun 2017, TB menyebabkan sekitar 1,3 juta kematian pada orang HIV-negatif dan 300.000 kematian pada orang HIV-positif. Secara global, diperkiraan 10 juta orang sakit TB pada tahun 2017, terdiri dari 5,8 juta pria, 3,2 juta wanita dan 1 juta anak. Secara keseluruhan 90% adalah orang dewasa (berusia ≥15 tahun), 9% adalah orang dewasa yang hidup dengan HIV (72% di Afrika), dan 1 % anak. Selain itu, dua pertiga berada di delapan negara, yaitu India (27%), Cina (9%), Indonesia (8%), Filipina (6%), Pakistan (5%), Nigeria (4%), Bangladesh (4%) dan Afrika Selatan (3%).

Hasil gambar untuk stop tb strategy

Layanan pencegahan TB dilakukan untuk mencegah infeksi baru oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan perkembangannya menjadi penyakit TB. Layanan ini dilakukan dengan intervensi perawatan kesehatan dalam 2 bentuk utama, yaitu pengobatan infeksi TB laten atau inaktif dan vaksinasi bayi dengan vaksin bacille Calmette-Guérin (BCG). Pengobatan profilaksis atau pencegahan TB untuk infeksi TB laten sudah meluas, tetapi sebagian besar dari mereka yang sangat dianjurkan sebenarnya belum mampu mengakses pengobatan ini, sedangkan cakupan vaksinasi BCG sudah stabil tinggi. WHO merekomendasikan pengobatan untuk infeksi TB laten pada dua kelompok prioritas, yaitu semua orang yang hidup dengan HIV, dan anak balita yang merupakan kontak rumah tangga dari seseorang, yang secara bakteriologis terkonfirmasi TB paru.

Hasil gambar untuk stop tb strategy

Jumlah orang yang hidup dengan HIV dan telah memulai pengobatan profilaksis atau pencegahan TB mencapai 958.559 pada tahun 2017. Dari 15 negara dengan beban TB / HIV tinggi yang melaporkan data, cakupannya berkisar dari 1% di Eswatini hingga 53% di Afrika Selatan. Kerajaan Swaziland atau Kerajaan Eswatini adalah sebuah negara kecil di bagian selatan benua Afrika yang terletak di antara Afrika Selatan dan Mozambik. Jumlah anak balita yang telah menerima pengobatan profilaksis atau pencegahan TB mencapai 292.182 pada 2017. Meskipun jumlah tersebut tiga kali lipat dari tahun 2015, tetapi masih hanya sekitar 23% dari 1,3 juta anak balita global yang diperkirakan memerlukannya.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2018/08/09/2018-mdr-tb-2/

Hasil gambar untuk stop tb strategy

Di negara dengan insiden TB yang tinggi, pedoman WHO tahun 2018 mencakup rekomendasi baru agar mempertimbangkan pemeriksaan dan pengobatan profilaksis untuk anak yang berusia 5 tahun atau lebih, yang memiliki kontak di rumah tangga dengan orang dewasa TB paru, yang telah dikonfirmasi secara bakteriologis. Rekomendasi ini akan meningkatkan potensi jumlah orang yang memenuhi syarat untuk mendapatkan pengobatan pencegahan. Selain itu, vaksinasi BCG harus diberikan sebagai bagian dari program imunisasi anak nasional sesuai dengan epidemiologi TB suatu negara. Pada 2017, terdapat 158 negara telah melaporkan memberikan vaksinasi BCG, 120 negara diantaranya melaporkan cakupan tinggi, setidaknya 90%.

Hasil gambar untuk stop tb strategy

Pendanaan untuk penyediaan layanan pencegahan, diagnostik dan pengobatan TB meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 2006, tetapi masih terus gagal memenuhi apa yang dibutuhkan. Di 119 negara berpenghasilan rendah dan menengah yang menyumbang 97% dari kasus TB global, dana mencapai US $ 6,9 miliar pada tahun 2018. Jumlah yang tersedia setiap tahun berada di kisaran US $ 6-7 miliar sejak 2014, setelah meningkat dari US $ 3,3 miliar pada tahun 2006. Rencana Global Stop TB Partnership untuk Mengakhiri TB 2016–2020, memperkirakan bahwa US $ 10,4 miliar diperlukan di negara-negara tersebut pada tahun 2018, menyebabkan defisit US $ 3,5 miliar. Laporan tahunan oleh ‘Treatment Action Group’ yang diterbitkan sejak 2006 menunjukkan bahwa pendanaan untuk penelitian dan pengembangan TB telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, memuncak pada US $ 724 juta pada 2016. Namun, jumlah ini hanya 36% dari perkiraan kebutuhan US $ 2 miliar per tahun.

baca juga : https://dokterwikan.wordpress.com/2018/08/20/2018-delamanid-untuk-mdr-tb/

Hasil gambar untuk stop tb strategy

Tonggak Sejarah Strategi Akhiri TB untuk tahun 2020 dan 2025 hanya dapat dicapai jika layanan diagnosis, pengobatan dan pencegahan TB, disediakan dalam konteks kemajuan menuju cakupan kesehatan universal (UHC), dan jika ada tindakan multisektoral untuk mengatasi faktor sosial dan ekonomi, yang berpengaruh pada epidemi TB. Kejadian TB harus turun 10% per tahun sampai pada tahun 2025, dan proporsi orang dengan TB yang meninggal karena penyakit perlu turun menjadi 6,5% pada tahun 2025. Tingkat tersebut hanya dapat tercapai melalui UHC, dikombinasikan dengan koreksi faktor sosial dan ekonomi yang mengurangi faktor risiko penyakit TB. UHC berarti bahwa setiap orang dapat menerima layanan kesehatan yang mereka butuhkan, termasuk dalam pengobatan TB, tanpa menyebabkan kesulitan keuangan. Target SDG 3.8 adalah mencapai UHC pada tahun 2030.

Gambar terkait

Target SDG dan Target Strategi Akhiri TB yang ditetapkan untuk tahun 2030 tidak dapat dipenuhi, tanpa adanya penelitian dan pengembangan yang intensif. Terobosan teknologi diperlukan pada tahun 2025, sehingga penurunan tahunan tingkat kejadian TB global dapat dipercepat hingga rata-rata 17% per tahun. Prioritas penelitian termasuk vaksin untuk menurunkan risiko infeksi, obat TB baru untuk mengurangi risiko penyakit TB pada 1,7 miliar orang yang sudah terinfeksi secara laten, diagnosa cepat untuk memulai pengibatan TB, dan rejimen obat yang lebih pendek dan lebih sederhana, untuk mengobati penyakit TB. Penelitian sudah mengalami kemajuan, tetapi terlalu lambat. Beberapa teknologi diagnostik baru telah muncul pada 2017, termasuk 20 kandidat obat TB, beberapa rejimen pengobatan, dan 12 kandidat vaksin dalam uji klinis.

Hasil gambar untuk stop tb strategy

Strategi Akhiri TB tahun 2030 memiliki target pengurangan 90% kematian TB dan pengurangan 80% insiden TB (kasus baru per 100.000 penduduk per tahun), dibandingkan dengan tingkat pada tahun 2015. Strategi pencegahan saat ini dilakukan dengan pengobatan profilaksis untuk infeksi TB laten dan vaksinasi BCG. Namun demikian, keduanya sudah dilakukan dan belum menunjukkan hasil memuaskan, sehingga tentu saja memerlukan strategi berbeda yang cerdas.

Apakah kita sudah melakukannya?

Sekian

Yogyakarta, 21 Januari 2019

*) Ketua IDI Cabang Kota Yogyakarta, dokter spesialis anak RS Panti Rapih, Lektor di FK UKDW Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA : 081227280161

By Fx Wikan Indrarto

Dokter Fx Wikan Indrarto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *