Categories
anak Healthy Life sekolah

2021 PELAN DI JALAN

Ini Bahayanya Berkendara Pelan di Lajur Kanan

PELAN   DI   JALAN

fx. wikan indrarto*)

Pekan Keamanan di Jalan Global PBB ke-6 (UN Global Road Safety Week) pada 17-23 Mei 2021, menyoroti manfaat laju kendaraan di perkotaan yang berkecepatan rendah, sebagai jantung setiap komunitas di manapun. Kampanye ini untuk mendorong kebijakan di tingkat nasional dan lokal dalam membatasi kecepatan 30 km/jam di daerah perkotaan, dalam tagar #Love30, guna membangun jalan bagi kehidupan #StreetsforLife. Apa yang menarik?

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2020/02/10/2020-keamanan-di-jalan-raya/

.

Bukti penelitian dari seluruh dunia menunjukkan bahwa laju kendaraan berkecepatan rendah mengurangi risiko cedera serius dan menyelamatkan nyawa, termasuk penelitian terakhir di Tanzania terbukti mengurangi cedera di jalan sebanyak 26%. Di Toronto, Kanada, kecelakaan di jalan raya turun 28% sejak batas kecepatan dikurangi dari 40 menjadi 30 km/jam pada tahun 2015, yang menyebabkan berkurangnya cedera serius dan fatal hingga dua pertiganya. Kolombia di Bogota telah memasukkan zona 30 km/jam dalam paket ‘Speed Management Plan’ yang telah mengurangi kematian lalu lintas sebesar 32%. Penelitian di London menemukan bahwa batas kecepatan yang lebih rendah (dalam hal ini zona 20 mph) dikaitkan dengan pengurangan korban di jalan raya sebesar 42%, sementara di Bristol, penerapan batas kecepatan 20 mph dikaitkan dengan pengurangan 63% dalam cedera fatal. Secara keseluruhan, ada pengurangan korban hingga 6% untuk setiap pengurangan kecepatan 1 mph di jalanan perkotaan dan peningkatan kecepatan rata-rata 1 km/jam menghasilkan risiko kecelakaan 3% lebih tinggi, dengan peningkatan kematian 4 hingga 5%.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2019/05/10/2019-selamat-di-jalan/

.

Dengan laju kendaraan di atas 30 km/jam, benturan pada pejalan kaki memiliki risiko kematian yang jauh lebih besar. Dalam kecepatan 30 km/jam mobil dapat berhenti segera, sedangkan dalam kecepatan 50 km/jam mobil masih tetap akan melaju, meskipun dilakukan pengereman kuat. Selain itu, kecepatan kendaraan yang lebih tinggi mempersempit penglihatan areal tepi bagi pengendara dan memengaruhi waktu reaksi mereka.

.

Jajak pendapat YouGov global di 11 negara untuk Prakarsa Kesehatan Anak, menemukan bahwa 74% orang mendukung pembatasan kecepatan kendaraan di jalan sekitar sekolah, sehingga memudahkan anak berjalan kaki atau bersepeda ke sekolah dengan lebih aman dan lebih sehat. Dalam survei di Inggris, 70% pengendara setuju bahwa 30 km/jam adalah batas yang tepat untuk laju kendaraan di areal perumahan. Survei di Skotlandia menunjukkan 65% setuju, dan satu dari empat orang berpikir bahwa aturan itu akan membuat mereka lebih cenderung berjalan kaki atau bersepeda, dalam kehidupan sehari-hari mereka.

.

Ada juga manfaat kesehatan yang signifikan dari memperlambat laju lalu lintas, selain mendukung peralihan ke gaya hidup aktif melalui berjalan kaki dan bersepeda. Interaksi sosial yang dilakukan antar orang  di jalan adalah penting untuk membangun komunitas dan kesejahteraan kolektif. Lalu lintas yang lebih lambat juga mengurangi bahaya lain di jalan raya, menekan kebisingan, dan meningkatkan hubungan sosial.

.

Dalam kepadatan lalu lintas di perkotaan, kecepatan tinggi terbukti jarang berdampak pada waktu tempuh perjalanan. Perbedaan waktu tempuh dengan kecepatan maksimum 30 km/jam dengan 50 km/jam di perkotaan adalah minimal. Kemacetan dan waktu yang dihabiskan untuk menunggu di lampu lalu lintas menjadi hijau, seringkali lebih signifikan berpengaruh pada lamanya waktu perjalanan dibandingkan kecepatan kendaraan itu sendiri. Area dengan kendaraan yang bergerak lebih lambat juga berpotensi menghilangkan kebutuhan sinyal lampu lalu lintas, dan menciptakan hubungan yang lebih setara di antara pengguna jalan yang saling mengalah.

.

Sambut New Normal, Dishub Terapkan Protokol Kesehatan di Jalan Raya

Meskipun banyak negara telah mempelopori pendekatan keselamatan jalan raya, tetapi program tersebut lebih efektif diterapkan di negara berpenghasilan tinggi. Pada hal, sebenarnya jalan berkecepatan rendah dapat diterapkan di negara mana pun, terlepas dari tingkat perkembangan atau jumlah kendaraannya. Zona kecepatan maksimal 30 km/jam telah berhasil ditetapkan di lingkungan perkotaan di banyak negara, yang biasanya dimulai di sekitar sekolah, seperti proyek Amend di Tanzania, yang memenangkan hadiah bergengsi ‘Ross Prize for Cities’.

.

Idealnya, jalan raya harus memiliki kekuatan mengatur sendiri (self-enforcing), dirancang sedemikian rupa sehingga memaksa kendaraan untuk melaju dengan kecepatan yang lebih lambat. Ada berbagai cara yang bisa dilakukan, seperti rambu peringatan kecepatan, marka jalan, polisi tidur, pelambat lalu lintas  (traffic calming) lainnya, pepohonan atau taman yang indah di pinggir jalan, dan rute untuk pejalan kaki. Tindakan tersebut dapat berbiaya rendah dan penegakan hukum bagi orang yang tidak patuh adalah masalah sekunder, dan sebaiknya bukan menjadi alasan untuk menetapkan batas kecepatan yang benar.

.

Saat berkecepatan rendah, kendaraan cenderung bergerak lebih lancar, dengan akselerasi yang lebih rendah (yang terkait dengan emisi gas buang pada kendaraan bermesin pembakaran internal) dan hanya sedikit perlambatan (yang dapat menyebabkan keausan ban), yang mengarah ke polusi yang juga lebih rendah. Polisi tidur dapat menyebabkan sedikit peningkatan polusi lokal karena peningkatan akselerasi dan pengereman, tetapi dampaknya rendah.

Sah! Pakai Skuter Listrik di Jalan Raya Denda Rp 250 Ribu

Di Indonesia rata-rata 3 orang meninggal setiap jam akibat kecelakaan di jalan raya. Penyebabnya beberapa hal, yaitu 61% kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia yang terkait dengan kemampuan pengemudi, termasuk kecepatan yang tinggi, 9% disebabkan karena faktor kendaraan yang tidak laik jalan, dan 30% disebabkan oleh faktor prasarana dan lingkungan. Program pembatasan kecepatan 30 km/jam di daerah perkotaan, dalam tagar #Love30, guna membangun jalan bagi kehidupan #StreetsforLife, dapat menekan angka kematian karena kecelakaan lalu lintas di jalan raya.  

Selain itu, dengan kecepatan berkendara di jalan yang lebih pelan akan memungkinkan anak dan remaja untuk berjalan kaki atau bersepeda, saat pembelajaran tatap muka di sekolah yang dimulai tahun ini, saat pandemi COVID-19 semakain terkendali.

Apakah kita sudah pelan di jalan?

Sekian

Yogyakarta, 24 Mei 2021

*) Dokter spesialis anak di RS RS Panti Rapih Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, Lektor FK UKDW, pengguna sepeda di jalan raya dalam kota, WA: 081227280161,

Categories
Healthy Life

2020 Kecelakaan Lalu Lintas

Waspada! Angka Kecelakaan Lalu Lintas Terus Meningkat – Timlo.net

KECELAKAAN LALU LINTAS

fx. wikan indrarto*)

Minggu, 15 November 2020 secara global akan dirayakan sebagai Hari Peringatan Sedunia untuk Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Raya (The World Day of Remembrance for Road Traffic Victims). Acara rutin ini dimulai sejak ‘RoadPeace’ pada tahun 1993. Apa yang menarik?

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2018/06/07/2018-kecelakaan-lalu-lintas/

.

Kita semua wajib menciptakan dunia bagi semua orang untuk mendapat manfaat dari perlindungan kesehatan semesta atau Universal Health Couverage (UHC), termasuk pengobatan karena trauma, rehabilitasi dan dukungan psikologis bagi para korban kecelakaan lalu lintas di jalan raya. Pada hari tersebut dan selanjutnya setiap minggu, segenap warga dunia didorong untuk memainkan peran masing-masing, dalam membuat jalan raya lebih aman untuk semua orang. Bahkan jalan raya yang lebih aman bagi orang lain, sebenarnya juga adalah jalan raya yang lebih aman bagi kita semua.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2020/08/14/2020-kota-sehat/

.

Meskipun sudah ada kemajuan pesat, namun kematian karena kecelakaan lalu lintas di jalan raya terus saja meningkat, dengan kematian tahunan global mencapai 1,35 juta kasus. Cedera lalu lintas di jalan kini menjadi pembunuh utama bagi anak dan remaja yang berusia 5-29 tahun. Secara global, dari semua kematian karena kecelakaan lalu lintas, pejalan kaki dan pengendara sepeda merupakan 26% korban. Sedangkan pengendara sepeda motor dan penumpang kendaraan merupakan 28% korban. Risiko kematian karena kecelakaan lalu lintas di jalan, sampai sekarang tetap mencapai tiga kali lebih tinggi di negara berpenghasilan rendah daripada di negara berpenghasilan tinggi, dengan tingkat tertinggi di Afrika (26,6 per 100.000 penduduk) dan terendah di Eropa (9,3 per 100.000 penduduk).

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2020/02/10/2020-keamanan-di-jalan-raya/

.

Sebenarnya kematian dan cedera karena kecelakaan lalu lintas di jalan raya, adalah harga yang tidak dapat diterima (an unacceptable price) untuk membayar mobilitas manusia. Untuk itu, tidak ada alasan untuk tidak bertindak, karena ini adalah masalah yang sebenarnya memiliki solusi yang telah terbukti. Pemerintah di manapun harus menunjukkan kepemimpinan dan mempercepat tindakan untuk menyelamatkan nyawa warganya, dengan menerapkan aturan hukum yang lebih baik dan telah terbukti berhasil guna.

.

KECELAKAAN LALU LINTAS : Klaten Duduki Lima Besar Angka Kecelakaan  Tertinggi di Jateng
.

Dalam pengaturan oleh negara di mana kemajuan telah dibuat, ternyata disebabkan karena adanya kepemimpinan negara yang kuat, dengan undang-undang yang mengatur tentang faktor risiko utama kecelakaan lalu lintas, seperti larangan mengebut, mabuk saat mengemudi, tidak menggunakan sabuk pengaman, helm sepeda motor, dan pengikatan anak (child restraints). Selain itu, juga infrastruktur yang lebih aman seperti trotoar dan jalur khusus untuk pengendara sepeda dan sepeda motor, standar keamanan kendaraan yang lebih ditingkatkan, seperti kewajiban adanya mekanisme kontrol stabilitas elektronik dan sistem pengereman kendaraan, bahkan perawatan medis pasca kecelakaan lalu lintas.

.

Beberapa acara yang diselenggarakan dalam peringatan tersebut adalah pertama, menilai perjalanan (assessing journeys) yang diharapkan akan menghasilkan perubahan konkret kepada pembuat kebijakan di lebih dari 50 negara, terutama di Brazil, Mongolia, Nigeria dan Pakistan. Kedua, seruan untuk meningkatkan keselamatan pejalan kaki pada zona penyeberangan jalan di Trinidad dan Tobago. Ketiga, mengurangi batas kecepatan kendaraan di Slovenia. Keempat, meningkatkan penggunaan sabuk pengaman di dalam mobil di Kazakhstan dan pengikataan anak (child restraints) di Chili. Kelima, meningkatkan perawatan medis pasca-kecelakaan dan mengharuskan mobil memberi jalan kepada ambulans di India, dan menutup biaya perawatan medis bagi para korban kecelakaan lalu lintas jalan di Rwanda, melalui “mutuelle de santé”.

.

Selain itu, juga berbagai kegiatan yang meningkatkan kesadaran dan penegakan hukum secara umum, mengadvokasi jalan yang aman untuk anak di banyak negara, dengan memasang rambu batas maksimal kecepatan kendaraan di sekitar sekolah, sebagaimana telah dilakukan di Argentina, Senegal dan Tunisia. Bahkan juga mempromosikan penggunaan helm pagi pengendara sepeda motor untuk pembonceng anak di Malaysia. Kegiatan lainnya adalah melatih ketrampilan awak bus sekolah di Nepal, dan penguatan kepemimpinan untuk keselamatan pengguna jalan di Yordania, Lebanon dan Filipina.

.

Di Indonesia rata-rata 3 orang meninggal setiap jam akibat kecelakaan di jalan raya. Data tersebut juga menyatakan bahwa besarnya jumlah kecelakaan tersebut disebabkan oleh beberapa hal, yaitu : 61% kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia yang terkait dengan kemampuan serta karakter pengemudi, 9% disebabkan karena faktor kendaraan (terkait dengan pemenuhan persyaratan teknik laik jalan) dan 30% disebabkan oleh faktor prasarana dan lingkungan. Demikian disampaikan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementrian Perhubungan Pudji Hartanto saat persiapan kegiatan Kampanye Keselamatan Jalan di Jakarta, Jumat, 18 Agustus 2020.

.

Pandemi COVID-19 telah mendatangkan malapetaka bagi umat manusia. Pada saat yang sama, ini memberi kita kesempatan untuk membangun kembali kehidupan, termasuk aktivitas pengguna jalan raya, dengan lebih baik. Momentum Hari Peringatan Sedunia untuk Korban Lalu Lintas Jalan Raya  menginspirasi bentuk dunia baru pasca-pandemi COVID-19, yaitu dunia yang memprioritaskan jalan raya yang aman bagi semua pengguna jalan. Selain itu, juga berinvestasi untuk fasilitas pejalan kaki dan pesepeda yang lebih aman, untuk menekan angka kematian karena kecelakaan lalu lintas di jalan raya.  

.

Apakah kita sudah terlibat?

.

Sekian

Yogyakarta, 10 November 2020

*) Dokter spesialis anak di RS RS Panti Rapih Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, Lektor FK UKDW, pengguna sepeda di jalan raya dalam kota, WA: 081227280161,