Categories
COVID-19 Healthy Life Pendukung ASI UHC

2021 INFEKSI NEONATAL SERIUS

Waspadai Neonatal Tetanus pada Bayi Baru Lahir, Cermati Tandanya Moms! -  Semua Halaman - Nakita

INFEKSI  NEONATAL  SERIUS

fx. wikan indrarto

Setiap tahun secara global sekitar 2,8 juta bayi meninggal pada bulan pertama kehidupan, dengan 98% kematian terjadi di negara berkembang. Infeksi bakteri serius, termasuk sepsis atau infeksi sistemik dan meningitis atau radang selaput otak, diperkirakan menyebabkan lebih dari 420.000 kematian bayi setiap tahun, dengan 136.000 bayi lainya disebabkan oleh pneumonia atau radang paru-paru. Apa yang harus dilakukan?

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2019/05/09/2019-kematian-bayi/

.

Perawatan di RS untuk bayi dengan infeksi serius bertujuan agar bayi mendapatkan setidaknya paket tujuh hari kombinasi dua suntikan obat  antibiotik, yaitu benzilpenisilin atau ampisilin plus gentamisin. Namun demikian, bukti menunjukkan bahwa di wilayah dengan keterbatasan sumber daya, banyak bayi kecil dengan tanda-tanda infeksi serius tidak mendapat pengobatan rawat inap di RS seperti yang dianjurkan, karena perawatan semacam itu tidak dapat diakses, tidak disetujui atau kurang terjangkau oleh keluarga. Dengan demikian bayi tersebut tidak menerima pengobatan, mengakibatkan kematian bayi baru lahir yang tidak perlu, dan sebenarnya berpotensi untuk dapat dicegah.

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2019/10/21/2019-kekerasan-pada-kelahiran-bayi/

.

Identifikasi tanda bahaya pada bayi sakit serius dilakukan oleh dokter, bidan, perawat maternitas atau tenaga kesehatan lainnya, saat melakukan kunjungan rumah. Tanda klinis kemungkinan infeksi bakteri  serius pada bayi adalah napas cepat (laju pernapasan ≥ 60 kali / menit), tarikan dinding dada, demam (suhu ≥ 38 °C), hipotermia (suhu <35,5 °C), tidak ada gerakan otot sama sekali atau gerakan hanya pada saat distimulasi, menetek lemah atau tidak mampu menetek sama sekali, dan kejang. 

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2020/09/03/2020-asi-untuk-bayi-covid-19/

.

Penelitian meta analisis dan tinjauan sistematis pada semua bayi baru lahir atau neonatus usia 0-28 hari, yang mendapat kunjungan rumah oleh bidan dibandingkan dengan yang tidak, menunjukkan bahwa kunjungan rumah berhasil mengidentifikasi bayi muda dengan penyakit serius, dan meningkatkan kesempatan untuk mencari perawatan di RS. Selain itu, spesifisitas diagnosis penyakit infeksi bakteri serius oleh bidan adalah tinggi, mekipun beberapa ada yang positif palsu, dan karenanya kemungkinan rujukan ke RS yang tidak perlu, dapat ditekan.

.

Penelitian lainnya telah dilakukan pada bayi muda usia 0–59 hari, yang memiliki hanya nafas cepat sebagai tanda bahaya, yang orang tuanya tidak menyetujui tindakan rujukan ke rumah sakit. Penelitian ini melibatkan 2.333 bayi dalam kelompok perlakukan yang diberikan obat telan atau oral amoksisilin selama tujuh hari, dibandingkan dengan 2.196 bayi dalam kelompok kontrol, yang diberikan obat injeksi gentamisin intramuskular ditambah prokain penisilin intramuskular.

.

Uji klinis terkontrol secara acak tersebut dilakukan di Kongo, Kenya dan Nigeria. Obat antibiotika oral yang diberikan pada pasien rawat jalan terbukti seefektif pemberian kombinasi suntikan penisilin dan gentamisin selama tujuh hari, yang diukur dari tingkat kematian dan perburukan klinis, yaitu perkembangan tanda-tanda infeksi serius, dalam dua minggu setelah memulai pengobatan.

.

Penyakit Asfiksia Neonatorum - Gejala, Penyebab, Pengobatan - Klikdokter.com

.

Selain itu, tidak ada perbedaan dalam kemanjuran klinis dan kegagalan pengobatan, efek samping yang serius atau kematian bayi. Obat antibiotik oral sama manjurnya dengan obat suntikan, bahkan obat oral lebih disukai karena lebih sederhana dan menghindari tindakan penyuntikan. Obat oral kemungkinan besar juga lebih dapat diterima oleh keluarga, lebih mudah diakses, dan memiliki tingkat penyelesaian paket pengobatan yang lebih tinggi. Harga obat amoksisilin oral lebih murah daripada antibiotik suntik dan dapat mengurangi beban ekonomi keluarga dan sistem kesehatan. Selain itu, amoksisilin oral paling dianjurkan untuk pengobatan pneumonia pada anak berusia 2–59 bulan, dan karenanya harus tersedia secara rutin di fasilitas kesehatan.

.

Untuk itu, bayi dengan napas cepat perlu tindaklanjut yang ditentukan oleh usia bayi, yaitu bayi 0–6 hari atau usia 7–59 hari. Bayi muda 0–6 hari dengan napas cepat sebagai satu-satunya tanda penyakit serius harus dirujuk ke RS. Jika keluarga tidak menyetujui atau tidak dapat mengakses perawatan rujukan, bayi ini harus diobati dengan amoksisilin oral 50 mg / kg BB per dosis, yang diberikan dua kali sehari selama tujuh hari. Sedangkan pada bayi kecil berusia 7–59 hari harus diobati dengan amoksisilin oral, 50 mg / kg BB per dosis, yang diberikan dua kali sehari selama tujuh hari dan bayi ini tidak membutuhkan rujukan ke RS.

.

Bayi muda (0–59 hari) gejala klinis infeksi berat, yang keluarganya tidak menyetujui atau tidak dapat mengakses rujukan ke RS, boleh dikelola sebagai pasien rawat jalan, dengan salah satu dari dua pilihan rejimen berikut. Pilihan pertama adalah obat suntikan gentamisin intramuskular 5–7,5 mg / kg BB, sedangkan untuk bayi dengan berat lahir rendah gentamisin cukup 3–4 mg / kg BB sekali sehari selama tujuh hari dan amoksisilin oral dua kali sehari, 50 mg / kg BB per dosis selama tujuh hari. Sedangkan pilihan kedua adalah obat suntikan gentamisin intramuskular selama dua hari dan 2 kali sehari amoksisilin oral, selama tujuh hari. Tindak lanjut pemantauan klinis pada hari ke-4 wajib dilakukan untuk menentukan apakah bayi membaik. Bila memiliki tanda kritis penyakit pada pemeriksaan awal, atau berkembang menjadi memburuk selama pengobatan, harus dirawat inap di RS, dengan disertai pemberian antibiotika selama perawatan pra-rujukan.

.

Pengelolaan infeksi bakteri serius pada neonatus (0-28 hari) dan bayi muda (0-59 hari) adalah dirujuk ke RS. WHO telah menerbitkan pedoman saat rujukan ke RS tidak memungkinkan. Layanan medis sesuai rekomendasi WHO tersebut dapat melindungi semua bayi dari penyakit infeksi bakteri serius dan mampu menurunkan angka kematian bayi.

Sudahkah kita memlakukannya pada bayi di sekitar kita?

Sekian

Yogyakarta, 21 Februari 2021

*) Dokter spesialis anak RS Panti Rapih, Lektor di FK UKDW Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA : 081227280161