Categories
anak dokter Healthy Life medicolegal UHC

2022 Hari Orang Sakit Sedunia

Paus Fransiskus: Setiap Orang Kristen Wajib Merawat Orang Sakit dan Lemah -  Katolikku

HARI  ORANG SAKIT  SEDUNIA   2022

fx. wikan indrarto*)

Hari Orang Sakit Sedunia (World Day of the Sick) ditetapkan oleh Sri Paus Yohanes Paulus II dan mulai dirayakan pada 11 Februari 1993. Tema peringatan tahun 2022 : Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati (Luk. 6:36). Apa yang sebaiknya dilakukan?

.

Ketiga subtema yang terus-menerus didengungkan pada setiap Hari Orang Sakit Sedunia adalah pertama, mengingatkan semua orang beriman, untuk berdoa secara khusuk bagi mereka yang sedang sakit. Kedua, mengundang semua orang beriman untuk merefleksikan sakit dan penderitaan manusia, dan ketiga, penghargaan bagi semua petugas kesehatan.

.

Melayani saudara kita yang sedang sakit, seharusnya diawali dengan kemurnian hati sampai kita mampu bersikap seperti Ayub “Saya mata untuk orang buta, dan kaki bagi orang lumpuh” (Ayub 29:15), kepada sesama yang sakit. Kita semua diajak untuk mampu menjadi “mata untuk orang buta” dan “kaki bagi orang lumpuh”. Pelayanan kita tidaklah harus dilakukan dengan menjadi petugas kesehatan bagi para pasien. Sebenarnya kita dapat sekedar dekat dengan orang sakit, terutama yang membutuhkan perawatan lama, membantu dalam memandikan, berpakaian, mencucikan dan menyuapkan makanan. Layanan sederhana seperti ini, terutama bila dilakukan berkepanjangan, pastilah dapat menjadi sangat melelahkan dan memberatkan.

.

Meskipun tidak ada yang menginginkannya, namun setiap manusia akan mungkin mengalami sakit, penderitaan dan bahkan dapat berlanjut dengan kematian. Sakit yang ringan sekalipun, sebaiknya digunakan sebagai sebuah momentum penting untuk mensyukuri sehat. Kita diingatkan untuk bersandar pada Tuhan, menyadari pentingnya iman bagi mereka yang sakit dan berbeban berat, untuk datang pada Tuhan. Dalam pertemuannya dengan Tuhan melalui caranya masing-masing, mereka yang sakit akan menyadari bahwa dirinya tidak sendirian. Banyak sekali orang sakit atau lansia yang tinggal sendirian di rumah  menunggu kunjungan kita. Pelayanan kunjungan dan penghiburan adalah tugas bagi setiap orang yang dibaptis : “ketika Aku sakit, kamu melawat Aku” (Mat 25:36).

.

Ekaristi Hari Orang Sakit Sedunia ke-27 - Gembala Yang Baik Limpung

Bagi kita semua yang sehat, memberikan pendampingan, penghiburan dan perhatian untuk mereka yang sakit, sangatlah berarti. Selain itu, kita disadarkan akan pergerakan roda kehidupan. Pada saat sehat, kita seharusnya meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan dana untuk membantu mereka yang sakit. Pada saat yang lain, sangat mungkin kita sendiri justru menjadi orang yang sakit dan memerlukan hal yang sama dari semua orang di sekitar kita, sebagaimana pergerakan dan putaran roda kehidupan. 

.

Dampak ekonomi dan sosial pandemi COVID-19 sebenarnya jauh lebih menghancurkan, melemahkan dan memberatkan bagi masyarakat luas, tidak hanya dampak sakit oleh para penyintas saja. Namun demikian, kita semua yang terdampak secara ekonomi dan sosial tetap diingatkan untuk tetap membantu semua saudara kita, yang terdampak pandemi COVID-19 secara medis dan menjadi pasien, dengan terapi yang lengkap. Jika terapi ingin efektif, Paus Fransiscus berpesan agar terapi harus mempunyai aspek relasional, karena aspek ini memampukan pendekatan holistik kepada pasien.

.

Aspek relasional dapat membantu dokter, perawat, tenaga profesional dan relawan untuk merasa bertanggung jawab mendampingi pasien, di jalan penyembuhan yang didasarkan pada hubungan antarpribadi yang saling percaya. Aspek relasional ini menciptakan perjanjian antara mereka yang membutuhkan layanan medis dan mereka yang menyediakan layanan itu, dalam sebuah perjanjian yang didasarkan pada rasa saling percaya, hormat, keterbukaan dan kesiapsediaan diri. Hal ini akan membantu mengatasi sikap defensif, menghormati martabat orang sakit, menjaga profesionalisme dokter dan petugas kesehatan lainnya, bahkan mampu berperan dalam membina hubungan yang baik dengan keluarga pasien.

.

Dalam menangani orang sakit, dokter dan petugas kesehatan profesional lain hendaknya memprioritaskan kata benda ‘orang’, dibandingkan kata sifat ‘sakit’. Oleh sebab itu, para petugas kesehatan profesional haruslah bermurah hati, karena Allah “kaya akan belas kasih” (Ef. 2:4). Dia selalu menjaga anak-anak-Nya dengan kasih seorang Bapa, bahkan ketika mereka berpaling dari-Nya. Allah memelihara kita dengan kekuatan seorang ayah dan kelembutan seorang ibu.

.

Hari Orang Sakit Sedunia Archives • BMV Katedral Bogor

Puncak acara Hari Orang Sakit Sedunia ke-30 akan diselenggarakan pada Pesta Santa Perawan Maria, karena pandemi COVID-19, tidak jadi diselenggarakan di Arequipa, Peru seperti yang direncanakan, namun dipindahkan di Basilika Santo Petrus di Vatikan, pada hari Jumat, 11 Februari 2022. Momentum Hari Orang Sakit Sedunia (World Day of the Sick) 2022, mengingatkan kita agar mendampingi meraka yang menderita sakit dengan murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati (Luk. 6:36). Selain itu, saat kita sakit juga tidak perlu putus asa, karena adanya kemuliaan dan kasih Tuhan sampai pada akhir kehidupan.

.

Sudahkah kita menemani orang sakit di sekitar kita?

Sekian

Yogyakarta, 25 Januari 2022

*) dokter spesialis anak di RS Panti Rapih, Lektor di FK UKDW Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA: 081227280161,

By Fx Wikan Indrarto

Dokter Fx Wikan Indrarto

One reply on “2022 Hari Orang Sakit Sedunia”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *